Anda di halaman 1dari 11

RESUME

GAGASAN PROTOTYPE DAN ANALISIS PICO


Makalah ini disususun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Keperawatan yang
diampu oleh Sudiarto, MN

Disusun Oleh        :
1. Hadania Madhita Tiara A P1337420617010
2. Yohanes Prasetyo Adi P1337420617013
3. Desi Salma P1337420617035
4. Fika Nur Rahmadani P1337420617054
5. Putri Purwaningrum P1337420617070
6. Afninda Nafariska P1337420617081
7. Erneta Ismilania P1337420617082

PROGRAM STUDI S1 TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2020

RESUME

1. GAGASAN PROTOTYPE
a. Pengertian

Sebuah prototipe adalah bagian dari produk yang mengekspresikan


logika maupun fisik antarmuka eksternal yang ditampilkan. Konsumen
potensial menggunakan prototipe dan menyediakan masukan untuk tim
pengembang sebelum pengembangan skal besar dimulai. Melihat dan
mempercayai menjadi hal yang diharapkan untuk dicapai dalam prototipe.
Dengan menggunakan pendekatan ini, konsumen dan tim pengembang
dapat mengklarifikasi kebutuhan dan interpretasi mereka.

Prototyping perangkat lunak (software prototyping) atau siklus hidup


menggunakan protoyping (life cycle using prototyping) adalah salah satu
metode siklus hidup sistem yang didasarkan pada konsep model bekerja
(working model). Tujuannya adalah mengembangkan model menjadi
sistem final. Artinya sistem akan dikembangkan lebih cepat dari pada
metode tradisional dan biayanya menjadi lebih rendah. Ada banyak cara
untuk memprotoyping, begitu pula dengan penggunaannya. Ciri khas dari
metodologi ini adalah pengembang sistem (system developer), klien, dan
pengguna dapat melihat dan melakukan eksperimen dengan bagian dari
sistem komputer dari sejak awal proses pengembangan.

b. Tujuan

Dengan prototype yang terbuka, model sebuah sistem (atau


bagiannya) dikembangkan secara cepat dan dipoles dalam diskusi yang
berkali-kali dengan klien. Model tersebut menunjukkan kepada klien apa
yang akan dilakukan oleh sistem, namun tidak didukung oleh rancangan
desain struktur yang mendetil. Pada saat perancang dan klien melakukan
percobaan dengan berbagai ide pada suatu model dan setuju dengan desain
final, rancangan yang sesungguhnya dibuat tepat seperti model dengan
kualitas yang lebih bagus.
Protoyping membantu dalam menemukan kebutuhan di tahap awal
pengembangan,terutama jika klien tidak yakin dimana masalah berasal.
Selain itu protoyping juga berguna sebagai alat untuk mendesain dan
memperbaiki user interface – bagaimana sistem akan terlihat oleh orang-
orang yang menggunakannya.

Salah satu hal terpenting mengenai metodologi ini, cepat atau lambat
akan disingkirkan dan hanya digunakan untuk tujuan dokumentasi.
Kelemahannya adalah metode ini tidak memiliki analisa dan rancangan
yang mendalam yang merupakan hal penting bagi sistem yang sudah
kokoh, terpercaya dan bisa dikelola. Jika seorang pengembang
memutuskan untuk membangun jenis prototipe ini, penting untuk
memutuskan kapan dan bagaimana ia akan disingkirkan dan selanjutnya
menjamin bahwa hal tersebut telah diselesaikan tepat pada waktunya.

c. Tahapan-Tahapan Prototyping dan Kelebihannya

Tahapan-tahapan dalam Prototyping adalah sebagai berikut:

1) Pengumpulan kebutuhan

Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format


seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan,
dan garis besar sistem yang akan dibuat.

2) Membangun prototyping

Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara


yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan
membuat input dan format output).

3) Evaluasi protoptyping
Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang
sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginann pelanggan. Jika
sudah sesuai maka langkah 4 akan diambil. Jika tidak prototyping
direvisi dengan mengulang langkah 1, 2 , dan 3.

4) Mengkodekan system

Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan


ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.

5) Menguji system

Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap


pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini
dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path, pengujian
arsitektur dan lain-lain.

6) Evaluasi Sistem

Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah


sesuai dengan yang diharapkan. Jika ya, langkah 7 dilakukan; jika
tidak, ulangi langkah 4 dan 5.

7) Menggunakan system

Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk
digunakan.
Gambar 1 : Prototype Model

Model pengembangan ini (Prototyping Model) memiliki beberapa


kelebihan, diantaranya :

 Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan

 Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan


kebutuhan pelanggan

 Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan system

 Lebih menghemat waktu dalam pengembangan system

 Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa


yang diharapkannya

 membuat klien mendapat gambaran awal dari prototype

 Membantu mendapatkan kebutuhan detil lebih baik

d. Implementasi Prototyping Model

Metode prototyping sebagai suatu paradigma baru dalam


pengembangan sistem informasi manajemen, tidak hanya sekedar suatu
efolusi dari metode pengembangan sistem informasi yang sudah ada, tetapi
sekaligus merupakan refolusi dalam pengembangan sistem informasi
manajemen. Metode ini dikjatakan refolusi karena merubah proses
pengembangan sistem informasi yang lama (SDLC).

Menurut literatur, yang dimaksud dengan prototipe (prototype) adalah


”model pertama”, yang sering digunakan oleh perusahaan industri yang
memproduksi barang secara masa. Tetapi dalam kaitannya dengan sistem
informasi definisi kedua dari Webster yang menyebutkan bahwa ”prototype
is an individual that exhibits the essential peatures of later type”, yang bila
diaplikasikan dalam pengembangan sistem informasi manajemen dapat
berarti bahwa Prototipe tersebut adalah sistem informasi yang
menggambarkan hal-hal penting dari sistem informasi yang akan datang.
Prototipe sistem informasi bukanlah merupakan sesuatu yang lengkap,
tetapi sesuatu yang harus dimodifikasi kembali, dikembangkan,
ditambahkan atau digabungkan dengan sistem informasi yang lain bila
perlu.

Dalam beberapa hal pengembangan software berbeda dengan produk-


produk manufaktur, setiap tahap atau fase pengembangan sistem informasi
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh proses yang harus
dilakukan. Proses ini umumnya hanya untuk satu produk dan karakteristik
dari produk tersebut tidak dapat ditentukan secara pasti seperti produk
manufaktur, sehingga penggunaan ”model pertama” bagi pengembangan
software tidaklah tepat. Istilah prototyping dalam hubungannya dengan
pengembangan software sistem informasi manajemen lebih merupakan
suatu proses bukan prototipe sebagai suatu produk.

Sebagai contoh, pembuat mobil dapat mengembangkan sebuah


purwarupa yang dapat digunakan dalam lintasan pengujuan khusus dan
kemudian ditampilkan dalam showroom. Informasi yang diperoleh dari
perlakuan seperti itu dapat digunakan untuk meningkatkan desain sebelum
implementasi/produksi dilakukan secara massal.
Karakteristik metode prototyping

Ada empat langkah yang menjadi karakteristik metode prototyping yaitu :

1) Pemilahan Fungsi

Mengacu pada pemilahan fungsi yang harus ditampilkan oelh


prototyping. Pemilahan harus selalu dilakukan berdasarkan pada
tugas-tugas yang relevan yang sesuai dengan contoh kasus yang
akan diperagakan.

2) Penyusunan Sistem Informasi

Bertujuan untuk memenuhi permintaan akan tersedianya prototype

3) Evaluasi

4) Penggunaan Selanjutnya

2. ANALISIS PICO
a. Judul
Pengaruh Meditasi Terhadap Kualitas Hidup Lansia Yang Menderita
Hipertensi Di Unit Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo Ungaran
Kabupaten Semarang
b. Pendahuluan
Hipertensi atau tekanan darah tinggi sering disebut sebagai “silent
killer” atau tidak menunjukkan tanda dan gejala (O’Hara, 2006).
Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler yang menjadi
masalah utama dalam kesehatan masyarakat Indonesia maupun negara-
negara di dunia (Profil Kesehatan Indonesia, 2005). Hipertensi merupakan
suatu kondisi penyakit kronis yang menyebabkan stress (stressful). Stres
emosional atau mental bias menurunkan kualitas hidup seseorang, selain
itu dengan stress mental (psikososial) dapat meningkatkan tekanan darah
(Jaret, 2008).
Terapi komplementer bersifat pengobatan alami untuk menangani
penyebab penyakit dan memacu tubuh sendiri untuk menyembuhkan
penyakitnya, berbeda dengan pengobatan kedokteran. Terapi
komplementer antara lain terapi herbal, relaksasi: relaksasi progresif dan,
latihan nafas, meditasi (Cushman and Hoffman, 2004; Vitahealth, 2006;
Xu Yu, 2004;). Meditasi merupakan suatu kondisi yang rileks untuk
konsentrasi pada kejadian realitas yang sedang berlangsung, atau suatu
kondisi yang pikiran bebas dari segala macam pikiran, atau suatu kondisi
yang bebas dari semua yang melelahkan dan berfokus pada Tuhan atau
suatu konsentrasi yang tinggi. Meditasi dapat menenangkan otak dan
memperbaiki (memulihkan tubuh), meditasi yang dilakukan secara teratur
dapat digunakan untuk menurunkan stres, depresi dan (Dorbyk, 2007;
Glickman, 2007; Vitahealth, 2006). Salah satu pilihannya yaitu terapi
meditasi (Kavya, 2003; O’Hara, 2006). Meditasi telah berhasil digunakan
dalam perawatan dan pencegahan tekanan darah tinggi (hipertensi),
penyakit jantung, stroke.

c. Tujuan penelitian
Untuk menganalisa pengaruh meditasi terhadap kualitas hidup
lansia yang menderita hipertensi di unit rehabialitasi social wening
wardoyo ungaran kabupaten Semarang.
d. Metode penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan quasy eksperiment dengan
metode pre and post test with control group, artinya pengumpulan data
dilakukan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi pada kelompok
kontrol dan kelompok intervensi. Teknik pengambilan sampel dilakukan
dengan metode simple random sampling yaitu pengambilan sampel secara
acak sampai dengan jumlah sampel terpenuhi. Jumlah lansia yang tinggal
di URS Wening Wardoyo Kabupaten Semarang adalah sebanyak 100
orang, ada 87 orang yang mengalami hipertensi. Peneliti selanjutnya
menggunakan besar sampel sebesar 18 responden ditambah 10 % sampel
cadangan sehingga menjadi 20 responden untuk masing-masing kelompok
intervensi dan kelompok kontrol. Metode analisis data yang digunakan
pada penelitian ini adalah analisis univariat yang mendeskripsikan
distribusi frekuensi pada variabel kualitas hidup sebelum dan setelah
mendapatkan terapi meditasi. Analisis bivariat adalah analisis untuk
menguji pengaruh antara variable dependent dengan variable independet.
Yaitu menguji pengaruh meditasi terhadap kualitas hidup lansia yang
menderita hipertensi. Pengujian variabel dilakukan dengan menggunakan
uji kai kuadrat.

ANALISIS DENGAN FORMAT PICOT

1. POPULASI dan SAMPEL


Populasi : lansia yang tinggal di URS Wening Wardoyo Kabupaten
Semarang
Sampel : 20 responden untuk masing-masing kelompok intervensi dan
kelompok kontrol.
2. INTERVENSI
Penelitian ini menggunakan rancangan quasy eksperiment dengan
metode pre and post test with control group, artinya pengumpulan data
dilakukan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi pada kelompok
kontrol dan kelompok intervensi. Teknik pengambilan sampel dilakukan
dengan metode simple random sampling yaitu pengambilan sampel secara
acak sampai dengan jumlah sampel terpenuhi.
3. COMPARASION
Pembanding pada jurnal ini adalah kelompok control diberikan pendidikan
kesehatan tentang pengelolaan hipertensi.
4. OUT CAME
Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar memiliki kualitas
hidup cukup yaitu sebanyak 33 responden (82,5%). Kualitas hidup yang
cukup pada pasien dapat dilihat pada sebaran hasil kuesioner bahwa
sebagian besar responden merasa sangat membutuhkan terapi medis untuk
menunjang aktifitas sehari-harinya, responden merasakan sakit sehingga
berkaibat pada kegiatan sehari-harinya dan responden juga mengaku
kurang puas terhadap hubungan seksual. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian Ibrahim (2009) bahwa penelitiannya menunjukkan dari
91 pasien lansia, 52 pasien (57,2%) mempersepsikan kualitas hidupnya
pada tingkat rendah dan 39 pasien lainnya (42,9%) pada tingkat tinggi.
Kualitas hidup adalah jarak antara harapan dan pengalaman pasien
(Shafipour, 2010).
5. TIME
Dalam jurnal ini tidak ditunjukkan kapan penelitian dilakukan.

MANFAAT DAN KEKURANGAN

1. Manfaat
Bisa mengetahui pengaruh meditasi terhadap kualitas hidup lansia yang
menderita hipertensi di unit rehabilitasi social wening wardoyo umgaran
kabupaten Semarang
2. Kekurangan
Tidak terdapat waktu penelitian dalam jurnal.

SIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan
Meditasi yang dilakukan secara rutin dan bertahap dapat meningkatkan
kualitas hidup pada lansia yang menderita hipetensi. Hipertensi dapat
dikendalikan dengan melakukan latihan pernapasan secara teratur dengan
cara latihan melakukan konsentrasi.
2. Saran
Seharusnya penanganan hipertensi pada lansia selain dengan terapi
pengobatan juga harus dengan meditasi terhadap kualitas lingkungan
hidup.

Anda mungkin juga menyukai