OLEH :
FANDI AKHMAD NUR ISNANTO
NIM : 43218110234
Jl. Meruya Selatan No.1, RW.1, Meruya Selatan, Kec. Kembangan, Kota Jakarta Barat, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 11650
ABSTRAK
Sistem informasi manajemen telah ada jauh sebelum teknologi informasi yang
berbasiskan komputer hadir. Akan tetapi dengan adanya komputer sebagai salah satu bentuk
revolusi dalam teknologi informasi, komputer telah dengan menakjubkan mampu memproses
data secara cepat dan akurat bahkan menyajikan informasi yang tidak memerlukan waktu
berhari-hari bahkan berminggu-minggu untuk mengolahnya.
Dalam kenyataannya, Peran Sistem Informasi Manajemen akan lebih terasa bagi
perusahaan-perusahaan besar. Bagi mereka, kebutuhan untuk mengumpulkan data dan informasi
secara skala besar dan dalam waktu yang cepat lebih dirasakan kepentinganya berbanding
dengan perusahaan-perusahaan menengah apalagi kecil. Oleh karena itu, dalam aplikasinnnya
suatu perusahaan perlu mempertimbangkan kepentingan penggunaan sistem informasi ini
diantaranya berdasarkan dari skala perusahaan, jumlah tenaga kerja, pola komunikasi serta
jaringan perusahaan dalam dunia bisnis dalam lingkungannya.
LITERATUR TEORI
Pencarian asal muasal proses pemecahan masalah secara sistematis mengarah pada John
Dewey, seorang profesor ilmu filosofi di Columbia University. Dalam sebuah buku di tahun 1910,
Dewey mengidentifikasikan tiga rangkaian pertimbangan yang terlihat dalam pemecahan sebuah
kontroversi scara memadai.
1. Mengenali kontroversi.
2. Mempertimbangkan klaim - klaim alternatif
3. Membentuk suatu pertimbangan.
Dewey tidak mempergunakan istilah pendekatan sistem, namun ia menyadari adanya sifat
berurutan dari pemecahan masalah hingga mengidentifikasi suatu masalah, mempertimbangkan
berbagai cara untuk memecahkannya, dan terakhir memilih solusi yang terlihat paling baik.
Kemudian Dewey juga mngidentifikasi bahwa sisfat proses yang berurutan ini dapat dipergunakan
untuk mengidentiikasi permasalahan yang lain hingga membentuk sebuah metode perulangan
tahapan yang serupa yang kemudian dinamakan dengan siklus hidup pengembangan sistem
(SDLC).
SDLC TRADISIONAL
Tidak dibutuhkan waktu lama bagi seorang pengembang sistem yang pertama untuk mengetahui
bahwa terdapat beberapa tahapan pekerjaan pengembangan yang perlu dilakukan dalam urut -
urutan tertentu jika suatu proyek ingin memiliki kemungkinan berhasil yang paling besar.
Proyek direncanakan dari sumber - sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan
kemudian disatukan. Sistem yang ada juga dianalisis untuk memahami masalah dan menentukan
persyaratan fungsonal dari sistem yang baru. Sistem baru ini kemudian dirancang dan
diimplementasikan. Gambar di bawah ini mengilustrasikan sifat melingkar dari siklus hidup.
ketika sebuah sistem telah melampaui masa manfaatnya dan harus di ganti, satu siklus hidup baru
akan di mulai, dengan diawali oleh tahap perencanaan.
PROTOTYPING
Meskipun sulit untuk membantah SLDC tradisional dengan diungkpkan tahapan-tahapan di atas
secara logis, metode ini masih memiliki kelemahan. Seiring dengan brtambahnya ukuran dan
kompleksitas suatu sistm, melewati tahapan-tahapan dengan sekali jalan menjadi suatu hal yang
semakin tidak mungkin dilakukan.
Prototipe (prototyping) adalah satu versi dari sebuah sistem potemsial yang memberikan ide bagi
para pengembang dan calon pengguna. proses pembuatan prototipe ini disebut prototyping.
Terdapat dua jenis prototipe: evolusioner dan persyaratan. Prototipe evolusioner (evolutionery
prototype) terus-menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang dibutuhkan
pengguna dari sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan produksi. Ketika persyaratan
ditentukan, prototipe persyaratan telah mencapai tujuannya dan proyek lain akan dimulai untuk
pengembangan sistem baru. Oleh karena itu, suatu prototipe persyaratan tidak selalu menjadi
sistem aktual.
Pengembangan Prototipe Evolusioner
1. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna. Pengembang mewawancarai pengguna untuk
mendapatkan ide mengenai apa yang diminta dari sistem.
2. Membuat satu prototipe. Pengembang mempergunakan satu alat prototyping atau lebih
untuk membuat prototipe. Contoh dari alat-alat prototyping adalah generator aplikasi
terintegrasi dan toolkit protoryping. Generator aplikasi terintregasi (integrated application
generator) adalah sistem peranti lunak siap pakai yang mampu membuat seluruh fitur yang
diinginkan dari sistem baru - menu, laporan, tampilan, basis data dan seterusnya.
3. Menentukan apakah prototipe dapat diterima. Pengembang mendemonstrasikan prototipe
kepada para pengguna untuk mengetahui apakah telah memberikan hasil yang memuaskan.
4. Menggunakan prototipe. Prototipe menjadi sistem produksi
Baik pengguna maupun pengembang hendaknya mewaspadai potensi kesulitan - kesulitan di atas
ketika mereka memilih untuk melaksanakan pendekatan prototyping. Namun jika seimbang,
prototyping telah terbukti menjadi salah satu metodologi SDLC.
RAD adalah kumpulan strategi, metodologi dan alat terintegrasi yang terdapat di dalam suatu
kerangka kerja yang disebut rekayasa informasi. Rekayasa informasi (information engineering-IE)
adalah nama yang diberikan Martin kepada keseluruhan pendekata pengembangan sistemnya,
yang ia perlakukan sebagai suatu aktivitas perusahaan secara menyeluruh.
Pengembangan Berfase
Satu metodologi pengembangan 10ystem yang dewasa ini digunakan oleh banyak perusahaan
adalah kombinasi dari SDLC tradisional, prototyping, dan RAD dengan mengambil fitur-fitur yang
terbaik dari masing-masing metodologi.
b. Pemodelan Proses
Pemodelan proses pertama kali dilakukan dengan menggunakan digram alur (flowchart).
Diagram ini mengilustrasikan aliran data melalui sistem dan program. International
Organization for Standardization (ISO) menciptakan standar untuk bentuk-bentuk symbol
flowchat, memastikan penggunaannya di seluruh dunia. Ketika diagram arus data dengan
empat simbolnya muncul pada akhir tahun 1980-an, minat akan penerapannya pun muncul
dengan seketika.
Istilah terminator sering kali di pergunakan untuk menyatakan unsur-unsur lingkungan, karena
menunjukkan titik-titik dimana sistem berakhir.
Suatu terminator dapat berupa:
· Orang, seperti seorang manajer, yang menerima laporan dari sistem
· Organisasi, seperti departemen lain dalam perusahaan atau perusahaan lain.
· Sistem lain yang memiliki antar muka dengan sistem.
Proses
Proses adalah sesuatu yang mengubah input menjadi output. Prosesa dapat digambarkan dengan
sebuah lingkaran, sebuah persegi panjang horizontal, atau sebuah persegi panjang tegak bersudut
melingkar. Masing-masing symbol proses diidentifikasikan dengan sebuah label.
Proses adalah sesuatu yang mengubah input menjadi output. Prosesa dapat digambarkan dengan
sebuah lingkaran, sebuah persegi panjang horizontal, atau sebuah persegi panjang tegak bersudut
melingkar. Masing-masing symbol proses diidentifikasikan dengan sebuah label.
Arus Data
Arus data terdiri atas sekumpulan unsure-unsur data yang berhubungan secara logis (mulai dari
satu unsure data tunggal hingga satu file atau lebih) yang bergerak dari satu titik atau proses ke
titik atau proses yang lain. Simbol panah digunakan untuk menggambarkan arus ini dan dapat
digambar dengan menggunakan garis lurus maupun melingkar.
Penyimpanan Data
Ketika kita perlu meyimpan data karena suatu alas an tertentu, maka kita akan menggunakan
penyimpanan data. Dalam terminologi DFD, Penyimpanan Data adalah suatu gudang data.
DFD pada figur 7.12 mengilustrasikan sebuah sistem yang dapat dipergunakan oleh perusahaan
untuk menghitung komisi bagi para agen penjualnya. Di sini, terminator digambarkan dengan
kotak, proses dengan kotak tegak bersudut tumpul, arus data dengan garis lurus, dan peyimpangan
data dengan kotak berujung terbuka.
Kapan Menggunakan Diagram Arus Data dan Kasus Penggunaan
Diagram arus data dan kasus penggunaan sering kali dibuat selama tahap-tahap investigasi awal
dan analisis dari metodologi pengembangan berfase. DFD mengilustrasikan suatu tinjauan atas
pembrosesan, dan kasus penggunaan memberikan detailnya. Biasanya dibutuhkan beberapa kasus
penggunaan untuk mendukung satu diagram angka 0.
Kepemimpinan Proyek
Steering committee SIM jarang ikut terlibat langsung dengan detail pekerjaan. Tanggung jawab
jatuh ke tangan tim proyek. Tim proyek meliputi semua orang yang ikut berpartisipasi dalam
pengembangan sistem informasi. Satu tim dapat memiliki anggota hingga selusin, yang terdiri atas
gabungan beberapa orang pengguna, spesialis informasi, dan mungkin auditor internal. Auditor
akan memastikan bahwa desain sistem telah memenuhi beberapa persyaratan tertentu dilihat dari
segi keakuratan, pengendalian, keamanan, dan auditabiitas.
Pengembangan sistem informasi adalah kumpulan kegiatan para analis sistem, perancang, dan
pemakai yang mengembangkan dan mengimplementasikan sistem informasi. Pengambangan
sistem informasi merupakan tahapan kegiatan yang dilakukan selama pembangunan sistem
informasi.
Pengembangan sistem merupakan penyusunan suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem
yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada.
Metodologi Pengembangan Sistem Informasi
Metodologi pengembangan sistem adalah suatu proses pengembangan sistem yang formal dan
presisi yang mendefinisikan serangkaian aktivitas, metode, best practices dan tools yang
terautomasi bagi para pengembang dan manager proyek dalam rangka mengembangkan dan
merawat sebagai keseluruhan sistem informasi atau software.
Metode ini adalah metode pengembangan sistem informasi yang pertama kali digunakan makanya
disebut dengan metode tradisional atau metode klasik. Metode ini digunakan untuk
mengembangkan, memelihara, dan menggunakan sistem informasi.
2. Model Waterfall
Sering juga disebut model Sequential Linier. Metode pengembangan sistem yang paling tua
dan paling sederhana. Cocok untuk pengembangan perangkat lunak dengan spesifikasi yang tidak
berubah-ubah. Model ini menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sequential
atau terurut dimulai dari analisa, desain, pengkodean, pengujian dan tahap pendukung.
3. Model Prototyping
Prototyping adalah proses iterative dalam pengembangan sistem dimana requirement diubah ke
dalam sistem yang bekerja (working system) yang secara terus menerus diperbaiki melalui
kerjasama antara user dan analis. Prototipe juga bisa dibangun melalui
beberapa tool pengembangan untuk menyederhanakan proses.
RAD adalah penggabungan beberapa metode atau teknik terstruktur. RAD menggunakan
metode prototyping dan teknik terstruktur lainnya untuk menentukan kebutuhan user dan
perancangan sistem informasi. Selain itu RAD menekankan siklus perkembangan dalam waktu
yang singkat (60 sampai 90 hari) dengan pendekatan konstruksi berbasis komponen.
5. Model Spiral
Model spiral pada awalnya diusulkan oleh Boehm, adalah model proses perangkat lunak
evolusioner yang merangkai sifat iteratif dari prototipe dengan cara kontrol dan aspek sistematis
model sequensial linier. Model iteratif ditandai dengan tingkah laku yang memungkinkan
pengembang mengembangkan versi perangkat lunak yang lebih lengkap secara bertahap.
Disini pengembangan dilakukan langsung oleh end-user. Keterlibatan langsung end-user sangat
menguntungkan, karena memahami benar bagaimana sistem bekerja. Artinya tahap analisis sistem
dapat dilakukan lebih cepat. Kelemahan adalah pada pengendalian mutu dan
kecenderungan tumbuhnya “private” sistem informasi. Integrasi dengan sistem yang lain menjadi
sulit.
Lebih menekankan pada aspek studi kelayakan pengembangan sistem (feasibility study). Aktivitas
yang ada meliputi:
Melakukan studi literature untuk menemukan suatu kasus yang bisa ditangani oleh sistem
Brainstorming adalah tim pengembang mengenai kasus mana yang paling tepat dimodelkan
dengan sistem
Mengklasifikasikan masalah, peluang dan solusi yang mungkin diterapkan untuk kasus tersebut
Analisa kebutuhan pada sistem dan membuat batasan sistem
Mendefinisikan kebutuhan sistem.
Perancangan sistem (System Design)
Pada tahap ini, features dan operasi-operasi pada sistem dideskripsikan secara detail. Aktivitas-
aktivitas yang dilakukan adalah:
Dilakukan oleh admin yang ditunjuk untuk menjaga sistem tetap mampu beroperasi secara benar
melalui kemampuan sistem dalam mengadaptasikan diri sesuai dengan kebutuhan.
Dalam tahap ini merupakan analisa terhadap kebutuhan sistem. Pengumpul data pada tahap ini
bisa melakukan sebuah penelitian, wawancara, atau studi literature. Seseorang analisis sistem akan
menggali informasi sebanyak-banyaknya dari user sehingga akan tercipta sebuah sistem computer
yang bisa melakukan tugas-tugas yang diinginkan oleh user tersebut. Tahapan ini akan
menghasilkan dokumen user requirement atau bisa dikatakan sebagi data yang berhubungan
dengan keinginan user dalam pembuatan sistem. Dokumen inilah yang akan menjadi acuan sistem
analisi untuk menterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman.
Proses desain akan menterjemahkan syarat kebutuhan kesebuah perancangan perangkat lunak
yang dapat diperkirakan sebelum dibuat koding. Proses ini berfokus pada struktur data, arsitektur
perangkat lunak, representasi interface, dan detail (algoritma) procedural. Tahapan ini kan
menghasilkan dokumen yang disebut software requirement. Dokumen inilah yang akan digunakan
programmer untuk melakukan aktivitas pembuatan sistemnya.
Coding merupakan penerjemahan desain dalam bahasa yang bisa dikenali oleh computer.
Dilakukan oleh programmer yang akan menterjemahkan transaksi yang diminta oleh user.
Tahapan inilah yang merupakan tahapan secara nyata dalam mengerjakan suatu sistem. Dalam
artian penggunaan computer akan dimaksimalkan dalam tahapan ini. Setelah pengkodean selesai
maka akan dilakukan testing terhapad sistem yang telah dibuat tadi. Tujuan testing adalah
menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut dan kemudian bisa diperbaiki.
Tahapan ini bisa dikatakan final dalam pembuatan sebuah sistem. Setelah melakukan analisa,
desain dan pengkodean maka sistem yang sudah dijadikan digunakan oleh user.
Perangkat lunak yang susah disampaikan kepada pelanggan pasti akan mengalami perubahan.
Perubahan tersebut bisa karena mengalami kesalahan karena perangkat lunak harus menyesuaikan
dengan lingkungan baru, atau karena pelanggan membutuhkan perkembangan fungsional.
Membangun prototyping
Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian
kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format output)
Evaluasi prototyping
Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai
dengan keinginan pelanggan.
Mengkodekan sistem
Dalam tahap ini prototyping yang sudah disepakati kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa
pemrograman yang sesuai.
Menguji sistem
Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum
digunakan. Pengujian ini deilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path, pengujian
arsitektur dan lain-lain.
Evaluasi sistem
Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan.
Menggunakan sistem
Perangkat lunak yang telah diuji dan dites pelanggan siap untuk digunakan.
Dalam tahap ini diketahui apa saja yang menjadi kebutuhan sistem yaitu dengan
mengidentifikasikan kebutuhan informasi dan masalah yang dihadapi untuk menentukan tujuan,
batasan-batasan sistem, kendala dan juga alternative pemecahan masalah. Analisis digunakan
untuk megetahui perilaku sistem dan juga untuk mengetahui aktivitas apa saja yang ada dalam
sistem tersebut.
Design workshop
Mengidentifikasikan solusi alternative dengan memilih solusi yang terbaik. Kemudian membuat
desain proses bisnis dan desai pemrograman untuk data-data yang telah didapatkan dan
dimodelkan dalam arsitektur sistem informasi. Tools yang digunakan dalam pemodelan sistem
biasanya menggunakan UML (Unified Modeling Language).
Implementation
Sistem diimplementasikan ke dalam bentuk yang dimengerti oleh mesin yang diwujudkan dalam
bentuk program atau unit program. Tahap ini merupakan tahan meletakkan sistem agar siap untuk
dioperasikan.
Pada tahap ini membangun komunikasi yang efektif di antara pengembang dan pelanggan.
Tahap Planning
Pada tahap ini ditentukan sumber-sumber informasi, batas waktu dan informasi-informasi yang
dapat menjelaskan proyek.
Tahap Rekayasa
Pembuatan prototype atau pembangunan satu atau lebih representasi dari aplikasi tersebut.
Pada tahap ini dilakukanpembangunan perangkat lunak yang dimaksud, diuji, diinstall dan
diberikan sokongan-sokongan tambahan untuk keberhasilan proyek.
Tahap Evaluasi
Pelanggan biasanya memberi masukan berdasarkan hasil yang didapat dari tahap engineering dan
instalasi.
Keunggulan :
Mudah diaplikasikan.
Memberikan template tentang metode analisis, desain, pengkodean, pengujian, dan pemeliharaan.
Kelemahan :
Jarang sekali proyek riil mengikuti aliran sekuensial yang dianjurkan model karena model ini bisa
melakukan itersi tidak langsung.
Pelanggan sulit untuk menyatakan kebutuhan secara eksplisit sehingga sulit untuk megakomodasi
ketidakpastian pada saat awal proyek.
Pelanggan harus bersikap sabar karena harus menunggu sampai akhir proyek dilalui. Sebuah
kesalahan jika tidak diketahui dari awal akan menjadi masalah besar karena harus mengulang dari
awal.
Pengembang sering malakukan penundaan yang tidak perlu karena anggota tim proyek harus
menunggu tim lain untuk melengkapi tugas karena memiliki ketergantungan hal ini menyebabkan
penggunaan waktu tidak efesien.
o Metode Waterfall
Keunggulan :
Kualitas dari sistem yang dihasilkan akan baik. Ini dikarenakan oleh pelaksanaannya secara
bertahap. Sehingga tidak terfokus pada tahapan tertentu.
Dokumen pengembangan sistem sangat terorganisir, karena setiap fase harus terselesaikan dengan
lengkap sebelum melangkah ke fase berikutnya. Jadi setiap fase atau tahapan akan mempunyai
dokumen tertentu.
Kelemahan :
Diperlukan majemen yang baik, karena proses pengembangan tidak dapat dilakukan secara
berulang sebelum terjadinya suatu produk.
Kesalahan kecil akan menjadi masalah besar jika tidak diketahui sejak awal pengembangan.
Pelanggan sulit menyatakan kebutuhan secara eksplisit sehingga tidak dapat mengakomodasi
ketidakpastian pada saat awal pengembangan.
Prototyping
Keunggulan :
Kelemahan :
Keunggulan :
RAD mengikuti tahapan pengembangan sistem sepeti umumnya, tetapi mempunyai kemampuan
untuk menggunakan kembali komponen yang ada (reusable object).
Setiap fungsi dapat dimodulkan dalam waktu tertentu dan dapat dibicarakan oleh tim RAD yang
terpisah dan kemudian diintegrasikan sehingga waktunya lebih efesien.
Kelemahan :
Keunggulan :
Dapat disesuaikan agar perangkat lunak bisa dipakai selama hidup perangkat lunak komputer.
Lebih cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar
Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan bereaksi terhadap resiko setiap
tingkat evolusi karena perangkat lunak terus bekerja selama proses
Menggunakan prototipe sebagai mekanisme pengurangan resiko dan pada setiap keadaan di dalam
evolusi produk.
Tetap mengikuti langkah-langkah dalam siklus kehidupan klasik dan memasukkannya ke dalam
kerangka kerja iterative
Membutuhkan pertimbangan langsung terhadp resiko teknis sehingga mengurangi resiko sebelum
menjadi permaslahan yang serius.
Kelemahan :
Sulit untuk menyakinkan pelanggan bahwa pendekatan evolusioner ini bisa dikontrol.
Memerlukan penaksiran resiko yang masuk akal dan akan menjadi masalah yang serius jika resiko
mayor tidak ditemukan dan diatur.
Butuh waktu lama untuk menerapkan paradigma ini menuju kepastian yang absolut
o Object oriented technology
Keunggulan :
Uniformity, OMT memungkinkan merancangn user interface secara terintegrasi bersama dengan
perancangan perangkat lunak sekaligus dengan perancangan basis data.
Understandability, Kode-kode yang dihasilkan dapat diorganisasi ke dalam kelas-kels yang
berhubungan dengan masalah sesungguhnya sehingga lebih mudah dipahami.
Stability, Kode program yang dihasilkan relatif stabil sebab mendekati permasalahn
sesungguhnya dilapangan.
Reusability, Dimungkinkan penggunaan kembali kode-kode sehingga akan mempercepat waktu
pengembangan perangkat lunak.
Kelemahan :
Metode berorientasi objek merupakan konsep yang relatif baru sehingga belum ada standar yang
diterima semua pihak dalam menentukan tool apa yang digunakan sebagai dasar analisi serat
perancangan perangkat lunak.
o EUD
Keunggulan :
Kelemahan :
Karena pemakai sistem harus mengembangkan aplikasinya sendiri, maka dalam hal ini pemakai
sekaligus pengembang sistem dituntut untuk memiliki pemahaman mengenai teknologi
informasi (computer literacy)serta pemahaman tentang pengembangan sistem infomasi.
End user computing memiliki resiko dapat menggangu bahkan merusak system informasi di luar
yang dikembangkan oleh pemakai sistem.
End user computing pasti akan berhadapan dengan maslah kemampuan teknis pemakai sekaligus
pengembang sistem.
PEMBAHASAN
1. Keluhan pelanggan
2. Pengiriman barang yang sering tertunda
3. Pembayaran gaji yang terlambat
4. Laporan yang tidak tepat waktu
5. Isi laporan yang sering salah
6. Tanggung jawab yang tidak jelas
7. Waktu kerja yang berlebihan
8. Ketidakberesan kas
9. Produktivitas tenaga kerja yang rendah
10. Banyaknya pekerja yang menganggur
11. Kegiatan yang tumpang tindih
12. Tanggapan yang lambat terhadap pelanggan
13. Kehilangan kesempatan kompetisi pasar
14. Persediaan barang yang terlalu tinggi
15. Pemesanan kembali barang yang tidak efisien
16. Biaya operasi yang tinggi
17. File-file yang kurang teratur
18. Keluhan dari supplier karena tertundanya pembayaran
19. Tertundanya pengiriman karena kurang persediaan
20. Investasi yang tidak efisien
21. Peramalan penjualan dan produksi tidak tepat
22. Kapasitas produksi yang menganggur
23. Pekerjaan manajer yang terlalu teknis
Masalah masalah tersebut yang mendasari perlu adanya pengembangan sistem informasi di Bionic
Natura.
Dengan adanya sistem baru diharapkan terjadi peningkatan dalam hal :
Kinerja, yang dapat diukur dari throughput dan respon time. Throughput : jumlah pekerjaan
yang dapat dilakukan pada suatu saat tertentu dan Respon time : Rata-rata waktu tertunda
di antara dua transaksi. Sejauh ini dalam pengembangan sistem informasi yang dilakukan
di Bionic Natura sudah terbukti efektif, dengan dilihat dari throughput dan respon time
yang tersedia, pekerjaan menjadi sangat efektif dalam berkomunikasi dan menyelesaikan
pekerjaan.
Kualitas informasi yang disajikan, informasi yang disajikan dalam sistem informasi terlihat
begitu efektif dan efisien, dilihat dari data data yang telah terjadi, menunjukan bahwa
informasi yang disajikan lebih akurat, informative, dan tepat sasaran.
Keuntungan (penurunan biaya). Menggunakan sistem informasi merupakan suatu investasi
jangka panjang, sehingga perlu direncanakan dan perlu evaluasi dari managemen secara
detail dan hati hati. Karena biaya untuk investasi suatu sistem informasi tidaklah sedikit,
sehingga diharapkan setelah sistem informasi dibuat akan memberikan dampak yang besar
bagi perusahaan yaitu menurunkan biaya variable. Sehingga pihak menagemen bisa
membuat keputusan apakah investasi sistem ini menguntungkan atau tidak.
Kontrol (pengendalian), dengan sistem informasi diharuskan adanya pihak yang
mengendalikan sistem ini, di Bionic sendiri ada departemen khusus untuk pengawasan
sistem tersebut, sehingga jika disuatu hari terjadi masalah atau ingin membuat perbaikan
atau penambahan informasi tentunya akan dievaluasi terlebih dahulu oleh bagian ahli
tersebut. Sehingga semua departemen bisa dikontrol melalui sistem tersebut.
Efisiensi, dalam penggunaan sistem informasi tentunya menghemat waktu untuk
berkomunikasi dengan departemen lain, terkait mengirim data data, dan laporan ke
departemen terkait. Sehingga sistem informasi ini merupakan wadah untuk proses kirim
mengirim data yang dilakukan pada proses bisnis tersebut, sejauh ini di Bionic Natura
informasi data yang terkelola sudah sangat efisien.
Pelayanan, pelayanan ini berhubungan dengan input dan output suatu data diperusahaan,
dalam internal contohnya, departemen marketing mengirimkan PO ke sistem dan
departemen logistic/PPIC menerimanya pada waktu tersebut, sehingga barang bisa
langsung disiapkan untuk pengiriman ataupun PPIC bisa menyiapkan untuk planning
produksi.
Prinsip-prinsip pengembangan sistem adalah :
- Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen
- Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar Maka setiap investasi
modal harus mempertimbangkan 2 hal berikut ini :
a. Semua alternatif yang ada harus diinvestigasikan
b. Investasi yang terbaik harus bernilai
- Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik, perlu adanya seleksi
SDM yang ketat.
- Tahapan kerja dan tugas-tugas yang baru dilakukan dalam proses pengembangan
sistem
- Proses pengembangan sistem tidak harus urut
- Jangan takut membatalkan proyek
- Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan sistem
Selain faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, ada pula faktor pertimbangan dalam
perencanaan sistem. Di antaranya yaitu lingkungan di mana organisasi harus melakukan fungsi,
struktur organisasi hirarki, spesialisasi, standar prosedur operasi, budaya dan politik organisasi,
riwayat organisasi: investasi dalam bidang teknologi informasi yang telah dilakukan, skill yang
dimiliki, program-program penting, dan sumberdaya manusia, dan lain-lain. Juga ada pendekatan
pengembangan sistem informasi, serta tahap pengembangan sistem informasi.
Jadi kesimpulan yang saya ambil dari tugas makalah ini adalah perkembangan sistem informasi
sudah ada sejak zaman dahulu, namun tidak sepesat seperti sekarang ini. Majunya pengembangan
sistem informasi dipengaruhi oleh canggihnya teknologi yang semakin waktu kian pesat, serta
tingginya kebutuhan masyarakat, maka semakin cepat pula sistem informasi berkembang.
DAFTAR PUSTAKA
Putra, Y.M. (2018). Pengembangan Sistem Informasi. Modul Kuliah Sistem Informasi Management. FEB-
Universitas Mercu Buana : Jakarta “.
https://goindoti.blogspot.com/2016/08/pengembangan-sistem-informasi.html
https://infojanaka.wordpress.com/2011/11/14/pengguna-dan-pelaku-sistem-informasi/
https://www.dictio.id/t/apa-saja-kegunaan-sistem-informasi/13006
http://virdaus4.blogspot.com/2017/03/manfaat-dan-komponen-computer-based.html
https://riodezaneru.wordpress.com/2016/05/17/pengembangan-sistem-informasi/