Anda di halaman 1dari 3

1.

SCT Bandura
Social Cognitive Theory (SCT) atau Teori Kognisi Sosial adalah teori yang
dikembangkan oleh Albert Bandura. Teori ini merupakan teori pengembangan dari social
learning theory (SLT) yang menyebutkan bahwa seseorang dapat mempelajari satu perilaku dari
orang-orang disekitarnya, bukan hanya melalui pengalamannya sendiri. SCT didasarkan atas
proporsi bahwa proses sosial dan proses kognitif adalah sentral bagi pemahaman mengenai
motivasi, emosi, dan tindakan manusia (Muliati, 2019).
Teori kognisi sosialnya menjelaskan fungsi psikologis dalam kondisi triadic reciprocal
caustion. Sistem ini mengasumsikan bahwa tindakan manusia adalah hasil dan interaksi antara
tiga variabel-lingkungan, perilaku dan individu. “Individu” yang dimaksud oleh Bandura
diaplikasikan secara umum walaupun tidak eksklusif, seperti faktor kognitif, yaitu memori,
antisipasi, perencanaan, dan penilaian. Oleh karena manusia memiliki dan menggunakan
kapasitas kognitif ini, mereka mempunyai kapasitas untuk memilih atau melakukan
restrukturisasi pada lingkungan mereka yaitu kognisi merupakan sebagian hal yang menentukan
kejadian apa yang diperhatikan oleh seseorang. Nilai-nilai apa yang mereka letakkan pada
kejadian tersebut dan bagaimana mereka mengorganisiasikan kejadian tersebut untuk digunakan
di masa depan. Walaupun kognisi mempunyai dampak kausal yang kuat pada lingkungan dan
perilaku, tetapi kognisi bukanlah bersifat independent dari kedua variabel lainnya. Bandura
mengkritik pakar teori yang mengatribusikan penyebab perilaku manusia pada dorongan internal
seperti insting, dorongan, kebutuhan, dan keinginan. Kognisi sendiri ditentukan dan dibentuk
oleh perilaku dan lingkungan (Jess,2010). 
Tradic reciprocal causation direpresentasikan secara sistmetis dalam gambar 2.1. B
mengimplikasikan perilaku (behaviour), E merupakan lingkungan eksternal (external
environment) dan P merepresentasikan manusia itu sendiri (person) termasuk gender, kedudukan
sosial, ukuran, dan penampilan fisik yang menarik dari orang tersebut tetapi lebih ditekankan
pada faktor kognitif seperti pikiran, memori, penilaian, insight, dan lainnya (Muliati, 2019).

Gambar 2.1 Model Triadic Reciprocal Determinism


a. Lingkungan
Komponen lingkungan terdiri dari lingkungan fisik di sekitar individu yang berpotensi
memperkuat rangsangan, termasuk juga lingkungan sosial yaitu orang-orang yang hadir
atau tidak. Lingkungan mempengaruhi intensitas dan frekuensi perilaku, seperti perilaku
itu sendiri dapat memiliki dampak terhadap lingkungan.
b. Personal
Komponen personal mencakup semua karakteristik diri yang telah terbangun sejak masa
lalu hingga kini. Kepribadian dan faktor kognitif memainkan peranan penting dalam
menyebabkan bagaimana seseorang berperilaku, termasuk semua harapan individu,
keyakianan, dan karakteristik kepribadian yang unik.
c. Perilaku
Komponen perilaku merupakan suatu perilaku yang dapat diperkuat pada setiap saat atau
pada situasi tertentu. Bandura berpendapat bahwa kepribadian merupakan produk dari
tiga kekuatan yang saling berinteraksi yaitu lingkungan, perilaku, dan pikiran.

2.
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI KONSEP

1. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan gambaran atau suatu konsep yang akan dibuat berdasarkan
kerangka teori. Berikut merupakan kerangka konsep penelitian mengenai gambaran sosial
emosional pada remaja yang menjalani social distancing selama pandemi COVID-19
(Coronavirus Disease 2019)

Anda mungkin juga menyukai