Theresia Nikita. Laporan Praktikum. Serologi&imunologi. Pemiriksaan Golongan Darah Rhesus
Theresia Nikita. Laporan Praktikum. Serologi&imunologi. Pemiriksaan Golongan Darah Rhesus
LAPORAN PRAKTIKUM
SEROLOGI & IMUNOLOGI
PEMIRIKSAAN GOLONGAN DARAH RHESUS
DISUSUN OLEH :
PENDAHULUAN
Darah adalah cairan yang terdapat pada hewan tingkat tinggi ataupun manusia yang
berfungsi sebagai alat transportasi zat seperti oksigen, bahan hasil metabolisme tubuh,
pertahanan tubuh dari serangan kuman, dan lain sebagainya. Beda halnya dengan
tumbuhan, manusia dan hewan level tinggi punya sistem transportasi dengan darah.Darah
merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi sebagai alat
transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang kehidupan. Tanpa
darah yang cukup seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan dan bahkan dapat
mengakibatkan kematian.Darah pada tubuh manusia mengandung 55% plasma darah
(cairan darah) dan 45% sel-sel darah (darah padat). Jumlah darah yang ada pada tubuh kita
yaitu sekitar sepertigabelas berat tubuh orang dewasa atau sekitar 4 atau 5 liter (Mustahib,
2012).
Golongan darah merupakan ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya
perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran seldarah merah.
Golongan darah ditentukan oleh jumlah zat (kemudian disebutantigen) yang terkandung di
dalam sel darah merah (Fitri, 2007).
TUJUAN PRAKTIKUM
TINJAUAN PUSTAKA
Golongan darah merupakan ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya
perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran seldarah merah.
Golongan darah ditentukan oleh jumlah zat (kemudian disebutantigen) yang terkandung di
dalam sel darah merah (Fitri, 2007).
Sistem penggolongan darah pada manusia ada 3 macam yaitu MN, sistem ABO, dan
sistem Rhesus (Rh). Ketiga golongan tersebut didasarkan atas adanya antigen
(aglutinogen) tertentuu dalam sel darah merahnya dan suatu zat anti yang dikenal sebagai
aglutinin. Hanya saja yang paling penting dari dua jenis penggolongan darah ada dua jenis
yaitu penggolongan ABO dan sistem Rhesus (Rh). (Kimball,1994:515)
ominan, dan ada pula beberapa daerah dengan 80% populasi dengan golongan
darah B. Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan. Misalnya
donor dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh-) dapat menyebabkan produksi antibodi
terhadap antigen Rh(D) yang mengakibatkan hemolisis. Hal ini terutama terjadi pada
perempuan yang pada atau di bawah usia melahirkan karena faktor Rh dapat
memengaruhi janin pada saat kehamilan. Sistem Rhesus merupakan suatu sistem yang
sangat kompleks. Masih banyak perdebatan baik mengenai aspek genetika, nomenklatur
maupun interaksi antigeniknya Rhesus positif (rh positif) adalah seseorang yang
mempunyai rh-antigen pada eritrositnya sedang Rhesus negatif (rh negatif) adalah
seseorang yang tidak mempunyai rh-antigen pada eritrositnya. Antigen pada manusia
tersebut dinamakan antigenD, dan merupakan antigen yang berperan penting dalam
transfusi. Tidak seperti pada ABO sistem dimana seseorang yang tidak mempunyai antigen
A/B akan mempunyai antibodi yang berlawanan dalam plasmanya, maka pada sistem
Rhesus pembentukan antibodi hampir selalu oleh suatu eksposure apakah itu dari
transfusi atau kehamilan.
Sistem golongan darah Rhesus merupakan antigen yang terkuat bila dibandingkan
dengan sistem golongan darah lainnya. Dengan pemberian darah Rhesus positif (D+) satu
kali saja sebanyak ± 0,1 ml secara parenteral pada individu yang mempunyai golongan
darah Rhesus negatif (D-), sudah dapat menimbulkan anti Rhesus positif (anti-D) walaupun
golongan darah ABO nya sama. Faktor Rh menggambarkan adanya partikel protein
(antigen D) di dalam sel darah seseorang. Bagi yang ber- Rh negatif berarti ia kekurangan
faktor protein dalam sel darah merahnya. Sedangkan yang ber-Rh positif memiliki protein
yang cukup. Pada jaman dahulu dalam transfusi darah, asal golonganya sama, tidak
dianggap ada masalah lagi. Padahal, bila terjadi ketidak cocokan rhesus, bisa terjadi
pembekuan darah yang berakibat fatal, yaitu kematian penerima darah. Orang-orang
dengan rhesus negatif mempunyai sejumlah kesulitan karena diseluruh dunia ini, orang
dengan rhesus negatif relatif jumlahnya lebih sedikit.
Pada orang kulit putih, rhesus negatif hanya sekitar 15%, pada orang kulit hitam
sekitar 8%, dan pada orang asia bahkan hampir seluruhnya merupakan orang dengan
rhesus positif.Di Indonesia, kasus kehamilan dengan rhesus negatif ternyata cukup banyak
dijumpai. Umumnya dijumpai pada orang-orang asing atau orang yang mempunyai garis
keturunan asing seperti Eropa dan Arab, walaupun tidak langsung. Ada juga orang yang
tidak mempunyai riwayat keturunan asing, namun jumlahnya lebih sedikit.
2.2 URAIAN BAHAN
Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap, dan mudah bergerak,
bau khas, rasa panas mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak
berasap
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P, dan dalam eter P
METODE KERJA
1. Pipet tetes
2. Objek glass
3. Lanset
4. Kapas
5. Kaca pembesar
6. Tusuk gigi
1. Alcohol 70%
2. Kit Anti D
3. Darah kapiler atau darah vena
1. Bersihkan jari manis bagian kiri dengan kapas yang telah dibasahi dengan alkohol.
2. Tusuk dengan lanset dengan satu kali tusukan, tetesan pertama dibuang dan
selanjutnya diteteskan di atas objek glass.
3. Teteskan diatas tetesan darah pada objek glass Anti Rhesus.
4. Aduk dengan tusuk gigi dengan cara melingkar, amati reaksi aglutinasi yang terjadi.
Hasil : Terjadi aglutinasi maka golongan darh Rhesus Positif (Rh +)
BAB IV
Pada praktikum kali ini berjudul Pemeriksaan golongan darah Rhesus. Dengan
tujuan Untuk mengetahui rhesus pada golongan darah manusia. Adapun alat yang kami
gunakan yaitu Pipet tetes, Objek glass, Tusuk gigi, Lanset, Kapas, Kaca pembesar. Bahan
yang kami gunakan yaitu Alkohol 70% (Antiseptic), Kit rhesus (anti D), Darah kapiler
atau darah vena. Subjek praktikum kami kepada empat orang yaitu:
Agnes,Diana,Mia,dan Fajar. Sistem penggolongan darah pada manusia ada 3 macam
yaitu MN, sistem ABO, dan sistem Rhesus (Rh). Ketiga golongan tersebut didasarkan atas
adanya antigen (aglutinogen) tertentuu dalam sel darah merahnya dan suatu zat anti
yang dikenal sebagai aglutinin. Hanya saja yang paling penting dari dua jenis
penggolongan darah ada dua jenis yaitu penggolongan ABO dan sistem Rhesus (Rh).
(Kimball,1994:515) Sistem Rhesus merupakan suatu sistem yang sangat kompleks.
Faktor Rh menggambarkan adanya partikel protein (antigen D) di dalam sel darah
seseorang. Bagi yang ber- Rh negatif berarti ia kekurangan faktor protein dalam sel
darah merahnya. Sedangkan yang ber-Rh positif memiliki protein yang cukup. Pada
praktikum ini kami melakukan pemeriksaan Rhesus pada manusia dengan cara
membersihkan jari manis bagian kiri dengan kapas yang telah dibasahi dengan alkohol,
lalu tusuk dengan lanset dengan satu kali tusukan, tetesan pertama dibuang dan tetesan
selanjutnya diteteskan pada objek glass masing – masing satu tetes, kemudian teteskan
diatas tetesan darah pada objek glass kit Anti Rhesus , setelah itu aduk dengan tusuk gigi
dengan cara melingkar. Kami melihat apakah terjadi gumpalan atau aglutinasi darah.
Apabila darah dengan kit terjadi aglutinasi maka golongan darh Rhesus Positif (Rh +).
Adapun hasil yang kami dapatkan pada keempat subjek praktikum ini adalah sebagai
berikut : subjek pertama agnes dengan golongan darah A+ Terjadi aglutinasi pada Anti
Rhesus maka golongan darah Rhesus Positif (Rh +), subjek kedua diana dengan golongan
darah B+ Terjadi aglutinasi pada Anti Rhesus maka golongan darah Rhesus Positif (Rh
+), Subjek ketiga mia dengan golongan darah B+ Terjadi aglutinasi pada Anti Rhesus
maka golongan darah Rhesus Positif (Rh +), subjek terakhir yaitu fajar dengan golongan
darah O+ Terjadi aglutinasi pada Anti Rhesus maka golongan darah Rhesus Positif (Rh
+).
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
1. Darah adalah cairan yang terdapat pada hewan tingkat tinggi ataupun manusia yang
berfungsi sebagai alat transportasi zat seperti oksigen, bahan hasil metabolisme tubuh,
pertahanan tubuh dari serangan kuman, dan lain sebagainya.
2. Sistem penggolongan darah pada manusia ada 3 macam yaitu MN, sistem ABO, dan sistem
Rhesus (Rh)
5. Dari keempat subjek yang terjadi adalah adanya aglutinasi pada semua subjek Anti Rhesus
maka golongan darah Rhesus Positif (Rh +).
5.2 SARAN
Adapun saran saya untuk dunia ini agar pandemic covid segera menghilang dari
bumi dan aktivitas semua manusia terutama praktikum dapat terlaksana dengan baik
seperti semula, aamiin .
DAFTAR PUSTAKA
Australia Red Cross. 2008. Blood Groups. Dalam http://www.Bloodservice.com Diakses pada
tanggal 28 September 2016.
Azmielvita. 2009. Genetika Dasar. Penerbit Fakultas Kedokteran. Universitas Negeri Riau
Fitri. 2007. Manfaat Mengetahui Golongan Darah. 8 Maret 2018. Dibaca pada
http://www.wikimu.com