Anda di halaman 1dari 6

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/333265662

PELATIHAN LAS ARGON UNTUK PEKERJA USAHA BENGKEL LAS


MASYARAKAT GAMPONG MESJID PUNTEUET DALAM UPAYA
MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT MASYARAKAT

Article · October 2018


DOI: 10.30811/vokasi.v2i1.652

CITATIONS READS

0 339

3 authors, including:

Azwinur Azwinur
Politeknik Negeri Lhokseumawe
5 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Azwinur Azwinur on 14 October 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PELATIHAN LAS ARGON UNTUK PEKERJA USAHA BENGKEL LAS
MASYARAKAT GAMPONG MESJID PUNTEUET DALAM UPAYA
MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT MASYARAKAT
Azwinur1, Marzuki2, Anwar3
1,2,3,
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe
Jln. B.Aceh Medan Km.280 Buketrata 24301 INDONESIA
azwinur@pnl.ac.id

Abstrak
Bengkel las merupakan salah satu usaha yang berkembang di gampong Mesjid
Punteuet, Kecamatan Blang Mangat Pemko Lhokseumawe. Saat ini ada sekitar 4
bengkel las di gampong Mesjid Punteuet yang masih bergerak di pengelasan untuk
jenis material besi/ baja, walaupun ada yang menerima untuk pengelasan material
stainless steel namun masih terbatas jumlahnya karena minimnya skill Teknisi bidang
las argon yang dipunyai oleh bengkel las tersebut. Tujuan dilakukan pelatihan ini
untuk menambah ilmu dan wawasan pelaku usaha dalam mengembangkan usahanya
sehingga mereka bisa menggunakan pengelasan tingkat lanjut seperti las argon
dengan tujuan pelaku usaha nantinya bisa menerima produk-produk yang selama ini
tidak bisa mereka lakukan dalam jumlah besar karena keterbatasan skill las argon
sehingga bisa menambah pendapatan mereka serta menghemat waktu dan biaya
produksi. Metode pelatihan ini meliputi 30% teori dan 70% praktek, peserta mampu
memahami semua materi secara benar dan mampu melakukan praktek secara mandiri
terhadap objek pelatihan secara benar dan tepat waktu. Jumlah peserta yang
mengikuti program pelatihan ini berjumlah 8 orang. Dari hasil evaluasi yang
dilakukan, terlihat seluruh peserta sudah memahami secara benar semua materi
evaluasi yang mencakup prinsip dasar pengelasan, pemilihan elektroda las dan gas
argon, posisi pengelasan las, karakteristik arus dan voltage pengelasan serta
keselamatan kerja las. Keseluruhan peserta dapat dikategorikan lulus dengan
memperoleh nilai rata-rata 85. Nilai tersebut dapat dijadikan indikator kesuksesan
pelatihan ini dalam mencapai sasaran pelatihan.

Kata kunci : Pengelasan, Las argon, Elektroda, alat-alat safety.

semakin banyak dipakai baik di rumah


PENDAHULUAN tangga maupun fasilitas publik seperti
Bengkel las merupakan salah satu puskesmas, rumah sakit, sekolah, tempat
usaha yang berkembang di gampong ibadah dan fasilitas lainnya.
Mesjid Punteuet, Kecamatan Blang Karena minimnya Teknisi yang
Mangat Pemkot Lhokseumawe. Saat ini mampu mengelas material stainlees steel
ada sekitar 2 bengkel las di gampong maka pendapatan usaha bengkel las juga
Mesjid Punteuet yang masih bergerak di tidak begitu besar karena tidak bisa
pengelasan untuk jenis material besi/ baja, menerima pemesanan produk material
walaupun ada yang menerima untuk stainlees steel dalam jumlah besar,
pengelasan material stainless steel namun sehingga tidak jarang usaha bengkel
masih terbatas karena minimnya skill menolak permintaan konsumen yang ingin
Teknisi bidang las argon yang dipunyai membuat produk seperti teralis, pagar dan
oleh bengkel las tersebut. Kebanyakan lainnya yang berbahan stainlees steel,
Teknisi bengkel las adalah skill las listrik apalagi kalau pesanan untuk fasilitas milik
(SMAW), sedangkan skill las argon hanya pemerintah yang jumlahnya besar dan
1 atau 2 orang saja yang bisa mengelas harus dikerjakan cepat sesuai dengan batas
menggunakan las argon. Padahal potensi waktu anggaran pemerintah, akan
las argon semakin meningkat mengingat menyulitkan pengusaha bengkel las untuk
sekarang penggunaan produk seperti menerima orderan seperti itu karena harus
teralis, pagar berbahan stainlees steel memiliki juru las argon yang banyak.

40
Berdasarkan situasi diatas maka hal Teknik Mesin maka staf pengajar
ini menjadi dasar pemikiran bagi kami Politeknik Negeri Lhokseumawe dirasakan
untuk melakukan pelatihan juru las argon dapat melaksanakan pelatihan ini untuk
untuk Teknisi usaha bengkel las sebagai mendidik juru las bagi para Teknisi pelaku
upaya meningkatkan keterampilan para usaha bengkel las gampong Mesjid
Teknisi bengkel las dengan memberikan Punteuet. Disamping itu Politeknik Negeri
ilmu dibidang pengelasan argon. Melalui Lhokseumawe juga mempunyai alat-alat
pelatihan ini akan menambah ilmu dan kerja yang memadai seperti alat-alat
wawasan pelaku usaha dalam pengelasan dan alat-alat safety untuk
mengembangkan usahanya menjadi lebih keselamatan kerja las. Karena peserta
besar lagi dengan membuat produk pelatihan ketrampilan tidak berasal dari
pengelasan tidak hanya untuk produk latar belakang pendidikan yang memadai,
menggunakan besi tetapi bisa juga maka pelatihan sesuaikan pada tingkat
menerima produk jenis material stainlees dasar pengelasan sehingga nanti
steel sehingga bisa menambah pendapatan diharapkan peserta dapat mengelas secara
Teknisi pada usaha bengkel las. mandiri pada kasus kasus umum yang
Jika dilihat secara jangka panjang sederhana. Adapun metode kegiatan yang
terhadap effect yang ditimbulkan ketika digunakan pada pelatihan ini adalah :
program ini berjalan dengan baik adalah a. Memberikan modul pelatihan dengan
akan bertambahnya peluang kerja bagi alokasi materi teori 30% dan praktek
pemuda gampong lainnya karena ketika 70%.
bengkel las menerima tambahan-tambahan b. Peserta pelatihan berjumlah 8 orang
produk tentunya akan memerlukan yang dikirim dari bengkel las tersebut.
tambahan Teknisi sehingga program c. Pelatihan dilakukan di Laboratorium
pengembangan usaha bengkel ini menjadi Pengelasan dan Fabrikasi Logam,
salah satu langkah kretif yang tepat untuk Jurusan Mesin Politeknik Negeri
menjawab permasalahan sosial saat ini Lhokseumawe
tentang pembukaan peluang kerja baru dan d. Waktu Pelatihan dilakukan sekitar 40
menembah pendampatan masyarakat jam. Kegiatan pelatihan dimulai
gampong Mesjid Punteuet kecamatan sekitar pukul 13.30 WIB sampai pukul
Blang Mangat 17.30 WIB.
. e. Materi teori pelatihan meliputi K3 dan
dasar-dasar pengelasan argon.
METODE PELAKSANAAN f. Materi Praktek meliputi melatih cara
Solusi yang ditawarkan untuk mengelas yang benar secara langsung
mengatasi permasalahan yang telah dalam bentuk praktek, yang mencakup
disebutkan pada bagian pendahuluan cara menghidupkan dan mematikan busur
adalah dengan cara membekali para las, sudut posisi torch yang benar serta
Teknisi dengan dasar-dasar proses jarak ujung elektroda dengan material
pengelasan argon karena potensi untuk yang dilas, pengelasan tack weld, dan
memperluas pekerjaan dibidang las argon pengelasan fillet.
sangat besar, hampir semua konstruksi g. Memberi tugas untuk membuat
baik rumah, toko, gedung dan jenis konstruksi pengelasan yang sederhana
konstruksi lainnya membutuhkan seperti teralis dan hasil yang mereka
pengelasan bahkan tidak hanya produk buat akan dievaluasi seperti dimensi
yang menggunakan besi/baja karbon tetapi yang sesuai kerapian serta ketepatan
banyak juga produk-produk menggunakan waktu yang diberikan
bahan stainless steel yang menjadi Dalam pelatihan ini dilakukan
permintaan masyarakat baik untuk evaluasi untuk mengetahui tingkat
pemakain rumah tangga, perkantoran, kemampuan peserta pelatihan dalam
fasilitas umum maupun sarana ibadah dan menyerap materi yang diberikan baik teori
lainnya. maupun praktek. Evaluasi dilakukan
Mengingat ketrampilan pengelasan sesudah pelatihan (post test) mengingat
mempunyai silabus yang terstruktur dan peserta belum mempunyai pengalaman
instruktur yang kompeten di Jurusan dalam pengelasan argon sehingga tidak

41
perlu dilakukan pretest. Evaluasi dalam pengalaman mengelas dengan las TIG
pelatihan ini dilakukan sebanyak 2 (dua) sehingga tidak perlu dilakukan pretest.
kali meliputi tes teori 30% dan tes praktek Evaluasi dalam pelatihan ini dilakukan
70%. Distribusi materi teori dan praktek sebanyak 2 (dua) kali meliputi tes teori
diberikan pada tabel berikut. 30% dan tes praktek 70%. Distribusi
materi teori dan praktek diberikan sesuai
dengan tabel 1.
Tabel 1 Distribusi penilaian evaluasi. Berdasarkan hasil evaluasi Teori
dan Praktek, maka keseluruhan peserta
Bobot dapat dikategorikan lulus dengan
No Materi
Nilai memperoleh nilai rata-rata 85 (standar
1. Teori dasar lulus)..
1. Las Argon
- Peralatan las B. Pembahasan
Argon Pelatihan dilaksanakan selama 6
- Jenis-jenis hari yang diikuti oleh 8 orang peserta dari
elektroda dan bengkel las Kesayangan Teknik sebanyak
gas yang 30% 5 orang dan bengkel las Abang Adek
digunakan sebanyak 3 orang dengan materi teori dan
- Posisi dan sudut praktek sekitar 40 jam pelaksanaan
pengelasan pelatihan, calon peserta dikirim oleh setiap
2. Keselamatan kerja pemilik bengkel dengan kriteria utama
las adalah bengkel tersebut berada di
Gampong Mesjid Punteuet, dan pekerja
2. Tahap praktek belum bisa mengelas dengan las TIG.
1. Praktek pembuatan Pelatihan ini dilaksanakan di Lab.
tali las Pengelasan Jurusan Teknik Mesin
2. Praktek pembuatan Politeknik Negeri Lhokseumawe sesuai
las titik (tack weld) 70 % dengan rencana awal karena Lab.
3. Praktek Pengelasan mempunyai alat-alat kerja
penyambungan las yang memadai dan lengkap seperti alat-
4. Keselamatan kerja alat/mesin pengelasan dan alat-alat safety
las untuk keselamatan kerja las, pelatihan ini
Jumlah 100% dimulai pukul 08.30 WIB sampai dengan
pukul 17.00 WIB.
Nilai kelulusan ditentukan dengan Berdasarkan hasil evaluasi yang
persamaan berikut : dilakukan terhadap kegiatan pelatihan ini,
secara umum dapat dikatakan berhasil
Nilai lulus = (0,3 x Nilai rata-rata teori) + dengan baik. Keberhasilan program
(0,7 x Nilai rata-rata praktek). pelatihan ini dapat dilihat dari indikator
Peserta dapat dikategorikan lulus dengan sebagai berikut:
memperoleh nilai rata-rata > 85 (standard 1. Peserta telah mengenal dasar-dasar
lulus). pengelasan TIG.
2. Peserta mampu melakukan penyetelan
arus dan pengaturan volume gas TIG
HASIL DAN PEMBAHASAN pada saat pengelasan.
3. Peserta mampu melakukan penyalaan
A. Hasil
dan mematikan busur las secara benar.
Dalam Dalam pelatihan ini 4. Peserta mampu melakukan pengelasan
dilakukan evaluasi untuk mengetahui titik (tack weld) dengan benar
tingkat kemampuan peserta pelatihan 5. Peserta mampu melakukan pengelasan
dalam menyerap materi yang diberikan sambungan secara benar termasuk
baik teori maupun praktek. Evaluasi membuat produk hasil pengelasan
dilakukan sesudah pelatihan (post test)
secara mandiri.
mengingat peserta belum mempunyai

42
6. Peserta mampu melakukan langkah-
langkah keselamatan kerja pengelasan. peningkatan skill para peserta dimana ada
Adapun tingkat kehadiran dan beberapa peserta yang agak lebih cepat
kedisiplinan peserta mencapai 98 %. menguasai teknik mengelas yang benar
Berdasarkan tingkat kehadiran dan pada jenis sambungan tersebut, walaupun
kedisiplinan tergambar bahwa minat yang masih ada terjadi cacat las pada hasil
sangat tinggi dari peserta pelatihan. pengelasan seperti undercut dan
Pada pelatihan ini tidak dilakukan Incomplet Fusion (IF), namun secara
pre test karena para peserta yang keseluruhan para peserta sudah bisa
mengikuti pelatihan las merupakan peserta dikategorikan mampu dalam mengelas
yang sama sekali belum mengenal tentang untuk tahap dasar dan juga para peserta
pengelasan, sehingga teori dasar sudah bisa menjelaskan penyebab dari
pengelasan merupakan langkah awal yang jenis cacat las permukaan yang terjadi
dilakukan untuk mendukung praktek walaupun masih terkendala dengan
pengelasan, pertemuan teori dilakukan penyebutan istilah-istilah asing dalan
sebanyak 2 kali dengan pertemuan pertama pengelasan, ini dikarenakan tingkat
diawal pertemuan dan pertemuan teori pendidikan para peserta yang masih rendah.
kedua dilakukan pada pertengahan Pada tahap akhir para peserta
pertemuan dengan materi teori seperti diberi tugas dengan membuat produk
dasar-dasar pengelasan TIG, pengenalan berbahan stainless steel.
mesin-mesin las, pemilihan elektroda yang Tahapan terakhir dari pelatihan ini
benar dan pengetahuan tentang gas TIG, adalah tahap evaluasi akhir secara lisan
posisi pengelasan, jenis-jenis sambungan, dan praktek. Secara lisan kepada peserta
polaritas dan cacat las permukaan. diajukan pertanyaan yang berkenaan
Disamping materi teori dan prektek, para dengan materi teori, sedangkan praktek
peserta juga dilatih dalam penggunaan peserta diwajibkan membuat produk sesuai
alat-alat kesehatan dan keselamatan kerja dengan modul jobsheet yang ditentukan.
untuk pengamanan anggota tubuh dari
panas dan radiasi yang ditimbulkan dari
proses pengelasan
Pada saat mengikuti praktek para
peserta juga diselingi dengan teori-teori
apabila ditemukan kendala-kendala dalam
pelaksanaan praktek seperti mengalami
kesulitan dalam teknik penyalaan
elektroda las karena memang belum
pernah sama sekali memegang stang las,
kendala yang dihadapi pada saat penyalaan
adalah sering lengketnya elektroda pada Gambar 1. Peserta mendapatkan pengarahan
benda kerja sehingga disini diperlukan dari instruktur
penjelasan lanjutan serta latihan-latihan
sangat dasar dulu terutama tentang
bagaimana teknik penyalaan dan
mematikan busur las secara benar. Setelah
para peserta menguasai teknik penyalaan
dan mematikan busur las langkah
selanjutnya adalah membuat tali las dan
belajar teck weld untuk penyambungan
awal dua material/ benda kerja.
Selanjutnya melakukan
sambungan benda kerja untuk berbagai
posisi pengelasan sesuai dengan arahan
Gambar 2. Proses Pengelasan
instruktur, disini mulai terlihat

43
REFERENSI
KESIMPULAN
Dari hasil pelatihan dasar las argon dapat
[1] American Welding Society,Eighth
disimpulkan beberapa hal, antara lain:
Edition, Welding Technology
Peserta pelatihan yang berjumlah 8 orang
Volume 1 1991
semuanya mampu mengikuti pelatihan ini
[2] Andrew D. Althouse, Modern
dengan sempurna dan sesuai target
Welding, The Good Heart Wilcox
pelatihan yang dilaksanakan sekitar 40 jam
Company, Inc, South Holland,
pertemuan. Hal ini dapat dilihat dari
1992
kemampuan peserta dalam membuat
[3] George E.Totten, Steel Heat
produk pengelasan secara mandiri. Tingkat
Treatment Handbook :
kehadiran dan kedisiplinan peserta selama
Metallurgy and Technologies,
mengikuti pelatihan ini mencapai 98%.
CRC Press, USA, 2006
Berdasarkan hasil evaluasi Teori dan
[4] Sri Widarhto, Petunjuk Kerja Las,
Praktek, maka keseluruhan peserta dapat
PT. Pradnya Paramita, Jakarta
dikategorikan lulus dengan memperoleh
2001.
nilai rata-rata > 85 (standard lulus).
[5] Widharto, Sri. Inspeksi Teknik
Buku 6, Jakarta: PT. Pradnya
Paramita, 2007

44

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai