Anda di halaman 1dari 42

PERATURAN

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 41 TAHUN 2007

TENTANG

STANDAR PROSES

UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR

DAN MENENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 24


Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, perlu menetapkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4301);

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar


Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4496);

Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas,


Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tatakerja Kementerian Negara
Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden Nomor 62 Tahun 2005;

Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004 mengenai


pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 31/P Tahun
2007;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG


STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN
MENENGAH.
Pasal 1

Standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah mencakup perencanaan
proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil
pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.

Standar Proses sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum pada Lampiran
Peraturan Menteri ini.

Pasal 2

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 23 November 2007 MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, TTD.

BAMBANG SUDIBYO
Salinan sesuai dengan aslinya.

Biro Hukum dan Organisasi

Departemen Pendidikan Nasional,

Kepala Bagian Penyusunan Rancangan

Peraturan Perundang-undangan dan Bantuan Hukum I,

Muslikh, S.H.

NIP 131479478
LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

NOMOR 41 TAHUN 2007

TANGGAL 23 NOVEMBER 2007

STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN

DASAR DAN MENENGAH

I. PENDAHULUAN

Dalam rangka pembaharuan sistem pendidikan nasional telah ditetapkan visi, misi dan
strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi pendidikan nasional adalah
terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang
berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu
berubah.

Terkait dengan visi tersebut telah ditetapkan serangkaian prinsip penyelenggaraan


pendidikan untuk dijadikan landasan dalam pelaksanaan reformasi pendidikan. Salah
satu prinsip tersebut adalah pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan
dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Dalam proses
tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan
mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik. Implikasi dari prinsip ini adalah
pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari paradigma pengajaran ke
paradigma pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu
direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan
efisien.
Mengingat kebhinekaan budaya, keragaman latar belakang dan karakteristik peserta
didik, serta tuntutan untuk menghasilkan lulusan yang bermutu, proses pembelajaran
untuk setiap mata pelajaran harus fleksibel, bervariasi, dan memenuhi standar. Proses
pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik.

Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan salah satu standar yang harus dikembangkan adalah standar
proses. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi
lulusan. Standar proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan
pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Standar proses ini berlaku untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah
pada jalur formal, baik pada sistem paket maupun pada sistem kredit semester.

Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses


pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran
untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
II. PERENCANAAN PROSES PEMBELAJARAN

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan


pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK),
kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran,
materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian
hasil belajar, dan sumber belajar.

A. Silabus

Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran atau tema
pelajaran, SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator
pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus
dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL), serta panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Dalam pelaksanaannya, pengembangan silabus dapat dilakukan
oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah/ madrasah
atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau
Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan. Pengembangan silabus disusun di
bawah supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan
untuk SD dan SMP, dan dinas provinsi yang bertanggung jawab di bidang pendidikan
untuk SMA dan SMK, serta departemen yang menangani urusan pemerintahan di
bidang agama untuk Ml, MTs, MA, dan MAK.

B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam
upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP
secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau
lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan
dengan penjadwalan di satuan pendidikan.

Komponen RPP adalah :

1. Identitas mata pelajaran

Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester,


program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.

2. Standar kompetensi

Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang


menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan
dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.
3. Kompetensi dasar

Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik
dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi
dalam suatu pelajaran.

4. Indikator pencapaian kompetensi

Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi


untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan
penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang
mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

5. Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan


dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.

6. Materi ajar

Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis
dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.

7. Alokasi waktu

Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban
belajar.

8. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau
seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran
disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap
indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.
Pendekatan pembelajaran tematik digunakan untuk peserta didik kelas 1 sampai
kelas 3 SD/MI.

Kegiatan pembelajaran

Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang


ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta
didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan


pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara
sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
Penutup

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran


yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan
refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.

Penilaian hasil belajar

Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan
indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.

11. Sumber belajar

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar,
serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kom petensi.

Prinsip-prinsip Penyusunan RPP

Memperhatikan perbedaan individu peserta didik

RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal,


tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial,
emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya,
norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

Mendorong partisipasi aktif peserta didik

Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong
motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar.
Mengembangkan budaya membaca dan menulis

Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca,


pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan

Memberikan umpan balik dan tindak lanjut

RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan,


pengayaan, dan remedi.

Keterkaitan dan keterpaduan

RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD,
materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi,
penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun
dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata
pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.

Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi

RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan


komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan
kondisi.
III. PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN

Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran

1. Rombongan belajar

Jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar adalah:

a. SD/MI : 28 peserta didik

SMP/MT : 32 peserta didik

SMA/MA : 32 peserta didik

SMK/MAK : 32 peserta didik

Beban kerja minimal guru

beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran,


melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih
peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan;

beban kerja guru sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas adalah sekurang-
kurangnya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu.

Buku teks pelajaran

buku teks pelajaran yang akan digunakan oleh sekolah/madrasah dipilih melalui rapat
guru dengan pertimbangan komite sekolah/madrasah dari buku buku teks pelajaran
yang ditetapkan oleh Menteri;
rasio buku teks pelajaran untuk peserta didik adalah 1 : 1 per mata pelajaran;

selain buku teks pelajaran, guru menggunakan buku panduan guru, buku pengayaan,
buku referensi dan sumber belajar lainnya;

guru membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku dan sumber belajar lain
yang ada di perpustakaan sekolah/madrasah.

Pengelolaan kelas

guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata
pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan;

volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar
dengan baik oleh peserta didik;

tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik;

guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar


peserta didik;

guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, dan kepatuhan


pada peraturan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran;

guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar
peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung;

guru menghargai peserta didik tanpa memandang latar belakang agama, suku, jenis
kelamin, dan status sosial ekonomi;
guru menghargai pendapat peserta didik;
guru memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi;

pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus mata pelajaran yang
diampunya; dan

guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang
dijadwalkan.

B. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan


pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya


dengan materi yang akan dipelajari;

menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;

menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang
dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik.

Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta


didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi dan
konfirmasi.

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema
materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan
belajar dari aneka sumber;

menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber


belajar lain;

memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik


dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;

melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan

memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau


lapangan.
Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-
tugas tertentu yang bermakna;

memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;

memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan


bertindak tanpa rasa takut;

memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;

memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi


belajar;

memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan
maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;

memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun


kelompok;

memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk


yang dihasilkan;

memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan


dan rasa percaya diri peserta didik.

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,

memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik


melalui berbagai sumber,

memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman


belajar yang telah dilakukan,

memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam


mencapai kompetensi dasar:

berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta


didik yang menghadapi kesulitan, dengar menggunakan bahasa yang baku dan
benar;

membantu menyelesaikan masalah;

memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi;

memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;

memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi
aktif.

Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran;

melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan


secara konsisten dan terprogram;

memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program


pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual
maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;

menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

IV. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN

Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat
pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan
laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.

Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram dengan


menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja,
pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk,
portofolio, dan penilaian diri. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan Standar
Penilaian Pendidikan dan Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran.

PENGAWASAN PROSES PEMBELAJARAN

Pemantauan
Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan,
dan penilaian hasil pembelajaran.

Pemantauan dilakukan dengan cara diskusi kelompok terfokus, pengamatan,


pencatatan, perekaman, wawacara, dan dokumentasi.

Kegiatan pemantauan dilaksanakan oleh kepala dan pengawas satuan pendidikan.

Supervisi

Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan


penilaian hasil pembelajaran.

Supervisi pembelajaran diselenggarakan dengan cara pemberian contoh, diskusi,


pelatihan, dan konsultasi

Kegiatan supervisi dilakukan oleh kepala dan pengawas satuan pendidikan.

Evaluasi

Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran


secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran.
Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara:

membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar proses,

mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi


guru.

Evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada keseluruhan kinerja guru dalam


proses pembelajaran.

Pelaporan

Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran dilaporkan


kepada pemangku kepentingan.

Tindak lanjut

Penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar.

Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar.

Guru diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/penataran lebih lanjut.

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,


TTD.

BAMBANG SUDIBYO

Salinan sesuai dengan aslinya.

Biro Hukum dan Organisasi

Departemen Pendidikan Nasional,

Kepala Bagian Penyusunan Rancangan

Peraturan Perundang-undangan dan Bantuan Hukum I,

Muslikh, S.H.

NIP 131479478

GLOSARIUM
Afektif

Berkaitan dengan sikap, perasaan dan nilai.

Alam takambang

Menjadikan alam dalam lingkungan sekitar sebagai sumber belajar,

jadi guru

tempat berguru.

Beban

kerja

1. Sekurang-kurangnya 24 jam tatap muka dalam satu minggu,

guru
mencakup kegiatan pokok merencanakan pembelajaran,

melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran

membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan

tugas tambahan (UU No. 14 Tahun 2005 Pasal 35 ayat 1 dan 2).

2. Beban maksimal dalam mengorganisasikan proses belajar dan

pembelajaran yang bermutu : SD/MI/SDLB 27 jam @ 35 menit,

SMP/MTs/SMPLB 18 jam @ 40 menit, SMA/MA/SMK/MAK/SMALB 18


jam @ 45 menit (Standar Proses).

Belajar

Perubahan yang relatif permanen dalam kapasitas pribadi seseorang

sebagai akibat pengolahan atas pengalaman yang diperolehnya dan

praktik yang dilakukannya.

Belajar aktif

Kegiatan mengolah pengalaman dan atau praktik dengan cara

mendengar, membaca, menulis, mendiskusikan, merefleksi


rangsangan, dan memecahkan masalah.

Belajar mandiri

Kegiatan atas prakarsasendiridalammenginternalisasi

pengetahuan, sikap dan keterampilan, tanpa tergantung atau

mendapat bimbingan langsung dari orang lain.

Budaya

Semua kegiatan yang berkenaan dengan kemampuan berbahasa

membaca
(mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis). Proses

menulis

penulisan dilakukan dengan keterlibatan peserta didik dengan

tahapan kegiatan: pra penulisan, buram 1, revisi, buram 2,

pengecekan tanda baca, dan terakhir publikasi di mana peserta didik

menentukan karyanya dimuat di buku kelas, mading, majalah

sekolah, atau majalah yang ada di daerah setempat.

Daya saing
Kemampuan untuk menunjukkan hasil lebih baik, lebih cepat atau

lebih bermakna.

Indikator

Bukti yang menunjukkan telah dikuasainya kompetensi dasar

kompetensi

Klasikal
Cara mengelola kegiatan belajar dengan sejumlah peserta didik

dalam suatu kelas, yang memungkinkan belajar bersama,

berkelompok dan individual.

Kognitif

Berkaitan dengan atau meliputi proses rasional untuk menguasai

pengetahuan dan pemahaman konseptual. Periksa taksonomi tujuan

belajar kognitif.
Kolaboratif

Kerjasama dalam pemecahan masalah dan atau penyelesaian suatu

tugas dimana tiap anggota melaksanakan fungsi yang saling mengisi

dan melengkapi.

Kolokium

Suatu kegiatan akademik dimana seseorang mempresentasikan apa

yang telah dipelajari kepada suatu kelompok atau kelas, dan


menjawab pertanyaan mengenai presentasinya dari anggota

kelompok atau kelas.

Kompetensi

1. Seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki

seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat

dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.

2. Keseluruhan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang

dinyatakan dengan ciri yang dapat diukur.

Kompetensi

Kemampuan minimal yang diperlukan untuk melaksanakan tugas

dasar(KD)

atau pekerjaan dengan efektif.

Kooperatif

Kegiatan yang dilakukan dalam kelompok demi untuk kepentingan

bersama (mutual benefit).


Metakognisi

Kognisi yang lebih komprehensif.meliputi pengetahuan strategik

(mampu membuat ringkasan menyusun struktur pengetahuan),

pengetahuan tentang tugas kognitif (mengetahui tuntutan kognitif

untuk berbagai keperluan), dan pengetahuan tentang diri (Briggs

menggunakan istilah "prinsip").

Paradigma

Cara pandang dan berpikir yang mendasar.

Pembelajaran

(1 ) Proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar

pada suatu lingkungan belajar (UU Sisdiknas);

(2) Usaha sengaja, terarah dan bertujuan oleh seseorang atau

sekelompok orang (termasuk guru dan penulis buku pelajaran)

agar orang lain (termasuk peserta didik), dapat memperoleh


pengalaman yang bermakna. Usaha ini merupakan kegiatan yang

berpusat pada kepentingan peserta didik.

Pembelajaran

Pengorganisasian proses belajar yang dikaitkan dengan masalah

berbasis

konkret yang dapat ditinjau dari berbagai disiplin keilmuan atau

masalah

mata pelajaran Misalnya masalah "bencana alam" yang ditinjau dari

pelajaran Bahasa Indonesia, IPA, IPS, dan Agama.

Pembelajaran

Pengorganisasian proses belajar yang dikaitkan dengan suatu objek

berbasis proyek

konkret yang dapat ditinjau dari berbagai disiplin keilmuan atau

mata pelajaran. Misalnya objek "sepeda" yang ditinjau dari pelajaran

Bahasa, IPA, IPS, dan Penjasorkes.

Penilaian

Usaha untuk mengukur atau memberikan penghargaan atas


otentik

kemampuan seseorang yang benar-benar menggambarkan apa yang

dikuasainya. Penilaian ini dilakukan dengan berbagai cara seperti tes

tertulis, kolokium, portofolio, unjuk kerja, unjuk tindak (berdikusi,

berargumentasi, dan lain-lain), observasi dan lain-lain.

Portofolio

Suatu berkas karya yang disusun berdasarkan sistematika tertentu,

sebagai bukti penguasaan atas tujuan belajar.

Prakarsa

Daya atau kemampuan seseorang atau lembaga untuk memulai

sesuatu yang berdampak positif terhadap diri dan lingkungannya.

Reflektif

Berkaitan dengan usaha untuk mengolah atau mentransformasikan

rangsangan dari penginderaan dengan pengalaman, pengetahuan,

dan kepercayaan yang telah dimiliki.


Remedi

Usaha pengulangan pembelajaran dengan cara yang lain setelah

dilakukan diagnosa masalah belajar.

Sistematik

Usaha yang dilakukan secara berurutan agar tujuan dapat dicapai

dengan efektif dan efisien

Sistemik

Holistik: cara memandang segala sesuatu sebagai bagian yang tidak

terpisahkan dengan bagian lain yang lebih luas.


Standar isi (SI)

Ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam

kriteria tentang komptensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kom

petensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus

dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan

tertentu (PP 19 Tahun 2005).

Standar

Ketentuan pokok untuk dijabarkan lebih lanjut dalam serangkaian

kompetensi (SK)

kemampuan untuk melasanakan tugas atau pekerjaan secara efektif.


Standar

Ketentuan pokok untuk menunjukkan kemampuan melaksanakan

kompetensi

tugas atau pekerjaan setelah mengikuti serangkaian program pembel

lulusan (SKL)

jaran.

Strategi

Pendekatan menyeluruh yang berupa pedoman umum dan kerangka

kegiatan untuk mencapai suatu tujuan dan biasanya dijabarkan dari

pandangan falsafah atau teori tertentu.

Sumber belajar

Segala sesuatu yang mengandung pesan, baik yang sengaja


dikembangkan atau yang dapat dimanfaatkan untuk memberikan

pengalaman dan atau praktik yang memungkinkan terjadinya

belajar. Sumber belajar dapat berupa nara sumber, buku, media

non-buku, teknik dan lingkungan.

Taksonomi

(1) Meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis

tujuan belajar

dan evaluasi (Benjamin Bloom dkk, 1956).

kognitif

(2) Terdiri atas dua dimensi, yaitu dimensi pengetahuan yang terdiri
atas faktual, konseptual, prosedural, dan metakognisi, dan

dimensi proses kognitif yang meliputi mengingat, memahami,

menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta (Lorin W.

Anderson dkk, 2001, sebagai revisi dari taksonomi Bloom dkk.).

Tematik

Berkaitan dengan suatu tema yang berupa subjek atau topik yang

dijadikan pokok pembahasan. Contoh: pembelajaran tematik di

kelas I SD dengan tema "Aku dan Keluargaku". Tema tersebut

dijadikan dasar untuk berbagai mata pelajaran, termasuk Bahasa

Indonesia, Agama, Matematika dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai