Asuhan Kebidanan Nifas Dengan Puting Lecet
Asuhan Kebidanan Nifas Dengan Puting Lecet
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1.1.1. Tujuan Umum
Setelah mempelajari asuhan kebidanan post partum diharapkan mahasiswa
kebidanan mampu memberikan asuhan kebidanan post partum pada ibu dengan sisa
plasenta.
1.1.2. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari asuhan kebidanan post partum pada ibu dengan sisa plasenta,
diharapkan mahasiswa mampu :
1.1.2.1. Melakukan pengkajian data untuk memperoleh data yang dibutuhkan pada ibu post
partum.
1.1.2.2. Merumuskan identifikasi masalah/ diagnosa pada ibu post partum.
1.1.2.3. Merumuskan diagnosa dan masalah potensial pada ibu post partum.
1.1.2.4. Menilai adanya kebutuhan segera berdasarkan keadaan ibu post partum.
1.1.2.5. Melakukan perencanaan untuk tindakan yang komprehensif yang dilakukan,
didukung dengan penjelasan dan rasional pada ibu post partum.
1.1.2.6. Melakukan implementasi pada ibu post partum.
1.1.2.7. Mengevaluasi keefektifan asuhan kebidanan yang telah diberikan pada ibu post
partum.
1.1.2.8. Mendokumentasikan asuhan kebidanan post partum.
- lochea rubra: berisi darah segar dan sisa- sisa selaput ketuban, sel- sel desidua,
vernik kaseosa, lanugo, dan mekonium selama 2 hari PP.
- lochea sanguinolenta: berwarna merah, kuning berisi darah dan lender hari ke 3-7 PP
- lochea serosa: berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi pada hari ke 7 – 14 PP
- lochea alba: cairan putih setelah 2 minggu
- lochea purulenta: terjadi infeksi keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
- Lochiostasi:lochea tidak lancar keluarnya.
6. Servik, setelah partus bentuk servik agak menganga seperti corong berwarna
merah kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang- kadang terdapat perlukaan –
perlukaan kecil. Setelah bayi lahir tangan dapat masuk rongga rahim, setelah 2
jam dapat melalui 2-3 jari dan setelah 7 hari terbuka 1 jari.
7. Ligamen: ligament, fascia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu
partus, setelah bayi lahir secara berangsur – angsur ciut dan pulih kembali.
1. Mobilisasi: karena lelah habis bersalin ibu harus beristirahat, tidur terlentang
selama 8 jam PP.Kemudian boleh miring ke kanan dan ke kiri untuk
mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Hari ke 2 duduk kemudian
jalan-jalan, pada hari ke 4 atau 5 pulang. Mobilisasi mempunyai variasi
tergantung adanya komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka.
2. Diit : Makanlah makanan yang mengandung protein, menandung banyak
cairan, buah dan sayur.
3. Miksi : Hendaknya dilakukan secara sendiri, kadang-kadang beberapa wanita
mengalami kesulitan karena spinter uretra mengalami tekanan oleh kepala
janin dan spasme oleh iritasi M. Spinter ani selama.
4. Defekasi : BAB harus ada 3-4 hari PP bila belum dan terjadi konstipasi maka
berikan laksan per oral atau per rectal. Bila belum berikan klisma.
5. Perawatan payudara : dilakukan sejak hamil supaya puting lemas, tidak keras
dan kering untuk persiapan menyusui. Bila bayi meninggal maka lakukan
pembalutan mamae sampai tertekan dan pemberian obat estrogen untuk
supresi LH seperti linoral dan perodel.
6. Laktasi : dalam menghadapi masa laktasi sejak kehamilan telah terjadi
perubahan-perubahan pada kelenjar mamae, yaitu :
- Proliferasi jaringan pada kelenjar dan aveoli dan jaringan lemak bertambah.
- Keluar cairan susu jolong dari duktus laktiverus yang disebut colostrums, berwarna
kuning putih susu.
- Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana vena berdilatasi
sehingga tampak lebih jelas.
- Setelah persalinan pengaruh supresi esterogen dan progesterone hilang maka timbul
pengaruh LH atau prolaktin yang merangsang air susu. Oksitosin menyebabkan
mioepitel kelenjar susu berkontraksi sehingga air susu keluar, produksi ASI 2-3 hari
PP. Bila bayi ditetekkan, isapan pada putting susu merupakan rangsangan yang secara
reflektoris mengakibatkan oksitosin dikeluarkan oleh hipovisa sehingga keluarlah
ASI, selain itu akan menyebabkan involusi uteri akan lebih sempurna. ASI
merupakan makanan yang bagus buat bayi dan menjelmakan rasa kasih saynag ibu
dan anaknya.
Undang –undang memberikan cuti hamil dan bersalin selama 3 bulan bagi wanita
pekerja yaitu 1 bulan sebelum bersalin dan 2 bulan setelah partus.
Didalam masa nifas dapat terjadi infeksi dan peradangan pada mamae
terutama pada primipara karena mengingat belum mempunyai pengalaman dalam hal
merawat payudara dan cara / posisi menyusui yang benar.
Putting susu yang lecet dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
Dalam mencegah kelainan pada putting susu terutama putting susu yang lecet,
penatalaksanaannya antara lain dengan memperbaiki posisi menyusui, mengoleskan
asi ke putting susu yang lecet, tetap mengeluarkan ASI dari payudara, dan minum
obat bila keadaannya parah. Selain itu juga perawatan putting susu yang lecet
sementara putting susu yang lecet tidak digunakan untuk menyusui/istirahat selama
sedikit-dikitnya selama 24 jam. Putting susu yang lecet dapat diobati dengan
menggunakan salep levertran. Jika perlu pada waktu meneteki mempergunakan alat
pelindung putting susu.
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
No Register : 034019-2007
MKB : 13 agustus 2007 Pukul : 05.30 WIB
Tanggal Pengkajian : 15 agustus 2007 Pukul : 09.00 WIB
1. Identitas
2. Status Perkawinan
Perkawinan : ke-1
Usia saat kawin istri : 20 th
Usia saat kawin suami : 23 th
Lama Perkawinan : 2 th
Ibu mengatakan puting susunya lecet, sakit, panas setelah menyusui bayinya.
4. Riwayat Menstruasi
Kala IV
Tanggal 10 agustus 2007 jam 04.30 wib. Keadaan umum ibu baik, kesadaran compos
mentis, GCS 4-5-6, TD 110/70 mmHg, nadi 84 x/menit, suhu 36,7 o c.
Perdarahan 200 cc, TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik konsistensi
keras. Perineum dijahit dengan jahitan jelujur.
Klien tidak pernah menderita dan tidak sedang menderita penyakit menular (hepatitis
dan TBC) dan penyakit menahun (Diabetes millitus dan hipertensi)
Klien tidak pernah operasi
7. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga klien tidak pernah menderita dan tidak sedang menderita penyakit menular
(hepatitis dan TBC) dan penyakit menahun ( Diabetes millitus dan hipertensi)
Keluarga klien tidak mempunyai keturunan kembar
Di RS Hari ke-3 PP
Ibu mobilisasi jalan – jalan dan menyusui bayinya.
Di RS Hari ke-3 PP
Ibu tidak mempunyai kebiasaan yang merugikan seperti merokok, minum – minuman
keras, minum obat – obatan terlarang dan minum jamu.
Di RS Hari ke-3 PP
Ibu tidur 7 – 8 jam/hari. 2 jam tidur siang dan 6 jam tidur malam
Di RS Hari ke-3 PP
Mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, ganti baju dan celana dalam 2x/ hari sesudah
mandi.
Kepala
Warna rambut hitam, lurus, panjang, distribusi merata, tidak ada luka, bersih dan
tidak berketombe.
Muka
Mata
Hidung
Tidak ditemukan pernafasan cuping hidung, mukosa lembab dan tidak ada polip.
Mulut
bibir lembab kecoklatan tidak ditemukan cianosis. Gigi tidak ada caries, tidak ada
gigi palsu, lidah lembab,tidak berslag, tidak hiperemi dan tidak tremor.
Telinga
Tidak ada kelainan kulit, mukosa lembab,terdapat serumen, tidak ada benjolan
abnormal, tidak ada benda asing dan cairan.
Leher
Tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan lymfe
Payudara
Asimetris, adanya hiperpigmentasi, puting susu datar dan lecet, kolostrum sudah
keluar sedikit, ada dekil pada puting, tidak ada benjolan yang abnormal dan
mencurigakan dan konsistensinya padat
Perut
Tidak ada bekas operasi,ada strie albican dan linea nigra kontraksi uterus baik
konsistensi keras, TFU 3 jari dibawah pusat, dan perut berbentuk datar tapi masih
sedikit menonjol.
Genetalia
Vulva dan vagina tidak ada oedema, tidak ditemukan varices, tidak ditemukan benjolan
abnormal, keluar lochea rubra, perineum ada luka bekas episiotomi, luka masih basah. Anus
tidak ada hemorroid.
Ekstremitas
IV. Implementasi
5 15-08-2007 Memberikan diit TKTP dan minum air putih yang banyak
pkl.09.40 wib
TKTP : 1 piring nasi porsi sedang,lauk-pauk, sayur, dan
buah
air putih minimal 2 l /hari
VIII. Evaluasi
Tanggal 15 Agustus 2007-08-18 Pukul 13.00 WIB
S : Ibu mengatakan nyeri dan panas pada puting susu sudah berkurang
Ibu mengatakan sudah bisa cara / posisi menyusui yang benar dan ingin pulang
dengan membawa anaknya.
I :
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Masa nifas adalah masa pulih kembali mulai dari partus selesai sampai alat –
alat kandungan kembali seperti pra hamil, lamanya 6-8 minggu.
Pembagian pada masa nifas, ada 3 periode, yaitu puerpurium dini, puerpurium
intermedial dan remote puerpurium.
Involusi alat – alat kandungan, antara lain : uterus, bekas implantasi uteri,
plasental bed mengecil, luka – luka pada jalan lahir, after pains, lochea, servik dan
ligamen. Macam – macam lochea, antara lain : lochea rubra, lochea sanguinolenta,
lochea serosa, lochea alba, lochea purulenta, dan lochiostasi.
Perawatan post partum, antara lain : Mobilisasi, diit, miksi, BAB, Perawatan
payudara, cuti hamil dan bersalin dan pemeriksaan pasca persalinan.
Pemeriksaan Post natal antara lain pemeriksaan umum: tensi, nadi,
keluhan.Keadaan umum : suhu badan, selera makan, payudara : Asi, putting susu,
dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum, secret yang keluar (lochia,flour
albus ), dan keadaan alat-alat kandungan.
Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim dimana berat
rahim dari 1000 gram habis bersalin menjadi 40-60 gr selama 6 minggu kemudian.
Bila pengecilan ini kurang baik atau terganggu disebut sub- involusi. Faktor – faktor
penyebab antara lain : infeksi, sisa uri, mioma uteri, dan bekuan – bekuan darah.
Putting susu yang lecet dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
posisi dan perlekatan yang salah, melepas penghisapan bayi yang salah,
membersihkan putting susu dengan menggunakan sabun / alkohol.
4.2. Saran
4.2.1. Bagi mahasiswa
Mahasiswa hendaknya dapat mengaplikasikan antara ilmu pengetahuan logika
dan ilmu dalam melaksanakan dan menerapkan asuhan kebidanan yang baik dan
benar.
4.2.2. Bagi latihan praktek
Dapat menyesuaikan antara teori dan praktek terutama dalam asuhan
kebidanan pada ibu post partum dengan sisa plasenta dapat meningkatkan pelayanan
terutama dalam mencegah kematian pada ibu.
4.2.3. Bagi institusi pendidikan
Dapat menambah wawasan tentang asuhan kebidanan dan dapat
memperbanyak dan menggandakan sebagian fasilitas perpustakaan.
DAFTAR PUSTAKA
de M. I.B, 2005. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan
Bidan. EGC. Jakarta.
Mochtar R, 2003. Sinopsis Obstetr. EGC. Jakarta.
rwono P, 2005. Ilmu Kebidanan. EGC. Jakarta.
Soemarto, 2003. Pedoman Diagnosis Dan Terapi Lab/UPF Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan;
hal 73. RSUD Dr Soetomo. Surabaya