Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DENGAN PUTING LECET

Christy Arum 19:00

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang


Masa nifas alat alat genetalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur
pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan alat- alat genital sepenuhnya
disebut involusi. Selain involusi terjadi perubahan – perubahan seperti
homokonsentrasi dan timbulnya laktasi.
Setelah janin dilahirkan fundus uteri kira-kira setinggi pusat, segera setelah
plasenta lahir, Tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat. Uterus menyerupai buah
advokat gepeng berukuran panjang 15 cm, lebar 12 cm dan tebal 10 cm. Dinding
uterus sendiri kira – kira 5 cm, pada bekas implantasi plasenta lebih tipis daripada
bagian –bagian lainnya.
Pada hari kelima post partum uterus kurang lebih 7 cm atas simfisis atau
setengah simfisis pusat, sesudah 12 hari uterus tidak dapat diraba lagi diatas simfisis
atau setengah simfisis pusat, sesudah 12 hari uterus tidak dapat diraba lagi diatas
simfisis.

1.2.  Tujuan
1.1.1.      Tujuan Umum
Setelah mempelajari asuhan kebidanan post partum diharapkan mahasiswa
kebidanan mampu memberikan asuhan kebidanan post partum pada ibu dengan sisa
plasenta.
1.1.2.      Tujuan Khusus
Setelah mempelajari asuhan kebidanan post partum pada ibu dengan sisa plasenta,
diharapkan mahasiswa mampu :
1.1.2.1.      Melakukan pengkajian data untuk memperoleh data yang dibutuhkan pada ibu post
partum.
1.1.2.2.      Merumuskan identifikasi masalah/ diagnosa pada ibu post partum.
1.1.2.3.      Merumuskan diagnosa dan masalah potensial pada ibu post partum.
1.1.2.4.      Menilai adanya kebutuhan segera berdasarkan keadaan ibu post partum.
1.1.2.5.      Melakukan perencanaan untuk tindakan yang komprehensif yang dilakukan,
didukung dengan penjelasan dan rasional pada ibu post partum.
1.1.2.6.      Melakukan implementasi pada ibu post partum.
1.1.2.7.      Mengevaluasi keefektifan asuhan kebidanan yang telah diberikan pada ibu post
partum.
1.1.2.8.      Mendokumentasikan asuhan kebidanan post partum.

1.3.  Metode Pembahasan


Makalah ini disusun dengan cara praktek kerja lapangan, studi kasus,
konsultasi dengan pembimbing ruangan, konsultasi dengan dosen pembimbing, studi
pustaka dan ceramah tanya jawab.

1.4.  Ruang Lingkup


Laporan asuhan kebidanan post partum di ruang bersalin RSUD Dr Soegiri
Lamongan.

1.5.  Sistematika Penulisan


Dalam Penyusunan kebidanan ini dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan, ruang lingkup, metode
pembahasan dan sistematika penulisan.
BAB II : Landasan teori tentang Nifas
BAB III : Studi Kasus
BAB IV : Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Definisi Nifas


Masa nifas adalah masa pulih kembali mulai dari partus selesai sampai alat –
alat kandungan kembali seperti pra hamil, lamanya 6-8 minggu.
Pembagian pada masa nifas, ada 3 periode :
1. Puerpurium dini adalah kepulihan dimana ibu telah dibolehkan berdiri dan
berjalan – jalan.
2. Puerpurium intermedial adalah kepulihan menyeluruh alat alat genetalia yang
lamanya 6-8 minggu.
3. Remote puerpurium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila ibu selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu- minggu, bulanan,
dan tahunan.

2.2 Involusi Alat – Alat Kandungan

1. Uterus. Uterus secara berangsur – angsur menjadi kecil sehingga akan


kembali seperti sebelum hamil.
2. Bekas implantasi uteri, plasental bed mengecil karena kontraksi menonjol ke
vakum uteri dengan diameter 7,5 cm, sesudah 2 minggu menjadi 3,5 cm dan
pada minggu ke-6 2,4 cm dan akhirnya pulih.
3. Luka – luka pada jalan lahir bila tidak disertai infeksi akan sembuh dalam
waktu 6-7 hari.
4. After pains disebabkan kontraksi uterus, berlangsung 2-4 hari PP.
5. Lochea adalah cairan secret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam
masa nifas.Macam – macam lochea, antara lain :

-          lochea rubra: berisi darah segar dan sisa- sisa selaput ketuban, sel- sel desidua,
vernik kaseosa, lanugo, dan mekonium selama 2 hari PP.
-          lochea sanguinolenta: berwarna merah, kuning berisi darah dan lender hari ke 3-7 PP
-          lochea serosa: berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi pada hari ke 7 – 14 PP
-          lochea alba: cairan putih setelah 2 minggu
-          lochea purulenta: terjadi infeksi keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
-          Lochiostasi:lochea tidak lancar keluarnya.
6. Servik, setelah partus bentuk servik agak menganga seperti corong berwarna
merah kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang- kadang terdapat perlukaan –
perlukaan kecil. Setelah bayi lahir tangan dapat masuk rongga rahim, setelah 2
jam dapat melalui 2-3 jari dan setelah 7 hari terbuka 1 jari.
7. Ligamen: ligament, fascia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu
partus, setelah bayi lahir secara berangsur – angsur ciut dan pulih kembali.

2.3. Perawatan Post Partum

1. Mobilisasi: karena lelah habis bersalin ibu harus beristirahat, tidur terlentang
selama 8 jam PP.Kemudian boleh miring ke kanan dan ke kiri untuk
mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Hari ke 2 duduk kemudian
jalan-jalan, pada hari ke 4 atau 5 pulang. Mobilisasi mempunyai variasi
tergantung adanya komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka.
2. Diit : Makanlah makanan yang mengandung protein, menandung banyak
cairan, buah dan sayur.
3. Miksi : Hendaknya dilakukan secara sendiri, kadang-kadang beberapa wanita
mengalami kesulitan karena spinter uretra mengalami tekanan oleh kepala
janin dan spasme oleh iritasi M. Spinter ani selama.
4. Defekasi : BAB harus ada 3-4 hari PP bila belum dan terjadi konstipasi maka
berikan laksan per oral atau per rectal. Bila belum berikan klisma.
5. Perawatan payudara : dilakukan sejak hamil supaya puting lemas, tidak keras
dan kering untuk persiapan menyusui. Bila bayi meninggal maka lakukan
pembalutan mamae sampai tertekan dan pemberian obat estrogen untuk
supresi LH seperti linoral dan perodel.
6. Laktasi : dalam menghadapi masa laktasi sejak kehamilan telah terjadi
perubahan-perubahan pada kelenjar mamae, yaitu :

-          Proliferasi jaringan pada kelenjar dan aveoli dan jaringan lemak bertambah.
-          Keluar cairan susu jolong dari duktus laktiverus yang disebut colostrums, berwarna
kuning putih susu.
-          Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana vena berdilatasi
sehingga tampak lebih jelas.
-          Setelah persalinan pengaruh supresi esterogen dan progesterone hilang maka timbul
pengaruh LH atau prolaktin yang merangsang air susu. Oksitosin menyebabkan
mioepitel kelenjar susu berkontraksi sehingga air susu keluar, produksi ASI 2-3 hari
PP. Bila bayi ditetekkan, isapan pada putting susu merupakan rangsangan yang secara
reflektoris mengakibatkan oksitosin dikeluarkan oleh hipovisa sehingga keluarlah
ASI, selain itu akan menyebabkan involusi uteri akan lebih sempurna. ASI
merupakan makanan yang bagus buat bayi dan menjelmakan rasa kasih saynag ibu
dan anaknya.

7. Cuti hamil dan bersalin.

Undang –undang memberikan cuti hamil dan bersalin selama 3 bulan bagi wanita
pekerja yaitu 1 bulan sebelum bersalin dan 2 bulan setelah partus.

8. Pemeriksaan pasca persalinan : control kembali 6 minggu setelah partus bagi


wanita yang melahirkan secara normal dan 1 minggu setelah partus bagi
wanita dengan persalinan yang luar biasa.

2.5. Putting Susu Lecet

Didalam masa nifas dapat terjadi infeksi dan peradangan pada mamae
terutama pada primipara karena mengingat belum mempunyai pengalaman dalam hal
merawat payudara dan cara / posisi menyusui yang benar.
Putting susu yang lecet dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :

 Posisi dan perlekatan yang salah


 Melepas penghisapan bayi yang salah
 Membersihkan putting susu dengan menggunakan sabun/alkohol

Dalam mencegah kelainan pada putting susu terutama putting susu yang lecet,
penatalaksanaannya antara lain dengan memperbaiki posisi menyusui, mengoleskan
asi ke putting susu yang lecet, tetap mengeluarkan ASI dari payudara, dan minum
obat bila keadaannya parah. Selain itu juga perawatan putting susu yang lecet
sementara putting susu yang lecet tidak digunakan untuk menyusui/istirahat selama
sedikit-dikitnya selama 24 jam. Putting susu yang lecet dapat diobati dengan
menggunakan salep levertran. Jika perlu pada waktu meneteki mempergunakan alat
pelindung putting susu.

BAB III
TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
     

No Register : 034019-2007
MKB : 13 agustus 2007 Pukul : 05.30 WIB
Tanggal Pengkajian : 15 agustus 2007 Pukul : 09.00 WIB

A.     Data Subyektif

1. Identitas

Nama Istri : Ny.” A” Nama Suami :Tn.”A”


Umur : 22 th Umur : 25 th
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/ bangsa : Jawa Suku/bangsa : Jawa
Gravida/Para : P1oo1 Pendidikan : SD
Pendidikan : SD Pekerjaan : Swasta
Pekerjaan : IRT Alamat : Sekaran
Alamat : Sekaran

2. Status Perkawinan

Perkawinan : ke-1
Usia saat kawin istri : 20 th
Usia saat kawin suami : 23 th
Lama Perkawinan : 2 th

3. Riwayat kesehatan Kebidanan

Ibu mengatakan puting susunya lecet, sakit, panas setelah menyusui bayinya.

4. Riwayat Menstruasi

Menarche : 13 th Bau : anyir


Siklus : 28 hari Dismenorhoe : hari pertama
Warna darah : merah kecoklatan HPHT : lupa
Lama : 5- 6 hari
5. Riwayat Obstetri

a.       Riwayat Kehamilan


         Trimester I : Hamil muda mengalami mual, pusing, dan nafsu makan berkurang,
ANC di bidan 1x mendapatkan obat cavilex
         Trimester II : Keluhan pusing dan nafsu makan bertambah, ANC di badan
mendapatkan obat cavilex dan TT ke-1.
         Trimester III : Hamil tua mengalami nyeri punggung, ANC di bidan 2x
mendapatkan obat cavilex dan TT ke-2.

b.      Riwayat Persalinan


         Kala I : Tanggal 11 agustus 2007 pukul 09.00 WIB ibu mulai merasakan
perutnya mules – mules dan ketuban utuh, palpasi TFU 34 cm. VT O 2 cm ketuban +
eff 75% letak kepala puki HI, TD 110/70 mmHg, nadi 84 x/menit, suhu 36,5 o c
dirujuk oleh bidan Diana ke RS kesimpulan: G1P0000 aterm/T/H/ intra uteri dengan
partus kasep.
         Kala II
Tanggal 13 agustus 2007 jam 02.30 wib jenis persalinan vakum ekstraksi (VE). Bayi:
BB = 3000 gram, PB = 50 cm, AS = 4-5, jenis kelamin laki-laki, anus ada, ada caput
succedaneum/chepal hematom dan tidak ditemukan kelainan kongenital.

         Kala III


Tanggal 13 agustus 2007 jam 02.40 wib plasenta lahir secara manual, selaput
lengkap, kotiledon 20 buah, berat 500 gram, ukuran 18x18x2 cm, panjang tali pusat
50 cm.

         Kala IV
Tanggal 10 agustus 2007 jam 04.30 wib. Keadaan umum ibu baik, kesadaran compos
mentis, GCS 4-5-6, TD 110/70 mmHg, nadi 84 x/menit, suhu 36,7 o c.
Perdarahan 200 cc, TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik konsistensi
keras. Perineum dijahit dengan jahitan jelujur.

6. Riwayat Kesehatan Yang Lalu

         Klien tidak pernah menderita dan tidak sedang menderita penyakit menular (hepatitis
dan TBC) dan penyakit menahun (Diabetes millitus dan hipertensi)
         Klien tidak pernah operasi
7. Riwayat Kesehatan Keluarga

         Keluarga klien tidak pernah menderita dan tidak sedang menderita penyakit menular
(hepatitis dan TBC) dan penyakit menahun ( Diabetes millitus dan hipertensi)
         Keluarga klien tidak mempunyai keturunan kembar

8. Pola Kebiasaan Sehari – hari

a.       Pola Nutrisi


         Selama Hamil
Makan 3x/hari dengan porsi 1 piring sedang, komposisi nasi, sayur dan lauk pauk
bervariasi.
Minum 5-6 gelas/hari (1 gelas teh dan 5 gelas air putih)

         Di RS Hari ke-3 PP :


Makan 3x /hari sesuai menu dan porsi yang disediakan di RS yaitu Diit nasi TKTP
(Tinggi Kalori Tinggi Protein)
Minum 5-6 gelas/hari (1 gelas teh dan 5 gelas air putih)

b.      Pola Eliminasi


         Selama Hamil
BAK 5-6x/ hari warna jernih, lancar dan tidak nyeri
BAB 1x/ hari warna kuning, konsistensi lunak dan tidak nyeri

         Di RS Hari ke-3 PP


BAK 5-6x/ hari warna jernih, lancar dan tidak nyeri
BAB 1x/ hari warna kuning, konsistensi lunak dan tidak nyeri

c.       Pola Aktivitas


Selama Hamil
Ibu ikut arisan RT dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti memasak,
menyapu, dan mencuci.

Di RS Hari ke-3 PP
Ibu mobilisasi jalan – jalan dan menyusui bayinya.

d.      Pola Kebiasaan Yang Merugikan


Selama Hamil
Ibu tidak mempunyai kebiasaan yang merugikan seperti merokok, minum – minuman
keras, minum obat – obatan terlarang dan minum jamu.

Di RS Hari ke-3 PP
Ibu tidak mempunyai kebiasaan yang merugikan seperti merokok, minum – minuman
keras, minum obat – obatan terlarang dan minum jamu.

e.       Pola Istirahat Tidur


Selama Hamil
Ibu tidur 6 – 7 jam/hari. 2 jam tidur siang dan 5 jam tidur malam

Di RS Hari ke-3 PP
Ibu tidur 7 – 8 jam/hari. 2 jam tidur siang dan 6 jam tidur malam

f.       Pola Personal Hygiene


Selama Hamil
Mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, ganti baju dan celana dalam 2x/ hari sesudah
mandi.

Di RS Hari ke-3 PP
Mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, ganti baju dan celana dalam 2x/ hari sesudah
mandi.

9.      Riwayat Psikososial


         Non Verbal : Ibu sangat senang dengan kelahiran anaknya pertama, terlihat ibu sering
mengunjungi dan menyusui bayinya.
Verbal :
1.      Persalinan ini sangat diharapkan mengingat ibu belum punya anak.
2.      Suami dan keluarga sangat senang dengan kehadiran si bayi, mengingat suami dan
keluarga sering menceritakan si kecil.
3.      Ibu tinggal bersama suami dan orang tuanya.
4.      Ibu berencana akan merawat bayinya sendiri, mengingat ibu tidak bekerja.
5.      Ibu berencana akan menyusui bayinya selama 2 tahun
6.      Ibu belum bisa memandikan bayi dan perawatan tali pusat mengingat ibu belum
punya anak.
7.      Ibu belum tahu tentang cara perawatan payudara dan cara menyusui yang benar.
8.      Ibu belum tahu tentang personal hygiene, aktivitas, istirahat, hubungan seksual dan
perawatan perineum.
B.     Data Obyektif
1.      Pemeriksaan Umum
         Keadaan umum : Cukup
         Kesadaran : Compos metis GCS : 4-5-6
         TD : 110/70 mmHg Nadi : 84 x/ menit
         Suhu o
: 36,7 C
         TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, lochea rubra.
         Perineum kering dan ada bekas jahitan perineum
         Putting susu lecet

2.      Pemeriksaan Fisik

Kepala
Warna rambut hitam, lurus, panjang, distribusi merata, tidak ada luka, bersih dan
tidak berketombe.

Muka

Tidak ada oedema dan cloasma gravidarum

Mata

Tidak terlihat adanya ptosis,brill hematoma,warna sklera putih terdapat gambaran


tipis pembuluh darah, conjungtiva berwarna merah muda.

Hidung

Tidak ditemukan pernafasan cuping hidung, mukosa lembab dan tidak ada polip.

Mulut

bibir lembab kecoklatan tidak ditemukan cianosis. Gigi tidak ada caries, tidak ada
gigi palsu, lidah lembab,tidak berslag, tidak hiperemi dan tidak tremor.
Telinga

Tidak ada kelainan kulit, mukosa lembab,terdapat serumen, tidak ada benjolan
abnormal, tidak ada benda asing dan cairan.

Leher

Tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan lymfe

Payudara

Asimetris, adanya hiperpigmentasi, puting susu datar dan lecet, kolostrum sudah
keluar sedikit, ada dekil pada puting, tidak ada benjolan yang abnormal dan
mencurigakan dan konsistensinya padat

Perut

Tidak ada bekas operasi,ada strie albican dan linea nigra kontraksi uterus baik
konsistensi keras, TFU 3 jari dibawah pusat, dan perut berbentuk datar tapi masih
sedikit menonjol.

Genetalia

Vulva dan vagina tidak ada oedema, tidak ditemukan varices, tidak ditemukan benjolan
abnormal, keluar lochea rubra, perineum ada luka bekas episiotomi, luka masih basah. Anus
tidak ada hemorroid.

Ekstremitas

Tidak ada oedema dan varices


3.      Pemeriksaan Penunjang
Hb : 9,5 gr%
II.    Interpretasi Data Dasar
Dx : P1001 Hari ke-2 PP vacum ekstraksi dan puting susu lecet
DS : Ibu mengatakan telah melahirkan anak ke-1 dengan jenis kelamin laki-laki tanggal
13 agustus 2007 jam 02.30 wib.
Ibu mengatakan puting susunya lecet, sakit dan panas setelah menyusui
bayinya
DO :
         Keadaan umum : cukup
         Kesadaran: Compos metis GCS : 4-5-6
         TD : 110/70 mmHg Nadi : 84 x/ menit
         Suhu o
: 36,7 C Hb : 9,5 gr%
         TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, lochea rubra.
         Perineum kering dan ada bekas jahitan perineum
         Putting susu lecet

I.       Antisipasi Masalah Potensial


Infeksi (Febris Puerpuralis).

II.    Identifikasi Kebutuhan Segera


Tidak ada.

III. Perencanaan Menyeluruh

Dx : P1001 PP spt-B Hari ke-3 dengan Putting Susu Lecet


Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan dalam waktu < 24 jam masa nifas
dapat berjalan dengan normal dengan kriteria hasil :
  Keadaan umum baik kontraksi uterus baik
  TD : 110-130/60-90 mmHg TFU 3 jari bawah pusat
  Nadi : 80-100 x/menit Lochea rubra
  RR : 16-24x/menit
  Ibu mampu menyusui dengan benar
  Ibu mampu melakukan perawatan payudara dan perineum
  Nyeri dan panas pada puting susu berkurang
  Puting susu tidak lecet
Intervensi :
1.      Ciptakan lingkungan terapeutik
R/ pasien lebih kooperatif dan dapat bekerja sama dengan baik.
2.      Bantu ibu cara/posisi menyusui yang benar
R/ Posisi yang benar dapat mempengaruhi bayi dalam menghisap ASI.
3. Observasi involusi uterus tiap hari
R/ Involusi uteri merupakan pengembalian kembali otot-otot rahim.
4. Observasi TTV tiap 8 jam
R/ Suhu > 37,5 o c merupakan tanda dan gejala adanya infeksi.
5.      Berikan diit TKTP dan minum air putih yang banyak.
R/ TKTP untuk mengembalikan organ –organ tubuh ke bentuk semula
6.      Lakukan perawatan payudara
R/ perawatan payudara yang benar dapat mencegah kelainan pada putting
susu.
7.      Lakukan perawatan luka perineum
R/ perawatan luka yang aseptik septik potensi terjadinya infeksi.
8.      Lanjutkan terapi dokter dalam pemberian terapi
R/ Amoxcillin 3x1 sebagai antibiotik untuk mencegah infeksi
Asam Mefenamad 3x 1 sebagai analgesik untuk mengurangi nyeri
Metil Ergometrin 3x1 untuk mencegah perdarahan.

IV.       Implementasi

Dx : P1001 Hari ke-2 PP vacum ekstraksi dan puting susu lecet


No Tanggal/jam Implementasi
1 15-8-2007 Menciptakan lingkungan terapeutik
pkl. 09.10 wib
2 15-08-2007 Membantu ibu cara /posisi menyusui yang benar
pkl.09.20 wib
 Bayi menghadap ke perut ibu
 Pegang bayi pada belakang bahunya dan leher sedikit
teregang, telinga bayi satu garis lurus dengan lengan
 Menyentuh bibir bayi dengan tangan/putting
 Mengarahkan mulut bayi ke putting
 Memasukkan payudara ke mulut bayi sampai bibir bawah
bayi ke dasar areola.

3 15-08-2007 Observasi involusi uterus tiap hari


pkl. 09.30
 TFU : 3 jari bawah pusat
 Kontaksi uterus baik dan mengeras
 Lochea rubra dan berwarna merah
 Asi keluar kolostrum berwarna kekuningan.

: 15-08-2007 Observasi TTV tiap 8 jam


pkl.09.35 wib
 TD : 120/70 mmHg
 Nadi : 80 x/ meni
 Suhu : 36,7 o C

5 15-08-2007 Memberikan diit TKTP dan minum air putih yang banyak
pkl.09.40 wib
 TKTP : 1 piring nasi porsi sedang,lauk-pauk, sayur, dan
buah
 air putih minimal 2 l /hari

6 15-08-2007 Melakukan perawatan payudara


pkl.09.50 wib
 Membersihkan puting susu dengan air hangat
 menggunakan BH yang dapat menyokong payudara.
 mengoleskan asi ke puting susu yang lecet

13 15-08-2007 Melakukan perawatan luka perineum dengan menggunakan kassa


7 pkl.10.00 wib steril yang diolesi betadine
8 15-08-2007 Konsultasi dengan dokter kandungan dalam pemberian terapi
pkl.10.20 wib R/ Amoxcillin 3x1
Asam Mefenamad 3x 1
Metil Ergometrin 3x1

VIII. Evaluasi
Tanggal 15 Agustus 2007-08-18 Pukul 13.00 WIB
S : Ibu mengatakan nyeri dan panas pada puting susu sudah berkurang
Ibu mengatakan sudah bisa cara / posisi menyusui yang benar dan ingin pulang
dengan membawa anaknya.

O : Keadaan Umum : cukup TD : 110/70 mmHg


Kesadaran : Compos Mentis Nadi : 84 x/ menit Suhu : 36,7 o C
Involusi uteri : TFU 2 jari bawah pusat, keras, keluar lochea rubra
Ibu sudah bisa cara menyusui yang benar

A : P1001 Hari ke-2 PP vacum ekstraksi dan puting susu lecet


P :
Ajarkan ibu mengenali tanda- tanda bahaya masa nifas
Ajarkan ibu mengenali tanda-tanda bahaya masa bayi
Berikan health education :

 Perawatan bayi (tali pusat, memandikan, mengganti popok dan cara/posisi


menyusui yang benar)
 Nutrisi
 Perawatan payudara dan luka perineum.
 Personal hygine, istirahat, aktivitas dan hubungan seksual.

Anjurkan segera ikut KB


Pro-pulang
Anjurkan pada ibu kontrol 1 minggu lagi dengan membawa bayinya atau bila ada
tanda – tanda bahaya.

I :

 Mengajarkan ibu mengenali tanda- tanda bahaya masa nifas (perdarahan,


nyeri punggung, demam, nyeri tangkai, dekompensasi, sesak nafas)
 Mengajarkan pada ibu mengenali tanda-tanda bahaya masa bayi
(kuning,diare,muntah, panas dan sesak nafas)
 Memberikan health education :

o Perawatan bayi (tali pusat, memandikan, mengganti popok dan


cara/posisi menyusui yang benar)
o Nutrisi
o Perawatan payudara dan luka perineum.
o Personal hygine, istirahat, aktivitas dan hubungan seksual.

         Menganjurkan segera ikut KB


         Menganjurkan pada ibu kontrol 1 minggu lagi dengan membawa bayinya atau bila
ada tanda – tanda bahaya.
         Ibu pulang jam 15.00 w

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Masa nifas adalah masa pulih kembali mulai dari partus selesai sampai alat –
alat kandungan kembali seperti pra hamil, lamanya 6-8 minggu.
Pembagian pada masa nifas, ada 3 periode, yaitu puerpurium dini, puerpurium
intermedial dan remote puerpurium.
Involusi alat – alat kandungan, antara lain : uterus, bekas implantasi uteri,
plasental bed mengecil, luka – luka pada jalan lahir, after pains, lochea, servik dan
ligamen. Macam – macam lochea, antara lain : lochea rubra, lochea sanguinolenta,
lochea serosa, lochea alba, lochea purulenta, dan lochiostasi.
Perawatan post partum, antara lain : Mobilisasi, diit, miksi, BAB, Perawatan
payudara, cuti hamil dan bersalin dan pemeriksaan pasca persalinan.
Pemeriksaan Post natal antara lain pemeriksaan umum: tensi, nadi,
keluhan.Keadaan umum : suhu badan, selera makan, payudara : Asi, putting susu,
dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum, secret yang keluar (lochia,flour
albus ), dan keadaan alat-alat kandungan.
Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim dimana berat
rahim dari 1000 gram habis bersalin menjadi 40-60 gr selama 6 minggu kemudian.
Bila pengecilan ini kurang baik atau terganggu disebut sub- involusi. Faktor – faktor
penyebab antara lain : infeksi, sisa uri, mioma uteri, dan bekuan – bekuan darah.
Putting susu yang lecet dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
posisi dan perlekatan yang salah, melepas penghisapan bayi yang salah,
membersihkan putting susu dengan menggunakan sabun / alkohol.
4.2. Saran
4.2.1. Bagi mahasiswa
Mahasiswa hendaknya dapat mengaplikasikan antara ilmu pengetahuan logika
dan ilmu dalam melaksanakan dan menerapkan asuhan kebidanan yang baik dan
benar.
4.2.2. Bagi latihan praktek
Dapat menyesuaikan antara teori dan praktek terutama dalam asuhan
kebidanan pada ibu post partum dengan sisa plasenta dapat meningkatkan pelayanan
terutama dalam mencegah kematian pada ibu.
4.2.3. Bagi institusi pendidikan
Dapat menambah wawasan tentang asuhan kebidanan dan dapat
memperbanyak dan menggandakan sebagian fasilitas perpustakaan.

DAFTAR PUSTAKA

de M. I.B, 2005. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan
Bidan. EGC. Jakarta.
Mochtar R, 2003. Sinopsis Obstetr. EGC. Jakarta.
rwono P, 2005. Ilmu Kebidanan. EGC. Jakarta.
Soemarto, 2003. Pedoman Diagnosis Dan Terapi Lab/UPF Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan;
hal 73. RSUD Dr Soetomo. Surabaya

Anda mungkin juga menyukai