Anda di halaman 1dari 62

MANAJEMEN

KESELAMATAN
JALAN
SAM DELI IMANUEL DUDUNG
PENDAHULUAN
Keselamatan jalan dapat diartikan sebagai upaya dalam menanggulangi
kecelakaan yang terjadi di jalan raya (road crash) , yang tidak hanya disebabkan
oleh faktor kondisi kendaraan maupun pengemudi, namun disebabkan banyak
faktor, antara lain:
(1) kondisi alam (cuaca);
(2) desain ruas jalan (alinyemen vertikal dan horizontal, jarak pandang pengemudi);
(3) kondisi kerusakan perkerasan;
(4) harmonisasi rambu, marka, sinyal dan fasilitas pelengkap lainnya terhadap fungsi
jalan;
(5) pengaruh budaya dan pendidikan masyarakat sekitar jalan bahkan kebijakan
lokal yang berlaku dapat secara tidak langsung memicu terjadinya kecelakaan
di jalan raya.
TUJUAN SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN JALAN
Untuk mencegah kecelakaan yang terjadi di jalan
raya dan untuk meminimalkan hilangnya nyawa dan
harta benda dalam kecelakaan tersebut
RUANG LINGKUP SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN JALAN
Manajemen
LIMA PILAR SISTEM
Keselamata
n Jalan Jalan
BERKESELAMATAN
I
Berkeselamatan
Kendaraan

II Berkeselamatan
Pengguna Jalan

III Berkeselamatan
Respon Pasca
Kecelakaan

IV
V
Menteri Menyediakan infrastruktur jalan
JALAN yang lebih berkeselamatan dengan
BERKESELAMATAN Pekerjaan melakukan perbaikan mulai tahap
Umum perencanaan, desain, konstruksi dan
operasional jalan;
LANGKAH-
FOCUS
LANGKAH
➢ Meningkatkan a. Badan Jalan yang
kesadaran keselamatan Berkeselamatan;
dalam perencanaan dan b. Perencanaan dan Pelaksanaan
desain Pekerjaan Jalan yang
➢ Memperkenalkan Berkeselamatan;

II
proses audit c. Perencanaan dan Pelaksanaan
keselamatan jalan Perlengkapan Jalan;
➢ Penilaian keselamatan d. Penerapan Manajemen
jalan secara teratur Kecepatan;
➢ Memperluas program e. Menyelenggarakan
penanganan lokasi Peningkatan Standar Kelaikan
rawan kecelakaan Jalan yang Berkeselamatan;
f. Lingkungan Jalan yang
Berkeselamatan;
g. Kegiatan Tepi Jalan yang
Berkeselamatan;
KENDARAAN
BERKESELAMATAN Menteri Perhubungan
Memastikan bahwa setiap kendaraan yang digunakan
di jalan telah memenuhi standar keselamatan;

LANGKAH-LANGKAH FOCUS
➢ Mengharmonisasikan a. Penyelenggaraan dan
standar global Perbaikan Prosedur Uji
➢ Melaksanakan program Berkala dan Uji Tipe;
penilaian mobil baru b. Pembatasan Kecepatan

III
➢ Melengkapi semua mobil pada Kendaraan;
baru dengan fitur c. Penanganan Muatan Lebih
keselamatan (Overloading);
➢ Mendorong manajer d. Penghapusan Kendaraan
perusahaan mobil untuk (Scrapping);
membeli, mengoperasikan, e. Penetapan Standar
dan memelihara kendaraan Keselamatan Kendaraan
yang berkeselamatan Angkutan Umum;
PENGGUNA JALAN LANGKAH-LANGKAH FOCUS
BERKESELAMATAN
➢ Mendorong undang- a. Kepatuhan Pengoperasian undang
peraturan Kendaraan;
keselamatan jalan b. Pemeriksaan Kondisi
Kepala Kepolisian Negara ➢ Mempertahankan atau Pengemudi;
Republik Indonesia meningkatkan upaya c. Pemeriksaan Kesehatan
penegak hukum Pengemudi;
➢ Meningkatkan kesadaran d. Peningkatan Sarana dan
publik atas adanya faktor Prasarana Sistem Uji Surat
resiko Izin Mengemudi;
➢ Menciptakan aktifitas e. Penyempurnaan Prosedur
pekerjaan yang dapat Uji Surat Izin Mengemudi;
mengurangi cedera akibat f. Pembinaan Teknis Sekolah
lalulintas jalan Mengemudi;

IV
g. Penanganan terhadap 5
(lima) Faktor Risiko Utama
h. Penggunaan Elektronik Penegakan Hukum;
i. Pendidikan Formal Keselamatan Jalan;
j. Kampanye Keselamatan;
RESPON PASCA Menteri Kesehatan
KECELAKAAN Meningkatkan penanganan pra kecelakaan meliputi
promosi dan peningkatan kesehatan pengemudi pada
keadaan/situasi khusus dan penanganan pasca
kecelakaan dengan Sistem Penanggulangan Gawat
Darurat Terpadu(SPGDT)

LANGKAH-LANGKAH FOCUS
➢ Mengembangkan sistem a. Penanganan Pra
perawatan rumah sakit Kecelakaan;
➢ Mengembangkan nomor b. Penanganan Pasca
telepon darurat nasional Kecelakaan;
➢ Memberikan rehabilitasi

V
c. Penjaminan Korban
dan bantuan terhadap Kecelakaan yang Dirawat
korban cedera akibat di Rumah Sakit Rujukan;
tabrakan di jalan d. Pengalokasian Sebagian
Premi Asuransi untuk Dana
Keselamatan Jalan;
e. Riset Pra dan Pasca
Kejadian Kecelakaan pada
Korban
KECELAKAAN LALU LINTAS
DEFINISI
KECELAKAAN LALU LINTAS

“Suatu peristiwa dijalan yang tidak disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan
kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya mengakibatkan korban manusia
atau kerugian harta benda”

Secara teknis kecelakaan lalu lintas didefinisikan sebagai sutau kejadian yang
disebabkan oleh banyak faktor yang tidak sengaja terjadi (Random Multy Factor Event).
KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS

KORBAN LUKA RINGAN

KORBAN LUKA BERAT

KORBAN MENINGGAL
DUNIA
KORBAN LUKA RINGAN (LIGHT INJURY)
Merupakan korban yang mengalami luka yang mengakibatkan korban
menderita sakit yang tidak memerlukan perawatan inap di rumah sakit
atau selain yang diklasifikasikan dalam luka berat.
KORBAN LUKA BERAT (SERIOUS INJURY)
Merupakan korban yang karena luka-lukanya menderita cacat tetap
atau harus dirawat dalam jangka waktu 30 hari sejak terjadi
kecelakaan
KORBAN MENINGGAL DUNIA (FATALITY)
Merupakan korban yang pasti mati sebagai akibat kecelakaan lalu
lintas dalam jangka waktu paling lama 30 hari setelah kecelakaan
tersebut
➢ Di negara maju, kecelakaan lalu
lintas merupakan penyebab
utama kematian untuk semua
kelompok umur, kecuali untuk
mereka yang sangat tua.
➢ Gejala inipun sekarang dialami
oleh negara-negara berkembang.
➢ Pengamatan umum menunjukan,
bahwa tingkat keselamatan lalu
lintas meningkat seiring dengan
naiknya tingkat kepemilikan
kendaraan.
➢ Tingkat keselamatan disini diukur
dengan banyaknya jumlah korban
➢ Kenaikan relatif keselamatan jalan
raya dapat digambarkan oleh kurva
(A) pada Gambar 2.1 sebagai fungsi
dari kenaikan jumlah kendaraan.
➢ Apabila jumlah kendaraan naik
dengan cepat sebagaimana yang
terjadi pada negara maju, maka
jumlah korban yang meninggal (dan
luka-luka) secara absolut naik
(kurva B).
➢ Gambar 2.2 memperlihatkan
hubungan keselamatan dengan
tingkat motorisasi.
Menurut Pedoman Penanganan Lokasi Rawan Kecelakaan Lalu
Lintas yang dikeluarkan oleh Departemen Permukiman dan
Prasarana Wilayah (2004) bahwa karakteristik kecelakaan lalu lintas
dikelompokkan atas tipe kecelakaan yang dominan. Pendekatan data
yang digunakan adalah 5W+1H

1. Why (faktor penyebab kecelakaan),


2. What (tipe tabrakan)
3. Where (lokasi kecelakaan)
4. Who (keterlibatan pengguna
jalan)
5. When (waktu kejadian) dan
6. How (Tipe pergerakan kendaraan)
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN
Garner Ted C. Libres, MA Lourdes I. Galves, Cathleen Joyce N.
Cordero, (2008), faktor-factor yang menyebabkan kecelakaan terdiri
dari kesalahan manusia,tipe kendaraan dan kondisi jalan.

Secara umum ada tiga faktor


utama penyebab kecelakaan;
a. Faktor Pengemudi (Road
User),
b. Faktor Kendaraan (Vehicle),
c. Faktor Lingkungan Jalan
(Road Environment).
Kecelakaan yang terjadi pada umumnya tidak hanya disebabkan oleh satu
faktor saja, melainkan hasil interaksi antar faktor lain. Hal-hal yang tercakup
dalam faktor-factor tersebut antara lain:

Pada dasarnya faktor-faktor tersebut berkaitan atau saling menunjang bagi terjadinya kecelakaan.
Namun, dengan diketahuinya faktor penyebab kecelakaan yang utama dapat ditentukan langkah-langkah
penanggulangan untuk menurunkan jumlah kecelakaan.
Tabel 1 Faktor-faktor penyebab kecelakaan lalu-lintas jalan
Manusia sebagai pengemudi memiliki faktor-faktor fisiologis
Manusia dan psikologis. Faktor-faktor tersebut perlu mendapat
perhatian karena cenderung sebagai penyebab potensial
(Pengemudi) kecelakaan. Perilaku pengemudi berasal dari interaksi antara
faktor manusia dengan faktor lainnya termasuk hubungannya
dengan unsurkendaraapsikologis tersebut

Tabel 2 Faktor-faktor Fisiologis & Psikologis


Waktu reaksi terdiri dari 4 bagian waktu dimana waktu reaksi ini
berkisarantara 0,5 sampai 4 detik tergantung pada kompleksitas masalah
yang dihadapi, juga dipengaruhi oleh karakteristik individual dari
pengemudi
PIEV TIME
Kecelakaan lalu-lintas jalan juga dipengaruhi
oleh faktor usia pengemudi.
Tabel 3 Usia pengemudi yang terlibat
➢ Analisis data yang dilakukan oleh kecelakaan lalu lintas
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
menunjukkan bahwa usia 16-30 tahun
adalah penyebab terbesar kecelakaan
lalu lintas jalan (55,99 %). Hal ini
menunjukkan bahwa pada usia tersebut
sangat rawan akan kecelakaan lalu-lintas.
➢ Kelompok usia 21-25 tahun adalah
penyebab terbesar kecelakaan dibanding
dengan kelompok usia lainnya,
sedangkan pada kelompok usia 26-30
tahun, sebagai penyebab kecelakaan
lalu-lintas, menurun cukup tajam.
➢ Kelompok usia di atas 40 tahun menjadi
penyebab kecelakaan yang relatif kecil
seiring dengan kematangan dan tingkat
disiplin yang lebih baikdibandingkan
dengan mereka yang berusia muda
Kendaraan mempunyai karakteristik-karakteristik variabel
yang lebih sedikit dari manusia sebagai pengemudi, juga lebih
KENDARAAN banyak undang-undang pengontrol bagi kendaraan dibanding
pengguna jalan, misal; batasan berat, ukuran dan dayaguna,
persyaratan minimal untuk rem, pencahayaan, dan sebagainya
.

Faktor-faktor penting dari kendaraan adalah


sebagai berikut:
1. Jarak penglihatan,
2. Sistem Penerangan,
3. Sistem Instrumen dan Peringatan,
4. Rem,
5. Ban,
6. Stabilitas Kendaraan,
7. Ukuran dan Berat,
8. Daya.
Bentuk fisik jalan yang dipengaruhi oleh
JALAN & “Geometric Design” dan “Konstruksi Jalan”, faktor
LINGKUNGAN lingkungan jalan pun dapat mempengaruhi
kemungkinan terjadinya kecelakaan.
Empat faktor yang mempengaruhi kelakuan manusia
yang berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya
kecelakaan lalu lintas, yaitu :
ALINYEMEN HORIZONTAL
ALINYEMEN VERTIKAL
WHAT?
TIPE KENDARAAN
PENGGOLONGAN JENIS KENDARAAN BERDASARKAN
BERAT KENDARAAN Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia
(Highway Capacity Manual)terbitan Bina Marga tahun 1997,
kendaraan dikategorikan dalam beberapa tipe
1. Kendaraan ringan / Light Vehicle (LV). Kendaraan
bermotor beroda empat, dengan dua gandar berjarak
2,0 3,0 m (termasuk kendaraan penumpang, opelet, mikro bis,
angkot, mikro bis, pick-up, dan truk kecil). Kendaraan berat /
2. Heavy Vehicle (HV). Kendaraan bermotor dengan jarak as lebih
dari 3,50 m, biasanya beroda lebih dari empat, (meliputi : bis,
truk dua as, truk tiga as dan truk kombinasi sesuai sistem
klasifikasi Bina Marga).
Sepeda motor / Motor Cycle (MC) Kendaraan bermotor dengan
3. dua atau tiga roda (termasuk sepeda motor, kendaraan roda
tiga sesuai sistem klasifikasi Bina Marga).
Kendaraan tak bermotor / Unmotorised (UM) Kendaraan
bertenaga manusia atau hewan di atas roda (meliputi sepeda,
4. becak, kereta kuda dan kereta dorong sesuai sistem klasifikasi
Bina Marga)
WHERE?
LOKASI KECELAKAAN
Kelas jalan dapat pula menjadi salah satu sebab
terjadinya kecelakaan lalu-lintas.
Klasifikasi jalan pada umumnya di kelompokkan
berdasarkan batasan kecepatan yang diijinkan.
Batasan kecepatan masing-masing kelas jalan
berdampak pada jumlah kecelakaan yang terjadi

Menurut MC Taylor, A.Baruya and JV


Kennedy (2002) bahwa semakin cepat
pengemudi kendaraan menjalankan
kendaraan maka memungkinkan terjadi
kecelakaannya semakin tinggi.
Hal ini menunjukkan bahwa kecepatan ijin
yang semakin tinggi padasuatu kelas jalan
maka akan meningkatkan jumlah
kecelakaan yang terjadi
Persyaratan minimum untuk mendesain sistem
jaringan jalan masing-masing kategori jalan
berdasarkan fungsinya adalah kecepatan
rencana/kecepatan yang diijinkan pada saat
melintasi jalan tersebut
a. Jalan arteri (kecepatan minimum 60 km/jam),
b. Jalan kolektor (Kecepatan minimum 40 km/jam),
c. Jalan lokal primer (kecepatan minimum 20 km/jam),
d. Jalan lingkungan (kecepatan paling rendah 15
km/jam).

Semakin tinggi nilai kecepatan yang diijinkan maka semakin


banyak jumlah kecelakaan yang terjadi.
PENGGUNA JALAN
Menurut BKKBN penduduk Indonesia
dibagi menjadi 3 kelompok umur besar
yaitu :
1. Penduduk dengan usi a muda (0- 14 t ahun),
2. Penduduk dengan usia produktif (15-65 tahun) dan
3. Penduduk dengan usia lansia (>60 tahun)
JENIS KELAMIN PEKERJAAN/PENDIDIKAN
KARAKTERISTIK PENGGUNA JALAN

PENGETAHUAN PENGINDRAAN

RANGSANGAN MENEMUKAN REAKSI FISIK


UNTUK TINDAKAN YANG TERHADADP SUATU
DAYA TANGKAP MENGENAL TEPAT PADA PUTUSAN
(PERCEPTION) ISYARAT RANGSANGAN (VOLITION/REACTION
(INTELLECTION) (EMOTION) )
KARAKTERISTIK PENGGUNA JALAN
WHEN?
WAKTU KEJADIAN
Kejadian kecelakaan di kelompokkan menurut
jam terjadinya kecelakaan

Hal ini mengindikasikan


bahwa semakin padat
lalu lintas jalan makin
banyak pula kecelakaan
yang terjadi atau semakin
sepi lalu lintas maka
semakin sedikit
kemungkinan kecelakaan
yang akan terjadi.
TIPE TABRAKAN
JENIS-JENIS KECELAKAAN LALU LINTAS
KLASIFIKASI KECELAKAAN
BERDASARKAN POSISI
PRINSIP DASAR SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN JALAN
1. Menetapkan kebijakan SMKJ dan menjamin komitmen
terhadap pencapaian SMKJ
2. Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan
sasaran penerapan SMKJ
3. Menerapkan kebijakan SMKJ secara efektif dengan
mengembangkan kemampuan dan mekanisme
pendukung yang diperlukan untuk mencapai
kebijakan, tujuan serta sasaran dari SMKJ
PRINSIP DASAR SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN JALAN
4. Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja SMKJ
serta melakukan Tindakan perbaikan
5. Meninjau secara teratur dan meningkatkan
pelaksanaan SMKJ secara berkesinambungan dengan
tujuan meningkatkan kinerja keselamatan angkutan
jalan

Anda mungkin juga menyukai