Anda di halaman 1dari 37

ALAT BERAT KONSTRUKSI SIL417

BIAYA KEPEMILIKAN
Dr. Ir. Erizal, MAgr.

Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan


Fakultas Teknolog Pertanian
Institut Pertanian Bogor

11/14/2017 SIL 417 Alat Berat Konstruksi 1


KOMPONEN BIAYA
BIAYA KEPEMILIKAN DAN
PENGOPERASIAN ALAT BERAT

■ Alat berat yang dimiliki sendiri oleh


perusahaan konstruksi akan sangat
menguntungkan dalam memenangkan tender
proyek konstruksi dan menyelesaikan proyek
yang ada. Akan tetapi dalam kepemilikan alat
berat perlu suatu pertimbangan apakah
perusahaan akan menggunakannya secara
kontinu atau tidak.
■ Jika alat digunakan secara terus menerus
maka kepemilikan alat akan menjadi beban
bagi perusahaan
Sumber Alat Berat
Didalam dunia konstruksi alat berat yang dipakai berasa
yang dari bermacam – macam sumber :

1. Alat berat yang dibeli


2. Alat Berat yang disewa – beli (leasing)
3. Alat Berat yang disewa
Sumber Alat Berat
Didalam dunia konstruksi alat berat yang dipakai berasal dari
bermacam – macam sumber :

1. Alat berat yang dibeli kontraktor


Perusahaan konstruksi dapat membeli alat berat sebagai
aset perusahaan. Keuntungan dari pembelian ini adalah
biaya pemakaian per jam yang sangat kecil jika alat tersebut
dipergunakan secara optimal. Keuntungan lain adalah dalam
proyek tender, pemilik proyek melihat kemampuan kontraktor
berdasarkan alat yang dimilikinya
Sumber Alat Berat

2. Alat Berat yang disewa – beli (leasing) oleh kontraktor


Yang dimaksud dengan sewa beli adalah pengadaan alat
berat dengan pembayaran perusahaan leasing dalam
jangka waktu yang lama dan diakhir masa sewa beli
tersebut alat menjadi milik pihak penyewa. Biaya
pemakaian umumnya lebih tinggi dari pada memiliki alat
tersebut, namun terhindar dari resiko investasi alat yang
besar di awal
Sumber Alat Berat
3. Alat Berat yang disewa oleh Kontraktor
Perusahaan konstruksi juga dapat mengadakan
alat berat dari perusahaan penyewaan. Alat berat
yang disewa umumnya dalam jangka waktu yang
tidak lama. Biaya pemakaian alat berat sewa
adalah yang tertinggi, akan tetapi tidak akan
berlangsung lama karena penyewaan dilakukan
pada waktu yang singkat. Pada metode ini juga
perusahaan konstruksi terbebas dari biaya
investasi alat yang cukup besar
Biaya Alat Berat
Biaya alat berat dapat dibagi dalam dua karegori :
1. Biaya Kepemilikan Alat
2. Biaya Pengoperasian Alat
Kontraktor yang memiliki alat berat harus
menanggung biaya yang disebut biaya kepemilikan
alat berat (ownership cost) dan pada saat alat
berat dioperasikan maka akan ada biaya
pengoperasian (operation cost)
Perhitungan didasarkan pada ilmu ekonomi
rekayasa
Biaya Alat Berat
1. Nilai Waktu terhadap uang
Dalam ilmu ekonomi rekayasa dikenal beberapa
istilah :
a. Nilai pada tahun sekarang (P, Present)
b. Nilai pada tahun n yang akan datang (F,
Future)
c. Nilai serangkaian seragam (A, Annual)
d. Nilai sisa aset pada tahun ke n (S, Salvage)
e. Jumlah tahun (n)
Biaya Alat Berat
Hubungan dari istilah – istilah tadi adalah sebagai berikut :
A. Untuk mencari nilai uang pada tahun ke – n (F)
dengan mengetahui nilai-nya pada saat ini (P) dengan
menggunakan rumus :
F  P x (1  i ) n
F  P x (F/P, i%, N)

(1  i ) n adalah faktor jumlah majemuk


pembayaran tunggal yang dapat disimbolkan sebagai
(F/P, i%, n) nilainya dapat dilihat pada tabel berikut
i = tingkat suku bunga
n = waktu
Tabel faktor nilai uang
Biaya Alat Berat
B. Untuk mencari nilai uang pada rangkaian seragam (A)
selama n tahun dengan mengatahui nilainya pada saat
ini (P) digunakan rumus :
 i (1  i) n 
A  P x  
 (1  i)  1 
n

A  P x (A/P, i %, n)

 i (1  i) n 
  adalah faktor pemulihan modal
 (1  i)  1 
n

yang dapat disimbolkan sebagai (A/P, i% , n)


Biaya Alat Berat
C. Untuk mencari nilai uang pada rangkaian seragam (A)
selama n tahun dengan mengatahui nilainya pada tahun
ke-n (F) digunakan rumus :

 i 
A  F x  
 (1  i)  1 
n

A  F x (A/F, i %, n)

 i  adalah faktor dana diendapkan


 
 (1  i)  1  dan disimbolkan (A/F, i% , n)
n
Biaya Alat Berat
D. Untuk mencari nilai uang pada masa sekarang (P) dengan
mengetahui nilainya pada tahun ke-n (F) dilakukan
dengan menggunakan rumus :

 F 
P   
n 
 (1  i) 
P  F x (P/F, i %, n)

 1  adalah faktor nilai sekarang pembayaran


 
 (1  i) n
 tunggal dan disimbolkan sebagai (P/F, i% , n)
Biaya Alat Berat
S adalah nilai sisa suatu alat yang merupakan akibat dari
penyusutan alat atau depresiasi, dengan demikian nilai S
tidak sama dengan nilai F.

2. Biaya Kepemilikan Alat Berat


Terdiri dari 5 faktor :
a. Biaya Investasi Pembelian Alat, jika pemilik meminjam
uang dari bank untuk membeli alat tersebut maka akan
ada biaya bunga pinjaman.
b. Depresiasi atau penurunan nilai alat yang disebabkan
bertambahnya umur alat.
c. Pajak.
d. Biaya yang harus dikeluarkan pemilik untuk membayar
asuransi alat.
e. Biaya yang harus dikeluarkan untuk menyediakan
tempat penyimpanan alat.
Depresiasi
Depresiasi adalah penurunan nilai alat yang
dikarenakan adanya kerusakan, pengurangan dan
harga pasaran alat. Penurunan nilai alat ini
berkaitan erat dengan semakin meningkat umur
alat atau juga out of date. Perhitungan depresiasi
diperlukan untuk mengetahui nilai alat setelah
pemakaian alat tersebut pada masa tertentu. Bagi
pemilik alat dengan menghitung depresiasi alat
tersebut maka pemilik dapat memperhitungkan
modal yang akan dikeluarkan di masa alat sudah
tidak dapat digunakan dan alat baru harus dibeli.
Depresiasi
Dilihat dari jenisnya ada tiga jenis penyusutan :
1. Penyusutan fisik adalah berkurangnya kemampuan fisik
suatu aset karena aus, akibat penyusutan fisik adalah
meningkatnya biaya operasional dan pemeliharaan yang
pada akhirnya akan menurunkan produktifitas dan
keuntungan
2. Penyusutan fungsional biasanya terjadi karena alat
dianggap telah kuno sehingga penentuannya lebih sulit
dibandingkan penyusutan fisik
Penyusutan fungsional salah satunya diakibatkan oleh
berubahnya permintaan pasar karena munculnya mesin
dengan teknologi baru.
3. Penyusutan akibat perubahan ekonomi sangat sulit
diramalkan.
Depresiasi

Ada beberapa cara yang dipakai untuk menghitung


depresiasi alat antara lain :
1. Metode Garis Lurus (Straight Line Methode)
2. Metode Penjumlahan Tahun (Sum of the years
method)
3. Metode Penurunan Seimbang (Declining
Balance Methode)
Depresiasi
1. Metode Garis Lurus (Straight Line Methode)
Merupakan metode termudah dalam
menghitung depresiasi. Hampir semua
perhitungan depresiasi menggunakan metode ini
.
1
RK 
n

k adalah tahun dimana depresiasi dihitung.


Untuk menghitung depresiasi tahun digunakan
rumus berikut :
P -S
Dk 
n
Depresiasi
Dk adalah depresiasi per tahun yang tergantung
pada harga alat pada saat pembelian, nilai sisa alat
dan umur ekonomis alat (n). Nilai Dk pada metode
ini selalu konstan. Nilai buku (book value, Bk) dari
alat dihitung dengan rumus :
Bk = P – kDk

Contoh 1 :
Suatu alat dibeli denganharga 500 juta rupiah
dengan perkiraan nilai sisa 75 Juta rupiah. Alat
tersebut mempunyai umur ekonomis 5 tahun.
Hitunglah depresiasi per tahun dan nilai buku alat
tersebut dengan menggunakan metode garis lurus
Depresiasi
Jawab :

500.000.00 0 - 75.000.000
Dk   Rp. 85.000.000 per tahun
5

K Bk-1 (Rp) Dk (Rp) Bk (Rp)


0 0500.000.000 - 75.000.000  Rp. 85.000.0000 per tahun
Dk 
500.000.000
5
1 500.000.000 85.000.000 415.000.000
2 415.000.000 85.000.000 330.000.000
3 330.000.000 85.000.000 245.000.000
4 245.000.000 85.000.000 160.000.000
5 160.000.000 85.000.000 75.000.000
Depresiasi
2. Metode Penjumlahan Tahun (Sum of Years Method)
Metode ini merupakan metode percepatan sehingga nilai
depresiasinya akan lebih besar dari pada depresiasi
yang dihitung dengan menggunakan metode garis lurus .
Pertama – tama yang harus dihitung adalah nilai SOY
dengan menggunakan rumus :
n ( n  1)
SOY 
2
Kemudian dicari tingkat depresiasinya dengan rumus:
n  k 1
Rk 
SOY
Depresiasi
Depresiasi Tahunan dihitung dengan cara :
Dk = Rk x (P – S)
Nilai Buku pada akhir tahun ke – k adalah :
  k 
 k  n -   0.5 
  2 
B K  P - (P - S) x
 SOY 
 
 

Untuk contoh
Suatu alat dibeli denganharga 500 juta rupiah dengan
perkiraan nilai sisa 75 Juta rupiah. Alat tersebut mempunyai
umur ekonomis 5 tahun. Hitunglah depresiasi per tahun dan
nilai buku alat tersebut dengan menggunakan metode
Penjumlahan Tahun
Depresiasi
n ( n  1)
SOY 
5 ( 5  1) 2
SOY 
2

K Dk (Rp) Bk(Rp)

0 0 500.000.000

1 141.666.667 358.333.333

2 113.333.333 245.000.000

3 85.000.000 160.000.000

4 56.666.667 103.333.333

5 28.333.333 75.000.000
Depresiasi
3. Metode Penurunan Seimbang (Declining – Balance
Methode)

Metode ini menghitung depresiasi pertahun dengan


mengkali nilai buku pada akhir tahun dengan suatu
faktor. Nilai depresiasi dengan cara ini lebih besar dari
pada dengan dua metode sebelumnya. Persen
penurunannya (x) berkisar antara 1,25 per umur alat
sampai 2,00 per umur alat. Tingkat Depresiasi dihitung
dengan rumus :
x
R 
n
Depresiasi
Metode ini disebut sebagai metode penurunan seimbang
ganda (double declining – balance methode) jika :
2
R 
n
Depresiasi tahunan dengan methode ini dihitung dengan
rumus :
Dk = R(1 – R) K-1 x P
Pada awal umur alat, nilai buku dengan metode ini
berkurang dengan cepat. Nilai buku diakhir tahun ke-k
dihitung dengan rumus :
Bk = (1 – R)k x P
Depresiasi
Pada perhitungan depresiasi dengan metode ini tidak
memperhitungkan nilai sisa alat. Akan tetapi pada akhir
perhitungan nilai buku tidak boleh kurang dari perkiraan nilai
sisa alat :

Contoh :
Suatu alat dibeli dengan harga 500 juta rupiah dengan
perkiraan nilai sisa 75 Juta rupiah. Alat tersebut mempunyai
umur ekonomis 5 tahun. Hitunglah depresiasi per tahun dan
nilai buku alat tersebut dengan menggunakan metode
Penurunan seimbang.
Depresiasi
11
2 2
D1  1   x 500.000.000  200.000.000
5 5

k Dk (Rp) Bk (Rp)
0 0 500.000.000
1 200.000.000 300.000.000
2 120.000.000 180.000.000
3 72.000.000 108.000.000
4 33.000.000 75.000.000
5 0 75.000.000
Metode Perhitungan Biaya Kepemilikan
1. Dengan memperhitungkan bunga
A = P(A/P, i%, n)
Jika nilai sisa alat diperhitungkan, maka nilai S pun
diubah menjadi nilai tahunan dan rumusnya adalah :

 i 1  i n   i 
A  P    S
  
 1  i n
1   1  i   1 
n

atau jika menggunakan simbol yang ada maka


rumusnya : A = P(A/P,i%,n)-S(A/F,i%,n)
Metode Perhitungan Biaya Kepemilikan
2. Tanpa memperhitungkan bunga

P n  1 
A
2n 2

Jika nilai sisa diperhitungkan

P n  1  S n  1
A
2n 2
Biaya Asuransi, Pajak dan Bunga
■ Perhitungan ketiga jenis biaya ini ditentukan oleh peraturan yang
berlaku tiap-tiap tahunnya. Adanya kemungkinan inflasi akan
mempengaruhi biaya peralatan. Kenaikan biaya atas kenaikan
inflasi ini juga harus dimasukkan kedalam modal.
■ Untuk memudahkan perhitungan, dibuat satu rumus biaya
investasi rata-rata per tahun. Biaya investasi merupakan
penjumlahan biaya asuransi, pajak dan bunga atas modal. Rumus
yang digunakan tersebut yaitu :

Anda mungkin juga menyukai