Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Sinaps, Vol. 2 No. 1 (2019), hlm.

43-
56

ANALISIS BIAYA SATUAN PASIEN MENINGITIS TUBERKULOSIS YANG


DIRAWAT INAP DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

UNIT COST ANALYSIS OF TUBERCULOUS MENINGITIS PATIENTS


ADMITTED IN R.D. KANDOU HOSPITAL MANADO
Anugrah Febriantama1), Sekplin A.S. Sekeon2), Edward Nangoy3), Christoffel M.O. Mintardjo4),
Arthur H.P. Mawuntu5)

afebriantama.rerungan@gmail.com

1) Mahasiswa, Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sam


Ratulangi Manado, Indonesia
2) Staf, Divisi Neuroepidemiologi Bagian/KSM Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas
Sam Ratulangi/RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, Indonesia
3) Staf Pengajar, Bagian Farmakologi dan Terapi Fakultas Kedokteran Universitas
Sam Ratulangi Manado, Indonesia
4) Staf Pengajar; Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam
Ratulangi Manado, Indonesia
5) Staf, Divisi Neuroinfeksi, Neuroimunologi, dan Neuro-AIDS Bagian/KSM Neurologi
Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi/RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado,
Indonesia

ABSTRAK
Latar Belakang: Meningitis tuberkulosis (TB) banyak ditemukan di Indonesia dan perawatan
pasiennya memerlukan biaya yang cukup besar. Untuk uji diagnostik awal, World Health
Organization merekomendasikan pemeriksaan Xpert MTB/Rif cairan serebrospinal. Namun
demikian, analisis biaya satuan belum pernah dilakukan untuk kasus ini di RSUP. Prof. dr. R.D
Kandou (RS RDK). Kami hendak mengetahui biaya satuan pasien meningitis TB di RS RDK,
tanpa dan dengan menggunakan pemeriksaan Xpert MTB/Rif. Metode: Dilakukan analisis biaya
satuan dengan metode satu langkah. Biaya langsung dihitung dengan melihat data rekam medis
dan billing system pasien meningitis TB nonoperatif yang dirawat inap di RS RDK tahun 2017.
Biaya tidak langsung diestimasi dari hasil wawancara metode semi-structured interview pada
responden yang sesuai. Biaya satuan dihitung dari penjumlahan rerata biaya dari setiap komponen
biaya yang ditemukan. Dicatat juga biaya komponen tertinggi dan terendah masing-masing. Hasil:
Didapatkan 25 subjek yang memenuhi kriteria penelitian. Persentase laki-laki 60% dengan rerata
usia 46 tahun dan rerata lama rawat adalah 12 hari. Biaya satuan langsung adalah Rp.14.779.178
dan biaya satuan tidak langsung Rp. 3.369.767. Biaya pemeriksaan Xpert MTB/Rif di RS RDK
ditanggung oleh pemerintah tetapi pemeriksaan dari sampel cairan serebrospinal belum dapat
dikerjakan. Kesimpulan: Biaya satuan meningitis TB di RS RDK lebih besar dari paket
Indonesian Case-Based Group dengan selisih Rp. 1.564.278. Pemeriksaan Xpert MTB/Rif tidak
dikenakan biaya sehingga perbedaannya dapat diabaikan.

Kata kunci: Meningitis tuberkulosis, biaya satuan, Xpert MTB/Rif, Manado.

ABSTRACT
Background: Tuberculous (TB) meningitis is commonly seen across Indonesia and its treatment
requires a huge cost. World Health Organization recommends the utilization of Xpert MTB/Rif
from the cerebrospinal fluid as the initial diagnostic test. However, the unit cost analysis for this
case has never been done in Kandou Hospital. We intend to find out the unit cost of TB meningitis
patient in R.D. Kandou Hospital, without and with the utilization of Xpert MTB/Rif. Method: We
performed a unit cost analysis using the simple distribution method. Direct cost was calculated
from medical record and billing system data of nonsurgical TB meningitis patients admitted in
Kandou Hospital in the year 2017. Indirect cost was estimated from the result of interviews using
the semi-structured interview method on appropriate respondents. Unit cost was calculated from
the sum of average costs from each cost component found. The highest and lowest cost for each
cost component were also recorded. Result: We found 25 eligible subjects. The male percentage

1
was 60% with average age 46 years old and average length of stay 12 days. The direct unit cost
was Rp. 14.779.178 and the indirect unit cost was Rp. 3.369.767. The cost of the Xpert MTB/Rif
examination was paid by the government, but the cerebrospinal fluid sample was still unable to be
tested. Conclusion: The unit cost of TB meningitis in Kandou Hospital was higher than the
Indonesian Case-Based Group package with Rp. 1.564.278 cost difference. The Xpert MTB/Rif
examination was not charged so the difference is negligible.

Keywords: Tuberculous meningitis, unit cost, Xpert MTB/Rif, Manado.

PENDAHULUAN karena akan memperbaiki prognosis.(5)


Meningitis tuberkulosis (meningitis TB) Meskipun demikian, diagnosis
merupakan infeksi yang disebabkan oleh meningitis TB masih sulit karena
Mycobacterium tuberculosis yang rendahnya akurasi pemeriksaan
mengenai meningen atau parenkim otak. penunjang atau waktu pemeriksaan yang
(1) Meningitis TB merupakan salah satu lama.(6–9) Pemeriksaan basil tahan
bentuk tuberkulosis (TB) ekstraparu asam (BTA) pada sampel cairan
yang paling sering terjadi. Persentase serebrospinal (CSS) baik dengan
kasus meningitis TB mencapai 70-80% pewarnaan Ziehl-Neelsen atau melalui
dari seluruh kasus TB sistem saraf, 5,2% isolasi kultur M. tuberculosis merupakan
dari seluruh kasus TB ekstraparu, dan baku emas dalam mendiagnosis
0,7% dari seluruh kasus TB.(2) Tingkat meningitis TB. Namun demikian,
mortalitas meningitis TB bervariasi sensitivitas kedua teknik ini masing-
sekitar 10-45%.(2,3) Dalam sebuah masing masih sekitar 10-20% dan 8,6-
penelitian yang dilakukan di Rumah 55%. Kultur juga memakan waktu yang
Sakit Umum Pusat Prof. Dr. R.D. lama (lebih dari tiga minggu).(7–9)
Kandou Manado, Sulawesi Utara (RS Sejak Desember 2010, World Health
RDK) pada tahun 2012-2013, ditemukan Organization (WHO)
bahwa meningitis TB merupakan merekomendasikan penggunaan Xpert
penyulit sistem saraf pusat (SSP) MTB/Rif sebagai uji diagnostik awal
tersering pada pasien human pada pasien yang dicurigai menderita
immunodeficiency multiple drug resistance tuberculosis
(MDR-TB) atau pada pasien TB yang
virus/acquired
positif HIV.(10) Pemeriksaan Xpert
immunodeficiency syndrome
MTB/Rif sendiri merupakan tes berbasis
(HIV/AIDS). Penyakit ini didiagnosis
real time polymerase chain reaction
pada sekitar 50% pasien HIV/AIDS
(RT-PCR) untuk mendeteksi M.
yang dirawat karena defisit neurologis di
tuberculosis dan kasus resistan
rumah sakit ini.(4)
rifampicin pada spesimen klinis.
Penegakkan diagnosis dan terapi
secara cepat dan tepat perlu dilakukan
Sensitivitas pemeriksaan ini berkisar 93- (averted cost/avoided cost). Biaya
98% dan spesitifitasnya 83-99%. langsung merupakan biaya yang terkait
Sayangnya, di RSUP Prof. Dr. R. D. langsung dengan perawatan kesehatan,
Kandou (RS RDK), penegakan di dalamnya mencakup komponen biaya
diagnosis meningitis TB masih banyak obat-obatan, biaya konsultasi dokter,
menggunakan skoring secara biaya jasa perawat, penggunaan fasilitas
klinis.(11,12) rumah sakit (kamar rawat inap dan
Farmakoekonomi adalah peralatan), uji laboratorium, biaya
disiplin ilmu yang mengevaluasi aspek pelayanan informal dan biaya kesehatan
klinik, ekonomi, dan humanistik dari lainnya. Biaya tidak langsung adalah
produk farmasi, pelayanan, program, sejumlah biaya yang berhubungan
dan intervensi pelayanan kesehatan dengan hilangnya produktivitas oleh
lainnya yang dapat memberikan karena penyakit yang diderita, termasuk
informasi mengenai hasil guna yang di dalamnya biaya transportasi dan biaya
optimal dari alokasi sumber daya pendamping (anggota keluarga yang
pelayanan kesehatan.(13) Studi menemani pasien). Biaya nirwujud
farmakoekonomi secara umum dapat merupakan biaya-biaya yang sulit diukur
memberikan acuan bagi para pengambil dalam satuan moneter, sering kali
kebijakan baik di tingkat pusat seperti terlihat dalam kualitas hidup, seperti
Kementerian Kesehatan, di tingkat rasa cemas yang diderita pasien dan
daerah, maupun di fasilitas pelayanan keluarga. Biaya terhindarkan adalah
seperti rumah sakit dalam membuat potensi pengeluaran biaya yang dapat
keputusan yang krusial mengenai terhindarkan akibat suatu intervensi
penentuan formularium, penanganan kesehatan. Dalam perhitungan biaya
penyakit, serta penilaian terhadap sederhana umumnya dilakukan
pengobatan, serta penggunaan obat perhitungan biaya langsung dan biaya
secara rasional.(14,15) tidak langsung saja.
Salah satu studi Dalam analisis farmakoekonomi
farmakoekonomi adalah analisis biaya sederhana, biaya biasanya dinyatakan
dari suatu pelayanan kesehatan. Secara dalam biaya satuan (unit cost). Secara
umum, biaya yang terkait dengan sederhana, biaya satuan merupakan hasil
pelayanan kesehatan dibagi menjadi pembagian antara biaya total (total cost)
biaya langsung (direct cost), biaya tidak yang dibutuhkan dibagi dengan jumlah
langsung (indirect cost), biaya nirwujud unit produk yang dihasilkan. Dalam
(intangible cost), dan biaya terhindarkan penghitungan biaya perawatan, jumlah

unit produk yang dihasilkan dapat ditafsirkan bermacam-macam. Salah


satunya adalah jumlah pasien yang Mengetahui biaya satuan pasien
dirawat. meningitis TB rawat inap di RS RDK,
Definisi biaya produk, tanpa dan dengan menggunakan Xpert
pengukuran, dan pembebanan biaya MTB/Rif dan komponen apa saja yang
sangat diperlukan untuk memperoleh mempengaruhi biaya satuan tersebut.
informasi biaya satuan. Hasil
perhitungan biaya satuan berperan METODE PENELITIAN
penting dalam penyusunan rencana Pada penelitian ini dilakukan analisis
bisnis terutama dalam penetapan target biaya satuan metode satu langkah
pembiayaan dan target pendapatan (simple distribution method) dari biaya
sehingga dapat terukur secara handal. langsung dan tidak langsung dari subjek
Tanpa dasar biaya satuan, dapat terjadi (pasien) yang memenuhi kriteria
penyimpangan target pembiayaan dan penelitian. Kriteria inklusi penelitian
target pembiayaan menjadi tidak sesuai adalah pasien terdiagnosis meningitis
dengan kebutuhan. Penetapan tarif juga TB, dirawat inap pada tahun 2017, dan
mungkin menjadi kurang tepat sehingga berusia >15 tahun. Kriteria eksklusi
prediksi target pendapatan pun dapat adalah menjalani tindakan operatif dan
meleset. data pada rekam medis tidak tersedia.
Sampai saat ini, di RS RDK Diagnosis meningitis TB dibuat
belum pernah dilakukan penelitian berdasarkan catatan di rekam medis.
farmakoekonomi tentang kasus Subjek yang memenuhi kriteria
meningitis TB. Padahal kasus ini penelitian dicari berdasarkan rekam
berpotensi menghabiskan biaya medis di Instalasi Rekam Medis RS
perawatan yang besar karena lama rawat RDK. Selanjutnya, dilakukan pencatatan
(length of stay = LOS) yang bisa variabel sosiodemografik, klinis,
mencapai >7 hari. Selain itu, jika kita pencitraan otak, gambaran laboratorium,
belum mengetahui berapa besar gambaran CSS, dan luaran saat keluar
tambahan biaya atau efisiensi biaya, jika rumah sakit/meninggal. Data tarif subjek
pemeriksaan Xpert MTB/Rif yang memenuhi syarat kemudian dicari
ditambahkan dalam paket perawatan. di Bagian Billing RS RDK.
Dari rekam medis peneliti juga
TUJUAN mencari nomor telepon dan alamat
pasien/keluarga pasien. Pasien/keluarga
pasien dihubungi satu per satu dan
diminta kesediaannya untuk

diwawancara. Pasien/keluarga pasien yang bersedia diwawancara lalu didatangi


untuk wawancara. Kesehatan/Permenkes No. 64 Tahun
Perhitungan biaya satuan dari 2016) untuk meningitis TB.(16) Setelah
biaya langsung dilakukan dengan itu dicari informasi mengenai
menggunakan data rekam medis dan penambahan biaya jika dilakukan
data tagihan billing system subjek. pemeriksaan Xpert MTB/Rif. Informasi
Komponen biaya yang dihitung adalah ini didapat dari wawancara dengan
biaya untuk komponen pengeluaran petugas di Bagian Billing System RS
yang sesuai dengan panduan praktik RDK.
klinis meningitis TB dan alur klinis Perhitungan biaya satuan dari
meningitis kronik dan TB RS RDK biaya tidak langsung menggunakan data
beserta variannya. Komponen biaya dari wawancara dengan metode semi-
yang tidak sesuai tetap dicatat tetapi structured interview (SSI) pada pasien
tidak dimasukkan dalam perhitungan atau keluarga pasien. Pada komponen
biaya satuan. pengeluaran yang tidak diketahui biaya
Pada penghitungan biaya, pastinya dari wawancara, dilakukan
diidentifikasi terlebih dulu komponen estimasi biaya. Estimasi biaya dilakukan
biaya apa saja yang muncul dalam menurut Pedoman Teknis Analisis
perawatan pasien. Untuk setiap Farmakoekonomi di Fasilitas Kesehatan,
komponen biaya, dihitung total untuk Kementerian Kesehatan tahun 2016.
seluruh subjek yang diteliti lalu hasilnya Pencatatan dilakukan dalam
dibagi dengan jumlah seluruh subjek formulir isian biaya langsung, tidak
yang diteliti sehingga diperoleh data langsung, dan formulir wawancara biaya
biaya satuan per komponen. Selanjutnya tidak langsung. Formulir-formulir ini
biaya satuan per komponen dijumlahkan dimodifikasi dari formulir dalam
dan didapatkan biaya satuan total. Biaya Pedoman Teknis Analisis
satuan total ini yang menjadi tujuan Farmakoekonomi di Fasilitas Kesehatan,
utama penghitungan. Selain itu, peneliti Kementerian Kesehatan tahun 2016.
juga mencari biaya satuan per komponen Hasil perhitungan biaya satuan
tertinggi dan terendah. dinyatakan dalam bentuk biaya rerata
Hasil perhitungan kemudian per subjek, biaya satuan tertinggi, dan
dibandingkan dengan tarif Indonesian biaya satuan terendah, baik untuk biaya
Case-Based Group (Ina-CBG) langsung maupun tidak langsung. Biaya
(Peraturan Menteri nirwujud dan biaya terhindarkan tidak
dapat dihitung dengan desain penelitian
ini.

HASIL Pasien meningitis TB yang dirawat inap


selama tahun 2017 serta tercatat di Lama rawat inap pasien
Instalasi Rekam Medis RS RDK meningitis TB berkisar antara 1-31 hari
berjumlah 39 pasien. Namun demikian, dengan rerata 12 hari. Karakteristik
hanya 25 pasien yang memenuhi kriteria klinis subjek disajikan pada Tabel 2.
penelitian. Karakteristik Tabel 2. Karakteristik Klinis Subjek
sosiodemografik mereka diperlihatkan Variabel (n) (%)
dalam Tabel 1. Gejala
Demam 18 72,0
Tabel 1. Karakteristik Sosiodemografik
Nyeri Kepala 11 44,0
Subjek Tanda Klinis
Penurunan Kesadaran 22 88,0
Variabel (n) (%)
Usia (Tahun) Kejang 6 24,0
<30 8 32,0 Kaku Kuduk 25 100,0
30-45 5 20,0 Defisit Neurologis
>45 12 48,0 Fokal
Jenis Kelamin Paresis N.
15 60,0
Laki-laki 15 60,0 Kranialis
Perempuan 10 40,0 Hemiparesis 11 44,0
Status Pendidikan Status HIV
<9 Tahun 4 16,0 HIV positif 4 16,0
≥9 Tahun 21 84,0 HIV negatif 19 76,0
Status Pekerjaan Lama Rawat Inap
Tidak Bekerja/Pelajar 14 56,0
<10 hari 12 48,0
Bekerja 11 44,0
10 – 21 hari 9 36,0
Mekanisme Pembayaran
Badan Pengelola >21 hari 4 16,0
Jaminan Sosial (BPJS) 21 84,0 Diagnosis Penyakit Lain
Kesehatan Tuberkulosis paru 12 48,0
Non-BPJS Kesehatan 4 16,0 Tuberkulosis miliar 2 8,0
Pneumonia 5 20,0
Sepsis 6 24,0
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Luaran
Hidup tanpa sekuele 4 16,0
sebanyak 60% pasien meningitis TB Hidup dengan
10 40,0
yang dirawat inap RS RDK adalah laki- sekuele
Meninggal 11 44,0
laki. Kelompok usia terbanyak adalah
Variabel (n) (%)
>45 tahunOtak
Pencitraan (48%) diikuti <30 tahun
(n = 9) Data hasil pemeriksaan penunjang yang
(32%) dengan rentang usia mulai4 dari44,4
Normal 18 dilakukan pada pasien meningitis TB
Abnormal
sampai 81 tahun. Sebagian besar4 subjek
44,4
Lain-lain 1 11,1 yang dirawat inap di RS RDK
tamat SMU Laboratorium
Pemeriksaan (72%) dan tidak bekerja ditampilkan dalam Tabel 3.
(56%).
Anemia Sebanyak 84% 6 subjek
24,0
Leukositosis BPJS. 15 60,0
menggunakan
Leukopenia 1 4,0
Tabel 3.Hiponatremia
Karakteristik Hasil Pemeriksaan
14 56,0
Hipoalbuminemia
Penunjang 4 16,0
Cairan Serebrospinal (n = 2)
Rerata jumlah leukosit CSS
50,0
(/mm3)
Peningkatan protein CSS 2 100,0
Penurunan glukosa CSS 1 50,0
Pewarnaan Gram CSS
0
positif
Pewarnaan basil tahan
asam CSS positif 0
(88%) pasien. Dalam penelitian ini juga
ditemukan 16% pasien positif HIV.
Pemeriksaan CSS dilakukan
pada dua subjek. Hasil pemeriksaan CSS
menunjukkan peningkatan protein CSS
pada kedua subjek dan satu
menunjukkan adanya penurunan kadar
glukosa CSS. Semua pemeriksaan Gram
dan BTA CSS menunjukkan hasil
negatif. Rerata perbandingan persentase
Temuan klinis terbanyak pada pasien
sel mononuklear dan polimorfonuklear
meningitis TB yang dirawat inap di RS
pada pemeriksaan CSS adalah
RDK pada tahun 2017 adalah kaku
90%:10%.
kuduk yang didapatkan pada semua
Dari hasil pemeriksaan rekam
pasien (100%) diikuti penurunan
medis dan tarif diperoleh komponen
kesadaran yang ditemukan pada 22
biaya sebagai berikut: biaya
Tabel 4. Biaya Langsung* administrasi, biaya laboratorium, biaya
mikrobiologi, biaya elektrokardiografi
(EKG) dan pemeriksaan radiologi, biaya
tindakan medis dan keperawatan, biaya
jasa dokter, serta biaya obat dan alat
kesehatan. Biaya langsung dalam
penelitian ini dihitung dari komponen-
komponen tadi (Tabel 4).

Minimum Maksimum Biaya Satuan


Komponen
(Rp) (Rp) (Rp)
Biaya akomodasi 75.000 15.575.000 2.981.000
Biaya administrasi 20.000 40.000 24.800
Biaya pemeriksaan laboratorium 419.225 5.302.500 2.437.457
Biaya pemeriksaan mikrobiologi 124.000 1.100.000 467.727
Biaya pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) 60.000 140.000 80.444
Biaya pemeriksaan radiologi 175.000 2.412.500 1.312.261
Biaya tindakan medik 260.000 6.339.500 1.968.740
Biaya tindakan keperawatan 15.000 583.500 151.660
Biaya jasa dokter 227.000 5.839.000 1.516.125
Biaya obat dan alat kesehatan 268.170 16.126.562 3.838.964
Total Biaya 14.779.178
*) dihitung dari 25 subjek.
Biaya satuan dari biaya sebesar Rp. 14.779.178. Biaya tertinggi
langsung pasien meningitis TB adalah yang harus ditanggung adalah biaya obat
dan alat kesehatan dengan biaya 2.050.000 untuk kelas 2, dan Rp.
komponen rerata mencapai Rp. 2.255.000 untuk kelas 1.
3.838.964 dan nilai tertingginya Dari hasil penelitian didapatkan
mencapai Rp. 16.126.562. Selain biaya bahwa pemeriksaan Xpert MTB/Rif
obat dan alat kesehatan, biaya tidak pernah ditagihkan. Dari
akomodasi pada pasien meningitis TB wawancara dengan petugas billing
yang dirawat inap juga tinggi dengan system, biaya pemeriksaan ini
biaya komponen rerata sebesar Rp. ditanggung pemerintah sehingga tidak
2.981.000 dengan nilai tertinggi Rp. dimasukkan dalam daftar tarif rumah
15.575.000. sakit.
Biaya pemeriksaan Biaya tidak langsung dalam
mikrobiologis yang terdiri atas biaya penelitian ini didapatkan dari hasil
kultur dan pemeriksaan Gram memiliki wawancara dengan pasien ataupun
biaya komponen rerata Rp. 467.727. keluarga yang menjaga pasien saat
Pemeriksaan kultur memiliki tarif yang pasien dirawat. Didapatkan enam subjek
berkisar antara Rp. 220.000 sampai Rp. yang bersedia diwawancara.
605.000 berdasarkan kategori kelas Dari wawancara didapatkan
ruang rawat pasien sedangkan bahwa terdapat pengeluaran untuk
pemeriksaan Gram memiliki tarif Rp. komponen biaya transportasi dan biaya
60.000 sampai Rp. 66.000 dan konsumsi oleh semua responden. Ada
pemeriksaan BTA bertarif Rp. 124.000. tambahan komponen biaya tidak
Biaya komponen rerata langsung lain yang hanya dikeluarkan
pemeriksaan radiologis adalah sebesar oleh sebagian responden yaitu
Rp. 1.312.261 dengan tarif pemeriksaan kehilangan pendapatan karena tidak
computerized tomography (CT) scan bekerja, biaya menyewa orang menjaga
kepala tanpa dan dengan kontras adalah rumah, dan biaya menyewa orang
Rp. 1.800.000 untuk kelas 3, Rp. menjaga pasien. Dengan demikian,
komponen biaya tidak langsung menjadi
biaya transportasi, biaya konsumsi,
kehilangan pendapatan karena tidak
bekerja, dan biaya tidak langsung lain
(Tabel 5).
Tabel 5. Biaya Tidak Langsung

Minimum Maksimum Biaya Satuan


Komponen
(Rp) (Rp) (Rp)
Biaya transportasi 208.000 1.728.000 860.267
Biaya konsumsi 1.000.000 2.320.000 1.509.500
Kehilangan pendapat karena tidak bekerja 0 1.000.000 1.000.000
*) dihitung berdasarkan estimasi dari hasil wawancara enam responden.

Biaya transportasi untuk pasien Biaya obat dan alat kesehatan


yang menggunakan kendaraan pribadi merupakan biaya komponen yang paling
dibuat dengan melakukan estimasi besar biaya satuannya yaitu sebesar Rp.
berdasarkan harga bahan bakar minyak 3.838.964 dengan nilai tertinggi
saat itu, jenis kendaraan yang dipakai, mencapai Rp. 16.126.562. Hal ini
jarak rumah ke rumah sakit pulang disebabkan karena ada pasien dengan
pergi, serta lama rawat pasien. Beberapa durasi rawat inap yang cukup lama serta
subjek mengaku tidak kehilangan kondisi pasien yang dirawat inap
pendapatan karena tidak bekerja karena sebagian besar merupakan pasien
mendapatkan izin dari tempat kerja dengan keluhan berat sehingga
tanpa pemotongan gaji atau memerlukan terapi farmakologis dan
pengurangan bonus kerja. alat kesehatan yang banyak.
Sebagai tambahan, pada
PEMBAHASAN perhitungan biaya obat dan alat
Penentuan biaya langsung dalam kesehatan kami menemukan hal yang
penelitian ini berpatokan pada Panduan menarik. Jika biaya obat dan alat
Praktik Klinis dan Clinical Pathway kesehatan yang sesuai CP dibandingkan
(CP) Meningitis Kronik dan Meningitis dengan rerata biaya obat dan alat
Tuberkulosis RS RDK. Biaya satuan kesehatan riil, terdapat selisih sebesar
pasien meningitis TB yang dirawat inap Rp. 3.067.150. Biaya obat dan dan alat
di RS RDK pada tahun 2017 adalah Rp. kesehatan riil lebih besar dibanding
14.779.178. Biaya ini lebih rendah dengan biaya yang termasuk dalam CP.
daripada harga pada Ina-CBG tahun Hal ini terutama terjadi karena penyulit
2016. Rentang harga paket dari kelas 3 yang dialami subjek dan adanya
hingga kelas 1 menurut Ina-BG adalah diagnosis tambahan yang tidak termasuk
Rp. 9.439.200 sampai Rp. 13.214.900. dalam varian standar CP Meningitis TB.
Jika diambil selisih dengan paket kelas 1 Biaya akomodasi merupakan
pun, masih terdapat selisih biaya satuan biaya komponen tertinggi ke dua.
sebesar Rp. 1.564.278. Penyebab utama tingginya biaya

akomodasi adalah lama perawatan. Perbedaan kelas rawat memang berperan


terhadap perbedaan biaya akomodasi Perbedaan pada biaya
namun faktor perbedaan kelas rawat ini komponen jasa dokter disebabkan oleh
sudah diperhitungkan dalam premi karena pembagian jenis jasa dokter yang
asuransi, termasuk program Badan dibagi berdasarkan konsultasi atau
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). kunjungan dokter dan jasa dokter umum
Tidak demikian halnya dengan lama atau dokter spesialis. Tarif kunjungan
perawatan yang sangat bervariasi. dokter umum di RS RDK adalah Rp.
Dalam CP, standar lama rawat inap 35.000 dan kunjungan/konsultasi dokter
pasien meningitis TB adalah 21 hari. spesialis Rp. 47.000. Selain itu, variasi
Meskipun begitu, terdapat empat subjek jasa dokter terjadi karena terdapat
dengan lama perawatan di atas 21 hari variasi jumlah konsultasi dan jenis
(lama perawatan terlama adalah selama spesialis yang dikonsultasikan (misalnya
31 hari) dengan rerata tagihan mereka konsultasi Spesialis Kedokteran Fisik
sebesar Rp. 39.167.483. Jumlah ini dan Rehabilitasi dan konsultasi Divisi
sekitar tiga kali lipat dari paket biaya Neurobehaviour Bagian/Kelompok Staf
kelas 1. Pada kasus seperti ini, biasanya Medis Neurologi). Tindakan yang
terdapat varian dalam penanganan kasus dilakukan saat konsultasi (misalnya
sehingga kasus menjadi lebih sulit dan pemeriksaan mini mental state
biaya tambahan luar paket dapat examination, trail making tests, terapi
dimasukkan. gangguan atensi, pemeriksaan
Selain berdasarkan kondisi neurorestorasi, dan tindakan
pasien, ketersediaan ruangan juga neurorestorasi) juga memiliki tarif
menjadi penyebab subjek dirawat di berbeda-beda. Di samping hal-hal di
Instalasi Gawat Darurat (IGD). Pada atas, perbedaan rentang lama rawat
beberapa pasien, lama rawat di IGD bisa pasien adalah faktor yang paling
mencapai lebih dari satu hari. Tarif mempengaruhi biaya jasa dokter.
rawat inap per hari di RS RDK adalah Biaya komponen pemeriksaan
Rp. 75.000 dan untuk tarif akomodasi laboratorium pada subjek rerata sebesar
rawat darurat adalah Rp. 500.000. Rp. 2.437.457. Sebagian besar
Perbedaannya hampir tujuh kali lipat per pemeriksaan laboratorium yang
harinya. Oleh karena itu, melakukan dilakukan adalah pemeriksaan
rawat inap di IGD meningkatkan biaya hematologi, kimia klinis, serta
perawatan pemeriksaan anti-HIV.
Biaya komponen administrasi
relatif kecil karena sebanyak 84% pasien

meningitis TB merupakan pasien yang dirawat inap dengan metode pembayaran


menggunakan BPJS. Sekitar 66,6% dan rumah sakit merupakan kesempatan
pasien BPJS merupakan pasien kelas 3 untuk meningkatkan kualitas
dengan biaya administrasi sebesar Rp. pemeriksaan penunjang karena
20.000. Biaya administrasi untuk pasien sensitivitas pemeriksaan ini cukup tinggi
BPJS adalah sebesar Rp. untuk sampel CSS. Pada suatu penelitian
20.000 untuk pasien kelas 3, Rp. 30.000 multisenter di Afrika Selatan, Vietnam,
kelas 2, Rp. 40.000 kelas 1, dan Rp. dan Indonesia terhadap pasien
30.000 untuk pasien umum. meningitis TB dewasa non-HIV dan
Temuan menarik tentang biaya HIV, sensitivitas pemeriksaan ini
satuan adalah mengenai pembiayaan mencapai 72,3% jika dibandingkan
pemeriksaan Xpert MTB/Rif. Dalam dengan kultur CSS M. tuberculosis yang
tagihan biaya pemeriksaan penunjang, menjadi baku emas pemeriksaan.(19)
tagihan pemeriksaan Xpert MTB/Rif Masalah yang ditemukan adalah
tidak dimasukkan. Hal ini dikarenakan pemeriksaan ini tidak dapat dilakukan
pemeriksaan Xpert MTB/Rif merupakan untuk sampel CSS di RS RDK. Oleh
program pemerintah sehingga tagihan karena itu, perlu dilakukan upaya
pemeriksaannya ditanggung pemerintah meningkatkan kemampuan tenaga
dan tidak dibebankan pada pasien. Baik pemeriksa dan alat yang ada guna
pasien BPJS maupun pasien umum. Hal menjawab masalah ini.
ini sesuai dengan Permenkes No. 13 Total biaya satuan tidak
tahun 2013 tentang Pedoman langsung didapatkan dari penjumlahan
Manajemen Terpadu Pengendalian biaya komponen rerata untuk biaya
Tuberkulosis Resistan Obat dan komponen transportasi, konsumsi dan
Permenkes No. 67 tahun 2016 tentang kehilangan pendapatan karena tidak
Penanggulangan Tuberkulosis. Dalam bekerja. Variasi biaya komponen
kedua dokumen tersebut disebutkan transportasi yang muncul disebabkan
bahwa pembiayaan dibebankan pada oleh perbedaan jarak tempuh dari tempat
Anggaran Pendapatan dan Belanja tinggal pasien ke RS RDK karena
Nasional (APBN) dan Anggaran sebagian besar pasien menggunakan
Pendapatan dan Belanja Daerah kendaraan pribadi atau kendaraan desa
(APBD).(17,18) sehingga tidak mengeluarkan biaya
Pemeriksaan Xpert MTB/Rif selain biaya bahan bakar minyak
yang tidak dibebankan kepada pasien (BBM). Rerata jarak tempuh dari rumah
pasien sampai ke rumah sakit adalah
sebesar 48,3km dan rerata biaya

transportasi yang harus dikeluarkan adalah Rp. 860.267. Biaya komponen


transportasi terendah (Rp. 208.000) karena keluarga yang menjaga memang
timbul karena keluarga pasien tinggal tidak bekerja. Biaya komponen tertinggi
menjaga pasien dan hanya pulang ke (Rp. 1.000.000) didapatkan karena
rumah keluarga di Manado keluarga pasien yang bergantian
menggunakan kendaraan umum dengan menjaga memiliki pekerjaan berdagang
biaya berkisar Rp. 4.000-Rp. 8.000. sehingga harus menutup warungnya saat
Biaya tertinggi (Rp. 1.512.000) timbul menjaga pasien. Angka tersebut adalah
karena keluarga pasien menjaga pasien estimasi angka potensi pendapatan yang
secara bergantian dan pulang ke tempat hilang karena menutup warung.
tinggal masing-masing. Terdapat beberapa keterbatasan
Variasi biaya komponen dalam penelitian ini. Pertama, jumlah
konsumsi yang muncul disebabkan oleh subjek yang menolak untuk melakukan
jumlah keluarga yang menjaga, tempat pemeriksaan pungsi lumbal dalam
makan keluarga, dan apakah keluarga penelitian ini cukup banyak sehingga
bergantian menjaga pasien. Biaya data mengenai pemeriksaan CSS sangat
konsumsi terendah (Rp. 1.000.000) terbatas. Ke dua, rentang waktu antara
timbul karena jumlah keluarga yang saat pasien dirawat dengan waktu
menjaga tiga orang tetapi menjaga penelitian cukup lama sehingga banyak
secara bergantian. Perhitungannya pasien yang sudah tidak bisa dihubungi
adalah dua kali makan di rumah dan satu terkait biaya tidak langsung. Ke tiga,
kali makan di rumah sakit dengan biaya pada data biaya yang didapat dari billing
sekitar Rp. 25.000 setiap makan. Biaya system, terdapat data yang mengalami
komponen konsumsi tertinggi (Rp. kesalahan peng-input-an yang baru
2.320.000) timbul karena jumlah disadari melalui penelitian ini seperti
keluarga yang menjaga dua orang kunjungan Dokter Penanggung Jawab
dengan konsumsi sebanyak dua kali Pelayanan (DPJP) yang tidak di-input
selama pasien dirawat. dalam tagihan pasien atau kunjungan
Biaya komponen pekerjaan yang dokter spesialis ter-input sebagai
hilang bagi keluarga yang menjaga juga kunjungan dokter umum. Ke empat, ada
sebagian besar tidak ada karena mereka perubahan pada buku tarif. Buku tarif
mendapat izin cuti, menjaga pasien yang baru hanya berlaku pada pasien
secara bergantian dengan anggota kelas 2 sampai kelas Very Very
keluarga yang tidak bekerja, ataupun Important Person (VVIP) sehingga
terdapat beberapa kesalahan peng-input-
an pemeriksaan karena nama

tindakannya sudah tidak sesuai dengan buku tarif baru.Yang terakhir, data
penghitungan yang digunakan hanya Ke tiga, diperlukan juga penelitian
menggunakan analisis perhitungan farmakoekonomi lanjutan seperti CEA
sederhana. Untuk itu, penelitian lanjuta (cost effectiveness analysis) dan CUA
perlu memperhatikan keterbatasan (cost utility analiysis) dalam
penelitian ini. mengevaluasi penanganan meningitis
Sebagai kesimpulan, pasien TB di RS RDK di masa depan.
meningitis TB rawat inap di RS RDK
terutama adalah laki-laki pada dekade DAFTAR PUSTAKA
usia 40 tahun. Biaya satuan dari biaya 1. Forbes BA, Sahm DF, Weissfeld
langsung penanganan pasien rawat inap AS. Bailey and Scott’s Diagnostic
Microbiology. Edisi ke-12. St.
dengan diagnosis meningitis TB di RS Louis: Mosby; 2007. hal.478-509.
RDK adalah sebesar Rp. 14.779.178.
2. Pemula G, Apriliana E.
Terdapat selisih biaya dengan biaya Penatalaksanaan yang Tepat pada
Meningitis Tuberkulosis. J Medula
paket kelas 1 Ina-CBG sebesar minus
Unila. 2016;6(1):50–55.
Rp. 1.564.278. Peningkatan biaya satuan
3. Bhigjee AI, Padayachee R, Paruk
terutama disebabkan oleh lama H, Hallwirth-Pillay KD, Marais S,
perawatan. Estimasi biaya satuan dari Connoly C. Diagnosis of
Tuberculous Meningitis: Clinical
biaya tidak langsung adalah sebesar Rp. and Laboratory Parameters. Int J
3.369.767. Pemeriksaan Xpert MTB/Rif Infect Dis. 2007;11(4):348–354.

di RS RDK tidak memerlukan biaya 4. Tumbelaka CB, Ngantung DJ,


Pertiwi JM. Angka Kejadian
karena dibiayai pemerintah. Komplikasi Intrakranial pada
Implikasi penelitian ini adalah Penderita HIV/AIDS yang Dirawat
inap di Bagian Neurologi RSUP
tiga rekomendasi terhadap pihak PROF. DR. R. D. Kandou Manado
manajemen rumah sakit dan pihak lain Periode Juli 2012 – Juni 2013. J E-
Clinic. 2013;1–7.
yang terkait berupa: yang pertama,
5. Ho Dang Trung N, Le Thi Phuong
perlunya dilakukan efisiensi biaya T, Wolbers M, Nguyen van Minh
perawatan dengan mengadopsi H, Nguyen Thanh V, Van MP, dkk.
Aetiologies of Central Nervous
pemeriksaan Xpert MTB/Rif dalam System Infection in Viet Nam: A
penatalaksaaan pasien meningitis kronik Prospective Provincial Hospital-
Based Descriptive Surveillance
atau meningitis TB. Yang ke dua, Study. PLoS One. 2012;7(5):1-15.
peralatan dan operator pemeriksaan
6. Lee HG, William T, Menon J,
Xpert MTB/Rif perlu ditingkatkan Ralph AP, Ooi EE, Hou Y, dkk.
Tuberculous Meningitis is A Major
hingga mampu memeriksa sampel CSS.
Cause of Mortality and Morbidity
in Adults with Central Nervous
System Infections in Kota
Kinabalu, Sabah, Malaysia: An
observational Study. BMC Infect 7. Zhang L, Feng G, Zhao G.
Dis. 2016;16(1):1–8. Tuberculous Meningitis in Asia.
Neurol Asia. 2015;20(1):1–6. Farmakoekonomi. Jakarta:
8. Thwaites G, Chau TTH, Mai NTH, Direktorat Jendral Bina
Drobniewski F, McAdam K, Farrar Kefarmasian dan Alat Kesehatan;
J. Tuberculous Meningitis. J Neurol 2012. hal.1-72.
Neurosurg Psychiatry. 15. Tatiana M, Karen R.
2000;68:289–299. Pharmacoeconomic Education in
9. Thwaites GE, Chau TTH, Farrar JJ. US Colleges and Schools of
Improving the Bacteriological Pharmacy. Am J Pharm Educ.
Diagnosis of Tuberculous 2013;77(7):1–5.
Meningitis. J Clin Microbiol. 16. Kementerian Kesehatan RI.
2004;42(1):378–379. Peraturan Menteri Kesehatan
10. World Health Organization. Policy Republik Indonesia No. 64 Tahun
Statement: Automated Real-Time 2016 Tentang Perubahan Atas
Nucleic Acid Amplification Peraturan Menteri Kesehatan No 52
Technology for Rapid and Tahun 2016 Tentang Standar Tarif
Simultaneous Detection of Pelayanan Kesehatan Dalam
Tuberculosis and Rifampicin Penyelenggaraan Program Jaminan
Resistance: Xpert MTB/RIF Kesehatan. Jakarta, Indonesia;
System. Geneva: WHO Press; 2016. hal.586.
2011. hal.10. 17. Kementerian Kesehatan RI.
11. Thwaites G. The Diagnosis and Peraturan Menteri Kesehatan
Managenent of Tuberculous Republik Indonesia Nomor 13
Meningitis. Arch Neurol Tahun 2013 Tentang Pedoman
2002;53(7):671. Manajemen Terpadu Pengendalian
Tuberkulosis Resistan Obat.
12. Marais S, Thwaites G, Schoeman Jakarta, Indonesia; 2013. hal.1–130.
JF, Török ME, Misra UK, Prasad
K, dkk. Tuberculous Meningitis: A 18. Kementerian Kesehatan RI.
Uniform Case Definition for Use in Peraturan Menteri Kesehatan
Clinical Research. Lancet Infect Republik Indonesia No 67 Tahun
Dis. 2010;10(11):803–812. 2016 Tentang Penanggulangan
Tuberkulosis. Jakarta, Indonesia;
13. Kementerian Kesehatan RI. 2016. hal.1–163.
Pedoman Teknis Analisis
Farmakoekonomi di Fasilitas 19. Heemskerk AD, Donovan J, Thu
Kesehatan. Jakarta: Direktorat DDA, Marais S, Chaidir L, Dung
Jendral Bina Kefarmasian dan Alat VTM, dkk. Improving the
Kesehatan; 2016. hal.1-90. Microbiological Diagnosis of
Tuberculous Meningitis: A
14. Kementerian Kesehatan RI. Prospective, International,
Pedoman Penerapan Kajian Multicentre Comparison of
Conventional and Modified Ziehl–
Neelsen Stain, GeneXpert, and
Culture of Cerebrospinal Fluid. J
Infect. 2018;77(6):509–515.

Anda mungkin juga menyukai