Anda di halaman 1dari 14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Deskripsi Daerah Studi


Sungai Jatiroto merupakan salah satu sub sungai yang berada dalam DAS Bondoyudo
Kabupaten Lumajang. Menurut Balai Pengelolaan Sumberdaya Air Wilayah Bondoyudo-
Mayang, sungai yang berada di wilayah DAS Bondoyudo secara umum berhulu di
Pegunungan Tengger dan bermuara di Samudra Hindia. Sungai Jatiroto memiliki panjang
sebesar 31 km.
Secara geografis, Pemerintah Kabupaten Lumajang terletak kurang lebih 154 km ke arah
sebelah timur Kota Surabaya, Ibukota Provinsi Jawa Timur yang terhampar pada posisi antara
1120 50’-1130 22’ Bujur Timur dan “70 52’ – 80 23’” Lintang Selatan. Kabupaten Lumajang
terdiri dari 21 (dua puluh satu) kecamatan, yaitu: Yosowilangun, Kunir, Tempeh, Pasirian,
Candipuro, Pronojiwo, Tempursari, Rowokangkung, Tekung, Lumajang, Sumbersuko,
Sukodono, Senduro, Pasrujambe, Padang, Gucialit, Jatiroto, Randuagung, Kedungjajang,
Klakah dan Ranuyoso. Adapun batas-batas administrasi Kabupaten Lumajang adalah sebagai
berikut:
• Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo

• Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Jember

• Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia

• Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Malang

3.1.1 Kondisi Topografi


Secara topografis wilayah Kabupaten Lumajang terdiri dari daratan yang subur, karena
diapit oleh tiga gunung berapi yaitu Gunung Semeru (3.676 m), Gunung Bromo (3.292 m)
dan Gunung Lamongan. Ketinggian daerah bervariasi dari 0 hingga 3.676 m diatas
permukaan laut. Daerah terluas ada pada ketinggian 100 hingga 500 m diatas permukaan laut,
yaitu seluas 63.405,50 Ha atau sebesar 35,88% dari luas wilayah Kabupaten Lumajang,
sedangkan daerah tersempit ada pada ketinggian antara >2.000 m dari permukaan air laut,
yaitu seluas 6.889,40 Ha atau 3,85% dari luas wilayah Kabupaten Lumajang. Adapun
kemiringan wilayah Kabupaten Lumajang terdiri:

61
• Lahan dengan kemiringan 0 – 15 % : 10.643,80 Ha

62
63

• Lahan dengan kemiringan 15 -25 % : 176,00 Ha

• Lahan dengan kemiringan 25 – 40 % : 476,00 Ha

• Lahan dengan kemiringan > 40 % : 3.011.80 Ha

Gambaran Topografi Kabupaten Lumajang adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Peta Topografi Kabupaten Lumajang


Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Lumajang (2019)

3.1.2 Kondisi Geologi


Kabupaten Lumajang secara Geologis terbentuk dari 4 jenis bahan induk batuan yaitu
Batuan Alluvium, Batuan Vulkanik, Miosen Sedimentary dan Old Kurter Vulkanik. Miosen
Sedimentary terbentuk dengan fisiografi yang relatif datar dimana terdapat pada bagian timur
dan selatan. Sedangkan Batuan Alluvium, Batuan Vulkanik dan Old Kurter Vulkanik
terbentuk dengan fisiografi dataran tinggi, pegunungan serta akibat letusan gunur berapi.
Jenis tanah yang ada di wilayah Kabupaten Lumajang dikelompokkan menjadi 10 jenis tanah
meliputi:

• Asosiasi andosol coklat kekuningan dan regosol coklat kekuningan


64

• Komplek mediteran merah dan litosol

• Alluvial coklat kekelabuan

• Alluvial hidromort

• Asosiasi alluvial kelabu dan alluvial coklat kekelabuan

• Asosiasi gley humus rendah dan alluvial kelabu

• Regosol kelabu

• Komplek regosol kelabu dan litosol

• Komplek regosol dan litosol

• Komplek latosol kemerahan dan litosol

Gambar 3.2 Peta Klasifikasi Geologi Kabupaten Lumajang


Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Lumajang (2019)
65

Gambar 3.3 Peta Klasifikasi Jenis Tanah Kabupaten Lumajang


Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Lumajang (2019)

3.1.3 Kondisi Klimatologi


Untuk Klimatologi, pada umumnya Kabupaten Lumajang hanya dikenal dua musim,
yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Pada musim kemarau biasanya terjadi antara
bulan April – Oktober, hal ini berkaitan dengan arus angin yang berasal dari arah Australia
dan tidak mengandung uap air. Sedangkan musim penghujan biasanya terjadi pada bulan
Oktober – April dimana pada bulan-bulan tersebut arus angin berasal dari arah Asia dan
Samudra Pasifik, yang banyak mengandung uap air.
Berdasarkan tipe iklim, Kabupaten Lumajang memilik iklim tipe C dan D. tipe C yaitu
tipe agak basah dengan bulan kering rata-rata < 3 bulan, curah hujan tahunan rata-rata > 2500
mm dan hari hujan > 10 hari perbulan. Sedangkan tipe iklim D yaitu sedang dengan bulan
kering rata-rata > 3 – 4 bulan, curah hujan tahunan rata-rata 1500 – 2000 mm dan hari hujan
> 10 hari perbulan.
66

3.2 Data-Data yang Dibutuhkan


Data-data yang diperlukan dalam studi ini meliputi data-data sekunder yang terkait
dengan analisis stabilitas perkuatan lereng Sungai Pancir Kabupaten Joombang.
Berdasarkan batasan dan rumusan masalah pada Bab I, maka data-data yang diperlukan
adalah:
1. Data geometri Sungai Jatiroto (Long Section dan Cross Section)

2. Data hidrologi (Debit Banjir Rencana)

3. Data mekanika tanah dan geologi wilayah Sungai Jatiroto

4. Peta Gempa 2017

3.3. Software Pendukung


Dalam studi ini menggunakan bantuan software HECRAS 5.0.7, AutoCAD 2007,
Microsoft Office 2010, GeoStudio SLOPE/W 2012. Software HEC-RAS digunakan dalam
analisa kondisi hidrolis alira, Software Geostudio 2012 digunakan untuk analisa stabilitas
lereng. Sedangkan 2 software lain nya sebagai pendukung dalam menganalisa.
Dibawah ini akan dijelaskan mengenai software yang digunakan secara singkat, dimana
software yang akan digunakan adalah HEC-RAS 5.0.7 dan Geostudio 2012.

3.3 Software Dalam Pengolahan Data


3.3.1 Simulasi Aliran pada Saluran Terbuka
Simulasi aliran di saluran terbuka (open channel) merupakan salah satu cara untuk
mempelajari pola aliran di sepanjang saluran tersebut. Simulasi dilakukan secara nyata
dengan mengalirkan air ke saluran yang umumnya dibuat dalam skala laboratorium (model
fisik) atau secara virtual dengan melakukan serangkaian hitungan hidraulik yang umumnya
diwadahi dalam suatu perangkat program aplikasi komputer (model matematik). Melalui
model fisik, sejumlah fenomena fisik aliran di saluran atau sungai nyata (prototipe) ditirukan
di saluran atau sungai yang dibuat dengan ukuran yang lebih kecil (model). Interpretasi
terhadap fenomena yang diamati atau diukur di model akan memberikan petunjuk terhadap
fenomena yang (seolah-olah) terjadi di prototipe.
Model matematik menirukan fenomena fisik aliran di saluran nyata (prototipe) melalui
serangkaian persamaan matematik yang menjabarkan hubungan antar variabel-variabel aliran
(variabel geometri, kinematik, dinamik). Apabila pada model fisik dilakukan pengukuran atau
pengamatan untuk mendapatkan parameter aliran, pada model matematik parameter aliran
67

diperoleh melalui hitungan atau penyelesaian persamaan matematik. Salah satu perangkat
lunak yang menyediakan fasilitas untuk melakukan simulasi saluran terbuka adalah Hec-Ras
5.0.7
3.3.2 ProgramaHEC-RASa5.0.7
Hec-Ras merupakan program aplikasi yang memiliki fungsi utama untuk memodelkan
aliran pada saluran terbuka, salah satunya adalah aliran pada sungai. River Analysis Sistem
(RAS), yang dibuat oleh Hydrologic Engineering Center (HEC) yang merupakan satu divisi
di dalam Institute for Water Resources (IWR), di bawah US Army Corps of Engineers
(USACE). HEC-RAS merupakan model satu dimensi aliran permanen maupun tak permanen
(steady and unsteady).
HEC-RAS memiliki empat komponen model satu dimensi:
a. Hitungan profil muka air aliran permanen,
b. Simulasi aliran tak permanen,
c. Hitungan transpor sedimen
d. Hitungan kualitas air.
Satu elemen penting dalam HEC-RAS adalah keempat komponen tersebut memakai data
geometri yang sama, routine hitungan hidraulika yang sama, serta beberapa fitur desain
hidraulik yang dapat diakses setelah hitungan profil muka air berhasil dilakukan. HEC-RAS
merupakan program aplikasi yang mengintegrasikan fitur graphical user interface, analisis
hidraulik, manajemen dan penyimpanan data, grafik, serta pelaporan.

3.3.3 Graphical User Interface


Interface ini berfungsi sebagai penghubung antara pemakai dan HEC-RAS. Graphical
interface dibuat untuk memudahkan pemakaian HEC-RAC dengan tetap mempertahankan
efisiensi. Melalui graphical interface ini, dimungkinkan untuk melakukan hal-hal berikut ini
dengan mudah:

1. manajemen file
2. menginputkan data serta mengeditnya
3. melakukan analisis hidraulik
4. menampilkan data masukan maupun hasil analisis dalam bentuk tabel dan grafik
5. penyusunan laporan
6. mengakses on-line help
68

3.3.4 Analisis Hidraulika


Steady Flow Water Surface Component. Modul ini berfungsi untuk menghitung profil
muka air aliran permanen berubah beraturan (steady gradually varied flow). Program mampu
memodelkan jaring sungai, sungai dendritik, maupun sungai tunggal. Regime aliran yang
dapat dimodelkan adalah aliran sub-kritik, super-kritik, maupun campuran antara keduanya.
Langkah hitungan profil muka air yang dilakukan oleh modul aliran permanen HEC-
RAS didasarkan pada penyelesaian persamaan energi (satu-dimensi). Kehilangan energi
dianggap diakibatkan oleh gesekan (Persamaan Manning) dan kontraksi/ekspansi (koefisien
dikalikan beda tinggi kecepatan). Persamaan momentum dipakai manakala dijumpai aliran
berubah cepat (rapidly varied flow), misalnya campuran regime aliran sub-kritik dan super-
kritik (hydraulic jump), aliran melalui jembatan, aliran di percabangan sungai (stream
junctions).
Modul aliran permanen HEC-RAS mampu memperhitungkan pengaruh berbagai
hambatan aliran, seperti jembatan (bridges), gorong-gorong (culverts), bendung (weirs),
ataupun hambatan di bantaran sungai. Modul aliran permanen dirancang untuk dipakai pada
permasalahan pengelolaan bantaran sungai dan penetapan asuransi risiko banjir berkenaan
dengan penetapan bantaran sungai dan dataran banjir. Modul aliran permanen dapat pula
dipakai untuk perkiraan perubahan muka air akibat perbaikan alur atau pembangunan
tanggul. Fitur spesial modul aliran permanen HEC-RAS mencakup analisis plan ganda,
hitungan profil ganda, analisis bukaan gorong-gorong atau pintu ganda, optimasi pemisahan
aliran, serta desain dan analisis saluran stabil.
Unsteady Flow Simulation. Modul ini mampu menyimulasikan aliran tak permanen satu
dimensi pada sungai yang memiliki alur kompleks. Semula, modul aliran tak permanen HEC-
RAS hanya dapat diaplikasikan pada aliran sub-kritik, namun sejak diluncurkannya versi 3.1,
modul aliran tak permanen HEC-RAS dapat pula menyimulasikan regime aliran campuran
(sub-kritik, super-kritik, loncat air, dan draw-downs). Bagian program yang menghitung
aliran di tampang lintang, jembatan, gorong-gorong, dan berbagai jenis struktur hidraulik
lainnya merupakan program yang sama dengan program hitungan yang ada pada modul aliran
permanen HEC-RAS. Fitur spesial modul aliran tak permanen mencakup analisis dam-break,
limpasan melalui tanggul dan tanggul jebol, pompa, operasi dam navigasi, serta aliran tekan
dalam pipa.
Sediment Transport/Movable Boundary Computations. Modul ini mampu
menyimulasikan transpor sedimen satu dimensi (simulasi perubahan dasar sungai) akibat
69

gerusan atau deposisi dalam waktu yang cukup panjang (umumnya tahunan, namun dapat
pula dilakukan simulasi perubahan dasar sungai akibat sejumlah banjir tunggal). Potensi
transpor sedimen dihitung berdasarkan fraksi ukuran butir sedimen sehingga memungkinkan
simulasi armoring dan sorting. Fitur utama modul transpor sedimen mencakup kemampuan
untuk memodelkan suatu jaring (network) sungai, dredging, berbagai alternatif tanggul, dan
pemakaian berbagai persamaan (empiris) transpor sedimen.
Modul transpor sedimen dirancang untuk menyimulasikan trend jangka panjang gerusan
dan deposisi yang diakibatkan oleh perubahan frekuensi dan durasi debit atau muka air,
ataupun perubahan geometri sungai. Modul ini dapat pula dipakai untuk memprediksi
deposisi di dalam reservoir, desain kontraksi untuk keperluan navigasi, mengkaji pengaruh
dredging terhadap laju deposisi, memperkirakan kedalaman gerusan akibat banjir, serta
mengkaji sedimentasi di suatu saluran.

Gambar 3.4 Tampilan Awal ProgramaHEC-RASa5.0.7


Sumber: Dokumentasi, 2020

3.3.5 Program GeoStudio 2012


Program GeoStudio 2012 merupakan produk software yang menggunakan batas
keseimbangan untuk menghitung faktor keamanan tanah dan lereng. Menganalisa stabilitas
lereng, menggunakan batas keseimbangan, serta mempunyai kemampuan untuk menganalisis
contoh tanah yang berbeda jenis dan tipe, longsor dan kondisi tekanan air pori dalam tanah
yang berubah menggunakan bagian besar contoh tanah. Slope/w merupakan sub program dari
Geo-slope/Geo-Studio yang dapat diintegrasikan dengan sub program lainnya, baik vadose/w,
seep/w, quake/w dan sigma/w.
Parameter dasar yang diperlukan untuk melakukan analisis stabilitas lereng dengan
menggunakan program Slope/W terdiri dari :
1. Kohesi, c (kN/m²).
2. Sudut Geser Dalam, ∅ (⁰).
70

3. Sudut dilatansi, ψ (⁰) diasumsikan = 0.


4. Tinggi muka air.
5. Model tanah yang digunakan adalah Mohr-Coulomb.
Program ini menyediakan permodelan struktur ground anchor dan geotekstil. Program
Slope/W ini dibuat berdasarkan metode keseimbanganbatas dengan metode irisan sederhana
(1936), Bishop Simplifikasi (1955), Spencer (1967), Morgensstern-Prince (1965) dan Janbu
Simplifikasi (1973).
Parameter masukan data analisa dapat ditentukan atau secara probabilitas. Beberapa
permasalahan yang dapat diselesaikan dan kemampuan dari slope/w :
1 Menghitung faktor keamanan lereng yang bertanah heterogen di atas tanah
keras (bedrock), dengan lapisan lempung. Di ujung lereng (lembah) merupakan genangan
air, air tanah mengalir sampai ujung lereng dan daerah retakan berkembang pada puncak
akibat gaya tegangan pada lereng.
2. Slope/W dapat menghitung faktor keamanan dari lereng dengan beban luar dan perkuatan
lereng dengan angker atau perkuatan dengan geotekstil.
3. Kondisi tekanan air pori dalam tanah yang kompleks, kondisi air pori dapat dibedakan
dalam beberapa cara, dapat semudah seperti garis piezometrik atau analisa elemen batas
dari tekanan pori. Tekanan air pori pada tiap dasar potongan lereng ditemukan dari data
titik cara interpolasi spline.
4. Menganalisa stabilitas dengan tekanan batas elemen. Memasukkan data tekanan lereng
dari analisa batas stabilitas elemen sigma/w ke slope/w untuk mempermudah. keuntungan
lain yaitu dapat menghitung faktor keamanan tiap potongan, sebaik perhitungan faktor
keamanan seluruh longsoran.
Pada dasarnya Slope/W terdiri dari tiga bagian pengerjaan (langkah kerja) yaitu :
1. Define : Pendefinisian model
 Mengatur batas area yang akan digunakan
 Mengatur skala dan satuan yang digunakan untuk mempermudah pengerjaan 
 Menginput data material (data-data tanah)
 Mengsketsa permasalahan (lereng) dengan menggunakan icon garis lurus, lengkungan
atau lingkaran
 Menentukan bagian-bagian gambar dengan mendefinisikan kembali setelah data
terinput.
71

2. Solve : Nilai dari hasil perhitungan, dengan menekan start pada kotak dialog
3. Contour : memperlihatkan gambaran hasil perhitungan
 Memperlihatkan sketsa hasil stabilitas tanah menggunakan metode Morgenstern-Price,
Bishop, Ordinary dan Janbu.
 Terdapat icon-icon untuk memunculkan hasil seperti potongan dengan diagram free
body dan force polygon.
 Memperlihatkan grafik hubungan antara jarak dan kekuatan, dan yang lainnya.
 Memperoleh data slide mass.

Gambar 3.5 Tampilan Awal Program GeoStudio 2012


Sumber: Dokumentasi, 2020
72

3.3.6 Diagram Alir Pengerjaan Skripsi

Mulai

Data Batasan
Data Data Data Debit
Potongan dalam
Pengukuran Bangunan Aliran
Melintang Permodelan
Topografi Sungai Eksisting Rencana
Hidrolika

Permodelan Pada
Kondisi Eksisting
(Unsteady)

Output model: muka


air banjir, kondisi
tebing sungai dan
bantaran

Data Skema, Cross


Evaluasi Permodelan
Section , Batasan-
Kondisi Desain
batasan(Alternatif
(Unsteady)
Desain )

Output Model
Tidak Kondisi Desain

Cek Kondisi
Penampang

Ya

Selesai

Gambar 3.6 Bagan Alir Analisis Penampang Aliran dengan HEC-RAS 5.0.7
Sumber: Hasil Analisa, 2020
Mulai
73

Data Data Peta


Mekanika Geometri Gempa
Tanah c,ɣ ,µ Lereng 2017

Import Region
Koefisien Gempa
Geometri Lereng

Penentuan Nilai
Parameter Tiap
Lapisan

Penentuan Bidang
Longsor

Tidak Nilai FK

FK ≥ Fsyarat

Ya

Selesai

Gambar 3.7 Bagan Alir Analisis Stabilitas dengan Software GeoStudio 2012
Sumber: Hasil Analisa, 2020
Data Debit Data Peta
Rancangan Geometri Data Mekanika Gempa
Tanah Geologi
74 (Q 25 ) Sungai 2017

Analisa Profil Aliran


Stabilitas Lereng
Kondisi Eksisting
Eksisting
(HEC -RAS )

Cek Kapasits
Tidak Pengendalian Banjir Tidak
Tampungan

Ya

Parapet dan
Bronjong dan Tidak ada
Bangunan
Tanggul Parapet Bronjong
Eksisting

Analisa Profil
Aliran HEC -RAS FK ≥ Fsyarat
(Desain)

Tidak
Stabilitas Parapet

Ya
Ya

Penulangan
Tanggul Parapet

Rancangan
Anggaran Biaya
(RAB )
FK ≥ Fsyarat

Kesimpulan dan
Saran

Selesai

Gambar 3.8 Bagan Alir Pengerjaan Skripsi


Sumber: Hasil Analisa, 2020

Anda mungkin juga menyukai