BAB I
PENDAHULUAN
PLC pertama kali diperkenalkan pada tahun 1960-an. Alasan utama perancangan PLC
adalah untuk menghilangkan beban ongkos perawatan dan penggantian system control mesin
berbasis relay. Bedford Associates (Bedford, MA) mengajukan usulan yang diberi nama
MODICON (Modular Digital Conntroller) untuk perusahaan-perusahaan mobil di Amerika.
Sedangkan perusahaan lain mengajukan system berbasis computer. Modicon 084 merupakan
PLC pertama di dunia yang digunakan pada produk komersil. Pada tahun 1980-an dilakukan
usaha untuk menstandarisasi komunikasi dengan protocol otomasi pabrik milik General
Motor (General Motor’s Manufacturing Outomation Protocaol (MAP)). Juga merupakan
waktu untuk memperkecil ukuran PLC dan pembuatan perangkat lunak pemrograman melalui
pemrograman simbolik dengan computer PC dari pada terminal pemrogram atau penggunaan
pemrogram genggam (handheld programmer). Sekarang PLC terkecil seukuran dengan
sebuah control relay tunggal (seperti produk ZEN Programmable Relay dari Omron). Tahun
1990-an dilakukan reduksi protocol baru dan modernisasi lapisan fisik dari protocol-protokol
popular yang bertahan pada tahun 1980-an. Standart terakhir (IEC 1131-3) berusaha untuk
menggabungkan bahasa pemrograman PLC dibawah satu standart international. Sekarang
bias dijumpai PLC-PLC yang dapat diprogram dalam diagram fungsi blok, daftar instruksi,
dan teks terstruktur pada saat bersamaan.
I.2 Tujuan
Tujuan pembuatan paper ini bertujuan untuk menjelaskan agar yang membaca paper ini
mengetahui tentang sensor analog dan sensor digital yang terhubung dengan programmable
logic controller.
BAB II
PEMBAHASAN
Sensor tekanan analog ditambahkan ke saluran pasokan udara terkompresi di pabrik. Sensor
ini mampu mengukur tekanan antara 0 dan 120 PSI di saluran. Sensor menghasilkan tegangan
yang bervariasi, antara 2 dan 10 Volt DC.
-Jika sensor mendeteksi tekanan 0 PSI, output 2 VDC pada kabel sinyalnya.
-Jika sensor mendeteksi tekanan 120 PSI, output 10 VDC pada kabel sinyalnya.
-Sensornya
-hasil analog
-input analog
yang dipantau oleh PLC atau pengontrol lainnya. Pengontrol kemungkinan akan diprogram
untuk mengubah nilai tegangan yang dibaca pada input analog kembali ke nilai tekanan yang
setara. Nilai tekanan ini kemudian dapat digunakan untuk tampilan pada layar untuk operator,
untuk menentukan apakah pompa perlu dihidupkan, dll.
Berikut ini adalah langkah – langkah cara penyambungan sensor analog pada PLC :
Gambar di atas adalah ilustrasi nilai analog yang dicacah atau disampling dengan kode
digital. Garis merah sebagai nilai analog, yaitu 0 hingga 5. Saat dicacah dengan 1 bit, nilai
analog hanya punya 2 kelompok kondisi, sehingga hanya akan ada 2 titik yang dapat dicuplik
yaitu 0 dan 1 sehingga nilai yang dapat terwakili hasil cuplikan adalah 2,5V (5/2). Kerapatan
nilainya akan semakin tinggi dan teliti saat jumlah bit digital yang digunakan semakin tinggi.
Misalnya pada pencacah 4 bit, nilai analog 0 – 5 volt akan dibagi menjadi 16 bagian sehingga
cuplikan nilainya akan semakin banyak yaitu 0 hingga 15. Dengan demikian 1 nilai digital
akan dapat mewakili 0,3125V (5/16) dari nilai analog.
II.1.3 Sensor Analog to Digital Converter pada PLC
PLC memiliki beberapa jenis ADC, untuk saat ini yang akan dicontohkan ADC Modular
yang dipasang pada Omron CJ Series, yaitu Modul CJ1W AD081
Pada gambar diatas memiliki 8 buat channel input yang memungkinkan kita menyambung 8
buah sensor analog. Nilai referensi analog yang dapat disambung pada modul ADC umunya
memiliki standar, yaitu untuk tegangan 0 – 5 V, 1 – 5 V, 0 – 10 V, -10 – +10 V sedangkan
untuk arus adalah 4 mA hingga 20 mA. Jika resolusi dari modul adalah 4000, artinya nilai
referensi analog yang masuk akan dikonversi menjadi nilai digital 0 – 4000.
Sebelum menyambungkan sensor pada PLC,hal yang perlu diketahui yaitu konsep
sinking dan sourcing ada modul input yang ada pada PLC.Sinking dan sourcing hanya
berlaku pada besaran listrik searah (DC). Langkah-langkahnya adalah :