OLEH :
KELOMPOK : II (DUA)
KELAS :B
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
I. FORMULA ASLI
Elixir Teofilin
1. Etanol
a. Sebagai pelarut karena pelarut utama elixir digunakan 90% untuk
mempertinggi kelarutan ( Fornas edisi II, 1998 )
b. Sebagai kosolven, karena elixir merupakan larutan oral yang
mengandung etanol (Direktorat Jendral POM, 1995).
c. Penambahan etanol pada sediaan elixir dimaksudkan untuk
mempertinggi kelarutan obat (Anief, 2015).
2. Aquadest
a. Sebagai pengencer, karena pengencer larutan oral dengan air (FI edisi
IV, 1995)
b. Alasan digunakan aquadest adalah sebagai pelarut pembawa pada
pembuatan obat dan sediaan farmasi (Rowe, 2009).
c. Bentuk sediaan larutan digolongkan menurut cara pemberiannya,
misalnya larutan oral, mengandung satu atau lebih zat dengan atau
tanpa bahan pengaroma, pemanis atau pewarna yang larut dalam air
atau campuran kosolven air. Aquadest digunakan sebagai pembawa
dan pelarut untuk bahan-bahan pemberi rasa atau bahan aktif obat
(Isriany, 2011).
3. Propilenglikol
a. Sebagai kosolven karena dapat bercampur dengan air dan etanol (95%)
P (FI edisi III, 1979)
b. Penambahan propilen glikol dapat dapat mengurangi kadar etanol yang
dibutuhkan untuk pelarut (Syamsuni, 2013).
c. Penambahan kosolven propilenglikol dapat meningkatkan konsentrasi
zat terlarut dalam sediaan (Noviza dkk,2019).
4. Asam sitrat
a. Agen pengasam karena asam sitrat memiliki fungsi sebagai agen
pengasam, antioksidan, penambah rasa dan pengawet (Rowe, 2009).
b. Umumnya ditambahkan antimikroba (asam sitrat) untuk mencegah
bakteri, jamur dan ragi (Voight, 1995).
c. Asam sitrat mempunyai kapasitas memadai dalam kisaran pH yang
diinginkan. Mempunyai sedikit atau tidak mempunyai efek merusak
terhadap stabilitas produk akhir. Memberikan rasa dan warna yang
dapat diterima oleh produk (Lachman, 2009).
5. Sirup Simpleks
a. Karena zat aktif yang digunakan (teofilin) memiliki rasa yang pahit maka
sebagai pemanis dalam formula ini digunakan sirup simpleks. (Fickri D.,
2018)
b. Penambahan bahan pemanis digunakan untuk membantu menutupi
rasa pahit dari zat aktif. (Ivana, 2016)
c. Pemanis yang biasa digunakan pada eliksir adalah gula atau pemanis
lain sebagai pengganti gula dapat digunakan sirupus simpleks (Syakri
dan Putra D., 2017).
6. Sorbitol
a. Berkhasiat sebagai pemanis, sorbitol memiliki rasa yang
menyenangkan, dingin, manis dan memiliki sekitar 50-60% dari rasa
manis sukrosa (Rowe, 2009).
b. Rasa manis, sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol
(95%),sehingga dapat digunakan sebagai pemanis (FI III, 1979).
c. Sebagai bahan pemanis buatan pada sediaan elixir digunakan untuk
penderita diabetes (Syamsuni, 2013).
V. INFORMASI BAHAN AKTIF & BAHAN TAMBAHAN
1. Teofilin
a. Indikasi
Obstruksi saluran napas reversibel, asma akut berat (POM RI, 2000).
b. Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap interaksi obat (Medscape, 2020)
Hipersensitivitas terhadap teofili dan derivat xanthi lainnya. Porphyria
(Mims Indonesia, 2020).
c. Efek Samping
Mual, muntah, sakit kepala, diare, insomnia, papitasi, takikardi, aritmia
ventricular ( Mims Indonesia)
F. Farmakokinetika
Beberapa formulasi tidak berefek dengan adanya makanan komposisi dan
kandungan cairan pada makanan terlihat penting dan cepat melepaskan
teofilin telah terjadi pada beberapa formulasi setelah makan salah satunya
dengan kandungan lemak tinggi diet tinggi protein dan rendah karbohidrat
diketahui dapat meningkatkan pengeluaran teofilin Sementara diet rendah
protein dan tinggi karbohidrat mengurangi pengeluaran teofilin konsumsi
methylxanthine terutama Kafein pada diet dapat mengurangi pengeluaran
teofilin (Sweetman, 2009)
g. Perhatian
Penyakit jantung, hipertensi, hipertiroidisme, tukak lambung, gangguan
fungsi hati, epilepsi, kehamilan, menyusui, lansia, demam, hindari pada
porfiria (POM RI, 2000).
h. Interaksi
Peningkatan konsentrasi plasma/allopurinol, beberapa antiarrhythmics,
cimetidine,disulfiram, fluvoxamine, interferon alfa, macrolide antibiotic,
quinolones, OCS, tiabendazole,viloxazine, pelindung saluran Ca. penurunan
konsentasi plasma/phenytoin dan antiepilepsi,ritonavir, rifampicin,
sulfipyrazone,aminoglutethimide, bariturat, carbamazine (Mims Indonesia,
2020)
i. Mekanisme Kerja
Teofilin bekerja sebagai bronkodilator dengan menghambat secara
kompetitif enzim siklik nukleotida fosfodiesterase menghasilkan
peningkatan kadar cAMP sehingga terjadi relaksasi langsung terhadap otot
polos ( Siswandono, 2016 )
VII. PERHITUNGAN
Sediaan teofilin = 100 mg/5 ml
Sediaan yang dibuat = 60 ml
KD Etanol = 25, 7
KD Propilenglikol = 33,0
KD Aquadest = 80,4
% Etanol = 5%
% Air = 100 - 5 – X
% Propilenglikol =X
100 mg
Teofilin = x 60 mL = 1200 mg = 1,2 gr
5 ml
Kelarutan Teofilin
Dalam air = Sukar larut (100 – 1000)
Dalam etanol = Agak sukar larut (30 – 100)
% etanol yang digunakan cukup 5% saja, sebab obat ini mau diberikan kepada
anak-anak maka diberikan sesuai ketentuan yaitu 5%, tidak boleh melebihi 10%
sebab akan menyebabkan iritasi pada tenggorokkan.
KD teofilin =
( KD Propilenglikol x % Propilenglikol ) + ( KD etanol ) +(KD air x % air)
100
( 33 x ) + ( 25,7 x 5 )+(80,4 (100−5−X ))
63,23 =
100
33 x +128,5+(80,4( 95− X))
63,23 =
100
33 x +128,5+(7638−80,4 x )
63,23 =
100
33 x +1.285+(76,38−80,4 x )
63,23 =
100
-33,0 + 80,4x = 1,285 + 76,38 – 63,23
47,4x = 14,435
14,435
X =
47,4
= 0,3045 x 100%
= 30,45 %
% Propilenglikol = 30,45 %
% Air = 95 – 30,45 %
= 64,55 %
30,45
% Propilenglikol = x 60 mL=18,27 mL
100
64,55
% Air = X 60 mL=38,73 mL
100
1. Teofilin
Dosis oral elixir 100 mg/5 mL
100 mg
X 60 m L = 1,2 g
5 mL
1,2 g x 3 =3,6 g
2. Propilenglikol 30,45%
30,45
x 60 m L = 18,27 m L
100
18,27 m L x 3 = 54 m L
3. Alkohol 5%
5
x 60 m L=3 m L x 3 = 9 m L
100
4. Sorbitol 15%
15
X 60 m L=9 mL x 3=27 mL
100
7. Aquadest add 60 mL
VIII. SKEMA KERJA
Teofillin
- Dimasukkan air suling panas
- Dimasukkan teofilin sedikit demi
sedikit sambal diaduk
Gelas Kimia
Propilen glikol,
Sorbitol dan Syrup
Simplex
Botol Coklat
- Di ad
Aquadest 60 mL