Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI DAN FORMULASI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Praktikum Teknologi Dan Formulasi
Sediaan Liquid Dan Semi Solid

Diah Permata Sari, M.Farm, Apt

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 1 : Kelompok 2 :

1. Adinda Rizky 191040400314 1. Mayda Muchtarina 191040400285


2. Adelia Putri 191040400263 2. Imelda Armelia 191040400271
3. Annisa Nur Fitria 191040400282 3. Dian Wahdah 191040400251
4. Annisa Putri 191040400261 4. Gina Padhilah 191040400297
5. Denis Rosalina 191040400305 5. Ayu Cahyanti 191040400300
6. Dede Ervan 191040400277 6. Dian Ismiyasari 191040400279
7. Ernawati 191040400289 7. Akbar Alfiandy 191040400311

PROGRAM STUDI D3 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KHARISMA PERSADA

2020
I. Tujuan Praktikum
a. Mengetahui dan memahami cara pembuatan emulsi yang baik.
b. Mengetahui formulasi sediaan emulsi yang stabil dan baik.
c. Menghitung jumlah emulgator golongan surfaktan yang digunakan dalam
pembuatan emulsi
d. Membuat emulsi menggunakan emulgator golongan surfaktan
e. Menentukan HLB butuh minyak yang digunakan dalam pembuatan emulsi

II. Dasar Teori


Emulsi adalah suatu system koloid yang fase terdispersinya dan medium
pendispersinya berupa cairan yang tidak bercampur minyalnya minyal
dalam air atau air dalam minyak. Karena kedua fase tersebut tidak dapat
bercampur, keduannya akan terpisah. Untuk menjaga emulsi tersebut stabil
perlu ditambahkan emulgator atau zat pengemulsi (emulsifying agent)
(Sumardjo, 2009). Emulsi terdiri dari sua jenis, minyak dalam air dan air
dalam minyak. Disebut minyak dalam air jika minyak yang merupakan
fase terdispersi dan larutan air merupakan fase pembawanya. Sedangkan
air dalam minyak jika air atau larutan air yang merupakan faseterdispersi
dan minyak atau bahan yang mengandung minyak merupakan fase
pembawa (Depkes RI, 1995).

Secara umum, emulsi terdiri dari komponen dasar dan komponen


tambahan. Komponen dasar terdiri dari fase dispers yaitu zat cair yang
terbagi menjadi butiran kecil kedalam zat cair lain, fase luar yaitu zat cair
yang berfungsi sebagai pendukung emulsi, dan emulgator yang
menstabilkan emulsi. Sedangkan komponene tambahan meliputi
preservative yaitu metil dan propil paraben, asam benzoate, asam sorbet,
dll. Dan antioksidan contohnya yaitu asam askorbat , asam sitrat, L.
tocoperol, propil galat, dan asam galat (Sarasmita, 2010).

Syarat emulgator adalah molekul-molekulnya mempunyai afinitas


terhadap kedua cairan yang membentuk emulsi. Daya afinitasnya harus
parsial atau tidak sama terhadap kedua cairan tersebut. Salah satu ujung
eulgator larut dalam cairan yang satu, sedangkan ujung yang lain hanya
membentuk lapisan tipis (selapis molekul) di sekeliling atau di atas
parmukaan cairan yang lain (Sumardjo, 2009).

HLB (Hidrophilic Lipophilic Balance) adalah angka yang menunjukkan


perbandingan antara grup hidrofil dan lipofil pada surfaktan. Angka HLB
yag berbeda menunjukkan perbedaan sifat surfaktan. HLB digunakan
sebagai petunjuk memilih suatu emulgator untuk berbagai macam
kegunaan. Emulgator dengan HLB rendah cocok untuk emulsi w/o (water
in oil), sedangkan yang mempunyai HLB tinggi cocok untu o/w (oil in
water). Selain itu HLB digunakan untuk menunjukkan sifat dan fungsi
yang berbeda (Broto, 2010).

Evaluasi sediaan emulsi dilakukan untuk mengetahui kestabilan dari suatu


sediaan emulsi pada penyimpanan. Evaluasi ini dapat dilakukan melalui
pengamatan secara organoleptis (rasa, bau, warna, konsistensi).
Pengamatan secara fisika dapat dilakukan dengan menguji rasio pemisahan
fase, viskositas, redispersibilitas, uji tipe emulsi, ukuran globul fase dalam,
sifat aliran. Pengamatan secara kimia bisa dilakukan dengan pengukuran
pH, secara biologi yaitu angka cemaran mikroba (febrina, 2007).
Penentuan tipe emulsi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan uji
kelarutan zat warna dan uji pengenceran. Uji kelarutan zat warna dapat
dilakukan dengn menambahkan sudan III, bila terlarut maka tipe emulsi
w/o. sedangkan bila ditambahkan metilen blue, bila terlarut maka sediaan
tersebut merupakan tipe emulsi o/w (Uli, 2014).

III. Evaluasi Sediaan ?

IV. Formula

per Bets 1000


per 5 ml per 100 mL L
No. Nama Bahan
Jumla Jumla Satua
Jumlah Satuan h Satuan h n
1 Oleum Lecoris Aseli 40.00 mg g Kg
2 Gom Arab 400.00 mg g Kg

3 Gliserin 0.50 mL mL L

4 Nipagin 5.00 mg mg Kg
5 Nipasol 1.25 mg mg g
6 Sakarin 5.00 mg mg g
7 Propilenglikol 0.5 mL mL L
8 Oleum Cinnamomi 0.01 mL mL L
9 Aquadest ad 5 mL mL L
Tot
al 5.00 mL mL L
Note : volume yang dibuat lebihkan 3% (jadi 103mL)

V. Monografi dan Zat Aktif eksipien ?


VI. Prosedur Praktikum

a. Kembangkan gom arab dengan sebagian air dalam mortar sampai


terbentuk corpus emulsi kemudian tambahkan oleum lecoris
aselli sedikit demi sedikit sembari diaduk kuat
b. Tambahkan sedikit air sembari diaduk kuat
c. Tambahkan gliserin sedikit demi sedikit sembari diaduk kuat
d. Tambahakan propilenglikol sedikit demi sedikit sembari diaduk
kuat
e. Tambahkan sakarin yang sudah dilarutkan dengan air sembari
diaduk kuat
f. Tambahkan sisa air sedikit demi sedikit sembari diaduk kuat
g. Tambahkan oleum cinnamomi
h. Tuang ke dalam wadah 10 mL sehingga didapatkan 10 botol

VII.

Anda mungkin juga menyukai