Anda di halaman 1dari 22

Mata kuliah DDPT

Modul : Pestisida dan Aplikasinya-2


Oleh
Syatrawati.SP.MP
Prodi TPTP 2020
Aplikasi pestisida
Formulasi

Pestisida Lahan/
pertanaman

Aplikasi/
penyemprotan
Formulasi
• Formulasi pestisida adalah bentuk campuran antara
bahan aktif dan bahan tambahan yang digunakan
dalam produksi suatu jenis pestisida
• Kode formulasi pestisida pada umumnya ditulis dengan
2 atau 3 huruf kapital di akhir merek dagang suatu
produk yang didahului dengan angka.
• Misalnya Curacron 500 EC, Demolish 18 EC atau
Antracol 70 WP.
• Antracol merupakan merk dagang dan angka 70 adalah
persentase kadar bahan aktif yang digunakan,
sementara WP adalah bentuk formulasi dari pestisida
tersebut.
Bentuk Formulasi Pestisida
Bentuk formulasi, yang secara garis besar
digolongkan menjadi 2 jenis yaitu
1. formulasi padat
2.formulasi cair.
Berikut ini adalah beberapa jenis formulasi
pestisida yang banyak beredar dipasaran :
Formulasi Padat
1. WP (Wattable Powder) 2. SP (Soluble Powder)
• merupakan formulasi pestisida • formulasi ini juga
yang berbentuk tepung dengan
ukuran partikel yang sangat kecil berbentuk tepung dan
(ukuran partikel beberapa diaplikasikan dengan
mikron). penyemprotan.
• Formulasi ini biasanya memiliki
kadar bahan aktif yang relatif • Formulasi SP jika dicampur
tinggi, antara 50 – 80%. dengan air akan
• Pestisida dengan formulasi WP membentuk larutan
jika dilarutkan dengan air akan homogen
membentuk suspensi.
• Aplikasi pestisida WP lazimnya
dilakukan dengan penyemprotan.
Lanjutan....formulasi padat
WG atau WDG (Water
Butiran Dispersible Granule)
• Formulasi pestisida dengan Formulasi pestisida yang
bentuk butiran seperti pasir. berbentuk butiran.
• Formulasi ini memiliki kadar Aplikasinya dilakukan dengan
bahan aktif yang relatif cara penyemprotan.
rendah, sekitar 2%. Formulasi WDG/WG harus
• Pestisida dengan formulasi diencerkan dengan air terlebih
ini diaplikasikan dengan dahulu sebelum digunakan
cara ditaburkan
Lanjutan.....formulasi padat
SG (Soluble Granule) Tepung Hembus
• hampir sama dengan formulasi • Formulasi pestisida yang
WG/WDG yang berbentuk siap pakai, tidak perlu
butiran. dicampur dengan air.
• Namun pestisida dengan • Aplikasi dilakukan dengan
formulasi SG akan membentuk
cara dihembuskan (dusting).
larutan sempurna jika
dicampur dengan air. • Formulasi ini memiliki kadar
• Aplikasi dengan bahan aktif rendah, yaitu
penyemprotan, dengan 2% dengan ukuran partikel
melarutkannya terlebih dahulu sangat kecil (antara 10 – 30
menggunakan air mikron)
Formulasi Cair
EC (Emulsifiable
Concentrate atau Emulsible Concentrate WCS (Water Soluble Concentrate
• Formulasi pestisida yang berbentuk • Formulasi ini mirip dengan
konsentrat atau pekatan cair
dengan kadar bahan aktif yang formulasi EC, akan tetapi
cukup tinggi.
• Pestisida dengan formulasi EC
sistem solvent yang
menggunakan solvent berbasis digunakan berbasis air
minyak, sehingga jika dicampur
dengan air akan membentuk bukan minyak.
emulsi. • Oleh sebab itu, formulasi
• Emulsi adalah suatau kondisi
dimana butiran benda cair yang WCS jika dicampur dengan
melayang dalam media cair lainnya. air akan membentuk larutan
• Formulsai EC adalah formulasi yang
paling banyak digunakan hingga homogen.
saat ini
Lanjutan....formulasi cair
AS (Aquaeous Solution SL (Soluble Liquid)
• formulasi pestisida yang • merupakan formulasi
sangat mudah dilarutkan pestisida berbentuk cair
dengan air. yang mudah larut dalam air.
• formulasi ini memiliki sifat
kelarutan yang tinggi dalam
air
Lanjutan....formulasi cair
F / FW (Flowable / Flowable in
ULV (Ultra Low Volume Water
• formulasi pestisida yang • merupakan formulasi
pada umumnya berbasis pestisida berbentuk cair
minyak. yang sangat pekat.
• Formulasi ini dibuat khusus • Formulasi ini akan
untuk penyemprotan membentuk emulsi jika
dengan volume sangat dilarutkan dengan air.
rendah, antara 1 – 5 • Formulasi F/FW adalah
liter/hektar. formulasi WP dalam bentuk
basah atau dibasahkan.
Pada aplikasi suatu pestisida biasanya dicampur dengan pestisida
lain atau bahan yang lain,maka perlu di perhatikan adalah
2. Memahami tujuan
1.Mengenali jenis OPT mencampur
• Kenali dengan baik • adalah untuk
organisme apa saja yang mengendalikan lebih dari 1
mengancam tanaman. OPT yang berbeda pada
• Jika tanaman kita masih pada 1 sasaran (bagian
baru dan tampak belum ada tanaman) yang sama,
serangan organisme dimana diperlukan pestisida
pengganggu tanaman
(OPT), amati tanaman yang berbeda pula.
sejenis di sekitar yang telah
terdampak oleh serangan
OPT.
lanjutan
• tujuan tindakan • tujuannya untuk
penggunaan pestisida melindungi tanaman,
berdasarkan fase ataukah sebagai
serangan, apakah untuk tindakan kuratif yang
tindakan preventif bertujuan
(pencegahan) dimana menghentikan serangan
OPT belum menyerang atau mengurangi
secara masif. populasi OPT secara
drastis.
3. Menentukan bahan aktif pestisida
• Kenali mode of action (cara kerja)
• Tentukan bahan aktif pestisida pestisida.
sesuai kekhususan terhadap • Hindari membeli lebih dari satu
jenis pestisida dengan mode of
target OPT, action yang sama.
• Juga hindari menggunakan 2 atau
• hindari membeli lebih dari satu lebih pestisida yang segolongan
(misalnya golongan piretroid
merek pestisida yang berbahan berbahan aktif A dengan piretroid
berbahan aktif B).
aktif sama, misalnya abamectin • Untuk mengetahui cara kerja
merek A dengan abamectin biasanya tercantum pada label
pestisida, namun untuk
merek B. mengenali golongan dan mode of
action yang lebih lengkap bisa
Anda lihat pada poster IRAC
Daftar aturan dalam pencampuran pestisida berdasarkan
bahan aktif
Jika...MENCAMPUR BEBERAPA PESTISIDA SEKALIGUS
DALAM SEKALI APLIKASI sebaiknya

• Jangan lakukan mixing • Untuk menghindari


pestisida dalam inkompatibilitas jangan
konsentrasi pekatan mencampurkan 2 atau
(langsung dari kemasan). lebih pestisida yang
• Sebaiknya pestisida berbentuk fisik sama atau
dicampurkan ke dalam yang berbentuk formulasi
ember berisi air dan sama (misalnya larut air
diaduk rata terlebih dulu dengan larut air).
baru kemudian
diencerkan lagi dalam
tangki semprot.
Aturan dalam pencampuran formulasi pestisida
Pestisida A Pestisida B Keterangan
•.

Larut air (AS, SL, SP, SC, Larut air (AS, SL, SP, SC, WSC,
Jangan dicampur
WSC, SG) SG)
Larut air (AS, SL, SP, SC, Tidak larut air / suspensi (WP,
Boleh dicampur
WSC, SG) F, WDG/DF)
Larut air (AS, SL, SP, SC,
Emulsi (EC, E, EW) Boleh dicampur
WSC, SG)
Tidak larut air / suspensi Tidak larut air / suspensi (WP,
Boleh dicampur
(WP, F, WDG/DF) F, WDG/DF)
Tidak larut air / suspensi
Emulsi (EC, E, EW) Boleh dicampur
(WP, F, WDG/DF)
Hindari
Emulsi (EC, E, EW) Emulsi (EC, E, EW)
pencampuran
Hal yang perlu diperhatikan
• Pengendalian hama dan penyakit
memang sebaiknya disertai dengan • Pestisida alkali (tembaga oksida
upaya pemulihan kondisi tanaman dan tembaga hidroksida),
sebaiknya diaplikasikan secara
agar hasil panen tetap optimal. tunggal atau dicampurkan dengan
• Oleh karenanya disarankan pupuk kalsium karbonat yang
mencampur pestisida dengan pupuk tidak larut air.
daun. • Sifat alkali berpotensi merubah
• Pilihlah pupuk daun yang mempunyai struktur kimia formula berbasis
pH larutan netral atau mendekati. minyak (EC, EW, E) dan formula
Terutama yang mengandung unsur-
larut air (AS, SL, SP, SC, WSC).
unsur mikro dalam bentuk chellate, • Sedangkan untuk formula tidak
yaitu MICRONSEL. Pupuk daun
larut air (suspensi) ada
kemingkinan bereaksi dengan
dengan pH netral dan ber- formula yang mengandung sulfur
chellate bisa dicampur dengan (thiol, thiokarbamat).
pestisida, • Tembaga oksida / hidroksida pada
• namun untuk pestisida yang larut air larutan yang asam akan
(AS, SL, SP, SC, WSC) sebaiknya melarutkan sebagian tembaga
lakukan test kompatibilitas terlebih dan jika berlebihan bisa saja
dulu karena ada beberapa yang tidak meracuni sel tanaman.
kompatibel.
Perhatikan......
Untuk menghindari resistensi
Pencampuran OPT
• Kombinasi atau mixing • Disarankan menggunakan 2 - 3
pestisida tidak berarti boleh pestisida dengan bahan aktif
dan mode of action yang
mengurangi dosis masing- berbeda untuk tiap jenis OPT
masing dengan anggapan agar dan aplikasinya diselang-
tanaman tidak keracunan. seling, bukan dicampurkan jadi
satu.
• Apabila campuran pestisida
• Misalnya saat ini kita aplikasi
tepat, variannya tidak terlalu insektisida sistemik digabung
banyak maka penggunaan dengan fugisida kontak,
sesuai dosis anjuran tidak akan aplikasi berikutnya ganti
menyebabkan tanaman insektisidanya yang kontak
sedangkan fungisidanya
keracunan sistemik
URUTAN MENCAMPUR PESTISIDA
Pestisida yg telah dicampur
• Pestisida yang sudah • Ada beberapa metode urutan
yang mencampur beberapa
dicampurkan dan pestisida dalam 1 kali aplikasi.
diencerkan air harus • Ada yang dimulai dari pestisida
digunakan sampai habis, larut air, ada yang dimulai dari
tidak bisa disimpan untuk formula EC dan sebagianya.
• Dari bermacam metode urutan
digunakan lain hari karena yang paling sering dipakai dan
dalam beberapa jam bahan dianjurkan adalah metode WALES
aktif akan terdegradasi dan yang merupakan singkatan dari
WP, Agitaion (aduk), Liquid, EC,
berkurang daya kerjanya Surfactant (termasuk adjuvan).
Lebih detailnya sebagai berikut :
Metode WALES
Urutan dalam pelaksanaan metode wales dalam
pencampuran pestisida
• W – pestisida berformula WP atau dispersi sejenisnya (
F / WDG / DF)
• A – agitation (aduk-aduk rata)
• L – salah satu dari pestisida berformula liquid soluble
(larutan) diantaranya AS / SL / SP / SC / WSC / SG,
aduk.
• E – salah satu dari pestisida berformula EC / E / EW,
aduk
• S – surfaktan atau adjuvan.
Pupuk daun dapat dicampur dengan
pestisida
• Pupuk daun bisa dicampurkan sebelum
surfaktan/adjuvan maupun setelahnya.
• Tetapi jika dalam campuran tersebut terdapat
pestisida larut air (AS / SL / SP / SC / WSC / SG )
sebaiknya lakukan uji kompatibilitas terlebih
dahulu dengan cara mencampurkan antara
keduanya masing-masing 2 – 5 ml pada 5 - 10 ml
air.
• Apabila tidak terjadi perubahan fisik berarti
keduanya kompatible.
Tugas
• Kelompok Pestisida berdasarkan jenis-jenis
formulasinya
• Tugas di buat dalam pdf
• Dikirim paling lambat hari ini jam 12 malam.

Anda mungkin juga menyukai