Oleh : Hazen
Oleh : Hazen
Formulasi pestisida :
Adalah campuran bahan aktif pestisida dengan bahan tambahan tertentu yang
menghasilkan bentuk pestisida yang dapat dipergunakan secara efektif, aman
dan ekonomis
Mamfaat Formulasi :
Mempermudah penanganan dan aplikasi
dilapangan
Membantu dan meningkatkan keselamatan
bagi pengguna konsumen, dam lingkungan.
Meningkatkan efikasi di lahan atau lapangan
Meningkatkan kestabilan produk
Sifat sifat bahan aktif yg dipertimbangkan dalam proses formulasi pestisida antara
lain :
- Wujud fisik - Kekentalan
- Titik lebur - Kelarutan
- Stabilitas
Bahan Aktif :
Adalah zat utama yang mengendalikan/membunuh OPT
sasaran dan sangat beracun. Contoh Abamektin,
mancozeb, dan deltametrin.
Bahan pembawa/carier :
Adalah zat seperti pelarut organik atau mineral. Contoh :
Bentomin, xylent, dan air
Bahan adjuvan :
Adalah zat yang digunakan dengan pestisida untuk
meningkatkan kinerja dan tidak memiliki aktivitas
pestisida. Contoh : Dietanolamida dan diterjen
Bahan tambahan :
Bahan lainnya, seperti stabilisator, pengaman, pewarna, dan
bahan kimia yang meningkatkan reaksi. Contoh :
Pentachlorophenol dan cloronitrofen
Penggolongan pestisida :
1) Formulasi
2) Cara Kerja
3) Susunan Kimia
Oleh : Hazen
Penggolongan pestisida berdasarkan cara
kerja:
1) Secara Kontak
2) Secara Sistemik
3) Secara Fumigasi
4) Secara Lambung
Oleh : Hazen
Ragam Jenis Pestisida
1. Insektisida
2. Fungisida
3. Rodentisida
4. Herbisida
5. Bakterisida
6. Acarisida
7. Larvasida
8. Nematosida
9. Molluscida
10. Piscisida
11. Avisida
12. Algisida
13. Antibiotik
14. Virusida
15. Fumigansida
Oleh : Hazen
Jenis jenis formulasi pestisida berbentuk
cair yang umum digunakan adalah pekatan
Bentuk cairan :
teremulsikan, pekatan/larutan dalam minyak,
pekatan terlarut/larutan dalam air
Merupakan jenis formulasi yg paling banyak digunakan, dengan wujud fisik berupa
cairan pekatan. Pelarut yg umumnya digunakan antara lain : xylen (cairan tidak
berwarna yang diproduksi dari minyak bumi)atau bahan kerosene (Hidrokarbon yg
tidak berwarna dan mudah terbakar)
Komposisi umum dari EC adalah bahan aktif, pelarut, dan bahan perata
Contoh : Decis 2,5 EC, Dusrban 450 EC, Diazinon 60EC
Oleh : Hazen
Solube Concentrate in water (SCW)/Water Soluble Concentrate (WSC) :
Formulasi ini mirip EC, tetapi karena menggunakan sistim solven
(campuran homogen) berbasis air, maka konsentrat ini jika dicampur air tidak akan
membentuk emulsi. Melainkan akan membentuk larutan homogen (komposisi
sama). Aplikasinya umumnya dengan cara disemprot.
KEKURANGAN :
Konsentrasi yang tinggi memudahkan overdosis atau underdosis melalui
kesalahan pencampuran atau kalibrasi
Mudah diserap melalui kulit manusia atau hewan
Pelarut dapat menyebabkan karet atau selang plastik, gasket, dan bagian serta
permukaan pompa rusak
Dapat menyebabkan pitting atau perubahan warna pada finishing cat
Mudah terbakar - harus digunakan dan disimpan jauh dari panas atau nyala api
terbuka
Mungkin korosif
Adapun jenis jenis formulasi padat yang
Bentuk Padatan : penting adalah : Tepung embus, tepung
terbasahkan, pekatan suspensi, tepung
terlarut dalam air dan butiran
Oleh : Hazen
Tepung Terbasahkan /WP (Wet table powder) :
Pada dasarnya formulasi WP serupa dengan tempung embus, tetapi ada
penambahan bahan pembasah yang memungkinkan tepung bercampur merata
dengan air , yang akhirnya membentuk campuran yang disebut dengan
suspensi dengan ukuran partikel kurang dari 5μm. Kadar b.a relatif tinggi (50-
80%)
jenis jenis bahan pembasah ionik adalah garam natrium alkil benzena sulfonat.
Sering juga ditambahkan bahan pendispersi dan bahan perekat.
Contoh : Dipel WP, Antracol 70 WP, Basimen 235 WP, dst
Oleh : Hazen
Tepung /powder
Oleh : Hazen
KELEBIHAN :
KEKURANGAN :
Mudah melenceng dari target selama aplikasi
Residu mudah dipindahkan dari target melalui pergerakan udara atau air
Dapat mengiritasi mata, hidung, tenggorokan, dan kulit
Tidak akan menempel pada permukaan maupun cairan
Kelembapan dapat menyebabkan penyumbatan dan penggumpalan
Sulit untuk mendapatkan distribusi partikel yang merata di permukaan
Butiran/G (Granule) :
KEKURANGAN :
Seringkali sulit untuk mengkalibrasi peralatan dan mengaplikasikannya secara
seragam
Tidak akan menempel pada dedaunan atau permukaan tidak rata lainnya
Mungkin perlu dimasukkan ke dalam tanah atau media tanam
Mungkin membutuhkan kelembapan untuk mengaktifkan pestisida
Mungkin berbahaya bagi spesies non-target, terutama unggas air dan burung lain
yang secara keliru memakan butiran seperti biji
Mungkin tidak efektif dalam kondisi kekeringan karena bahan aktif tidak dilepaskan
dalam jumlah yang cukup untuk mengendalikan hama
Bentuk Pasta
Adalah zat semi padat yg terdiri dari suspensi
yang dibuat dari pertikel anorganik yg kecil atau
molekul organik yg besar, dan terpenetrasi oleh suatu
cairan
Contoh : pemakaian fosfor pasta untuk memberantas
babi hutan dan tikus, Blatanek gel 2.5, Gel-Max tube
(pembasmi kecoak) 90 gr (pebasmi kecoak)
Oleh : Hazen
Bentuk fumigansia :
Oleh : Hazen
KELEBIHAN :
Beracun untuk segala hama
Dapat menembus celah dan retakan
Dalam skala yang luas
KEKURANGAN :
Tidak spesifik
Bentuk fumigansia :
Membutuhkan tenaga ahli dan alat
Membutuhkan penutup pada daerah yang
terbatas
Bentuk aerosol :
Istilah aerosol adalah suspensi partikel partikel padat
atau cair yang halus dalam bentuk gas. Aerosol merupakan
hasil modifikasi dari formulasi larutan dalam minyak atau
air. Selain itu b.a dan pelarut aerosol mengandung
propellant (gas pendorong; gas yg dilarutkan dalam larutan
insektisida atau tabung bertekanan),biasanya ukuran
partikel ± 10 μ
Contoh : Flygon aerosol
Oleh : Hazen
KELEBIHAN :
Siap digunakan
Portabel
Mudah disimpan
Cara mudah untuk membeli sedikit pestisida
Pertahankan potensi dalam waktu yang cukup lama
KEKURANGAN :
Oleh : Hazen
Oleh : Hazen
KELEBIHAN :
Siap digunakan
Seluruh area tidak perlu ditutup karena hama masuk ke umpan
Mengendalikan hama yang masuk dan keluar dari suatu area
KEKURANGAN :
Bisa menarik untuk anak-anak dan hewan peliharaan
Dapat membunuh hewan domestik dan satwa liar non-target di luar ruangan
Hama mungkin lebih menyukai tanaman atau makanan lain daripada umpan
Hama vertebrata yang mati dapat menyebabkan masalah bau
Hewan lain mungkin keracunan karena memakan hama yang diracuni
Jika umpan tidak dihilangkan saat pestisida menjadi tidak efektif, mereka dapat berfungsi
sebagai pasokan makanan untuk hama sasaran atau hama lainnya.
Undang-undang mengharuskan penempatan produk umpan rodentisida tertentu di luar
ruangan dan di atas permukaan tanah dimasukkan ke dalam stasiun umpan tahan
kerusakan
Bentuk Perlakuan benih /SD (Seed dressing) :
Merupakan jenis formulasi khusus yg disiapkan
untuk benih, biasanya berbentuk padatan atau cairan.
Biasanya SD ditambahakan zat pewarna yg memiliki
warna menyolok (warna merah)
Contoh : rovral liquid (S.D fungisida), Acetamiprid 20%
SP (neonicotinoid insectisida S.D)
Oleh : Hazen
Bentuk Pelepasan terkendali /CRF
(Controlled-release formulation)
Formulasi ini berupa berbentuk mikro kapsul, pelet,
lempeng, serabut, atau lapisan tipis . Bahan aktif nya
dicampur dengan atau dilarutkan dalam lapisan pelindung
yg bersifat permiabel terhadap larutan/suspensi.
Contoh bahan penyusun pelindung yg digunakan :
poliamida-poliurea, etilen-propilen, polivinil, dan karet.
Oleh : Hazen
KELEBIHAN :
Bahan yang sangat beracun lebih aman untuk dicampur dan diaplikasikan oleh
aplikator
Pelepasan bahan aktif yang tertunda atau lambat memperpanjang efektivitasnya,
memungkinkan aplikasi yang waktunya lebih sedikit dan kurang tepat
Pestisida menguap lebih lambat; lebih sedikit yang hilang dari situs aplikasi
KEKURANGAN :
Prosesnya tergantung cuaca
Dapat meninggalkan residu
Butuh pengaturan dan perencanaan waktu
Bentuk CFC :
Oleh : Hazen
TUGAS DI RUMAH :
2. FORMULASI LT ( LOTION)
Oleh : Hazen