Anda di halaman 1dari 39

Mata Kuliah : PESTISIDA DAN TEKNIK APLIKASINYA

PENAMAAN DAN
FORMULASI PESTISIDA

NINING TRIANI THAMRIN, S.P., M.Si

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UMS RAPPANG
PENAMAAN (NOMENKLATUR)
Nama Umum

Nama Dagang

Nama Kimia
Pemberian Nama Pestisida
1. Nama umum
Diusulkan oleh organisasi profesi spt
Entomological Society of America kemudian
disetujui oleh lembaga internasional
digunakan
dlm forum ilmiah, skripsi
Cth: Karbofuran, malathion, carbophenotion
Nama Dagang ®

• Nama yg diberikan oleh produsen atau formulator yg


membuat /yg memperdagangkan
• ® (Register) beredar dipasaran
• Biasa namanya sama namun berbeda dalam nama
dagang yang diberikan oleh masing-masing
perusahaan
• Contoh : Fenition diperdagangkan dengan berbagai
nama dagang oleh:
a. Bayer : lebaycid ®, entex ®, liguvon ®
b. Buycampcorporation : queletox ®
Nama Kimia
• Trithion ® : com name = carbophenethion
che. Name = S(p-klorofenil-tiometil-dietil-
posporoditiotat)
• Sevidol ® 4/4 (b.a campuran)
Mis:
Com. Name= Lindane 4%, carbaril 4%
Che. Name = gamma isomer-(1-Naphbyl-methyl-
carbamat)
• Fujiwan 400 EC ® (Emulsifiable concentrate)
com. Name = isoprotiulan 400 g/L
che. Name = diidopropil 1,3-ditiolan-e-ilide nemalenal
FORMULASI

Campuran antara bahan aktif (active


ingredient) dengan bahan tambahan (inert
ingredient) yang memungkinkan pestisida
dapat diaplikasikan secara praktis
 Mudah dalam penanganan
 Mudah dalam pengangkutan
 Mudah dalam penyimpanan
Bahan Aktif

senyawa kimia atau bahan bioaktif lainnya


seperti mikroorganisme, ekstrak tanaman
yang mempunyai efek meracuni OPT atau
efek lainnya seperti menolak serangga,
menarik serangga dll.

bahan terpenting dalam pestisida yang


bekerja aktif terhadap hama sasaran yang
bersifat racun
Tujuan Formulasi
Untuk meningkatkan sifat-sifat yang
berhubungan dengan :
a. Keamanan
b. Penyimpanan
c. Penanganan (handling)
d. Penggunaan dan efektivitas pestisida
Bahan-bahan penambah/pembantu formulasi
(Adjuvent)
1. Perekat (sticker) : yang bertujuan untuk mencegah terjadinya aliran
permukaan cairan semprot dan juga mencegah terbentuknya cairan
semprot yang sangat kecil
2. Pembasah (wetting agent)
3. Penstabil (stabilizer) : agar tidak terjadi deaktivasi bahan aktif
setelah diaplikasikan
4. Pengemulsi (emulsifier): untuk menghasilkan suatu emulsi yang
merata
5. Anti busa (defoamer): untuk mencegah terbentuknya busa pada saat
pencampuran pestisida
6. Minyak (oil): untuk meningkatkan aktivitas biologi, membantu
penetrasi, menghambat pencucian dan menghambat kehilangan akibat
evaporasi
7. Deodorise (pewangi) Ex: lavender, jeruk yang bersifat repellent
(penolak)
Kode Formulasi
• Jika diformulasikan dalm bentuk padat, angka di belakng
nama dagang menunjukkan kandungan bahan aktif dalam
persen. Ex: Karmex 80 WP mengandung 80% bahan aktif
• Jika diformulasikan dalm bentuk cair angka dibelakng
nama dagang menunjukkan jumlah gram atau ml produk.
Ex: fungisisda Score 250 EC, mengandung 250 ml bahan
aktif dalam setiap liter produk
• Jika produk mengandung lebih dari satu macam b.a maka
kandungan b.a dicantumkan semua dan dipisahkan
dengan garis miring. Ex: fungisida Ridomil Gold MZ 4/64
WP mengandung b.a metalaksil-M 4% dan mankoze 64%
FORMULASI PESTISIDA
1. Pekatan yang dilarutkan dengan air :
- DC : Dispersible concentrate
- EC : Emulsifiable concentrate
- SC : Suspension concentrate
- CS : Capsule suspension
- SL : Soluble concentrate
- SP : Soluble powder
- SG : Soluble granule
-WP : Wettable powder
-WG: Water granule
-AS : Aqueous solution
2. Pekatan yang dilarutkan dengan pelarut organik
- OL : Oil miscible liquid
- OF : Oil miscible flowable concentrate
- OP : Oil dispersible powder
3. Kelompok yang tidak perlu pengenceran
- GR : Granule (G)
- DP : Dustable powder (D)
- UL : Ultra low volume (ULV)
- ED : Electrochargeable liquid
4. Kelompok lainnya
- RB : Bait (siap digunakan)
- GE: Gas generating product
- AE : Aerosol dispenser
1. EC (Emulsifiable concentrate) :
- Merupakan campuran bahan aktif dengan bahan pengemulsi untuk
memudahkan
penyampurannya agar membentuk suspensi dari butiran-butiran kecil minyak
dalam air
- bahan pengemulsi seperti deterjen
- Bahan pengemulsi berfungsi untuk menghindari penggumpalan partikel
- Contoh EC : Sumithion ® 50 EC
2. SC (Suspension concentrate)
- Akan membentuk suspensi jika dilarutkan dalam air
- Campuran yang jernih yang semula mengandung cairan seperti alkohol yang
dpt
bercampur dengan air
- Contoh DDT ® 50 S
3. WP (wettable powder)
- Merupakan tepung terbasahkan, mengandung bahan pembasah untuk
memfasilitasi pencampuran tepung dengan air
- Tanpa adanya bahan pembasah akan menyebabkan tepung terapung di air
dan akan sulit tercampur
- Contoh : Applaud ® 10 WP, Diledrin ® 50 WP, Dithane 40 WP
5. SP (Soluble-water powder/tepung terlautkan dalam air)
- Dengan penambahan air akan menghasilkan bentuk larutan sejati
- Insektisida berbentuk bubuk/pallet yang diberi campuran debu dan wetting
agent untuk memudahkan larut dalam air
- Contoh : Sevin ® 85 SP
6. Aerosol
- Mengandung bahan aktif dalam konsentrasi rendah yang biasanya
diaplikasikan untuk droplet yang halus
- Bahan aktif dilarutkan dalam pelarut organik yang mudah menguap
7. D (Dust)
- Bahan aktif dicampur dengan bahan-bahan padat berukuran 50-100 mikron
sehingga didapatkan campuran yang homogen
- Berupa tepung/ bubuk, tepung hembus tidak perlu dieencerkan
- Contoh : Indogran® 2 D
8. Plowable Suspension (F)
- Pestisida yang dicampur dengan debu pengencer dengan sedikit
air sehingga partikel tidak mengeras dan mudah bercampur
dengan air
- Bentuk tepung yang dapat larut ddalam air seperti WP
- Contoh : Amexon ® 500 F (herbisida), Applaud ® 400 F (Insektisida)
9. Ultra Low Volume (ULV)
- Merupakan larutan pekat minyak tidak menggunakan bahan
pelarut dan dapat langsung digunakan biasanya digunakan pada
daerah kering
- Menggunakan alat micro ultra
10. Fertilizer Mix (FM)
- Campuran pestisida dan pupuk
- Digunkan pada daerah perakaran siftnya sistemik
- Contoh : fungisida Foxin®M 500 F
Berdasarkan Cara Penggunaannya
(Skala Kecil)
• Metode Pencelupan
Pestisida yang bersifat kontak
Tropical aplication = menggunakan injeksi (makrosilin)
• Metode Sandwich
makanan dicelup/ ditetesi = untuk racun perut
daun dicelup/ditetesi
• Metode pemberian larutan gula
merusak selaput membran (wereng)
(Skala Besar)
• Metode Spraying (Penyemprotan)
Penyemprotan adalah dipakai oleh kurang lebih 75%
petani. Metode sediaan pestisida yang sudah di formaulasi
yang dapat
dilarutkan dalam air/ pelarut organik lainnya. Formulasi
yang digunakan meliputi EC, WP, WS atau SP. Sedang
ULV menggunakan mikroner
• Penghembusan (Dusting)
Merupakan cara penggunaan pestisida yang
diformulasikan dalam bentuk tepung hembus (D) dengan
alat penghembus duster
Mis : rayap
• Pengasapan atau Fogging
Penyemprotan dengan volume rendah dengan ukuran
droplet halus. Pencampur pestisida adalah minyak
solar dan bukan air. Campuran tersebut dipanaskan
sehingga menjadi kabut asap yang dihembuskan.
Ex= Hama gudang, hama tan.perkebunan, vektor
penyakit manusia
• Penaburan (broadcasting)
Untuk formulasi Granular. Penaburan dapat dilakukan
dengan tangan langsung atau alat penabur (granule
broadcaster). Bisa dicampur dengan pupuk.
• Perawatan benih ( seed dressing, seed
treatment, seed coating)
Penggunaan pestisida untuk melindungi benih
sebelum benih ditanam agar kecambah
kecambah dan tanaman muda tidak diserang
oleh hama atau penyakit. Form. SD atau ST
• Pencelupan (Dipping)
Penggunaan pestida untuk melindungi
tanaman (bibit, cangkok, stek). Mencelupkan
bibit ke dalam larutan pestisida
• Fumigasi
aplikasi fumigan baik yg bentuk padat cair, maupun
gas dalam ruang tertutup. Digunkan untuk
melindungi hasil panen dari kerusakan karena
serangn OPT di penyimpanan.
• Injeksi
Memasukkan ke dalam batang baik dengan alat
khusuh (injeksi atau infus) maupun mengebor.
• Penyiraman (drenching, pouring on)
penyiraman dengan cara dituangkan disekitar akar
tanaman untuk dituangkan pada daerah perakaran
atau dituang pada sarang semut atau rayap.

Anda mungkin juga menyukai