Sunan Ampel – Tahukah Anda tentang Sunan Ampel? Sunan ampel merupakan salah satu dari
anggota Walisanga, yang mempunyai banyak jasa dalam penyebaran dan perkembangan agama
Islam di Pulau Jawa.
Secara umum dikatakan bahwa Sunan Ampel merupakan bapak dari para wali. Hal ini karena
dari tangannya banyak lahir para pendakwah Islam kelas satu di jawa.
Nama asli Sunan Ampel yakni Raden Rahmat. Kemudian beliau mendapat gelar karena berasal
dari sebutan sunan yang berasal dari gelar kewaliannya, sedangkan nama Ampel atau Ampel
Denta ini diambil dari tempat tinggalnya yang dekat Surabaya.
Raden Rahmat dilahirkan pada tahun 1401 Masehi, tepatnya yakni di Champa. Menurut
beberapa sejarah, banyak para ahli yang merasa kesulitan untuk menentukan Champa. Hal ini
karena memang masih belum ada pernyataan secara tertulis maupun prasasti yang menunjukkan
Champa itu ada di Malaka atau kerajaan Jawa.
Konon wilayah desa Ampel Denta yang mana terdapat masjid, disitu
merupakan tanah hadiah dari raja Majapahit. Tentunya karena dari
jasa Sunan Ampel yang telah mendidik akhlak keluarga kerajaan
ketika itu.
Sunan Ampel juga mempunyai seorang kakak laki-laki yang
bernama Ali Murtadho, dimana selalu menemani melawat ke pulau
Jawa bersama sang ayah, Maulana Malik Ibrahim atau dikenal
dengan Sunan Gresik.
4. Makam Berada Di Sebelah Masjid Tertua Ketiga Di Indonesia
Sunan Ampel wafat pada tahun 1481 di Demak, kemudian
dimakamkan di sebelah barat masjid ini. Sekitar pada tahun 1421
masjid ini didirikan yakni di dalam wilayah kerajaan Majapahit.
Apabila di lihat dari bentuknya mengikuti arsitektur Jawa kuno, yang
dibuat dengan nuansa Arab yang kental.
Masjid ini sudah tiga kali mengalami perluasan yaitu pada tahun
1926, 1954, dan 1972. Sehingga semakin luas yakni mencapai 1.320
meter persegi dengan panjang 120 meter dan lebar 11 meter.
5. Terdapat Sumur Bersejarah Pada Kompleks Masjid Sunan Ampel
Pada kompleks masjid Sunan Ampel ternyata memiliki sumur
bersejarah, saat ini ditutup dengan besi. Banyak orang yang percaya
bahwa sumur ini mempunyai kelebihan air seperti air zamzam yang
ada di makkah. Sehingga tidak heran apabila para pengunjung
banyak yang membawa airnya dan dibawa pulang.
Salah satunya yakni Moh Main atau tidak mau berjudi, Moh Ngombe
atau tidak mau minum arak / bermabuk-mabukan, Moh Maling atau
tidak mau mencuri, Moh Madon atau tidak mau berzinah serta Moh
Madat atau tidak mau mengisap candu, ganja dan sejenisnya.