Anda di halaman 1dari 2

Sejarah Kebudayaan Islam Kelas 6

Sunan Ampel
Sunan Ampel adalah anggota walisongo kedua setelah Sunan Maulana Malik Ibrahim. Dengan
mempelajari biografi Sunan Ampel, kita termotivasi untuk menyerukan kebaikan dan kebenaran
sepanjang hidup kita. Karena perjuangan dakwah Sunan Ampel menginspirasi dan memotivasi
dengan kesuksesan beliau dalam mendidik masyarakat yang semula rusak moralnya menjadi baik
kembali dan hidup sesuai dengan tatanan ajaran Islam.

Riwayat dan Silsilah Sunan Ampel


Silsilah Sunan Ampel bersambung kepada Rasulullah SAW melalui jalur Husein putra dari Ali Bin
Abi Thalib dengan Fatimah Az-Zahra. Beliau adalah putra dari Sunan Maulana Malik Ibrahim
dengan Dewi Candrawulan. Itu Artinya beliau adalah cucu dari Syaikh Jumadil Kubro dari jalur
ayahnya dan cucu Raja Champa dari jalur ibunya.
Beliau lahir di Champa pada tahun 1401 Masehi. Dan diberi nama lengkap Sayyid Ali Rahmatullah
atau biasa dipanggil dengan Raden Rahmat. Tumbuh besar di Champa selanjutnya menikah dengan
Putri Bupati Tuban Arya Teja bernama Nyai Ageng Manila. Dan memiliki putra yang kelak
menjadi anggota walisongo yaitu Raden Makhdum Ibrahim (Sunan Bonang) dan Raden
Qosim/Syarifuddin (Sunan Drajat).
Pada tahun 1479 Masehi beliau wafat dan dimakamkan di sebelah selatan Masjid Ampel Surabaya.

Perjuangan dakwah Sunan Ampel


Dakwah Sunan Ampel di Jawa dimulai atas permohonan raja majapahit brawijaya kertabumi. Raja
brawijaya kertabumi memohon bantuan kepada Sunan Ampel untuk memperbaiki kerusakan moral
rakyat majapahit yang semakin hari semakin parah.
Raja brawijaya meminta bantuan Sunan Ampel ini atas usulan dari istrinya yang bernama dewi
dwarawati yang merupakan adik kandung dari dewi candrawulan. Ini artinya raja brawijaya dan
dewi dwarawati adalah paman dan bibi dari Sunan Ampel itu sendiri.
Adapun kerusakan moral yang sedang merebak di bumi majapahit saat itu adalah perilaku
masyarakatnya mulai dari para bangsawan sampai dengan rakyat kecil yang memiliki hobi
“molimo”. Molimo adalah main (judi), mendem (mabuk), maling (mencuri), madat (mencandu
narkoba), dan madon (berzina).
Setelah Sunan Ampel tiba di majapahit oleh raja brawijaya diberikan tanah wilayah yang berada di
ampel surabaya. Kemudian Sunan Ampel berangkat ke ampel surabaya dengan membawa 300
kepala keluarga dari Pusat Pemerintahan Majapahit yang berada di Trowulan Mojokerto saat ini.
Di dalam perjalanan Sunan Ampel memulai dakwahnya dengan mengenalkan akhlak mulia sebagai
ajaran agama Islam. Beliau juga membagi-bagikan kipas dari rumput yang bermanfaat untuk
pengobatan. Masyarakat yang merasakan manfaatnya dengan suka rela mengikuti ajaran Islam dan
mengucapkan kalimat shahadat. Dan untuk yang tidak mau masuk Islam juga tidak ada paksaan.
Di dalam perjalanan ketika sampai di desa kembang kuning, Sunan Ampel mendirikan masjid
pertama kali di Jawa. Masjid tersebut diberi nama masjid “RAHMAT”. Beliau mengikuti cara
dakwah Rasulullah Saw ketika hijrah ke Madinah di perjalanan mendirikan Masjid Quba sebagai
masjid pertama kali yang didirikan oleh Rasulullah Saw.

Strategi dakwah Sunan Ampel


Ketika sudah tiba di ampel surabaya, langkah strategi yang dilakukan oleh Sunan Ampel adalah:
1. Membangun masjid ampel
2. Membangun pesantren yang diberi nama ”AMPELDENTA”
3. Melakukan kaderisasi ulama dan muballigh
4. Menyerukan amar ma’ruf nahi munkar, terutama untuk meninggalkan kebiasaan “molimo”,
dengan membuat falsafah ajaran yang biasa disebut dengan “Moh Limo”, yaitu :
a. Moh maih artinya tidak mau berjudi
b. Moh ngombe, artinya tidak mau mabuk-mabukan
c. Moh maling, artinya tidak mau mencuri/merampok
d. Moh madat, tidak mau mencandu narkoba
e. Moh madon, tidak mau berzina atau melakukan prostitusi

Julukan Sunan Ampel


Di dalam berdakwah dan mengajarkan agama Islam Sunan Ampel mendapatkan julukan karena jasa
dan prestasinya yang luar biasa. Di antaranya:
1. Bapaknya para wali, karena banyak dari putra dan murid beliau yang menjadi wali, ulama,
muballigh yang mumpuni dan berhasil dalam berdakwah.
2. Mufti se-tanah Jawa, Sunan Ampel adalah rujukan utama dari berbagai permasalahan agama
yang dihadapi ulama-ulama di Jawa.
3. Penasehat Kerajaan Majapahit, kekaguman Raja Brawijaya terhadap keluasan ilmu dan
kebijaksanaan Sunan Ampel membuat raja majapahit sering berkonsultasi kepadanya.
4. Perancang berdirinya kerajaan Islam pertama di Jawa, seiring melemahnya kekuatan
majapahit maka Sunan Ampel merancang berdirinya kerajaan Islam Demak dan menjadikan
Raden Patah Putra Raja Brawijaya yang menjadi murid dan menantunya sebagai raja
pertama.

Nilai positif/keteladanan dari Sunan Ampel


1. Tidak memaksa orang lain untuk masuk Islam,
Beliau sangat menghargai dan toleran terhadap pemeluk agama lain. Beliau tidak mengkafir-
kafirkan umat lain yang tidak mau masuk Islam. Namun dengan sikap tersebut justru
membuat kagum masyarakat dna akhirnya justru memilih masuk Islam.
2. Kreatif dalam seni dan bahasa sebagai media dakwah,
Sunan Ampel banyak menggunakan pendekatan karya seni dan bahasa sebagai media
dakwah. Di antaranya adalah mengubah istilah-istilah bahasa seperti shastri menjadi santri,
mushola menjadi langgar, atap masjid yang mirip dengan pura. Termasuk karya beliau yang
berupa huruf “PEGON”, yaitu tulisan arab yang berbunyi aksara Jawa jika dibaca.
3. Pandai bergaul dengan masyarakat,
selalu mengedepankan toleransi dan tidak membeda-bedakan tingkat masyarakat.
4. Berilmu dan bijaksana,
Rajin memperdalam ilmu, sehingga membuat perilakunya menjadi sangat bijaksana. Karena
beliau bisa memahami segala permasalahan termasuk jalan keluarnya. Sehingga apabila
mengambil keputusan selalu melegakan dan adil.
Jasa Sunan Ampel yang sangat besar terhadap perkembangan ajaran Islam di pulau Jawa, membuat
nama beliau diabadikan sebagai nama perguruan tinggi Islam di surabaya bernama UIN Sunan
Ampel Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai