Anda di halaman 1dari 28

SOAL DAN JAWABAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

Nama : Nevanza Vitra Oaza A


Nim : 1820036
A. Membuat filosifi, visi, misi, tujuan?
RS Nevanza Husada Medika
Ruang Teratai
Visi
Menjadi Ruang Rawat Inap yang mampu menyelenggarakan pelayanan keperawatan
secara professional Tahun 2027
Misi
1. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang memerlukan pelayanan
keperawatan, sesuai dengan kebutuhan manusia seutuhnya (bio, psiko, social,
spiritual ) yang ada di Ruang Teratai
2. Berusaha memberikan pelayanan secara efektif dan efisien kepada pasien di
Ruang Teratai
3. Berusaha memberikan kenyamanan dan kepuasan pelayanan kepada pasien dan
keluarganya.
4. Mencegah dan mengurangi terjadinya penyakit/komplikasi lebih lanjut pada
pasien
Filosofi
Menyelamatkan, menyembuhkan, dan memberi kepuasan kepada “ Pasien”
merupakan ibadah kepada Allah SWT
Tujuan
1. Meningkatkan kemampuan pelayanan melalui penyediaan dan peningkatan sarana
dan prasarana
2. Profesionalisme SDM secara berkesinambungan
3. Peningkatan hubungan kemitraan dengan unit atau instansi dan organisasi.

B. Membuat kebijakan jam kerja, seragam?


 Ketentuan jam kerja
 Ketentuan jumlah jam kerja setiap per shift jaga 7 jam kerja,
Shift pagi : pukul 07.00-14.00 WIB
Shift siang : pukul 14.00-21.00 WIB
Shift malam : pukul 21.00- 07.00 WIB
 Ketentuan jumlah jam istirahat per shift 1 jam istirahat
 Ketentuan untuk hari libur setiap perminggu 1x hari libur setelah shift malam
 Ketentuan urutan kerja :
2 hari : shift pagi
2 hari : shift siang
2 hari : shift malam
1 hari : libur
 Ketentuan untuk cuti dalam 1 tahun diberlakukan hanya 14 hari setelah
mengajukan permohonan cuti kepada kepala ruangan.
 Ketentuan seragam
 Ketentuan pemakaian seragam per hari
Senin- minggu :
Shift pagi : pakaian hijau
Shift siang & malam : pakaian hijau
 Ketentuan seragam bagi perempuan yang berkerudung
- Pakaian hijau - kerudung warna hijau dengan garis kuning diujungnya
 Ketentuan seragam yang tidak berkerudung
- Pakaian hijau : menggunakan penutup kepala (kep) berwarna hijau
- Ketentuan dalam perihal rambut bagi wanita yang memiliki rambut
pangjangnya melewati batas kerah baju wajib menggunakan hair net
 Ketentuan pemakaian sepatu bagi perempuan dan laki-laki
Menggunaan sepatu fantofel warna hitam
 Ketentuan pemakaian kaos kaki bagi laki-laki & perempuan
- Laki-laki : kaos kaki hitam
- Perempuan : kaos kaki warna kulit (krem)
 Kebijakan
 Berpakaian rapi sesuai aturan
 Bertanggung jawab atas tugas
 Melakukan senyum, sapa salam pada teman sejawat, pasien atau keluarga pasien
 Dilarang diskusi dengan teman sejawat didepan pasien
 Dilarang memakai kutex
 Dilarang memakai perhiasan gelang
 Wajib dating 15 menit sebelum jam kerja
 Istirahat jaga diberikan waktu 1 jam
 Menjaga sikap profesinalisme dengan sejawat
 Menjaga sikap profesionalisme dengan pasien
 Melayani pasien dengan ramah, tamah, dan sepenuh hati
C. Membuat standar kinerja (5 SOP Prasat, 5 SOP Manajemen, dan 5 SAK)

5 SOP PRASAT

SOP TINDAKAN KEPERAWATAN :


RUANG TERATAI
PENGGUNAAN SYRINGE PUMP

1. Pengertian Syringe Pump adalah suatu alat yang digunakan untuk mengatur pemberian
medikasi intravena pada klien.
2. Tujuan Tujuan penggunaan Syringe Pump :
1) Menjaga pemberian medikasi intravena sesuai kebutuhan klien
2) Memberikan medikasi dengan dosis kecil dan waktu yang lama
3. Alat dan Bahan
- Syringe pump dan Standar infus
- Spuit 10 cc / 20 cc / 30 cc / 50 cc dan medikasi klien
- Selang penghubung spuit dengan medicut / venvlon (IV ekstension)
4. Prosedur  Tahap Pra Interaksi
a. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar.
b. Tutup tirai
c. Mencuci tangan
Tahap Orientasi
a. Memberikan salam dan menyapa nama pasien.
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan.
c. Tanyakan kesiapan pasien untuk melakukan pemasangan syringe
pump
Tahap Kerja
a. Siapkan spuit dan medikasi klien
b. Pasang spuit ke syringe pump dan kunci
c. Sambungkan selang penghubung dari spuit ke akses intravena klien
(penvlon/medicut/three way)
d. Tekan tombol On/Off
e. Atur dosis dengan tekan tombol “rate/D.Limit/ml (SELECT)”
sehingga muncul RATE pada layar, putar dial setting di sebelah
samping (rate dalam satuan ml/H = cc/jam)
f. Tekan start (jika sudah operasional maka lampu indikator akan
menyala hijau berputar)
Tahap Terminasi
a. Rapikan keadaan pasien
b. Berpamitan dengan pasien
c. Merapikan dan kembalikan alat ke tempat semula
d. Mencuci tangan
e. Catat waktu dan tanggal pelaksanaan,
5. Referensi https://www.scribd.com/doc/236865980/Standar-Operasional-Prosedur-Syringe-Pump

SOP TINDAKAN KEPERAWATAN :


RUANG TERATAI
PENGGUNAAN PEMASANGAN KATETER

1. Pengertian Kateter adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
eliminasi urine
2. Tujuan Tujuan penggunaan kateter :
3) Memenuhi kebutuhan eliminasi urine
3. Alat dan Bahan
- Pengalas
- Selimut ekstra
- Urine bag
- Kapas suplimat dalam tempatnya
- Kasa
- Korentang
- Bengkok 2 buah (untuk kapas kotor dan penampung urine)
- Pinset anatomi
- Sarung tangan steril
- Duks steril
- Sketsel
- Kateter sesuai kebutuhan
- Sabun
- Botl beri air hangat
4. Prosedur  Tahap Pra Interaksi
d. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar.
e. Tutup tirai
f. Mencuci tangan
Tahap Orientasi
d. Memberikan salam dan menyapa nama pasien.
e. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan.
f. Tanyakan kesiapan pasien untuk melakukan pemasangan kateter

Tahap Kerja
g. Pasang selimut ekstra
h. Pasang pengalas dibawah bokong pasien
i. Lepas pakaian bawah pasien
j. Atur dorsal recumben
k. Bersihkan penis dan air lalu keringkan dengan handuk
l. Pasang kateter dan ikatan oerekat/plesternya yang ada pada kateter
pada bagian pangkal penis
m. Hubungkan kateter dengan urine bag
n. Atur posisi pasien
o. Angkat pengalas
p. Ganti selimut ekstra dengan selimut pasien

Tahap Terminasi
f. Rapikan keadaan pasien
g. Berpamitan dengan pasien
h. Merapikan dan kembalikan alat ke tempat semula
i. Mencuci tangan
j. Catat waktu dan tanggal pelaksanaan,
5. Referensi Alma. 2000. Fundamental dan Adfancd Nursing Skill. Kanada: Delmar
Thompson, Learning Publish.
SOP TINDAKAN KEPERAWATAN :
RUANG TERATAI
PENGGUNAAN PEMASANGAN INFUS

1. Pengertian Memasukan cairan atau obat langsung kedalam pembuluh darah vena
dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang lama dengan menggunakan
infus set.
2. Tujuan 1. Sebagai tindakan pengobatan.
2. Mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit.
3. Alat dan Bahan 1. Seperangkat infust steril.

2. Cairan infus yang diperlukan (Asering, RL, Dektrose 5%, Nacl


0,9%)

3. Jarum infus steril sesuai ukuran yang dibutuhkan.

4. Kapas alkohol dalam tempatnya.

5. Kain kassa steril dalam tempatnya.

6. Tourniquet.

7. Pengalas/perlak.

8. bengkok.

9. Standar infus.

10. Sarung tangan steril.

11. Betadin.

12. Plester dan gunting perban.

13. Spalk dan kasa gulung bila perlu.

14. Tempat cuci tangan

15. Alat tulis


4. Prosedur  Tahap Pra Interaksi
1) Mencuci tangan.
2) Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar.
Tahap Orientasi
3) Memberikan salam dan menyapa nama pasien.
4) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan.
5) Tanyakan kesiapan pasien untuk melakukan pemasangan Infus
Tahap Kerja
1. Botol cairan digantung pada standar infus.

2. Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dilakukan penusukkan dan


dekat bengkok disisi penusukkan.

3. Perawat cuci tangan kemudian memakai sarung tangan.

4. Tutup botol cairan di desinfeksi.

5. Infuset dibuka, keluarkan selang udara lalu tusukkan ke botol infus.

6. Udara dalam selang dikeluarkan dengan mengalirkan cairannya

7. Alirkan cairan sehingga mengisi setengah bagian tabung pengatur


tetesan dan selang terisi cairan, perhatikan jarum jangan sampai alat
penetes terendam.

8. Selang di klem.

9. Daerah yang akan ditusuk dipasang tourniquet sehingga vena akan


jelas terlihat (± 10 cm diatas lokasi yang akan diinfus).

10. Daerah yang akan ditusuk di desinfeksi dengan kapas alkohol.

11. Tusukkan jarum infus kedalam vena yang dimaksud. Darah yang
dihisap sedikit untuk memastikan apakah jarum infus telah masuk
kedalam vena dengan cepat.

12. Lepaskan tourniquet, setelah jarum infus dipastikan masuk kedalam


vena, daerah ujung jarum ditekan dan pangkal jarum dihubungkan
dengan ujung selang.
13. Periksa lagi lancar tidaknya tetesan, terjadi pembengkakan atau tidak.
Apabila tidak terjadi jarum dipertahankan letaknya dengan kasa
betadin dan plester.

14. Atur tetesan sesuai dengan kebutuhan.

15. Beritahukan kepada pasien bahwa tindakan telah selesai dilakukan.

16. Rapihkan alat-alat, lepas sarung tangan.

17. Cuci tangan setelah melakukan tindakan.

18. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan : jam pemasangan,


jenis cairan, jumlah tetesan/ menit, nama dan paraf perawat yang
memasang.

Tahap Terminasi
6) Rapikan keadaan pasien
7) Berpamitan dengan pasien
8) Merapikan dan kembalikan alat ke tempat semula
9) Mencuci tangan
10) Catat waktu dan tanggal pelaksanaan,
5. Referensi Noto Atjmojo,S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

SOP TINDAKAN KEPERAWATAN :


PENGGUNAAN ELEKTROKARDIOGRAFI RUANG TERATAI
(EKG)

1. Pengertian Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari perubahan-perubahab


potensial atau perubahan voltase yang terdapat dalam jantung.
Elekrokardiogram adalah grafik yang merekam perubahan potensial listrik
jantung yang dihubungkan dengan waktu.
2. Tujuan Tujuan penggunaan Elektrokardiografi (EKG) :
4) Mengetahui kelainan-kelainan irama Jantung.
5) Mengetahui kelainan- kelainan miokardium.
6) Mengetahui adanya pengaruh atau efek obat-obat jantung.
7) Mengetahui adanya gangguan elektrolit.
8) Mengetahui adanya gangguan perikarditis.
3. Alat dan Bahan 1. Mesin EKG yang DIlengkapi 2 kabel :
 Satu kabel untuk listrik (power)
 Satu kabel untuk grount
 Satu kabel untuk pasien
2. Plat electrode
Yaitu plat electrode ekstremitas diikatkan dengan ban pengikat khusus
dan electrode dada dengan balon penghisap.
3. Jelly electrode / air
4. Kertas EKG
5. Kertas tissu
4. Prosedur  Tahap Pra Interaksi
g. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar.
h. Tutup tirai
i. Mencuci tangan
Tahap Orientasi
g. Memberikan salam dan menyapa nama pasien.
h. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan.
i. Tanyakan kesiapan pasien untuk melakukan pemasangan
elektrokardiografi (ekg)
Tahap Kerja
1. Posisikan pasien pada posisi berbaring tenang di bed, tangan dan
kaki pasien tidak saling. bersentuhan denga anggota tubuh lain atau
benda-benda yang terbuat dari logam selain electrode.
2. Pastikan tidak ada alat elektronik dan logam lain yang bersentuhan
dengan pasien.
3. Bersihkan dada dan kedua tangan dan kaki pasien dengan kapas
kapas alcohol.
4. Berikan sedikit jeli pada setiap tempat pemasangan elektoda di
tubuh pasien.
5. Pasang Elektrode ekstremitas atas pada pergelangan tangan searah
dengan telapak tangan.
Merah : dipasang pada tangan kanan
Kuning : dipasang pada tangan kiri
6. Elektrode ekstremitas bawah dipasang pada pergelangan kaki
sebelah dalam
Hitam : dipasang pada kaki kanan
Hijau : dipasang pada kaki kiri
7. Pasang Elektode dada ( perikordial)
V1 : dipasang pada spatium interkostal (SIC) ke 4 pinggir kanan
sternum.
V2 : dipasang pada spatium interkostal (SIC) ke 4 pinggir kiri
sternum.
V3 : dipasang ditengah antara V2 dan V4.
V4 : dipasang pada spatium interkostal (SIC) ke 5 pinggir kiri
sternum.
V5 : dipasang sejajar V4 garis aksilaris kiri.
V6 : Sejajar V4 garis mid aksilaris kiri.
8. Nyalakan Mesin EKG.
9. Lihat Monitor EKG, apabila grafik EKG sudah terlihat dengan jelas,
rekam/print setiap lead 3-4 beat (setelan otomatis).
10. Apabila hasil print EKG sudah dapat dibaca dengan jelas lepaskan
seluruh electrode.
11. Bersihkan tubuh pasien dan rapikan kembali posisi pasien.
12. Beritahukan pada pasien bahwa perekaman telah selesai.
Tahap Terminasi
k. Rapikan keadaan pasien
l. Berpamitan dengan pasien
m. Merapikan dan kembalikan alat ke tempat semula
n. Mencuci tangan
o. Catat waktu dan tanggal pelaksanaan,
5. Referensi https://www.academia.edu/36404783/SOP_PEMASANGAN_EKG
SOP TINDAKAN KEPERAWATAN :
PENGUKURAN NADI DAN PENGUKURAN RUANG TERATAI
TEKANAN DARAH

1. Pengertian PENGUKURAN NADI


Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui denyut nadi

PENGUKURAN TEKANAN DARAH


Mengukur tekana darah pasien dengan menggunakan alat tensimeter air
raksa
2. Tujuan Tujuan Pengukuran Nadi :
Mengetahui denyut nadi
Tujuan Pengukuran Tekanan Darah :
Mengukur tekanan pada pembuluh darah arteri ketika jantung berdenyut.
3. Alat dan Bahan 1. Arloji atau stopwatch
2. Stetoskop
3. Sphgmomanometer
4. Buku catatan
4. Prosedur  Tahap Pra Interaksi
1) Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2) Mencuci tangan
3) Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
Tahap orientasi
1) Memberikan salam sebagai pendekatan teraupeutik
2) Memjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien atau keluarga
3) Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan di lakukan
Tahap kerja
PENGUKURAN NADI
1) Mencuci tangan
2) Mempersilahkan pasien untuk berbaring/duduk dengan tenang di
tempat tidur
3) Membawa alat-alat ke dekat pasien.
4) Meraba tangan pasien pada pergelangannya dengan jari telunjuk, jari
tengah dan manis sampai teraba denyut nadi arteri radialis.
5) Tangan yang lain memegang alat penghitung nadi /arloji.
6) Menghitung denyut nadi selama seperempat menit (15 detik).
7) Hasilnya dikalikan empat.
PENGUKURAN TEKANAN DARAH
1) Mengatur posisi pasien : supinasi
2) Menempatkan diri di sebelah kanan pasien, bila mungkin
3) Letakkan lengan yang hendak di ukur
4) Pasang mangset pada lengan atas sekitar 3cm di atas fossa cubiti
5) Tentukan denyut nadi arteri radiais secara perlahan
6) Letakkan diafragma stetoskop di atas nadi brakhialis
7) Pompo terus sampai manometer setinggi 20 mmhg lebih tinggi dari
titik radialis tidak teraba
8) Kempeskan balon udara mangset secara perlahan
9) Catat mmhg manometer saat pertama kali denyut dani teraba kembali.
Nilai ini menunjukkan tekanan sisttolik
10) Dan catat denyut nadi saat terakhir kali dan ini menunjukkan tekanaan
diastolik.
Tahap terminasi
1) Melakukan evaluasi Tindakan
2) Berpamitan dengan klien
3) Membereskan alat-alat
4) Mencuci tangan
Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan

5 SOP MANAJEMEN

SOP TINDAKAN KEPERAWATAN : RUANG TERATAI


Pelayanan Resep Rawat Inap (umum)

PENGERTIAN Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, doktergigi dokter hewan
kepada apoteker untuk menyedikana dan menyerahkan obat bagi pasien
sesui peratuaran yang berlaku
Sedia farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetika
Memastikan semua proses dalam pelayanan obat sesui undang undang
TUJUAN
yang berlaku
Keputusan mentari kesehatan RI Nomer 129/menkes/SK/II/2008
KEBIJAKAN
tentang standar pelayanan minimal rumah sakit
Skrining resep
1. Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan adminidtrasi
2. Melakukan pemeriksaan terhadap kesesuian farmeseutik
3. Pengkajian pertimbangan klinis
4. Konsultasikan ke dokter apabila mendapat masalah dalam resep
5. Menghitug biaya obat/alker yang tertulis pada resep dan
menuliskan bukti pembayaran

Penyiapan resep
1. Menyiapakan obat sesui dengan permintaan pada resep
2. Mendokumentasikan pengeluaran obat pada kartu stok
3. Menulis nama dan cara pemakaian obat/alkes pada etiket sesui
permintaan dalam resep
PROSEDUR
4. Obat di periksa kembali dan jumblah obat sesi permintaan
dalam resep

Penyerahan resep
1. Melakukan pemeriksaan akhir antara penulis etiket dengan di
lakukan penyerahan
2. Memanggil nama pasien secara lengkap
3. Mengecek identitas dan alamat pasien yang berhak menerima
4. Menyerahkan obat yang di sertai pemberian informasi obat
(apabila oral)
5. Menenyakan kembali kejelasan pasien terhadap informasi obat
6. Mencatat resep pada buku laporan rawat inap
7. Meyimpan resep pada tempat penyimpanan resep rawat inap.
UNIT TERKAIT - Petugas instalasi farmasi
- Poli klinik
- IGD
- Bersalin
- Ruang rawat inap
- Sugiharto, Sigit Achmad (2012) Menejement Keperawatan
Aplikasi MPKP di Rumah Sakit, Jakarta : EGC
- Sitorus, Ratna (2011) Menejement Keperawatan di Ruang
REFERENSI Rawat, Jakarta : CV Sagung Seto
- Nursalam (2013) Menejement Keperawatan Aplikasi dalam
Praktik Keperawatan Profesional Edisi 3, Jakarta : Salemba
Medika

SOP TINDAKAN KEPERAWATAN :


PEMASANGAN GELANG PASIEN RAWAT RUANG TERATAI
INAP

PENGERTIAN Proses kegiatan pemasangan gelang identitas pasien rawat inap.


TUJUAN Sebagai alat untuk memastikan kebenaran identitas diri pasien untuk
mencegah kesalahan dalam pelayanan kepada pasien.
KEBIJAKAN Setiap pasien yang masuk rawat inap dipasangkan gelang identitas
pasien (Sesuai Dengan SK Direktur No. No. … Tentang Kebijakan
Pelayanan RS. ).
PROSEDUR A. Persiapan Alat :
a. Gelang identitas pasien ( biru/merah muda )
b. Status Rekam Medis
B. Pelaksanaan : (dilakukan oleh perawat Instalasi Rawat
Jalan atau Instalasi Gawat Darurat)
a. Siapkan gelang identitas pasien sesuai jenis kelamin
(biru untuk pasien laki-laki, merah muda untuk pasien
perempuan).
b. Tempelkan label pasien pada gelang identitas.
c. Ucapkan salam, perkenalkan diri dan jelaskan maksud
dan tujuan pemasangan gelang identitas kepada pasien,
dengan kata- kata, “ Selamat pagi/siang/mlm
Ibu/Bapak/Saudara, nama saya … Saya akan
memasangkan gelang identitas ini di pergelangan
tangan kiri Ibu/Bapak dengan tujuan untuk
memastikan identitas Ibu/Bapak dengan benar dalam
mendapatkan pelayanan dan pengobatan selama masa
rawat inap di rumah sakit ini. Setelah
Ibu/Bapak/Saudara berada di ruang rawat inap, petugas
kami akan selalu melakukan verifikasi identitas dengan
melihat gelang identitas ini dan meminta
Bapak/Ibu/Saudara untuk menyebutkan nama, sebelum
memberikan pelayanan/ prosedur tindakan.”
d. Pasangkan gelang identitas pada pergelangan tangan
kiri pasien bila memang memungkinkan. Atau pada
sisi lain sesuai dengan kondisi masing-masing pasien,
sesuai dengan Panduan.
e. Informasikan kepada pasien dan atau keluarga bahwa
gelang identitas ini harus selalu dipakai hingga pasien
diperbolehkan pulang. “ Ibu/Bapak, gelang identitas ini
harus selalu dipakai selama masih dalam masa
perawatan di rawat inap RS Baptis Batu. “
f. Ucapkan terimakasih dan sampaikan “Semoga lekas
sembuh”
UNIT TERKAIT : Instalasi Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Jalan.

SOP TINDAKAN KEPERAWATAN :


MENERIMA PASIEN MASUK RUANG RUANG TERATAI
RAWAT INAP

PENGERTIAN Menerima pasien masuk di ruang perawatan


Agar setiap pasien yang dimasukkan untuk rawat inap di Unit
TUJUAN rawat Inap memperoleh pelayanan segera sehingga pasien merasa aman
dan nyaman
Dalam memberikan Asuhan Keperawatan (ASKEP) kepada pasien
KEBIJAKAN
harus berdasarkan SOP yang tersedia
1. Petugas ruangan memperkenalkan diri kepada pasien /
keluarganya yang dating ke Unit Rawat Inap agar pasien merasa
aman dan nyaman.
2. Petugas ruangan mengantar pasien langsung kekamar pasien
yang telah disiapkan sesuai kelas yang diminta atau keruang
tindakan dahulu.
3. Paramedis ruangan membaca surat MRS dan buku status
pasien dan intruksi yang diberikan oleh dokter pengirim
4. Bila ruangan yang dimaksud sudah tidak bisa menampung,
maka pasien dapat dipindahkan keruang lain.
5. Paramedis ruangan memberitahu pasien / keluarga tentang
tindakan perawatan yang akan dilakukan
6. Paramedis ruangan melaksanakan tindakan perawatan sesuai
PROSEDUR
intruksi dokter pengirim
7. Paramedis ruangan melengkapi identitas pasien dan berkas
rekam medis pasien.
8. Paramedis ruangan melaksanakan asuhan keperawatan
sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang berlaku.
9. Paramedis ruangan menjelaskan tentang cara, pemakaian obat (bila
sudah mendapat pengobatan dari dokter, maupun makanan /
minuman yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi pasien.
10. Bila diperlukan, petugas ruangan melaporkan kedatangan
penderita kepada dokter ruangan
11. Petugas ruangan menjelaskan tentang tata tertib / peraturan
yang berlaku di Rumah Sakit dan mempersilahkan keluarga pasien
untuk menghubungi petugas bila sesuatu yang dibutuhkan pasien.
UNIT TERKAIT - Unit Rawat Inap
REFERENSI - Sugiharto, Sigit Achmad (2012) Menejement Keperawatan
Aplikasi MPKP di Rumah Sakit, Jakarta : EGC
- Sitorus, Ratna (2011) Menejement Keperawatan di Ruang Rawat,
Jakarta : CV Sagung Seto
- Nursalam (2013) Menejement Keperawatan Aplikasi dalam
Praktik Keperawatan Profesional Edisi 3, Jakarta : Salemba
Medika

SOP TINDAKAN KEPERAWATAN : RUANG TERATAI


PELAYANAN MEDIS

Pelayanan Medis merupakan standar pelayanan yang dilakukan


PENGERTIAN di poliumum puskesmas Dumbayabulan sesuai dengan standar
penatalaksanaan155 penyakit di layanan Primer
1. Memberikan pelayanan optimal bagi setiap pasien sesuai standar
pelayanan kesehatan di layanan primer
TUJUAN
2. Terpenuhinya kebutuhan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan
pasien
1. Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional
2. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun
2014 tentang Perencanaan dan Penganggaran Bidang Kesehatan
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28
KEBIJAKAN Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan
Nasional
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional
Kesehatan
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun2015 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
PROSEDUR 8. Penerimaan buku medical record pasien.
9. Pemanggilan pasien sesuai urutan/antrian.
10. Mencocokkan identitas pasien.
11. Paramedis melakukan pengukuran tanda-tanda vital, bila perlu
TBdan BB.
12. Dokter melakukan anamnesis.
13. Dokter melakukan pemeriksaan fisik.
14. Dokter melakukan pemeriksaan penunjang.
15. Dokter memberikan terapi sesuai diagnosis.
16. Memberikan rujukan bila tidak mampu ditangani.
17. Pasien yang memerlukan penanganan dengan tindakan dirujuk
keRS
18. Membuat kansurat keterangan sakit untuk pasien yang
memerlukan.
19. Dokter memberikan rujukan internal.
20. Dokter menuliskan dan memberikan resep.Dokter menuliskan
lengkap pemeriksaan dalam buku medicalrecord pasien

- Poli Umum
UNIT TERKAIT
- Loket Pendaftaran
- https://id.scribd.com/doc/312344747/15-SOP-Pelayanan-Medis dibuka pada
REFERENSI
tanggal 12 april 2021 pada pukul 15.22

SOP TINDAKAN KEPERAWATAN : RUANG TERATAI


MANAJEMEN RUMAH SAKIT

Suatu pengaturan atau manajerial suatu sarana kesehatan yang


memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat , dimana rumah
PENGERTIAN
sakit memiliki peran yang strategis dalam mempercepat peningkatan
derajat kesehatan masyarakat
3. Mampu memahami manajemen rumah sakit sesuai tipe rumah sakit.
4. Mampu memahami kebijakan jajaran manajerial di rumah sakit dalam
penyelenggaraan pelayanan rumah sakit
5. Memberikan bekal kemampuan berpikir dan bertindak secara
TUJUAN
terintegrasi dalam bidang kesehatan gigi masyarakat bagi mahasiswa
profesi Pendidikan Profesi Dokter Gigi PSPDG FKUB.
6. Mengidentifikasi perbedaan manajemen Rumah Sakit dengan
Puskesmas
KEBIJAKAN Tim assessment terdiri dari pembimbing lapangan dan instruktur IKGMP
21. Tahapan 1, meliputi :
1. Observasi dan mengambil data sekunder
2. Melakukan wawancara dengan pihak terkait
2. Tahapan 2: pembuatan laporan:
1. Membedakan organisasi Rumah Sakit dengan Puskesmas
2. Membedakan manajemen logistik Rumah Sakit dengan
Puskesmas
PROSEDUR
3. Membedakan manajemen SDM Rumah Sakit dengan
Puskesmas
4. Membedakan manajemen lingkungan Rumah Sakit dengan
Puskesmas 5. Membedakan SPM Rumah Sakit dengan Puskesmas
6. Membedakan pelayanan poli gigi di Rumah Sakit dengan
Puskesmas 7. Membandingkan akreditasi RS dengan keadaan riil
di RSUD Kanjuruhan Kepanjen
- 1. RSUD “Kanjuruhan” Kepanjen
UNIT TERKAIT
- 2. Dinas Kesehatan Kabupaten Malang
- http://akademikpdgub.staff.ub.ac.id/files/2014/11/SOP-Manajemen-Rumah-
REFERENSI
Sakit-revisi-4.pdf dibuka pada tanggal 12 april 2021 pada pukul 15.01

5 SAK

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN :


RUANG TERATAI
RISIKO JATUH

1. Pengertian Berisiko mengalami kerusakan fisik dan gangguan kesehatan akibat


terjatuh
2. Tujuan Tujuan :
1) Mencegah terjadinya jatuh dari tempat tidur
2) Mencegah terjadinya jatuh saat berdiri
3) Mencegah terjadinya jatuh saat duduk
4) Mencegah terjadinya jatuh saat berjalan
5) Mencegah terjadinya jatuh saat naik tangga
6) Mencegah terjadinya jatuh saat dipindahkan
7) Mencegah terjadinya jatuh saat dikamar mandi
2. Faktor Resiko 1. usia >65 tahun
2. riwayat jatuh
3. anggota gerak bawah protesis
4. penggunaan alat bantu berjalan
5. penurunan tingkatkesadaran
6. perubahan fungsi kognitif
7. lingkungan tidak aman
8. kondisi pasca operasi
9. kekuatan otot menurun
10. gangguan keseimbangan
3. kondisi Kliniis 1. Osteoporosis
Terkait 2. Kejang
3. Penyakit serebrovaskuler
4. Katarak glukoma
5. Demensia
6. Hipotensi
7. Amputasi
8. Intoksikasi
9. preeklamsi
4. Diagnosa resiko jatuh berhubungan dengan usia >65 tahun atau <2 tahun, riwayat
keperawatan jatuh, anggota gerak bawah protesis, penggunaaan alat bantu berjalan,
penurunan tingkat kesadaran.
5. Tindakan 1. pencegahan jatuh
Keperawatan Observasi :
 identifikasi faktor resiko jatuh
 identifikasi risiko jatuh setidaknya sekali setiap shifdengan
kebijakan institusi
 identifikasi faktor lingkungan yang meningkatkan resiko jatuh
 hitung resiko jatuh dengan menggunakan skala
 monitor kemampuan berpindah dari tempat tidur ke kursi roda dan
sebaliknya
Terapeutik :
 orientasi ruangan pada pasien dan keluarga
 pastikan roda tempat tidur dan kursi roda dalam keadaan terkunci
 ppasang handrall tempat tidur
 atur tempat tidur mekanis pada posisi terrendah
 tempatkan pasien berresiko tinggi jatuh dekat dengan pantauan
perawat di nurse staation
 gunakan alat bantu berjalan
 dekatkan bel pemanggil perawat dalam jangkauan pasien
Edukasi :
 anjurkan memanggil perawat jika membutuhkan bantuan untuk
berpindah
 anjurkan menggunakan alas kaki yang tidak licin
 anjurkan berkonsentrasi untuk menjaga keseimbangan tubuh
 anjurkan melebarkan kedua jarak kaki untuk meningkatkan
keseimbangan saat berdiri
 anjurkan cara mengguanakan bel pemanggil untuk memanggil
perawat
2. manajemen keselamatan lingkungan
Observasi :
 identivikasi kebutuhan keselamatan
 monitor perubahan status keselamatan lingkungan
Terapeutik :
 hilangkan bahaya keselamatan lingkungan
 modifikasi lingkungan untuk meminimalkan risiko
 sediaakan alat bantu lingkungan
 gunakan alat pelindung
 fasilitasi relokasi ke lingkungan yang aman
 lakukan skrining bahaya lingkungan
Edukasi :
 anjurkan individu, keluarga dan kelompok resiko tinggi bahaya
lingkungan
6. Perencanaan Perencanaan pulang pada klien dengan resiko jatuh terdiri dari informasi
Pulang tentang :
 jadwal kontrol
 lanjutan keperawatan dirumah
 aturan diet/nutrisi
 obat-obatan
 aktivitas dan istirahat
 hasil pemeriksaan dan lain-lain
7. Evaluasi Evaluasi asuhan keperawatan pada klien dengan resiko jatuh didasarkan
pada tujuan dan kriteria outcome yang telah ditetapkan saat perencanaan
asuhan keperawatan baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang.
8) perencanaan Rencana tindak lanjut asuhan keperawatan diidasarkan pada hasil evaluasi
tindak lanjut pada klien.
9) Daftar Pustaka PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta : DPD PPNI.
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPD PPNI
PPNI (2018). Stadar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dari
Tindakan Keperawaran, Edisi 1. Jakarta :DPD PPNI

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN :


RUANG TERATAI
PADA PASIEN APENDICITIS

1. Pengertian Suatu standar dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan
penyakit yang disebabkan oleh peradangan pada apendiks periformis yaitu
saluran kecil dengan diameter kurang lebih sebesar pensil dengan panjang
2-6 inci

2. Tujuan Sebagai pedoman bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan


pada pasien dengan appendicitis

3. Indikasi Setiap perawat diharapkan mampu memberikan asuhan keperawatan pada


pasien dengan appendicitis sesuai dengan standar
4. Prosedur  Pengkajian
1. Anamnesa
a. Identitas
Biasanya menimpa pada remaja dan dewasa dini
b. Keluhan Utama
Nyeri tekan pada pada daerah iliaka kanan, di bawah katup
illiasekal,
tepatnya pada dinding abdomen di bawah titik Mc Burney
c. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Darah Lengkap (DLO)
2. Etiologi
- Ulserasi pada mukosa
- Obstruksi pada kolon oleh fecalit (feses yang keras)
- Berbagai macam penyakit cacing
- Tumor
- Striktur pada dinding usus
3. . Patofisiologi
Appendiks belum diketahui fungsinya, merupakan bagian dari seikum,
Peradangan pada appendiks dapat terjadi oleh adanya ulserasi dinding
mukosa atau obstruksi lumen (biasanya oleh hyperplasia jaringan
limfoid submukosa), feces yang
terperangkap dalam lumen appendiks mengalami penyerapan air dan
terbentuklah fecolit/ feces yang keras. Penyumbatan pengeluaran sekret
mukus mengakibatkan perlengketan, infeksi dan terhambatnya aliran
darah. Dari keadaan hipoksia menyebabkan gangren atau dapat terjadi
ruptur dalam waktu 24-36 jam. Bila proses ini berlangsung terus
menerus organ disekitar dinding appendiks terjadi perlengketan dan
akan menjadi abses (kronik). Apabila proses infeksi sangat cepat (akut)
dapat menyebabkan peritonitis. Peritonitis merupakan komplikasi yang
sangat serius. Infeksi kronis dapat terjadi pada appendiks, tetapi hal ini
tidak selalu menimbulkan nyeri di daerah abdomen.

5. Referensi Komite Medik


Bidang Keperawatan
Ruang Rawat Inap

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN


RUANG TERATAI
HIPERTERMIA

1. Pengertian Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran


2. Tujuan Untuk mengurangi suhu tubuh agar tetap normal
2. Faktor Resiko 1. Reaksi. Alergi
2. Reaksi transfuse
3. Cidera fisik /trauma
4. Dehidrasi
5. Anastesi
3. kondisi Kliniis Suhu tinggi
Terkait Kulit merah
Menggingil
Takikardi
Takipneu
4. Diagnosa
Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit ( infeksi)
keperawatan
5. Tindakan 1. Monitor suhu tubuh
Keperawatan 2. Sediakan ruangan yang dingin
3. Longgarkan atau lepaskan pakaian pasien
4. Basahi dan kipasi permukaan tubuh
5. Berikan cairan oral
6. Anjurkan tirah baring
7. Kolaborasi pemberian cairan elektronik
6. Implementasi  Memonitor agar suhu tubuh le rentang normal
 Menyediakan ruangan dingin agar tetap dingin
 Longgar kan pakaian pasien supaya tetap nyaman
 Basahi dan kipasi agar pasien bisa relaks
 Berikan cairan oral agar pasien nutrisi tetap terjaga
 Anjurkan tirah baring agar pasien bisa tetap nyaman
 Kolaborasi agar pemenuhan nutrisi tercukupi
7. Evaluasi Diharapkan pasien menggingil menurun, kulit merah menurun, takikardi
menurun, takipneu menurun dan suhu normal (35, 6-36.5)
8.perencanaan Rencana tindak lanjut asuhan keperawatan diidasarkan pada hasil evaluasi
tindak lanjut pada klien.
9.Daftar Pustaka Lynda juall corpenito.1998. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek
Klinis.jakarta.EGC
Doenges. M.E.1999.Rencana Keperawatan Edisi 3.jakarta.EGC

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN :


RUANG TERATAI
RESIKO INFEKSI

1. Pengertian Resiko infeksi adalah peningkatan resiko masuknya organisme pathogen.


2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah petugas untuk
melaksanakan Asuhan Keperawatan pada Resikoinfeksi.
3. Faktor Resiko 1. Penyakit Kronis
2. Efek prosedur Infasif
3. Malnutrisi
4. Peningkatan paparan organisme patogen lingkungn
5. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh perifer :

 Gangguan peristltik
 Kerusakan integritas kulit
 Perubahan sekresi PH
 Penurunan kerja siliaris
 Ketuban pecah lama
 Ketuban pecah sebelum waktunya
 Merokok
 Statis cairan tubuh

6. Ketidakadekuatan pertahan tubuh sekunder


 Penuruna Hemoglobin
 Imunosupresi
 Leukopenia
 Supresi Respon Inflamasi
 Faksinasi tidak adekuat

4. Tindakan  PENCEGAHAN INFEKSI (I.14539)


Keperawatan
1. Observasi

 Identifikasi riwayat kesehatan dan riwayat alergi


 Identifikasi kontraindikasi pemberian imunisasi
 Identifikasi status imunisasi setiap kunjungan ke
pelayanan kesehatan

2. Terapeutik

 Berikan suntikan pada pada bayi dibagian paha


anterolateral
 Dokumentasikan informasi vaksinasi
 Jadwalkan imunisasi pada interval waktu yang tepat

3. Edukasi

 Jelaskan tujuan, manfaat, resiko yang terjadi, jadwal


dan efek samping
 Informasikan imunisasi yang diwajibkan pemerintah
 Informasikan imunisasi yang melindungiterhadap
penyakit namun saat ini tidak diwajibkan pemerintah
 Informasikan vaksinasi untuk kejadian khusus
 Informasikan penundaan pemberian imunisasi tidak
berarti mengulang jadwal imunisasi kembali
 Informasikan penyedia layanan pekan imunisasi
nasional yang menyediakan vaksin gratis

 MANAJEMEN IMUNISASI/ VAKSIN (I. 14508)

1. Observasi

 Identifikasi riwayat kesehatan dan riwayat alergi


 Identifikasi kontraindikasi pemberian imunisasi
 Identifikasi status imunisasi setiap kunjungan ke
pelayanan kesehatan

2. Terapeutik

 Berikan suntikan pada pada bayi dibagian paha


anterolateral
 Dokumentasikan informasi vaksinasi
 Jadwalkan imunisasi pada interval waktu yang tepat

3. Edukasi

 Jelaskan tujuan, manfaat, resiko yang terjadi, jadwal


dan efek samping
 Informasikan imunisasi yang diwajibkan pemerintah
 Informasikan imunisasi yang melindungiterhadap
penyakit namun saat ini tidak diwajibkan pemerintah
 Informasikan vaksinasi untuk kejadian khusus
 Informasikan penundaan pemberian imunisasi tidak
berarti mengulang jadwal imunisasi kembali
 Informasikan penyedia layanan pekan imunisasi
nasional yang menyediakan vaksin gratis

5. Referensi 1. Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds). (2014). NANDA


international Nursing Diagnoses: Definitions & classification, 2015-
2017. Oxford : Wiley Blackwell.
2. Lewis, SL., Dirksen, SR., Heitkemper, MM, and Bucher, L.
(2014).Medical surgical Nursing. Mosby: ELSIVER
3. Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat
Indonesia
4. Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan
Indonesia (SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
5. Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat
Indonesia
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN CKD RUANG TERATAI

1. Pengertian Gangguan fungsi renal yang progresif dan ireeversibel dimana kemampuan
tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan
dan elekrolit sehingga terjadi uremia retensi uremia dan sampah nitrogen
lain dalam darah
2. Tujuan Tujuan :
Untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan
elekrolit

2. Faktor Resiko 4. Gangguan pembuluh darah ginjal


5. Gangguan imunologis
6. Infeksi
4. Gangguan tubulus primer
5. Obstruksi traktus urinarius
6. Kelainan kongenital dan herediter
3. kondisi Kliniis 1. Gangguan kardiovaskular
Terkait 2. Gangguan pulmoner
3. Gangguan gastrointestinal
4. Gangguan muskuloskeletal
5. Gangguan cairan elekrolit dan keseimbangan asam dan basa
6. Sistem hematologi
4. Diagnosa
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
keperawatan
5. Tindakan 1. Kajian adanya alergi makanan
Keperawatan 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan pasien
3. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
5. Yakinkan diet tinggi serat supaya mencegah terjadinya konstipasi
6. Implementasi 1. Memonitor pasien dalam makanan untuk mencegah apakah alergi
makanan
2. Kolaborasi dengan ahli gizi supaya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
3. Anjurkan pasien meningkatkan intake Fe agar tidak di tahan
4. Meningkatkan protein dan vitamin untuk menjaga stabilitas tubuh
5. Yakinkan diet supaya tidak menyebabkan penyakit yang lain misal
konstipasi
7. Evaluasi Diharapkan pasien pemenuhan metabolisme dan nutrisi meningkat
8.Perencanaan Rencana tindak lanjut asuhan keperawatan diidasarkan pada hasil evaluasi
tindak lanjut pada klien.
9.Daftar Pustaka Dharma kusuma, K. 2011.Metodologi Penelitian Keperawatan.EGC.jakarta
Elly Nurachmah. 2001. Nutrisi dalam Keperawatan.jakarta:sagung seto

Anda mungkin juga menyukai