Anda di halaman 1dari 3

Nama : Gahana Al-farabi

Nim : 11000119130640

SUBMIT VIA ASSIGNMENT MS TEAMS


1. BANDINGKAN PENGERTIAN TANAH &
LAHAN MENURUT HUKUM AGRARIA, DAN
BERIK AN CONTOHNYA !
2. BERIK AN PENJELASAN BAGAIMANA
RUANG LINGKUP HUKUM AGRARIA
MENURUT UUPA DENGAN HUKUM AGRARIA
YANG KITA PELAJARI !
3. BERIKAN ANALISIS ANDA. BAGAIMANA
KONSEKUENSI BAGI WARGA NEGARA
INDONESIA TERHADAP PEMILIK AN TANAH DI
INDONESIA DENGAN ADANYA HAK BANGSA
INDONESIA SEB A GAI HAK PENGUAS A AN
ATAS TANAH ? BERIK AN CONTOH
PRAKTISNYA !
4. BERIK AN PENJELASAN APA PERUBAHAN
DARI HUKUM TANAH NASIONAL TERHADAP
HUKUM TANAH LAMA/KOL ONIAL ? BERIK AN
CONTOH2NYA !
5. BERIKAN PENJELASAN TENTANG PRAKTEK
ASAS PEMISAHAN HORIZONTAL DALAM
JUAL BELI TANAH SEK ARANG INI OLEH PPAT !
6. BERIK AN PENJEL ASAN BOLEHKAH
PERUSAHAAN BERBENTUK PT (PERSEROAN
TERBATAS) MEMBELI TANAH YANG
BERSTATUS HM ?
7. BOLEHKAH WNA MEMPUNYAI
A PARTE MEN DI INDONESIA ? JELASK AN !

DOSEN : NUR ADHIM, S.H, M.H

1. Tanah menurut kamus Bahasa Indonesia adalah bumi, negeri daerah kampung, tempat
lahir. Sedangkan yang dimaksud tanah sesuai ketentuan pasal 4 Ayat (1) Undang-Undang Pokok
Agraria (UUPA) adalah permukaan bumi, atau dengan kata lain adalah kulit bumi.Sedangkan
Lahan adalah bagian daratan dari permukaan bumi sebagai suatu lingkungan fisik yang meliputi
tanah beserta segenap faktor yang mempengaruhi penggunaannya seperti iklim, relief, aspek
geologi, dan hidrologi yang terbentuk secara alami maupun akibat pengaruh manusia.sedangkan
untuk perbedaannya Tanah adalah merupakan hasil dari proses yang terjadi di alam seperti
pelapukan dan seterusnya hingga menjadi bagian dari penutup permukaan bumi.
Lahan merupakan bagian dari lingkungan fisik di permukaan bumi dimana di dalamnya terdapat
berbagai macam hal pendukungnya seperti air, vegetasi, batuan dan sebagainya
2. Ruang lingkup hukum agraria
• Bumi, sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat 4 UUPA meliputi permukaan bumi
(tanah) dan tubuh bumi yang terdapat di bawah tanah dan dibawah air
• Air, sebagaimana dimaksud pasal 1 ayat 5 dan pasal 47 UUPA termasuk didalamnya
perairan pedalaman , seperti sungai, danau, rawa dan laut wilayah, serta laut teritorial Indonesia
• Perikanan yang terkandung didalam bumi dan air sebagaimana dimasukd dalam pasal 1
dan 2 UUPA seperti bahan-bahan galian/ barang tambang, ikan, mutiara dan hasil laut lainnya
• Ruang angkasa , sebagaimana dimaksud dalam pasal 48 UUPA
• Pertambangan
3. Hak Bangsa Indonesia
mengandung 2 unsur, yaitu unsur kepunyaan dan unsur tugas kewenangan.
Unsur kepunyaan berarti subyek atas hak Bangsa Indonesia ada pada
seluruh rakyat Indonesia dan meliputi seluruh wilayah Indonesia. Unsur
tugas kewenangan berarti tugas kewenangan untuk mengatur penguasaan
dan memimpin pengurusan tanah dilaksanakan oleh negara,
Hak Bangsa Indonesia merupakan sebuah hubungan hukum yang bersifat
abadi. 5 Ini berarti selama rakyat Indonesia yang bersatu sebagai Bangsa
Indonesia masih ada dan selama bumi, air dan ruang angkasa Indonesia
masih ada pula, dalam keadaan yang bagaimanapun, tidak ada sesuatu
kekuasaan yang akan dapat memutuskan atau meniadakan hubungan
tersebut (Penjelasan Umum II UUPA).

4. Dari segi sifat, hukum agraria lama/kolonial bersifat dualistis, sedangkan hukum agraria
baru/nasional bersifat unifikasi. dari segi dasar, hukum agraria lama/kolonial berdasarkan hukum adat
dan hukum barat sedangkan hukum agraria baru/nasional berdasarkan hukum adat yang disaner.

5. Asas pemisahan horizontal adalah kebalikan dari asas pelekatan yang mengatakan bangunan
dan tanaman merupakan satu kesatuan dengan tanah. Sebaliknya, asas pemisahan horizontal
menyatakan bangunan dan tanaman bukan merupakan bagian dari tanah. Konsekuensinya hak atas
tanah tidak dengan sendirinya maliputi pemilikan bangunan dan tanaman yang ada di atasnya.

6. Menurut ketentuan perusahaan berbadan hukum tidak diperbolehkan membeli tanah yang
berstatus hak milik. Tetapi perusahaan masih bisa membeli tanah tersebut asalkan mengubah status
kepemilikan tanah dari hak milik menjadi HGB ( Hak Guna Bangunan ). Permohonan perubahan status
tanah tersebut dapat diajukan ke kantor BPN setempat, sebab pihak BPN lah yang berhak mengubah
status kepemilikan tanah dari hak milik menjadi HGB atau hak pakai.

Tahapan yang harus diperhatikan perubahan status kepemilikan tanah :

1. Pemilik tanah dapat mengajukan permohonan ke kantor BPN untuk segera menerbitkan
HGB/Hak Pakai atas tanah tersebut. Atau pemiliktanah memberikan kuasa kepada pihak perusahaan
yang ingin menggunakan tanah tersebut. Berdasarkan surat kuasa dari pemilik tanah, perusahaan dapat
mengajukan perubahan hak.

2. Kemudian BPN menerbitkan sertifikat HGB atas nama pemilik tanah. Sertifikat HGB tersebut
digunakan untuk pembuatan Akta Jual Beli (AJB) di Notaris/PPAT

3. Baru Sertifikat HGB mengajukan pendaftaran peralihan hak / balik nama ke BPN
setempat.Semua biaya pengalihan hak biasanya ditanggung perusahaan.

7. Kepemilikan WNA terhadap HMSRS itu merujuk pada ketentuan hak-hak atas tanah yang
terdapat dalam UUPA. Sebagaimana telah dijelaskan di atas, berdasarkan undang-undang tersebut,
WNA hanya diperbolehkan memiliki hak pakai. Oleh karena itu, WNA hanya dapat memiliki apartemen
(rumah susun) yang dibangun di atas tanah hak pakai. Pengaturan mengenai WNA hanya boleh memiliki
HMSRS yang dibangun di atas tanah dengan hak pakai atas tanah negara juga dapat kita lihat dalam pp
no 41 tahun 96 tentang pemilik rumah tempat tinggal atau hunian oleh orang asing yang berkedudukan
di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai