RANCANGAN AKTUALISASI
Disusun untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
Angkatan VIII Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
Tahun 2021
Menyetujui,
Coach Mentor
Badi’ Zulfa Nihayati, S.Psi, M.Sc, MAP Ambo Awe, S.Pd, M.Pd
NIP. 19800121 200502 2 010 NIP. 19680304 200012 1 006
Penguji
VISI
MISI
2 NPSN 69728696
4 Kabupaten Berau
9 Telepon 081241253359
10 Email smkn6berau@gmail.com
12 Akreditasi C
16 Penyelenggara Pemerintah
SMK Negeri 6 Berau merupakan salah satu SMK Negeri yang terletak di Jl.
Pendidikan RT. 2, Merancang Ulu, kecamatan Gunung Tabur Kabupaten Berau Provinsi
Kalimantan Timur. Berdiri pada tahun 2012 yang awalnya di bawah naungan dinas
pendidikan kabupaten Berau kemudian pidah ke dinas provinsi Kalimanta Timur. Saat ini
rombongan belajar berjumlah lima, dan satu perpustakaan. Yang terdiri dari empat jurusan
yaitu jurusan Teknik Alat Berat (TAB), Teknik Kendaraan Alat Ringan (TKR), Agribisnis
Ternak Unggas (ATU), dan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH). Hingga
saat ini jumlah peserta didik SMKN 6 Berau berjumlah 120 orang. Status kepemilikan oleh
pemerintah pusat, sumber listrik dan internet sudah tersedia. Nomor telepon sekolah yang
bisa dihubungi adalah 081241253359.Sarana dan prasaran di SMK Negeri 6 Berau masih
belum dikatakan lengkap, mengingat sekolah ini termasuk masih baru. Guru PNS di SMK
Negeri 6 berau berjumlah 8 orang , GTT berjumlah 20 orang dan pegawai dan staf TU
berjumlah 3 orang.
teknologi dan seni, globalisasi yang sangat cepat. Era reformasi dan berubahnya kesadaran
masyarakat dan orang tua terhadap pendidikan memicu sekolah untuk merespon tantangan
sekaligus peluang itu. SMK Negeri 6 Berau memiliki cara moral yang menggambarkan profil
sekolah yang diinginkan di masa kini maupun di masa datang yang diwujudkan dalam visi
Sekolah.
SMK Negeri 6 Berau merupakan salah satu SMK Negeri yang terletak di Jl.
Pendidikan RT. 2, Merancang Ulu, kecamatan Gunung Tabur Kabupaten Berau Provinsi
Kalimantan Timur. Berdiri pada tahun 2012 yang awalnya di bawah naungan dinas
pendidikan kabupaten Berau kemudian pidah ke dinas provinsi Kalimanta Timur. Saat ini
rombongan belajar berjumlah lima, dan satu perpustakaan. Yang terdiri dari empat jurusan
yaitu jurusan Teknik Alat Berat (TAB), Teknik Kendaraan Alat Ringan (TKR), Agribisnis
Ternak Unggas (ATU), dan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH. Hingga
saat ini jumlah peserta didik SMKN 6 Berau berjumlah 120 orang. Status kepemilikan oleh
pemerintah pusat, sumber listrik dan internet sudah tersedia. Nomor telepon sekolah yang
bisa dihubungi adalah 081241253359.Sarana dan prasaran di SMK Negeri 6 Berau masih
belum dikatakan lengkap, mengingat sekolah ini termasuk masih baru. Guru PNS di SMK
Negeri 6 berau berjumlah 8 orang , GTT berjumlah 20 orang dan pegawai dan staf TU
berjumlah 3 orang.
teknologi dan seni, globalisasi yang sangat cepat. Era reformasi dan berubahnya kesadaran
masyarakat dan orang tua terhadap pendidikan memicu sekolah untuk merespon tantangan
sekaligus peluang itu. SMK Negeri 6 Berau memiliki cara moral yang menggambarkan profil
sekolah yang diinginkan di masa kini maupun di masa datang yang diwujudkan dalam visi
Sekolah.
C. STRUKTUR ORGANISASI
LATAR BELAKANG
Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan bagian dari Aparatur Sipil Negara (ASN)
berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Di dalam
Undang-Undang tersebut menjelaskan bahwa Pegawai ASN memiliki tiga fungsi utama yaitu
sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat dan pemersatu bangsa. Oleh
karena itu, pegawai ASN memiliki peranan dalam mewujudkan visi Negara sebagaimana
tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Sejumlah keputusan strategis mulai dari merumuskan kebijakan sampai pada
implementasi kebijakan dalam berbagai sektor pembangunan dilaksanakan oleh PNS. Untuk
menjalankan peranan tersebut, diperlukan sosok PNS yang profesional, yaitu PNS yang
mampu memenuhi standar kompetensi jabatannya sehingga mampu melaksanakan tugas
jabatannya secara efektif dan efisien. Sehingga untuk membentuk sosok PNS yang
profesional perlu dilaksanakan pembinaan melalui jalur pelatihan.
Selama ini pelatihan pembentukan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dilakukan
melalui Pelatihan Dasar (LATSAR). Merujuk pada pasal 63 ayat (3) dan (4) UU No. 5 tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN); CPNS wajib menjalani masa percobaan yang
dilaksanakan melalui proses Diklat terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran,
semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang dan attitude.
Diperlukan sebuah penyelenggaraan pelatihan inovatif dan terintegrasi, yaitu
penyelenggaraan pelatihan yang memadukan pembelajaran klasikal dan non-klasikal di
tempat pelatihan dan di tempat kerja sehingga memungkinkan peserta mampu
menginternalisasi, menerapkan, dan mengaktualisasikan, serta membuatnya menjadi
kebiasaan (habituasi), dan merasakan manfaatnya, sehingga terpatri dalam dirinya sebagai
karakter PNS yang profesional. Pelaksanaan Latsar diatur oleh Keputusan Kepala Lembaga
Administrasi Negara Nomor 15 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III, mengatur kurikulum baru
terkait Diklat Prajabatan CPNS Golongan III melalui 3 (tiga) tahap yaitu on-campus, off-
campus, on-campus. Pada tahap on-campus pertama, maka para peserta mengikuti tahap
Internalisasi Nilai-nilai Dasar PNS. Tahap Internalisasi yang dimaksud yaitu membekali
peserta dengan nilai-nilai dasar yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas jabatan PNS
secara profesional sebagai pelayan masyarakat yang harus mampu menganalisis pelayanan
Publik, Manajemen ASN dan Whole of Government (WoG) dengan memberikan solusi atau
penyelesain kerja.
Tahap Internalisasi (on-class) yang dimaksud yaitu membekali peserta dengan nilai-
nilai dasar yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas jabatan PNS secara profesional sebagai
pelayan masyarakat yang meliputi: akuntabilitas PNS, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, Anti Korupsi, Whole Of Government, Pelayanan Publik, serta Manajemen Aparatur
Sipil negara. Pada tahap off-class para peserta Latsar mengikuti tahap aktualisasi. Dalam
tahap ini semua peserta melaksanakan Aktualisasi di tempat kerja. Kemudian, pada tahap on-
class peserta mempertanggung jawabkan atas aktualisasi yang telah dilakukan di tempat
kerja.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang memiliki tujuan yang strategis
dalam mewujudkan tujuan pendidikan Nasional. Pendidikan Nasional tersebut mempunyai
fungsi pengembangan kemampuan dan pembentukan watak suatu peradaban bangsa. Fungsi
tersebut dapat dilihat pada UU No.20 tahun 2003 tentang tujuan, dasar dan fungsi yang
tercantum dalam pasal 3 yang menyatakan bahwa:
Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan potensi dan membentuk kepribadian
dan perkembangan bangsa yang berguna dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, untuk
mengembangkan potensi perserta didik menjadi manusia yang beriman dan takwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, akhlak mulia, sehat jasmani, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
menjadi warga negara demokratis serta bertanggungjawab.
Setiap sekolah memiliki beberapa potensi dan potensi tersebut dapat arahkan dengan
bermacam bentuk aktivitas yang dilakukan di sekolah. Kepala sekolah merupakan
penanggung jawab dalam pendidikan dan pembelajaran yang dilaksanakan oleh sekolah,
sekolah harus dapat memberikan keyakinan dan kepercayaan untuk warga masyarakat dengan
pemberitahuan bahwa telah dilaksanakan, termasuk pemorgraman, penerapan kurikulum,
memfasilitasi, dan penggunaan potensi guru, kemudian rekrutmen calon peserta didik, serta
kerjasama dengan sekolah dan orang tua.
Potensi ibarat sebuah pisau, apabila tidak di asah maka potensi itu akan tumpul dan
tidak akan berguna. Jadi, untuk mengasah potensi siswa yang ada di sekolah, maka sekolah
harus mampu menyediakan wadah atau sarana bagi siswa untuk melatih dan mempertajam
potensi siswa. Maka dari itu, SMK Negeri 6 Berau membutuhkan langkah baru untuk
mengasah dan mempertajam potensi siswa di SMK Negeri 6 Berau tersebut.
Untuk mencapai langkah tersebut, SMK Negeri 6 Berau akan membentuk kelompok
debat, guna menjadi salah satu wadah bagi siswa untuk mengasah dan melatih potensi diri
dalam bidang debat yang diharapkan dapat membantu siswa berpikir kritis dalam
memandang banyak hal. Berpikir kritis membuat siswa tidak berhenti untuk mencari tahu
berbagai macam hal dan kemudian mampu mengaitkan berbagai macam konsep yang
relevant.
Mata pelajaran PPKn adalah salah satu mata pelajaran yang identik dengan
perdebatan. Hal ini terjadi karena dalam materi-materi pembelajaran PPKn terdapat banyak
ketidaksesuaian antara apa yang tetulis mutlak secara hukum dan apa yang terjadi pada
masyarakat. Dari hal di atas, bisa di tarik kesimpulan bahwa mata pelajaran PPKn,
merupakan mata pelajaran yang tepat untuk mengasah kemapuan dan potensi siswa untuk
Ada beberapa isu yang saya ambil berdasarkan latar belakang yang terjadi, yang
menurut saya isu ini penting,berikut penjelasannya :
Jadi, sangat penting kiranya dibentuk wadah yang dapat menampun dan melatih siswa
untuk berpikir kritis dan berani menyampaikan pendapat nya didepan umum. Dengan latar
belakang tersebut kami berinisiatif untuk membentuk wadah yang dapat menampung dan
melatih siswa untuk berpikir kritis dan berani menyampaikan pendapatnya didepan umum.
PENENTUAN ISU
Dalam proses penetapan isu, tentu harus ada prosedur dan mekanisme yang digunakan
untuk mengatur suatu isu. Dari beberapa metode yang ada untuk menetapkan isu, penulis
memilih untuk menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth). Metode USG
merupakan urutan prioritas dari isu-isu yang telah ditentukan penulis. Pada penggunaannya,
metode USG menentukan prioritas isu dari tingkat urgensi, keseriusan, dan perkembangan
isu-isu tersebut dengan skala 1 sampai dengan 5. Isu yang memiliki skor paling tinggi akan
diangkat menjadi isu utama dan akan dirancang kegiatan untuk mengatasi masalah isu
tersebut.
1. Urgency : seberapa darurat dan mendesak isu tersebut harus dibahas dengan tekanan
waktu. Dilihat dari waktu yang tersedia, mendesak atau tidaknya harus dibahas dengan
solusi terbaik.
2. Seriousness : seberapa serius isu tersebut perlu dibahas berhubungan dengan jika
3. Growth : seberapa besar kemungkinan isu tersebut akan berkembang jika tidak segera
Skala Nilai
1 Sangat Penting
2 Penting
3 Cukup Penting
4 Kurang Penting
5 Tidak Penting
Penilaian
No Identifikasi Isu Kriteria Total Prioritas
U S G
1 Rendahnya kehadiran siswa dalam 4 3 3
pembelajaran online di SMK N 6 Berau.
10 2
2 Minimnya tingkat partisipasi aktif siswa
3 3 3
dalam pembelajaran online mata 9 3
pelajaran PPKn di SMK N 6 Berau.
3 Belum tersedianya wadah untuk berpikir
kritis dan berbicara di depan umum ( 4 4 4
Public Speaking ) siswa, melalui
12 1
kelompok debat di SMKN 6 Berau.
Berdasarkan metode USG (Urgent, Seriousness, Growth), maka penetapan isu yang
sesuai dengan skala prioritas dan diperlukan penyelesaian adalah “Belum tersedianya
wadah untuk berpikir kritis dan berbicara di depan umum (Public Speaking) siswa,
A. Unit Kerja
B. Identifikasi ISU
( Pelayanan Publik ).
3. Belum tersedianya wadah untuk berpikir kritis dan berbicara di depan umum
( Pelayanan Publik ).
C. Penetepan ISU
“Belum tersedianya wadah untuk berpikir kritis dan berbicara di depan umum
( Public Speaking ) siswa, melalui kelompok debat di SMKN 6 Berau”.
( Pelayanan Publik ).
Merujuk pada isu yang diangkat untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan
dengan menggunakan beberapa rangkaian kegiatan. Berikut adalah rangkaian kegiatan yang
No
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Keterkaitan Subtansi Mata Kontribusi Terhadap
Hasil Kegiatan Pelatihan Visi Misi Organisasi
Maret April
No Kegiatan
1 2 3 4 5 1 2 3 4