Anda di halaman 1dari 14

BAB III

RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN TAHUN 2017

A. KONDISI LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI PENCAPAIAN KINERJA


Rumah sakit adalah sebuah organisasi penyelenggara pelayanan publik yang dituntut
untuk menyelenggarakan jasa pelayanan medis yang bermutu bagi masyarakat.
Penyelenggaraan fungsi dalam Pencapaian Kinerja Pelayanan Publik rumah sakit sangat
ditentukan oleh faktor internal dan eksternal. Berikut faktor internal dan eksternal Rumah
Sakit Umum Daerah Sambilegi Kabupaten Sleman meliputi:
1. Faktor Internal
Faktor internal dalam mendukung pencapaian kinerja RSUD Sambilegi Kabupaten
Sleman meliputi:
a. Pelayanan
1) Pelayanan dilakukan oleh dokter-dokter profesional sebanyak 51 terdiri atas 38
dokter spesialis dan 13 dokter umum.
2) Pelayanan didukung oleh tenaga paramedis perawatan dan non medis yang
terlatih dan kompeten di bidangnya.
3) Jenis pelayanan yang semakin lengkap.
4) Masing-masing unit/instalasi memiliki Standart Operating Procedure (SOP).
5) Masing-masing unit/instalasi memiliki Standar Pelayanan Minimal (SPM).
6) Memiliki SIM RS yang terintegrasi dan mudah dioperasinalkan.
7) Rujukan pasien ke rumah sakit yang lebih tinggi, prosentasenyasemakin
menurun.
8) Citra rumah sakit yang sudah dikenal sebagai pusat rujukan dan melayani
masyarakat dari seluruh lapisan.
9) Adanya kerja sama operasional dengan pihak ketiga untuk peningkatan
pelayanan seperti pelayanan hemodialisa, pelayanan laoratorium, pelayanan
elektromedik, dan pelayanan kemoterapi.
10) Adanya pihak ketiga yang bekerja sama se BPJS, Jamkesos, Jamkesda,
Jamsostek, PT Busana Remaja, PT YTI, asuransi/perusahaan lain untuk
pelayanan pasien.
11) Pembukaan Poli Spesialis Sore (Poli Obsgyn, Poli Dalam, Poli Anak, THT, Poli
Bedah, dan Poli Gigi).
12) Adanya Billing System terpadu pelayanan rawat jalan.
35
13) Terakreditasi Paripurna atau Bintang Lima secara penuh.
b. Keuangan
1) Adanya Keputusan Bupati Nomor 195 Tahun 2009 tentang Pola Pengelolaan
Keuangan BLUD secara penuh.
2) Tarif yang kompetitif.
3) Pendapatan fungsional bisa langsung digunakan untuk operasional rumah sakit.
4) Adanya kerja sama dengan perbankan (BRI, Mandiri, BPD, dan Bank Pasar.
5) Penggunaan aplikasi/SIM Keuangan RS.
c. Organisasi dan Sumber Daya Manusia
1) Struktur orgaisasi sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2012 yang
lebih akomodatif terhadap kebutuhan pengembangan dan berorientasi kepada
pelanggan.
2) Leadership skill dalam jenjang organisasi.
3) Budaya organisasi dalam hal pembelajaran.
4) Memiliki keryawan PNS yang memiliki gaji tetap yang dibayar oleh pemrintah.
5) SDM lebih terlatih karena penyelenggaraan pelatihan-pelatihan sesuai dengan
kebutuhan.
6) Pengangkatan pegawai non PNS medis maupun non medis.
7) Penetapan menjadi Rumah Sakit Pendidikan memberikan peluang kerja sama
pendidikan dan pengembangan lebih luas.
8) Sebagai rumah sakit rujukan studi banding pelayanan dan pengelolaan keuangan
BLUD.
d. Sarana dan Prasarana
1) Pengembangan layanan akan dilakukan secara vertikal.
2) Pembagunan gedung pelayanan yang terus berlangsung.
3) Banyaknya peralatan unggulan yang baru.
4) Adanya kerja sama dengan pihak ketiga (pelayanan dan operasional).
5) Adanya dukungan dana dari APBD untuk pemenuhan sarana dan prasarana.
6) Adanya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi
dan Perijinan Rumah Sakit.

36
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap efektivitas fungsi pelayanan
kesehatan rumah sakit adalah faktor lingkungan rumah sakit. Faktor linkungan rumah
sakit yang berperan dalam efektivitas pelayanan rumah sakit tersebut meliputi
lingkungan hukum dan perundang-undangan, politik, ekonomi, dan sosial budaya,
sebagai kekuatan eksternal yang dapat memacu atau menghambat pelaksanaan fugsi
rumah sakit. Faktor eksternal RSUD Sambilegi Sleman meliputi:
a. Undang-Undang
1) Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
2) Undang-Undang No. 4 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3) Undang-Undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
b. Kebijakan Pemerintah
1) Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah.
2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.
3) Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.03.01/Menkes/146/I/2010 tentang
Harga Obat Generik.
4) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1164/MENKES/SK/IX/2007 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran RS BLU.
5) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
6) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan
Perijinan Rumah Sakit.
7) Peraturan Bupati Sleman Nomor 19 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Sleman.
8) Peraturan Bupati Sleman Nomor 16 A Tahun 2011 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah pada
Rumah Sakit Umum Daerah Sambilegi Kabupaten Sleman.
9) Peraturan Bupati Nomor 14 Tahun 2013 tentang Rincian Tugas, Fungsi, dan
Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Sambilegi Kabupaten Sleman.
37
10) Surat Keputusan Bupati Sleman No. 195 tahun 2009 tentang Penerapan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah pada RSUD Sambilegi.
11) Surat Keputusan Kepala Badan Kerja Sama dan Penanaman Modal Daerah
Istimewa Yoryakarta Nomor 445/518/GR.I/2015 tentang Perubahan atas
Keputusan Kepala Badan Kerja Sama dan Penanaman Modal Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor 445/395/GR.I/2015 tentang Izin Operasional Rumah Sakit
Umum Daerah Sambilegi masa berlaku 05/05/2015 s.d. 04/05/2020.
c. Keadaan Persaingan
1) Persaingan dalam industri pelayanan kesehatan semaki ketat degan
bertambahnya jumlah institusi pelayanan kesehatan degan produk-produk
layanan yang semakin bervariatif baik apalagi rumah sakit yang membuka
pelayanan hanya khusus pelayanan spesialis saja di Kaupaten Sleman, Propinsi
DIY dan sekitarnya.
2) RS Swasta juga melayani pasien Askes dan Askeskin.
3) PPK I saat ini sudah BLUD sehingga ada beberapa yag sudah memiliki
pelayanan spesialis, sehingga pasien yang dapat dilayani di PPK I tidak dirujuk
ke PPK II.
d. Keadaan Perekonomian
1) Meningkatnya tingkat perekonomian masyarakat yang ditandai degan
pertumbuhan PDRB.
2) Kenaikan UMR (Upah Minimum Regional) bagi masyarakat yang bekerja.
e. Perkembangan Sosial Budaya
1) Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kesehatan.
2) Semakin tingginya tingkat pendidikan masyarakat berdampak pada semakin
tinggi pula tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan.
f. Perkembangan Teknologi
1) Tingginya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dengan
teknologi canggih.
2) Perkembangan teknologi khususnya teknologi kedokteran/kesehatan
berdampak pada tingginya tarif pelayanan kesehatan.

38
B. ASUMSI-ASUMSI YANG DIGUNAKAN
1. Aspek Makro
Asumsi
No. Unsur
Tahun 2017
1 2 4
1 Pertumbuhan ekonomi 4,75%
2 Tingkat inflasi 3,35%
3 Pertumbuhan pasar 5,9%
4 Tingkat suku bunga pinjaman 7,5%
5 Kurs valuta asing Rp13.931,00
Sumber: Bank Indonesia
2. Aspek Mikro
Asumsi
No. Usur
Tahun 2017
1 2 4
1 Pebiayaan pelayanan publik sebagai  Adanya program BPJS
fungsi Public Obligation (PSO) Kesehatan
 Masih adanya subsidi untuk gaji
dan investasi.
2 Kenakan tarif layanan Belum ada penyesuaian tarif
layanan.
3 Pengembangan/peningkatan layanan  Operasional TT kelas III.
 Penambahan ruang operasi.
 Operasional gedung PONEK.
 Penambahan ruang rawat inap
kelas III.
 Pembangunan gedung rekam
medik.
 Pembangunan gedung
rehabilitasi medik.
 Rehailitasi gedung IBS lama
untuk gedung IMC.
4 Asumsi berkaitan dengan analisis rasio Cash flow 1x
keuangan.

39
C. SASARAN, TARGET KINERJA DAN KEGIATAN
1. Pelayanan
a. Standar Pelayanan Minimal

STANDAR PELAYANAN MINIMAL


No Jenis Pelayanan
Indikator Nilai
1 Gawat Darurat 1 Kemampuan menangani life 1 100%
saving anak dan dewasa
2 Jam buka Pelayanan Gawat 2 24 Jam
Darurat
3 Pemberi pelayanan gawat 3 100%
darurat yang bersertifikat
yang masih berlaku
BLS/PPGD/GELS/ALS
4 Ketersediaan tim 4 Satu tim
penanggulangan bencana
5 Waktu tanggap pelayanan 5 ≤ 5 menit terlayani,
Dokter di Gawat Darurat setelah pasien datang
6 Kepuasan Pelanggan 6 ≥ 70 %
7 Kematian pasien< 24 Jam 7 ≤ 2 per seribu (pindah
ke pelayanan rawat inap
setelah 8 jam)
8 Tidak adanya pasien yang 8 100%
diharuskan membayar uang
muka
2 Rawat Jalan 1 Dokter pemberi Pelayanan 1 100 % Dokter Spesialis
di Poliklinik Spesialis
2 Ketersediaan Pelayanan 2 a. Klinik Anak
b. Klinik Penyakit
dalam
c. Klinik Kebidanan
d. Klinik Bedah

3 Jam buka pelayanan 3 Senin-Jum’at 10.00 –


16.00

4 Waktu tunggu di rawat 4 ≤ 60 menit (setelah


jalan administrasi lengkap)
5 Kepuasan Pelanggan 5 ≥ 90 %
6 a. Penegakan diagnosis TB 6 a. ≥ 60 %
melalui pemeriksaan
mikroskop TB
b.Terlaksananya kegiatan b. ≤ 60 %
pencatatan dan pelaporan.
40
3 Rawat Inap 1 Pemberi pelayanan di 1 a. Dr. Spesialis
Rawat Inap b. Perawat minimal
pendidikan D3
2 Dokter penanggung jawab 2 100%
pasien rawat inap
3 Ketersediaan Pelayanan 3 a. Anak
Rawat Inap b. Penyakit Dalam
c. Kebidanan
d. Bedah
4 Jam Visite Dokter Spesialis 4 08.00 s/d 10.00 setiap
hari kerja
5 Kejadian infeksi pasca 5 ≤ 1,5 %
operasi
6 Kejadian Infeksi 6 ≤ 1,5 %
Nosokomial
7 Tidak adanya kejadian 7 100%
pasien jatuh yang berakibat
kecacatan / kematian
8 Kematian pasien > 48 jam 8 ≤ 0.24 %
9 Kejadian pulang paksa 9 ≤5%
10 Kepuasan pelanggan 10 ≥ 90 %
11 Rawat Inap TB 11
a. Penegakan diagnosis TB a. ≥ 60 %
melalui pemeriksaan
mikroskopis TB
b. Terlaksanana kegiatan b. ≥ 60 %
pencatatan dan pelaporan
TB di Rumah Sakit
4 Bedah Central 1 Waktu tunggu operasi 1 ≤ 2 hari
(Bedah Saja) elektif
2 Kejadian Kematian di meja 2 ≤1%
operasi
3 Tidak adanya kejadian 3 100%
operasi salah sisi
4 Tidak adanya kejadian 4 100%
operasi salah orang
5 Tidak adanya kejadian salah 5 100%
tindakan pada operasi
6 Tidak adanya kejadian 6 100%
tertinggalnya benda
asing/lain pada tubuh pasien
setelah operasi

41
7 Komplikasi anestesi karena 7 ≤6%
overdosis, reaksi anestesi,
dan salah penempatan
anestesi endotracheal tube

5 Persalinan, 1 Kejadian kematian ibu 1 a. Perdarahan ≤ 1 %


perinatologi dan karena persalinan b. Pre-eklampsia ≤ 30 %
KB c. Sepsis ≤ 0,2 %
2 Pemberi pelayanan 2 a. Dokter Sp.OG
persalinan normal b. Dokter umum terlatih
(Asuhan Persalinan
Normal)
c. Bidan
3 Pemberi pelayanan 3 Tim PONEK yang
persalinan dengan penyulit terlatih
4 Pemberi pelayanan 4 a. Dokter Sp.OG
persalinan dengan tindakan b. Dokter Sp.A
operasi c. Dokter Sp.An
5 Kemampuan menangani 5 100%
BBLR 1500 gr – 2500 gr
6 Pertolongan persalinan 6 ≤ 20 %
melalui seksio cesaria
7 Keluarga Berencana 7 100%
a. Presentase KB
(vasektomi & tubektomi)
yang dilakukan oleh tenaga
Kompeten dr.Sp.Og,
dr.Sp.B, dr.Sp.U, dr.umum
terlatih
b. Presentse peserta KB
mantap yang mendapat
konseling KB mantap bidan
terlatih
8 Kepuasan Pelanggan 8 ≥ 80 %
6 Intensif 1 Rata rata pasien yang 1 ≤3%
kembali ke perawatan
intensif dengan kasus yang
sama < 72 jam
2 Pemberi pelayanan Unit 2 a. Dokter Sp.Anestesi
Intensif dan dokter spesialis
sesuai dengan kasus
yang ditangani
b. 100 % Perawat
minimal D3 dengan

42
sertifikat Perawat mahir
ICU / setara (D4)

7 Radiologi 1 Waktu tunggu hasil 1 ≤ 3 jam


pelayanan thorax foto
2 pelaksana ekspertisi 2 Dokter Sp.Rad
3 Kejadian kegagalan 3 Kerusakan foto ≤ 2 %
pelayanan Rontgen
4 Kepuasan pelanggan 4 ≥ 80 %
8 Lab. Patologi 1 Waktu tunggu hasil 1 ≤ 140 menit (Kimia
Klinik pelayanan laboratorium darah & darah rutin)
2 Pelaksana ekspertisi 2 Dokter Sp.PK
3 Tidak adanya kesalahan 3 100%
pemberian hasil
pemeriksaan laboratorium
4 Kepuasan pelanggan 4 ≥ 80 %
9 Rehabilitasi Medik 1 Kejadian Drop Out pasien 1 ≤ 50 %
terhadap pelayanan
Rehabilitasi Medik yang di
rencanakan
2 Tidak adanya kejadian 2 100%
kesalahan tindakan
rehabilitasi medik
3 Kepuasan Pelanggan 3 ≥ 80 %
10 Farmasi 1 waktu tunggu pelayanan 1
a. Obat Jadi a. ≤ 15 menit
b. Racikan b. ≤ 30 menit
2 Tidak adanya Kejadian 2 100%
kesalahan pemberian obat
3 Kepuasan pelanggan 3 ≥ 80 %
4 Penulisan resep sesuai 4 100%
formularium
11 Gizi 1 Ketepatan waktu pemberian 1 ≥ 90 %
makanan kepada pasien
2 Sisa makanan yang tidak 2 ≤ 20 %
termakan oleh pasien
3 Tidak adanya kejadian 3 100%
kesalahan pemberian diet

12 Tranfusi Darah 1 Kebutuhan darah bagi 1 100 % terpenuhi


setiap pelayanan transfusi
2 Kejadian Reaksi transfusi 2 ≤ 0,01 %

43
13 Pelayanan Gakin 1 Pelayanan terhadap pasien 1 100 % terlayani
GAKIN yang datang ke RS
pada setiap unit pelayanan
14 Rekam Medik 1 Kelengkapan pengisian 1 100%
rekam medik 24 jam setelah
selesai pelayanan
2 Kelengkapan Informed 2 100%
Concent setelah
mendapatkan informasi
yang jelas
3 Waktu penyediaan 3 ≤ 10 menit
dokumen rekam medik
. pelayanan rawat jalan
4 Waktu penyediaan 4 ≤ 15 menit
dokumen rekam medik
pelayanan rawat inap
15 Pengelolaan 1 Baku mutu limbah cair 1 a. BOD < 30 mg/l
Limbah b. COD < 80 mg/l
c. TSS < 30 mg/l
d. PH 6-9
2 Pengelolaan limbah padat 2 100%
infeksius sesuai dengan
aturan
16 Administrasi dan 1 Tindak lanjut penyelesaian 1 100%
manajemen hasil pertemuan direksi
2 Kelengkapan laporan 2 100%
akuntabilitas kinerja
3 Ketepatan waktu 3 100%
pengusulan kenaikan
pangkat
4 Ketepan waktu pengurusan 4 100%
gaji berkala
5 Karyawan yang mendapat 5 ≥ 60 %
pelatihan minimal 20 jam
setahun
6 Cost recovery 6 ≥ 40 %
7 Ketepatan waktu 7 100%
penyusunan laporan
keuangan
8 Kecepatan waktu 8 ≤ 2 jam
pemberian informasi
tentang tagihan pasien
rawat inap

44
9 Ketepatan waktu pemberian 9 100%
imbalan (insentif) sesuai
kesepakatan waktu
17 Ambulance/Jenazah 1 Waktu pelayanan 1 24 jam
ambulance/ambulance
jenazah
2 Kecepatan memberikan 2 ≤ 30menit
pelayanan
ambulance/ambulance
jenazah di rumah sakit
18 Pemulasaraan 1 Waktu tanggap (response 1 ≤ 2 Jam
Jenazah time) pelayanan
pemulasaraan jenazah
19 Pelayanan 1 Kecepatan waktu 1 ≤ 80 %
pemeliharaan menanggapi kerusakan alat
sarana rumah sakit 2 Ketepatan waktu 2 100%
pemeliharaan alat
3 Peralatan laboratorium dan 3 100%
alat ukur yang digunakan
dalam pelayanan
terkalibrasi tepat waktu
sesuai dengan ketentuan
kalibrasi
20 Pelayanan Laundry 1 Tidak adanya kejadian linen 1 100%
yang hilang
2 Ketepatan waktu 2 100%
penyediaan linen untuk
ruang rawat inap
21 Pencegahan dan 1 Ada anggota Tim PPI yang 1 Anggota Tim PPI yang
pengendalian terlatih terlatih 75 %
infeksi (PPI) 2 Tersedia APD di setiap 2 60%
instalasi/ departemen
3 Kegiatan pencatatan dan 3 75%
pelaporan infeksi
nosokomial / HCAI (Health
Care Associated Infection)
di RS

45
b. Kunjungan
TARGET
Estimasi Kunjungan
No Jenis Pelayanan Indikator Tahun 2017
1 Rawat jalan Jumlah kunjungan 181.482
2 Rawat inap Jumlah kunjungan 26.826
3 Gawat darurat Jumlah kunjungan 23.911
4 Instalasi Bedah Sentral Jumlah operasi 5.211
5 Radiologi Jumlah pemeriksaan 32.731
6 Laboratorium Jumlah pemeriksaan 100.300

2. Proyeksi Kinerja Pelayanan


No. Indikator Prognosa Tahun 2016 Target Kinerja Tahun 2017

1. Rawat Jalan 67.956 68.310


2. Rawat Inap 16.574 12.128
3. Rawat Gawat Darurat 9.714 12.128
4. Instalasi Bedah Sentral 3.282 3.234
5. ICU 960 633
6. Hemodialisa 2.112 1.386
7. Fisioterapi 7.576 6.353
8. Radiologi 9.516 7.508
9. Laboratorium 31.228 33.605
10. Farmasi 200.066 216.810
11. Perinatologi 2.548 2.079

46
3. Proyeksi Indikator Mutu Pelayanan

No. Indikator Proyeksi Kinerja 2017

1. BOR 80%

2. BTO 45 kali

3. TOI 1 – 3 hari

4. LOS 6 – 9 hari

D. PROGRAM KERJA DAN KEGIATAN


a. Program
Program dan kegiatan mengacu pada Rencana Strategis Bisnis RSUD Sambilegi
Tahun 2013-2017 sebagai berikut:
1) Program penataan hubungan pasien dengan manajemen
2) Program pengukuran akuntabilitas public
3) Program pengelolaan jasa pelayanan
4) Program pengembangan sumber daya manusia
5) Program pengembangan infrastruktur pelayanan
6) Program peningkatan kapasitas system manajemen rumah sakit
7) Program optimalisasi pendapatan dan pengendalian biaya
8) Program pengembangan pelaporan akuntansi keuangan

Pengalokasian anggaran BLU pada RKA-K/L, rencana kerja dan anggaran SKPD, atau
Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dirinci hanya pada satu program, satu
kegiatan, dan satu output, sedangkan rincian pagu anggaran BLU dituangkan dalam
RBA. Hal tersebut dimaksudkan untuk lebih memberikan keleluasaan bagi BLU dalam
pemberian jasa layanannya dengan meminimalkan kemungkinan untuk melakukan
revisi/perubahan anggaran. Dengan adanya restrukturisasi program dan kegiatan maka
program yang ditetapkan adalah Program Peningkatan Pelayanan BLUD.

b. Kegiatan
1) Pelayanan dan Pendukung Pelayanan BLUD
2) Pembangunan Gedung Fisioteraphy (APBD Kab. Pekalongan)
3) Pembangunan Gedung Sterilisasi Sentral Rumah Sakit (DAK)
4) Pengadaan Alat Sterilisasi Sentral Rumah Sakit (DAK)

47
E. PERKIRAAN PENDAPATAN
( Terlampir )

F. PERKIRAAN BIAYA
( Terlampir )

48

Anda mungkin juga menyukai