36
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap efektivitas fungsi pelayanan
kesehatan rumah sakit adalah faktor lingkungan rumah sakit. Faktor linkungan rumah
sakit yang berperan dalam efektivitas pelayanan rumah sakit tersebut meliputi
lingkungan hukum dan perundang-undangan, politik, ekonomi, dan sosial budaya,
sebagai kekuatan eksternal yang dapat memacu atau menghambat pelaksanaan fugsi
rumah sakit. Faktor eksternal RSUD Sambilegi Sleman meliputi:
a. Undang-Undang
1) Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
2) Undang-Undang No. 4 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3) Undang-Undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
b. Kebijakan Pemerintah
1) Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah.
2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.
3) Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.03.01/Menkes/146/I/2010 tentang
Harga Obat Generik.
4) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1164/MENKES/SK/IX/2007 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran RS BLU.
5) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
6) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan
Perijinan Rumah Sakit.
7) Peraturan Bupati Sleman Nomor 19 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Sleman.
8) Peraturan Bupati Sleman Nomor 16 A Tahun 2011 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah pada
Rumah Sakit Umum Daerah Sambilegi Kabupaten Sleman.
9) Peraturan Bupati Nomor 14 Tahun 2013 tentang Rincian Tugas, Fungsi, dan
Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Sambilegi Kabupaten Sleman.
37
10) Surat Keputusan Bupati Sleman No. 195 tahun 2009 tentang Penerapan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah pada RSUD Sambilegi.
11) Surat Keputusan Kepala Badan Kerja Sama dan Penanaman Modal Daerah
Istimewa Yoryakarta Nomor 445/518/GR.I/2015 tentang Perubahan atas
Keputusan Kepala Badan Kerja Sama dan Penanaman Modal Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor 445/395/GR.I/2015 tentang Izin Operasional Rumah Sakit
Umum Daerah Sambilegi masa berlaku 05/05/2015 s.d. 04/05/2020.
c. Keadaan Persaingan
1) Persaingan dalam industri pelayanan kesehatan semaki ketat degan
bertambahnya jumlah institusi pelayanan kesehatan degan produk-produk
layanan yang semakin bervariatif baik apalagi rumah sakit yang membuka
pelayanan hanya khusus pelayanan spesialis saja di Kaupaten Sleman, Propinsi
DIY dan sekitarnya.
2) RS Swasta juga melayani pasien Askes dan Askeskin.
3) PPK I saat ini sudah BLUD sehingga ada beberapa yag sudah memiliki
pelayanan spesialis, sehingga pasien yang dapat dilayani di PPK I tidak dirujuk
ke PPK II.
d. Keadaan Perekonomian
1) Meningkatnya tingkat perekonomian masyarakat yang ditandai degan
pertumbuhan PDRB.
2) Kenaikan UMR (Upah Minimum Regional) bagi masyarakat yang bekerja.
e. Perkembangan Sosial Budaya
1) Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kesehatan.
2) Semakin tingginya tingkat pendidikan masyarakat berdampak pada semakin
tinggi pula tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan.
f. Perkembangan Teknologi
1) Tingginya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dengan
teknologi canggih.
2) Perkembangan teknologi khususnya teknologi kedokteran/kesehatan
berdampak pada tingginya tarif pelayanan kesehatan.
38
B. ASUMSI-ASUMSI YANG DIGUNAKAN
1. Aspek Makro
Asumsi
No. Unsur
Tahun 2017
1 2 4
1 Pertumbuhan ekonomi 4,75%
2 Tingkat inflasi 3,35%
3 Pertumbuhan pasar 5,9%
4 Tingkat suku bunga pinjaman 7,5%
5 Kurs valuta asing Rp13.931,00
Sumber: Bank Indonesia
2. Aspek Mikro
Asumsi
No. Usur
Tahun 2017
1 2 4
1 Pebiayaan pelayanan publik sebagai Adanya program BPJS
fungsi Public Obligation (PSO) Kesehatan
Masih adanya subsidi untuk gaji
dan investasi.
2 Kenakan tarif layanan Belum ada penyesuaian tarif
layanan.
3 Pengembangan/peningkatan layanan Operasional TT kelas III.
Penambahan ruang operasi.
Operasional gedung PONEK.
Penambahan ruang rawat inap
kelas III.
Pembangunan gedung rekam
medik.
Pembangunan gedung
rehabilitasi medik.
Rehailitasi gedung IBS lama
untuk gedung IMC.
4 Asumsi berkaitan dengan analisis rasio Cash flow 1x
keuangan.
39
C. SASARAN, TARGET KINERJA DAN KEGIATAN
1. Pelayanan
a. Standar Pelayanan Minimal
41
7 Komplikasi anestesi karena 7 ≤6%
overdosis, reaksi anestesi,
dan salah penempatan
anestesi endotracheal tube
42
sertifikat Perawat mahir
ICU / setara (D4)
43
13 Pelayanan Gakin 1 Pelayanan terhadap pasien 1 100 % terlayani
GAKIN yang datang ke RS
pada setiap unit pelayanan
14 Rekam Medik 1 Kelengkapan pengisian 1 100%
rekam medik 24 jam setelah
selesai pelayanan
2 Kelengkapan Informed 2 100%
Concent setelah
mendapatkan informasi
yang jelas
3 Waktu penyediaan 3 ≤ 10 menit
dokumen rekam medik
. pelayanan rawat jalan
4 Waktu penyediaan 4 ≤ 15 menit
dokumen rekam medik
pelayanan rawat inap
15 Pengelolaan 1 Baku mutu limbah cair 1 a. BOD < 30 mg/l
Limbah b. COD < 80 mg/l
c. TSS < 30 mg/l
d. PH 6-9
2 Pengelolaan limbah padat 2 100%
infeksius sesuai dengan
aturan
16 Administrasi dan 1 Tindak lanjut penyelesaian 1 100%
manajemen hasil pertemuan direksi
2 Kelengkapan laporan 2 100%
akuntabilitas kinerja
3 Ketepatan waktu 3 100%
pengusulan kenaikan
pangkat
4 Ketepan waktu pengurusan 4 100%
gaji berkala
5 Karyawan yang mendapat 5 ≥ 60 %
pelatihan minimal 20 jam
setahun
6 Cost recovery 6 ≥ 40 %
7 Ketepatan waktu 7 100%
penyusunan laporan
keuangan
8 Kecepatan waktu 8 ≤ 2 jam
pemberian informasi
tentang tagihan pasien
rawat inap
44
9 Ketepatan waktu pemberian 9 100%
imbalan (insentif) sesuai
kesepakatan waktu
17 Ambulance/Jenazah 1 Waktu pelayanan 1 24 jam
ambulance/ambulance
jenazah
2 Kecepatan memberikan 2 ≤ 30menit
pelayanan
ambulance/ambulance
jenazah di rumah sakit
18 Pemulasaraan 1 Waktu tanggap (response 1 ≤ 2 Jam
Jenazah time) pelayanan
pemulasaraan jenazah
19 Pelayanan 1 Kecepatan waktu 1 ≤ 80 %
pemeliharaan menanggapi kerusakan alat
sarana rumah sakit 2 Ketepatan waktu 2 100%
pemeliharaan alat
3 Peralatan laboratorium dan 3 100%
alat ukur yang digunakan
dalam pelayanan
terkalibrasi tepat waktu
sesuai dengan ketentuan
kalibrasi
20 Pelayanan Laundry 1 Tidak adanya kejadian linen 1 100%
yang hilang
2 Ketepatan waktu 2 100%
penyediaan linen untuk
ruang rawat inap
21 Pencegahan dan 1 Ada anggota Tim PPI yang 1 Anggota Tim PPI yang
pengendalian terlatih terlatih 75 %
infeksi (PPI) 2 Tersedia APD di setiap 2 60%
instalasi/ departemen
3 Kegiatan pencatatan dan 3 75%
pelaporan infeksi
nosokomial / HCAI (Health
Care Associated Infection)
di RS
45
b. Kunjungan
TARGET
Estimasi Kunjungan
No Jenis Pelayanan Indikator Tahun 2017
1 Rawat jalan Jumlah kunjungan 181.482
2 Rawat inap Jumlah kunjungan 26.826
3 Gawat darurat Jumlah kunjungan 23.911
4 Instalasi Bedah Sentral Jumlah operasi 5.211
5 Radiologi Jumlah pemeriksaan 32.731
6 Laboratorium Jumlah pemeriksaan 100.300
46
3. Proyeksi Indikator Mutu Pelayanan
1. BOR 80%
2. BTO 45 kali
3. TOI 1 – 3 hari
4. LOS 6 – 9 hari
Pengalokasian anggaran BLU pada RKA-K/L, rencana kerja dan anggaran SKPD, atau
Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dirinci hanya pada satu program, satu
kegiatan, dan satu output, sedangkan rincian pagu anggaran BLU dituangkan dalam
RBA. Hal tersebut dimaksudkan untuk lebih memberikan keleluasaan bagi BLU dalam
pemberian jasa layanannya dengan meminimalkan kemungkinan untuk melakukan
revisi/perubahan anggaran. Dengan adanya restrukturisasi program dan kegiatan maka
program yang ditetapkan adalah Program Peningkatan Pelayanan BLUD.
b. Kegiatan
1) Pelayanan dan Pendukung Pelayanan BLUD
2) Pembangunan Gedung Fisioteraphy (APBD Kab. Pekalongan)
3) Pembangunan Gedung Sterilisasi Sentral Rumah Sakit (DAK)
4) Pengadaan Alat Sterilisasi Sentral Rumah Sakit (DAK)
47
E. PERKIRAAN PENDAPATAN
( Terlampir )
F. PERKIRAAN BIAYA
( Terlampir )
48