Anda di halaman 1dari 8

SAK ETAP Mei 2009

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

ENTITAS TANPA
AKUNTABILITAS PUBLIK

IKATANAKUNTANINDONESIA
Entitas tanpa Akuntabilitas Publik SAK ETAP

SAK
ETAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Entitas tanpa
Akuntabilitas Publik

Hak cipta © 2009, Ikatan Akuntan Indonesia


Sanksi Pelanggaran Pasal 44:
Undang-undang Nomor 7 tahun 1987 tentang
Perubahan atas Undang-undang Nomor: 6 tahun 1982
tentang Hak Cipta
1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau mem-
perbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau
menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak
Cipta sebagai mana dimaksud dalam ayat (1), dipidana penjara paling
lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah).

Diterbitkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan
Ikatan Akuntan Indonesia
Jl. Sindanglaya No. 1, Menteng Jakarta 10310
Telp. : (021) 3190-4232
Fax. : (021) 724-5078
email: iai-info@iaiglobal.or.id; dsak@iaiglobal.or.id
website: http://www.iaiglobal.or.id

Mei 2009

ii Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Entitas tanpa Akuntabilitas Publik SAK ETAP

SAK Entitas tanpa Akuntabilitas Publik disahkan oleh Dewan


Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 19 Mei 2009.

Jakarta, 19 Mei 2009


Dewan Standar Akuntansi Keuangan
M. Jusuf Wibisana Ketua
Jan Hoesada Anggota
Dudi M. Kurniawan Anggota
Siddharta Utama Anggota
Agus Edy Siregar Anggota
Etty Retno Wulandari Anggota
Roy Iman Wirahardja Anggota
Riza Noor Karim Anggota
Merliyana Syamsul Anggota
Meidyah Indreswari Anggota
Budi Susanto Anggota
Ferdinand D. Purba Anggota
Irsan Gunawan Anggota
Jumadi Anggota
L. Sensi Wondabio Anggota
Rosita Uli Sinaga Anggota
Saptoto Agustomo Anggota
Setiyono Miharjo Anggota

Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA iii


Entitas tanpa Akuntabilitas Publik SAK ETAP

DAFTAR ISI

Bab 1Ruang Lingkup ..………………………………….. 1


Bab 2Konsep dan Prinsip Pervasif ..…………………..... 2
Bab 3Penyajian Laporan Keuangan ……………………. 14
Bab 4Neraca ..………………………………………….. 19
Bab 5Laporan Laba Rugi ………………………………. 23
Bab 6Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan
Laba Rugi dan Saldo Laba .................…………... 26
Bab 7 Laporan Arus Kas ..…………………………….... 28
Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan ...……………..... 34
Bab 9 Kebijakan Akuntansi, Estimasi, dan
Kesalahan …………………………………........... 36
Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu …...…………........... 43
Bab 11 Persediaan ..……………………………………… 52
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas
Anak ............……………………………………. 58
Bab 13 Investasi pada Joint Venture ..………………….... 62
Bab 14 Properti Investasi ………………………………... 66
Bab 15 Aset Tetap ..……………………………………... 68
Bab 16 Aset Tidak Berwujud ........................................... 76
Bab 17 Sewa …………………………………………...... 83
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi ………....... 89
Bab 19 Ekuitas ………………………………………....... 103
Bab 20 Pendapatan …………………………………........ 114
Bab 21 Biaya Pinjaman ………………………………….. 123
Bab 22 Penurunan Nilai Aset ………............................... 124
Bab 23 Imbalan Kerja ....………………………………... 131
Bab 24 Pajak Penghasilan ……………………………….. 147
Bab 25 Mata Uang Pelaporan ....................……………... 148
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing ...………….... 153
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan ............ 156
Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai
Hubungan Istimewa .....................……………..... 160
Bab 29 Ketentuan Transisi ...........................…………... 164
Bab 30 Tanggal Efektif ................................................... 166
Daftar Istilah ................................................................... 167

iv Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Entitas tanpa Akuntabilitas Publik SAK ETAP

1 BAB 27
2 PERISTIWA SETELAH AKHIR PERIODE
3 PELAPORAN
4
5 RUANG LINGKUP
6
7 27.1 Bab ini mendefinisikan peristiwa setelah akhir tanggal
8 pelaporan dan menentukan prinsip-prinsip pengakuan,
9 pengukuran, dan pengungkapan peristiwa tersebut.
10
11 PENGERTIAN
12
13 27.2 Peristiwa setelah akhir periode pelaporan adalah
14 peristiwa-peristiwa, baik menguntungkan maupun tidak
15 menguntungkan, yang terjadi setelah akhir periode pelaporan
16 sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan. Ada
17 dua jenis peristiwa setelah akhir periode pelaporan, yaitu:
18 (a) Peristiwa yang memberikan bukti atas suatu kondisi yang
19 telah terjadi pada akhir periode pelaporan (peristiwa setelah
20 akhir periode pelaporan yang memerlukan penyesuaian).
21 (b) Peristiwa yang mengindikasikan timbulnya suatu kondisi
22 setelah akhir periode pelaporan (peristiwa setelah akhir
23 periode pelaporan yang tidak memerlukan penyesuaian).
24
25 PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
26
27 Peristiwa Setelah Akhir Periode Pelaporan yang
28 Memerlukan Penyesuaian
29
30 27.3 Entitas harus membuat penyesuaian jumlah yang
31 diakui dalam laporan keuangan, termasuk pengungkapan yang
32 terkait, untuk mencerminkan peristiwa setelah akhir periode
33 pelaporan yang memerlukan penyesuaian.
34
35 27.4 Contoh-contoh berikut ini adalah peristiwa setelah
36 akhir periode pelaporan keuangan yang mengharuskan entitas
37 untuk menyesuaikan jumlah yang diakui dalam laporan
38

ETAP.156 Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Entitas tanpa Akuntabilitas Publik SAK ETAP

1 keuangan, atau mengakui pos-pos yang yang sebelumnya tidak


2 diakui:
3 (a) penyelesaian kasus pengadilan yang terjadi setelah akhir
4 periode pelaporan yang memutuskan entitas memiliki
5 kewajiban kini pada akhir periode pelaporan. Entitas
6 menyesuaikan dilakukan atas kewajiban diestimasi terkait
7 untuk kasus pengadilan tersebut sesuai dengan Bab 18
8 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi atau mengakui
9 penyisihan baru. Entitas tidak cukup hanya
10 mengungkapkan kewajiban kontinjensi karena penyelesaian
11 tersebut memberikan tambahan bukti yang harus
12 dipertimbangkan sesuai dengan Bab 18.
13 (b) penerimaan informasi setelah akhir periode pelaporan yang
14 mengindikasikan suatu aset telah mengalami penurunan
15 nilai pada akhir periode pelaporan, atau jumlah kerugian
16 penurunan nilai sebelumnya yang diakui perlu disesuaikan.
17 Misalnya:
18 (i) kebangkrutan suatu pelanggan yang terjadi setelah
19 akhir periode pelaporaan umumnya menegaskan
20 kerugian yang ada pada tanggal periode pelaporan
21 dan entitas perlu menyesuaikan jumlah tercatat
22 piutang dagang;
23 (ii) penjualan persediaan setelah akhir periode pelaporan
24 yang dapat memberikan bukti tentang harga jual
25 persediaan pada akhir periode pelaporan.
26 (c) penentuan setelah akhir periode pelaporan atas biaya
27 perolehan aset yang dibeli atau hasil penjualan aset
28 sebelum akhir periode pelaporan.
29 (d) penentuan setelah akhir periode pelaporan atas jumlah
30 pembayaran bagi hasil atau bonus, jika entitas memiliki
31 kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif pada akhir
32 periode pelaporan, dimana pembayaran tersebut sebagai
33 akibat dari peristiwa sebelum tanggal pelaporan (lihat Bab
34 23 Imbalan Kerja).
35 (e) penemuan kecurangan atau kesalahan yang menunjukkan
36 kesalahan laporan keuangan.
37
38

Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


ETAP.157
Entitas tanpa Akuntabilitas Publik SAK ETAP

1 Peristiwa Setelah Akhir Periode Pelaporan yang Tidak


2 Memerlukan Penyesuaian
3
4 27.5 Entitas tidak boleh menyesuaikan jumlah yang diakui
5 dalam laporan keuangan atas peristiwa setelah akhir periode
6 pelaporan yang tidak memerlukan penyesuaian.
7
8 27.6 Contoh dari peristiwa setelah akhir periode pelaporan
9 yang tidak memerlukan penyesuaian adalah penurunan harga
10 pasar investasi antara akhir periode pelaporan dan tanggal
11 penyelesaian laporan. Penurunan harga pasar secara normal
12 tidak berhubungan dengan kondisi investasi pada akhir periode
13 pelaporan, tetapi menggambarkan keadaan yang timbul
14 setelahnya. Oleh karena itu, entitas tidak boleh melakukan
15 penyesuaian atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan
16 untuk investasi tersebut. Demikian halnya entitas juga tidak
17 diperkenankan memutakhirkan pengungkapan jumlah investasi
18 tersebut pada akhir periode pelaporan, walaupun entitas
19 mungkin perlu membuat pengungkapan tambahan sesuai
20 dengan paragraf 27.9.
21
22 Dividen
23
24 27.7 Jika entitas mengumumkan dividen kepada pemegang
25 saham setelah akhir periode pelaporan, maka entitas tidak boleh
26 mengakui dividen tersebut sebagai kewajiban pada akhir periode
27 pelaporan.
28
29 PENGUNGKAPAN
30
31 Tanggal Penyelesaian Laporan Keuangan
32
33 27.8 Entitas harus mengungkapkan tanggal penyelesaian
34 laporan keuangan.
35
36
37
38

ETAP.158 Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Entitas tanpa Akuntabilitas Publik SAK ETAP

1 Peristiwa Setelah Akhir Periode Pelaporaan yang Tidak


2 Memerlukan Penyesuaian
3
4 27.9 Entitas harus mengungkapkan untuk setiap kategori
5 peristiwa setelah akhir periode pelaporan yang tidak
6 memerlukan penyesuaian sebagai berikut:
7 (a) sifat dari peristiwa;
8 (b) estimasi dampak keuangannya atau suatu pernyataan
9 bahwa estimasi tersebut tidak dapat dilakukan.
10
11 27.10 Berikut ini adalah contoh peristiwa setelah akhir
12 periode pelaporan yang tidak memerlukan penyesuaian yang
13 umumnya memerlukan pengungkapan:
14 (a) pengumuman rencana untuk menghentikan suatu operasi;
15 (b) pembelian aset utama, pelepasan atau rencana pelepasan
16 aset utama, atau pengambilalihan aset utama oleh
17 pemerintah;
18 (c) kerusakan pabrik produksi utama akibat kebakaran;
19 (d) pengumuman atau implementasi awal atas restrukturisasi
20 utama;
21 (e) perubahan abnormal harga aset atau kurs mata uang asing;
22 (f) menjadi pihak yang memberikan komitmen atau memiliki
23 kewajiban kontinjensi yang signifikan, misalnya
24 memberikan jaminan signifikan;
25 (g) dimulainya proses tuntutan hukum yang signifikan yang
26 semata-mata timbul karena peristiwa yang terjadi setelah
27 tanggal pelaporan.
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


ETAP.159

Anda mungkin juga menyukai