Anda di halaman 1dari 9

SKENARIO 1

A 24-year-old man come to dentist due to the uncomfortable with his mouth odor and unclean
since he brushes his teeth once a day in unregullary time. The dentist advises the patient how to
use the correct method of brushing to maintain the cleanliness of his teeth. Dentists also point out
that many dental health problems may arise if someone has less attention to the oral hygiene.

Seorang laki-laki berumur 24 tahun datang ke dokter gigi karena rasa tidak nyaman dengan bau
mulut dan najis karena menggosok gigi sekali sehari dalam waktu yang tidak teratur. Dokter gigi
menasihati pasien bagaimana menggunakan metode menyikat yang benar untuk menjaga
kebersihan giginya. Dokter gigi juga mengemukakan bahwa banyak masalah kesehatan gigi yang
mungkin timbul jika seseorang kurang memperhatikan kebersihan mulut.

KLARIFIKASI KISTILAH
-

RUMUSAN MASALAH

•KHALIF Apakah ada hubungan antara bau mulut dengan organ yang lain?

•RAHMA Bagaimana penggunaan sikat gigi dengan benar dan berapa kali ideal menggosok
gigi dalam sehari?

•ALIYYAH Bagaimana cara pegobatan dan perawatan pada pasien yang mengidap bau mulut?

•WINDI Apa saja yang menyebabkan bau mulut? Dan adakah senyawa yg dapat
menyebabkan bau mulut?

•OCTA Apa keterkaitan tidak menggosok gigi dengan plak yang dapat menyebabkan bau
mulut?

•LUKMAN Apa hubungan bentuk sikat dan bulu sikat terhadap keefektivitasan membersihkan
gigi?

•FEBIANA Apa dampak bau mulut dalam kehidupan sehari hari?

•AZURA Apa akibat dari kondisi mulut yang tidak bersih?

•ANISYA Apa pecegahan yang bisa dilakukan untuk menghindari bau mulut?
PEMBAHASAN

1.
a. Hubungan bau mulut dengan organ lain dapat terjadi karena adanya penyakit pada orang
tertentu.
b. Contohnya penyakit paru” yang sebagian besar di sebabkan oleh rokok, zat nikotin dan tar
yg terdapat pada rokok semakin lama akan semakin menumpuk di rongga mulut sehingga
dapat menyebabkan halitosis
c. Penyakit Gagal ginjal juga dapat menyebabkan bau mulut karena tingginya kadar urea
dalam darah.
d. Naiknya asam pada lambung dan bahan” lain yg telah di olah oleh esofagus dan rongga
mulut juga dapat menyebabkan bau mulut

2. Menyikat gigi dengan Teknik dan arah yang benar, mengganti penggunan sikat gigi 1 bulan
sekali karena jika tidak rutin diganti maka akan menjadi sarang bakteri, dan idealnya
menggosok gigi 2 kali sehari yaitu pada pagi minimal 20-30 menit setelah sarapan dan setelah
makan malam menjelang tidur.

3. Pasien yang memiliki bau mulut dapat memperbaiki pola makan, misal makan makanan tidak
berbau menyengat, terlalu kenyang, dan tidak makan malam sesaat sebelum tidur.
Memperbaiki kebiasaan untuk membersihkan gigi dan lidah dengan rutin. Menggunakan obat
kumur yang mengandung bahan yang dapat menghilangkan bau mulut. Penggunaan dental
floss untuk membersihkan sisa makanan di selah selah gigi yang sulit terjangkau. Rutin
melakukan check-up ke dokter gigi untuk melakukan scaling sesuai waktu yang dianjurkan
(pada keadaan gigi yang normal 6 bulan sekali) dan menambal karies pada gigi.

4.
a. Kurangnya kebersihan mulut,terutama gigi dan lidah.
b. Pola makan, dan jenis makanan misal memakan bawang mentah yang memiliki aroma khas.
c. Terdapat karies pada gigi.
d. Radang pada gusi.
e. Plak atau karang gigi.
f. Lesia tau luka pada mulut.
g. Puasa atau dehidrasi.
h. Penyakit lambung dan esofagus.
i. Tonsilitis atau amandel bengkak.
Senyawa yang menyebabkan bau mulut yaitu senyawa belerang atsiri atau VSC’s (Volatile
Sulphur Compounds), asam lambung atau HCL.
Bakteri yang menyebabkan bau mulut Solobacterium moorei

5. Plak digigi akan selalu terbentuk dari bakteri dan sisa makanan setiap harinya, plak ini bisa
hilang jika kita menggosok gigi.
Oleh karena itu, jika tidak rajin menggosok gigi yang terjadi adalah penumpukan plak. Jika
plak itu semakin tebal kemudian malah mengeras maka terbentuklah karang gigi. Tumpukan
plak inilah yang menjadi tempat pertumbuhan bakteri sehingga menyebabkan bau mulut atau
halitolisis.

6. Sikat gigi yang biasa dipakai masyarakat memiliki beberapa bentuk , yaitu yang kecil, besar,
bulu lurus , dan bulu silang. Sikat gigi yang lebih kecil dapat menggapai bagian-bagian yang
lebih detail dari sikat gigi yang lebih besar. Bulu sikat yang lurus memiliki indeks plak 2,04,
dan bulu silang memiliki index plak 1,75 sehingga lebih efektif dalam membersihkan kotoran
dan menurunkan indeks plak pada gigi.

Bagi pengguna ortho atau behel dianjurkan untuk menggunakan sikat gigi khusus dengan pola
bulu sikat yang disesuaikan dengan pemakaian otho tersebut.

Jika menggunakan sikat gigi elektrik lebih dianjurkan untuk menggunakan yang memiliki bulu
sikat memutar dibandingkan memiliki bentuk yang datar

7. Dampak terhadap diri sendiri, dapat mengurangi kepercayaan diri, mengganggu kenyamanan,
dapat mengganggu

Dampak terhadap masyarakat atau orang lain tentunya mengganggu kenyaman orang yang
berada di sekitarnya,dan bahkan bisa dijauhi.

8. Kondisi mulut yang tidak bersih

a. Mengakibatkan Halitosis atau bau mulut, yang dapat menurunkan kepercayaan gigi
mengganggu kenyamanan.

b. Menimbulkan penumpukan plak (karang gigi) yang dapat menyebabkan gusi meradang dan
berdarah.

c. Mengalami nyeri karena kondisi yang tidak bersih dapat menimbulkan karies yang dapat
merusak gigi secara permanen jika dibiarkan terus menerus.

d. Bagian-bagian mulut akan mudah mangalami luka dan iritasi.

9.
a. Ingat berkumur setelah makan, menggosok gigi selama tiga menit setelah makan.
b. Pembersihan gigi tiruan lepasan dengan teratur.
c. Sering makan buah agar nafas lebih segar.
d. Minum air putih 8 gelas sehari atau sesuai anjuran dokter.
e. Rajin membersihkan selah gigi dengan dental floss.
f. Pakai obat kumur yang mengandung dioksida klor.
g. Menggunakan pasta gigi sesuai kandungan yang dianjurkan dan sesuai umur.
h. Mengkonsumsi the hijau yang dapat mengurangi bakteri penyebab bau mulut.

KESIMPULAN

Pada pertemuan diskusi PBL kali ini hal yang dapat diketahui adalah organ tubuh yang
dapat menyebabkan bau mulut, pemilihan sikat gigi yang benar, idealnya seseorang menyikat gigi,
cara pengobatan dan perawatan pasien yang bau mulut, keterkaitan plak gigi dengan bau mulut,
dampak bau mulut dalam kehidupan sehari-hari, dan pencegahan bau mulut. Dari hal yang sudah
diketahui tersebut kita dapat mengkerucutkan masalah-masalah apa yang terjadi pada pasien
didalam skenario dan menentukan langkah selanjutnya pada pertemuan PBL yang kedua.
LO

1. Adanya hubungan antara bau mulut dengan organ yang lain


2. Cara memilih sikat gigi dengan benar dan berapa kali ideal menggosok gigi dalam sehari
3. Cara pegobatan dan perawatan pada pasien yang mengidap bau mulut
4. Apa saja yang menyebabkan bau mulut, dan senyawa yg dapat menyebabkan bau mulut
5. Keterkaitan tidak menggosok gigi dengan plak yang dapat menyebabkan bau mulut
6. Hubungan bentuk sikat dan bulu sikat terhadap keefektivitasan membersihkan gigi
7. Dampak bau mulut dalam kehidupan sehari hari
8. Akibat dari kondisi mulut yang tidak bersih
9. Pencegahan yang bisa dilakukan untuk menghindari bau mulut
10. Mekanisme terjadinya bau mulut
11. Metode menyikat gigi yang baik dan benar
12. Metode mengukur bau mulut
13. Penyebab bau mulut
14. Penyakit yang bias timbul akibat kurangnya kebersihan gigi dan mulut

1. Hubungan antara bau mulut dengan organ lain

Bau mulut dapat bersumber dari dua factor:

 Factor Local : kondisi lidah yang tidak bersih, gangguan pada sulcus gingiva,
retensi makanan, tongue coating, dehidrasi, keries gigi, kurang menjaga kebersihan
gigi tiruan, aktivitas merokok, dan proses penyembuhan luka di dalam mulut.

 Factor Ekstraoral :

- terjadinya infeksi atau lesi tractus respiratorius berupa bronchitis, pneumonia, dan
bronkiektasis.
- Ekskresi melalui paru – paru dari substansi aromatic di dalam aliran darah yang
berasal dari metabolit makanan dan produk metabolisme sel.
- Gagal ginjal (banyaknya kadar urea di dalam darah), penyakit jantung, gangguan
hati/liver, penyakit usus, penyakit amandel, lesi di telinga, penderita asam lambung,
kelaianan sommatis, pasien psikiatris, gangguan oral system.
- Penyakit pada sinus maxillaris berupa sinusitis kronis, infeksi tonsil, larynxitis,
pharynxitis, lesi pada area hidung

2. Cara memilih sikat gigi dengan benar dan jumlah ideal menggosok gigi dalam sehari

 Memperhatikan bulu sikat

- Terdapat beberapa kriteria bulu sikat, yaitu soft, medium, hard. Yang disarankan
dari ketiga kriteria tersebuat adalah bulu sikat medium, karena dianggap efektif
dalam membersihkan plak, tidak menyebabkan peningkatan prevalansi gingiva, dan
tidak menyebabkan pendarahan pada gusi.
- Memilih sikat gigi dengan bulu pendek (membersihkan bagian permukaan gigi
dengan tekanan) dan panjang (menjangkau bagian interproksimal).

- Memperhatikan model bulu sikat, yang terdiri dari model flat trim, multilevel, dan
angled bristles /bersudut, castle trim, exstended bristles, rippled trim, flared
bristles. Pada sikat gigi bertenaga/mesin, umumnya memiliki tekanan yang tidak
sebesar menyikat gigi dengan cara manual. Sikat gigi bertenaga sangat dianjurkan
untuk orang yang memiliki masalah abrasi gigi.

 Memperhatikan ukuran kepala sikat. Pilihlah sikat gigi dengan ukuran kepala yang
tidak terlalu besar sehingga mampu menjangkau bagian paling belakang gigi
(molar). Orang dewasa dianjurkan menggunakan sikat gigi dengan ukuran ± 2,5cm
dan anak – anak 1,5cm.

 Memilih pegangan sikat/handle trip yang tidak mudah terlepas dari tangan karena
licin (nonslip handle grip) serta gagang sikat yang lebar dan tebal.

 Lipatan sikat dengan diameter 0,2 mm lebih baik dibandingkan sikat gigi dengan
lipatan diameter 0,18 mm.

 Teknik: pegang sikat gigi secara horizontal, letakkan kepala sikat gigi pada
permukaaan gigi, miringkan kepala sikat sekitar 45 derajat menghadap permukaan
gigi, gerakkan sikat gigi secara horizontal dengan jarak yang sangat pendek/kecil,
sikatlah sebanyak 10-20 kali gosokan baru berpindah ke gigi sebelahnya

 Durasi menggosok gigi yaitu 2 sampai 3 menit (menghapus plak 26% lebih banyak
dari pada menggosok gigi kurang dari 2 menit)

3. Cara pengobatan dan perawatan pasien bau mulut

 Pemriksaan dan control gigi secara teratur ke dokter.

 Menggosok gigi dan lidah beberapa menit setelah mengonsumsi makanan.

 Berkumur dengan obat kumur yang mengandung antiseptic, klorhexidin, dan


seduhan teh hijau.

 Menjaga gaya hidup dengan cara tidak merokok, tidak minum alcohol,
memerhatiakan pola makan dengan rutin mengonsumsi buah dan sayur, pengunyah
permen karet bebas gula (menstimulasi kelenjar saliva), minum 8 – 10 gelas per
hari.

 Pemakaian dental flosh secara teratur, pasta gigi yang berkualitas, scalling.

 Memperhatikan durasi penggunaan obat kumur dan penyimpanan after opening


(dapat digunakan maksimal 6 bulan setelah kemasan dibuka).
 Memanfaatkan bahan alami seperti daun sirih, gambir, dan daun kemangi karena
dapat menguatkan gigi, menyembuhkan luka, menyegarkan bau mulut, mengurangi
pertumbuhan bakteri pathogen dalam mulut.

 Meminum air hangat yang dicampur sedikit garam.

 Perawatan bagi gigi palsu dengan rutin direndam di cairan antiseptic.

4. Penyebab dan senyawa yang memicu terjadinya bau mulut

A. Bau mulut dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu secara umum dan mendasar.

 Secara mendasar:

- Keadaan lapisan lidah bagian belakang yang jarang dibersihkan menyebabkan


tumbuhnya bakteri di dalamnya.

- Dapat mnyebabkan akumulasi bekteri pada mulut manusia.

- Aktivitas pembusukan mikroorganisme gram negative di dalam mulut memicu


peningkatan kadar ph normal sebesar 6,5 menjadi ≥7,2

 Umum:

- kebersihan mulut yang kurang terjaga, pola makan kurang baik, makan makanan
yang memiliki bau khas (durian, jengkol, bawang, petai, dll)

- peningkatan biofilm pada mukosa mulut yang mengandung jutaan bakteri, karies
gigi, radang gusi, resesi gusi, plak dan karang gigi, lesi /luka mulut dan sariawan,
penyakit kelenjar ludah, kanker rongga mulut, glossitis (radang lidah), gangrene
pulpa, tonsilitis lamandel, faringitis /obsis faringeal, merokok, adaya lesi
hidung/telinga, sedang puasa/dehidrasi, penyekit perus dan esofagus, penyakit usus
yang mengarah ke gastroenteritis, gangguan hati, dan kelainan somatis.

 Penyakit nonoral: penyakit hati-hematologi, gagal hati dan ginjal, leukimia,


gangguan metabolisme-trimetilonaria,

(90% bau mulut bersumber dari intraoral)

B. Senyawa penyebab bau mulut

- Senyawa Vsc (volatile sulfur compounds) merupakan senyawa yang mudah


menguap dan berbau tidak sedap, Vsc mengandung hydrogen sulfida (H2S), metil
mercaptan (CH3SH), dimetil sulfida ((CH3)2S), poliamin, asam lemak rantai
pendek.

(metil mercaptan lebih dominan dibandingkan dimetil sulfida dan hydrogen sulfida)
- Vsc berasal dari produksi bakteri anaerob yang bereaksi dengan protein yang ada
pada sisa makanan, sel darah mati, dan sel – sel epitel yang terkelupas dari mukosa.

- Kafander, skatol, ketoasidosis diabetikum (DKA)

- Senyawa yang berasal dari ekstraoral, seperti substansi di gastroenteritis, senyawa


asam asetat, asam propionic, asam butirat.

- Komponen nitrogen, seperti indol, skatol, piridin, pirol, amoniak trimetilanin.

5. Keterkaitan tidak menggosok gigi dengan pertumbuhan plak yang menyebabkan bau
mulut.

- Kebiasaan tidak menggosok gigi secara tertaur dapat menyebabkan penumpukan


plak yang memicu terjadinya bau mulut/halitosis.

- Plak timbul dari sisa – sisa makanan yang mengendap pada lapisan gigi, kemudian
berinteraksi seperti streptococcus mutan. Plak tidak dapat terlihat oleh mata secara
langsung, plak sendiri menyatu dengan air liur yang mengandung kalsium yang
dapat membentuk endapan garam mineral yang keras. Jika tidak dibersihkan, maka
plak tersebut akan membentuk mineral yang disebut karang gigi serta
meningkatkan indeks plak pada gigi.

6. Hubungan bentuk sikat dan kefektifan menyikat gigi

- Terdapat dua jenis bulu sikat, yaitu bulu lurus dan silang. Sikat gigi dengan bulu
silang dapat mengurangi plak hingga indeks plak sebesar 1,73, sedangkan bulu
lurus indeks plak yaitu 2,04. Sehingga bulu sikat silang dianggap lebih efektif
dalam membersihkan plak gigi.

- Pemilihan bulu sikat dengan kekuatan keras/hard berakibat pada peningkatan


prefelensi resesi gingiva yang sejalan dengan frekuensi menyikat gigi.

- Penggunaan bulu sikat dengan kekuatan sedang/medium mampu menurunkan kadar


plak sebesar 12,43 sedangkan bulu sikat soft sebesar 5,27. Anak – anak dianjurkan
menggunakan sikat gigi dengan bulu sikat soft – medium.

- Untuk pemakai behel, ada sikat gigi khusus yang dianjurkan, yaitu sikat gigi
dengan bentuk bulu sikat v-shape dengan bulu soft.

7. Dampak bau mulut pada kehidupan sehari – hari

- Berdampak pada kehidupan sosial/hubungan antarsesama dan kehidupan pribadi


(kurang percaya diri), bahkan pendapatan ekonomi menurun karena berhubungan
dengan pekerjaan.

- Berakibat pada kesehatan fisik, pertumbuhan, psikologi.


- Bau mulut dapat mengakibatkan stress pada individu tertentu.

8. Akibat yang ditimbulkan dari bau mulut pada tubuh

- Terjadinya karies gigi, penumpukan plak yang menjadi karang gigi, periodontis

- Userasi mukosa, pericoronitis, tongue coating, pulpitis, nekrosis pulpa, kanker


rongga mulut, radang jaringan, glossitis, stomatitis aphtosa reccurent, herveks
simplek.

9. Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya bau mulut

- Berkumur setelah makan, menghindari makan terlalu malam, menghindari


makanan dengan bauk has, teratur minum 8 -10 gelas perhari, meminum air hangat
yang dicampur dengan sedikir garam (mengatur fungsi lambung) pada pagi hari,
konsumsi permen karet tanpa gula

- Memerhatikan teknik menyikat gigi, menjaga oral hygine, rutin scalling, dan rajin
membersihkan lidah, menggunakan obat kumur yang mengandung dioksida klor,
menyikat sela gigi dengan dental flosh tanpa pengharum.

- Membersihkan gigi palsu secara teratur

 Alat pengukur bau mulu


- Pengukuran organoleptic (berdasarkan persepsi pasien)
- Gastromatografi /GC (memanfaatkan gas untuk mengidentifikasi senyawa di dalam
sempel). Gastromatografi dianggap sebagai golden standar / cara terbaik untuk
mengukur bau mulut.
Kelemahan GC-relatif mahal, dibutuhkan pelatihan khusus, dan waktu cukup lama.
- Sulfida monitoring (halimeter) menganalisis kandungan sulfur total dari udara
mulut pasien
- Pengujian BANA (yang mampu menghasilakn enzim yang rendah) dan
Selimunimisens (kandungan belerang + merkuri) – lebih efektif dari Hali meter
- Tes monitoring ammonia (portable mecine orachroma)
- Dapat menggunakan cara sederhana yaitu menjilat pergelangan tangan bagian
dalam, kemudian diukur baunya dengan hidung. Mengorek bagian dalam lidah
dengan sendok kemudian diukur baunya.
- Sensor kimia -- mengukur senyawa sulfur dari kantong periodontal dan permukaan
lidah, dengan prinsip kerja seperti monitor sulfida, senyawa sulfida menghasilkan
tegangan elektrokimia dan tegangan trsbt diukur dengan unit elektronik, dengan
hasil pengukuran akan ditampilkan ke layer monitior sebagai skor digital
 Mekanisme bau mulut
- Senyawa sulfur yg mudah menguap (VSC) akan menjadi permasalahan jika terjadi
peningkatan konsentrasi Vsc karena aktivitas bakteri anaerob sehingga akan
tercium ke indra manusia.
- 3 asam amino Vsc (asam amino alsitein, H2S, L methionine) menghasilkan ch3sh
dan elchistin (CH3)2S
- Limbah dari metabolisme bakteri yang menghasilkan senyawa yang dapat
menyebabkan bau mulut. Dapat dari fisiologis dan patologis (keparahan
periodontal)

Anda mungkin juga menyukai