Anda di halaman 1dari 23

BAB I PENDAHULUAN 1.

Latar Belakang Rongga mulut merupakan pintu masuk utama, oleh karena itu rongga mulut akan membentuk sistem pertahanan. 2. Rumusan Masalah Mekanisme imunologi rongga mulut Imunologi karies Proses terjadinya karies, penyebab karies dan penanganan yang sesuai. Proses terjadinya karang gigi, penyebab karang gig dan penanganan yang sesuai Mekanisme terjadinya bau mulut, penyebab bau mulut dan penanganan yang sesuai Imunologi penyakit periodontal

3. Tujuan Masalah Proses imunologi dalam rongga mulut

4. Tinjauan Pustaka Karies Gigi Karies gigi (kavitasi) adalah daerah yang membusuk di dalam gigi, yang terjadi akibat suatu proses yang secara bertahap melarutkan email (permukaan gigi sebelah luar yang keras) dan terus berkembang ke bagian dalam gigi. Berdasarkan lokasinya, pembusukan gigi dibedakan menjadi: 1. Pembusukan permukaan yang licin/rata. Merupakan jenis pembusukan yang paling bisa dicegah dan diperbaiki, tumbuhnya paling lambat. Sebuah karies dimulai sebagai bintik putih dimana

bakteri melarutkan kalsium dari email. Pembusukan jenis ini biasanya mulai terjadi pada usia 20-30 tahun. 2. Pembusukan lubang dan lekukan. Biasanya mulai timbul pada usia belasan, mengenai gigi tetap dan tumbuhnya cepat. Terbentuk pada gigi belakang, yaitu di dalam lekukan yang sempit pada permukaan gigi untuk mengunyah dan pada bagian gigi yang berhadapan dengan pipi. daerah ini sulit dibersihkan karena lekukannya lebih sempit daripada bulu-bulu pada sikat gigi. 3. Pembusukan akar gigi. Berawal sebagai jaringan yang menyerupai tulang, yang membungkus permukaan akar (sementum). Biasanya terjadi pada usia pertengahan akhir. Pembusukan ini sering terjadi karena penderita mengalami kesulitan dalam membersihkan daerah akar gigi dan karena makanan yang kaya akan gula. Pembusukan akar merupakan jenis pembusukan yang paling sulit dicegah. 4. Pembusukan dalam email. Pembusukan terjadi di dalam lapisan gigi yang paling luar dan keras, tumbuh secara perlahan. Setelah menembus ke dalam lapisan kedua ( dentin, lebih lunak), pembusukan akan menyebar lebih cepat dan masuk ke dalam pulpa (lapisan gigi paling dalam yang mengandung saraf dan pembuluh darah). Dibutuhkan waktu 2-3 tahun untuk menembus email, tetapi perjalanannya dari dentin ke pulpa hanya memerlukan waktu 1 tahun. karena itu pembusukan akar yang berasal dari dalam dentin bisa merusak berbagai struktur gigi dalam waktu yang singkat. PENYEBAB Hal-hal yang mendukung terjadinya karies gigi:

gigi yang peka, yaitu gigi yang mengandung sedikit fluor atau memiliki lubang, lekukan maupun alur yang menahan plak.

bakteri, mulut mengandung sejumlah besar bakteri, tetapi hanya bakteri jenis tertentu yang menyebabkan pembusukan gigi. yang paling sering adalah bakteri streptococcus mutans.

sisa-sisa makanan. Dalam keadaan normal, di dalam mulut terdapat bakteri. bakteri ini mengubah semua makanan (terutama gula dan karbohidrat) menjadi asam. Bakteri, asam, sisa makanan dan ludah bergabung membentuk bahan lengket yang disebut plak, yang menempel pada gigi. plak paling banyak ditemukan di gigi geraham belakang. Jika tidak dibersihkan maka plak akan membentuk mineral yang disebut karang gigi (kalkulus, tartar). Plak dan kalkulus bisa mengiritasi gusi sehingga timbul gingivitis.

KARANG GIGI Karang gigi (Calculus) merupakan kumpulan plak termineralisasi ( pembentukan mineral seperti "batukarang" ) yang menempel pada permukaan gigi. Berdasarkan lokasinya, karang gigi ada di supragingiva (permukaan gigi diatas gusi) dan di subgingiva (permukaan gigi di bawah gusi). Karang gigi terutama timbul pada daerah-daerah gigi yang sulit dibersihkan. Karang gigi ini menjadi tempat melekatnya kuman-kuman di dalam mulut. Akibatnya dapat menyebabkan berbagai penyakit gusi, seperti radang gusi (gingivitis) yang ditandai dengan gusi tampak lebih merah, agak membengkak, dan sering berdarah saat menggosok gigi. Lihat gambar dibawah ini contoh gambaran dari Gingivitis.

Hal ini dapat berlanjut menjadi radang jaringan penyangga gigi lainnya (periodontitis) bila tidak segera dirawat. Bila sudah tahap ini dapat menimbulkan gigi goyang karena jaringan penyangga gigi sudah rusak. Lihat gambar dibawah ini contoh gambaran Periodontiti.

Juga yang tidak kalah sering terjadi, karang gigi dapat menyebabkan bau mulut tidak enak. Hal ini yang dirasa paling mengganggu. Cara mengurangi timbulnya karang gigi Terbentuknya karang gigi dapat pada semua orang, dan proses terbentuknya tidak dapat kita hindari namun dapat kita kurangi. Cara untuk mengurangi terbentuknya karang gigi adalah : Pertama adalah dengan rajin menjaga kebersihan gigi, yaitu dengan menyikat gigi minimal dua kali sehari secara benar dimana semua bagian-bagian gigi tersikat bersih. Juga jangan lupa untuk menggosok gusi dengan lembut perlahan-lahan. Untuk gusi rahang atas, gerakan sikat gigi dari atas ke bawah, dan untuk gusi rahang bawah gerakan sikat gigi dari bawah ke atas. Hal ini dapat menghalangi terbentuknya karang gigi.

Kedua adalah rajin kontrol ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali untuk membersihkan karang gigi. Karena hanya dengan alat-alat kedokteran gigi saja karang gigi dapat dibersihkan. Karang gigi tidak dapat hilang bila hanya dengan menggosok gigi atau berkumur dengan obat kumur.

Dokter gigi memiliki alat khusus untuk membersihkan karang gigi anda. (www.mediaindonesia.com) Bau Mulut Penyebab bau mulut sangat banyak, antara lain: 1. Makanan Pemecahan partikel makanan pada dan di sekitar mulut dapat menyebabkan bau busuk. Makan makanan yang mengandung minyak yang mudah menguap dapat menyebabkan bau napas tak sedap. Bawang dan bawang putih adalah contoh makanan penyebab bau napas terbesar, tetapi sayur-sayuran dan bumbu-bumbu lainnya juga dapat menyebabkan bau napas tak sedap. Selain itu minum-minuman beralkohol juga dapat memberikan kontribusi bau napas tak sedap. Setelah makanan-makanan ini dicerna dan minyak yang tajam terserap ke dalam aliran darah, zat-zat itu akan dibawa ke paru-paru dan keluar melalui napas Anda sampai makanan tersebut hilang dari tubuh Anda. 2. Masalah gigi

Gigi yang tidak sehat dan penyakit periodontal, yaitu penyakit yang menyerang gigi dan gusi juga dapat menjadi penyebab bau napas tak sedap. Jika gigi tidak disikat, plak dapat mengiritasi gusi Anda ( gingivitis) dan menyebabkan kerusakan pada gigi. Pada akhirnya, kantung-kantung yang berisi plak akan terbentuk di antara gigi dan gusi Anda (periodontitis), yang akan membuat masalah gigi dan napas Anda akan semakin buruk. Gigi palsu yang tidak dibersihkan secara teratur atau tidak pas dengan benar juga dapat menjadi tempat berlabuhnya bakteri dan partikel makanan yang dapat menyebabkan bau. 3. Mulut kering Saliva atau air liur membantu membersihkan dan melembabkan mulut Anda. Mulut yang kering memungkinkan sel-sel mati menumpuk di lidah Anda, gusi dan pipi. Sel-sel ini kemudian akan menjadi busuk dan menyebabkan bau. Mulut kering secara natural akan terjadi selama Anda tidur. Ini yang menyebabkan "morning breath". Mulut kering akan lebih bermasalah jika Anda tidur dengan mulut terbuka. Beberapa obat-obatan sama seperti merokok, dapat mendorong pada mulut kering yang kronis, yang bisa menyebabkan masalah pada kelenjar air liur Anda. 4. Penyakit Infeksi paru-paru kronis dan paru-paru yang bengkak dan bernanah dapat memproduksi napas yang sangat berbau busuk. Beberapa penyakit lainnya juga dapat menyebabkan bau napas tersendiri. Gagal ginjal juga dapat menyebabkan bau seperti air seni, dan gagal liver dapat menyebabkan bau amis. Orang dengan diabetes yang tidak terkontrol seringkali menimbulkan bau seperti buah-buahan. Mengalir kembalinya asam lambung kronis dari perut Anda (gastroesophageal reflux disease, atau GERD) dan sedikit penonjolan lambung ke dalam rongga dada (hiatal hernia) juga dapat menyebabkan bau napas tak sedap. 5. Kondisi mulut, hidung, dan tenggorokan

Bau napas tak sedap juga dihubungkan dengan infeksi sinus sebab terjadinya bunyi sengau karena sinus Anda ke bagian belakang tenggorokan Anda dapat menyebabkan bau mulut. Anak dengan bau napas tak sedap mungkin memiliki benda asing yang menetap di hidungnya. Sakit tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri, pembengkakan amandel dan kelenjar dapat menyebabkan bau napas tak sedap sampai infeksi tenggorokan hilang. Bronkitis dan infeksi saluran pernapasan atas lainnya dimana ketika Anda batuk, bau lendir juga merupakan sumber lain bau napas tak sedap. Sariawan juga berhubungan dengan bau napas tak sedap, khususnya jika sariawan itu diikuti dengan penyakit periodontal. 6. Produk-produk tembakau Merokok dapat membuat mulut Anda kering dan bau mulut yang tak sedap. Pengguna tembakau juga akan lebih mudah terkena penyakit periodontal, sumber tambahan dari bau napas tak sedap. 7. Diet ketat Orang-orang yang berdiet dapat menimbulkan bau napas 'buah-buahan' yang tidak sedap dari ketoacidosis, pecahan unsur-unsur kimia selama berpuasa. Sebagian besar orang dapat mencegah atau mengatasi bau napas tak sedap dengan menjaga kebersihan gigi. Jika bau napas tak sedap berlangsung lama walaupun perawatan sendiri sudah dilakukan, temui dokter Anda. Jika penyebabnya bukan karena masalah gigi, temui dokter Anda untuk menentukan penyebab medis yang mungkin saja terjadi. Anda mungkin membutuhkan tes fisik dan tes yang dapat menunjukkan dengan tepat apa penyebab sebenarnya. (www.mediaindonesia.com) Cara Mengatasi/Menghilangkan Bau Mulut

Masalah bau mulut adalah masalah yang cukup serius bagi sebagian orang yang aroma mulutnya sangat tajam menusuk hidung orang-orang yang berada di sekitarnya. Orang yang puasa biasanya mulutnya akan bau tidak enak, namun hal ini wajar-wajar saja. Lain halnya jika bau mulut terjadi secara permanen tentu akan memberikan dampak atau citra yang negatif. Bau mulut yang berkepanjangan dapat mengakibatkan seseorang jadi tidak percaya diri dan bisa menjadi pertanda suatu penyakit seperti penyakit diabetes, penyakit jantung, gagal ginjal, liver, gangguan pada pencernaan, dan lain sebagainya. Di samping itu bau mulut juga dapat ditimbulkan dari adanya lubang pada gigi, sisa makanan di dalam mulut, karang gigi / karies, dan lain sebagainya. Tanda-tanda terjadinya bau mulut biasanya adalah akibat terganggunya keseimbangan asam mulut seperti alir liur kental, mulut kering dan rasa tidak nyaman bicara. Selain itu lawan bicara akan terlihat gelisah dan mengambil inisiatif menjauh / mengambil jarak dalam berbicara. Bisa juga seseorang akan komplain atas bau tidak enak yang tercium dan berasal dari mulut kita. Ketika melakukan ibadah puasa, seseorang akan lebih rentan terkena bau mulut yang tidak sedap dihidung dikarenakan adanya pengurangan produksi air liur yang dapat membuat mulut menjadi kering / xerostomia. Akibatnya jumlah oksigen di dalam mulut akan berkurang. Bakteri anaerob dapat berkembang biak di dalam mulut tanpa oksigen yang memecah asam amino dan menghasilkan gas sulfur yang membuat mulut tidak sedap baunya. Cara menghilangkan, mengatasi dan mencegah bau mulut tidak sedap : 1. Gosok gigi yang rajin dan bersih setiap sehabis makan minimal selama 2 menit. 2. Tidak makan makanan dan minuman yang biasanya membuat mulut bau. 3. Hindari permen yang menimbulkan bau mulut setelah permennya habis. 4. Rawat gigi kita di dokter gigi dan cek up minimal dua kali setahun. 5. Minumn air putih yang banyak dan cukup. 6. Bersihkan lidah kita dari kuman dengan sikat lidah, sendok, sikat gigi, dsb. 7. Gunakan semprotan mulut penghilang bau.

8. Rajin berkumur dengan cairan pembersih mulut khusus untuk kumur. 9. Kebiasaan buruk merokok ditinggalkan saja. 10. Hindari banyaka makan makanan berminyak ketika sahur. 11. Makan makanan yang berserat seperti sayur-sayuran dan buah-buahan segar. 12. Minum yogurt, makan vitamin c dosis tinggi dan mengunyah tumbuhan seperti daun ketumbar, ekaliptus, taragon, dan lain sebagainya(Organisasi.Org)

BAB II PEMBAHASAN

1. MEKANISME IMUNOLOGI RONGGA MULUT


Desquamasi (pelepasan elemen epitel) Mempersulit bakteri untuk melekat Mengakibatkan keluarnya membrane yang dilapisi granula ke dalam ruang antarsel Menghambat substansi bergerak melewati epitel Terjadi derajat keratinisasi pada palatum durum dan gingival yang digunakan untuk pertahanan Adanya penahanan penetrasi mikroorganisme dan benda asing

Lamina propria Sel limfoid Antibody

Submukosa Sel limfoid

Sel limfoid berfungsi untuk menghadapi substansi asing yang berhasil melewati lapisan-lapisan di atasnya Antibody dapat berfungsi sebagai menurunkan penetrasi melalui mukosa dengan membentuk komplek iumn bersama dengan antigen.

Respon imun meliputi 3 macam ; 1. Saliva 2. GCV ( mengandung leukosit, komplemen seluler dan humoral ) 3. Darah Komponen Imunitas: a. Lisosim dan muradase : - mengandung bakterisit - merusak ikatan N. acetil glukosamin dan N.acetil muramid acid dalam komponen mukopeptida dinding bakteri. b. Perokside : * berupa enzim yang labil dalam panas. * diaktifkan oleh ion tosianat, H2O2. * menghambat pengambilan lisin dan menginaktivasi beberapa streptoccus dengan menghambat enzim glikolisit. c. Lactoferin : - stabil terhadap panas. - terdapat pada air susu. - dapat mengosongkan lingkaran zat besi dan menggagalkan pertumbuhan bakteri. d. Leukosit : * berperan dalam fagositosis e. Ig A : saliva rata-rata mengandung Ig A per 100 mg saliva.

dalam S Ig A untuk perlindungan mukosa rongga mulut dengan pengikatan sederhana untuk memecah dan melarutkan antigen serta membatasi perlekatan bakteri-bakteri sepertiGonocci, menetralkan racun dalam rongga mulut.

system imun dari mukosa rongga mulut adalah MALT yang merupakan system imun terutama dalam mukosa rongga mulut.

. f Limfoid : * intraoral : tonsil-tonsil dalam rongga mulut. * ekstraoral : kelenjar saliva. . g Tonsil dalam rongga mulut yaitu tonsil palatina. Berfungsi : - menghancurkan mikroorganisme dari system pencernaan dan pernafasan. - membentuk lingkaran pertahanan. - memproduksi sel-sel limfosit - berperan melawan infeksi - memproduksi Ig A (tonsil palatine) Imunologi : Non spesifik (tanpa ada bantuan dari luar) 1. Keseimbangan bakteri 2. Integritas permukaan (regenerasi bakteri) 3. Enzim dan cairan permukaan. 4. Fagositosis (limfosit dan makrofag) 5. Reaksi inflamasi. Spesifik

1. Imunitas humoral : Lim B 2. Perantaraan sel : Lim T

2. IMUNOLOGI KARIES
Antibody salivarius spesifik

Menghasilkan S Ig A (bersifat profantif terhadap bakteri yang melekat pada enamel)

Pada fisur dan pit yang dalam jarang terjangkau oleh S Ig A sehingga karies dapat terjadi dengan prosentase lebih besar Ig A pada air susu mengandung Ig A sekretori, komplemen PMN dan makrofag yang mampu melakukan opsolisasi fagositosis dan membunuh mikroorganisme

Antibody salivarius non spesifik Sialin dapat meningkatkan pH. Protoin antimicrobial anionic (dapat menghambat pertumbuhan S.Mutans)

Mekanisme GCF Melibatkan komponen humoral dan seluler Setelah imunisasi S.Mutans organisme yang memfagositosis antigen yang dilakukan makrofag. Komponen humoral & sistemik Imunisasi S.Mutans Fagositosis oleh makrofag Makrofag merangsang limfosit T dan B Terbentuk antibody yang melawan antigen.

3. MEKANISME KARIES
Sisa makanan yang mengandung sukrosa Diubah oleh enzim glukosil Menghasilkan dekstran yang tidak larut dalam air S. Mutan Berkoloni Membentuk plak Dimetabolisme dengan bakteri yang menyebabkan rongga mulut menjadi asam kritis. S.Sanguis

Karies Penyebab Karies a. Rusaknya system laktoperoksidase dalam air ludah yang dikarenakan kandungan zat kimia dalam makanan (perasa dan pengawet) dan pemakaian detergen yang berlebih pada pasta gigi sehingga menyebabkan perkembangan bakteri tidak terkontrol dan menjadikan lingkungan menjadi asam kemudian menimbulkan karies. b. Bentuk anatomi yang kurang bagus. c. Bakteri dalam rongga mulut seperti S.Mutans, lactobasillus, dll. d. Waktu, jika keadaan di rongga mulut sudah asam maka demineralisasi akan terjadi setelah 2 jam. e. Karbohidrat yang difermentasikan. f. Kadar kesimbangan pH pada saliva yang terlalu rendah dapat mengakibatkan karies. Pencegahan Terhadap Karies 1. Imunisasi dengan Streptoccus mutans data meningkatkan respon imun dan mencegah mikroorganisme untk menmpel di permukaan gigi yang nantinya akan menyebabkan karies. 2. Pembersihan rongga mulut secara teratur, karena dapat mengurangi terjadinya kolonisasi bakteri. 3. Mengkonsumsi makanan yang mengandung flour, vitamin A, D, E, dan C, serta makanan yang mengandung kalsium 4. Pada masa anak-anak yang memiliki fisur dan pit yang dalam bias dilakukan pit dan fissure sealant. 5. Menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoridem terjadi karies. 6. Penambalan pada lokasi gigi yang memiliki anomali buruk sebelum karies.

7. Terapi anti bakteri. Penanganan Karies Penanganan pada karies sebaiknya disesuaikan dengan faktor penyebabnya. Penanganan yang sesuai adalah sebagai berikut : 1. apabila karies belum mencapai dentin maka di biarkan saja tidak apa-apa karena akan menutup dengan sendirinya. 2. apabila karies telah mencapai dentin maka perlu dilakukan penambalan. Biasanya untuk gigi posterior menggunakan amalgam dan emas sedangkan pada gigi anterior menggunakan damar dan porselen. 3. apabila terjadi pembusukkan hingga mencapai pulpa maka perlu dilakukan pencabutan gigi dan setelah itu bias dilakukan pemasangan gigi tiruan.

4. MEKANISME PEMBENTUKAN KARANG GIGI


Setelah beberapa menit menggosok gigi terbentuk pelikel-pelikel Pelikel-pelikel ini ditempeli oleh S.Mutans dan sisa makanan Akan mengambil mineral-mineral pada gigi dan oral hygiene yang buruk Plak ini akan mengeras Akan membentuk lapisan putih kekuningan di permukaan gigi Calculus Jenis calculus:

1. calkulus supra gingiva ; berada di atas gingiva berwarna kuning dan mudah dibersihkan. 2. calculus sub gingiva ; berada dibawah gigi berwarna hijau dan sulit untuk dibersihkan. Penyebab calculus: 1. letak gigi yang terlalu posterior menyebabkan sulit untuk dibersihkan dan munculnya plak-plak. 2. oral hygiene yang buruk Penanganan calculus: Calculus tidak bisa dicegah pertumbuhannya namun kita dapat menguranginya dengan cara menyikat gigi dengan baik dan benar serta menggunakan sikat dengan kelembutan bulu sikat yang medium.

5. MEKANISME BAU MULUT


Intraoral Zat asam dapat merusak gigi Hasil metabolisme dapat merusak perlekatan gigi dan gingival Gingival meradang (gingivitis) Apabila terjadi periodontitis Bau mulut

Ekstraoral Bau mulut yang disebabkan karena pengaruh dari luar adalah adanya makanan yang berbau tajam dan mudah menguap seperti bawang putih. Selain itu juga dapat dikarenakan oleh oral hygiene yang buruk dan adanya sisa makanan yang tak dibersihkan. Serta apabila produksi saliva menurun maka dapat menyebabkan mulut kering dan munculnya bau mulut. Halitosis Fisiologi : 1. saat rongga mulut tidak melakukan kegiatan 2. air liur yang berkurang 3. sisa makanan dalam rongga mulut 4. pemakaian gigi tiruan Halitosis Patologis: 1. adanya karies dalam rongga mulut 2. penyakit-penyakit dalam tubuh

Penanganan Sebelum kita melakukkan pengangan maka ada baiknya kita mebgetahui terlebih dahulu apa penyebabnya, seperti : 1. akibat makanan yang berminyak, bau mulut dapat hilang dengan sendirinya karena makanan tersebut akan menguap. 2. seroustomia normal terjadi saat kita tidur dan adanya penyakit kronik seperti diabetes mellitus tipe II, infeksi paru-paru, infeksi sinus

3. pada saat mulut kering pasti akan menyebabkan bau mulut dan hal itu dpat dihindari dengan cara minum air agar mulut tidak terasa kering lagi. 4. konsumsi tembakau juga menyebabkan bau mulut bahkan penyakit periodontal, penanganan yang sesuai adalah pengobatan terlebih dahulu pada bagian yang terkena infeksi. 5. apabila terdapat karies maka sebaiknya dilakukan penambalan 6. penggosokan pada lidah dan pemakaian obat kumur walaupun hal tersebut hanya bersifat sementara.

6. MEKANISME IMUNOLOGI PENYAKIT PERIODONTAL


Diawali dari manivestasi plak kemudian akan menyebabkan gingivitis menjadi periodontitis. 4 tahap imunopatologis: a. Lesi Awal - adanya bakteri dan mikroorganisme yang normal pada gigi - imunopatologi lokalnya terjadi keradangan akut terhadap Ig G - aktivitas kompleksnya dan kemotaksis yang disebabkan antigen pada plak - pada imunitas sistemiknya komplek imun akan mengaktifkan jalur koplementasi dan meningkatkan permeabilitas vaskuler. b. Lesi Dini - infiltrasi sel limfoid yang padat terjadi pada hari ke 4 setelah akumulasi plak. - imunopatologi local terjadi infiltrasi local terutama pada sel limfosit T dan beberapa sel limfosit B serta sel plasma makrofag. - imunitas sistemik limfositnya mampu melepas mediator. Contoh :

1. penghambatan migrasi leukosit 2. menambahkan lokasi leukosit 3. proliferasi leukosit c. Lesi Tetap - berkembang 2-3 minggu setelah akumulasi plak. - limfosit B dirangsang oleh antigen plak menjadi sel plasma. - imunologi lokalnya dipengaruhi oleh sel-sel plasma yang memproduksi Ig B, Ig A, Ig M, dan beberapa leukosit T. - tahap ini dapat terjadi bertahun-tahun dengan pembentukan pocket dalam imunitas sistemiknya terdapat sel blas ke pusat keradangan dengan sekresi akhir sel plasma dan terjadi peningkatan pada antibody S Ig A, Ig A, Ig G,Ig M. d. Lesi Lanjut - menunjukkan reaksi pertahanan kronik dan menjadi mekanisme imunopatologi yang rusak. - 2 prinsip pemikiran : 1. imun inang terlihat. 2. jasad renik pada plak tergantung pada lesi lanjut. - imunopatologi lokalnya terjadi periodontitis dengan membentuk pocket, acer epitel pocket dan terdapat kerusakan kolagen ligament periodontal serta reabsorbsi tulang. Selain itu juga terjadi perubahan patologi dengan perkembangan keradangan kronik yang bergerak kearah epitel dan lateral dengan infiltrasi dari sel plasma, makrofag dan limfosit. - imunitas sistemiknya terjadi kerusakan kronik yang melibatkan semua mekanisme yang membantu pada imunopatologi lesi kronik.

BAB III KESIMPULAN

1. Mekanisme imunologi ronggaa mulut. Diawali dengan desquamasi yang mempersulit bakteri untuk melekat. Ini mengakibatkan keluarnya membrane yang dilapisi granula ke dalam ruang antar sel dan menghambat substansi bergerak melewati epitel. Terjadi derajat keratinisasi pada palatum durum dan gingival yang digunakan untuk pertahanan. Adanya penahanan penetrasi mikroorganisme dan benda asing yang berupa lamina propria dan submukosa. 2. Imunologi karies yang berupa antibody salivarius spesifik dan antibody salivarius non spesifik. Pada antibody salivarius spesifik menghasilkan S Ig A (bersifat profantif terhadap bakteri yang melekat pada enamel). Pada fisur dan pit yang dalam jarang terjangkau oleh S Ig A, sehingga karies dapat terjadi dengan prosentase lebih besar. Ig A pada air susu mengandung Ig A sekretori, komplemen PMN dan makrofag yang mampu melakukan opsolisasi fagositosis dan membunuh mikroorganisme. Sedangkan antibody salivarius non spesifik yang terdiri dari sialin dapat meningkatkan pH dan protoin antimicrobial anionic dapat menghambat pertumbuhan S.Mutans. 3. Mekanisme karies yang diawali dari sisa makanan yang mengandung sukrosa diubah oleh enzim glukosil mengahsilkan dekstran yang tidak larut dalam air, yang terdapat S. Mutan dan S. Sanguis. Kemudian S. Mutan berkoloni membentuk plak, plak dimetabolisme oleh bakteri menyebabkan rongga mulut menjadi asam kritis, dan menjadi karies. 4. Mekanisme pembentukan karang gigi. Setelah beberapa menit menggosok gigi terbentuk pelikel-pelikel. Pelikel-pelikel ini ditempeli oleh S.Mutans dan sisa

makanan. Dan akan mengambil mineral-mineral pada gigi dan oral hygiene yang buruk. Kemudian plak ini akan mengeras dan akan membentuk lapisan putih kekuningan di permukaan gigi yang disebut calculus. 5. Bau mulut disebabkan adanya zat asam yang dapat merusak gigi, menyebabkan gingival meradang (gingivitis) dan periodontitis. 6. meklanisme imunologi penyakit periodontal meliputi 4 tahap imunopatologis, yang meliputi: lesi awal, lesi dini, lesi tetap dan lesi lanjutan.

DAFTAR PUSTAKA
Barid, izzata, dkk. 2007. Biologi Mulut I. Jember: UNEJ Press

Anda mungkin juga menyukai