Anda di halaman 1dari 45

Halaman

MODUL
Sampul

SEKOLAH ISLAM DAN GENDER


KOPRI PK. IAIN MADURA
CABANG PAMEKASAN
MASA KHIDMAT 2020-2021
MODUL KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


rahmat, hidayah, serta inayah-Nya berupa kesempatan dan juga
nikmat kesehatan dan juga pengetahuan sehingga tim penyusun
dapat menyelesaikan Modul Sekolah Islam dan Gender (SIG).
Tujuan dari penyusunan modul ini adalah sebagai pedoman dalam
kaderisasi formal yaitu sekolah islam dan gender (SIG). Dimana
SIG merupakan fase orientasi kepada anggota baik laki-laki dan
perempuan setelah mengikuti kaderisasi formal di PMII yaitu
SIG III MAPABA untuk penguatan intelektual anggota PMII terhadap islam
KOPRI PK. IAIN MADURA ramah perempuan, isus-isu yang berkaitan dengan gender dan
sensitive gender di multisektor.
MASA KHIDMAT 2020-2021 Dalam modul ini terdiri dari beberapa materi wajib yaitu
diantaranya konsep dasar islam, gender prespektif islam (Al-
Tim Penyusun: Qura’an, hadist dan fiqh), hukum islam Indonesia, strategi
Rika Diah Aprilianti pengembangan citra diri KOPRI dan konsep gender, seks dan
Desita Tri Wulandari seksualitas
Isma Ayu Zakiya Semoga modul ini bermanfaat bagi peserta sekolah islam
dan gender (SIG) khususnya bagi KOPRI dibawah naungan
komisariat PMII IAIN Madura cabang Pamekasan demi
Desain Cover: mengembangkan sumber daya manusia dan meningkatkan
Desita Tri Wulandari kualitas intelektual dan sosialnya sehingga mereka dapat paham
dan mengimplementasikan materi sekolah islam dan gender (SIG)
Editor: di berbagai multi sektor.
Rika Diah Aprilianti

Diterbitkan Oleh: Pamekasan, 30 Maret 2021


Panitia SIG III
PK. IAIN MADURA
MASA KHIDMAT 2020-2021

@Kopripmii.iainmadura Tim Penyusun


SAMBUTAN KETUA PELAKSANA Sekian dari kami, apabila terdapat kesalahan penuturan
kata yang kurang berkenan, dengan penuh ta‟dhim kami memohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Assalamu‟alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.
Wallahul Muwafieq Ilaa Aqwamith Tharieq,
Salam Pergerakan! Wassalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Hidup PMII ! HIdup KOPRI !

Alhamdulillahirabbil‟alamiin washalatu wassalamu „ala


asyrafil anbiya‟I wal mursalin sayyidina muhammadin wa „ala alihi
wa sohbihi ajma‟in, amma ba‟du.
Marilah pada kesempatan yang baik ini dan insyaallah
penuh keberkahan ini, kita panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat Allah SWT karena masih diberi nikmat kesehatan untuk
melanjutkan ibadah kita, karya kita, serta tugas dan pengabdian
kita kepada masyarakat, bangsa dan negara tercinta. Kita juga
bersyukur karena pagi hari ini kita dapat bersama-sama
menghadiri acara SIG yang bertemakan Optimalisasi Peran Kaer
dalam Mewujudkan Keadilan Gender.
Saya juga mengajak sahabat sahabati untuk menghaturka
sholawat serta salam kepada nabi Muhammad SAW. Membangun
negara dengan populasi penduduk kurang lebih 230 juta jiwa dan
letak geografis antara Sabang sanpai Merauke dengan
permasalahan dan tantangan yang kita hadapi tidak semudah
membalikan telapak tangan, kita tau semua itu diperlukan tekat
yang membaja dan persatuan seluruh rakyat Indonesia.
SIG ini adalah kaderisasi formal yang diadakan Kopri PMII
Komisariat IAIN Madura dan SIG ini adalah wadah untuk sahabat
sahabati berproses dalam menyikapi isu-isu gender di masyarakat.
Memang tidak ada poses yang instan memang proses itu kadang
sulit, berbelit-belit tapi jangan pesimis mari bangkit ambil yang
manis buang yang pahit.
Ketua Pelaksana

Rika Diah Aprilianti


SAMBUTAN KETUA KOPRI ketika keluar dari kelas SIG ini. Tanyakan apa yang akan anda
lakukan pasca SIG ? Perubahan apa yang ingin anda gagas ?.
Perubahan tidak hanya dalam skala besar, tapi perubahan dimulai
Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh. dari diri sendiri. Sudahkah diri Adil sejak dalam pikiran apalagi
Salam Pergerakan! perbuatan?. Anda yang tahu jawabannya.
Sekian dari kami, apabila terdapat kesalahan kata yang
Alhamdullillahirabbil‟alamin washalatu wassalamu a‟la kurang berkenan, dengan penuh ta‟dhiim kami memohon maaf
asyrafil anbiya‟i wal mursalin sayyidina muhammadin wa ala alihi yang sebesar besarnya.
wa shobihi wa man tabia sunnatahu min yaumina hada ila yaumi
nahdoh. Wallahul Muwafieq Ilaa Aqwamith Tharieq,
Puji syukur kehadirat Allahu Rabbul Izah yang telah Wassalamu‟alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah hingga sampai saat ini
kita tetap dapat menjalankan kegiatan kita dalam keadaan sehat Ketua KOPRI
wal Afiah.
Hidup dalam masyarakat patriarki menuntut kita untuk
mengikuti budaya yang ada. Ketimpangan sosial yang kita anggap
lumrah, terkadang membuat kita lengah hingga yang sebenarnya
masalah menjadi hal yang biasa. Sekolah Islam Gender hadir Intan Putri Rahayu
untuk membuka cakrawala sahabat-sahabati bahwa Islam adalah
agama cinta kasih, tidak ada diskriminasi terhadap perempuan
maupun laki-laki. Islam memandang kedudukan manusia adalah
Khalifah fil Ard, keduanya tidaklah berbeda kecuali ketakwaannya.
Harapan saya besar terhadap peserta Sekolah Islam
Gender ini, yakni sahabat-sahabat tidak hanya memiliki ilmu dan
wawasan tentang gender tapi juga dapat paham, sadar, serta
lakukan perubahan. Permasalahan gender bukanlah permasalahan
laki-laki sendiri maupun perempuan sendiri, akan tetapi gender
adalah isu kemanusiaan. Perjuangan sahabat-sahabat dimulai
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL…………………………………………………..1
KATA PENGANTAR…………………………………………………..4
SAMBUTAN KETUA PELAKSANA……………………………….....5
SAMBUTAN KETUA KOPRI……………………………………….…7
DAFTAR ISI………………………………………………………….....9
KONSEP DASAR ISLAM………………………………………….…10
A. Sumber Ajaran Islam…………………………………………………13
B. Islam Normatif dan Islam Historis…………………………………...15
C. Nilai-nilai universal dalam ajaran islam…………………………….16
GENDER PERSPEKTIF ISLAM………………………………….…20
A. Prinsip Gender Dalam Tauhid……………………………………….26
B. Gender Perspektif Al-Quran…………………………………………30
C. Gender Perspektif Hadits…………………………………………….36
D. Perspektif-Perspektif Perempuan……………….…………………..46
HUKUM ISLAM DI INDONESIA…………………………………….60
A. Sejarah masuknya islam di Indonesia………………...……………60
B. Saluran dan Cara-Cara Islamisasi di Indonesia……………….…..62
C. Pemgambilan hokum Islam Indonesia………………………….…..66
D. Aliran Islam di Indonesia………………………………………….….68
STRATEGI PENGEMBANGAN CITRA DAN KOPRI…………….74
KONSEP GENDER, SEKS DAN SEKSUALITAS…………………83
A. Gender………………………………………………………………….83
B. Seks…………………………………………………………………….85
C. Seksualitas…………………………………………………………….86
D. Analisis Sosial Budaya dan Agama…………………………………86

ada rasa ingin dipuji oleh selain-Nya; sebab menyekutukan Tuhan


dengan orang yang diharapkan pujiannya. Islam berarti kepasrahan,
ketulusan dan keikhlasan dalam beribadah kepada-Nya.
Oleh sebab itu, sebagai umat muslim kita harus lebih
mengedepankan aspek Islam di atas iman bukan sekedar Islam di
bawah iman. Sehingga keismalan kita pun akan menjadi sempurna
KONSEP DASAR ISLAM karena dipenuhi dengan rasa kepasrahan yang mutlak kepada-Nya.
Itulah inti dari Islam yang sejati; pasrah, tunduk, dan patuh.
Islam bukan sebatas doktrin agama yang berisi ritual
saja,namun Islam juga memiliki baraneka karakteristik. Seperti yang
Secara etimologis, Islam berasal dari kata salima yang berarti
dijelaskan oleh Tabrani, Islam memiliki berbagai karakteristik; bidang
selamat, sentosa, damai, tunduk, dan berserah. Kata salima
agama, bidang ibadah, bidang akidah, bidang ilmu dan kebudayaan,
kemudian berubah dengan wazan aslama yang berarti kepatuhan,
bidang pendidikan, bidang sosial, bidang ekonomi, bidang kesehatan,
ketundukan, dan berserah. Jadi, seorang muslim itu harus patuh,
bidang politik, bidang pekerjaan, dan bidang Islam sebagai disiplin
tunduk dan berserah diri pada Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu Islam
ilmu. Dengan demikian Islam mencakup pada seluruh aspek
juga berarti selamat dan menyelamatkan, serta damai dan
kehidupan manusia. Semuanya harus bermuara pada makna Islam
mendamaikan. Sedang secara terminologis, Islam merupakan agama
secara hakiki, yaitu pasrah,tunduk dan patuh kepada Allah SWT.
yang ajarannya diwahyukan Allah kepada manusia melalui nabi
Muhammad sebagai rasul.
A. Sumber Ajaran Islam
Sebagai sebuah agama, Islam diyakini mengandung berbagai
petunjuk ideal bagi kesejahteraan hidup manusia sebagaimana Al-Qur’an adalah Kalam atau Firman Allah yang diturunkan
terdapat dalam sumber ajarannya, al-Qur’an dan al-Hadits. Seperti kepada rasulullah Muhammad Saw. yang pembacaannya
yang dikatakan oleh Rahman, sesuai dengan al-Qur’an bahwa Islam merupakan suatu ibadah. Al-Qur’an merupakan sumber hukum
itu sarat dengan ajaran moral yang menekankan pada monoteisme dan pedoman hidup bagi umat Islam. Ia merupakan kitab yang
dan kesejahteraan sosial. mengandung ajaran yang komprehensif. Secara sederhana kitab
Islam memiliki titik tekan pada aspek kepasrahan dan al-Qur’an mengandung aturan terkait relasi antara manusia dengan
penyerahan diri kepada Allah, bukan pada sekedar istitusi agama Tuhannya, manusia dengan sesama manusia, serta manusia
yang bernama Islam. Islam tidak cukup hanya sebatas symbol yang dengan alam semesta. Selanjutnya dari tiga relasi tersebut
bersifat legal-formal seperti KTP maupun simbol lain yang melekat terdapat sub-sub yang menjadi topik pembahasan, mulai dari
pada pribadi seseorang (pakaian, dan atribut-atribut lainnya), namun persoalan akidah, ibadah, akhlak, syariah, muamalah, bidang ilmu,
lebih pada kepasrahan mutlak pada Yang Maha Kuasa. Contohnya, kebudayaan, sejarah, pendidikan, sosial, ekonomi, kesehatan,
jika ritual ibadah dipenuhi sifat riya’ (ingin tidak pasrah kepada-Nya,
politik dan masih banyak yang lainnya. Demikianlah, karena al- melalui satu jalur saja. Selain itu hadits juga dibedakan
Qur’an merupakan sumber pokok ajaran Islam. berdasarkan kualitasnya; ada hadits sohih, hasan, dloif bahkan
Sumber yang kedua adalah hadits. Secara bahasa hadits hadits palsu (maudlu). Untuk itu umat Islam harus senantiasa
berarti baru sebagai lawan qadim (lama). Dari sisi ini, hadits selektif dalam memilih sebah hadits, agar didak terjebak kepada
merupakan setiap kata-kata yang diucapkan dan dinukil serta sebuah kesesatan. Karena tidak semua hadits dapat dijadikan
disampaikan oleh manusia baik kata-kata itu diperoleh melalui sebagai pijakan dan landasan hukum.
pendengarannya atau wahyu, baik dalam keadaan jaga ataupun Selain al-Quran dan Hadits, mayoritas ulama juga
dalam keadaan tidur. Sedangkan menurut istilah, hadits menerima Ijtihad sebagai sumber ajaran Islam. Al-Qur’an
merupakan apa saja yang disandarkan kepada nabi Muhammad dipandang sebagai sumber global yang masih bersifat umum
Saw. baik berupa perkataan, perbuatan, persetujuan dan sifat. (mujmal). Maka perlu penjelasan hadits. Hadits berfungsi sebagai
(Qattan, 2015: 22). Hadits terdiri dari dua macam; hadits Kudsi dan bayan, tafsir, dan takhsis bagi al-Qur’an. Namun, jika terdapat
hadits Nabawi. Hadits Kudsi ialah hadits yang oleh nabi beberapa hal baru sesuai dengan perkembangan zaman yang
Muhammad disandarkan kepada Allah. Jadi secara sederhana, tidak dijelaskan secara eksplisit (tersurat) dalam keduanya (Qur’an
bahwa al-Qur’an dengan hadits Kudsi itu dibedakan karena dan Hadits), maka diperlukan pemikiran yang mendalam, agar
alQur’an itu bersumber dari Allah baik lafal maupun maknanya, semua persoalan yang berkembang dapat dijawab secara
sedangkan hadits Kudsi maknanya saja dari Allah, lafalnya dari komprehensif. Pada posisi inilah ijtihad sangat diperlukan.
rasulullah Muhammad Saw. sendiri. Ijtihad berasal dari kata jahada yang memiliki arti berusaha
Hadits Nabawi terdiri dari dua: 1) bersifat tauqifi, yaitu yang keras atau berusaha sekuat tenaga. Maksudnya, pencurahan
kandungannya diterima oleh Rasulullah dari Wahyu, lalu ia segenap kemampuan untuk mendatangkan sesuatu dari berbagai
menjelaskan kepada manusia dengan kata-katanya sendiri. urusan atau perbuatan. Ijtihad dapat dicapai melalui beberapa
Meskipun kandungannya dinisbatkan kepada Allah, tetapi dari segi metode; 1) metode Qias (analogi), yaitu menentukan suatu hukum
pembicaraan lebih layak dinisbatkan kepada rasulullah, sebab berdasar hukum yang sudah ada karena persamaan illat (motivasi
kata-kata itu dinisbatkan kepada yang mengatakannya, meskipun hukum). Misalnya, meskipun rasulallah tidak pernah zakat beras,
di dalamnya terdapat makna yang diterima dari pihak lain; 2) namun zakat berupa beras tatap sah berdasar illat, yaitu makanan
bersifat taufiqi, yaitu yang disimpulkan oleh rasulullah menurut pokok; 2) Ijmak atau konsensus, yaitu menetapkan dan
pemahamannya terhadap al-Qur’an, karena ia mempunyai tugas memutuskan suatu perkara dan berarti pula sepakat atau bersatu
menjelaskan al-Qur’an atau menyampaikannya dengan dalam pendapat. Misalnya terkait hukum BPJS, ada konsensus
pertimbangan ijtihad. Bagian kesimpulan yang bersifat ijtihad ini ulama terkait persoalan itu, sehingga halal dan sah meskipun tidak
diperkuat oleh wahyu bila ia benar. Dan bila terdapat kesalahan di ada dalil yang secara eksplisit memerintahkannya; 3) Istihsan,
dalamnya, maka turunlah wahyu yang membetulkannya. yaitu menjelaskan keputusan pribadi yang tidak didasarkan atas
Sebagai sumber ajaran yang ke dua, hadits juga memiliki qias, melainkan didasarkan atas kepentingan umum atau
tingkatan berdasarkan kualitasnya. Berdasarkan perawinya kepentingan keadilan. Misalnya khalifah Umar bi Khatab
dibedakan menjadi hadits mutawatir (banyak jalur perawinya) radliyallahu ‘anhu pernah membebaskan hukum potong tangan
sehingga lebih kuat dan hadits ahad yang hanya diriwayatkan kepada pencuri pada saat paceklik; 4) Maslahat al-Mursalat, yaitu
keputusan yang berdasarkan guna dan manfaat sesuai dengan persoalan keEsaan Allah, bahwa nabi Muhammad utusan Allah,
tujuan hukum syara’. Kepentingan umum yang menjadi dasar bahwa al-Qur’an adalah wahyu Allah, bahwa salat wajib lima waktu
pertimbangan maslahat al-mursalat menolak mafsadat atau sehari semalam, puasa di bulan ramadlan, membayar zakat,
mengambil manfaat dari suatu peristiwa. Misalnya, meskipun menunaikan ibadah haji bagi yang mampu, bahwa minum
alkohol dan judi itu ada maslahat (manfaatnya), namun keburukan minuman yang memabukkan adalah dilarang, bahwa berbuat zina
(mafsadatnya) lebih besar, sehingga keduanya dilarang. Menolak adalah dilarang, serta aturan-aturan lain yang tertuang dalam al-
kerusakan lebih diutamakan daripada meraih kemaslahatannya, Qur’an dan sunnah Nabi yang telah jelas dan terang penjelasannya
dan apabila berlawanan antara mafsadat dan maslahat tanpa adanya camur tangan pemikiran manusia (ijtihad) dalam
didahulukan menolak mafsadatnya, demikianlah kaidah ushul memahaminya.
fiqhnya; 5) ‘Urf, yaitu sesuatu yang telah dikenal oleh kebanyakan Sedangkan Islam historis, berupa pemikiran atau
orang dan telah menjadi tradisi, baik ucapan maupun perbuatan. penafsiran terhadap nilai-nilai dasar dalam al-Qur’an dan Sunnah
Misalnya, kebiasaan atau tradisi yang sudah berjalan di lingkungan nabi dan praktik keberagamaan umat Islam. Pada level penafsiran,
kita tinggal bisa sebagai acuan hukum selama tidak bertentangan perbedaan pendapat tidak dapat dihiindarkan. Misalnya sentuhan
dengan hukum syar’i yang lebih kuat. yang membatalkan wudlu’. Ada ulama yang berpendapat sentuhan
B. Islam Normatif dan Islam Historis membatalkan wudlu’ adalah semua sentuhan antara laki-laki dan
Istilah Islam normatif dan Islam historis berkembang dalam perempuan yang sudah dewasa tetapi bukan tua Bangka.
kajian studi Islam. Nasr Hamid Abu Zaid mengelompokkan kajian Sementara ulama lain berpendapat bahwa sentuhan yang
Islam menjadi tiga wilayah (domain); Pertama, wilayah teks asli membatalkan wudlu’ adalah kumpul suami istri (jima’). Sementara
Islam yaitu al-Qur’an dan sunnah nabi Muhammad yang otentik. dalam sisi praktik keberagamaan yang dilakunan umat Islam bisa
Pada level ini dapat dikatan bahwa Umat Islam manapun pasti dicontohkan dengan warna dan model pakaian salat. Selain itu
tidak akan terlepas dari kitab suci al-Qur’an dan sunnah yang praktik salat muslim Pakistan yang tidak meletakkan tangan di
sama, kecualai kelompok Syi’ah yang mempunyai kategori sunnah dada, sementara muslim Indonesia meletakkan tangan di dada.
tersendiri; Kedua, pemikiran Islam yang merupakan ragam Contoh lain praktik duduk miring ketika tahiyat akhir bagi muslim
penafsiran terhadap teks asli Islam (al-Qur’an dan sunnah nabi Indonesia, sementara muslim di Negara lain tidak melakukannya.
Muhammad saw). Pada level ini dapat pula disebut sebagai hasil Di Indonesia juga telah mentradisi peringatan maulid nabi, yang hal
pemikiran/ijtihad terhadap teks asli Islam, seperti tafsir dan fikih. itu tidak terdapat di Negara lain.
Dalam kelompok ini dapat ditemukan dalam empat pokok cabang: Islam historis adalah Islam yang beraneka ragam. Sifat
1) hukum/fiqih, 2) teologi, 3) filsafat, dan 4) tasawuf/ mistik; Ketiga, subjektivitas manusia melazimkan bagi munculnya aneka ragam
praktek yang dilakukan kaum muslimin. Praktek ini muncul dalam Islam yang mengejawantah dalam masyarakat. Keanekaragaman
berbagai macam dan bentuk sesuai dengan latar belakang sosial Islam dalam praktik di masyarakat muncul karena berbagai kondisi
(konteks). ruang dan waktu di mana dan kapan Islam dipahami dan
Dari uraian sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa diamalkan oleh manusia. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
Islam normatif berarti Islam yang memuat kebenaran mutlak, Islam ada kebenaran universal (mutlak) dalam Islam historis. Karena
yang terkandung dalam al-Quran dan Sunnah Nabi. Seperti dalam wilayah ini subjektifitas manusia yang dipengaruhi oleh
faktor pemikiran, geografis, historis dan yang lainnya sangat Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para
berpengaruh. Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang
khalifah di muka bumi.”Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak
C. Nilai-nilai universal dalam ajaran islam menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
Seperti dijelaskan oleh Fahruddin Faiz dalam bukunya kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
Hermeneutika al-Qur’an, islam sesuai dengan alQur’an memiliki senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
beberapa prinsip dasar yang bersifat universal; Pertama, prinsip Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa
tauhid. Ia merupakan prinsip paling awal yang harus dipedomani. yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-Baqoroh: 30)
Secara umum, misi besar al-Qur’an adalah misi tauhid. Dengan Kedua prinsip tersebut secara sekaligus membidik dimensi
prinsip tauhid ini berarti seperti apapun pimikiran dan pandangan vertikal dan horizontal manusia. Dalam beribadah, pola fikir yang
yang dimiliki seseorang, prinsip pertama yang harus diingat adalah harus digunakan adalah pola fikir ‘pembacaan, pemahaman,
bahwa “Allah nomor satu” dan “Allah harus dinomor satukan dalam penerimaan, dan pemenuhan’, dalam arti membaca dan
hidup”. Konsekuensi dari prinsip ini, berarti bahwa dalam memahami apa yang dikehendaki Allah melalui ayat-ayat qouliyah
kehidupan ini hanya ada dua dikotomi, yaitu khaliq dan makhluq; maupun kauniyah, menerima dan lalu menjalankannya. Manusia
tidak ada yang boleh diposisikan sebagai khaliq selain Allah. Di secara vertikal dihadapan Tuhan adalah seorang `abd (hamba),
atas makhluk hanya ada khaliq. Jadi setiap makhluq, setiap yang berkewajiban sepenuhnya patuh dan tunduk kepada seluruh
manusia pada dasarnya memiliki derajat yang sama, egaliter, tidak perintah-Nya. Prinsip ibadah berarti prinsip kepasrahan. Dalam
ada hirarki superior-inferior. Semua orang berderajat sama, di atas prinsip ini terkandung pengakuan manusia akan segala kelemahan
manusia hanyalah Allah, bukan materi sebagaimana cara bernalar dan keterbatasannya, termasuk keterbatasan berfikir dan
materialisme, atau uang sebagaimana nalar kapitalisme atau intelejensinya, dihadapan yang tak terbatas (Allah).
masyarakat sebagaimana nalar sosialisme, atau justru manusia Di sisi lain dalam posisi sebagai khalifah, pola berfikir
sendiri sebagaimana nalar eksistensialisme dalam filsafat. manusia adalah ‘pembacaan, pemahaman, perumusan tindakan
Kedua, prinsip ibadah dan khilafah. Prinsip ini pada dan pelaksanaan’; membaca petunjuk al-Qur’an dan membaca
dasarnya mempertimbangkan dua aspek keberadaan manusia realitas, memahaminya, merumuskan apa yang harus dilakukan
sebagaimana disebut dalam al-Qur’an ; dalam menghadapi realitas sesuai petunjuk al-Qur’an dan
menjalankan rumusan yang telah digariskan. Sebagai khalifah
َ ‫ت ْال ِجنَّ َوااْل ِ ْن‬
‫س ِااَّل لِ َيعْ ُب ُد ْو ِن‬ ُ ‫َو َما َخلَ ْق‬ manusia bertanggung jawab atas terselenggaranya kehidupan di
Artnya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia muka bumi yang harmonis, karena sebagai khalifah manusia
melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku” (QS. Adz- adalah ‘pengurus dan pengelola bumi’. Untuk memenuhi tanggung
Zdariyat Ayat 56) jawabnya tersebut, manusia hendaknya mampu membaca realitas
semesta, menguasai ilmunya dan merumuskan tindakan yang
‫ا‬ee‫ ُد فِي َه‬e ‫ض َخلِي َف ًة َقالُوا أَ َتجْ َع ُل فِي َها َمنْ ُي ْف ِس‬ ِ ْ‫ك ل ِْل َماَل ِئ َك ِة إِ ِّني َجاعِ ٌل فِي اأْل َر‬ َ ‫َوإِ ْذ َقا َل َر ُّب‬ harus dilakukan demi harmoni alam semesta.
Ketiga, prinsip Ta’aruf dan Tasabuq. Kedua prinsip, ta’aruf
َ ‫ك َقا َل إِ ِّني أَعْ لَ ُم َما اَل َتعْ لَم‬
‫ُون‬ َ َ‫ِك َو ُن َق ِّدسُ ل‬
َ ‫ك ال ِّد َما َء َو َنحْ نُ ُن َس ِّب ُح ِب َح ْمد‬
ُ ‫َو َيسْ ِف‬ dann tasabuq ini lebih mengarah kepada pola bernalar manusia
ketika menghadapi keragaman dalam kehidupan. Pluralitas
merupakan sebuah keniscayaan. Nalar ta’aruf adalah nalar ‘saling
memahami’ dan sementara nalar tasabuq adalah nalar ‘saling
berlomba’ tentu berlomba dalam kebaikan yang dimaksud di sini.
Kedua sikap ini perlu dilakukan dalam menghadapi orang,
kelompok atau komunitas lain yang berbeda dengan yang ‘milik
kita’. Keniscayaan adanya keragaman dalam hidup tidak
selayaknya dihadapi dengan sikap konfrontatif terhadap yang
berbeda, apalagi jika sampai memunculkan konflik yang tidak pada
tempatnya.
Keempat, prinsip sebagai wasit. Prinsip keempat ini
mendapat inspirasi dari QS. Al-Baqoroh: 143, bahwa umat Islam di
muka bumi ini oleh Allah dijadikan Ummatan Wasatan, ummat
penengah. Dalam bahasa olah raga, sang penengah adalah wasit.
Layaknya seorang wasit, seorang muslim dituntut mampu menjadi
penengah, wasit dalam kehidupan. Ciri paling menonjol dari
seorang wasit adalah ‘keadilannya’. Dengan kata lain, seorang
muslim sejati adalah mereka yang kesehariannya bergaya hidup
dan bergaya pikir ‘adil’, tidak membiarkan persepsi pribadi atau
kepentingan kelompok atau pemihakan kepada golongan tertentu
mempengaruhi keputusannya sebagai ‘wasit’. Yang menjadi fokus
perhatian utamanya adalah ‘yang sebenarnya’ dan bukan ‘yang
diinginkan’, dan kiranya seperti itulah cara berpikir (nalar) seorang
wasit sejati.
GENDER PERSPEKTIF ISLAM yang salah. Sebab secara sosiokultural pemahaman agama dapat
menbentuk, mensosialisasikan, memperkuat, dan bahkan
mengkonstruksi gender. Karena penduduk Indonesia mayoritas
Gender adalah suatu konsep yang menunjuk pada sistem Islam, maka pemahaman agama Islam telah turut
peranan dan hubungan antara laki-laki dan perempuan yang tidak mengkonstruksikan peran gender di Indonesia.
ditentukan oleh perbedaan biologis (jenis kelamin), akan tetapi Istilah kesetaraan gender dalam tataran praksis memang
ditentukan oleh konstruksi lingkungan sosial, budaya, ekonomi, hampir selalu diartikan sebagai kondisi “ketidaksetaraan” yang
dan politik. Misalnya perempuan ditempatkan di sektor domestik melahirkan diskriminasi, subordinasi, penindasan, perlakuan tidak
dan lakilaki di sektor publik, pada umumnya berdasarkan asumsi adil, dan semacamnya yang dialami oleh kaum perempuan. Oleh
bahwa perempuan itu secara fisik lemah, namun memiliki karena itu tidak mengherankan jika persoalan perempuan dapat
kesabaran dan kelembutan, sementara laki-laki memiliki fisik lebih mengundang rasa simpati yang cukup besar dari masyarakat luas
kuat sekaligus berperangai kasar. Atas dasar itu berlakulah sehingga muncul upaya-upaya untuk memperbaiki kondisi kaum
pembagian peran, perempuan dipandangsesuai untuk bekerja di perempuan dengan penyadaran dan pemberdayaan.
rumah, mengasuh anak, dan mempersiapkan segala keperluan Pendapat yang menyamakan kedudukan antara laki-laki
suami, sementara suami lebih sesuai bekerja di luar rumah untuk dan perempuan tentunya memiliki alasan yang substansial
mencari nafkah guna memenuh kebutuhan keluarganya. dijadikan sebagai dasar untuk menyamakan kedudukan tersebut.
Pembagian peran secara seksis tersebut memunculkan Demikian pula denngan pendapat yang membedakan kedudukan
adanya idiologi familialis yakni suatu hham yang mengatur segala antara keduanya. Hal inilah yang akan menjadi bagian dalam
urusan (publik maupun domestik) menggunakan parameter aturan perbincangan tentang gender pada tulisan ini. Kesalahan dalam
keluarga dengan pembagian tugas berdasarkan perbedaan jenis mempersepsikan persamaan dan perbedaan laki-laki dan
kelamin, bukan berdasarkan prestasi. Akibatnya perempuan perempuan bisa berakibat fatal. Propaganda yang gencar
menjadi tersubordinasi di hadapan laki-laki dan terrnarginalisasi mengenai kesamaan laki-laki dan perempuan, bisa menjadi beban
dalam kehidupan publik. Peran kodrati perempuan bisa hamil, dan justru merugikan kaum perempuan itu sendiri. Sedangkan
menyusui, melahirkan, lalu berperan pula sebagai perawat, perbedaan yang digeneralisir dalam semua hal, juga umumnya
pengasuh, dan pendidik anak, sesungguhnya tidak ada masalah. melemahkan perempuan. Betapa banyak label-label yang
Persoalan yang muncul adalah ternyata peran gender perempuan dilekatkan pada perempuan yang seolah-olah merupakan kodrat
tradisional tersebut, sering dinilai lebih rendah dibandingkan laki- yang umumnya bernada negatif. Selain kurang cerdas dan
laki. Dan akibat selanjutnya dapat menimbulkan masalah emosional, perempuan seringkali dianggap boros, santai, penakut,
ketidakadilan gender yang termanifestasi dalam berbagai bentuk, cerewet, tidak tegas, senang menggosip,dan lain-lain.
seperti marginalisasi ekonomi, pandangan stereotype dail su- Ada dua aliran (mainstream) pandangan stereotip terhadap
bordinat, beban kerja ganda, dan kekerasan, yang sebagian besar karakteristik (status dan juga peran) perempuan, yaitu; pertama,
dialami oleh perempuan. teori nature (alam) yang beranggapan bahwa karakter perempuan
Semua bentuk ketidakadilan gender tersebut oleh sebagan disebabkan karena faktor biologis dan komposisi kimia dalam
orang dinilai disebabkan pula oleh adanya pemahaman agama tubuh. Perbedaan tersebut menimbulkan perbedaan aspek
psikologis dan intelektual. Kalau kaum laki-laki dianggap interpretasi agama, pranata pendidikan, keluarga dan lembaga
mempunyai sifat agresif, rasional, independen, percaya diri, sekolah, pranata ekonomi dan hukum. Dalam pranata pendidikan,
pemberani, maka perempuan sebaliknya. Menurut teori ini faktor- keluarga misalnya, sejak dini telah menekankan kecendrungan
faktor tersebut menyebabkan problem ketergantungan. Oleh pembedaan peran bagi anak laki-laki dan perempuan. Demikian
karena itu, perempuan dianggap sukar untuk maju dan pula perlakuan guru/pendidik terhadap murid atau mahasiswa
berkembang, sehingga kaum perempuan kurang memiliki peranan dalam media pembelajaran misalnya buku Bahasa Indonesia di
dalam lingkungan masyarakat. sekolah dasar: Teks yang dimuat berbunyi antara lain : “Anak laki-
Kedua, teori nurture (kebudayaan). Menurut teori ini faktor laki membantu ayah bekerja atau membaca koran. Sementara
yang paling menentukan posisi, peran, dan karakteristik anak perempuan membantu ibu di dapur”. Tidak ada yang salah
perempuan adalah lingkungan dan budaya. Selama ini budaya, dalam penggambaran tersebut. Hanya saja buku tersebut sebagai
pola asuh, struktur masyarakat kurang memberikan dukungan bahan sosialisasi formal, tidak memberikan penjelasan lebih jauh
terhadap tumbuh kembangnya potensi perempuan. Sehingga bahwa tugas melayani keluarga bukan hanya domain anak
sesungguhnya anggapan kurang cerdasnya perempuan, itu bukan perempuan semata. Anak laki-laki, sebagaimana juga anak
faktor bawaan. Berdasarkna teori ini dapat dipahami bahwa perempuan, memiliki tanggung jawab yang sama dalam keluarga.
ketidaksetaraan antara kaum laki-laki dan kaum perempuan itu Persoalan yang sama bisa juga dilakukan untuk
disebabkan karena kesempatan dan peluang yang dimiliki antara keterlibatan seseorang, baik laki-laki maupun perempuan, dalam
keduanya berbeda, sehingga tangga menuju aktualisasi tidak berkiprah di masyarakat. Hal seperti tersebut di atas yang
equivalen dan menyebabkan salah satu pihak dianggap subordinat dimaksudkan oleh teori Nurture bahwa realitas perbedaan itu
atau kelompok minoritas. dikarenakan oleh pembiasaan yang akhirnya secara dogmatis
Beberapa penelitian, seperti yang dilakukan oleh Benavot dapat berpengaruh secara mendalam dalam pemahaman setiap
Flora dan Wolf menemukan bahwa, ada banyak keuntungan yang orang. Jika digambarkan seorang anak perempuan selalu dengan
diperoleh oleh negara yang sedang berkembang yang bersentuhan pekerjaan atau kegiatan domestic, maka pembiasaan
meningkatkan partisipasi anak perempuan dalam pendidikan. ini akan menjadi acuan bagi mereka untuk mencitrakan diri,
Dinyatakan bahwa, perempuan yang berhasil menyelesaikan meskipun kita temukan realitas bahwa kebanyakan tukang masak
pendidikan paling tidak tingkat dasar, akan mampu mengakses atau master chef itu adalah kaum laki-laki.
informasi lebih baik. Dengan demikian ia bisa memperoleh Masih berkaitan dengan masalah di atas, sejalan dengan
kesempatan kerja yang lebih baik pula. Dengan keadaan ini dapat teori menurut para feminis, terdapat kekeliruan yang mendasar
dipastikan pendapatannya akan meningkat. Sumbangan ekonomi terhadap persoalan perbedaan laki-laki dan perempuan. Ada
perempuan tidak saja akan berdampak pada meningkatnya income perbedaan antara faktor yang disebut kodrat dan apa yang
keluarga, tetapi juga dapat mendongkrak Gross National Product sekarang populer disebut gender. Kodrat merujuk pada perbedaan
(GNP) negara bersangkutan. jenis kelamin yang ditentukan berdsarkan aspek biologis ini
Upaya untuk mendorong perempuan berpartisipasi dalam melekat pada jenis kelamin tertentu, sehingga tidak dapat
pendidikan masih menghadapi sejumlah kendala besar. Ideologi dipertukarkan, contohnya perbedaan pada organ reproduksi.
gender tersosialisasikan dalam berbagai pranata sistem budaya, Perempuan alat reproduksinya berupa rahim, vagina dan payudara
yang memungkinkan perempuan dapat mengandung, melahirkan diberikan untuk berkembang. Perempuan menjadi tidak cerdas
dan menyusui. Sedangkan organ reproduksi laki-laki sangat justru karena dianggap bodoh. Ketika masyarakat makin
berbeda. Hal inilah yang dimaksud dengan kodrat, ketentuan dan menyadari pentingnya pendidikan dan memberikan kesempatan
ciptaan Allah yang tidak dapat berubah, mutlak dan tanpa kecuali. untuk belajar, banyak perempuan yang mengungguli laki-laki.
Faktor kedua (gender) merupakan perbedaan laki-laki dan Bahkan ada hasil penelitian yang menyebutkan bahawa anak
perempuan yang ditentukan berdasarkan anggapan manusia atau perempuan lebih banyak yang tekun dan berprestasi di dalam
masyarakat, karena pola sosial dan budaya. Misalnya laki-laki dunia pendidikan.
dianggap kuat, memiliki akal rasional, dan perkasa, sedangkan Hal ini tentu saja bisa dijadikan tolok ukur. Kalau kian
perempuan selalu identik dengan karakter lembut, perasa dan terbukti perempuan bisa jadi pandai tentu saja perempuan pun bisa
emosional. Hal-hal semacam ini sebenarnya bukan kodrat atau menjadi seseorang yang tidak terlalu tergantung, emosional,
ciptaan Allah, tetapi karena diciptakan dan dibentuk oleh suatu lemah, kurang bisa mengatur waktu, menjaga lidah dan lain-lain.
budaya masyarakat. Oleh karena itu, stereotip seperti itu dapat Begitu banyak sifat negatif yang ditimpakan seolah-olah milik
berubah dan dipertukarkan. perempuan dan dianggap “sudah dari sananya “ atau harga mati
Dalam kenyataannya, tidak semua laki-laki lebih cerdas yang seolah sulit untuk diubah. Pandangan seperti itulah yang
atau lebih pintar dari pada perempuan. Sebaliknya, ada juga laki- justru mengajari perempuan untuk memiliki karakteristik negatif
laki yang emosional dan lemah lembut. Pandangan tentang dan lemah.
kehebatan dan kelebihan (superioritas), dan kelebihan akal tidak Tak ada satu ayatpun dalam Al-qur‟an yang mengatakan
bersifat mutlak dan bukan sesuatu yang kodrati. Sehingga dapat sifat wanita dan laki-laki merupakan ketentuan atau kodrat. Yang
dipahami bahwa yang membedakan antara kaum laki-laki dan secara tegas dan eksplisit dinyatakan bahwa baik laki-laki maupun
kaum perempuan itu hanyalah batasan hal-hal yang bersifat kodrati perempuan memiliki potensi untuk beriman dan bertakwa
tersebut. Selain itu, semua hal dapat disamakan proporsi dan sebagaimana yang dikatakan dalam firman Allah SWT.
posisinya, baik dalam hal domestik maupun ranah publik.
Mencermati dua aliran pemikiran tidak tersebut, tampaknya ‫ك َي ۡد ُخلُ ۡو َن ۡال َجـ َّن َة َواَل‬ ٓ ٰ ُ ‫ت م ِۡن َذ َكر اَ ۡو ا ُۡن ٰثى وهُو م ُۡؤ ِمنٌ َفا‬
eَ ‫ٕٮ‬eِِٕ ‫ول‬ ّ ٰ ‫َو َم ۡن ي َّۡع َم ۡل م َِن ال‬
ِ ‫صل ِٰح‬
َ َ ٍ
kita perlu jeli melakukan analisis. Pandangan ekstrim bahwa faktor ‫ي ُۡظلَم ُۡو َن َنق ِۡيرً ا‬
biologis yang menentukan sifat perempuan tentu saja tidak Artinya “Barang siapa yang mengerjakan amal shaleh, baik
sepenuhnya dapat dibenarkan. Fakta membuktikan bahwa tidak laki-laki maupun perempuan sedang ia orang yang beriman, maka
100 % perempuan kurang cerdas, emosional, dan lain-lain. Meski mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya
dalam jumlah tidak banyak, ada perempuan-perempuan dalam walau sedikit pun.” (Q.S An-Nisa’ Ayat 124)
lintasan sejarah yang memiliki keutamaan dan sangat berperan Perbedaan yang terlihat antara laki-laki dan perempuan
dalam masyarakat. Bukankah Aisyah istri Rasulullah adalah berdasarkan karakter atau sifat yang muncul dari pembawaan tidak
seorang yang cerdas, bukankah sejarah Indonesia sendiri memiliki dapat dijadikan sebagai barometer dalam menentukan posisi atau
Tjoet Nyak Dien, pahlawan Aceh terkenal yang pemberani. kedudukan seseorang dalam berperan pada lingkungan
Kurangnya perempuan yang “berhasil” bukan karena tidak masyarakat. Apabila hal tersebut terjadi maka dapat merugikan
berpotensi melainkan karena kurangnya kesempatan yang atau mendiskreditkan salah satu pihak. Padahal nash al-Qur,an
tersebut telah menjelaskan persamaan potensi yang dimiliki dalam relasi kehidupan, terutama dalam relasi kehidupan laki-laki
seseorang. dan perempuan. Seringkali perempuan dijadikan makhluk
subordinasi dan marjinalisasi. Hal ini disebabkan oleh pandangan
A. Prinsip Gender Dalam Tauhid umum yang berpendapat bahwa perempuan itu lemah dan
Tauhid tidak hanya mengurusi zona vertikal saja, yaitu mempunyai kemampuan lebih rendah dibandingakan laki-
hubungan makhluq dengan Sang Khaliq (Hablun min Allah) namun laki.Padahal pada kenyataannya, banyak kaum perempuan yang
merambahi zona horizontal juga, yaitu hubungan makhluk dengan dianugerahi kemampuan lebih dan mampu berdiri sebagai
sesama makhluk (Hablun min an-nas). Tauhid tidak hanya sekadar pemimpin. Adanya ketidakseimbangan dalam relasi laki-laki dan
yakin akan ke-Esaan Allah SWT, namun juga ketaatan dan perempuan lebih banyak disebabkan oleh lingkungan yang tidak
kepatuhan total terhadap segala petintahNya juga kesadaran untuk memberikan banyak peluang dan wadah bagi perempuan untuk
menjauhi laranganNya. Ketika pengakuan dan ketaatan terhadap tampil dan berkarya di depan publik.
Ke-Esaan dan ke Maha Tunggalan Allah SWT telah Beberapa problem yang sering ada ketimpangan seperti hal
terimplementasikan secara nyata, akan ada kesadaran bahwa menjelaskan bahwa ajaran tentang mahar merupakan bentuk
selain Allah semuanya sama dan setara, bahwa selain Allah tidak pengakuan Islam terhadap eksistensi perempuan. Sebelum Islam
ada yang patut dijadikan Tuhan. Maka tak layak jika pemimpin, datang, mahar dalam pernikahan adalah milik wali perempuan
harta, jabatan dan sifat duniawi lainnya dijunjung tinggi dan yaitu ayahnya atau saudara laki-lakinya. Namun setelah Islam
dipertuhankan. Pemahaman seperti ini menimbulkan adanya datang, mahar merupakan hak sepenuhnya istri/perempuan.
prinsip kesetaraan dalam relasi kehidupan antar sesama manusia, Dengan demikian artinya perempuan diakui sebagai manusia yang
dimana di hadapan Allah semua manusia mempunyai kedudukan memiliki hak atas aset. Lalu ajaran tentang hak waris, Dalam tradisi
yang sama, yang membedakan hanyalah tingkat ketakwaan. Jahiliyah perempuan tidak memiliki hak waris, bahkan pada zaman
Semua manusia mempunyai fungsi yang sama dalam menjalankan itu istri merupakan benda yang diwariskan—kalau suaminya
tugas mereka sebagai khalifah di muka bumi ini. meninggal, sang istri diwariskan pada saudara laki-laki, entah
Tauhid menjadi kata kunci dalam memahami persoalan sebagai istri atau budak. Kemudian menyoal poligami, bahwa pada
keagamaan sama seperti persoalan ketimpangan gender. Islam zaman Jahiliyah, masyarakat Arab adalah masyarakat poligami dan
mengakui ada fungsi biologis berbeda antara laki-laki dan justru menurutnya ayat tentang poligami memiliki visi yang
perempuan, tetapi perbedaan bukan untuk mendeskriminasi dan monogami. Artinya memiliki istri satulah yang paling dekat dengan
jelas disebutkan dalam surah Al-Imran ayat 195. Dalam melihat kemuliaan. “Nabi tidak poligami selama 28 tahun, kemudian di
konteks teks Al-Quran janganlah kaku artinya kita perlu melihat enam tahun terkahir masa kenabian baru ada pernikahan lagi, itu
makna dan visi dibalik teks tersebut. Menurut islam sendiri sebagai pun karena dalam kondisi genting yaitu perang yang memang
sebuah ajaran agama memiliki konstribusi terhadap perempuan tujuannya untuk memerdekakan perempuan budak. Jadi kalau ada
antara lain perempuan adalah pemimpin, pemilik, subjek, merdeka argumen poligami itu sunah nabi, kenapa yang diujung saja yang
dan mandiri. Prinsip kesetaraan menuntut adanya keadilan dalam dibicarakan, yang 28 tahun bersama Siti Khadijah tidak pernah
setiap tatanan kehidupan baik sosial, politik, ekonomi maupun dibicarakan”,
pendidikan. Namun pada kenyataanya banyak terjadi ketimpangan
Tidak hanya itu dalam dimensi sosial, perempuan seringkali “Ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya.” Kutipan
dibatasi ruang geraknya. Bahkan doktrin agama yang didasari oleh ini sudah menjadi hal yang sangat maklum, karena memang benar,
pemahaman yang tidak sesuai dengan konteks masyarakat masa ibu adalah orang pertama yang mengajarkan banyak hal kepada
kini, yang bersumber dari tradisi, membuat perempuan terasingkan buah hatinya dari bayi hingga dewasa. Ibu adalah orang yang
di dalam rumah. Seolah-olah menjadi sebuah aib yang besar jika paling dekat dan paling mengerti dengan kebutuhan buah hatinya.
perempuan berjibaku di dunia luar secara berlebihan dan Agar melahirkan generasi yang cerdas, seorang ibu juga harus
menempati bidang yang pada umumnya ditempati oleh kaum laki- cerdas. Cerdas dalam hal ini tidak hanya dalam aspek emosional
laki. Padahal, itu merupakan hak semua manusia, begitu pun kaum dan spiritual saja, yang dapat terpenuhi melalui pendidikan non
perempuan, mereka seharusnya mempunya banyak peluang untuk formal, namun juga cerdas cecara intelektual. Perempuan yang
berkarya dan berkarir demi menunjang kehidupan mereka sendiri. memiliki wawasan luas akan lebih kreatif dalam mengatur
Ajaran agama yang mendroktrin kewajiban nafkah yang kehidupan pribadi dan keluarganya.
dibebankan kepada suami menyebabkan para istri tidak Perempuan yang memiliki pengetahuan yang luas akan
dibebaskan untuk memandang dunia luar. Tradisi yang menjadikan lebih cepat mengatasi masalah pribadi dan keluarganya. Karena
dapur, sumur dan kasur sebagai zona wajib bagi para istri itu, perempuan pun berhak untuk mengenyam pendidikan setinggi-
membuat mereka tak dapat bergerak bebas untuk memenuhi tingginya. Perempuan harusnya mempunyai peluang yang luas
kebutuhan mereka sendiri. Padahal dapat dijadikan sebuah untuk berpendidikan. Masyarakat pun butuh terhadap perempuan
keteladanan ketika istri berkarir di luar rumah bekerjasama dengan yang memiliki daya intelektual yang mumpuni, karena banyak
suami mensejahterakan ekonomi keluarga. Hal ini juga dapat masalah tentang perempuan hanya dapat difahami oleh
menjadikan isrti lebih mandiri dan dapat meringankan beban perempuan itu sendiri. Dengan banyaknya perempuan cerdas
suami, sehingga menciptakan sebuah kemaslahatan dalam dalam masyarakat, akan melahirkan generasi-generasi penerus
kehidupan berkeluarga. bangsa yang lebih cerdas.
Perempuan juga layak untuk menduduki jabatan politik. Oleh karena itu, kesetaraan merupakan dasar dalam relasi
Banyak diantara mereka yang memiliki jiwa kepemimpinan. Salah kehidupan antara laki-laki dan perempua. Karena kesetaraan akan
satu fungsinya yaitu untuk menyampaikan suara kaum perempuan. menciptakan keadilan dan menciptakan kemaslahatan dalam
Karena rakyat tidak hanya terdiri dari laki-laki, namun juga kehidupan. Dan pada aplikasinya, harus ada prinsip kesalingan,
perempuan. Perempuan lah yang lebih banyak merasakan dimana diantara keduanya harus ada kesadaran untuk saling
ketidakadilan dan ketertindasan. Namun seringkali suara dan menghargai, mencintai dan menghormati. Tuntutan kesetaraan
aspirasi perempuan tidak didengar oleh para pemimpin karena yang banyak disuarakan oleh gerakan feminis bukan bertujuan
mereka masih dianggap sebagai makhuluk terpinggirkan. Maka untuk menindas kaum laki-laki, namun kesetaraan ditujukan agar
perlu adanya perwakilan dari kaum perempuan untuk menduduki laki-laki dan perempuan dapat bekerjasama untuk menciptakan
kursi politik agar suara dan aspirasi mereka didengar dan dihargai. kehidupan yang lebih harmonis.
Sehingga keadilan dapat terjunjung tinggi dalam kehidupan Ini merupakan hakikat ketauhidan yang sesungguhnya.
masyarakat. Kehidupan yang adil merupakan perwujudan dari keadilan Allah
SWT. Karena Allah Maha Adil, Dia tidak mungin berbuat dzalim
kepada makhlukNya. Agama pun turun dengan membawa banyak Pada Surat Ar-rum ayat 21, surat An-nisa ayat 1,
keadilan. Al-Qur’an pun adil, hanya saja, penafsiaran manusia surat Hujurat ayat 13 yang pada intinya berisi bahwa Allah SWT
terhadap ayat-ayatnya saja yang terkadang menimbulkan telah menciptakan manusia berpasang-pasangan yaitu lelaki
ketimpangan, maka perlu adanya penafsiran baru yang sesuai dan perempuan, supaya mereka hidup tenang dan tentram, agar
dengan realita masa kini terhadap ayat-ayat Al-Qur’an agar saling mencintai dan menyayangi serta kasih mengasihi, agar
keadilannya dapat terwujudkan sepanjang zaman. Kini, tugas kita lahir dan menyebar banyak laki-laki dan perempuan serta agar
sebagai umat Rasulullah saw, adalah meneruskan risalah beliau mereka saling mengenal. Ayat -ayat diatas menunjukkan adanya
yang penuh dengan keadilan dan kemaslahatan bagi kehidupan hubungan yang saling timbal balik antara lelaki dan perempuan,
umat manusia. dan tidak ada satupun yang mengindikasikan adanya
superioritas satu jenis atas jenis lainnya.

B. Gender Perspektif Al-Quran 2. Tentang kedudukan dan kesetaraan antara lelaki dan
Di dalam ayat-ayat Al-qur’an maupun sunnah yang perempuan
merupakan sumber utama ajaran Islam, terkandung nilai-nilai Pada Surat Ali-Imran ayat 195, surat An-nisa ayat
universal yang menjadi petunjuk bagi kehidupan manusia dulu, kini 124, surat An-nahl ayat 97, surat At Taubah ayat 71-72, surat
dan akan datang. Nilai-nilai tersebut antara lain nilai kemanusiaan, Alahzab ayat 35. Ayat-ayat tersebut memuat bahwa Allah SWT
keadilan, kemerdekaan, kesetaraan dan sebagainya. Dalam secara khusus menunjuk baik kepada perempuan maupun lelaki
Kaitannya dengan nilai keadilan dan kesetaraan, Islam tidak untuk menegakkan nilai-nilai islam dengan beriman, bertaqwa
pernah mentolerir adanya perbedaan atau perlakuan diskriminasi dan beramal. Allah SWT. juga memberikan peran dan tanggung
diantara umat manusia. Berikut ini beberapa hal yang perlu jawab yang sama antara lelaki dan perempuan dalam
diketahui mengenai kesetaraan gender dalam AlQur’an. menjalankan kehidupan spiritualnya. Allah SWT. memberikan
Dalam Al-qur’an surat Al-Isra ayat 70 yang berbunyi Bahwa sanksi yang sama terhadap perempuan dan lelaki untuk semua
Allah SWT telah menciptakan manusia yaitu laki-laki dan kesalahan yang dilakukannya. Jadi pada intinya kedudukan dan
perempuan dalam bentuk yang terbaik dengan kedudukan yang derajat antara lelaki dan perempuan dimata Allah SWT. adalah
paling terhormat. Manusia juga diciptakan mulia dengan memiliki sama, dan yang membuatnya tidak sama hanyalah keimanan
akal, perasaan dan menerima petunjuk. Oleh karena itu Al-qur’an dan ketaqwaannya.
tidak mengenal pembedaan antara lelaki dan perempuan karena Menurut DR. Nasaruddin Umar dalam "Jurnal Pemikiran
dihadapan Allah SWT. lelaki dan perempuan mempunyai derajat Islam tentang Pemberdayaan Perempuan" (2000) ada beberapa
dan kedudukan yang sama, dan yang membedakan antara lelaki hal yang menunjukkan bahwa prinsip-prinsip kesetaraan gender
dan perempuan hanyalah dari segi biologisnya. ada di dalam Qur’an, yakni:
Adapun dalil-dalil dalam Al-qur’an yang mengatur tentang
kesetaraan gender adalah: 1. Perempuan dan Laki-laki Sama-sama Sebagai Hamba
1. Tentang hakikat penciptaan lelaki dan perempuan Menurut Q.51. al-Zariyat :56, Dalam kapasitas
sebagai hamba dalam Islam tidak ada perbedaan antara laki-laki
dan perempuan. Keduanya mempunyai potensi dan peluang Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha
yang sama untuk menjadi hamba ideal. Hamba ideal dalam Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Q.S. al-An’am Ayat 165).
Qur’an biasa diistilahkan sebagai orang-orang yang bertaqwa Pada Ayat tersebut Allah yang menjadikan kalian
(mutaqqun), dan untuk mencapai derajat mutaqqun ini tidak penguasa-penguasa di muka bumi yang menggantikan umat
dikenal adanya perbedaan jenis kelamin, suku bangsa atau manusia sebelum kalian, setelah Allah memusnahkan mereka
kelompok etnis tertentu, sebagaimana disebutkan dalam Q.49. dan menjadikan kalian pengganti mereka di muka bumi, untuk
al-Hujarat:13. Dalam Kapasitasnya sebagai hamba, laki-laki dan memamkmurkannya sepeninggal mereka dengan ketaatan
perempuan masing-masing akan mendapatkan penghargaan kepada tuhan kalian, dan Dia meninggikan sebagian dari kalian
dari Allah dengan kadar pengabdian, sebagaimana disebutkan dalam soal rizki dan kekuatan diatas sebagian yang lain
dalam Al-Quran. beberapa derajat, untuk menguji kalian terkait karunia-karunia
yang diberikan kepada kalian, sehingga akan tampak dalam
‫صالِحً ا مِّنْ َذ َك ٍر اَ ْو ا ُ ْن ٰثى َوه َُو م ُْؤ ِمنٌ َفلَ ُنحْ ِي َي َّن ٗه َح ٰيو ًة َط ِّي َب ۚ ًة َولَ َنجْ ِز َي َّن ُه ْم اَجْ َر ُه ْم‬ َ ‫َمنْ َع ِم َل‬ pandangan manusia siapa orang yang bersyukur dan yang
ُ ُ
‫ِباَحْ َس ِن َما َكان ْوا َيعْ َمل ْو َن‬ tidak. Sesungguhnya tuhanmu amat cepat siksaanNya terhadap
artinya: Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, orang-orang yang kafir dan bermaksiat kepadaNya. Dan
baik laki-laki dan perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya Dia maha pengampun bagi orang yang beriman
sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang kepadaNya dan beramal shalih serta bertaubat dari dosa-dosa
baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada besar, lagi maha penyayang terhadapnya. Alghafur dan Arrahim
mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah adalah dua nama yang mulia dari nama-nama Allah yang bagus
mereka kerjakan. (Q.S. an-Nahl Ayat 97) (asmaul husna).

2. Perempuan dan Laki-laki sebagai Khalifah di Bumi ‫ض َخلِي َف ًة ۖ َقالُوا أَ َتجْ َع ُل فِي َها َمنْ ُي ْفسِ ُد فِي َها‬ ِ ْ‫ُّك ل ِْل َماَل ِئ َك ِة إِ ِّني َجاعِ ٌل فِي اأْل َر‬ َ ‫َوإِ ْذ َقا َل َرب‬
Islam mengajarkan kepada kita bahwa selain menjadi َ ‫ك ۖ َقا َل إِ ِّني أَعْ لَ ُم َما اَل َتعْ لَم‬
‫ُون‬ َ َ‫ك َو ُن َق ِّدسُ ل‬
َ ‫ك ال ِّد َما َء َو َنحْ نُ ُن َس ِّب ُح ِب َح ْم ِد‬
ُ ِ‫َو َيسْ ف‬
hamba yang mengabdi kepada Allah SWT. juga menciptakan
Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada
manusia menjadi khalifah. Kapasitas manusia sebagai khalifah
para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang
di muka bumi (khalifah fi al’ard) ditegaskan dalam Ayat Al-Quran
khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau
Beikut:
ٓ hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
‫ت لِّ َي ْبلُ َو ُك ْم فِى َمٓا‬
ٍ ‫دَر ٰ َج‬
َ ‫ض‬ ٍ ْ‫ض ُك ْم َف ْو َق َبع‬ َ ْ‫ع َبع‬eَ ‫ض َو َر َف‬ ِ ْ‫ِف ٱأْل َر‬ َ ‫َوه َُو ٱلَّذِى َج َعلَ ُك ْم َخ ٰلَئ‬ membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
‫ب َوإِ َّنهُۥ لَ َغفُو ٌر رَّ حِي ۢ ٌم‬
ِ ‫ك َس ِري ُع ْٱل ِع َقا‬ َ ‫َءا َت ٰى ُك ْم ۗ إِنَّ َر َّب‬ padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
Artinya: “Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa- mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku
penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". (Q.S. al-Baqarah: 30.
sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu Dari ayat tersbut Allah Berfirman: (Dan) ingatlah, hai
tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Muhammad! (Ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat,
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di
muka bumi") yang akan mewakili Aku dalam melaksanakan
hukum-hukum atau peraturan-peraturan-Ku padanya, yaitu sebagai khalifah, yang akan mempertanggungjawabkan tugas-
Adam. (Kata mereka, "Kenapa hendak Engkau jadikan di bumi tugas kekhalifahannya di bumi.
itu orang yang akan berbuat kerusakan padanya) yakni dengan
berbuat maksiat (dan menumpahkan darah) artinya mengalirkan 3. Perempuan dan Laki-laki Menerima Perjanjian Awal
darah dengan jalan pembunuhan sebagaimana dilakukan oleh dengan Tuhan
bangsa jin yang juga mendiami bumi? Tatkala mereka telah Perempuan dan laki-laki sama-sama mengemban
berbuat kerusakan, Allah mengirim malaikat kepada mereka, amanah dan menerima perjanjian awal dengan Tuhan, seperti
maka dibuanglah mereka ke pulau-pulau dan ke gunung-gunung dalam Q.S. al A’raf ayat 172 yakni ikrar akan keberadaan Tuhan
(padahal kami selalu bertasbih) maksudnya selalu yang disaksikan oleh para malaikat. Sejak awal sejarah manusia
mengucapkan tasbih (dengan memuji-Mu) yakni dengan dalam Islam tidak dikenal adanya diskriminasi jenis kelamin.
membaca 'subhaanallaah wabihamdih', artinya 'Maha suci Allah Laki-laki dan perempuan sama-sama menyatakan ikrar
dan aku memuji-Nya'. (dan menyucikan-Mu) membersihkan-Mu ketuhanan yang sama. Al-Qur’an juga menegaskan bahwa Allah
dari hal-hal yang tidak layak bagi-Mu. Huruf lam pada 'laka' itu SWT. memuliakan seluruh anak cucu Adam tanpa pembedaan
hanya sebagai tambahan saja, sedangkan kalimat semenjak jenis kelamin. (Q.S. al-Isra’Ayat 70)
'padahal' berfungsi sebagai 'hal' atau menunjukkan keadaan dan
maksudnya adalah, 'padahal kami lebih layak untuk diangkat 4. Adam dan Hawa Terlibat secara Aktif Dalam Drama
sebagai khalifah itu!'" (Allah berfirman,) ("Sesungguhnya Aku Kosmis
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui") tentang maslahat Pernyataan-pernyataan pada semua ayat al-Qur’an
atau kepentingan mengenai pengangkatan Adam dan bahwa di yang menceritakan tentang drama kosmis, yakni cerita tentang
antara anak cucunya ada yang taat dan ada pula yang durhaka keadaan Adam dan Hawa di surga sampai keluar ke bumi,
hingga terbukti dan tampaklah keadilan di antara mereka. Jawab selalu menekankan keterlibatan keduanya secara aktif, dengan
mereka, "Tuhan tidak pernah menciptakan makhluk yang lebih penggunaan kata ganti untuk dua orang (huma), yakni kata ganti
mulia dan lebih tahu dari kami, karena kami lebih dulu dan untuk Adam dan Hawa sebagai pelaku dan bertanggung jawab
melihat apa yang tidak dilihatnya." Maka Allah Taala pun terhadap drama kosmis tersebut, seperti yang terlihat dalam
menciptakan Adam dari tanah atau lapisan bumi dengan beberapa kasus berikut:
mengambil dari setiap corak atau warnanya barang segenggam, 1) Keduanya diciptakan di surga dan memanfaatkan fasilitas
lalu diaduk-Nya dengan bermacam-macam jenis air lalu surga (Q.S.al-Baqarah Ayat 35)
dibentuk dan ditiupkan-Nya roh hingga menjadi makhluk yang 2) Keduanya mendapat kualitas godaan yang sama dari setan
dapat merasa, setelah sebelumnya hanya barang beku dan (Q.S.al-A’raf Ayat 20)
tidak bernyawa. 3) Sama-sama memohon ampun dan sama-sama diampuni
Dalam kedua ayat tersebut, kata ‘khalifah" tidak Tuhan (Q.S.al A’raf Ayat 23)
menunjuk pada salah satu jenis kelamin tertentu, artinya, baik 4) Setelah di bumi keduanya mengembangkan keturunan dan
perempuan maupun laki-laki mempunyai fungsi yang sama saling melengkapi dan saling membutuhkan (Q.S.al Baqarah
Ayat 187).
menimbang. Sedangkan menurut istilah, ilmu kritik hadis adalah
5. Perempuan dan Laki-laki Sama-sama Berpotensi Meraih ilmu yang menyeleksi atau membedakan antara hadits Sahih
Prestasi dengan dhaif. lemah) dan meneliti rawinya apakah dapat dipercaya
Dalam peluang untuk meraih prestasi maksimum tidak serta kuat ingatannya. tsiqah) atau tidak. Jadi, karena tujuan kritik
ada pembedaan antara perempuan dan laki-laki ditegaskan hadis untuk menentukan Sahih tidaknya sebuah hadis, maka yang
secara khusus dalam 3 (tiga) ayat, yakni: Q.S. Ali Imran Ayat jadi objek kritiknya bukan saja materi. matan) hadis yang dikenal
195; Q.S.an-Nisa Ayat 124; Q.1S.an-Nahl Ayat 97. Ketiganya dengan kritik intern, tapi juga sistem isnad. penyandaran) yang
mengisyaratkan konsep kesetaraan gender yang ideal dan melahirkan sanad. jalur transmisi) yang dikenal dengan kritik
memberikan ketegasan bahwa prestasi individual, baik dalam ekstern.
bidang spiritual maupun karier profesional, tidak mesti Dalam meneliti sanad, seorang kritikus hadis dituntut untuk
didominasi oleh satu jenis kelamin saja. Laki-laki dan menguasai ilmu Tarikh al-Ruwwat, al-Sabaqat, ilmu al-Jarh wa al-
perempuan memperoleh kesempatan yang sama dalam meraih Ta‟dil, dan ilmu-ilmu terkait lainnya. Bahkan sebelum menentukan
prestasi optimal. Secara umum jelas al-Qur’an mengakui adanya adil tidaknya keberadaan rawi, ia sendiri. si kritikus tersebut) harus
perbedaan (distinction) antara laki-laki dan perempuan, tetapi adil, bertaqwa dan tidak fanatik terhadap golongan tertentu.
perbedaan tersebut bukanlah pembedaan (discrimination) yang Demikian pula dalam melakukan kritik matn, ia harus menguasai
menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak lainnya. ilmu-ilmu terkait seperti‚ „Ulum al-Matn, ilmu Mukhtalaf al-Hadits,
Perbedaan tersebut dimaksudkan untuk mendukung obsesi al ilmu Naskh wa al-Mansukh al-Hadits, ilmu Garib al-Hadits, dan
Qur’an, yaitu terciptanya hubungan harmonis yang didasari rasa lain-lain.
kasih sayang (mawaddah wa rahmah) di lingkungan keluarga Dari ilmu kritik hadis inilah, pertama, melalui kritik sanad,
(Q.S. Ar-Rum Ayat 21), sebagai cikal bakal terwujudnya akan diketahui hadits marfu’, mauquf, dan maqtu’, bahkan
komunitas ideal dalam suatu negeri yang damai penuh ampuna maudhu’, matruk, munkar, mu’allal, mudraj, mudhtarib, maqlub,
ALLah SWT. (baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur) (Q.S. dan lain sebagainya. Begitu pula dengan kritik matn, yang
Saba’ Ayat 15). Konsep tentang relasi gender dalam Islam melaluinya akan diketahui hadis yang mahfs dan ma’ruf dengan
mengacu kepada ayat-ayat esensial yang sekaligus menjadi yang tidak. musahhaf, muharraf, syakh, mu’allal, dan mudraj).
tujuan umum syari’ah (maqa’aid al syari’ah), seperti Dengan demikian, jelas bahwa kritik hadis tidaklah cukup dengan
mewujudkan keadilan dan kebaikan (Q.S. an-Nahl Ayat 90), sanad saja, tetapi juga matn. Karena, seperti kata al-Daminidan
keamanan dan ketentraman (Q.S. an-Nisa’ Ayat 58), dan Azami, Sahihnya suatu sanad hanya merupakan salah satu syarat
menyeru kepada kebaikan dan mencegah keburukan (Q.S. al- keshahihan hadits. Dari sinilah kita mengenal hadits sahih. sanad
Imran Ayat 104) dan matn) dan hadits sahih al-isnad. sanadnya saja).
Adapun kritik sanad, baru mulai berkembang sejak
C. Gender Perspektif Hadits terjadinya “al-fitnah alkubra”. terbunuhnya Utsman), yang ditandai
Secara bahasa, naqd berarti kritik, penelitian, analisis, dengan lahirnya fanatisme kelompok politik, juga kemudian aliran
pengecekan dan pembedaan. Kata kritik itu sendiri berasal dari keagamaan yang mengakibatkan tersebarnya hadis palsu dalam
bahasa Latin yang berarti menghakimi, membandingkan, atau rangka menjustifikasi kelompoknya. Dari kenyataan itulah, kritik
matan tak lagi memadai, tapi harus pula disertai dengan meneliti berjihad di jalan Allah lebih aku cintai dari pada memerdekakan
identitas periwayat hadis. Para ulama ilmu hadis semenjak itu anak zina.
membuat persyaratan yang sangat ketat untuk rawi-rawi yang bisa Hadis tersebut merupakan salah satu hadis Ab-
diterima hadisnya. Pada masa. Tabi’in) ini, mazhab kritik hadis Hurairah yang dikritik oleh Aisyah. Menurutnya, hadis “Anak
regional pun bahkan telah lahir seperti mazhab Madinah dan Irak. zina merupakan yang terkeji di antara tiga orang”. Semestinya
Para kritikus. ulama) hadis zaman ini, sebagai periode tidak begitu penuturannya. Mulanya ada seorang munafik yang
pertumbuhan, adalah Sa’id bin Musayyab. W. 93 H), Qasim bin menyakitkan hati Nabi saw. lalu beliau bersabda: “Siapa yang
Muhammad bin Ab- Bakr. W. 106 H), Ali bin Husain bin „Ali. W.93 bisa mengemukakan alasan kepadaku mengenai orang itu?
H), dan lainlain. Sesudah mereka, muncullah di Madinah orang- Lalu dikatakan kepada beliau: “orang itu bersama anak zina”.
orang semacam al-Zuhri, Yahya bin Sa’id, dan Hisyam bin „Urwah. Kemudian beliau bersabda: “Dia adalah orang yang terkeji di
Di Irak juga muncul Sa’id bin Zubair, alSya’bi, Saw-s, Hasan al- antara tiga orang itu.”
BaSri. W. 110 H), dan Ibnu Sirin. W. 110 H). Allah SWT berfirman dalam Q.S. al-An’am ayat 164:
Dengan melakukan pelacakan dan penelusuran terhadap
literatur hadis, maka dapat ditemukan bahwa ada beberapa alasan ‫س إِاَّل َعلَ ْي َها ۚ َواَل َت ِز ُر‬ٍ ‫قُ ْل أَ َغي َْر ٱهَّلل ِ أَ ْبغِى َر ًّبا َوه َُو َربُّ ُك ِّل َشىْ ٍء ۚ َواَل َت ْكسِ بُ ُك ُّل َن ْف‬
yang menyebabkan shahabiyat untuk mengkritisi hadis yang
berasal dari riwayat lain karena dianggap riwayat hadis menyalahi
َ ُ‫م َف ُي َن ِّب ُئ ُكم ِب َما ُكن ُت ْم فِي ِه َت ْخ َتلِف‬eْ ‫از َرةٌ ِو ْز َر أ ُ ْخ َر ٰى ۚ ُث َّم إِلَ ٰى َر ِّب ُكم مَّرْ ِج ُع ُك‬
‫ون‬ ِ ‫َو‬
prinsip-prinsip umum penilaian terhadap hadis. Adapun salah satu Artinya: “Katakanlah: "Apakah aku akan mencari
contoh prinsip-prinsip umum tersebut sebagai berikut: Tuhan selain Allah, padahal Dia adalah Tuhan bagi segala
sesuatu. Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan
1. Riwayat Hadis Bertentangan dengan Alquran kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang
Contoh riwayat hadis yang bertentangan dengan yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian
Alquran dapat dilihat dari kesalahan penuturan. Ab- Hurairah kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya
yang dikritisi dan dibenarkan oleh Ummul Mu‟minin, Aisyah r.a. kepadamu apa yang kamu perselisihkan".
Rasulullah saw. bersabda: Dari ayat ini dipahami bahwa tidak mungkin dosa
seseorang dipikul oleh orang lain apatah lagi jika orang itu
َ َ hanya hasil dari hubungan gelap yang nota bene tidak tahu
ِ‫صا ل ٍِح َعنْ أ ِب ْي ِه َعنْ أ ِبي‬ َ ْ‫ْن ِأبي‬ ِ ‫ٌعنْ ُس َهي ِْل ب‬ َ ‫ر ْير‬eِ ‫اج‬َ ‫ أَ ْخ َب َر َن‬e‫َح َّد َث َنا إِب َْر َه ْي ُم بْنُ م ُْو َسى‬ menahu tentang kesalahan yang diperbuat oleh orang tuanya
‫و‬eْ e‫ا َل أَ ُب‬ee‫ ٍة َو َق‬e‫الثالَ َث‬ َّ ُّ‫ر‬e‫اش‬ َّ ‫ ُد‬eَ‫ َول‬: ‫لَّ ِم‬e‫صلُي هّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َس‬
َ ‫الز َن‬ َ ‫ َق َل َرس ُْو ُل‬.‫ه َُر ي َْر َة َق َل‬ yang melahirkan. Semestinya yang menanggung dosa tersebut
.ٍ‫ه َُري َْر َة أِل َنْ أ ُ َم ًت َع ِب َس ْوطٍ فِى َس ِبي ِْل هَّللا ِ َع َّز َو َج ًل اَ َحبُّ إِ لَيَّ مِنْ أَنْ أُعْ ت َِق َولَ ُد ِز ْن َية‬ adalah hanyalah orang yang melakukan tindakan asusila
perzinahan bukan yang terlahir dari hubungan perzinahan.
Artinya; Kami diceriterakan oleh Ibrahim bin M-sa. Kami
Jadi hadis yang dikemukakan oleh Abu Hurairah sangat
diberitahukan oleh Jarir dari Suhail bin Abi saleh dari bapaknya
kontradiksi dengan bunyi teks ayat yang telah disebutkan
dan dari Ab- Hurairah berkata: Rasulullah saw. bersabda: Anak
sehingga matan hadis tersebut perlu kajian ulang untuk
zina merupakan terkeji di antara tiga person yaitu. dia dan
dilakukan pembenaran.
pelaku zina). Ab- Hurairah berkata: Merasakan cambukan ketika
2. Reinterpretasi Terhadap Teks-Teks Hadis yang Bias menjaga harta suaminya (Jalal al-Din al-Suyuthi, 1984 : 82-
Gender 84).
1) Hadis Tentang Larangan Wanita Menjadi Pemimpin Menurut pendapat Al-Ghazali, konteks sejarah pada
Hadis tentang larangan wanita menjadi pemimpin saat Hadis tersebut diturunkan perlu diperhatikan secara
menjadi argumen utama akan pelabelan negatif terhadap seksama, fakta sejarah bahwasanya Hadis di atas diucapkan
perempuanyang dianggap lemah dibandingkan dengan Nabi terkait dengan peristiwa suksesi di Persia pada tahun 9
lakilaki. Hadis tentang hal ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari, H yang menganut pemerintah monarki dan diambang
alTirmidzi, al-Nasa‟i dan Ahmad bin Hanbal, adapun redaksi kehancuran. Sistem monarki tersebut tidak menggunakan
Hadis tersebut dapat dilihat dibawah ini: musyawarah dan tidak pula menghormati pendapat yang
berlawanan serta tidak terjalinnya hubungan antara rakyat
ُ ‫َح َّد َث َناع ُْث َمانُ بْنُ ْال َه ْي َث ِم َح َّد َث َنا َع ْوفُ َعنْ ْال َح َس ِن َعنْ أَ ِبيْ َب ْك َر َة َقالَلَ َق ْد َن َف َعنِي هَّللا‬ dan penguasa. Oleh karena itu menurut Al-Ghazali Hadis di
َ atas secara spesifik ditunjukkan kepada ratu Kisra di Persia,
e‫ارسً ا َملَّ ُكواا ْب َن َة كِسْ َرى‬ ِ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم أنَّ َف‬َ َّ‫ِب َكلِ َم ٍة أَيَّا َم ْال َج َم ٍل لَمَّا َبلَ َغ ال َّن ِبي‬ karena seandainya sistem pemerintahan di Persia
ُ‫م ام َْرأَة‬eْ ‫ َق َل لَنْ ًي ْفلِ َح َق ْو ُم َولَّ ْواأَم َْر ُه‬. menggunakan musyawarah dan seandainya pula wanita
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Utsman menduduki singgasana kepemimpinan mereka seperti Golda
bin Al Haitsam telah menceritakan kepada kami 'Auf dari Al Meir yang memimpin Israel, mungkin komentar Nabi akan
Hasan dari Abu Bakrah mengatakan; Dikala berlangsung hari- berbeda (Muhammad Al-Ghazali, 1989 : 56-57).
hari perang jamal, aku telah memperoleh pelajaran dari Hadis diatas bertentangan dengan Q.S. al-Naml Ayat
pesan baginda Nabi, tepatnya ketika 23:
beliauShallallahu'alaihiwasallam tahu kerajaan Persia
mengangkat anak perempuan Kisra sebagai raja, beliau ْ ‫دت ٱم َْرأَ ًة َت ْملِ ُك ُه ْم َوأُو ِت َي‬
‫ت مِن ُك ِّل َشىْ ٍء َولَ َها َعرْ شٌ عَظِ ي ٌم‬ ُّ ‫إِ ِّنى َو َج‬
langsung bersabda: "Tak akan baik keadaan sebuah kaum Artinya: “Sesungguhnya aku menjumpai seorang
yang mengangkat wanita sebagai pemimpin urusan mereka." wanita yang memerintah mereka, dan Dia dianugerahi segala
(Imam Bukhari 1981 M/ 1401 H: 1467). sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar”
Latar belakang munculnya Hadis tersebut terkait (Departemen Agama RI, 2009: 379).
dengan suksesi kepemimpinan di Persia, sesuai dengan Ayat di atas menerangkan tentang ratu Balqis yang
tradisi pada saat itu yang diangkat menjadi pemimpin adalah memerintah kerajaan Saba‟iyah pada masa Nabi Sulaiman.
laki-laki, tetapi yang terjadi adalah wanita yang bernama Menurut Al-Ghazali, untuk menghadapi problem tersebut,
Buwaran binti Syairawaih bin Kisra bin Barwaiz diangkat seharusnya umat Islam kembali kepada pilar-pilar yang
menjadi pemimpin menggantikan ayahnya, setelah terjadi menyangga hubungan antara pria dan wanita, sesuai dengan
pembunuhan dalam rangka suksesi tersebut. Menurut jumhur, Firman Allah berikut:
atas dasar Hadis di atas perempuan dilarang menjadi kepala
negara, hakim dan berbagai jabatan lainnya, karena wanita ُ ْ‫ر أَ ْو أُن َث ٰى ۖ َبع‬e
‫ ُكم‬e ‫ض‬ ٍ e‫ل مِّن ُكم مِّن َذ َك‬e ٍ e‫م أَ ِّنى ٓاَل أُضِ ي ُع َع َم َل ٰ َع ِم‬eْ ‫اب َل ُه ْم َر ُّب ُه‬
َ ‫َفٱسْ َت َج‬
menurut petunjuk syara‟ hanya diberi tanggung jawab untuk ۟ ُ‫ ِبيلِى َو ٰ َق َتل‬ee‫وا فِى َس‬ ُ ُ ‫ ر ِه ْم َوأ‬ee‫وا مِن ِد ٰ َي‬eeُ
‫وا‬ee e۟ ‫وذ‬ ِ e۟ ‫ُوا َوأ ُ ْخ ِرج‬
e۟ ‫اجر‬ee
َ ‫ِين َه‬ َ ‫ض ۖ َفٱلَّذ‬ ٍ ْ‫م ِّۢن َبع‬
ٍ ‫ات ِِه ْم َوأَل ُ ْد ِخلَ َّن ُه ْم َج ٰ َّن‬eََٔ‫وا أَل ُ َك ِّف َرنَّ َع ْن ُه ْم َسئِّـ‬
‫ا‬ee‫ ُر َث َوا ًب‬e‫ا ٱأْل َ ْن ٰ َه‬ee‫ ِرى مِن َتحْ ِت َه‬eْ‫ت َتج‬ e۟ ُ‫َوقُ ِتل‬ 2) Hadis Tentang Orang Tua yang Memaksa Anak Perempuan
َّ ُ‫مِّنْ عِ ن ِد ٱهَّلل ِ ۗ َوٱهَّلل ُ عِ ن َدهُۥ حُسْ ن‬ untuk Menikah
‫ب‬
ِ ‫ٱلث َوا‬ Hadis yang secara tekstual mengungkap tentang hak penuh
Artinya: “Maka Tuhan mereka memperkenankan bagi orang tua untuk memaksa anak perempuannya
permohonannya (dengan berfirman): "Sesungguhnya Aku menjalani pernikahan kepada seorang laki-laki menjadi salah
tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di satu argumen bahwasanya perempuan tidak diberi hak untuk
antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) memilih pasangannya sendiri dan hadis ini terdapat dalam
sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka kitab Shahih Muslim, adapun redaksinya sebagai berikut:
orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung
halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang
dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan- ‫ ِل‬e‫ض‬ ْ ‫ْن ْال َف‬ ِ ‫ ِد هَّللا ِ ب‬e‫بن َسعْ ٍد َعنْ َع ْب‬ ِ ‫َح َّد َث َنا قُ َت ْي َب ُة يْنُ َس ِع ْي ٍد َح َّد َث َنا ُس ْف َيانُ َعنْ ِز َيا ِد‬
kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke ‫ َل‬e‫لَّ َم َق‬e‫ ِه َو َس‬eْ‫لَّى هَّللا ُ َعلَي‬e‫ص‬ َ َّ‫َّاس أَنَّ ال َّن ِبي‬
ٍ ‫ْن َعب‬ ِ ‫ ُر َعنْ اب‬e‫ر ي ُْخ ِب‬eْ ٍ ‫َسم َِع َناف َِع ب َْن ُج َبي‬
dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, ‫ اب َْن‬e‫ َّد َث َنا‬e‫ا ْو َح‬ee‫ ُك ْو ُت َه‬e‫ا ُس‬ee‫ ُر َوإِ ْذ ُن َه‬e‫ َتأ ُ َم‬e‫الثيُبُ أَ َح ُّق ِب َن ْفسِ َها مِنْ َولِ َّي َها َوا ْل ِب ْك ُر ًت ْس‬َّ
sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala
yang baik". (Q.S. Ali Imran ayat 195). ‫ا‬ee‫ا َو ُر َّب َم‬ee‫ َما ُت َه‬e‫ص‬ ُ ‫ َه‬e‫ذ أًب ُْو َها فِيْ َن ْفسِ َها َوإِ ْذ ُن‬eِ ‫أَ ِبيْ ُع َم َر َح َّد َث َنا ُس ْفيًانُ ِب َه َذا اإْل ِسْ َنا‬
.‫ إِ ْق َرا ُر َها‬e‫ص ْم ُت َها‬
َ ‫َق َل َو‬
‫صلِحً ا مِّن َذ َك ٍر أَ ْو أُن َث ٰى َوه َُو م ُْؤ ِمنٌ َفلَ ُنحْ ِي َي َّنهُۥ َح َي ٰو ًة َط ِّي َب ًة ۖ َولَ َنجْ ِز َي َّن ُه ْم‬َ ٰ ‫َمنْ َع ِم َل‬ Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id
۟ ‫أَجْ َرهُم ِبأَحْ َس ِن َما َكا ُن‬ telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Ziyad bin Sa'ad
َ ُ‫وا َيعْ َمل‬
‫ون‬
dari Abdullah bin Fadll bahwa dia mendengar Nafi' bin Jubair
Artinya: “Barang siapa yang mengerjakan amal mengabarkan dari Ibnu Abbas bahwasannya Nabi shallallahu
shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan 'alaihi wasallam bersabda: "Seorang janda lebih berhak atas
beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya dirinya daripada walinya, sedangkan perawan (gadis) harus
kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri dimintai izin darinya, dan diamnya adalah izinnya." Dan telah
balasan kepada mereka dengan pahala yang baik dari apa menceritakan kepada kami Ibnu Abi Umar telah menceritakan
yang telah mereka kerjakan”. (Q.S. al-Nahl ayat 97) dan kepada kami Sufyan dengan isnad ini, beliau bersabda:
Hadis Nabi tentang kedudukan wanita yang seimbang dengan "Seorang janda lebih berhak atas dirinya daripada walinya,
laki-laki sedangkan perawan (gadis), maka ayahnya harus meminta
Berdasarkan ketentuan dari dua ayat di atas, menurut persetujuan atas dirinya, dan persetujuannya adalah
Muhammad Al-Ghazali seorang wanita boleh saja berkarir di diamnya." Atau mungkin beliau bersabda: "Dan diamnya
dalam atau di luar rumah, dengan syarat tidak melanggar adalah persetujuannya." (Imam Muslim, t.t : 593-594).
kode etik kesopanan yang diajarkan syari‟at serta tidak Menurut Muhammad AlGhazali, hadis di atas
mempertontonkan hiasan dan kecantikan kepada orang lain, bertentangan dengan hadis yang diriwayatkan melalui Ibn
tidak mengumbar nafsu, tidak melakukan pergaulan bebas, Abbas dan Aisyah bahwa Nabi menyerahkan sepenuhnya
dan semisalnya (Muhammad Al-Ghazali, 1989: 52-53). kepada gadis untuk memilihnya, sebagaimana hadts yang
artinya: “(Dari Ibn Abbas bahwa seorang anak gadis
menghadap Rasulullah SAW. Dan mengatakan kepada Harb, telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin
beliau bahwa ayahnya hendak menikahkannya, sedangkan ia Mahdi telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah dari
sendiri tidak ingin untuk menikah. Maka Rasulullah SAW, Daud bin Abdullah Al Audi dari Abdurrahman Al Musli dari Al
menyerahkan kepadanya agar ia memilih (antara menerima Asy'ats bin Qais dari Umar bin Al Khathab dari Nabi
keinginan ayah atau menolaknya)” {Imam Abu Dawud: No. shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Seorang laki-
1794}. laki tidaklah ditanya kenapa ia memukul isterinya."
Muhammad Al-Ghazali dalam melihat kontradiksi Secara sepintas hadis di atas tampak
antara satu hadis dan lainnyadikembalikan kepada al-Qur‟an memperbolehkan laki-laki untuk memukul perempuan dengan
yang memberikan hak sepenuhnya kepada perempuan untuk tanpa memperbolehkan untuk ditanya terkait dengan
menikahkan dirinya sendiri, sebagaimana dalam QS. Al- perbuatannya, sedangkan menurut Al-Ghazali terkait dengan
Baqarah ayat 148 yang berbunyi: hadis di atas adalah:“Adakah seorang istri yang dipukuli
suaminya lebih tidak berharga dalam pandangan Allah Swt
ِ ْ‫وا َيأ‬
ۚ ‫ ا‬e ً‫ت ِب ُك ُم ٱهَّلل ُ َج ِميع‬ e۟ ‫ت ۚ أَي َْن َما َت ُكو ُن‬ ۟ ُ‫ ۖ َفٱسْ َت ِبق‬e‫َولِ ُك ٍّل ِوجْ َه ٌة ه َُو م َُولِّي َها‬
ِ ‫وا ْٱل َخي ٰ َْر‬ daripada seekor domba yang ditanduk secara zalim”.
Hadis di atas bertentangan dengan QS. al-Nisa ayat
‫إِنَّ ٱهَّلل َ َعلَ ٰى ُك ِّل َشىْ ٍء َقدِي ٌر‬
40:
Artinya: “Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya
(sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba- ‫ت مِن لَّ ُد ْن ُه أَجْ رً ا‬ ُ ‫إِنَّ ٱهَّلل َ اَل َي ْظلِ ُم م ِْث َقا َل َذرَّ ٍة ۖ َوإِن َت‬
َ ٰ ‫ك َح َس َن ًة ُي‬
ِ ‫ض ِع ْف َها َوي ُْؤ‬
lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja
kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian
‫عَظِ يمًا‬
Artinya “Sesungguhnya Allah tidak menganiaya
(pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas
seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan
segala sesuatu.”
sebesar zarrah, niscaya Allah Swt akan melipat gandakan
dan memberikan dari sisi- Nya pahala yang besar.”
3) Hadits Tentang Suami Tidak Boleh Ditanya Mengapa Ia
Selain itu, hadis di atas mengesankan bahwasanya
Memukul Istrinya
agama Islam dituduh sebagai agama yang anti HAM dan
Hadis yang menerangkan tentang suami tidak boleh
secara khusus tidak menghargai kehormatan pribadi kaum
ditanya mengapa ia memukul istrinya terdapat di kitab Sunan
wanita. Dengan demikian, tujuan Muhammad Al-Ghazali
Abu Dawud nomor 1835 yang berbunyi:
dalam mengangkat hadis-hadis yang tampak bertentangan
dengan al-Qur‟an tersebut bukan berarti melemahkan hadis
ْ‫ َة َعن‬e‫ا أَب ُْو َع َوا َن‬e‫ َّد َث َن‬e‫ دِيَّ َح‬eْ‫رَّ حْ َم ِن بْنُ َمه‬ee‫ ُد ال‬e‫ا َع ْب‬e‫ َّد َث َن‬e‫ب َح‬
ٍ ْ‫َح َّد َث َنا ُز َه ْي ُربْنُ َحر‬ yang shahih, tetapi benar-benar berkeinginan agar setiap
ْ‫ْس َعن‬ ٍ ‫ْن َقي‬ ِ ‫ثب‬ ِ ‫ َع‬ee‫ليَّ َعنْ اأْل َ َش‬ee‫ دِالرَّ حْ َم ِن ْالم ُْس‬eeْ‫ْن َع ْب ِدهَّللا ِ اأْل َ ْودِيَّ َعنْ َعب‬ِ ‫دَاوُ َدب‬ hadis harus dipahami dalam makna-makna yang ditunjukkan
َ ‫هَّللا‬ َّ al-Qur‟an baik secara langsung maupun tidak langsung.
‫ا‬ee‫ ُل فِ ْي َم‬e‫أ ُل الرَّ ُج‬e ‫ َل اَل ي ُْس‬e ‫لَّ َم َق‬e ‫ ِه ِو َس‬e‫لَّى ُ َعلَ ْي‬e ‫ص‬ َ ِّ‫ْن ْال َخطا ِب َعنْ ال َّن ِبي‬ ِ ‫ر ب‬eَ e‫ُع َم‬
.ُ‫ب ام َْرأض َته‬ َ ‫ض َر‬ َ
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Zuhair bin
D. Perspektif-Perspektif Perempuan malah sebagai obyek an sich sebagai perhiasan seni yang bernilai
Perempuan adalah sosok manusia multidimensional yang tinggi.
tidak pernah habis dibicarakan dan didiskusikan dari berbagai Konsepsi termarginalisasikannya perempuan tersebut
perspektif: biologi, sosiologi, psikologi, politik, budaya bahkan berlangsung sampai pada abad modern, di mana sejalan dengan
sampai agama. Ia sering diimajinasikan sebagai sosok manusia semakin ditinggalkannya gereja oleh penganut sekularisme, maka
yang senantiasa tidak pernah diperhitungkan dalam kancah lahir pulalah gerakan emansipasi wanita di dunia barat. Gerakan
kehidupan sosial maupun politik. Perempuan lebih banyak emansipasi atau feminisme ini didasarkan pada pengertian bahwa
dijadikan obyek ketimbang subyek, sehingga jika dihadapkan perempuan dan laki-laki memiliki peran yang sama, kedudukan
dengan kaum pria, mereka tidak lebih hanya sebagai pelengkap yang sama (equality). Gema emansipasi ini nampaknya tersahuti
penderita. Itulah sebabnya mengapa sejak berabad-abad silam pula di dunia Islam, sehingga cukup menyibukkan para ulama
muncul tindakan missogini terhadap perempuan, dan nampaknya untuk menetapkan standar hukum mengenai status perempuan di
hal ini mendapatkan legitimasi teologis dalam berbagai agama. hadapan laki-laki. Maka muncullah diskusi dan polemik mengenai
Tidak terkecuali di dalam Islam, di mana sebagian para pakar dan hal ini; sebagian tetap mempertahankan status quo bahwa
ulama masih menonjolkan supremasi kaum pria yang superior, perempuan berada di bawah supremasi laki-laki, sebagian lainnya
sehingga perempuan senantiasa berada dalam posisi marginal menyatakan berstatus sama, terutama yang berkaitan dengan
yang inferior, baik dalam ranah pemimpin agama maupun spiritual. hak-hak sipil. Secara kultural posisi perempuan pada masyarakat
Ungkapan istilah wanita dan perempuan nampaknya Islam tidak jauh berbeda dengan non muslim: tetap termarginalkan,
memang hanya semata persoalan sinonim. Namun jika dirunut bahkan di beberapa negara Islam malah dijadikan harem yang
lebih dalam, ternyata memiliki konotasi dan makna yang berbeda, terkungkung dalam tembok istana.
kendati bagi kaum Hawa sendiri rasanya lebih enak menggunakan
ungkapan kata wanita ketimbang perempuan. Padahal, dalam 1. Perspektif Filsafat
bahasa Sanskerta kata wan itu artinya nafsu, sehingga wanita Dalam tradisi pemikiran filsafat Islam, manusia
artinya yang dinafsui, atau obyek seks; jadi wanita itu obyek nafsu perempuan tidak dibedakan dengan laki-laki, tapi justru
atau seks. Sedangkan perempuan berasal dari kata empu yang disetarakan, sepanjang ia mempunyai kemampuan lebih.
artinya dihargai. Maka, secara simbolik menggunakan istilah Stressingnya adalah kemampuan intelektual dan bukan jenis
perempuan rasanya lebih pas ketimbang wanita, lantaran kelamin. Karena itu, ketika berbicara tentang puisi, al-Farabi
konotasinya yang negatif tersebut. (670-950 M), secara tegas menyatakan bahwa kriteria ungulan
Dalam berbagai kebudayaan lama, perempuan senantiasa sebuah puisi tidak ditentukan oleh siapa yang menyampaikan,
diposisikan sebagai pelayan dan pemuas laki-laki, sehingga oleh laki-laki atau perempuan, melainkan oleh keindahan
karenanya dijadikan barang komoditas yang layak jual. Itulah susunannya.
sebabnya, pada masa pra Islam perempuan diperjual-belikan, Pernyataan tegas al-Farabi tersebut juga dapat dilihat
sedangkan yang berumah tangga sepenuhnya berada di bawah dalam kriteria yang dibuatnya untuk memimpin negara utama.
kekuasaan suaminya. Mereka tidak memiliki hak-hak sipil, bahkan Menurutnya, seorang pemimpin negara utama harus memiliki 12
hak waris pun tidak ada. Dalam peradaban Yunani, perempuan sifat, antara lain: sehata jasmani, kesempurnaan intelektual dan
suka keilmuan, kemampuan berbicara (orator), bermoral baik, Ibn Rusyd. Ibn Sina (980 – 1037 M), salah seorang illuminatif
bijak, memahami tradisi dan budaya bangsanya, dan Islam, juga menyatakan demikian.
kemampuan melahirkan peraturan yang tepat. Semuanya
kriteria mengacu pada hal-hal yang bersifat intelektual dan 2. Persepektif Tasawuf
spriritual. Al-Farabi sama sekali tidak mensyaratkan jenis Sementara itu, dalam perspektif Tasawuf (spiritualitas
kelamin tertentu, harus lakilaki seperti dalam kebanyakan fiqih, Islam), relasi laki-laki perempuan juga tampak adil dan setara.
misalnya. Hal ini disebebkan ajaran utama tasawuf adalah kebersihan hati
Kesetaraan laki-laki perempuan dalam khazanah filsafat dalam upaya mencapai kedekatan dengan Tuhan. Persoalan
Islam juga dapat dibuktikan dalam pemikiran Ibnu Rusyd utamanya adalah bagaimana mencapai Tuhan sedekat-
(11261198 M), tokoh yang dikenal sebagai komentator dekatnya dan bahwa Dia semakin dirindukan dan dicintai. Untuk
Aristoteles. Ketika mengomentari buku Republic karya Plato, di mencapai tingkat tersebut tidak ada syarat laki-laki, karena
mana Plato menyatakan bahwa perempuan adalah makhluk masing-masing orang, laki-laki maupun perempuan, mempunyai
imitasi, Ibn Rusyd secara tegas menolak statemen tersebut kesempatan yang sama. Apalagi jika dikaitkan dengankonsep
dengan menyatakan bahwa hal itu sangat menyesatkan. Sebab, Ibn Arabi (1165 1240 M) yang kontroversial, yaitu wahdat al-
menurutnya, perempuan pada kenyataannya bukan hanya wujud (kesatuan wujud) dan wahdat al-adyan (kesatuan agama).
makhluk yang sekedar pintar berdandan, melainkan juga Dalam konsep ini, Ibn Arabi menyatakan adanya kesatuan
mempunyai kemampuan berbicara yang baik dan juga Tuhan dengan semesta dan kesatuan agama-agama. Ketika
intelektual yang mumpuni. diyakini bahwa tidak ada bedanya Islam dengan agama lain dan
Namun demikian, ketika berkaitan dengan dengan bahkan tidak ada jarak antara Tuhan dengan semesta, lalu apa
hukum fiqih, Ibn Rusyd agaknya berhati-hati dan tidak perbedaan laki-laki dan perempuan?
memperikan tanggapan secara tegas. Dalam kasus imamah Lebih jauh, dalam upaya penyatuan diri dengan Tuhan,
shalat bagi perempuan, misalnya, Ibn Rusyd tidak memberi Ibn Arabi tidak melihat perempuan sebagai sumber maksiat,
hukum karena baginya hal itu tidak ada aturannya dalam nash. melainkan sebagai sarana mencapai Tuhan. Cinta laki-laki
Begitu pula dalam soal jabatan sebagai hakim bagi perempuan, kepada perempuan dan keinginan bersatu dengannya adalah
Meski demikian, Ibn Rusyd masih menjelaskan adanya simbol kecintaan dan kerinduan manusia kepada Tuhan dan
perbedaan pendapat lain yang memperbolehkan perempuan sebaliknya. Dalam esensi cinta perempuan terdapat cinta
perempuan menjadi imam shalat bagi laki-laki dan menjadi kepada Tuhan, dan esensi cintanya kepada Tuhan. Dalam
hakim. Al-Thabari (836-922 M) adalah tokoh yang sebuah hadits juga diriwayatkan, tiga hal yang menjadi
memperbolehkan perempuan menjadi hakim dan imam shalat kesenangan Nabi: perempuan, parfum dan shalat.
bagi makmum laki-laki. Artinya, perempuan sesunguhnya tidak Tidak adanya strata antara laki-laki dan perempuan
ditempatkan sebagai sub-ordinat laki-laki dalam fiqih Ibn Rusyd. dalam tasawuf Islam tersebut tidak hanya dalam konsep,
Penilaian laki-laki perempuan yang tidak didasarkan atas jenis melainkan juga dalam pergaulan sehari-hari. Dalam kisah-kisah
kelamin melainkan pada kemampuan intelektual dan spiritual sufis, laki-laki bukan mahram secara rutin berkunjung kepada
seperti di atas, tidak hanya dalam pemikiran Al-Farabi maupun wanita sufi di rumahnya, menemui mereka di berbagai tempat
dan berdiskusi tentang masalah spiritual bersama mereka. seputar boleh tidaknya perempuan menjadi imam (pemimpin),
Begitu pula perempuan mengunjungi laki-laki, duduk bersama terutama bagi laki-laki. Berbagai pendapat pun mengemuka,
mereka dan menyuarakan perasaan batin mereka. Selain itu, baik yang pro maupun yang kontra, disertai dengan berbagai
perempuan sufi juga mengikuti pertemuan-pertemuan kaum argumentasinya. Bagi yang setuju, berargumen: 1) tidak ada
sufis dalam majlis zikir dan mengadakan kegiatan-kegiatan satu teks pun dalam al-Qur’an dan Hadits yang melarang
tersebut di rumah mereka yang dihadiri laki-laki. perempuan memimpin laki-laki dalam shalat serta yang menolak
Kebersamaan mereka dilakukan secara wajar dan tanpa hak mereka untuk memberikan khutbah, 2) al-Qur’an
halangan. Fathimah istri Ahmad ibn Khazruya (w. 864 M) menegaskan kapasitas perempuan untuk memimpin komunitas,
dikisahkan sering bertemu dengan Abu Yazid al-Busthami (w. baik dalam bidang politik maupun spiritual, 3) kondisi yang
877) dan berdiskusi tentang spiritual dengannya tanpa dibutuhkan untuk memberikan khutbah adalah memiliki
menggunakan kerudung dan tutup tangan, sehingga perhiasan pengetahuan tentang al-Qur’an, sunnah, ajaranajaran islam, dan
dan cat kukunya tampak. Suaminya cemburu dan mengecam beriman kepada Allah, dan 4) Nabi saw dulu juga pernah
Fathimah, tetapi Fathimah menjawab bahwa dalam hatinya memberikan izin Ummu Waraqah untuk menjadi imam dalam
hanya ada Tuhan. Namun, menurut Roded, bebasnya pergaulan keluarganya yang jamaahnya tidak hanya perempuan, tapi juga
lakilaki dan perempuan sufi tersebut telah menyebabkan mereka laki-laki dengen pertimbangan kelebihan ilmu agama yang
dituduh melakukan tindakan yang tidak pantas dan kebanyakan dimilikinya.
penulis biografi sufi meragukan apakah pertemuan mereka Sementara kalangan yang yang kontra, seperti Syeikh
benarbenar karena persoalan spiritual. Sayed Tantawi (seorang mufti besar Saudi Arabia, Imam para
ulama Makkah dan Madinah), Yusuf Qardhawi (presiden the
3. Perspektif fiqh European Council for Fatwa and Research), dan beberapa
Pada 18 Maret 2005, terjadi peristiwa yang cukup ulama di seluruh dunia, mengecam tindakan Amina sebagai
menghebohkan dunia Islam. Adalah Amina Wadud Muhsin, bid’ah. Dalam statementnya yang dipublikasikan di Islam online,
seorang feminis Islam dari Amerika Utara, memimpin shalat Yusuf Qardhawi menyatakan bahwa yang boleh menjadi imam
Jum’at yang diikuti 100 orang jamaah, baik laki-laki maupun hanya laki-laki. Shalat merupakan sebuah ritual dengan
perempuan di sebuah gereja Anglikan, Manhattan, New York. beberapa gerakan yang tidak memungkinkan wanita menjadi
Peristiwa ini mendapatkan kecaman publik, tidak hanya di imam karena secara natural kondisi fisiknya dapat
Amerika, tapi juga di seluruh dunia, bahkan sekelompok orang di membangkitkan nafsu lakilaki sehingga akan mengganggu
Amerika mengancam akan meledakkan bom di tempat perhatian dan konsentrasi mereka, serta menghilangkan
berlangsungnya shalat Jum’at yang sedianya akan dilakukan di atmosfer spiritual yang dibutuhkan dalam shalat. Pendapat yang
Sundaram Tagore Gallery. Namun, dengan pertimbangan senada juga dinyatakan oleh the Assembly of Moslem Jurist of
keamanan, akhirnya dipindahkan di gereja. Berbagai reaksi pun america.
muncul di kalangan para ulama, yang sekaligus menghadirkan Pandangan Yususf Qardhawi di atas mewakili pendapat
kembali polemik yang selama ini terkubur dalam peta pemikiran mainstream pemikir Islam terkait dengan kepemimpinan
umat Islam. Tindakannya ini memicu kembali kontroversi perempuan dalam ibadah. Dasar penolakannya terhadap imam
perempuan tersebut dengan alasan bahwa perempuan adalah bacaannya, kemudian yang paling baik bacaannya saja, dan jika
“pembangkit birahi kaum pria”. Hal itu menyiratkan pemikirannya tidak ada maka baru mereka yang paling paham tentang
bahwa eksistensi perempuan dikonsepsikan hanya sebagai masalah shalat. Namun, jika masih ditemukan ada yang sama,
makhluk sensual, di mana tubuhnya hanya dimaknai sebagai maka ditentukan melalui undian. Syafi’iyah memberikan
lokus perangsang nafsu laki-laku. Konsepsi ini kemudian persyaratan penguasa dan imam masjid lebih didahulukan
dijadikan legitimasi untuk membatasi gerak perempuan terbatas daripada mereka yang lebih paham terhadap masalah shalat
pada ruang-ruang domestik karena kebebasan untuk dan baru kemudian mereka yang paling baik bacaannya.
mengakses dunia publik justru akan menimbulkan fitnah. Berbeda dengan tradisi Sunni, kalangan Syi’ah lebih
Polemik mengenai kepemimpinan perempuan dalam mendahulukan para imam mereka. Apabila terdapat kesamaan,
ranah agama, telah lama dibicarakan dalam fiqih ibadah. Hal ini maka yang didahulukan adalah yang lebih paham terhadap
nampak pada adanya berbagai kriteria yang ditetapkan ulama ajaran agama, lebih baik bacaannya, yang lebih tua umurnya.
bagi orang-orang yang akan didaulat menjadi imam shalat. Para Secara umum, dari pendapat para ulama di atas
ulama saling berbeda pendapat dalam menetapkan syarat imam terdapat beberapa kriteria yang bersifat substansial, yang
shalat. Mainstream ulama memberikan beberapa kriteria, antara disepakati oleh mereka, yakni kemampuan bacaan dan
lain: Islam, berakal, baligh, pria, suci dari hadats dan kotoran, kapasitas ilmu agama yang baik. Hal ini didasarkan pada Hadis
bacaanya baik, alim, dan sebagainya. Secara terperinci, Abu Nabi. Sementara kriteria-kriteria lain, seperti umur, kedudukan,
Hanifah mendahulukan mereka yang lebih atas pengetahuan akhlak, dan lain sebagainya, menjadi tidak terlalu substansial
hukum-hukum, kemudian yang paling baik bacaannya, dibandingkan kedua kriteria di atas. Namun, beberapa ulama
kemudian mereka yang wara’, Islam, berumur, memiliki akhlak memberikan persyaratan khusus terkait dengan kriteria jenis
mulia, tampan wajahnya, baik nasabnya, dan paling bersih kelamin, yang hanya membolehkan laki-laki sebagai imam.
pakaiannya. Apabila terdapat sejumlah orang yang sama Sementara itu, perempuan hanya diperbolehkan imam bagi
kriterianya, maka diadakan undian untuk memilih salah seorang kaumnya saja.
yang berhak menjadi imam. Persoalan tentang boleh tidaknya perempuan menjadi
Senada dengan pandangan Hanafiyah, Malikiyah imam shalat, lebih jauh telah mewarnai pemikiran ulama sejak
memberikan syarat-syarat kepemimpinan shalat secara agak dahulu. Imam Malik dan Abu Hanifah, misalnya, tidak
luas, mencakup ke arah imamah kubro, dan memperluas memperbolehkan perempuan sebagai imam bagi laki-laki karena
syaratsyaratnya. Adapun persyaratan secara rinci yang imamah merupakan martabat yang agung. Oleh karenanya,
dikemukakan Malikiyah adalah lebih mendahulukan sultan hanya dapat dilakukan oleh laki-laki. Hal ini berlaku secara
(penguasa) atau wakilnya, imam masjid, penghuni rumah, yang mutlak. Berbeda dengan keduanya, al-Syaf’iy dan Ahmad bin
paling tahu tentang masalah shalat, yang paling adil, yang paling Hanbal membolehkan perempuan untuk mengimami sesama
baik bacaannya, yang lebih dulu Islamnya, dan jika sama akan perempuan saja dan menolak imam perempuan bagi laki-laki.
diadakan undian untuk menentukannya. Secara umum, ada beberapa argumentasi yang
Sementara itu, Hanabilah berpandangan bahwa yang digunakan para ulama untuk menolak imam perempuan bagi
berhak menjadi imam adalah yang paling paham dan paling baik laki-laki:
a. Surat an-Nisa’ ayat 34, menyatakan bahwa laki-laki adalah saw : “Wahai Rasulullah, izinkan aku ikut perang bersamamu,
pemimpin bagi perempuan. Kepemimpinan laki-laki dalam aku akan merawat meraka yang sakit. Mudah-mudahan Allah
ayat ini, kemudian dijadikan legitimasi haknya untuk menganugerahi aku sebagai orang yang mati syahid.” Nabi
memimpin dalam bidang apapun tak terkecuali ibadah menjawab, “Sebaiknya kamu tinggal di rumahmu saja. Allah
sehingga imamah menjadi privilege dan kewenangan laki- akan menganugerahimu mati syahid.”
laki. Konsekuensinya, perempuan hanya berhak menjadi Abdurrahman bin al-Khallad mengatakan, “Dia
makmum dalam semua aspek kehidupannya termasuk kemudian dipanggil syahidah.” Dia mengatakan, “Ummu
dalam shalat. Waraqah, setelah membaca al- Qur’an meminta izin kepada
b. Dalam Hadis riwayat Ibnu Majah, Rasulullah bersabda, Nabi saw agar diperkenankan mengambil seorang muadzin, dan
“Janganlah sekali-kali perempuan menjadi imam shalat bagi beliau mengizinkan.” Perempuan itu mengasuh seorang laki-laki
laki-laki, orang Arab Baduwi bagi orang-orang Muhajir, dan dan perempuan sebagai pembantunya.”
orang jahat bagi orang mukmin”. (Hadis Riwayat Ibnu Dalam Hadis lain dinyatakan bahwa Abdurrahman bin
Majah). Hadis pelarangan perempuan menjadi imam Khallad mengatakan bahwa Nabi saw pernah mendatangi
dijadikan dalil oleh para ulama untuk menolak imamah rumahnya dan memberinya muadzin dan menyuruhnya (Ummu
perempuan, namun menurut imam Nawawi, Hadis ini Waraqah) menjadi imam bagi penghuni rumahnya.
berkualitas da’if. Abdurrahman mengatakan, “Aku benar-benar melihat,
c. Argumentasi lain yang digunakan untuk menolak muadzinnya adalah seorang laki-laki tua”.
kepemimpinan perempuan dalam shalat adalah bahwa Meskipun hadis Ummu Waraqah di atas tidak diragukan
perempuan adalah “pembangkit birahi kaum pria”. Alasan ini kualitas kesahihannya, namun beberapa ulama berusaha
menyiratkan bahwa eksistensi perempuan dikonsepsikan memberikan interpretasi yang hakikatnya membatasi otoritas
hanya sebagai makhluk sensual, di mana tubuhnya hanya perempuan sebagai imam bagi laki-laki. Ibnu Qudamah, yang
dimaknai sebagai lokus perangsang nafsu laki-laki. Konsepsi terkenal dengan sebutan syeikhnya para pengikut Hanbali,
ini kemudian dijadikan legitimasi untuk membatasi gerak dalam Al- Mughni, menjelaskan penafsirannya atas Hadis
perempuan terbatas pada ruang-ruang domestik karena tersebut. Pertama. Ummu Waraqah diizinkan Nabi untuk
kebebasan untuk mengakses dunia publik justru akan mengimami jamaah perempuan. Hal ini, misalnya diperkuat oleh
menimbulkan fitnah. hadis riwayat Daraquthni. Kedua, kalaupun di antara jamaahnya
Berbeda dengan pendapat-pendapat sebelumnya, Abu ada laki-laki, maka sesungguhnya peristiwa ini berkaitan dengan
Saur, salah satu eksponen mazhab Syafi’i; Imam Mazni tokoh shalat sunnah karena sebagian dari fuqaha mazhab Hanbali
besar yang menjadi murid utama Imam Syafi’i; Abu Dawud memang membolehkan perempuan menjadi imam dalam shalat
alIsfahani, pendiri mazhab Thahiri; serta Thabari, seorang ahli tarawih. Ketiga, apabila kisah Ummu Waraqah benar-benar
tafsir dan pencipta mazhab fiqh, membolehkan imam berkaitan dengan shalat wajib, maka ketentuan itu harus
perempuan atas laki-laki berdasarkan Hadis Ummu Waraqah dimaknai bersifat kasuistik dan khusus untuk Ummu Waraqah,
yang Artinya: Ketika Nabi saw akan berangkat perang Badar, sebab ketentuan tersebut tidak pernah disyari’atkan kepada
Ummu Waraqah mengatakan: Aku katakan kepada Rasulullah perempuan lain. Atas dasar analisis tersebut, Ibnu Qudamah
tetap berkesimpulan bahwa perempuan tidak boleh menjadi ditetapkan mereka atau tidak, tapi lebih pada kelemahan-
imam bagi makmum laki-laki. kelemahan yang dipandang inheren dalam perempuan, yang
Perdebatan para ulama tentang imam perempuan atas tidak memungkinkannya menduduki posisi sebagai imam.
lakilaki dalam shalat telah melahirkan dua kelompok yang Hal lain yang menunjukkan inkonsistensi ulama adalah
berseberangan. Pertama, kelompok kontra yang diwakili oleh sikap mereka terhadap hadis Ummu Waraqah. Hadis tersebut
para imam empat mazhab (Syafi’i, Maliki, Hanbali, dan Hanafi), dalam berbagai jalurnya telah memenuhi kualifikasi Hadis sahih.
yang kemudian berlanjut pada para ulama belakangan, seperti Oleh karenanya, ia dapat diterima sebagai hujjah atas
Yusuf Qardhawi, dan sebagainya. Kedua, adalah kelompok kebolehan perempuan menjadi imam laki-laki. Namun, sebagian
yang membolehkan imam perempuan bagi laki-laki, yang ulama menolak Hadis ini sebagai dalil, dengan mengajukan
diwakili oleh para ulama salaf seperti Tabari, Abu Saur, dan lain- Hadis lain yang melarang perempuan menjadi imam laki-laki.
lain, yang kemudian berlanjut pada ulama kontemporer, seperti Sementara Hadis tersebut, oleh Imam Nawawi dinilai berkualitas
Amina Wadud Muhsin. da’if. Sebagian ulama lain mengakui keotentikan Hadis tersebut,
Diskursus pemikiran ulama yang menolak namun mereka berupaya memberikan interpretasi yang
kepemimpinan perempuan dalam shalat tampaknya masih membatasi batasan dan otoritas imam perempuan, seperti
berada dalam kerangka tradisi patriarkhi, sehingga pembahasan tercermin dalam pandangan ibnu Qudamah di atas.
tentang perempuan dalam kajian fiqh selalu ditempatkan dalam Padahal, kalau dianalisis lebih jauh interpretasi Ibnu
posisi marginal atau ’berbeda’. Berbagai persyaratan khusus Qudamah terhadap Hadis Ummu Waraqah, dapat ditemukan
selalu diatributkan kepada perempuan dalam berbagai status beberapa kelemahan yang mendasar, yang sekaligus dapat
legalnya, yang kemudian dikaitkan dengan kelemahan- menggugurkan analisisnya. Analisis pertamanya bahwa Ummu
kelemahan yang dianggap inheren dalam diri perempuan, Waraqah hanya mengimami jamaah perempuan tidak berdasar,
seperti kurang akal, kurang agama, pembuat fitnah, dan sebab tingkat kesahihan Hadis Ummu Waraqah yang
sebagainya. menyebutkan bahwa di antara makmumnya ada laki-laki, diakui
Kecenderungan ini, pada gilirannya melahirkan oleh para sarjana Hadis. Analisis keduanya bahwa kebolehan
inkonsistensi dalam kajian-kajian fiqh perempuan. Tentang perempuan sebagai imam hanya sebatas pada shalat sunnah,
kualifikasi imam, misalnya keempat imam di atas, sepakat juga lemah, sebab shalat sunnah tidak disyari’atkan adanya
menjadikan kualitas pemahaman agama dan al-Qur’an sebagai adzan.
kualifikasi substansial yang harus dipenuhi imam, baru Sementara itu, dalam Hadis di atas, jelas-jelas
kemudian beberapa kualifikasi lain seperti umur, posisi, akhlak, dinyatakan bahwa Nabi menunjuk seseorang
dan lainlain. Sementara itu, kualifikasi tentang jenis kelamin mengumandangkan adzan. Lebih-lebih jika posisi imam harus
tidak disebutkan dalam persyaratan-persyaratan imam secara dibelakang makmum laki-laki, tentu bukan disebut sebagai imam
umum. Namun, di lain pihak, ketika muncul persoalan tentang lagi. Analisis ketiganya bahwa peristiwa Ummu Waraqah bersifat
boleh tidaknya perempuan menjadi imam, keempat ulama di khusus, juga memiliki kelemahan. Jika hanya karena terjadi
atas serta merta menolak. Akan tetapi, penolakan ini tidak pada Ummu Waraqah sendiri, bukankah banyak peristiwa
didasarkan pada apakah perempuan memenuhi kualifikasi yang hukum syari’ah yang diderivasi dari peristiwa tertentu. Dalam
kaidah ushuliyah dikenal suatu prinsip bahwa al-’ibrah bi ’umum pemikiran dan opini hukum Islam yang maju, namun tidak
al-lafdz la bi khusus al-sabab (ketentuan hukum itu diambil dari popular dan tidak muncul ke permukaan. Hal ini terjadi karena
keumuman lafadz, bukan dari kekhususan sebab). Islam yang kita warisi ini adalah Islam politik; selalu ada
Kerangka berpikir yang melandasi pandangan para kekuasaan-kekuasaan politik yang memihak
ulama dalam kajian-kajian tentang fiqh perempuan secara pandanganpandangan tertentu dan melenyapkan pandangan
umum, dan imam perempuan secara khusus cenderung lainnya. Pandangan-pandangan utama, yang tampil dan
memposisikan perempuan sebagai ’yang lain’ (the other), didukung penguasa (dinasti-dinasti) Islam yang berumur
sehingga perlakuanperlakuan yang berbeda dan lain selalu panjang, telah dengan jelas memperlihatkan bentuk wacana
diterapkan dalam pembahasan-pembahasan perempuan dalam yang patriarkhis.
fiqh. Hal ini juga ditegaskan secara jujur dan lugas oleh Ibnu
Rusyd dalam Bidayat al-Mujtahid, “Dalam tema ini, (perempuan
sebagai imam bagi laki-laki) banyak sekali persoalan yang
menyangkut sifat-sifat yang dipersyaratkan dalam diri seorang
imam. Kami memilih tidak menguraikannya secara panjang lebar
karena (seolah-olah) diredam dalam wacana hukum syari’ah”.
Konsekuensi lebih lanjut dari wacana pemikiran di atas adalah
tampilnya pemikiranpemikiran Islam yang sesuai dengan
ideologi mainstream para ulama yang mendukung kepentingan
patriarkhis.
Sementara itu, pandangan-pandangan yang minoritas,
seperti kebolehan perempuan sebagai imam shalat yang
dipegang Ibnu Jarir al-Thabari, Abi Tsaur, dan al-Mazini, tidak
tampil ke permukaan, bahkan hampir terkubur dalam pemikiran
dan kesadaran kolektif umat Islam. Ketika persoalan ini
dimuncul kembali, maka kemapanan pemikiran Islam yang
mainstream pun terusik. Oleh karenanya, kebanyakan para
ulama bersikap sangat reaksioner, bahkan menuduh Amina
Wadud Muhsin sebagai pembuat bid’ah dan murtad, dan
seakan-akan apa yang dilakukannya merupakan suatu hal yang
benar-benar baru.
Hal ini juga yang menjadi pertanyaan besar dalam diri
K.H. Husein Muhammad. Menurutnya, sejarah pemikiran Islam
yang sangat panjang ini banyak menyembunyikan sisi lain
pemikiran Islam yang tidak mainstream. Padahal, banyak sekali
HUKUM ISLAM DI INDONESIA India adalah sebagai sebuah bentuk propaganda, bahwa Islam
yang datang ke Asia Tenggara itu tidak murni.

A. Sejarah masuknya islam di Indonesia 2. Berita Eopa


Kedatangan Islam di berbagai daerah Indonesia tidaklah Berita ini datangnya dari Marcopolo tahun 1292 M. Ia
bersamaan. Demikian pula kerajaan-kerajaan dan daerah-daerah adalah orang yang pertama kali menginjakan kakinya di Indonesia,
yang didatanginya mempunyai situasi politik dan sosial budaya ketika ia kembali dari cina menuju eropa melalui jalan laut. Ia dapat
yang berlainan. Proses masuknya Islam ke Indonesia tugas dari kaisar Cina untuk mengantarkan putrinya yang
memunculkan beberapa pendapat. Para Tokoh yang dipersembagkan kepada kaisar Romawi, dari perjalannya itu ia
mengemukakan pendapat itu diantaranya ada yang langsung singgah di Sumatera bagian utara. Di daerah ini ia menemukan
mengetahui tentang masuk dan tersebarnya budaya serta ajaran adanya kerajaan Islam, yaitu kerajaan Samudera dengan
agama Islam di Indonesia, ada pula yang melalui berbagai bentuk ibukotanya Pasai.7 Diantara sejarawan yang menganut teori ini
penelitian seperti yang dilakukan oleh orang-orang barat (eropa) adalah C. Snouch Hurgronye, W.F. Stutterheim,dan Bernard H.M.
yang datang ke Indonesia karena tugas atau dipekerjakan oleh Vlekke.
pemerintahnya di Indonesia. Tokohtokoh itu diantaranya,
Marcopolo, Muhammad Ghor, Ibnu Bathuthah, Dego Lopez de 3. Berita India
Sequeira, Sir Richard Wainsted. Sedangkan sumber-sumber Berita ini menyebutkan bahwa para pedagang India dari
pendukung Masuknya Islam di Indonesia diantaranya adalah: Gujarat mempunyai peranan penting dalam penyebaran agama
dan kebudayaan Islam di Indonesia. Karena disamping berdagang
1. Berita dari Arab mereka aktif juga mengajarkan agama dan kebudayaan Islam
Berita ini diketahui dari pedagang Arab yang melakukan kepada setiap masyarakat yang dijumpainya, terutama kepada
aktivitas perdagangan dengan bangsa Indonesia. Pedagang Arab masyarakat yang terletak di daerah pesisisr pantai.9 Teori ini lahir
Telah datang ke Indonesia sejak masa kerajaan Sriwijaya (abad selepas tahun 1883 M. Dibawa oleh C. Snouch Hurgronye.
ke-7 M) yang menguasai jalur pelayaran perdagangan di wilayah Pendukung teori ini, diantaranya adalah Dr. Gonda, Van Ronkel,
Indonesia bagian barat termasuk Selat Malaka pada waktu itu. Marrison, R.A. Kern, dan C.A.O. Van Nieuwinhuize.
Hubungan pedagang Arab dengan kerajaan Sriwijaya terbukti
dengan adanya para pedagang Arab untuk kerajaan Sriwijaya 4. Berita Cina
dengan sebutan Zabak, Zabay atau Sribusa. Pendapat ini Berita ini diketahui melalui catatan dari Ma Huan, seorang
dikemukakan oleh Crawfurd, Keyzer, Nieman, de Hollander, Syeh penulis yang mengikuti perjalanan Laksamana Cheng-Ho. Ia
Muhammad Naquib Al-Attas dalam bukunya yang berjudul Islam menyatakan melalui tulisannya bahwa sejak kira-kira-kira tahun
dalam Sejarah Kebudayaan Melayu dan mayoritas tokoh-tokoh 1400 telah ada saudagar-saudagar Islam yang bertempat tinggal di
Islam di Indonesia seperti Hamka dan Abdullah bin Nuh. Bahkan pantai utara Pulai Jawa. T.W. Arnol pun mengatakan para
Hamka menuduh bahwa teori yang mengatakan Islam datang dari pedagang Arab yang menyebarkan agama Islam di Nusantara,
ketika mereka mendominasi perdagangan Barat-Timur sejak abad-
abad awal Hijrah atau abad ke-7 dan ke-8 M. Dalam sumber- 1. Saluran Perdagangan
sumber Cina disebutkan bahwa pada abad ke-7 M seorang Diantara saluran Islamisasi di Indonesia pada taraf
pedagang Arab menjadi pemimpin sebuah pemukiman Arab permulaannya ialah melalui perdagangan. Hal ini sesuia dengan
Muslim di pesisir pantai Sumatera (disebut Ta’shih). kesibukan lalu lintas perdagangan abad-7 sampai abad ke-16,
perdagangan antara negeri-negeri di bagian barat, Tenggara dan
5. Sumber dalam Negeri Timur benua Asia dan dimana pedagang-pedagang Muslim (Arab,
Terdapat sumber-sumber dari dalam negeri yang Persia, India) turut serta menggambil bagiannya di Indonesia.
menerangkan berkembangnya pengaruh Islam di Indonesia. Yakni Penggunaan saluran islamisasi melalui perdagangan itu sangat
Penemuan sebuah batu di Leran (Gresik). Batu bersurat itu menguntungkan. Hal ini menimbulkan jalinan di antara masyarakat
menggunakan huruf dan bahasa Arab, yang sebagian tulisannya Indonesia dan pedagang. Dijelaskan di sini bahwa proses
telah rusak. Batu itu memuat tentang meninggalnya seorang islamisasi melalui saluran perdagangan itu dipercepat oleh situasi
perempuan yang bernama Fatimah Binti Maimun (1028). Kedua, dan kondisi politik beberapa kerajaan di mana adipati-adipat pesisir
Makam Sultan Malikul Saleh di Sumatera Utara yang meninggal berusaha melepaskan diri dari kekuasaan pusat kerajaan yang
pada bulan Ramadhan tahun 676 H atau tahun 1297 M. Ketiga, sedang mengalami kekacauan dan perpecahan. Secara umum
makam Syekh Maulana Malik Ibrahim di Gresik yang wafat tahun Islamisasi yang dilakukan oleh para pedagang melalui
1419 M. Jirat makan didatangkan dari Guzarat dan berisi tulisan- perdagangan itu mungkin dapat digambarkan sebagai berikut:
tulisan Arab. Mengenai masuknya Islam ke Indonesia, ada satu mulal-mula mereka berdatangan di tempat-tempat pusat
kajian yakni seminar ilmiah yang diselenggarakan pada tahun 1963 perdagangan dan kemudian diantaranya ada yang bertempat
di kota Medan, yang menghasilkan hal-hal sebagai berikut: tinggal, baik untuk sementara maupun untuk menetap. Lambat
a. Pertama kali Islam masuk ke Indonesia pada abad 1 H/7 M, laun tempat tinggal mereka berkembang menjadi
langsung dari negeri Arab. perkampunganperkampungan. Perkampungan golongan pedangan
b. Daerah pertama yang dimasuki Islam adalah pesisir sumatera Muslim dari negeri-negeri asing itu disebut Pekojan.
Utara. Setelah itu masyarakat Islam membentuk kerajaan
Islam Pertama yaitu Aceh. 2. Saluran Perkawinan
c. Para dai yang pertama, mayoritas adalah para pedagang. Perkawinan merupakan salah satu dari saluran-saluran
Pada saaat itu dakwah disebarkan secara damai. Islamisasi yang paling memudahkan. Karena ikatan perkawinan
merupakan ikatan lahir batin, tempat mencari kedamaian diantara
B. Saluran dan Cara-Cara Islamisasi di Indonesia dua individu. Kedua individu yauitu suami isteri membentuk
Kedatangan Islam ke Indonesia dan penyebarannya keluarga yang justru menjadi inti masyarakat. Dalam hal ini berarti
kepada golongan bangsawan dan rakyat umumnya, dilakukan membentuk masyarakat muslim. Saluran Islamisasi melalui
secara damai. Saluran-saluran Islamisasi yang berkembang ada perkawinan yakni antara pedagang atau saudagar dengan wanitia
enam, yaitu: pribumi juga merupakan bagian yang erat berjalinan dengan
Islamisasi. Jalinan baik ini kadang diteruskan dengan perkawinan
antara putri kaum pribumi dengan para pedagang Islam. Melalui
perkawinan inilah terlahir seorang muslim. Dari sudut ekonomi, pendidikan yaitu dengan mendirikan pondok-pondok pesantren
para pedagang muslim memiliki status sosial yang lebih baik merupakan tempat pengajaran agama Islam bagi para santri. Pada
daripada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk pribumi, umumnya di pondok pesantren ini diajarkan oleh guru-guru agama,
terutama putri- putri bangsawan, tertarik untuk menjadi istri kyai-kyai, atau ulama-ulama. Mereka setelah belajar ilmu-ilmu
saudagar-saudagar itu. Sebelum kawin, mereka diislamkan terlebih agama dari berbagai kitab-kitab, setelah keluar dari suatu
dahulu. Setelah setelah mereka mempunyai kerturunan, pesantren itu maka akan kembali ke masingmasing kampung atau
lingkungan mereka makin luas. Akhirnya timbul kampung- desanya untuk menjadi tokoh keagamaan, menjadi kyai yang
kampung, daerah-daerah, dan kerajaan-kerajaan muslim. menyelenggarakan pesantren lagi. Semakin terkenal kyai yang
mengajarkan semakin terkenal pesantrennya, dan pengaruhnya
3. Saluran Tasawuf akan mencapai radius yang lebih jauh lagi.
Tasawuf merupakan salah satu saluran yang penting
dalam proses Islamisasi. Tasawuf termasuk kategori yang 5. Saluran Kesenian
berfungsi dan membentuk kehidupan sosial bangsa Indonesia Saluran Islamisasi melalui seni seperti seni bangunan, seni
yang meninggalkan bukti-bukti yang jelas pada tulisantulisan pahat atau ukir, seni tari, musik dan seni sastra. Misalnya pada
antara abad ke-13 dan ke-18. hal itu bertalian langsung dengan seni bangunan ini telihat pada masjid kuno Demak, Sendang
penyebaran Islam di Indonesia. Dalam hal ini para ahli tasawuf Duwur Agung Kasepuhan di Cirebon, masjid Agung Banten,
hidup dalam kesederhanaan, mereka selalu berusaha menghayati Baiturrahman di Aceh, Ternate dan sebagainya. Contoh lain dalam
kehidupan masyarakatnya dan hidup bersama di tengah-tengah seni adalah dengan pertunjukan wayang, yang digemari oleh
masyarakatnya. Para ahli tasawuf biasanya memiliki keahlian masyarakat. Melalui cerita-cerita wayang itu disisipkan ajaran
untuk menyembuhkan penyakit dan lain-lain. Jalur tasawuf, yaitu agama Islam. Seni gamelan juga dapat mengundang masyarakat
proses islamisasi dengan mengajarknan teosofi dengan untuk melihat pertunjukan tersebut. Selanjutnya diadakan dakwah
mengakomodir nilai-nilai budaya bahkan ajaran agama yang ada keagamaan Islam.
yaitu agama Hindu ke dalam ajaran Islam, dengan tentu saja
terlebih dahulu dikodifikasikan dengan nilai-nilai Islam sehingga 6. Saluran Politik
mudah dimengerti dan diterima. Diantara ahli-ahli tasawuf yang Pengaruh kekuasan raja sangat berperan besar dalam
memberikan ajaran yang mengandung persamaan dengan alam proses Islamisasi. Ketika seorang raja memeluk agama Islam,
pikiran Indonesia pra-Islam itu adalah Hamzah Fansuri di Aceh, maka rakyat juga akan mengikuti jejak rajanya. Rakyat memiliki
Syeh Lemah Abang, dan Sunan Panggung di Jawa. Ajaran mistik kepatuhan yang sangat tinggi dan raja sebagai panutan bahkan
seperti ini masih berkembang di abad ke-19 bahkan di abad ke-20 menjadi tauladan bagi rakyatnya. Misalnya di Sulawesi Selatan dan
ini. Maluku, kebanyakan rakyatnya masuk Islam setelah rajanya
memeluk agama Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat
4. Saluran Pendidikan membantu tersebarnya Islam di daerah ini.
Para ulama, guru-guru agama, raja berperan besar dalam
proses Islamisasi, mereka menyebarkan agama Islam melalui
C. Pemgambilan hokum Islam Indonesia penting dan strategis dalam kajian-kajian keislaman. Keberadaan
Sumber hukum merupakan segala sesuatu yang berupa dan kedudukannya tidak diragukan lagi. Sunnah dari segi etimologi
tulisan, dokumen, naskah, dan sebagainya yang digunakan oleh adalah perbuatan yang semula belum pernah dilakukan kemudian
suatu bangsa sebagai pedoman hidupnya pada masa tertentu. diikuti oleh orang yang lebih baik perbuatan terpuji maupun tercela.
Dalam ajaran Islam terdapat sumber hukum pokok yang menjadi Secara terminologi, ahli fiqih dan hadis berbeda memberikan
pedoman atau rujukan bagi umat Islam. Sumber hukum Islam pengertian tentang hadis. Menurut para ahli hadis, sunnah sama
utama ada tiga, yaitu: Al-Aquran, Sunnah (Hadist), Ijtihad. Berikut dengan hadis yaitu suatu yang dinisbahkan oleh Rasullullah SAW
penjelasannya: baik perkataan, perbuatan maupun sikap belaiu tentang suatu
peristiwa. Baca juga: Faktor Pendukung Berdirinya Dinasti
1. Al Quran Ayyubiyah Para ahli fiqh makna sunnah mengandung pengertian
Dalam buku Ushul Fikih 1 (2018) karya Rusdaya Basri, suatu perbuatan yang jika dikerjakan mendapat pahala, tetapi jika
kedudukan Al Quran dalam Islam adalah sebagai sumber hukum ditinggalkan tidak mendapat dosa. Dalam pengertian ini sunnah
umat Islam dari segala sumber hukum yang ada di bumi. Firman merupakan salah satu dari ahkam al takhlifi yang lima, yaitu wajib,
Allah SWT dalam Al Quran Surat An-Nisa ayat 59 yang artinya. sunnah, haram, makruh, mubah. Sunnah menurut istilah ahli ushul
"Hai, orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah figh adalah ucapan nabi dan perbuatannya dan takrirnya. Jadi
RasulNya, dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu sunnah artinya cara yang dibiasakan atau cara yang dipuji.
berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia Sedangkan menurut istilah agama yaitu perbuatan nabi. Perbuatan
kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar- dan takririnya (yakni ucapan dan perbuatan sahabat yang beliau
benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu diamkan dengan arti membenarkan). Seluruh umat Islam telah
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." Al Quran dan hadis sepakat bahwa hadis rasul merupakan sumber dan hukum Islam
merupakan dua hal pokok dalam ajaran Islam. Keduanya setelah Al Quran. Kesepakat umat Islam dalam mempercayai,
merupakan hal sentral yang menjadi jantung umat Islam. Karena menerima dan mengamalkan segala ketentuan yang terkandung di
seluruh bangunan doktrin dan sumber keilmuan Islam terinspirasi dalam hadis ternyata sejak Rasullullah masih hidup.Sepeninggal
dari dua hal pokok tersebut. Kedudukan Al Quran sebagai sumber beliau, masa Khulafaal Rasyidin dan masa-masa selanjutnya tidak
utama dan pertama bagi penetapan hukum, maka bila seseorang ada yang mengingkarinya. Banyak mereka yang tidak hanya
ingin menemukan hukum untuk suatu kejadian.Tindakan pertama memahami dan mengamalkan isi kandungannya, tapi juga
mencari jawab penyelesaiannya dari Al Quran. Al-quran adalah menghafal, memelihara dan menyebarluaskan kepada generasi
sumber hukum pertama umat islam yang berisi tentang akidah, selanjutnya.
ibadah, peringatan, kisah-kisah yang dijadikan acuan dan
pedoman hidup bagi umat Nabi Muhammad SAW. 3. Ijtihad
Menurut bahasa ijtihad artinya bersungguh-sungguh dalam
2. Sunnah (hadis) mencurahkan pikiran. Sedangkan menurut istilah ijtihad adalah
Sunnah (hadis) merupakan sumber ajaran Islam kedua mencurahkan segenap tenaga dan pikiran secara sungguh-
setelah Al Quran. Sunnah juga menempati posisi yang sangat sungguh untuk menetapkan suatu hukum. Ijtihat dapat dilakukan
ketika suatu masalah yang hukumnya tidak ada di dalam Al Quran b. Muhammadiyah
dan hadis. Sehingga bisa menggunakan ijtihad dengan Bentuk : Organisasi Resmi
menggunakan akal pikiran, namun tetap mengacu berdasarkan Al Pemimpin : K.H. Achmad Dahlan (nama asli:Muhammad
Quran dan hadist. Ijtihad merupakan sumber hukum Islam setelah Darwis,1868-1923)
Al Quran dan hadist. Ketika melakukan ijtihad tidak boleh Aktif mulai : 1912
bertentangan dengan Al Quran dan hadist. Baca juga: Sejarah Pendapat :
Perang Badar Bentuk ijtihad itu ada ada tiga macam, yakni: Ijma  Mengembalikan umat Islam pada agama
Ijma adalah kesepakatan dan ketetapan hati untuk melaksanakan Islam yang sebenarnya yaitu kembali pada
sesuatu. Ijma dilakukan untuk merumuskan suatu hukum yang Al-Quran dan Hadits
tidak disebutkan secara khusus dalam Al Quran dan hadis. Qiyas  Mengikis habis bid'ah, kufarat, takhayul,
Qiyas adalah mempersamakan hukum suatu masalah yang belum dan klenik
ada kedudukan hukumnya dengan masalah lama yang pernah  Membuka pintu ijtihad dan membunuh
karena ada alasan yang sama. Maslahah Mursalah Maslahah taqlid yang membabi buta
mursalah merupakan cara dalam menetapkan hukum. Di mana c. Hizbut Tahrir
berdasarkan pertimbangan kegunaan dan manfaatnya. Bentuk : Organisasi Resmi di Indonesia bernama HTI
Pendiri : Syekh Taqiyuddin An-Nabhahani
D. Aliran Islam di Indonesia Berdiri : 1953 di Al-Quds, Jerussalem sebagai partai
Saat ini di Indonesia, kita mengenal berbagai kelompok, baik politik Islam
yang berbentuk organisasi maupun yang bukan organisasi, yang Pemimpin : Abdurahman Albagdadi
dianggap ahlussunnah Waljama'ah, yaitu : Aktif sejak : 1982-1983
a. Nahdatul Ulama Pendapat :
Bentuk : Organisasi Resmi  Menggagas terbentuknya negara Islam
Pemimpin : K. H. Hasyim Asy'ariy (1947) sedunia alias khilafah islamiyah
Aktif sejak : 31 Januari 1926  Demokrasi itu tidak Islami karena
Pendapat : demokrasi adalah kedaulatan itu di tangan
 Mempertahankan dan mengembangkan rakyat. Implikasinya hak membuat hukum
paham Ahlus Sunnah di Indonesia ada di tangan rakyat, bukan di tangan
 Menegakkan syariat Islam menurut haluan Allah. Jika demikian. Maka demokrasi itu
Ahlus Sunnah wal Jama'ah, dalam hal ini 4 bertentangan dengan Islam yang mengakui
Madzhab terbesar : Hanafi, Maliki, Syafi'i hak membuat hukum itu hanya milik Allah.
dan Hanbali d. Jemaah Tabligh
 Dalam tasawuf mengikuti paham Abul Bentuk : Non Organisasi
Qasim Junaidi Al-Bagdadiy  Jama'ah Tabligh Di Indosesia berkembang
sejak l952,
 dibawa oleh rombongan dari India yang sesat lain yang memiliki cabang yang sejalan, apakah lantas
dipimpin oleh Miaji Isa. Tapi gerakan ini menjadi tidak sesat?) 
mulai marak pada awal 1970- an. Mereka juga beralasan karena masih diizinkannya aliran
 Mereka menjadikan masjid sebagai pusat Syi'ah menunaikan ibadah haji di mekkah. (Padahal mereka
aktivitasnya. Berdakwah dari pintu ke pintu. diizinkan karena mereka datang dengan passport resmi negara.
e. Wahabi Mereka tentu tidak mencantumkan identitas agama mereka
Bentuk : Non Organisasi dengan nama Syiah, melainkan Islam, kehadiran orang Syi'ah di
 Agak berbeda, penyebutan nama Wahabi tanah suci Mekkah pun sering kali membuat masalah dengan
justru bukan dari kelompok mereka sendiri, melakukan ritual-ritual yang tidak umum dan mereka pun lebih
bahkan mereka tidak merasa membentuk meyakini tanah karbala adalah tanah suci mereka)
kelompok. Ada juga yang menyebut Menurut para ulama yang menentang Syi'ah, perilaku
mereka dengan nama salafi. orang-orang Syi'ah di negara tempat berkembangnya, Iran, sangat
 Pendiri : Muhammad bin Abdul Wahab berbeda dengan di tempat dimana mereka masih menjadi
(1702-1787) di Saudi Arabia. minoritas. Jika disini mereka terlihat santun, karena mereka
 Dalam Munjid disebutkan bahwa tariqat memiliki konsep 'Taqiyah'. Taqiyah adalah merahasiakan
mereka dinamai Al-Muhammadiyyah dan keyakinan dari para lawan yang bisa merugikan agama dan
fiqih mereka berpegang pada madzhab jiwanya. Ali Muhammad al-Syalabi menerangkan, dalam Syiah ada
Hanbali diseuaikan dengan tafsir Ibnu empat unsur pokok ajaran taqiyah;
Taimaiyyah. a. Menampilkan hal yang berbeda dari apa yang ada dalam
 Berpegang teguh pada kemurnian Alqur'an hatinya.
dan hadist. b. Taqiyah digunakan dalam berinteraksi dengan lawan-lawan
  Syiah.
Semua kelompok-kelompok ini, walaupun terdapat c. Taqiyah berhubungan dengan perkara agama atau keyakinan
perbedaan pendapat tetapi dianggap tidak menyimpang dari inti yang dianut lawan-lawan.
dari keyakinan (aqidah), sehingga dianggap oleh para ulama di d. Digunakan di saat berada dalam kondisi mencemaskan.
Indonesia, kelompok-kelompok ini berada di jalur ahlussunnah Para ulama dari ahlussunnah Waljama'ah di Indonesia
Waljama'ah yang berpegang pada Al Qur'an dan hadist (Wallahu sebenarnya sudah banyak mengumpulkan bukti-bukti tentang
a’lam bish-shawab). kesesatan Syi'ah dan telah menyerahkannya kepada MUI. Dan
Mayoritas ulama di Indonesia menentang karena banyak tentunya mereka berharap agar MUI segera dapat
pendapat dari syi'ah yang bertentangan dengan aqidah mempertimbangkan status Syiah. Pendapat Syi'ah yang umum:
ahlussunnah Waljama'ah. Tetapi ada pula segelintir ulama yang a. Mengkafirkan sahabat Nabi yang tidak mendukung Ali
membelanya, karena menganggap syi'ah sendiri memiliki cabang- (kecuali Syiah Zaidiyah sekarang).
cabang, dimana ada cabang yang masih sejalan dengan aqidah b. Kepemimpinan (Imamah) merupakan satu dari beberapa
Ahlussunnah Waljama'ah. (Lalu bagaimana jika ada aliran-aliran pokok keimanan.
c. Memandang Imam Itu ma'shum (orang suci)
d. Wajib adanya Imam yang tersembunyi (Al-Imam Al- Mastur)
e. Al-Quran yang sekarang mengalami perubahan dan
pengurangan, sedangkan yang asli berada di tangan Al-Imam
Al-Mastur (Syi'ah Imamiyah)
f. Tidak mengamalkan hadits kecuali dari jalur keluarga Nabi
Muhammad (Ahli Bait), (kecuali madzhab Zaidiyyah)
g. Memperbolehkan taqiyah
h. Tidak menerima ijma dan qiyas (kecuali madzhab Zaidiyyah-
pen)
i. Wajib sujud di atas tanah atau batu karbala (Syi'ah Imamiyah)
j. Memperbolehkan nikah mut'ah (Syi'ah Imamiyah)
k. Tidak melakukan shalat Jumat karena Imam yang asli tidak
ada (Syi'ah Imamiyah).
STRATEGI PENGEMBANGAN CITRA DAN KOPRI menyebabkan jumlah mereka secara kuantitas masih sedikit.
Karena pada waktu sedikit dari kaum perempuan melanjutkan
kejenjang keperguruan tinggi. Kondisi yang terjadi pada saat itu
Perempuan sebagai individu maupun secara kolektif dari antara laki-laki dan perempuan saling bahu membahu dalam
jenis kelaminnya adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dari menutupi kekuangan organisasi. Termasuk dalam pengambilan
sosial dan masyarakat. Karena perempuan tiang Negara jika tidak keputusan serta beberapa hal yang mengharuskan mereka bekerja
ada perempuan tidak ada yang namanya peradaban manusia. sama dalam mempertaruhkan menjungjung nama organisasi.
Dalam bukunya Soeakrno yang berjudul Sarinah bahwa soal Lahirnya KOPRI pada saat itu karena berawal dari
wanita adalah soal masyarakat, sayang sekali jika masalah wanita keinginan perempuan itu sendiri untuk memiliki ruang sendiri dalam
tidak dipelajari secara sungguh-sungguh oleh pergerakan kita. beraktifitas, sehingga mereka dapat bebas mengeluarkan
Karena kita tidak dapat menyususn Negara dan menyusun pendapat atau apapun yang mereka inginkan, dan keinginan
masyarakat jika tidak mengerti soal wanita. Maka penting sekali tersebut di87dukung sepenuhnya oleh laki-laki pada saat itu
jika soal wanita menjadi bahan bagi penyusunan masyarakat dan sehingga terbentuknya yang namanya Korps Pergerakan
Negara, sehingga dari hal tersebut menjadi salah satu pijakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (KOPRI) yang lahir pada tanggal
dalam membangun gerakan perempuan. 25 november 1967 di Semarang dengan status semi otonom yang
Pada saat itu gerakan perempuan di Indonesia tumbuh sebelumnya merupakan follow up dari terlaksanakannya training
pada awal abad 20 dimana secara umum gerakan ini bertujuan kursus keputrian di Jakarta pada tanggal 16 februari 1966 dan
untuk mengangkat derajat kaum wanita dan meningkatkan melahirkan yang namanya panca norma KOPRI.
kesadaran kaum wanita dan mulai menginginkan kemerdekaan Pada kepemimpinan sahabati Khofifah yang ditetapkan di
bagi bangsanya. Gerakan perempuan ini menemukan Jakarta pada tanggal 28 Oktober 1991 mengenai nilai kader
momentumnya seiring dengan membesarnya laju persoalan pelik KOPRI dan pada saat itu telah terbentuk pola pengkaderan yang
yang menimpa kaum perempuan. Gerakan perempuan pada saat sistematis yaitu dibentuknya system kaderisasi yang terdiri dari
itu dibagi menjadi beberapa fase yaitu gerakan perempuan pra kurikulum dan pedoman pelaksanaan LKK (Latihan Kader KOPRI)
kemerdekaan dan orde lama, order baru dan gerakan perempun serta petunjuk pelaksana latihan pengkaderan KOPRI, dalam hal
reformasi sampai sekarang. jenjang pengkaderan KOPRI dibagi menjadi dua yaitu LKK (Latihan
Dari gerakan tersebut muncullah suatu gerakan yang Kader KOPRI) dan LPKK (Latihan Pelatih Kader KOPRI). Pada
berada disuatu organisasi di Pergerakan Mahasiswa Islam tahun 2000 KOPRI dibubarkan pada kongres XIII tahun 2000 di
Indonesia (PMII) yang disebut KOPRI. Dimana pada saat PMII Medan dan pembubaran ini merupakan salah satu pengaruh dari
didirikan KOPRI memang masih belum ada dan yang ada hanyalah euphoria gerakan kesadaran gender. Pada saat itu pembubaran
divisi keputrian. Dimana divisi keputrian ini fokus memusatkan KOPRI tidak dibarengi dengan usaha institusionalisasi yang serius
perhatiannya menangani masalah yang berkaitan dengan kea rah penataan kelembagaan, sehingga bukan memperteguh
dunianya, dan pada saat itu dunia perempuan hanya sebatas pemberdayaan kader putri tetapi meluluh lantakannya kembali ke
menjahit, memasak dan urusan dapur saja. Pada saat itu kesiapan titik nol sehingga pada saat itu terjadi kecurigaan jika pembubaran
SDM dan profesionalitas perempuan kurang sehingga KOPRI adalah patriarkhal conspiration.
Pada tahun 26-29 September 2003 kongres XIV di Kutai selama dua periode terakhir ini masih tetap sama. Dimana pada
Kertanegara Kalimantan Timur mengamanatkan membuat kepengurusan KOPRI saat ini nampak sangat jelas kurangnya
pertemuan POKJA Perempuan PMII dan menghasilkan ketetapan kesadar dari kepengurusan untuk menjalankan tanggung jawabnya
bahwa dibentuk kembali keorganisasian wadah perempuan yang sehingga Program kerja yang disusun tidak berjalan secara
bernama KOPRI yang merupakan integral dengan PMII di Jakarta maksimal.
pada tanggal 29 September 2003 dimana PB KOPRI berpusat di Diatas adalah sebuah sedikit review untuk
Jakarta dengan visi terciptanya masyarakat yang berkeadilan memperkenalkan kondisi KOPRI selama dua periode terakhir
berlandaskan kesetaraan dan menjunjung tinggi nilai nilai berdasarkan apa yang telah dipaparkan Narasumber. Dan disini
kemanusiaan dan misinya mengideologisasikan gender dan saya akan memaparkan beberapa strategi yang perlu
mengkonsolidasikan gerakan perempuan di PMII untuk dipertimbangkan dan dilaksanakan untuk kepengurusan KOPRI
membangun masyarakat yang berkeadilan gender. Komisariat periode berikutnya. Strategi yang perlu untuk
KOPRI adalah wadah pengembangan perempuan PMII dilakkukan oleh KOPRI Berdasakan Hasil MUSPIMNAS 2019 di
yang berbentuk badan semi otonom PMII. Badan Semi Otonom Boyolali. Berdasarkan kondisi dua tahun terakhir dapat
adalah badan tersendiri yang dibentuk pada setiap tingkatan diidentifikasi beberapa permasalahan yang melekat dalam tubuh
kepengurusan PMII yang menangani persoalan perempuan di PMII KOPRI IAIN Madura saat ini, yaitu:
dan isu perempuan secara umum serta bertanggung jawab kepada 1. Rendahnya minat kader putri PMII. Hal tersebut disebabkan
Forum Tertinggi pada setiap level kepengurusan. oleh beberapa faktor yaitu kurangnya sosialisasi KOPRI
KOPRI Komisariat IAIN Madura yang awalnya menjadi sehingga tidak ada rasa kepemilikan KOPRI. Kemudian
bagian struktural dengan Pengurus Komisariat yaitu Bidang kurangnya sinergitas yang baik antara KOPRI dan PMII baik
Keperempuanan resmi Menjadi Badan Semi Otonom Sejak tanggal secara pola pikir dan teknis pelaksanaan. Hal ini terbukti dari
26 Oktober 2017 yaitu masa Kepengurusan Sahabat M. Fahri 33 pengurus KOPRI Komisariat yang terlantik hanya 5-10
Hozaini dimana Pada saat Itu yang menjadi Ketua KOPRI Sahabati orang yang bisa bertahan sampai saat ini
Sofi Istiani Septiana. dimana pada masa beliau KOPRI bisa 2. Kurangnya mental kader kopri untuk bersaing dalam ranah
berfokus pada sistem melaksanakan program kerja yang telah prestasi dan tanggung jawab. Hal ini mengakibatkan proses
disusun tanpa melihat kedapan bagaimana dan seperti apa KOPRI manajemen yang seharusnya berjalan menjadi diam
kedepan. Namun pada saat itu karena ini merupakan langkah awal ditempat. Percuma saja program kerja dan strategi yang
dalam membangun wadah pengembangan perempuan Sahabati bagus telah disusun jika orang-orang yang didalmnya
Sofi mampu menjadikan KOPRI sebagai Fasilator untuk sahabati bagaikan setan yang ada namun tak nampak dan menghilang
kopri dibawah garis instruksi Komisariat IAIN madura untuk tanpa kejelasan.
Mengikuti kaderisasi Kedua Yakni SIG (Sekolah Islam Gender). 3. Tidak ada acuan atau panduan sebagai pedoman melakukan
Pada periode berikutnya menjadi tanggung jawab Sahabati kaderisasi. Hal ini mengakibatkan kaderisasi KOPRI yang
Dewi Ummiyati Untuk meneruskan perjuangan dari sabahati Sofi. belum tersistematis dan belum ada panduan yang jelas terkait
Dimana kondisi kepengurusan KOPRI dibawah Sahabati Dewi pelaksanaan dan penyelenggaraan KOPRI.
tidak ada perubahan yang signifikan sehingga bisa dikatan bahwa
4. Minimnya kader putri PMII yang mampu bertahan di jenjang kajian secara mendalam terkait isu-isu gender dan
organisasi yang lebih tinggi, rendahya minat kader perempuan baik lokal mapun nasional.
perempuan untuk bergelut di wilayah pemikiran, kurangnya 4. Penguatan Jaringan Alumni, Tokoh-tokoh KOPRI
pemahaman kader-kader laki-laki tentang kesetaraan dan bagaimanapun sudah banyak mempengaruhi perkembangan
keadilan Gender. jaman. Maka pengutan jaringan kepada Alumni inilah menjadi
Sebuah organisasi menjadi cukup strategis, karena dalam sebuah sinergi gerakan KOPRI sendiri dalam
sebuah organisasi terdapat sistem yang mengatur bagaimana mengembangkan sayap di kampus maupun di sector-sektor
strategi dibangun, kepemimpinan bekerja dan mekanisme diatur. lokal kabupaten sendiri.
Individu yang bertugas mengelolanya disebut manajer organisasi 5. Penguatan Intelektual-Akademik, Pilihan untuk bergumul
dan peran ini melekat dalam diri para pengurus organisasi. dalam dunia intelektual-akademik ini seharusnya memang
Strategi dalam mengembangkan kelembagaan KOPRI dari segi merupakan sesuatu yang intern dalam diri kader. Hal ini
Internal bisa dilakukan dengan beberapa hal berikut; mengingat kader KOPRI merupakan insan akademik dalam
posisi sebagai mahasiswa aktif yang lekat dengan atribut
1. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia, Secara intelektual. Sehingga Komunitas KOPRI tidak mampu
Infrastruktur dengan kurangnya SDM membuat pergerakan di mensuplai kebutuhan pasar berupa tenaga kerja yang
lembaga kopri sendiri menjadi tidak maksimal, jika di PMII professional yang mensyaratkan kemampuan teknokratis.
sudah ada Kaderisasi Formal berupa MAPABA, PKD, PKL, Akibatnya posisi dalam birokrasi, sektor swasta tidak diduduki
dan PKL. Lain halnya dengan KOPRI, dengan memperbaiki kader-kader KOPRI.
social Strukturnya dimana kader kopri banyak yang belum
mampu menuntaskan kaderisasniya ke jenjang yang lebih Strategi dalam mengembangkan kelembagaan KOPRI dari
tinggi karena berbagai alasan , untuk meningkatkan segi Eksternal bisa dilakukan dengan beberapa hal berikut;
kesadaran dan kualitas kader putri maka di KOPRI sendiri
terdapat juga kaderisasi formal yaitu; SIG, SKK, dan SKKN. 1. Pengembangan Kampus, Kopri sendiri memiliki peran penting
2. Penguatan Institusi KOPRI, hal ini dapat dilakukan dengan dalam perkembangan kampus dimana para kader putri
beberapa cara yaitu; memperkuat ideologi gerakan KOPRI, berperan serta dimuali dari requitment maupun mengisi
Adanya SDM pengurus yang memadai dan Adanya sinergitas lembaga-lembaga yang ada di kampus itu sendiri. KOPRI
antar kepengurusan. Rayon maupun Komisariat berperan penting dalam segi
3. Penguatan Isu, Kopri sendiri yang memiliki tugas khusus kuantitas yang akan mencetak kader-kader PMII baru. Maka
untuk mengawal hak perempuan dan anak diharapkan dari itu mengisi kursi dikampus menjadi salah satu cara. Juga
memiliki lembaga kajian khusus untuk pemecahan masalah/ diharapkan adanya Kopri bisa mewadahi para perempuan
problem solving dari isu-isu lokal yang ada di daerah ini dalam mengembangkan potensi diranah kampus.
khususnya di Kabupaten Bekasi, PB PMII sudah membentuk 2. KOPRI dan Mayarakat, Ada beberapa karakter organisasi
Lembaga Perlindugan Perempuan dan Anak, juga cabang yaitu 1. Khidmat Kepada Umat 2. Khidmat Kepada
lain seperti Kota Bandung, Jogja dan Ciputat. Dan ditingkat Masyarakat 3. Khidmat Kepada Bangsa. Dari sinilah bagian
Komisariat / rayon penguatan isu bisa dilakukan dengan
KOPRI mengabdi Pada masyarakat juga sebagai PMII yaitu organisasi yang jelas, sehingga ketika akan bermitra
implementasi dari Panca Norma KOPRI. dengan lembaga yang lain ini bisa menjadi legasi. Selanjutnya
3. Kualitas pengembangan kopri yang terlahir dari pmii tersebut kekurangan KOPRI yang paling berpengaruh dan terlihat adalah
berlandaskan aswaja yang termaktub dalam Nahdlatun Nisa’. lemahnya tingkat kepengetahuan kader maupun anggota di setiap
4. Strengthening and Bargaining Position of KOPRI level kepengurusan contohnya terkadang ada beberapa anggota
Berbicara KOPRI yaitu wadah semi otonom dari PMII maupun kader KOPRI yang masih salah paham atau tidak bisa
pastinya membutuhkan yang namanya strengthening yaitu sebuah membedakan antara gender dengan jenis kelamin dan terkadang
penguatan kelembagaan baik secara kelembagaan KOPRI, juga salah mengartikan feminisme yaitu gerakan untuk menyaingi
administrasi, sumber daya manusianya dari jenjang rayon, laki-laki. Selain itu juga masih saja ada yang tidakpahaman
komisariat, maupun cabang dan bahkan kejenjang yang lebih tinggi mengenai isu-isu keperempuan contoh ketika ada kasus pelecehan
yang perlu diperkuat dan selain itu juga memperkuat dikemitraan, seksual mereka beranggapan disebabkan karena baju yang
Karena semakin besar kerja sama atau kolaborasi satu lembaga digunakan oleh korban atau korban yang merayu dan lain-lain,
dengan lembaga lainnya atau organisasi lainnya maka gerakannya terkadang dari sesama perempuan tidak mendukung atau
akan semakin massif. Ada beberapa bahkan banyak sekali mensuport sesama perempuan dan justru menyalahkan. Dan
gerakan yang berhubungan dengan isu-isu keperempuanan yaitu korban pelecehan seksual tersebut menjadi multiple victim yaitu
pada moment women day, hari Kartini, memperingati perjuangan ketika menjadi korban pelecehan, kemudian tidak sedikit
Marsinah dan lainnya, dari moment tersebut banyak lembaga perempuan-perempuan lain yang men-judge atau semacam frame
maupun organisasi yang concerned pada isu keperempuanan dan stigma negatif seperti itu. Lalu ketika korban tersebut membela
berkolaborasi untuk melakukan gerakan dalam memeperingati dirinya ketika mendapatkan pelecehan seperti memukul si pelaku.
moment tersebut. Selain itu perlu adanya kesadaran KOPRI yaitu Si pelaku tersebut malah melaporkan korban dengan tuduhan
dengan cara advokasi untuk melakukan gerakan sosial agar ada kekerasan, kebanyakan orang yang tidak tahu kejadiannya akan
perubahan pada perempuan karena pastinya masih ada beberapa membela sipelaku dan hal itu membuat korban menjadi triple
perempuan yang tertinggal dan dikekang oleh budaya patriarki victim. Dari sinilah tugas perempuan harus meluruskan hal tersebut
dengan stigma-stigma negatif yang terbangun yang membuat meskipun tidak mudah karena adanya kultur tersebut. Lemahnya
perempuan tidak bisa bergerak dan hal itu perlu adanya kolaborasi pengetahuan mengenai isu-isu perempuan merupakan tantangan
dengan kelembagaan lainnya dengan melakukan analisis internal dan PR untuk kader KOPRI untuk memperbaiki hal tersebut.
terlebih dahulu untuk melakukan gerakan tersebut. Hari ini Hal yang perlu kita lakukan untuk melakukan penguatan-
kekuatan kopri berada pada jumlah kader yang menyebar dari penguatan baik kelembagaan secara individu, kelompok dan
sabang sampai merauke dan KOPRI kuat dari segi hal kuantitas. kemitraan, dengan menguatkan pengetahuan kita dan mengasah
Pada kaderisasi formal PMII yaitu mapaba terkadang 40% atau kualitas kita. Karena KOPRI didirikan selain sebagai wadah
50% mayoritas kader perempuan tetapi, seiring berjalannya waktu anggota dan kader putri PMII dengan kauntitas banyak, tetapi juga
dengan adanya seleksi alam keberadaan perempuan tersebut sebagai instan yang hadir untuk menyelesaikan masalah
semakin mengerucut. Selain itu kekuatan KOPRI juga berasal dari keperempuanan yang hadir dalam masyarakat. Sebagai organisasi
legalitas organisasi yang jelas karena berada dibawah naungan perempuan intelektual harus bisa memetakan masalah isu-isu
gender dikampus. KOPRI juga harus bisa mengerti betul kondisi KONSEP GENDER, SEKS DAN SEKSUALITAS
perempuan baik di kampus maupun di masyarakat karena masih
saja ada stigma stigma negatif dan kultur patriarki. Fakta
dilapangan aktivitas advokasi sahabat kopri hanya sebatas A. Gender
memberikan bantuan sosial kepada masyarakat untuk mengawal Gender menurut Mansour Fakih adalah pemilihan peran,
kebijakan-kebijakan mengenai perempuan kita masih lemah.
fungsi, kedudukan, tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan
Contoh saat ini sedang ramai mengenai RUU PKS, kita perlu
mengkaji RUU PKS dan turut mendorong mensahkan RUU PKS yang berfungsi untuk mengklasifikasikan perbedaan peran yang
ini, dan bergerak dalam mengkaji hal tersebut sehingga kopri tidak dikonstruksikan secara sosial dan kultural oleh masyarakat dan
di dikatakan diam tetapi ikut andil dalam permasalahan ini. Maka bersifat tidak tetap serta bisa dipertukarkan antar keduanya. Jadi
lembaga-lembaga lain akan memperhitungkan KOPRI sehingga pengertian gender dapat ditarik suatu pengertian bahwa gender
menjadi bargaining position dan kopri akan muncul dengan konstruksi sosial masyarakat mengenain peran laki-laki dan
sendirinya melalui adanya kemitraan ini. Dan lembaga-lembaga perempuan. Menurut Mel Reiff Hill dan Jay Mays (2013) dalam
yang lain yang tidak mempunyai basis tetapi massif hal itu terjadi
bukunya The Gender Book bahwa gender tidak hanya sebatas laki-
karena mereka concerned dan update dalam mengkaji isu-isu yang
berkaitan dengan keperempuanan. Sedangkan KOPRI yang laki dan perempuan, tetapi bagaimana kita melihat kita sendiri.
sangat massif tetapi terkadang masih tertinggal dengan isu Konsep gender mengacu kepada perbedaan psikologis, sosial dan
keperempuan karena kurangnya update mengenai hal tersebut. budaya antara laki-laki dan perempuan dan ini mengacu pada
Dalam bargaining position KOPRI sebenarnya sudah kualitas feminism dan maskulin, pola, perilaku, peran, tanggung
memperhitungkan baik ditingkat cabang dan PB karena berkaitan jawab dan lain-lain. Pada pengetahuan dan kesadaran baik secara
dengan kemitraan. Jika di rayon dan dikomisariat KOPRI anggota sadar ataupun tidak bahwa diri seseorang tergolong dalam suatu
dan kader berkecimpung dalam pengembangan kaderisasinya,
sex tertentu dan bukan dalam sex lain. Gender merupakan buatan
tetapi di cabang sudah harus mulai bermitra dengan lemabaga-
lembaga yang lain. Perlu KOPRI mencoba memperluas pergaulan manusia karena termasuk konstruk sosial masyarakat, tidak
dengan lembaga lain yang isunya sama sehingga kita tahu dan bersifat kodrat atau dapat berubah, dapat dipertukarkan dan
update dengan isu keperempuan dan disertai data yang akurat. tergantung waktu dan budaya setempat.
Jadi perlu adanya berkolaborasi atau bermitra dengan Gender membagi atribut dan pekerjaan menjadi maskulin
organisasi dan kemitraan dengan satu isu yang sama sehingga dan feminism. Dimana maskulin merujuk pada laki-laki dan feminim
KOPRI akan menghasilkan suatu gerakan yang massif dan hal perempuan. Penggolongan feminitas yaltu mencangkup kepekaan
tersebut akan berpengaruh juga dalam bargaining position dan
perasaan, kesabaran, keuletan, irasionalitas, kesetiaan, sifat
menjadikan KOPRI terlihat dengan sendirinya tentunya dalam segi
kualitas. mengalah dan lemah. Sedangkan maskulinitas ditunjukkan dengan
keberanian dari semua manusia. Hingga batas tertentu yang
menganggap maskulin pada budaya tertentu bisa dianggap
feminim dalam budaya yang lainnya. Akan tetapi masyarakat ada masyarakat. Bentuk bentuk kekerasan gender terhadap
kecenderungan mengimplikaasikan sifat feminism pada perempuan antara lain pemerkosaan, serangan fisik dalam
perempuan dan maskulin pada laki-laki. rumah tangga, kekerasan dalam pelacuran dan pornografi,
Dari situlah menimbulkan ketidakadilan gender (gender pemaksaan dalam sterialisasi keluarga berencana serta
inequalities) terutama pada kaum perempuan baik dilingkungan pelecahan sexual. Dimana ketika perempuan mendapatkan
rumah tangga, pekerjaan, masyarakat, kultur, maupun Negara. kekerasan perempuan kerapkali mendapatkan double victim
Ketidakadilan gender atau ketimpangan gender termanifestasi bahkan multiple victim. Selain sebagai korban kekerasan
dalam berbagai macam bentuk antara lain: perempuan juga diasingkan dan kerap disalahkan.
1. Marginalisasi adalah proses peminggiran/penyingkiran 5. Beban kerja ganda (Double Barden) Beban kerja ganda
terhadap suatu kaum yang mengakibatkan terjadinya disebabkan oleh anggapan bahwa perempuan lebih cocok
kemiskinan pelemahan ekonomi kaum tertentu. Marginalisasi mengurusi dan bertanggung jawab atas pekerjaan domestik
terjadi karena berbagai hal, seperti kebijakan pemerintah, seperti menjaga rumah, mengurusi anak, memasak, mencuci.
keyakinan, agama, tradisi, kebiasaan, bahkan karena asumsi Pekerjaan domestic dianggap tidak bernilai dan lebih rendah
ilmu pengetahuan sekalipun. bila dibandingkan dengan pekerjaan laki-laki akrena tidak
2. Subordinasi adalah penempatan kaum tertentu (perempuan) produktif. Konsekuensi tersebut harus diterima oleh
pada posisi yang tidak penting atau penomerduaan. perempuan yang bekerja di satu sisi harus mencari nafkah
Subordinasi berawal dari anggapan yang menyatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhannya, disisi lain harus bertanggung
perempuan adalah kaum yang irrasional atau emosional jawab atas rumah tangganya. Hal inilah yang menyebabkan
sehingga kaum perempuan tidak cakap dalam memimpin. bahwa bias gender menjadikan perempuan menanggung
3. Stereotipe adalah penglabelan atau penandaan terhadap beban kerja yang bersifat ganda.
kaum tertentu. Akan tetapi pada permasalahan gender,
stereotype lebih mengarah pada pelabelan yang bersifat B. Seks
negatif terhadap perempuan. Hal ini terjadi karena Sex adalah jenis kelamin atau sesuatu yang membedakan
pemahaman yang seringkali keliru terhadap posisi laki-laki dan perempuan secara biologis yang menekankan pada
perbedaan kromosom dan alat reproduksinya. Secara biologis
perempuan.
melekat secara permanen, fungsinya tidak dapat berubah tetapi
4. Kekerasan (Violence) adalah serangan terhadap fisik secara fisik dapat siubah. Ada beberapa komponen seks yaitu jenis
maupun integritas mental psikologi seseorang (non fisik). kelamin, bersifat biologis, kromosom dan gen sebagai
Kekerasan karena bias gender disebut gender related pembentuknya, melekat secara permanen, merupakan alat
violence. Kekerasan tersebut terjadi karena disebabkan oleh reproduksi dan secara fisik bisa berubah tetapi tidak secara fungsi.
ketidakadilan atau ketidaksetaraan kekuatan yang ada dalam Dan seks merupakan ciptaan tuhan yang bersifat kodrat, tidak
dapat dirubah, tidak dapat ditukar dan berlaku kapan dan dimana perintah gender, membenarkan konsep dan menafsirkan teks-teks
saja. yang membahas seksualitas manusia. Beberapa fitur gender
tampaknya mempengaruhi seksualitas baik pria dan wanita dengan
C. Seksualitas
derajat yang bervariasi, sedangkan faktor-faktor sosio-budaya
Sexualitas menyangkut berbagai dimensi yang sangat luas,
mempengaruhi perilaku seksual, kegiatan dan orientasi, serta
yaitu dimensi biologis, sosial, psikologis, dan kultural. Seksualitas
dari dimensi biologis berkaitan dengan organ reproduksi dan alat relasi gender, pakaian, hak dan rasa tanggung jawab.
kelamin, termasuk bagaimana menjaga kesehatan dan Dalam pandangan agama islam segala sesuatu diciptakan
memfungsikan secara optimal organ reproduksi dan dorongan oleh Allah swt, dengan kodrat firman Allah swt, dalam QS Al-
seksual. seksualitas dari dimensi psikologi erat kaitannya dengan Qomar/54:49 “Sesungguhnya segala sesuatu yang kami ciptakan
bagaimana menjalankan fungsi sebagai makhluk seksual, identitas dengan qadar” pendapat para ahli tentang qadar diartikan sebagai
peran atau jenis, serta bagaimana dinamika aspek-aspek ukuran-ukuran, sifat-sifat yang ditetapkan oleh Allah bagi segala
psikologis (kognisi, emosi, motivasi, perilaku) terhadap seksualitas
sesuatu. Dan situlah yang disebut dengan kodrat. Dengan
itu sendiri. Dari dimensi sosial seksualitas dilihat pada bagaimana
seksualitas muncul dalam hubungan antar manusia, bagaimana demikian laki-laki dan perempuan sebagai makhluk ciptaan Allah
pengaruh lingkungan dalam membentuk pandangan tentang swt baik individu dengan jenis kelamin berbeda memiliki kodratnya
seksualitas yang akhirnya membentuk perilaku seksual. Dimensi masing-masing.
kultural menunjukkan perilaku seks menjadi bagian dari budaya Kehadiran gerakan yang mengatasnamakan kesetaraan
yang ada di masyarakat. diberbagai aktivitas kehidupan baik yang bersifat sporadis dan
Menurut Ratna Batara Munti sebagaimana dikutip oleh fanatisme, memberikan suatu kesan tentang bagaimana
Yasir Alimi, seksualitas ditabukan sebagai bahan pembicaraan
mensejajarkan antara laki-laki dan perempuan. Sistem yang masih
publik bukan semata-mata karena ia membicarakan hal-hal yang
sangat pribadi, tetapi terutama karena pembicaraan mengenai menjamur dalam lingkungan sosial kemasyarakatan adalah sebuah
seksualitas dapat menyadarkan orang tentang tatanan sosial sistem patriarki menjadi pemicu ketidaksetaraan atau ketidakadilan
seksualitas yang deskriminatif, eksploitatif dan oppresif. itu terjadi. Hal ini menjadi sebab berbagai teori dan konseo terlahir
Seksualitas mencakup seluruh kompleksitas emosi, perasaan, dan dijadikan bagian untuk memberikan solusi dari ketidaksetaan
kepribadian, sikap bahkan watak sosial, berkaitan dengan perilaku dalam persoalan ini.
dan orientasi atau preferensi seksual. Dalam analisis budaya budaya secara umum dapat
D. Analisis Sosial Budaya dan Agama dikatakan bahwa setiap kebudayaan mempunyai citra yang jelas
Gender dan seksualitas adalah bagian dari identitas alami tentang bagaimana laki-laki dan perempuan seharusnya bertindak.
manusia yang telah diberikan perhatian yang cukup dalam budaya Pada umumnya laki-laki adalah orang yang lebih kuat, aktif serta
dan politik penelitian sosial. Kajian agama memberikan konstribusi ditandai dengan kebutuhan yang besar mencapai tujuan dominasi,
dalam memperjelas posisi agama yang berhubungan dengan otonomi dan agresi. Sebaliknya perempuan dipandang lebih lemah
dan kurang aktif, lebih menaruh perhatian, berkeinginan untuk
mengasuh serta mengalah. Pandangan umum yang demikian
akhirnya melahirkan citra diri baik laki-laki maupun perempuan.
Citra diri yang demikian kemudian disebut banyak orang sebagai
streotip.
Budaya masyarakat memaknai gender sebagai pembagian
peran antara laki-laki dan perempuan. Secara anatomi antara laki-
laki dan perempuan berbeda, namun mereka terlahir dengan peran
dan tanggung jawab yang sama, akan tetapi dalam
perkembangannya dalam budaya masyarakat memiliki perbedaan
diantara keduanya. Ketimpangan dalam kehidupan sosial membuat
perempuan dinomor duakan dalam berbagai hal yang terjadi
berdasarkan realita kehidupan. Dalam kajian budaya antara laki-
laki dan perempuan menekankan pada gagasan dalam identitas
sebagai konstruksi perkembangan sosial.
Budaya kehidupan masyarakat mewariskan pemahaman
tentang tata cara mereka melanjutkan kehidupan dari suatu
generasi kegenerasi selanjutnya dengan pemahaman akan peran
laki-laki dan perempuan. Dimana peran perempuan dalam
kehidupannya diberikan pemahaman akan pendidikan
membesarkan anak dan menjalani tanggung jawab di dalam rumah
tangga, sedangkan laki-laki memiliki peran dan tanggung jawab
dalam mengembangkan diri kearah pencapaian perkembangan
secara maksimal sehingga mampu survive dalam menjalani
kehidupan sebagai penguasa utama dan mendominasi otoritas
sebagai pemimpin

Anda mungkin juga menyukai