Pengantar Karya - Cantika Clarinta
Pengantar Karya - Cantika Clarinta
SEKOLAH PASCASARJANA
Oleh
Cantika Clarinta
NIM 4180170005
Jakarta
November 2020
INSTITUT KESENIAN JAKARTA
SEKOLAH PASCASARJANA
Oleh
Cantika Clarinta
NIM 4180170005
PENGANTAR KARYA
Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat S2
Penciptaan dan Pengkajian Seni Urban dan Industri Budaya
Jakarta
November 2020
HALAMAN HAK CIPTA/PENGESAHAN ORISINALITAS
Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan, dengan
bimbingan dan masukan para pembimbing dan penguji. Semua
sumber yang dirujuk telah saya tulis dengan benar.
Cantika Clarinta
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG PENGANTAR KARYA
LULUS/TIDAK LULUS
TIM PENGUJI
Oleh
Cantika Clarinta
NIM 4180170005
Disetujui dan disahkan oleh
Pembimbing I:
Pembimbing II:
Mengetahui,
Ketua Program Studi
(Cantika Clarinta)
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmatnya saya dapat
menyelesaikan karya ini dengan baik. Penulisan pengantar karya ini dilakukan dalam
rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister Seni di Sekolah
Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta.
Saya sangat menyadari bahwa karya ini dapat diselesaikan berkat dukungan dan bantuan
dari berbagai pihak. Saya berterima kasih kepada semua pihak yang memberikan
kontribusi dalam penyelesaian pengantar karya ini, khususnya saya menyampaikan
ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Para pembimbing saya, Dr. Iwan Gunawan, M.Si dan Bambang Tri Rahadian, M.Sn
yang telah membimbing saya dengan sangat baik dan penuh kesabaran sehingga
saya bisa menghasilkan sebuah karya yang memuaskan.
2. Para penguji, Indiria Maharsi, M.Sn yang telah banyak memberikan banyak sekali
inspirasi dan saran khususnya mengenai hal gaib dalam pembuatan karya ini.
3. Dr. Wagiono Sunarto, M.Sc yang telah memberikan kritik dan saran yang sangat
membantu perkembangan pengantar karya sehingga menjadi lebih baik.
4. kedua orang tua dan adik-adik atas dukungannya dan segala-galanya baik moril
maupun materil mulai dari awal menempuh pendidikan pascasarjana sampai kini
telah menyelesaikan karya dengan tepat waktu.
5. Para dosen dan teman-teman pascasarjana IKJ, khususnya angkatan 13 yang telah
banyak membantu saya dan selalu siap untuk bertukar pikiran selama menjalani
masa perkuliahan dan pengerjaan karya akhir.
6. Firgiawan Rallyakanema yang selalu memberikan dukungan dan waktunya selama
pengerjaan karya ini, serta selalu menghibur.
7. Sarah Christiani, Sukma Mayangsari, Putu Ayu Dian Argarini, dan Leonie Dian
Puspita atas bantuannya baik sebagai asisten dalam pengerjaan karya komik,
maupun tempat mencurahkan isi hati sehingga bisa diselesaikan tepat pada
waktunya.
8. Lim Jaebeom, Xiao Zhan dan Wang Yibo, terima kasih karena karya-karya kalian
selalu menjadi inspirasi dan penyemangat di saat-saat sulit.
Abstrak
Abstract
Indonesian society is very attached to beliefs about spiritual things, not only in memory
but also implemented in everyday life. Not infrequently, this occult belief is used to solve
problems and even cause new ones. The occult culture that people believe in is not limited
to stories and myths alone, but also implements practices that involve supernatural
beings. Based on the results of interviews with various sources in the spiritual field, I found
lots of interesting facts, such as many community leaders who use the services of spiritual
experts and shamans such as state officials, police, and artists. Several sources also shared
the perspective of supernatural beings towards humans, especially humans who often
abuse occult culture in order to achieve their respective life goals. I then poured these
various ideas and experiences into a comedy horror comic story with 4 different titles.
ABSTRAK…………………………………………………………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………… ii
BAB I…………………………………………………………………………………………………………………………. 1
Latar Belakang………………………………………………………………………………………………………. 1
Kepercayaan Masyarakat uUban Terhadap Makhluk Spiritual………………………………. 1
Budaya Klenik Dalam Keluarga….…………………………………………………………………………. 3
Landasan Berfikir………………………………………………………………………………………………….. 3
Ide Berkarya…………………………………………………………………………………………………………. 4
Tujuan dan Manfaat Karya…………..………………………………………………………………………. 5
BAB II……………………………………………………………………………………………………………………….. 6
Tinjauan Konsep dan Teori……………………..……………………………………………………………. 6
Pengamatan ……………………………………………………………………………………………………….. 9
Kepercayaan Asli Nusantara…………………………………………………………………………………. 9
Budaya Klenik di Era Modern……..………………………………………………………………………. 10
Masalah dalam Kehidupan Sosial Kaum Urban………….……………………………………….. 11
Karya Pembanding……………………………………………………………………………………………… 15
- Hotel Del Luna (2019) ………………………………………………………………………………….. 15
- 101 Sketsa Wajah Hantu (2018)…………………………………………………………………… 16
- Anya’s Ghost (2011) …………………………………………………………………………………….. 16
- Komik Petruk-Gareng ……………………………………………………….. ……………………….. 19
BAB III…………………………………………………………………………………………………………………….. 21
Kerangka Berfkir……………………………………………………………………………………………….. 21
Proses Berkarya…………………………………………………………………………………………………. 22
Judul Karya………..………………………………………………………………………………………………. 22
Ide Cerita……………………………………………………………………………………………………………. 22
Riset dan Penelitian……………………………………………………………………………………………. 26
Sinopsis dan Storyline…………………………………………………………………………………………. 29
- Storyline……………………………………………………………………………………………………….. 31
- Breakdown Storyline (Plotpoint)………………………………………………………………….... 36
- Pemilihan Gaya Visual…………………………………………………………………………………… 38
- Desain Karakter……………………………………………………………………………………………. 38
Latar Belakang
Sebagai masyarakat yang tinggal di negara yang sangat kental nilai budayanya,
masyarakat Indonesia masih banyak yang mempercayai hal hal berbau spiritual. Berbagai
masalah yang mereka alami pun sering dihubungkan dengan hal-hal di luar nalar.
Misalnya, saat ini fenomena pengobatan alternatif yang marak digandrungi oleh
masyarakat, entah hal tersebut benar atau tidak, nyatanya sangat banyak yang
mempercayainya. Beberapa faktor seperti mahalnya biaya pengobatan rumah sakit
sampai dengan ketidak percayaan pada tenaga medis mempengaruhi hal ini. Mereka yang
datang ke pengobatan alternatif atau ruqyah ini juga percaya bahwa penyakit yang
mereka derita tersebut diakibatkan oleh hal mistis seperti kerasukan, atau guna-guna.
Padahal faktanya banyak juga oknum yang bertindak sebagai dukun palsu yang menipu
masyarakat, khususnya yang sangat mempercayai hal ini demi meraup untung sebanyak-
banyaknya. Walaupun praktik-praktik pengobatan seperti ini banyak dilakukan di daerah
luar Jakarta, namun banyak juga masyarakat perkotaan yang datang dari jauh demi
berobat ke tempat tersebut.
Fenomena kepercayaan mistis juga banyak terjadi di industri hiburan nasional. Salah satu
contoh acara yang sempat meraih rating tertinggi di TV nasional adalah acara Karma.
Masyarakat bisa menyelesaikan masalah hidup mereka khususnya yang berbau mistis
dengan bantuan paranormal di acara itu. Tak jarang pula di tiap episodenya ada saja orang
yang kesurupan, walaupun kadang juga sangat terlihat kalau acara ini adalah rekayasa.
Namun hal ini tak menyurutkan minat masyarakat untuk menonton acara tersebut. Belum
lagi praktik perdukunan yang masih tetap subur dan merajalela di kalangan masyarakat.
Peminatnya bahkan banyak datang dari kalangan atas dan berpendidikan tinggi.
Kebanyakan dari mereka melakukan praktek pesugihan demi jabatan, atau santet demi
menyingkirkan saingan bisnis yang tidak disukai. Fenomena ini tentu bukan hal yang
sepele, mengingat masyarakat modern seharusnya sudah tidak mudah dipengaruhi oleh
klenik.
Latar belakang keluarga saya juga menjadi salah satu alasan pembuatan karya ini.
Keluarga besar saya di kampung tepatnya di daerah Tuban, Jawa Timur, memegang ajaran
agama Islam yang kuat dengan latar belakang ajaran Nahdatul Ulama (NU). Kakek buyut
saya pada zamannya begitu dihormati karena dianggap sebagai kyai yang berperan dalam
penyebaran agama Islam di Tuban dan memiliki ilmu kebatinan. Menurut cerita dari
nenek dan keluarga lain, kakek buyut saya sering berkomunikasi spiritual dengan para jin
dan Sunan Bonang. Beliau bahkan sering dimintai tolong untuk menyelesaikan
permasalahan yang berhubungan dengan hal gaib. Beberapa keturunannya sampai
dengan generasi saya pun banyak yang diberkahi kemampuan seperti ini. Hal-hal spiritual
seperti ini seakan sudah menjadi bagian dari akar budaya keluarga yang mungkin akan
terus diturunkan ke generasi berikutnya.
Landasan Berfikir
Salah satu kegelisahan yang juga dirasakan sebagai dasar pembuatan karya ini adalah
permasalahan sosial yang kian marak dan mengkhawatirkan. Bahkan saat ini banyak
bermunculan istilah “even satan is confused” (bahkan setan saja bingung) sebagai meme
Ide Berkarya
Dalam menemukan data mengenai makhluk gaib ini, saya menggunakan metode kualitatif
yaitu teknik wawancara dengan narasumber indigo dari beberapa bidang yang berbeda
seperti pemuka agama, karyawan swasta, dosen, psikolog serta pelaku usaha di bidang
spiritual seperti dukun, peramal tarot dan praktisi pengusiran setan. Agar lebih
memastikan narasumber ini valid atau tidak, saya menelusuri lewat komunitas indigo
yang tersebar khususnya di wilayah Jakarta. Beberapa narasumber yang saya temui pun
saya tanyakan mengenai kemampuan narasumber lainnya karena jika berdasarkan
kesaksian mereka, mereka dapat saling merasakan sesama orang-orang yang
berkemampuan khusus. Ada pun beberapa hal mengenai jenis-jenis makhluk gaib serta
wujud fisiknya saya temukan dalam literatur berbentuk koleksi umum yang kemudian
saya tanyakan kevalidannya pada narasumber yang saya temui. Berbagai temuan
mengenai makhluk gaib yang saya dapatkan kemudian saya cari benang merahnya dan
Media komik saya pilih salah satunya adalah karena komik merupakan bidang yang saya
geluti beberapa tahun terakhir. Selain itu, komik-komik bertemakan horor pun lebih
sedikit jumlahnya jika dibandingkan dengan komik bertema percintaan, aksi, maupun
komedi. Di situs komik digital webtoons.com/id, jumlah komik horor hanya berjumlah 50
judul dengan didominasi komikus luar negeri, sedangkan jumlah komik bergenre romantis
berjumlah sekitar 127 judul. Dengan keragaman jenis hantu yang ada di Indonesia,
menurut saya menarik apabila hantu-hantu tersebut dapat digambarkan dalam sebuah
seni sekuensial yaitu komik.
1. Subyektif: Berbagai metode pencarian data mengenai makhluk gaib ini menjadi
pengalaman dan menambah pengetahuan saya mengenai dunia spiritual.
2. Obyektif: Menyadarkan manusia bahwa permasalahan sosial yang sedang
dihadapi saat ini semakin hari semakin mengkhawatirkan, juga untuk
mengembalikan rasa hormat pada leluhur sebagai akar budaya masyarakat
Indonesia yang semakin hilang di era modern ini.
Media sosial saat ini sudah menjadi seperti koran dengan muatan berita yang jauh lebih
lengkap. Misalnya saja aplikasi Twitter, muatan linimasanya yang lebih banyak berisi
tulisan dari berbagai macam pengguna memudahkan orang-orang mendapatkan
informasi terkini dengan cepat, apalagi fitur trending topic membuat orang dengan
mudah mengetahui topik apa yang sedang banyak dibicarakan. Akan tetapi, kemudahan
akses informasi tersebut dibarengi dengan kebebasan warganet (sebutan untuk
pengguna internet) dalam menyampaikan pendapat seringkali menimbulkan banyak pro
dan kontra. Tanggapan-tanggapannya tentu beragam, namun yang menarik perhatian
adalah meme yang digunakan untuk menanggapi opini atau berita tertentu.
Meme diambil dari kata dalam bahasa Yunani yaitu mimema, yang dalam bahasa inggris
berarti imitated atau tiruan. Sedangkan dalam terjemahan Oxford Dictionaries, meme
memiliki dua arti, yaitu :
- Elemen dari sistem kebudayaan yang disebarkan dalam bentuk tiruan atau memiliki arti
tak sebenarnya
- Sebuah gambar, video, atau potongan teks yang bersifat komedi dan disebarkan dengan
cepat oleh pengguna internet
Salah satu meme populer yang digunakan untuk menanggapi berita mengenai perilaku
kejahatan dan tercela di sosial media adalah meme “even satan is confused” yang berarti
“bahkan setan saja bingung”.
Topik-topik yang seringkali mendapat tanggapan dengan meme tersebut biasanya berbau
kejahatan dan cepat menjadi viral. Topik-topik populer itu setiap hari bahkan setiap
jamnya bisa berganti dengan sangat cepat, dan semuanya dapat diakses mulai dari berita
pembunuhan, pelecehan, info pandemi, kasus korupsi, gosip selebriti, masalah komunitas
tertentu bahkan sampai masalah pribadi keluarga bisa saja menjadi ramai dalam sekejap.
Tentunya, beragam tanggapan ini dapat menimbulkan masalah baru seperti perundungan
dan depresi. Banyak sekali pengguna yang mendapatkan komentar kejam di internet dan
memutuskan untuk bunuh diri. Awal permasalahannya beragam, mulai dari perbedaan
opini, sampai kebiasaan melakukan spill atau mengumbar permasalahan pribadi dan
biasanya bertujuan untuk mempermalukan orang tersebut di media sosial. Tidak jarang,
kebiasaan spill ini mengandung unsur kebohongan sehingga membuat orang yang
ditujukan mendapatkan perundungan oleh khalayak ramai.
Ada pun masalah lainnya datang dari media, baik dari media daring ataupun televisi.
Sering kita melihat pemberitaan seperti bencana alam atau perceraian artis yang
kemudian dihubungkan dengan masalah gaib. Kepercayaan masyarakat terhadap hal
berbau klenik memang tidak bisa dipisahkan dari budaya Indonesia. Namun dominasi hal
tersebut dalam setiap pemberitaan di media menyebabkan timbulnya banyak sandiwara
demi kepentingan rating. Masyarakat Indonesia yang mudah terbuai dan percaya dengan
takhayul tentu senang dengan bumbu-bumbu fenomena gaib tersebut, sehingga media
pun dengan senang hati menambahkan bumbu-bumbu dalam setiap tayangannya.
Tayangan bertemakan hal mistik pun bahkan sampai dibuatkan acara tersendiri demi
memuaskan keinginan masyarakat. Walaupun muncul pemberitaan negatif bahwa acara-
acara itu mengandung kebohongan, namun nyatanya tidak menyurutkan minat
masyarakat untuk menonton acara tersebut.
Kepercayaan masyarakat Indonesia yang cukup besar pada hal gaib tidak lepas dari
budaya dan kepercayaan animisme yang dianut sejak jaman nenek moyang sebelum
masuknya agama. Masuknya agama resmi (Indonesia mengakui Kristen, Katolik, Islam,
Hindu, Buddha) tidak membuat kepercayaan asli nusantara hilang begitu saja, awal
masuknya Islam ke tanah air pun masih dibalut dengan nilai-nilai tersebut. Hal ini
bertujuan agar masyarakat dapat menerima Islam dengan baik dan tidak menimbulkan
pertentangan bagi mereka yang begitu menganut kepercayaan asli nusantara.
Semakin lama, penganut kepercayaan asli nusantara ini tentu semakin sedikit jumlahnya.
Bagi mereka yang lebih dominan menganut paham ini tumpang tindih dangan orang-
orang yang melaksanakan ilmu kebatinan. Di Indonesia sendiri, aliran kepercayaan yang
terbagi menjadi ratusan aliran ini sempat diterima bahkan dicatatkan secara resmi. Dalam
bukunya, Hamka (1971) mengatakan bahwa di catatan resmi P.A.K.E.M (Pengawas Aliran
Kebatinan Masyarakat), di Jawa Tengah saja ada sekitar 103 aliran kebatinan yang
tercatat, dan di Sumatera Timur ada sekitar 96 aliran. Lain lagi halnya dengan istilah
klenik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, klenik adalah kegiatan perdukunan
(pengobatan dan sebagainya) dengan cara-cara yang sangat rahasia dan tidak masuk akal,
tetapi dipercayai oleh banyak orang.
Budaya klenik ini dapat dibilang sudah mendarah daging di masyarakat Indonesia
khususnya bagi yang masih tinggal di luar lingkungan perkotaan. Dukun-dukun dan
pengobatan spiritual masih sangat mudah ditemui. Segala macam praktik perdukunan ini
juga dipercayai tidak lepas dari bantuan makhluk spiritual. Di Indonesia sendiri kita
mengenal ratusan jenis makhluk spiritual, bahkan ada yang menjadi khas di beberapa
daerah seperti hantu Kuyang (hantu kepala dan organ tubuh yang melayang) yang populer
di wilayah Kalimantan atau Leak dari Bali, selebihnya ada jenis-jenis makhluk spiritual
populer lain seperti tuyul, pocong, kuntilanak atau genderuwo.
Mitos-mitos yang berkembang di lingkungan masyarakat juga tidak lepas dari peran
makhluk spiritual ini. Pada masa kecil mungkin kita sering mendengar nasihat dari orang
Peran media cetak dan televisi sebagai produk kebudayaan modern pun turut
mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat mengenai budaya klenik. Misalnya saja
dalam hal perdukunan. Dukun tradisional mungkin popularitas dan status sosialnya di
kalangan masyarakat modern tidak semegah zaman dulu. Seiring dengan perkembangan
teknologi dan Pendidikan di Indonesia, masyarakat mulai bisa membedakan mana yang
masuk di nalar maupun tidak. Namun dalam praktiknya, masih banyak kalangan modern
dan terpelajar yang membutuhkan jasa dukun tersebut. Pada tahun 2002, muncul acara
Dunia Lain di Trans TV dengan Harry Panca sebagai pembawa acaranya. Kepopuleran
acara ini dibuktikan dengan rating yang tinggi, sempar meraih angka share 30 dan bahkan
menyabet penghargaan Best Reality Programme dalam ajang Asian Television Awards.
Segmen uji nyalinya yang menampilkan penampakan hantu begitu digandrungi, walaupun
banyak juga yang menyangsikan kebenaran acara tersebut. Acara ini pun memancing
Kepopuleran acara semacam ini sempat mengalami kemerosotan, acara Dunia Lain yang
begitu digandrungi juga mengakhiri acaranya di tahun 2015, setelah sempat berganti
produksi ke Trans7 dan menambahkan embel-embel ‘Masih’ di depannya. Pada tahun
2017, muncul kembali acara bertema mistik dengan judul Karma di ANTV, yang dikemas
dengan lebih modern dengan Robby Purba sebagai pembawa acaranya dan Roy Kiyoshi
sebagai penerawang. Acara ini menghadirkan banyak narasumber dan kemudian dipilih
salah satu untuk dipecahkan masalahnya. Roy Kiyoshi bisa dibilang adalah yang membawa
acara Karma meraih popularitasnya. Roy Kiyoshi yang berasal dari etnis tionghoa dan
berpenampilan begitu modis tidak seperti paranormal kebanyakan, membuat sosoknya
begitu digandrungi dan diidolakan baik ibu rumah tangga maupun anak muda. Roy Kiyoshi
juga memembawa status sebagai anak Indigo. Indigo adalah orang-orang berkemampuan
khusus yang sejak lahir memiliki aura berwarna biru indigo. Istilah ini menjadi populer
kembali dan memiliki kesan lebih keren dibandingkan jika harus menyebut diri sendiri
sebagai dukun. Beberapa hal tersebut membuktikan bahwa, sosok paranormal apabila
dikemas dengan lebih modern seperti Roy Kiyoshi, ternyata dapat diterima kembali
dengan baik di kalangan masyarakat era ini.
Hampir semua permasalahan baik individual maupun kelompok dalam kehidupan sosial
diawali karena keinginan untuk adanya suatu perubahan. Perubahan sosial merupakan
salah satu bagian dari gejala kehidupan sosial dan merupakan hal yang normal. Menurut
Selo Soemardjan, perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang memengaruhi sistem sosialnya,
termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola-pola peri kelakuan di antara
kelompok-kelompok dalam masyarakat. Perubahan sosial dapat terjadi ke arah yang
positif maupun negatif. Perubahan sosial pun ada yang direncanakan dengan melalui
Ketidakpuasan dalam diri seringkali menjadi faktor utama penyebab perubahan sosial ini.
Adanya dorongan untuk mengubah hidup menjadi lebih baik, lebih mapan, atau lebih
sukses membuat manusia melakukan berbagai cara untuk meraihnya. Tidak jarang, hal
yang dilakukan bertentangan dengan norma sosial. Hal-hal yang ingin dicapai demi
terciptanya perubahan pun dipengaruhi berbagai faktor kebutuhan. Tingkat kebutuhan
tersebut dapat dijabarkan dalam piramida berdasarkan dari teori Maslow. Pada
hakikatnya, manusia akan mencoba memenuhi kebutuhannya mulai dari tingkatan paling
bawah sampai nantinya mampu memenuhi kebutuhannya di tingkat paling atas.
Berdasarkan lima hierarki kebutuhan Maslow di atas, hal yang paling sering menimbulkan
konflik dan permasalahan dalam sistem sosial adalah kebutuhan akan aktualisasi diri.
Demi memenuhi kebutuhan akan aktualisasi diri, banyak orang yang rela mengorbankan
banyak hal termasuk melakukan tindak kriminal karena salah satu penghalang
terbesarnya berasal dari faktor ekonomi. Dalam penjabarannya, kejahatan kriminal
menurut Publikasi Statistik Kriminal 2019 dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis.
Dari segi jumlah kejahatan di level provinsi selama tahun 2018, Polda Metro Jaya
mencatatkan jumlah kejahatan terbanyak yaitu 34.655 kejadian (Subdirektorat Statistik
Politik dan Keamanan, 2019:10). Persaingan ketat antar individu masyarakat, khususnya
di kota besar merupakan salah satu faktor yang paling mempengaruhi kebutuhan
aktualisasi diri ini. Tingkat kejahatan dari yang ringan seperti pelanggaran ketertiban
umum, pencurian, sampai yang paling berat seperti pembunuhan seperti sudah jadi
asupan sehari-hari di pemberitaan media nasional.
Kejahatan sosial ini bahkan tidak hanya dilakukan dengan cara yang biasa-biasa saja,
terkadang dapat melibatkan unsur spiritual seperti misalnya mencuri dengan
memanfaatkan bantuan tuyul, ataupun melakukan tindakan keji seperti santet, ataupun
Permasalahan seperti santet dan teluh dapat dikatakan menjadi sebuah masalah karena
pada hari tahun 2016 Panitia Kerja Rancangan KUHP menyetujui masuknya pasal santet
dalam R-KUHP. Regulasi itu terdapat di dalam Pasal 295 draf RUU yang disusun
pemerintah. Sebenarnya, pro-kontra mengenai santet dan hal berbau spiritual ini sudah
menjadi pembahasan sejak 1990 dan memancing perdebatan pada 2013. Seperti yang
dibahas di harian Kompas edisi 20 November 2016, Pasal 295 R-KUHP mengatur, setiap
orang yang menyatakan dirinya mempunyai kekuatan gaib, memberitahukan,
memberikan harapan, menawarkan, atau memberikan bantuan jasa kepada orang lain
bahwa karena perbuatannya dapat menimbulkan penyakit, kematian, penderitaan
mental, atau fisik seseorang, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau
pidana denda paling banyak kategori IV. Ayat kedua berbunyi, jika pembuat tindak pidana
sebagaimana dimaksud itu melakukan perbuatan untuk mencari keuntungan atau
menjadikan sebagai mata pencarian atau kebiasaan, pidananya dapat ditambah dengan
sepertiga.
Dibandingkan dengan yang terdapat di KUHP yang berlaku saat ini dan belum pernah
direvisi, pasal yang hampir mirip pasal santet terdapat dalam Pasal 546 KUHP. Pasal 546
itu berbunyi, barang siapa menjual, menawarkan, menyerahkan, membagikan, atau
mempunyai persediaan untuk dijual atau dibagikan jimat atau benda yang memiliki
kekuatan gaib, diancam pidana 3 bulan kurungan dan denda maksimal Rp4.500,-.
Contoh kebutuhan aktualisasi diri lainnya yang mendorong perubahan sosial juga dapat
meliputi jabatan dan ketenaran. Berdasarkan wawancara dengan narasumber pakar
spiritual bernama Donny (ahli meditasi, pengusiran setan dan penglaris), banyak klien
yang menghubungi dirinya untuk meminta naik jabatan, atau menjadi artis. Beliau pun
menunjukkan langsung salah satu bukti pesan pribadi via akun twitter dengan salah
Karya Pembanding
Drama Korea yang tayang sebanyak 16 episode ini menceritakan tentang Jang Man Wol,
seorang wanita yang terjebak selama 1.000 tahun di dunia karena dosa-dosanya yang
begitu besar. Ia pun harus mengurus sebuah penginapan hantu yang dibuat untuk arwah-
arwah penasaran, atau arwah-arwah yang akan menuju ke alam baka. Dalam cerita ini, Ia
diceritakan jatuh cinta dengan seorang manusia yang menjadi manager hotelnya
bernama Koo Chan Seong.
Drama ini begitu menarik karena memiliki unsur komedi yang cukup kental, beragam
konflik yang terjadi juga saling terkait, terhubung dengan sebuah benang merah yaitu
perjalanan para hantu khususnya Jang Man Wol akhirnya menuju ke alam baka. Hal yang
menjadi referensi dalam pembuatan komik ini adalah karakteristik dan peran masing-
masing hantu, banyak hantu yang tidak berwujud seram dan memiliki masalah yang
belum terselesaikan.
Koo Chan Seong dan staff hotel hantu juga saling membantu untuk menyelesaikan
masalah mereka agar dapat pergi ke alam baka dengan tenang. Peran Koo Chan Seong
disini menjadi salah satu karakter yang sangat penting, karena dia menjadi penghubung
antara dua alam yang berbeda. Begitu pula dengan komik yang saya buat, terdapat
karakter Niki, sang anak indigo yang menjadi penghubung antara karakter-karakter hantu
dengan segala permasalahannya di dunia manusia.
Buku karya Indiria Maharsi, M.Sn ini berisi kumpulan sketsa hantu berdasarkan apa yang
ia pernah lihat sehari-hari lengkap dengan penjelasan masing-masing hantu. Jika selama
ini kita hanya mengenal jenis hantu yang umum seperti kuntilanak, genderuwo, pocong,
atau tuyul, di buku ini dijelaskan lebih banyak ragamnya. Bahkan, tuyul saja terdiri dari
beberapa jenis, misalnya tuyul bermata satu, tuyul berekor dan tuyul bibir vertikal.
Berbagai sketsa hantu di buku ini digambarkan hanya menggunakan pen dengan guratan-
guratan kasar khas sketsa pada umumnya.
Banyaknya jenis hantu yang belum saya ketahui di buku ini memudahkan untuk membuat
karakter figuran hantu yang lebih beragam. Penjelasan mengenai hantu di buku ini juga
dilengkapi dengan cerita yang kebanyakan dialami sendiri oleh Indiria Maharsi. Seniman
sekaligus dosen Institut Seni Indonesia ini menuliskan latar belakang masing-masing
hantu dengan sangat mendetail, beberapa unsur cerita di dalamnya menjadi referensi
yang memperkuat alur cerita komik yang akan dibuat.
Novel grafis karya Vera Brosgol ini menceritakan tentang kehidupan seorang anak
perempuan imigran Rusia di Amerika Serikat bernama Anya yang berjuang untuk
membangun eksistensinya di kehidupan sosialnya sehari-hari. Anya kesulitan untuk
Hal yang menarik dari komik ini adalah cara Vera Brosgol memadukan masalah pubertas
gadis remaja dengan masalah spiritual. Dikemas dengan gaya ilustrasi kartun yang
membuatnya terlihat tidak menakutkan di awal, namun semakin ke belakang alur cerita
dan gambarnya mulai menyeramkan saat sosok Emily mulai menunjukan jati diri aslinya.
Walaupun bukan berasal dari kaum imigran seperti Anya, namun pembaca remaja dan
yang sudah melewati fase pubertas tetap dapat merasakan kegelisahan yang dialami oleh
Anya, karena poin utama cerita ini adalah bagaimana cara Anya melewati fase pencarian
jati diri dan mengejar eksistensi di kehidupan sosialnya. Komik hitam putih ini
menampilkan latar yang tidak terlalu kompleks, komposisi panelnya pun sederhana.
Namun, gestur dan ekspresi wajah yang sangat komikal membuat komik ini menjadi
sangat hidup.
-Komik Petruk-Gareng
Komik dagelan karya Tatang Suhenra yang populer pada tahun 1970an sampai 1990an ini
menampilkan tokoh punakawan sebagai karakter karakter utamanya, dengan beberapa
karakter tambahan seperti wanita-wanita cantik dan seksi. Saya sangat ingat betul komik
ini dulu banyak di jual di penjual mainan depan SD, dan kemudian menjadi populer di
kalangan anak sekolah.
Komik ini menampilkan tokoh punakawan, khususnya Petruk dan Gareng sebagai tokoh
utama dalam sketsa kehidupan sehari-hari. Biasanya komik Petruk-Gareng ini selalu
menampilkan cerita-cerita hantu atau cerita bertemakan parodi superhero dengan
dibalut komedi. Secara tampilan fisik, komik ini disajikan dalam format short comic
sehingga dapat dijual per buku dengan harga yang cenderung murah dan terjangkau oleh
kalangan anak sekolah.
Yang paling menarik dari komik Petruk-Gareng ini adalah pemilihan judul yang sangat
sederhana dan kadang nyeleneh, namun hal tersebut justru menjadi suatu ciri khas
tersendiri. Beberapa contoh judul komiknya misalnya, Hantu Jablay, Iblis Picek, dan Anak
Jadi Wadal. Dialog yang digunakan dalam komik ini juga merupakan dialog yang biasa
diucapkan sehari-hari. Walaupun seperti yang diketahui bahwa tokoh punakawan berasal
dari pementasan wayang Jawa, namun dalam komik Petruk-Gareng, tokohnya
menggunakan dialog dalam bahasa Betawi. Misalnya saja penggunaan kata ‘aye’ sebagai
pengganti saya dan tokoh wanita yang sering memanggil Petruk dan Gareng dengan
panggilan Abang.
Panel-panel yang terdapat dalam komik petruk-Gareng ini pun cenderung sangat
sederhana, dalam satu halaman hanya terdapat 2 panel atau paling banyak 3 panel. dalam
satu judul komik pun terkadang terdapat dua cerita yang berbeda. Komik ini dibuat
menggunakan format hitam putih dengan aksen arsiran tinta yang masih terkesan kasar.
Konsep Berkarya
Kerangka Berfikir
Judul Karya
Komik ini memiliki 4 judul berbeda yang diambil sesuai dengan isi ceritanya, dengan
prolog sebagai akhir cerita. Judul-judul komik tersebut adalah :
Ide Cerita
Penggarapan ide cerita dimulai dengan membagi permasalahan masyarakat urban
menjadi 3 macam, yaitu :
1. Kalangan Millennial dan Pekerja
Komik Setan Baru dan Setan Viral mengambil sudut pandang permasalahan yang
dialami oleh kalangan millennial dan para pekerja di ibukota. Kedua komik ini
memiliki cerita yang berkesinambungan. masalah pertama yang diangkat adalah
Karoshi. Karoshi diambil dari istilah bahasa Jepang yang berarti “mati karena
terlalu banyak bekerja”. Walaupun permasalahan ini paling di sorot di Jepang,
namun bukan berarti di Indonesia tidak pernah terjadi. Pada tahun 2019 kita
dihebohkan oleh kematian mendadak ratusan petugas KPPS saat berlangsungnya
pemilu yang diakibatkan oleh kelelahan saat melakukan penghitungan surat
suara. lalu di masa pandemi 2020, banyak sekali kasus tenaga kesehatan yang
meninggal karena kelelahan selain karena terpapar Covid19. Berdasarkan
pengalaman saya menjadi penyintas Covid19, saya sempat berbincang dengan
para petugas medis. Untuk mengurus 60 pasien, 1 shift selama setengah hari
hanya diisi oleh 3-4 perawat, itu pun seringkali mereka merangkap sebagai
petugas antar barang untuk pasien dan petugas kebersihan. Kasus pingsan karena
kelelahan pun sudah seringkali mereka alami. Untuk kasus karoshi di kalangan
pekerja kantoran, pernah dialami juga oleh Mita Diran di tahun 2013. Mita Diran
Kasus kematian mendadak ini juga dialami oleh salah satu pesohor tanah air yaitu
Ashraf Sinclair yang meninggal diakibatkan oleh Brugada Syndrome. Menurut US
National Library of Medicine, Brugada Syndrome suatu kondisi yang
menyebabkan terganggunya ritme normal jantung. Secara spesifik, kelainan ini
dapat menyebabkan detak jantung tidak teratur di ruang bawah jantung
(ventrikel), yang merupakan kelainan yang disebut aritmia ventrikel. Jika tidak
ditangani, detak jantung yang tidak teratur dapat menyebabkan pingsan, kejang,
kesulitan bernapas, atau kematian mendadak. Berdasarkan pengertian dan
gejala-gejala tersebut, saya menggunakan sindrom ini sebagai salah satu
penyebab kematian tokoh Jaka dalam komik. Berdasarkan wawancara dengan
narasumber saya yang seorang dokter, alur kematian penderita Sindrom Brugada
ini dimulai dari rasa tidak nyaman di dada sebelah kiri, lalu dilanjutkan dengan
sedikit rasa nyeri. Saat tidur, barulah terjadi kematian yang biasanya diiringi
dengan kesulitan bernapas, namun si penderita tidak menyadari akan hal ini.
Adegan proses kematian tersebut kemudian saya masukkan ke dalam alur cerita
di komik Setan Viral.
Ada pun hal lain yang menjadi ide cerita di Setan Viral adalah tren membuat utas
di Twitter. Beberapa tahun belakangan ini marak sekali pengguna Twitter yang
membuat utas berisi bermacam-macam cerita, mulai dari yang berguna seperti
tips-tips kesehatan, Pendidikan, sampai ke utas yang isinya cerita palsu atau
membongkar aib seseorang. Salah satu contoh adalah kasus cerita palsu
mengenai salah satu idol Korea Selatan.
Dalam utas ini, si pembuat utas mengaku sebagai penerjemah di salah satu konser
boygroup Korea Selatan, dia menceritakan bahwa salah satu anggota boygroup
tersebut sering berkelakuan tidak pantas bahkan sampai mengamuk karena tidak
diberikan rokok. Setelah ditelusuri, ternyata si pembuat utas hanyalah anak SMA
biasa dan ia membuat utas bohong tersebut hanya untuk mencari-cari perhatian
dari pengguna internet lain. Kasus utas berisi hal bohong ini kemudian saya
jadikan sebagai ide cerita utama di komik Setan Viral.
2. Industri hiburan
Permasalahan di industri hiburan khususnya seperti stasiun TV swasta tidak jauh
dari masalah sensasi artis dan gimik. Beberapa waktu lalu, sempat beredar
postingan seseorang yang mengaku sebagai salah satu pemeran untuk adegan
kesurupan di salah satu program bertema misteri.
Postingan tersebut sempat dibantah oleh pihak dari acara Karma tersebut. Tapi
masyarakat pun sebelum adanya postingan tersebut sudah sering mencurigai
bahwa acara tersebut hanyalah sandiwara belaka. Fenomena acara horor
sandiwara tersebut saya jadikan sebagai ide cerita dari komik Gara-Gara Gimmick.
Ide ceritanya menggunakan sudut pandang makhluk gaib dalam memandang
orang-orang yang berpura-pura kesurupan padahal tidak ada yang merasuki
mereka.
Berdasarkan gagasan yang telah dijabarkan, saya memulai pembuatan karya ini dengan
riset dan penelitian mengenai makhluk gaib. Saya mewawancarai beberapa orang yang
menurut saya cukup dikenal predikatnya sebagai indigo. dari sekian banyak pertanyaan
saya, saya memiliki satu benang merah yaitu “Apa pendapat makhluk ini tentang
manusia?” jawaban yang saya terima pun beragam, namun semua narasumber yang saya
wawancarai setuju bahwa makhluk gaib bisa marah jika digambarkan berbeda dengan
keadaan sebenarnya, apalagi jika bernada menjelekkan. Beberapa dari mereka ada yang
Salah satu cerita menarik yang saya dapatkan adalah, saat seorang tokoh agama bertemu
dengan keluarga jin yang sedang bergegas pindah dari tempat tinggal mereka semula.
Mereka bilang bahwa orang-orang di kampung tersebut menuduh jika kesialan yang
terjadi di kampung tersebut seperti banyak terjadi maksiat, pencurian, dan perzinahan
adalah akibat perbuatan jin. Keluarga jin ini merasa kesal dengan tuduhan seperti itu
sedangkan mereka sendiri tidak pernah melakukan apapun disana, pada akhirnya mereka
memilih untuk meninggalkan daerah tempat tinggalnya tersebut. Cerita ini kemudian saya
angkat menjadi salah satu bagian dari keempat cerita komik yang saya garap dengan
menambahkan unsur-unsur penokohan lain.
Proses riset pun berlanjut ke beberapa tempat yang akan dijadikan latar cerita. Salah
satunya saya pergi ke daerah Sudirman-Thamrin dan ikut masuk ke gedung perkantoran
tempat teman saya bekerja. Riset ini dibutuhkan karena salah satu tokohnya yaitu Jaka,
merupakan seorang pekerja korporat yang meninggal di kantor saat lembur karena
kelelahan bekerja. Lokasi jalan Sudirman-Thamrin dipilih karena daerah tersebut
merupakan pusat bisnis di Jakarta.
Ada pun beberapa lokasi lainnya yang saya datangi yaitu daerah Cawang, Jakarta Timur.
Awalnya saya memilih daerah Sunter sebagai latar cerita untuk jin yang difitnah warga.
Namun karena saya lebih mengenal daerah Cawang yang memiliki karakteristik penduduk
yang cocok juga dengan karya yang akan saya garap, saya pun memutuskan untuk
mengganti lokasinya.
Selain itu, riset mengenai karakter juga dilakukan melalui metode wawancara dan buku-
buku yang membahas tentang sosok-sosok hantu. Salah satunya saya mewawancarai
Indiria Maharsi, M.Sn, seniman yang juga seorang dosen di Institut Seni Indonesia,
Yogyakarta. Beliau menulis buku berjudul 101 Sketsa Wajah Hantu berdasarkan apa yang
selama ini dilihat olehnya. Selama wawancara berlangsung, beliau banyak menceritakan
tentan kisah-kisah dan karakteristik hantu yang pernah bertemu dengannya. Hal-hal yang
saya dapatkan selama wawancara dengan beliau menjadi salah satu referensi terbesar
untuk pembuatan karakter tokoh di komik ini.
Komik ini merupakan kumpulan cerita 3 hantu yang usil dan seorang Indigo bernama Niki
di dunia manusia. Ada banyak masalah sosial manusia yang diungkap pada cerita ini dan
kritik sosial terhadap manusia yang berkelakuan melebihi batas, bahkan sampai
mempermainkan entitas lainnya. Cerita yang diangkat dalam komik ini merupakan
1. Setan Baru
Jaka yang baru saja meninggal tidak percaya bahwa ia telah menjadi arwah
penasaran. Selama bergentayangan di dunia manusia, tanpa sengaja Jaka
bertemu dengan Dona dan Uwo. Keduanya menolong jaka yang terlihat
kebingungan akan keadaannya dan kemudian dibantu oleh seorang indigo
bernama Niki. Mereka kemudian memulai petualangan bersama di dunia
manusia.
2. Setan Viral
3. Gara-gara Gimmick
Niki yang sering membuat konten ramalan tarot di media sosial dan terkenal akan
kemampuannya sebagai indigo, diundang sebagai bintang tamu di acara
bertemakan spiritual di televise. Niki awalnya senang dan ia juga mengajak Dona,
Uwo dan Jaka untuk ikut datang ke lokasi syuting. Namun saat syuting dimulai,
Niki merasakan banyak kejanggalan seperti orang-orang yang pura-pura
kesurupan sampai cerita yang mengada-ada demi rating. Dona, Uwo dan Jaka lalu
mengerjai syuting acara tersebut untuk menunjukan mereka seperti apa tragedi
spiritual yang “nyata” itu.
5. Epilog
- Storyline
kelelahan bekerja.
17-24 Konflik :
Gaya kartun saya pilih sebagai gaya menggambar dalam komik ini. Selain karena gaya
kartun adalah gaya yang konsisten saya gunakan dalam berkarya, unsur komedi dalam
komik hantu ini dapat lebih ditonjolkan melalui gaya gambar kartun. Walaupun komik ini
bertemakan hantu, namun unsur keseramannya tidak saya tampilkan secara gamblang
melalui visual.
- Desain Karakter
Tokoh Utama :
Dona
Sosok kuntilanak ini dipilih karena penyebab kematiannya akibat dibunuh setelah
diperkosa. Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber dan penjelasan di buku
Kisah Tanah Jawa, Jagat Lelembut (2019), sosok kuntilanak memang lahir akibat kematian
perempuan yang tidak wajar. Dona digambarkan sebagai kuntilanak yang memiliki
Niki
Niki merupakan sosok manusia biasa, namun ia adalah seorang gadis indigo yang memiliki
profesi sebagai peramal tarot daring. Niki hidup sendiri dan tidak memiliki banyak teman,
ia banyak berinteraksi dan berteman dengan hantu karena banyak teman manusianya
yang menganggapnya aneh. Niki memiliki karakter yang tangguh dan bersemangat,
sifatnya pun cenderung cuek dan tidak memperdulikan urusan orang lain. Niki juga sangat
modis dan suka sekali merokok, dia menganggap rokok merupakan media yang bisa
meningkatkan energi spiritualnya. Karakter perokok ini saya ambil saat bertemu dengan
Fox, salah satu narasumber yang memiliki karakter paling unik. Ia selalu memakai jas dan
jaket panjang tebal, serta selalu mengisap rokok, dan menurut saya hal itu sangat
memperkuat karakter dirinya. Referensi visualisasi Niki diambil dari sosok artis Tiongkok
bernama Lu Keran yang memiliki karakter mirip dengan yang akan saya gambar. Rambut
pendek membuat karakter ini terlihat queer sehingga tidak perlu terlalu terpaku pada
karakteristik suatu gender.
Hal yang menarik mengenai daerah Cawang ini adalah, di daerah ini terdapat pusat TNI
Kodam Jaya, namun banyak juga preman-preman dan pelaku kriminal yang tinggal disini
seolah tidak takut akan ditembak aparat apabila bertindak macam-macam, beberapa
bahkan mengenal baik keluarga saya. Bukan hal aneh lagi jika mendapati warga yang
berjalan sempoyongan di sore hari karena habis mabuk-mabukan, atau bahkan terluka
karena baru saja ikut tawuran di daerah Cililitan dan sekitarnya. Kasus-kasus seperti
bunuh diri, pelacuran, dan bahkan pembunuhan ayah oleh anaknya sendiri pernah
mewarnai daerah ini. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, lokasi ini
dianggap begitu pas dengan cerita keluarga Jin yang difitnah karena daerah tersebut
banyak terjadi tindak kriminal.
- Storyboard
Storyboard komik ini dikerjakan dengan bantuan asisten, untuk komik dua dan tiga
storyboard-nya dikerjakan olehnya. Tahapan awal pembuatan storyboard, saya selalu
membuat thumbnails sebagai guide panelling komik agar pembuatan storyboard-nya
dapat dikerjakan lebih cepat dan mudah. Segala pengerjaan mulai dari thumbnails,
storyboard, outline sampai pewarnaan dikerjakan dengan media digital.
Tema mengenai makhluk gaib menjadi tantangan yang cukup berat dalam mengerjakan
karya ini. Hal ini dikarenakan sumber data yang tidak dapat dibuktikan secara ilmiah, serta
pencarian narasumber yang harus benar-benar terpercaya. Beberapa kali saya
mendapatkan narasumber yang menurut komunitasnya sendiri pun tidak valid dan
seringkali menambahkan bumbu kebohongan dalam setiap kontennya. Namun pada
akhirnya saya berhasil menyaring sumber-sumber yang paling terpercaya. Selain itu
hambatan lainnya dikarenakan masa pandemi Covid19 yang tak kunjung usai. Jadwal yang
sudah disusun untuk melakukan riset, bertemu narasumber dan mencari lokasi yang akan
digunakan sebagai latar komik menjadi berantakan dan harus disesuaikan setiap adanya
peraturan baru dari pemerintah daerah terkait pembatasan sosial. Pada bulan Juli sampai
Agustus, saya juga sempat menjadi penyintas Covid19 dan diharuskan menjalani
karantina di rumah sakit, hal yang tidak diduga ini membuat saya tidak dapat mengerjakan
karya selama jangka waktu hampir 2 bulan.
Perubahan selama berkarya tidak terlalu signifikan. Awalnya saya mengajukan 10 judul
komik untuk diproduksi, namun mengingat keterbatasan waktu, komik yang diproduksi
adalah komik yang memiliki inti cerita paling penting sebanyak 4 judul. Selain itu, setelah
preview 1 saya pun menambahkan epilog sebanyak 3 halaman atas saran dari penguji
yaitu Indiria Maharsi, M.Sn. Komik ini dikerjakan berbarengan dengan proses coloring
keempat komik utamanya dalam jangka waktu kurang dari 2 minggu.
Hasil karya
Media
Buku Komik
Jumlah Halaman : 20-24 halaman
Ukuran : 13x17 cm
Format Pewarnaan : Hitam Putih
Desain sampul
Setan Baru
Desain sampul komik setan baru ini bergambar sang tokoh utama, Jaka, sedang
memandang dengan wajah kaget dan bingung ke dalam lubang kubur. Ilustrasi ini
menggambarkan tokoh Jaka yang masih belum percaya dengan identitas baru dirinya
sebagai makhluk gaib dan kaget melihat jasadnya sendiri.
Gara-gara Gimmick
Ilustrasi sampul komik ini menampilkan sosok Niki sebagai pusat cerita dan mata Uwo
yang berwarna merah. Uwo digambarkan ada di belakang niki yang mengatur segala
keisengan yang terjadi di stasiun televisi tersebut.
Epilog
Halaman pertama epilog ini berupa kata-kata terakhir yang diucapkan Dona dan Jaka saat
berpisah dengan Niki, dan kata-kata itu selalu diingatnya sampai hari ini. Mereka meminta
Niki untuk hidup dengan baik dan bisa menerima kehadiran orang lain dalam hidupnya,
karena manusia tidak bisa hidup sendiri. halaman berikutnya menceritakan tentang
bagaimana Niki menjalani kehidupan selama 3 tahun ini, dan juga Uwo yang akhirnya
memiliki istri seorang manusia biasa. Sedangkan di halaman terakhir terdapat keinginan
Niki bahwa di kehidupan berikutnya, mereka semua akan berkumpul kembali sebagai
sebuah keluarga.
Kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap klenik seperti sudah mendarah daging. Hal-
hal berbau spiritual hampir selalu berjalan beriringan dalam setiap aspek kehidupan
bahkan di zaman modern seperti sekarang ini. Dalam pemecahan masalah hidup pun
seringkali menggunakan klenik sebagai salah satu solusi, tidak perduli apakah hal itu baik
ataupun buruk sekalipun. Komik dengan 4 judul berbeda ini menceritakan tentang segala
problematika itu melalui sudut pandang makhluk gaib. Dalam komik ini, tingkat
keseraman yang diangkat dalam komik ini bukanlah dikarenakan setan, namun lebih
kepada segala perilaku manusia. pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa manusia
sejatinya memiliki derajat yang lebih tinggi dari makhluk lainnya, jadi sudah seharusnya
kita sebagai manusia pun memiliki sikap dan menempatkan diri di posisi itu.
Dawud, Muhammad Isa, Dialog Dengan Jin Muslim, 1992, Pustaka Hidayah, Bandung.
Setiadi, Elly M. dan Kolip, Usman, Pengantar Sosiologi, Pemahaman Fakta dan Gejala
Permasalahan Soial : Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya, 2011, Kencana Prenada
Media Group, Jakarta.
Skinner, B.F, Ilmu Pengetahuan dan Perilaku Manusia, 2013, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Makhluk halus itu sebenarnya memperhatikan kita, tapi jika kita gak mengganggu ya gak
dipedulikan. Kalau untuk yang jahat-jahat juga ada, biasanya suruhan, misalnya kemarin
saya disuruh bersihin pertokoan depan (Ruko Taman Galaxy, Bekasi Selatan, penulis), dia
ganggu si pemilik sampai mau mencelakakan anak yang punya dan minta tumbal.
Akhirnya saya bohongin aja pakai darah anjing dari kutu-kutunya, atau kalau mau bisa cari
di lapo yang jual masakan anjing. Keesokan harinya, kejadiannya jadi berbalik ke si
pengirim tumbal. Kalau masalah pesugihan sendiri, kemarin sempat si R (artis/pembawa
acara, penulis) kirim DM ke saya, dia minta dibukain aura dan dilancarin untuk jadi artis.
Dia emang di medsos dan TV terkenal suka nyinyir dan galak, tapi sebenarnya hidup dia
susah juga sampe minta bantuan ke saya. Ada lagi ini (menunjukan isi pesan, penulis) istri
pejabat kepolisian yang 3 bulan lalu minta tolong ke saya supaya suaminya bisa naik
pangkat. Beberapa hari lalu dia whatsapp saya lagi ngucapin terima kasih karena
suaminya minggu lalu akhirnya naik jabatan. Cerita lainnya ada sih tapi agak explicit
hahaha, waktu saya masih pelatihan pendeta, saya termasuk orang yang nakal
sebenarnya. Jadi pendeta emang bukan kemauan saya, saya sempat kabur ke rumah sakit
lama tempat kakak saya praktik, di sana saya pacaran dengan salah satu suster dan
beberapa kali melakukan hubungan intim gitu lah. Namun setelah yang terakhir kali itu,
malamnya saya dicekik penunggu disana, cewek, saya ngelawan sampai roh saya lepas
dari badan saking meronta-rontanya. Ternyata dia ada perasaan tidak suka melihat
tempatnya dijadikan tempat mesum, dan dia juga gak tahunya sedikit tertarik dengan
saya.
Coba fokus ke pembaca dulu, komik tidak harus selalu dibombardir dengan hantu-
hantuan terus. Tidak selalu diteror dengan wajah-wajah seram atau kejadian-kejadian
tidak masuk akal. Tapi bisa dari sisi kreativitas komiknya, itu menarik juga, jadi kita gak
melulu, di film aja lah, di film nasional selalu ada hantu-hantu yang menjijikan, seram,