Oleh Kelompok 3:
Andrew Daniel Ratu; 2214041035
I Made Citra Yudistira; 2214101177
Putu Saka Erlangga Putra; 2214101178
Ni Ketut Catur Wulandari; 2214111001
Ni Putu Yulia Kartika; 2214111002
Putu Restu Junita Narayani; 2217041100
Putu Willy Pratama; 2217041300
Dosen Pengampu:
Anak Agung Istri Dewi Adhi Utami, S.Pd., M.Pd.
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat-Nya, kami diberikan Kesehatan, ketekunan, dan pengetahuan sehingga
dapat melakukan observasi sekaligus wawancara serta menyelesaikan makalah
laporan hasil observasi mengenai implementasi Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat dengan baik dan tepat waktu.
Melalui kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Anak Agung Istri Dewi Adhi Utami, S.Pd., M.Pd. selaku dosen
Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) Pancasila
Universitas Pendidikan Ganesha.
2. Masyarakat Desa Penglipuran, Kabupaten Bangli selaku responden
dalam observasi.
Yang telah memberikan kesempatan untuk membuat makalah dan telah
berkontribusi sebagai responden dengan memperhatikan estimasi pembuatan yang
sangat bermanfaat dalam proses pembelajaran Pancasila kedepannya. Penyusun
berharap laporan ini memberikan dampak positif bagi semua kalangan dalam
mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat.
Dalam laporan hasil observasi ini, penyusun menyajikan deskripsi hasil
pengamatan dan wawancara disertai kajian teori yang mendukung.
Penyusun menyadari adanya kekurangan dalam Makalah Laporan Hasil
Observasi “Analisis Implementasi Nilai Pancasila dalam Kehidupan Masyarakat
Madani Desa Penglipuran di Kabupaten Bangli”. Oleh karena itu, penyusun
mengharapkan masukan, kritikan, serta saran dari semua pihak agar makalah
laporan hasil observasi ini menjadi lebih baik dan berguna.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Atas dasar perkembangan era globalisasi yang cenderung beresiko
terhadap ideologi asing yang masuk di tengah-tengah penguatan nilai-nilai luhur
masyarakat Desa Penglipuran sebagai masyarakat madani berlandaskan Pancasila,
penyusun melaksanakan kegiatan observasi meliputi pengamatan dan wawancara
secara langsung pada Sabtu, 19 November 2022 untuk menganalisis implementasi
nilai Pancasila yang dapat ditinjau sebagai dasar negara, ideologi, filsafat serta
etika disertai pendapat masyarakat secara pribadi mengenai eksistensi Pancasila.
Adapun hasil dari observasi tersebut disajikan dalam laporan yang berjudul
“Analisis Implementasi Nilai Pancasila dalam Kehidupan Masyarakat Madani
Desa Penglipuran di Kabupaten Bangli”.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
3
2.2 Sikap Warga Negara dalam Melaksanakan Pancasila
Sikap positif warga negara terhadap Pancasila dapat diartikan sebagai
sikap yang baik dalam menanggapi dan mengamalkan nilai-nilai yang ada dalam
Pancasila, dalam setiap tindakan dan perilaku sehari-hari. Walaupun
kenyataannya melaksanakan nilai-nilai Pancasila tidaklah mudah, bangsa
Indonesia harus tetap berusaha melakukannya. Berikut ini diuraikan secara
singkat contoh pelaksanaan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara berdasarkan silanya masing-masing. Sikap positif warga negara dalam
melaksanakan sila-sila Pancasila menurut Darmadi (2017:280) diformulasikan
sebagai berikut:
1. Sikap Positif Terhadap Sila “Ketuhanan Yang Maha Esa”
Dalam sila “Ketuhanan Yang Maha Esa” terkandung nilai
ketuhanan dan keagamaan. Maka, segala hal yang berkaitan dengan
pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, harus dijiwai dengan nilai-nilai
sila tersebut. Hal-hal yang dapat kita lakukan antara lain:
a. Mewujudkan kehidupan religius yang sejati
b. Mengusahakan terwujudnya ketakwaan warga negara dan
masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa;
c. Menjalankan pemerintahan negara dengan prinsip-prinsip etika,
kebenaran, dan keadilan
d. Melaksanakan ajaran agama masing-masing dengan baik
e. Tekun beribadah
f. Saling menghargai dan menghormati antar pemeluk agama
g. Tidak memaksakan agama kepada orang lain.
2. Sikap Positif Terhadap Sila “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”
Sila “Kemanusiaan yang adil dan beradab” mengandung nilai
utama kemanusiaan. Pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, dengan
begitu, harus dapat perlakukan warga negara sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusiaan. Karena itu, penyelenggaraan kehidupan berbangsa
dan bernegara, harus dilakukan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Menghormati hak-hak asasi manusia
b. Memecahkan berbagai masalah hidup warga Negara dengan cara
yang adil
c. Membina sikap saling tolong antarwarga
d. Senantiasa menghormati dan menghargai sesama manusia, agama,
suku, ras, dan lain-lain.
e. Suka membantu dan menolong sesama manusia dalam kebenaran
dengan ketulusan dan kejujuran
f. Tidak menyakiti orang lain dalam bentuk apapun.
3. Sikap Terhadap Sila “Persatuan Indonesia”
Dalam sila “Persatuan Indonesia” terkandung nilai persatuan dan
nasionalisme religius. Yang dimaksud nasionalisme religius adalah
semangat kebangsaan yang dilandasi dengan moral keagamaan dan
ketuhanan. Hal-hal yang harus dilakukan dalam kehidupan berbangsan dan
bernegara antara lain:
4
a. Mengakui keragaman suku sebagai kekayaan bangsa
b. Menciptakan kerukunan hidup antarsuku yang ada di Indonesia
c. Menjaga persatuan bangsa
d. Selalu mengutamakan kebersamaan, kerukunan, persatuan.
e. Selalu menjalin hubungan dan kerja sama yang baik.
f. Tidak mempermasalahkan segala perbedaan sesama manusia.
4. Sikap Terhadap Sila “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan”
Sila keempat ini, mengandung nilai kerakyatan dan demokrasi.
Rakyat dan demokrasi saling terkait dan harus diperjuangkan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena itu, terkait dengan
pelaksanaan sila keempat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, hal-
hal yang harus di lakukan sebagai berikut:
a. Memberikan kesempatan rakyat untuk mengajukan kritik dan saran
dalam pelaksanaan pembangunan
b. Mewujudkan adanya lembaga perwakilan rakyat yang aspiratif
c. Mengutamakan musyawarah dalam menyelesaikan persoalan
bersama
d. Menghargai perbedaan pendapat dan pandangan antarsesama
manusia
e. Menghargai dan menjunjung tinggi demokrasi
5. Sikap Terhadap Sila “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”
Dalam sila kelima ini, terkandung nilai keadilan dan pemerataan
sosial. Artinya, keadilan merupakan hal yang akan dan harus di wujudkan
dalam kehidupan masyarakat secara merata dan menyeluruh. Terkait
dengan pelaksanaan sila kelima ini, hal-hal yang harus dilakukan antara
lain:
a. Melaksanakan pembangunan yang merata di semua lapisan
masyarakat dan wilayah negara
b. Memberikan perlakuan yang sama dan adil kepada warga negara
dalam berbagai bidang dan sektor kehidupan
c. Bersikap adil
d. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
e. Tidak mengambil hak orang lain
f. Memiliki kemauan keras untuk maju dan bersama-sama
membangun bangsa dan negara
Sikap positif warganegara dalam melaksanakan sila-sila Pancasila dalam
bermasyarakat dan ekonomi sebagai berikut:
1. Sikap Terhadap Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat
Setiap warga Negara hendaknya senantiasa mengamalkan nilai-
nilai yang terdapat dalam Pancasila. Sebab, dengan pengamalan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari diharapkan terwujud suatu
kehidupan masyarakat Indonesia yang religius, humanis, bersatu,
demokratis, sejahtera, adil, dan makmur. Pengamalan nilai-nilai Pancasila
5
dalam kehidupan sehari-hari merupakan cermin sikap positif warga
Negara terhadap Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Sikap Terhadap Pancasila dalam Kehidupan Ekonomi
Memanfaatkan sumber daya alam dengan baik. Pemanfaatan
sumber daya alam itu dapat dilakukan melalui peningkatan sektor
agribisnis, agroindustri, serta upaya-upaya lainnya yang bertujuan
pemerataan pendapatan dan peningkatan kesejahteraan, meningkatkan
efisiensi dan produktivitas perekonomian dengan menghilangkan berbagai
bentuk distorsi ekonomi, pembuatan Undang-Undang untuk memperkuat
fundamental atau dasar ekonomi yang berkeadilan seperti UU
antimonopoli, UU Perlindungan Konsumen, serta menjalankan kegiatan
perekonomian dengan jujur, tidak merugikan orang lain, dan tidak
bertentangan dengan nilai-nilai dalam Pancasila.
6
penguasa dan negara, yang memiliki ruang publik dalam mengemukakan
pendapat, serta adanya lembaga-lembaga yang mandiri yang dapat mengeluarkan
aspirasi dan kepentingan public (Sulaiman, 2015:155).
7
1. Faktor eksternal adalah pengaruh globalisasi yang mendorong negara-
negar menghormati prinsip pasar dan demokrasi.
2. Faktor internal, yaitu krisis multidimensional yang terwujudnya korupsi,
kolusi, dan nepotisme, keadaan ini telah merusak tatanan kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa.
Jadi, masyarakat madani adalah masyarakat yang berbudaya namun
mampu berinteraksi dengan dunia luar yang modern sehingga dapat terus
berkembang dan maju. Dalam masyarakat madani, setiap warganya menyadari
dan mengerti akan hak-haknya serta kewajibannya terhadap negara, bangsa dan
agama. Masyarakat madani sangat menjunjung tinggi hak asasi manusia.
Masyarakat madani adalah masyarakat bermoral dan menjamin
keseimbang antara kebebasan individu dan stabilitas masyarakat. Hal ini sesuai
dengan dasar negara kita, Pancasila. Pancasila sebagai pedoman hidup bangsa
berisi aturan-aturan yang mengatur norma dan tingkah laku warganya. Sehingga
masyarakat yang mengamalkan Pancasila, maka masyarakat tersebut memiliki
kehidupan ideal, baik dalam hak dan kewajiban warga dapat terlaksana secara
seimbang serta mampu berkembang dengan dunia luar demi majunya kehidupan.
8
BAB III
PEMBAHASAN
9
3.4 Hasil Pengamatan
Implementasi Gambar Keterangan
Sila “Ketuhanan Berdasarkan dokumentasi
Yang Maha Esa” kelompok, implementasi
sila pertama tergambar dari
adanya banten saiban yang
terdapat di depan rumah
penduduk Desa
Penglipuran.
10
karang memadu.
Sila “Keadilan Berdasarkan dokumentasi
Sosial bagi kelompok, implementasi
Seluruh Rakyat sila kelima tergambar dari
Indonesia” adanya keadilan dalam
sektor ekonomi, dimana
penduduk diperbolehkan
membuka usahanya dan
bersaing secara sehat.
11
2) Apakah Yuri dapat menyebutkan isi Pancasila?
Responden : Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab,
Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan Perwakilan, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia.
Analisis : Dalam hal ini, Yuri sebagai bagian dari masyarakat Desa Penglipuran
menunjukan karakteristik madani yaitu masyarakat yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, Pancasilais, dan memiliki cita-cita serta harapan
masa depan. Pada aspek ini, ditekankan pada sikap Pancasilais.
12
aturan yang telah dibuat. Ini juga mengacu pada sikap terhadap Tuhan dengan
menyepelekan suatu tempat dan arahan. Perbuatan ini sudah menunjukkan
penyimpangan Pancasila dari pihak luar.
b. Wawancara kedua
• Nama : Wayan Kaler
• Profesi : Pedagang souvenir
• Dokumentasi :
13
2) Bagaimana implementasi Pancasila di desa ini?
Responden : Yang paling diterapkan itu gotong royong, dilakukan berdasarkan
hari-hari tertentu atau satu bulan sekali, nanti kita ketemu.
Analisis : Budaya gotong royong memiliki hubungan dengan Pancasila dalam
lingkup budaya yang melaksanakan pembangunan yang merata di semua lapisan
masyarakat dan wilayah negara melalui gotong royong sebagai wujud sila ketiga
dan keempat Pancasila.
3) Apakah akan ada denda jika ada orang yang membuang sampah
sembarangan? Bagaimana jika pengunjung yang melakukannya?
Responden : Masyarakat disini tidak membuang sampah sembarangan karena
sudah ada aturannya. Masyarakat disini kalau paginya buang sampah disana. Jika
hari segini setidak bisa, nanti jam 6 baru bisa. Tidak ada denda, hanya ditegur saja.
Analisis : Tindakan ini mencerminkan karakteristik masyarakat madani yaitu
masyarakat yang tertib dan sadar hukum yang direalisasikan dari adanya budaya
malu apabila melanggar hukum serta masyarakat yang memiliki kepercayaan diri
dan kemandirian. Hal ini juga berhubungan dengan implementasi Sila kedua dan
keempat karena menghargai hak dan kewajiban berdasarkan aturan yang telah
dibuat secara demokrasi.
14
6) Apakah pengunjung pernah melakukan pelanggaran Pancasila?
Responden : Kalau Bapak belum pernah melihat.
Analisis : Menurut Bapak Kaler, pengunjung yang baik adalah yang menghargai
segala budaya dan aturan di des aini. Tentu hal ini berkaitan dengan penerapan sila
kedua yang menjunjung HAM serta budaya ramah tamah dari penduduk Desa
Penglipuran.
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari laporan ini yaitu sebagai berikut :
a. Implementasi dan pemaknaan nilai Sila Pertama hingga Sila Kelima
Pancasila di Desa Penglipuran sangat kompleks mulai dari kegiatan
persembahyangan, sikap saling membantu, menjunjung tinggi semangat
gotong royong, demokrasi, dan musyawarah mufakat melalui aturan-
aturan seperti kadang memadu dan pengleburan serta kesempatan yang
rata untuk berkembang di bidang ekonomi atau tanpa monopoli yang
sangat menunjukkan sikap warga negara terhadap Pancasila serta
karakteristik dan eksistensi masyarakat madani.
b. Dinamika implementasi nilai-nilai Pancasila di Desa Penglipuran terlihat
dari adanya pelanggaran, pemberian sanksi sesuai kesepakatan atau aturan,
pemenuhan sanksi, dan timbulnya budaya malu. Dinamika ini dipengaruhi
oleh aspek eksternal seperti dari pengunjung dan interal dari penduduk
Desa Penglipuran.
c. Berikut link video wawancara bersama narasumber di Desa Penglipuran :
https://drive.google.com/file/d/1gu_Ga4oMYcbACEgzAzEU6K5bT8myd
Yey/view?usp=share_link
16
DAFTAR PUSTAKA
17