Anda di halaman 1dari 58

ANALISIS INTERVENSI TERAPI KREASI SENI MENGGAMBAR

PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH


SAKIT JIWA SOEHARTO HEERDJAN
JAKARTA

ROYAN MUHYASIR
NIRM : 19031

PROGRAM DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN PELNI JAKARTA
JAKARTA
2022
ANALISIS INTERVENSI TERAPI KREASI SENI MENGGAMBAR
PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH
SAKIT JIWA SOEHARTO HEERDJAN
JAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH


Karya Tulis Ilmiah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Ahli madya Keperawatan

Diajukan Oleh :

ROYAN MUHYASIR
NIRM : 19031

PROGRAM DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN PELNI JAKARTA
JAKARTA
2022
SURAT PERNYATAAN PLAGIARISME

Saya yang bertanggungjawab di bawah ini dengan sebenarnya

menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini, Saya susun tanpa tindak plagiarisme

sesuai peraturan yang berlaku di Akademi Keperawatan PELNI Jakarta.

Jika dikemudian hari saya melakukan tindak plagiarisme, Saya

sepenuhnya akan bertanggungjawab dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh

akademi keperawatan PELNI Jakarta, Termasuk penvabutan gelar atas ijazah

yang saya terima.

Jakarta, Juli 2022


Penulis/Peneliti

(Royan Muhyasir)

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmian oleh Royan Muhyasir, NIRM : 19031 dengan judul “Analisis

Intervensi Terapi Kreasi Seni Menggambar pada Pasien Harga Diri Rendah di

Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan Jakarta” telah diperiksa dan disetujui untuk

diujikan.

Jakarta, Juli,2022

Mengetahui

Pembimbing Penguji I

Sri Atun Wahyuningsih.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.J Putri Permata Sari, Ns.,M.kep

Ketua Dewan Penguji

Buntar Handayani, S.Kp.,M.Kep.,M.M.,

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah ini dengan judul “Analisis Intervensi Terapi Kreasi Seni Menggambar

pada Pasien Harga Diri Rendah di Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan Jakarta”.

Rangkaian penyususnan laporan karya tulis ilmiah ini merupakan salah satu

syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan di

Akademi Keperawatan PELNI Jakarta.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan proses penyusunan

Proposal Karya Tulis Ilmiah ini. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada

Bapak/Ibu/Saudara yang penulis hormati yaitu :

1. Ahmad Samdani, S.KM., MPH., Ketua Yayasan Samudra APTA.

2. Buntar Handayani, S.Kp.,M.Kep.,M.M., Direktur Akademi Keperawatan

PELNI Jakarta

3. Ns. Sri Atun Wahyuningsih, M. Kep.,Sp.Kep.J Ketua Program Studi dan

pembimbing karya tulis.

4. Buntar Handayani, S.Kp.,m.Kep.,M.M., Sebagai Ketua Penguji Proposal

Kaya Tulis Ilmiah.

5. Putri Permata Sari, Ns.,M.kep Sebagai Anggota Penguji Proposal Kaya Tulis

Ilmiah.

6. Seluruh Dosen dan Staff Akademi Keperawatan PELNI Jakarta yang telah

memberikan banyak dukungan dan do’a serta ilmu yang sangat bermanfaat.

iii
7. Terima Kasih terutama Orangtua saya, kedua adik saya, serta saudara dan

kerabat yang selalu memberikan do’a dan memberi dukungan dari segi moral

maupun materi agar dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan

sebaik-baiknya.

8. Teme-teman Akademi Keperawatan Pelni Jakarta angkatan XXIV yang

sama-sama sedang berjuang, memberi dukungan do’a satu sama lain dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

Penulis menyedari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak

kekurangan, masukan dan saran diharapkan dari semua pihak. Semoga Karya

Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat untuk kemajuan ilmu Keperawatan.

Jakarta, …………………

Royan Muhyasir

iv
DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN PLAGIARISME ............................................................. i


LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 6
A. Tinjauan Teori............................................................................................ 6
C.Terapi Kreasi Seni Menggambar ............................................................... 11
D.KERANGKA KONSEP .................................................................................... 13
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 14
A. Disain penelitian......................................................................................... 14
B. Populasi dan Sampel ................................................................................ 14
C. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 16
D. Definisi Operasional ................................................................................. 16
E. Instrumen Penelitian................................................................................ 17
F. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 18
G. Analisis Data ............................................................................................. 19
H. Etika Penilitian ......................................................................................... 20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 22
DAFTAR PUSAKA .............................................................................................. 24
LAMPIRAN ......................................................................................................... 32

v
ABSTRAK

Kehidupan bersosialisasi tidak akan terjadi dengan baik apabila kita atau salah
satu diantara kita mengalami gangguan jiwa atau kondisi jiwa yang tidak sehat,
perasaan neghatif terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dam harga diri,
merasa gagal mencapai keinginan juga merupakan harga diri rendah, harga diri
rendah adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa
seberapa jauh prilaku memenuhi ideal diri, pasien dengan harga diri rendah harus
segera di tangani, salah satu cara menangani pasien harga diri rendah adalah
dengan mengekplorasi hal positif pasien yaitu bidang kelebihan pasien tersebut
baik seni, kecerdasan,pekerjaan,imajinasi dan pendidikan, upaya yang dilakukan
untuk meningkatkan kegiatan pada pasien yang mengalami harga diri rendah
adalah dengan terapi menggambar yang merupakan salah satu terapi lingkungan.
Tujuanya adalah terindentifikasinya analisis intervensi terapi kreasi seni
menggambar pada pasien harga diri rendah . Metode penelitian ini menggunakan
metode studi kasus dengan sampel yang digunakan 2 ( dua ) responden yang
dilaksanakan selama 3 hari, intervensi terapi menggambar pada karya tulis ilmiah
telah dilakukan pada pasien harga diri rendah di ruang kasuari rumah sakit
soeharto herdjan Jakarta pada tanggal dengan jumlah pertemuan 1 kali pertemuan
perhari, setelah dilakukan penerapan terapi menggambar pada kedua subjek
dengan harga diri rendah (HDR). Hasilnya kedua subjek mengalami penurunan
tanda dan gejala, presentase menjadi 25% subjek 1 dan 16% subjek 2 sehingga
semua tanda gejala teratasi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah perlu dilakukan
intervensi terus menerus kedua responden dan pasien harga diri rendah lainya
mampu mengaplikasikan intervensi terapi kreasi seni menggambar ini untuk
meningkatkan harga diri.

Kata Kunci: Harga Diri Rendah ; Terapi Kreasi Seni Menggambar

vi
ABSTRACT

Social life will not happen well if we or one of us has a mental disorder or an
unhealthy mental condition, negative feelings towards oneself, self-confidence and
self-esteem, feeling that they have failed to achieve their desires are also low self-
esteem, low self-esteem. is a personal assessment of the results achieved by
analyzing how far the behavior fulfills self-ideal, patients with low self-esteem
must be treated immediately, one way to deal with low self-esteem is to touch the
patient's coping sub-fields, namely the areas of excellence such as art,
intelligence, work, imagination and education, efforts are being made to increase
activities in patients who experience low self-esteem by drawing therapy which is
one of the environmental therapies. The purpose of this scientific paper is to
determine the application of drawing therapy to patients with low self-esteem.
This research method uses a case study method with a sample used of 2 (two)
patients with 2000's self-esteem problems (HDR), the intervention of drawing
therapy in scientific papers has been carried out on patients with low self-esteem
in the cassowary room of the Soekarno Herdjan Hospital, Jakarta. on October 4
to October 8, 2022 with the number of meetings 2 meetings per day, carried out
after the application of drawing therapy on the second subject with self-esteem
(HDR), the second experienced a decrease in signs and symptoms of low self-
esteem (HDR), the presentation became 25% of subjects 1 (tn,a) and 16% of
subjects 2 (tn,b) so that all signs of symptoms are resolved. The conclusion of this
study is that it is hoped that both respondents and other low self-esteem patients
are able to apply this art of drawing creation therapy to increase self-esteem.

Keywords: Low Self-Esteem; Draw; Drawing Art Creation Therapy

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah seseorang tidak pernah hilang dalam perjalanan hari biasa.

Ada beberapa orang di dunia yang tidak mampu menemukan solusi sendiri,

dan ini dapat menyebabkan penyakit mental. Ternyata, dampak tersebut bisa

berdampak signifikan terhadap kesehatan mental seseorang yang tidak

mampu mengantisipasi gejala yang muncul. Fenomena gangguan jiwa pada

saat ini mengalami peningkatan yang sangat signifikan, dan setiap tahun di

berbagai belahan dunia jumlah penderita gangguanjiwa bertambah. Penelitian

World Health Organization (WHO) atau Badan Kesehatan Dunia 2014

menunjukkan tidak kurang dari 450 juta penderita

mengalami gangguan mental, sekitar 10% orang dewasa mengalami

gangguan jiwa saat ini, 25% diperkirakan akan mengalami gangguan jiwa

pada usia tertentu.

Gangguan jiwa yang mencapai 13%, kemungkinan akan berkembang

25% pada tahun 2030. Menurut WHO gangguan jiwa ditemukan sebanyak

450 juta orang di dunia terdiri dari 150 juta depresi, 90 juta gangguan

penggunaan zat dan alcohol 38 juta epilepsi, 25 juta skizofrenia, serta hampir

1 juta melakukan bunuh diri di setiap tahun, dan hampir ¾ beban global

penyakit neuropsikiatrik didapat berpenghasilan rendah dan menengah ke

1
2

bawah. Beberapa gejala gangguan jiwa dapat dilihat pada tingkat fisik, tetapi

banyak lainnya juga dapat dilihat pada kesehatan mental individu dan

kesejahteraan fisik yang erat hubungannya.

Ada banyak hal yang menyebabkan rendahnya harga diri, seperti

perasaan negatif terhadap diri sendiri, kurangnya rasa percaya diri dan harga

diri, serta keyakinan bahwa seseorang telah gagal mencapai tujuannya.Harga

diri rendah adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan

menganalisa seberapa jauh prilaku memenuhi ideal diri. Pasien dengan harga

diri rendah akan tampak bingung, pelupa, tidak berdaya, dan tidak berguna.

Gejala lain termasuk penurunan minat dalam pengejaran yang

menyenangkan, penarikan sosial, dan perilaku destruktif.

Masalah harga diri harus segera diatasi pada pasien. Salah satu

strategi untuk melakukannya adalah dengan memanfaatkan mekanisme

koping pasien, seperti bakatnya dalam seni kreatif dan intelektual serta di

bidang pekerjaan dan pendidikan. mengembangkan kemampuan positif

pasien dari waktu ke waktu sehingga pasien merasa tidak aman dan memiliki

harga diri yang rendah adalah tujuan jangka panjang (M Bisri Mustofa, Nury

Luthfiyatil f, Uswatun Hasanah, 2022). Lebih dari 60 persen kesehatan

seseorang dapat dikaitkan dengan lingkungan mereka, menurut penelitian

yang dilakukan oleh (Nasir dan Muhith pada tahun 2011). Pasien yang

menderita harga diri rendah dapat mengambil manfaat dari terapi seni, yang

merupakan bentuk terapi rekreasi yang menggabungkan kreativitas. ekspresi.


3

Metode murah dalam memberikan terapi lingkungan kepada pasien

adalah penggunaan terapi penciptaan seni, khususnya terapi menggambar

stimulus, yang memungkinkan pasien untuk mengekspresikan diri dan apa

yang terjadi pada mereka sambil juga memberikan kesempatan bagi mereka

untuk belajar tentang perilaku mereka sendiri dan bagaimana

melaksanakannya sesuai dengan norma-norma sosial. aturan praktis yang

baik.

Klien dengan harga diri rendah yang menerima dua sesi terapi kreasi

seni menggambar diuji untuk melihat apakah mereka dapat mengekspresikan

perasaan mereka, dan 10 di antaranya melakukannya. Terapi menggambar

telah terbukti memiliki dampak yang signifikan pada klien dengan gangguan

harga diri rendah dalam hal kemampuan mereka untuk mengekspresikan

perasaan dan melakukan aktivitas sehari-hari. (Muhammad & Agustina,

2018)

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik melakukan

penelitian yang berjudul “Analisis Intervensi melatih kreasi seni menggambar

Pada Pasien Harga Diri Rendah di Rumah Sakit Jiwa dr. Soehartoe Heerdjan

Jakarta , untuk meningkatkan harga diri serta membangun rasa percaya diri

untuk berinteraksi dengan lingkungan dan mampu menyelesaikan setiap

masalahnya serta dapat kembali memiliki peran dalam kehidupan sehari-hari.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dijelaskan. Harga diri

rendah dapat tampak bingung, pelupa, tidak berdaya, dan tidak berguna.
4

Gejala lain termasuk penurunan minat dalam pengejaran yang

menyenangkan, penarikan sosial, dan perilaku destruktif, sehingga untuk

mengurangi tanda dan gejala harga diri rendah dilakukan dengan cara terapi

kreasi seni menggambar.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Teridentifikasi efektifitas analisis intervensi cara mengajarkan kreasi seni

menggambar pada pasien yang mengalami harga diri rendah untuk

meningkatkan harga diri.

2. Tujuan khusus

a. Terindentifikasi karakteristik pasien yang mengalami harga diri

rendah

b. Terindentifikasi kemampuan pasien yang mengalami harga diri

rendah sebelum dilakukan tindakan terapi kreasi seni menggambar

c. Teridentifikasi kemampuan pasien yang mengalami harga diri rendah

setelah dilakukan tindakan terapi kreasi seni menggambar

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi pasien

Efektifitas terapi kreasi seni menggambar dapat di aplikasikan untuk

meningkatkan harga diri serta menstimulasi psikologis dan dapat

menghasilkan karya seni

2. Bagi Perkembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan


5

a. Sebagai acuan atau panduan dalam memberikan terapi kreasi seni

menggambar untuk meningkatkan harga diri serta kondisi psikologis

pada pasien gangguan harga diri rendah

b. Sebagai salah satu sumber informasi bagi pelaksanaan penelitian bidang

keperawatan tentang pengaruh tindakan terapi kreasi seni menggambar

untuk meningkatkan harga diri serta kondisi psikologis pada pasien

gangguan harga diri rendah pada masa yang akan datang dalam rangka

ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan.

3. Bagi Pelayanan Kesehatan

Terapi kreasi seni menggambar dapat digunakan oleh perawat di

pelayanan kesehatan untuk meningkatkan harga diri serta kondisi

psikologis pada pasien gangguan harga diri rendah.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Teori

1. Konsep keperawatan jiwa dan harga diri rendah

a. Pengertian

harga diri yang rendah berhubungan dengan interpersonal yang buruk

dan terutama menonjol pada klien skizofrenia. Harga diri rendah adalah

perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan

akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri. (Yosep,

2015)

Orang yang sering stres, tertekan secara emosional, dan tidak dapat

berfungsi secara normal dalam kehidupan sehari-hari dikatakan memiliki

kesehatan mental yang buruk, yang didefinisikan sebagai keadaan

sejahtera di mana orang dapat menyadari potensi mereka sendiri,

mengatasi tekanan hidup, bekerja produktif, dan berkontribusi pada

komunitas mereka. Itu bagus untuk mereka. Orang dengan gangguan jiwa

(ODGJ) (rahayu & daulima, 2019) memiliki kemungkinan besar

mengalami gangguan jiwa seperti harga diri rendah, yang dapat

bermanifestasi sebagai tingkat kecemasan yang tinggi (rahayu & daulima,

2019). Orang yang menderita harga diri rendah kronis memiliki perasaan

6
7

atau pandangan negatif tentang diri mereka sendiri yang bertahan untuk

waktu yang lama. Stuart dan Laraia (2001).

Orang dengan harga diri rendah lebih mungkin menderita berbagai

masalah kesehatan mental, jadi mengurangi atau menghilangkan harga diri

rendah akan berdampak signifikan pada banyak masalah ini atau bahkan

menghilangkannya sama sekali. Harga diri telah dikaitkan dengan berbagai

hasil positif, termasuk berkurangnya kecemasan, peningkatan kinerja

dalam situasi sosial, dan penerimaan oleh orang lain. Karena harga diri

yang rendah sering disertai dengan penyakit mental, masuk akal bahwa

memiliki harga diri yang tinggi akan bermanfaat dalam situasi ini juga.

Hubungan interpersonal yang buruk dan potensi pendalaman

menyebabkan harga diri rendah karena perasaan negatif yang mereka

timbulkan ( wijayati et al,2020)

b. Tanda dan Gejala Harga Diri Rendah

Ada beberapa gejala harga diri rendah kronis, menurut (Tim Pokja DPP

PPNI SDKI, 2016) :

1) Gejala dan tanda mayor

a) Subjektif

(1) Evaluasi diri negative

(2) Saya merasa seperti saya tidak memiliki kekuatan atau

keterampilan positifMeremehkan kemampuan mengatasi

masalah

(3) Melebih-lebihkan penilaian negative tentang diri sendiri


8

(4) Merasa malu/bersalah

(5) Merasa tidak mampu melakukaqn apapun

(6) Menolak penilaian positif tentang diri sendiri

b) Objektif

(1) Enggan mencoba hal baru

(2) Postur tubuh menunduk

(3) Berjalan menunduk

2) Gejala dan tanda

a) Subjektif

(1) Susah tidur

(2) Merasa sulit berkonsterasi

(3) Mengungkapkan keputusasaan

b) Objektif

(1) Sulit membuat keputusan

(2) Mencari penguatan secara berlebihan

(3) Lesu dan tidak bergairah

(4) Perilaku tidak asertif

(5) Bergantung pada pendapat orang lain

(6) Seringkali mencari penegasan \

(7) Berbicara pelan dan lirih

(8) Pasif

(9) Kontak mata kurang


9

c. Rentang respon

Rentang respon Harga diri Rendah (Yosep, 2010)

1) Respon Adaptif

a) Aktualisasi potensi diri sendiri dan penegasan konsep diri positif sendiri

dalam terang berbagai pengalaman hidup yang positif

b) Jika individu telah memiliki pengalaman positif dalam aktualisasi diri, maka

konsep dirinya akan meningkat

2) Respon Maladaptif.

a) Harga diri yang rendah, pergeseran dari persepsi diri yang sehat ke persepsi

diri yang berbahaya, dan kurangnya motivasi

b) Keracunan identitas adalah kegagalan individu dalamkemalangan aspek

psikososial dan kepribadian dewasa yang harmonis

c) Depolarisasi adalah perasaan yang tidak realistis terhadap diri sendiri yang

berhubungan dengan kecemasan ,kepanikan serta tidak dapat membedakan

dirinya dengan orang lain ( yusuf,fitryasari.2015)

d. tindakan keperawatan

Tujuan
10

Untuk membantu klien mencapai potensi penuh mereka sementara juga

mengimbangi kurangnya aktualisasi diri mereka sendiri, kita harus

membantu mereka tumbuh, berkembang, dan menyadari potensi mereka.

Tindakan keperawatan meliputi 5 tahap yaitu:

1) Pre interaksi

a) cek catatan keperawatan atau catatan medis klien

b) siapkan alat yang akan digunakan

c) cuci tangan

2) tahap orientasi

a) berisalam dan panggil klien dengan namanya

b) jelaskan tujuan serta prosedur dan lamanya tindakan kepada

pasien

3) tahap kerja

a) berikan kesempatan klien bertanya sebelum dilakukan

b) jaga privasi klien , memulai kegiatan dengan cara yang baik

c) menetapkan perubahan pada prilaku yang diinginkan yaitu

dapat mengurangi tanda dan gejala harga diri rendah

d) menetapkan ketertarikan klien terhdap kreasi seni menggambar

e) berdiskusi dengan pasien dengan tujuan berbagi pengalaman

dalam kreasi seni menggambar

f) bantu klien dalam posisi yang nyaman

g) batasi stimulasi eksternal seperti suara klien lain , selama

melakukan terapi kreasi seni menggambar


11

h) pastikan alat terapi kreaasi seni menggambar dalam kondisi

aman tidak membahayakan dalam kondisi baik

i) atur suasan menggambar nyaman untuk pasien

j) berikan terapi menggambar selama 30 menit

4) terminasi

a) evaluasi hasil kegiatan

b) merapikan alat dan klien

c) mencuci tangan

2. Terapi Kreasi Seni Menggambar

a. PENGERTIAN

Terapi kreasi seni menggambar, salah satu terapi lingkungan, dapat

digunakan untuk meningkatkan tingkat aktivitas pada pasien yang

memiliki harga diri rendah. Stimulasi psikologis dan penyembuhan

fisik dan psikologis terjalin dalam proses penciptaan seni sebagai

bentuk terapi.

b. Tujuan

Terapi menggambar merupakan bentuk seni kreatif yang dapat

digunakan perawat untuk menilai tingkat perkembangan, keadaan

emosional, dan hipotesis diagnostik pasien dengan harga diri

rendah, serta melakukan intervensi untuk mengatasi masalah

mereka.

c. MANFAAT
12

Penelitian Ruspawan menemukan bahwa setelah dua kali diajari

seni menggambar terapi kreasi, 10 kliennya yang memiliki harga

diri rendah mampu mengungkapkan perasaannya. Klien dengan

harga diri rendah dapat memperoleh manfaat besar dari terapi kreasi

menggambar dalam hal kemampuan mereka untuk mengekspresikan

diri dan melakukan tugas sehari-hari.

d. Penatalaksanaan

Seperti yang dikemukakan Suhron (2017), strategi pelaksanaan

tindakan dan komunikasi (sp/sk) merupakan metode yang efektif

dalam membimbing perawat dalam melakukan tindakan

keperawatan berdasarkan kebutuhan dan standar pasien dengan

menerapkan komunikasi yang efektif :

e. Tujuan keperawatan pasien mampu :

1) Membangun hubungan saling percaya.

2) Mengidentifikasi keterampilan dan hal-hal baik yang

dimiliki orang tersebut.

3) Mengevaluasi keterampilan yang dapat digunakan.

4) Menetapkan atau memilih kegiatan terapi seni untuk hari

ini.

5) Merencanakan kegiatan yang telah dilatih.


13

B. KERANGKA KONSEP

Faktor yang
HARGA DIRI RENDAH
mempengaruhi harga 1. Menilai diri negative
diri rendah : 2. Merasa malu atau
1. Kondisi fisik bersalah
2. Jenis klamin 3. Merasa tidak mampu
3. Intelegensi melakukan apapun
4. Lingkungan 4. Melebih lebihkan
keluarga dan sosial penilaian negative
5. Social ekonomi tentang diri sendiri
5. Menolak penilaian positif
tentang diri sendiri
6. Enggan mencoba hal baru
7. Berjalan menunduk
8. Postur tubuh menunduk
9. Merasa tidak memiliki
kelebihan atau
kemampuan positif
10. Kontak mata kurang
11. Lesu dan tidak bergairah
12. Postur tubuh menunduk

Penyebab HDR
1. Kondisi fisik
2. Jenis klamin HDR
3. Intelegensi Non farmakologi Kreasi
seni menggambar
4. Lingkungan
keluarga dan farmakologi
social
5. Sisial ekonomi Ada penurunan tanda
dan gejala pada harga
diri rendah
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Disain penelitian

Penelitian ini menggunakan metode campuran, one-group, pre-

test/post-test design.dan tes menggambar orang digunakan untuk

mengumpulkan data, yang kemudian dianalisis untuk

membandingkan hasil sebelum dan sesudah intervensi.

Jenis studi ini adalah studi kasus, yaitu rangkaian kegiatan ilmiah

yang di dalamnya dilakukan suatu program, peristiwa, dan kegiatan

secara berurutan pada tingkat individu, pada sekelompok orang,

lembaga, atau organisasi. Dapatkan pengetahuan rinci tentang acara

tersebut. (Rahardjo, 2017).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah sekelompok hal atau orang yang dapat ditarik

kesimpulan, berdasarkan sifat dan karakteristik tertentu yang sedang

diteliti Pasien di RS Suharto Heerdjan Jakarta yang memiliki harga

diri rendah dipilih sebagai kelompok studi. (Sugiyono, 2018).

2. Sampel

Sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar mewakili

jumlah populasi dan karakteristiknya. Sampel populasi dihitung

dalam ukuran sampel Dua orang dewasa yang memenuhi kriteria

14
15

inklusi dan eksklusi penelitian menjabat sebagai sampel penelitian.

(Sugiyono, 2018).

a. Kriteria Inklusi

Kriteria seleksi adalah ciri umum subjek penelitian dari

populasi penelitian yang sedang diteliti dengan harga yang

terjangkau. (Nursalam, 2016). Kriteria Inklusi dalam penelitian ini

yaitu:

1) Pasien yang mampu berkomunikasi dengan baik

2) Pasien yang mengalami harga diri rendah

3) Pasien dengan fungsi pendengaran baik

4) Pasien yang bersedia menjadi responden dan melakukan tindakan

intervensi

b. Kriteria Eklusi

Kriteria eksklusi dirancang untuk mengecualikan atau

mengecualikan objek yang tidak memenuhi kriteria inklusi karena

berbagai alasan. (Nursalam, 2016). Kriteria Ekslusi dalam penelitian

ini yaitu:

1) Tidak dapat membaca, menulis atau mendengar (tuna rungu).

2) Pasien yang tidak koperatif

3) Menolak untuk jadi responden


16

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit soeharto herdjan Jakarta

Penelitian dilaksanakan selama 3 hari dimulai dari tanggal 11-07-2022

D. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel penelitian adalah atribut, jenis, atau nilai

seseorang, objek, atau kegiatan yang memiliki validasi tertentu yang

diselidiki oleh peneliti dan mengarah pada kesimpulan. (Sugiyono, 2018).

Terdiri dari oprasional independen dan dependen.

1. Variable independen (x)

Variable bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau

menyebabkan berubahnya atau munculnya variabel terikat

(atau variabel terikat) (terikat). Studi ini mengandalkan dua

variabel independen: dari mulut ke mulut dan aksesibilitas

ke sumber daya. Sugiyono (2019:61),

2. Variabel dependen

menyebut variabel ini sebagai variabel keluaran, istilah

“pengaruh” mengacu pada variabel yang mempengaruhi

atau merupakan hasil dari variabel lain, dan dalam hal ini

“niat beli kembali” berfungsi sebagai dependen. Sugiyono

(2019:39)
17

Lembar
Variabel Definisi Oprasional Hasil
observasi
Dependen : Ialah suatu kondisi dimana SOP kreasi 1. Baik jika
1. Harga Diri evaluasi diri negativ yang seni sesuai
Rendah dikaitkan dengan perasaan menggambar standar
lemah ,tidak berdaya putus asa, oprasional
ketakutan,rentan,rapuh,tidak prosedur
berharga dan tidak memadai (sop)
2. Kurang baik
jika tidak
standar
oprasional
prosedur
(sop)

Independen Ialah suatu teknik Tanda gejala Perubahan dari hasil


1. terapi kreasi seni sederhana yang dapat di lembar observasi yang
menggambar didasarkan pada kreasi ukur dengan dilakukan setelah
seni menggambar , lembar terapi untuk mengukur
peneliti mengajarkan observasi 12 tanda gejala
kepada klien tentang
cara menggambar
dengan meluapkan
ekpresi dalam suatu
gambar

Kemampuan Melakukan Kegiatan Sebelum Diberikan Terapi Kreasi Seni

Menggambar.

E. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu

kejadian yang diamati atau di teliti. Instrument yang digunakan oleh

penelitian ini ialah :


18

1. Lembar persetujuan (informend consent) dengan pasien mengisi lembar

ini berarti pasien telah menyetujui tindakan yang akan dilakukan

2. Mengukur 12 tanda gejala dengan lembar observasi , setiap responden

akan di uji terlebih dahulu 12 tanda gejala HDR menggunakan lembar

observasi , peneliti akan menanyakan dari 12 tanda gejala pada lembar

observasi,setelahnya peneliti menghitung jumlah 12 tanda dan gejala

3. Lembar observasi sebelum dan sesudah treapi kreasi seni menggambar

4. Standar oprasional harga diri rendah

F. Teknik Pengumpulan Data


Suatu metode penelitian yang mengumpulkan data dalam suatu

penelitian sebelum dikumpulkan. Untuk meningkatkan hasil penelitian,

diperlukan penanganan alat pengumpulan data pengukuran.

(Hidayat,2007). Pengumpulan data diawali dengan meminta persetujuan

Direktur Rumah Sakit Pelni Jakarta tentang izin penelitian mahasiswa,

kemudian melanjutkan dengan cara :

1. Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian yang

dikeluarkan oleh Akademi Keperawatan Pelni Jakarta dan ditunjukan

kepada Rumah Soeharto herdjan Jakarta.

2. Melakukan uji etik dan dinyatakan lulus.

3. Peneliti mengumpulkan data pasien dan menyiapkan sample

penelitian berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi

4. Dalam surat pengantar penelitian, peneliti memperkenalkan diri

kepada responden dan memberi tahu mereka apa maksud dan tujuan

penelitian.
19

5. Peneliti meminta izin kepada orang-orang yang mungkin ikut serta

dalam penelitian ini. Setiap orang dapat memilih apakah akan

mengikuti penelitian atau tidak. Setelah itu, calon peserta diminta

untuk menandatangani formulir yang telah dibuat peneliti yang

menyatakan bahwa mereka mengerti apa yang sedang terjadi.

6. Setelah responden mengisi formulir informed consent, mereka diminta

untuk mengisi informasi tentang diri mereka, seperti nama, usia, jenis

kelamin, alamat, dan nomor telepon.

7. Membuat kontrak waktu bagi RS Soekarno Herdjan Jakarta untuk

memulai terapi menggambar bagi pasien dengan harga diri rendah.

8. Mengobservasi pelaksanaan terapi seni menggambar mengenai pada

pasien harga diri rendah

9. Melaksanakan penilaian pada pasien harga diri rendah yang diberikan

terapi seni menggambar

G. Analisis Data
Analisis univariat membantu menjelaskan atau menjelaskan

karakteristik masing-masing variabel survei. Bentuk analisis univariat

tergantung dari jenis datanya (Notoatmodjo, 2016). Analisis univariat

adalah metode paling dasar untuk menganalisis data. Hampir pasti,

analisis univariat akan digunakan di semua laporan, termasuk laporan

survei, laporan praktik, laporan bulanan, dan informasi yang

menggambarkan fenomena tersebut..


20

H. Etika Penilitian
Etika penelitian bertujuan untuk menghormati otonomi partisipasi,

menjaga privasi klien dan menghindari konsekuensi negative terhadap

penelitian, masalah etika ini tertuma ditekankan pada :

1. Informent Consent (Persetujuan)

Orang tua atau anggota keluarga subjek penelitian yang akan

mengisi lembar observasi dan memenuhi kriteria inklusi dan

eksklusi menerima lembar persetujuan ini. Jika orang tua atau

anggota keluarga subjek keberatan, peneliti harus mematuhi

keinginan mereka dan tidak melanggar privasi mereka ( Ketut

2017).

Lembar persetujuan ini diberikan pada responden yang akan

dilakukan penjelasan tentang kecemasan. Penelitian ini

menggunakan responden A dan B yang nantinya akan dilakukan

intervensi serta peneliti memberikan lembar persetujuan kepada

responden A & B yang memenuhi kriteria inklusi. Jika responden

menolak, peneliti tetap menghormati keputusan dan hak-hak

mereka.

2. Onominity (tanpa nama)

Untuk melindungi identitas subjek penelitian, peneliti hanya diberi kode atau

inisial saja, bukan nama lengkap subjek. Itu (Ketut, 2017) Nama responden

tidak dicantumkan tetapi diberi inisial/kode, seperti Subyek A dan Subjek B,

untuk menjaga kerahasiaannya.

3. Confidentialy (kerahasiaan)
21

Peneliti memastikan bahwa privasi subjek penelitian dijaga secara informal,

dan hanya data tertentu yang akan dibagikan sebagai hasil penelitian. (Ketut,

2017)

Peneliti akan merahasiakan kondisi responden, namun hanya sebagian

informasi yang akan dibagikan sebagai hasil penelitian.

4. Right to self-determination

Responden memiliki hak untuk memilih apakah mereka ingin dipelajari atau

tidak, dan tidak ada konsekuensi atau jaminan bahwa hal itu akan membantu

mereka sembuh. (Ketut, 2017) Responden memiliki hak untuk memilih

apakah mereka ingin menjadi bagian dari penelitian atau tidak. Jika mereka

memilih untuk tidak melakukannya, mereka tidak akan dihukum atau

pemulihan mereka akan diperlambat.

5. Right to full disclosure

Jika sesuatu yang buruk terjadi pada subjek penelitian, maka peneliti harus

bertanggung jawab dan memberikan jaminan (Ketut, 2017).

Peneliti menjelaskan semuanya secara detail dan bertanggung jawab jika

terjadi hal buruk pada responden..


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini hasil penelitian studi kasus tentang analisis intervensi terapi

kreasi seni menggambar pada pasien harga diri rendah di Rumah Sakit soeharto

heerdjan Jakarta. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 4 oktober s.d 8 oktober

2022 di Rumah Sakit soeharto herdjan Jakarta.

A. HASIL

1. Gambaran umum lingkungan penelitian

Tempat atau lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah Rumah Sakit soeharto

heerdjan Jakarta. Pasien yang dilakukan intervensi dan implementasi penerapan

teknik kreasi seni menggambar pada pasien harga diri rendah dengan jumlah 2

responden. Peneliti mendatangi satu per satu keruangan responden karena lokasi

ruangan cukup berdekatan

2. karakteristik reponden

Responden Umur Jenis kelamin Tingkat harga diri

Responden 1 27 Laki laki Sedang

Responden 2 39 Laki laki Sedang

Tabel 4. 1 Gambar Kedua Responden Harga Diri RendahJakarta(n=2)

22
23

Distribusi karakteristik responden (n=2) dengan Harga diri rendah sebelum

pemberian terapi kreasi seni manggambar pada pasien harga diri rendah di

Rumah Sakit soeharto herdjaan Jakarta. Sesuai dengan jurnal utama yang dipakai

dipakai kriteria inklusi dari responden adalah pasien di Rumah Sakit soeharto

herdjan Jakarta yang mengalami harga diri rendah, penderita harga diri rendah

yang bersedia menjadi responden.

A. Responden I

Responden I mengalami HDR dan sebelum mengalami HDR responden

mampu beraktivitas seperti biasa menjalankan rutinitas sewajarnya namun

setelah mengalami beberapa masalah reponden merasa tak berdaya dan sering

menyendiri bahkan sangat jarang keluar rumah dan terus menutup diri di

dalam rumah sehingga oleh keluarga di bawa berobat karna melihat responden

yg tidak kunjung membaik

B. Responden II

Responden II HDR Responden memiliki masalah dengan rekan kerja yang

sering memandang jelek dirinya dan responden juga merasa kalo dirinya

terlalu jelek sehingga tidak ada wanita yang mau mendekatinya yang membuat

responden merasa tidak berguna hidupnya dan sering kali responden hanya

diam diri tanpa banyak bicara karna merasa sebagai manusia gagal
24

Table 4.2 tanda dan gejala sebelum dan sesudah dilakukan penerapan terapi kreasi
menggambar pada tn.a

Post
No tanda dan gejala
H1 H2 H3
A. tanda dan gejala mayor

1 Menilai Diri Negative x X

2 Merasa Malu Atau Bersalah x X X

3 x
Merasa Tidak Mampu Melakukan Apapun

4 Merasa Tidak Memiliki Kelebihan/Kemampuan x X X


Positif
Melebih Lebihkan Penilaian Negatif Tentang
5 x X
Diri Sendiri

6 Menolak Penilaian Positif Tentang Diri Sendiri X X

7 Enggan Mencoba Hal Baru X

8 Berjalan Menunduk

9 Postur Tubuh Menunduk

B. Tanda Dan Gejala Mayor

1 Kontak Mata Kurang

2 Lesu Dan Tidak Bergairah


X X X

3 Berbicara Pelan Dan Lirih

Jumlah 8 6 3
Persentase 66% 50% 25%

Berdasarkan masuk table 4.2 Di atas dapat diketahui bahwa sebelum


dilakukan penerapan terapi menggambarkan pada subjek 1 (Tn,a) tanda gejala
masih tinggi yaitu 66 % dimana terdapat 8 tanda gejala dari 12 tanda dan gejala
,presentase tanda dan gejala hari ke 2 setelah penerapan , tanda gejala subjek 1
(tn,a) mulai menurun sebanyak 16% sehingga sisa score menjadi 50% , pada hari
ke 3 setelah penerapan tanda dan gejala pada subjek 1 (tn,a) menurun kembali
sebanyak 25% sehingga secara keseluruhan total sekor di hari ke tiga penerapan
menjadi 25%
25

Tabel 4.3 Tanda dan gejala sebelum dan sesudah dilakukan penerapan terapi
kreasi seni menggambar pada tn.2
Post
No Tanda Dan Gejala
H1 H2 H3
A. tanda dan gejala mayor

1 Menilai Diri Negative X X

2 Merasa Malu Atau Bersalah X X x

3 X X
Merasa Tidak Mampu Melakukan Apapun

4 Merasa Tidak Memiliki Kelebihan/Kemampuan X


Positif
Melebih Lebihkan Penilaian Negatif Tentang
5 X
Diri Sendiri

6 Menolak Penilaian Positif Tentang Diri Sendiri X

7 Enggan Mencoba Hal Baru X X

8 Berjalan Menunduk

9 Postur Tubuh Menunduk

B. Tanda Dan Gejala Mayor

1 Kontak Mata Kurang

2 Lesu Dan Tidak Bergairah


X X x

3 Berbicara Pelan Dan Lirih

Jumlah 8 5 2
Persentase 66% 41% 16%

Berdasarkan table 4.3 diatas dapat diketahui bahwa sebelum dilakukan


penerapan terapi menggambar pada subjek 2 (tn.b) presentase tanda gejala masih
tinggi yaitu 66% dimana ada sejumlah 8 tanda gejala dari 12 tanda gejala,
presentase hari ke 2 setelah penerapan tanda gejala subjek 2 (tn.b) menurun
sebanyak 25% sehingga sisa skore menjadi 41% dan hari ke 3 setelah penerapan
tanda gejala pada subjek 2 (tn.b) menurun kembali sebanyak 25% sehingga secara
keseluruhan total skore di hari ke 3 penerapan menjadi 16%.
Terapi menggambar merupakan salah satu cara menangani kliean dengan
harga diri rendah , sehingga sehingga membuat penulis dapat mengkaji status
26

emosional klien dengan harga diri rendah penyebab harga diri rendah ,tanda gejala
harga diri rendah , kemampuan positif yang dimiliki klien dan membantu klien
mengembalikan kepercayaan dirinya untuk mengembangkan kemampuan
positifnya bahkan mencoba hal baru yang mungkin klien memiliki potensi dalam
melakukanya terapi menggambar sangat berkaitan erat dengan stimulasi
psikologis seseorang yang akan berdampak pada kesembuhan baik pada kondisi
fisiki maupun psikologis seseorang

B. PEMBAHASAN

Tanda dan gejala harga diri rendah sebelum dilakukan pada subjek 1 (tn.a) dab
subjek 2 (tn.b) masih tinggi yaitu pada subjek 1 (tn.a) dengan total skore 66%
begitupun dengan subjek 2 (tn.b) yaitu dengan skore 66%
Sudah dilakukan 3 hari terapi menggambar tanda gejala harga diri rendah pada
subjek1 (tn.a) mengalami penurunan 41% sehingga hanya meninggalkan 3 tanda
gejala yang belum teratasi (25%) sedangkan subjek 2 (tn.b) tanda gejala menurun
sebanyak 50% dimana tanda gejala tanda gejala yang tersisah 2 (16%)
Terapi menggambar memberikan kesempatan kepada pasien untuk
mengekpresikan apa yang sedang terjadi dengan dirinya dengan cara melakukan
kegiatan menggambar . kegiatan ini dapat dilakukan secara individu atau
berkelompok di berbagai sarana seperti RS.rawat jalan maupun rumah perawatan,
menggambar juga akan menurunkan ketegangan dan menguatkan pikiran pada
kegiatan
Manfaat dari terapi menggambar adalah klien juga mampu mengekpresikan
perasaan dan dapat mengingat kegiatan positif yang dapat dilakukanya sehingga
dapat melakukan kegiatanya secara mandiri dan lebih percaya diri terhadap
kemampuan diri
Pada penerapan ini terapi menggambar menggunakan gambar apapun yang
disukai oleh klien dikarenakan dalam penilaian kemampuan menggambar klien
akan diminta untuk menjelaskan isi gambar sehingga penulis menggunakan
gambar bebas supaya klien lebih mudah menjelaskanya gambar yang memang
sengaja klien gambar
Tujuan dilakukanya terapi kreativitas menggambar untuk mengekpresikan tentang
apa yang terjadi pada dirinya serta memberikan kesempatan melakukan kegiatan
pada klien untuk mengembangkan wawasan diri , selain itu klien juga mampu
mengevaluasi aspek positif terhadap diri sendiri
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada bab ini, peneliti menguraikan kesimpulan dan saran berdasarkan

hasil penelitian selama 5 hari berturut – turut dimulai pada tanggal 4 oktober

melakukan intervensi terapi kreasi seni menggambar pada pasien harga diri

rendah. Berdasarkan hasil penerapan terapi kreasi seni menggambar terhadap

kedua pasien dengan masalah keperawatan harga diri rendah peneliti

mengambil kesimpulan bahwa terapi nebggambar yang dilakukan selama 3

hari dapat mengurangi tanda dan gejala HDR dan meningkatkan harga diri

rendah yang ditandai dengan tanda gejala harga diri rendah menurun sebelum

dan sesudah dilakukan terapi intervensi kreasi seni menggambar pada kedua

responden dengan harga diri rendah.

B. Saran

1. Bagi Peneliti

Diharapkan dalam melakukan intervensi keperawatan selalu

berkolaborasi dengan perawat lain terkait dengan intervensi yang sudah

dan akan dilakukan dan memperhatikan kriteria pasien yang akan

diambil.

2. Bagi petugas kesehatan

Diharapkan melakukan evaluasi terhadap inisiatif pasien dalam

megaplikasikan strategi pelaksanaan terapi kreasi seni menggambar pada

pasien harga diri rendah.

27
28

3. Bagi Institusi

Diharapkan institusi untuk menambah buku-buku terbaru mengenai harga

diri rendah dengan terapi kreasi seni menggambar di perpustakaan untuk

mendukung penelitian-penelitian berikutnya.

4. Bagi Rumah Soeharto herdjan Jakarta

Dapat mempertimbangkan untuk melakukan intervensi terapi kreasi seni

menggambar sebagai langkah meningkatkan harga diri pada pasien

harga diri rendah dalam program intervensi


DAFTAR PUSAKA

Heatherton, T. F., & Polivy, J. (1991). Development and validation of a scale for
measuring state self-esteem. Journal of Personality and Social Psychology,
60(6), 895-910

Keliat, A.B., & Akemat. (2009). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa
Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Ketut, S. (2017). Metodologi Penelitian Kesehatan : Tuntunan Praktis Pembuatan


Proposal Peneletian. Yogyakarta: Cv Andi Offset. Heatherton, T. F., &
Polivy, J. (1991). Development and validation of a scale for measuring
state self-esteem. Journal of Personality and Social Psychology, 60(6),
895-910

Machover, K. (1949). Personality projection in the drawing of the human figure:


A method of pesonality investigation. Springfield, Il: Charles C. Thomas.

Maramis, W.F. Catatan ilmu kedokteran jiwa, Cetakan kesembilan. Surabaya:


Airlangga University Press; 2005

Muhammad Mulyawan, Marisca Agustina Program Studi Ilmu Keperawatan


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju 1 Maret 2018

Nasir, Abdul, & Muhith, Abdul. Dasar-dasar keperawatan jiwa. Jakarta : Salemba
Medika; 2011

Nursalam (2016). Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis


Edisi 4. Jakarta : EGC

Notoatmodjo, S. 2010. Meodologi Ppenelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Ruspawan. Gambaran melakukan kegiatan pada klien dengan harga diri rendah
sebelum diberikan terapi kreasi seni Menggambar. Skripsi. Tidak
dipublikasikan. Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Airlangga; 2011.

Stuart, Gail W. Buku saku keperawatan jiwa (Ed. 5). Kapoh, R.P & Yudha, E.K.
Penerjemah. Jakarta: EGC; 2007

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Edisi


revisi,.Bandung: Alfabeta

Suhron, Muhammad. 2017. Asuhan Keperawatan Jiwa Konsep Self Esteem.


Jakarta: Mitra Wacana Media

Yosep, I. (2015). Keperawatan Jiwa (P. R. Aditama (ed.); Cetakan 1)

29
30

Yusuf, Ah.. dkk, (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta
:Salemba Medika.

WHO. 2014. Health For the Worlds Adolescents a Second Chance In The Second
Decade. Geneva, Switerland
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1

PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN

(PSP)

1. Kami adalah Peneliti berasal dari Akademi Keperawatan PELNI Jakarta dengan ini
meminta saudara/i untuk berpartisipasi dengan sukarela dalam penelitian yang
berjudul "Analisis Intervensi Terapi kreasi seni menggambar Pada Pasien harga
diri rendah di Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta".

2. Tujuan dari penelitian studi kasus ini adalah untuk menggambarkan analisis
intervensi terapi kreasi seni menggambar pada pasien harga diri rendah di
Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta, yang dapat memberikan
manfaat berupa mengontrol perilaku amarah pada pasien.

3. Prosedur pengambilan bahan data dengan cara wawancara terpimpin dengan


menggunakan pedoman wawancara yang akan berlangsung lebih kurang 10 - 15
menit. Cara ini mungkin menyebabkan ketidaknyamanan tetapi saudara/i tidak
perlu khawatir karena penelitian ini untuk kepentingan pengembangan
asuhan/pelayanan keperawatan.

4. Keuntungan yang saudara/i peroleh dalam keikutsertaan saudara/i pada


penelitian ini adalah saudara/i turut terlibat aktif mengikuti perkembangan
asuhan/tindakan yang diberikan.

5. Nama dan jati diri saudara/i beserta seluruh informasi yang saudara sampaikan
akan tetap dirahasiakan.

6. Jika saudara/i membutuhkan informasi sehubungan dengan penelitian ini,


silahkan menghubungi peneliti pada nomor Hp: 0859-1065-09877.

Peneliti

(Royan Muhyasir)
LAMPIRAN 2

INFORMED CONSENT

( PERSETUJUAN MENJADI PARTISIPAN )

Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah

mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang akan

dilakukan oleh Adelia Gita Pramesuari dengan judul “AnalisisIntervensi Terapi

kreasi seni menggambar Pada Pasien harga diri rendah di Rumah Sakit Jiwa

Soeharto Heerdjan Jakarta”.

Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini secara

sukarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkankan

mengundurkan diri, maka saya dapat mengundurkan diri sewaktu - waktu tanpa

adanya sanksi dalam bentuk apapun.

Jakarta, ……………. 2022

Yang Memberikan Persetujuan Peneliti

( ) (ROYAN MUHYASIR)
LAMPIRAN 3

LEMBAR WAWANCARA

ANALISIS INTERVENSI TERAPI KREASI SENI MENGGAMBAR PADA


PASIEN HARGA DIRI RENDAHDI RUMAH SAKIT JIWA Dr.
SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA

Tanggal Pengisian :

Nama Pasien :

Tempat, tanggal lahir :

Jenis Kelamin : Perempuan / Laki-laki

Usia :

Agama :

Status Perkawinan : Lajang / Menikah / Bercerai

Pekerjaan :

Diagnosa Medis :
LAMPIRAN 4

LEMBAR OBSERVASI MASALAH KEPERAWATAN HARGA DIRI


RENDAH KLIEN GANGGUAN JIWA

HARGA DIRI RENDAH

No R Pertanyaan Ya Tidak
e
s
p
o
n
1. TidakPMenilai diri negative
e
2. Tidakr Merasa malu/bersalah
i
3. Merasa
l sudah mampu melakukan apapun
a
4. Merasa
k memiliki kelebihan atau kemampuan positif
u
5. Tidak Melebih lebihkan penilaian negativ tentang diri sendiri

6. Tidak Menolak penilaian positif tentang diri sendiri

7. Berani
V mencoba hal baru
e
8. Tidakr Berjalan menunduk
b
9. Posturatubuh tidak menunduk
l
10. Kontak mata meningkat

11. Bersemangat dan bergairah

12. Berbicara
E jelas tidak lirih
m
o
s
i

SKOR

Rentang Nilai “YA”


Tingkat harga diri rendah = 0– 4
Tingkat harga diri sedang = 5 - 8
Tingkat harga diri tinggi = 9 – 12
Keterangan:

Semakin tinggi skor yang didapat, menunjukkan tingkat harga diri yang stabil.
LAMPIRAN 4
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP )
“Terapi kreasi seni menggambar”

Pengertian :
Pemanfaatan terapi kreasi seni menggambar pada pasien harga diri rendah.

Tujuan :
Memperbaiki kondisi emosional dan kesehatan spiritual pasien.

Persiapan :
1. kertas
2. kuas
3. Alat pewarna

NO PROSEDUR
Pre Interaksi
Cek 1.
catatan keperawatan atau catatan medis klien
Siapkan
2. alat-alat yang akan digunakan
3. Cuci tangan
Tahap Orientasi
6. Beri salam dan panggil klien dengan namanya
7. Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada klien
Tahap Kerja
8. Berikan kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan dilakukan
9. Jaga privasi klien. Memulai kegiatan dengan cara yang baik
10. Menetapkan perubahan pada perilaku yang diinginkan yaitu dapat
meningkatkan harga diri
11. Menetapkan ketertarikan klien terhadap kreasi seni menggambar
12. Berdiskusi dengan klien dengan tujuan berbagi pengalaman dalam
kreasi seni menggambar.
13. Bantu klien untuk memilih posisi yang nyaman
14. Batasi stimulasi eksternal seperti cahaya, suara, klien lain, selama
melakukan terapi kreasi seni menggambar
15. Pastikan alat terapi seni menggambar dalam kondisi aman tidak
membahayakan dalam kondisi baik
16. Atur suasana menggambar nyaman untuk pasien
17. Berikan terapi menggambar selama 30 menit
Terminasi
18. Evaluasi hasil kegiatan
19. Merapikan alat dan klien
Dokumentasi

( pengisian lembar persetujuan atau informend consent )


( H1)

( H2)
(H3)

Anda mungkin juga menyukai