Anda di halaman 1dari 6

Membaca Jangka Sorong Metrik Ketelitian 0,05 mm

Jangka sorong merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur dimensi benda, seperti
mengukur bagian luar, mengukur bagian dalam, mengukur kedalaman, dan mengukur bagian
bertingkat.

                                        Gambar 1.  Jangka sorong metrik


Pada jangka sorong terdapat dua jenis skala, yaitu skala utama dan skala vernier. Skala utama
terdapat pada bagian rangka atau batang jangka sorong. Untuk jangka sorong metrik, skala utama ini
ditandai dengan satuan ukuran cm dan mm, di mana setiap satu bagiannya memiliki jarak 1 mm.

Gambar 2.  Skala utama dan skala vernier pada jangka sorong ketelitian 0,05 mm
Sementara itu, skala vernier terdapat pada bagian rahang geser, sehingga skala vernier ini akan ikut
begeser jika rahang geser digerakkan. Pada jangka sorong metrik dengan ketelitian 0,05 mm, skala
vernier ini dibagi menjadi 20 bagian yang sama. Keduapuluh skala vernier tersebut sama dengan
panjang 39 mm skala utama (gambar 2). Dengan demikian jarak setiap bagian pada skala vernier
adalah,  39 : 20 = 1,95 mm.

Menentukan Ketelitian Jangka Sorong


Untuk menentukan ketelitian jangka sorong ini dapat dihitung sebagai berikut :
Ketelitian = jarak satu bagian skala utama : jumlah bagian skala vernier.
Ketelitian = 1 mm : 20 = 0,05 mm.
Atau dapat juga dihitung sebagai berikut,
Ketelitian = bagian skala utama - satu bagian skala vernier
Ketelitian = 2 mm - 1,95 mm = 0,05 mm.

Membaca Jangka Sorong

Cara membaca hasil pengukuran jangka sorong dapat dilakukan  sebagai berikut :
1. Melihat nilai  pada skala utama.
Ini dapat dilakukan dengan melihat nilai pada skala utama yang berada di sebelah kiri garis nol dari
skala vernier.

2. Melihat nilai  pada skala vernier.


Caranya dapat dilakukan dengan mencari garis pada skala vernier yang berhimpit atau tepat segaris
lurus dengan salah satu garis pada skala utama. Kemudian dikalikan dengan ketelitian jangka sorong.

3. Jumlahkan nilai pada skala utama dengan nilai pada skala vernier tersebut.

Contoh 1.

Misalkan pada pengukuran dimensi suatu benda, didapat hasil pengukurannya seperti gambar di
bawah ini.

          
                                     Gambar 3.  Hasil pengukuran 3,40 mm

Cara membaca,

▪ Nilai  pada skala utama di sebelah kiri garis 0 pada skala vernier adalah 3 mm (panah merah).
▪ Garis pada skala vernier yang tepat segaris lurus dengan salah satu garis pada skala utama adalah
garis ke 8 (panah biru). Dengan demikian nilai pembacaan pada skala vernier
adalah,  8 x 0,05 = 0,40 mm.
▪ Nilai pembacaan jangka sorong,  3 + 0,40 = 3,40 mm.

Contoh 2

Misalkan tebal suatu benda diukur dengan jangka sorong dan hasil pengukurannya seperti pada
gambar di bawah ini.

                                   Gambar 4.  Hasil pengukuran 14,25 mm

▪ Nilai pada skala utama sebelum garis 0 dari skala vernier adalah 1,4 cm atau 14 mm (panah merah).
▪ Garis pada skala vernier yang tepat segaris dengan salah satu garis pada skala utama adalah garis ke
5 (panah biru), Maka nilai pembacaan pada skala vernier adalah, 
5 x 0,05 = 0,25 mm.
▪ Nilai pembacaan jangka sorong,  14 mm + 0,25 mm = 14,25 mm.

Contoh 3.

Sebagai contoh ke 3, misalkan panjang sebuah benda diukur dengan jangka sorong, didapat hasilnya
seperti pada gambar di bawah ini.

 Gambar 5.  Hasil pengukuran 40,70 mm

▪ Nilai pada skala utama di sebelah kiri tanda nol dari skala vernier adalah 4 cm atau 40 mm (panah
merah).
▪ Garis pada skala vernier yang persis bertepatan dengan salah satu garis pada skala utama adalah
garis ke 14 (panah biru). Dengan demikian nilai pembacaan pada skala vernier sama dengan,  14 x
0,05 = 0,70 mm.
▪ Nilai pembacaan jangka sorong adalah  40 + 0,70 = 40,70 mm.

Contoh 4

Dari pengukuran diameter sebuah benda, diperoleh hasilnya seperti gambar  di bawah,
                Gambar 6.  Hasil pengukuran 32,65 mm

▪ Nilai skala utama = 32 mm 


▪ Nilai skala vernier = 13 × 0,05 mm = 0,65 mm.
▪ Pembacaan jangka sorong = 32 + 0,65 = 32,65 mm.

Anda mungkin juga menyukai