Abstrak: Perenialisme, sesuai dengan namanya yang berarti segala sesuatu
yang ada sepanjang sejarah, melihat bahwa teradisi perkembangan intelektual yang ada pada zaman yunani kuno dan abad pertengahan yang telah terbukti dapat memberikan solusi bagi berbagai problem kehidupan masyarakat perlu digunakan dan diterapkan dalam menghadapi alam modern yang sarat dengan problem kehidupan. Dalam hal pendidikan, perenialisme memandang bahwa tujuan utama pendidikan adalah untuk membantu siswa dalam memperoleh dan merealisasikan kebenaran abadi. Aliran ini menilai bahwa kebenaran itu bersifat universal dan konstan. Maka jalan untuk mencapainya adalah melatih intelek dandisiplin mental. Tujuan pendidikan tersebut terurai dalam format kurikulum yang berpusat pada materi (contend based, subject-centered) dan mengutamakan disiplin ilmu sastra, matematika, bahasa, humaniora, sejarah dan lain-lain.
Kata Kunci: Teori, Belajar, Perenialisme
PENDAHULUAN ini perlu kembali kepada masa lampau,
Di zaman kehidupan modern ini karena dengan mengembalikan banyak menimbulkan krisis diberbagai keadaan masa lampau ini, kebudayaan bidang kehidupan manusia, terutama yang dianggap krisis ini dapat teratasi dalam bidang pendidikan. Untuk melalui perenialisme karena ia dapat mengembalikan keadaan krisis ini, mengarahkan pusat perhatiannya pada maka perenialisme memberikan jalan pendidikan zaman dahulu dengan keluar yaitu berupa kembali kepada sekarang. kebudayaan masa lampau yang Perenialisme memandang dianggap cukup ideal dan teruji pendidikan itu sebagai jalan kembali ketangguhannya. Untuk itulah yaitu sebagai suatu proses pendidikan harus lebih banyak mengembalikan kebudayaan sekarang mengarahkan pusat perhatiannya (zaman modern) in terutama kepada kebudayaan ideal yang telah pendidikan zaman sekarang ini perlu teruji dan tangguh. Perenialisme dikembalikan kemasa lampau. memandang pendidikan harus lebih Perenialisme merupakan aliran filsafat banyak mengarahkan pusat yang susunannya mempunyai kesatuan, perhatiannya kepada kebudayaan ideal dimana susunannya itu merupakan yang telah teruji dan tangguh. Dengan hasil pikiran yang memberikan kata lain pendidikan yang ada sekarang kemungkinan bagi seseorang untuk
Jurnal Al-hikmah Vol. 13, No. 2, Oktober 2016 ISSN 1412-5382
172 bersikap yang tegas dan lurus. Karena manusia dan memang merupakan itulah perenialisme berpendapat bahwa hakikat insaniah manusia mencari dan menemukan arah tujuan (Muhmidayeli, 2005: 173). yang jelas merupakan tugas yang utama Karena esensi aliran ini berupaya dari filsafat khususnya filsafat menerapkan nilai-nilai atau norma- pendidikan. norma yang bersifat kekal dan abadi Setelah perenialisme menjadi yang selalu seperti itu sepanjang terdesak karena perkembangan politik sejarah manusia, maka prenialisme industri yang cukup berat timbulah dianggap sebagai suatu aliran yang usaha untuk bangkit kembali, dan ingin kembali atau mundur kepada perenialisme berharap agar manusia nilai-nilai keudayaan masa lampau. kini dapat memahami ide dan cita Kembali kepada masa lampau dalam filsafatnya yang menganggap filsafat konteks aliran ini, bukanlah dalam sebagai suatu asas yang komprehensif pengertian bernostalgia dan sekedar Perenialisme dalam makna filsafat mengingat-ingat kembali pola sebagai satu pandangan hidup yang kehidupan masa lalu,tetapi untuk berdasarkan pada sumber kebudayaan membina kembali keyakinan akan nilai- dan hasil-hasilnya. nilai asasi masa silam untuk menghadapi problema kehidupan manusia saat sekarang dan bahkan Perenialisme Dalam Pengertian dan sampai kapan pun dan di mana pun Sejarah (Syam, 1998: 295-297). Dengan Perenialisme berasal dari kata demikian maka prenialisme ini perennial diartikan sebagai continuing menginginkan bahwa budaya, adat throughout the whole year atau lasting istiadat-istiadat yang terbiasa mereka for e very long time, yakni abadi atau lakukan merupakan suatu yang abadi, kekal dan dapat berarti pula tiada kekal tanpa akhir. akhir. Dengan demikian, esensi Aliran perenialisme beranggapan kepercayaan filsafat perenial ialah bahwa pendidikan harus didasari oleh berpegang pada nilai-nilai atau norma- nilai-nilai cultural masa lampau, norma yang bersifat abadi. Aliran ini regressive road to culture, oleh karena mengambil analogi realiata social kehidupan modern saat ini banyak budaya manusia, seperti realita menimbulkan krisis dalam banyak sepohon bunga yang terus menerus bidang (Assegaf, 2011: 193). mekar dari musim ke musim,datang Perenialisme mengambil jalan dan pergi, berubah warna secara tetap regresif karena mempunyai pandangan sepanjang masa, dengan gejala yang bahwa tidak ada jalan lain kecuali terus ada dan sama. Jika gejala dari kembali kepada prinsip umum yang musim ke musim itu dihubungkan satu telah menjadi dasar tingkah laku dan dengan yang lainnya seolah-olah perbuatan zaman Yunani Kuno dan merupakan benang dengan corak abad pertengahan. Yang dimaksud warna yang khas, dan terus menerus dengan ini adalah kepercayaan- sama (Djumransjah, 2006: 185-186). kepercayaan aksiomatis mengenai Dalam pengertiannya yang lebih pengetahuan, realitas, dan nilai dari umum dapat dikatakan bahwa tradisi zaman tersebut (Assegaf, 2011: 193). dipandang juga sebagai prinsip-prinsip Perenialisme dapat dikenali yang abadi yang terus mengalir dengan mudah karena memiliki sepanjang sejarah manusia, karena ini kekhasan, diantaranya adalah: pertama, adalah anugrah Tuhan pada semua bahwa perenialisme mengambil jalan Jurnal Al-hikmah Vol. 13, No. 2, Oktober 2016 ISSN 1412-5382 173 regresif, yaitu kembali kepada nilai dan realitas dan fakta-fakta yang prinsip dasar yang menjiwai terverfikasi dan terukur secara ketat, pendidikan pada masa Yunani Kuno telah pula menjadikan ilmu dan Abad Pertengahan. Kedua, pengetahuan dan ternologi sebagai perenialisme beranggapan bahwa orentasi kehidupan (Muhmidayeli, realita itu mengandung tujuan. Ketiga, 2005: 173-174). perenialisme beranggapan bahwa Dengan memperhatikan belajar adalah latihan dan disiplin pengertian di atas dan latar belakang mental. Keempat, perenialisme timbulnya prenialisme tersebut dapat beranggapan bahwa kenyataan kita pahami bahwa pada dasarnya tertinggi itu berada di balik alam, aliran ini berasal dari pemikiran orang- penuh kedamaian, dan transcendental orang eropa yang berusaha untuk (Assegaf, 2011: 193-194). mencari jawaban akibat banyaknya Perenialisme, sesuai dengan ketimpangan, kekacauan, kebingungan, namanya yang berarti segala sesuatu serta berbagai problematika lainnya. yang ada sepanjang sejarah, melihat Mereka menganggap bahwa ide umum bahwa teradisi perkembangan yang terkandung dalam pemikiran intelektual yang ada pada zaman filosof zaman Yunani Kuno dan abad yunani kuno dan abad pertengahan pertengahan itu adalah memiliki nilai yang telah terbukti dapat memberikan yang ideal dan masih relevan untuk solusi bagi berbagai problem menjawab persoalan masa kini kehidupan masyarakat perlu digunakan (Assegaf, 2011: 194). dan diterapkan dalam menghadapi Menurut Raghib al-Isfahani terdiri alam modern yang sarat dengan dari dua unsur, yakni tubuh dan jiwa. problem kehidupan (Muhmidayeli, Bila tubuh dapat dikenal dengan indra 2005: 173). mata, maka jiwa hanya dapat dikenal Kondisi dunia modern yang dengan akal. Jiwa itu sendiri sangat sangat mengandalkan rasionalitas menentukan bagi tubuh. Selain dapat empiris-positivistis yang memandang menciptakan kehidupan, ia juga dapat kebenaran dalam konteksnya yang menggerakkan tubuh untuk bekarja, serba terukur, teramati dan teruji merasa, berilmu dan berfikir (Amril M., secara inferesial yang melihat realitas 2002: 142). sebagai sesuatu yang serba materi, Dengan demikian bahwa aliran telah pula memunculkan berbagai prenialisme ini menginginkan bahwa problem kemanusiaan, seperti zaman terdahulu (lampau) tetap munculnya sikap ambivalinsi yang dipertahankan dan diabadikan. Sebab mencengkam dan mendatangkan zaman modern banyak membawa kebingungan, kebimbangan, kerusakan kepada manusia. Mereka kecemasan, ketakutan dalam juga beranggapan bahwa zaman bertingkah laku, sehingga manusia modern ini suatu zaman yang sakit. hidup dalam ketidak menentuan dan Karna zaman modern ini menjadikan cendrung kehilangan arah dan jati krisis diberbagai bidang. Baik itu dirinya. Pengabdian berpikir logis tingkah laku manusia, kebiasaan- dalam hal ini telah pula memunculakan kebiasan yang tidak sesuai dengan ketidakmampuan manusia melihat budaya mereka yang terdahulu. Oleh pengetahuan yang sebenarnya. Hal ini karena itu aliran berinisiatif agar mengingat corak kehidupan yang serba kembali kepada budaya yang lama dan rasional bertujuan dengan landasan ideal. Karna budaya yang lama dan empiris-positivistis yang melihat Jurnal Al-hikmah Vol. 13, No. 2, Oktober 2016 ISSN 1412-5382 174 ideal itu sesuai dengan prinsip hidup tumbuh dan berkembang melalui mereka. pendidikan, sehingga ketiganya Dasar Filosofis Perenialisme berjalan secara berimbang dan Sebagaimana pada perkembagan harmonis. Manusia yang memiliki pemikiran filsafat umumnya, dasar potensi rasio yang besar akan manusia pemikiran filsafat perenialisme ini pun kelas pemimpin, kelas social yang terlihat dari keyakinan ontologis tinggi. Manusia yang besar potensi mereka tentang manusia dan alam. kemauannya, akan menjadi manusia- Aliran ini memandang bahwa hakikat manusia prajurit, kelas menengah. manusia sebagai makhluk rasional yang Sedangkan manusia yang besar potensi akan selalu sama bagi setiap manusia nafsunya akan menjadi manusia- dimana pun dan sampai kapan pun manusia pekerja, kelas rakyat jelata. dalam pengembangan historisitasnya. Pendidkan dalam hal ini hendaklah Keyakinan ontologis sedemikian, berorientasi pada potensi psikologis bahwa mereka pada suatu pemikiran, dan masyarakat, sehingga dapat bahwa kemajuan dan keharmonisan mewujudkan pemenuhan kelas-kelas yang dialami oleh manusia disuatu sosial dalam masyarakat tersebut masa akan dapat pula diterapkan pada (Muhmidayeli, 2005: 176). manusia-manusia lain pada masa dan Adapun jalan yang ditempuh tempat yang berbeda, sehingga adalah dengan cara regresif, yakni kesuksesan masa lalu dapat pula kembali kepada prinsip umum yang diterapkan untuk memecahkan ideal yang dijadikan dasar tingkah pada problem masa sekrang dan akan datang zaman kuno dan abad pertengahan. bahkan sampai kapan pun dan dimana Prinsip umum yang ideal itu pun (Muhmidayeli, 2005: 176). berhubungan dengan nilai ilmu Watak insan ialah luwes, lentur pengetahuan, realita, dan moral yang (flexible). Boleh dilentur, dibentuk dan mempunyai peranan penting dan diubah. Ia mampu untuk menguasai pemegang kunci bagi keberhasilan ilmu pengetahuan, menghayati dan pembangunan kebudayaan pada abad sehat dengan adat-adat, nilai, tradisi ruang angkasa ini. Prinsip yang bersifat atau aliran baru. Atau meninggalkan aksiomatis ini tidak terikat waktu dan adat, nilai dan aliran lama, dengan cara tetap berlaku dalam perjalanan sejarah intraksi sosial baik dengan lingkungan (Djumransjah, 2006: 187). yang bersifat alam atau kebudayaan. Hal yang sama juga diungkap Proses membentuk identitas, sifat dan Aristoteles yang mengatakan, bahwa watak atau mengubah dan memupuk kebahagiaan hidup sebagai tujuan serta mengajukan ciri-cirinya yang unik pendidikan itu sendiri dapat terealisasi dinamakan sosialisasi, atau proses” jika ketiga komponen potensi dasarnya pemasyarakatan.” Mudah atau terdidik dan berkembang secara susahnya proses ini bergantung pada seimbang. Harmonisasi fungsionalitas usia dan cara yang digunakan untuk tiga potensi dasar manusia dalam sampai kepada tujuan (al-Syaibani, aktifitasnya merupakan kunci bagi 1979: 156). pengembangan kualitas humanitas Menurut psikologi Plato, manusia manusia dalam kehidupannya. Oleh pada hakikatnya memiiki tiga potensi karena itu, pengisian pendidikan dalam dasar, yaitu nafsu, kemauan dan ketiga asfek ini merupakan suatu pikiran. Ketiga potensi ini merupakan keniscayaan. Pendidik bertugas asas bagi bangunan kepribadian dan memberikan bantuan kepada subjek- watak manusia. Ketiga potensi ini akan subjek didiknya untuk mewujudkan Jurnal Al-hikmah Vol. 13, No. 2, Oktober 2016 ISSN 1412-5382 175 potensi-potensi yang ada padanya agar Filsafat perenialisme dalam menjadi aktif, nyata dan aktual, melalui pendidikan lahir pada abad ke-20. latihan berfikir secara baik dan benar. Perenialisme lahir dari suatu reaksi Pendeknya pembinaan dan latihan terhadap pendidikan progresif. berfikir merupakan teori dasar dalam Perenialisme menentang pandangan pembelajarannya, sehingga dengan progresivisme yang menekankan demikian mental disiplin merupakan perubahan dan sesuatu yang baru. karakteristik pokok dalam teori belajar Perenialisme memandang situasi dunia aliran perenialisme ini (Muhmidayeli, dewasa ini penuh kekacauan, 2005: 177). ketidakpastian, terutama dalam Aliran ini berkeyakinan, bahwa kehidupan moral, intelektual, dan kendatipun dalam lingkungan dan sosio-kultural. Solusi yang ditawarkan tempat yang berbeda-beda, hakikat kaum perenialis adalah dengan jalan manusia tetap menunjukkan mundur ke belakang dengan kesamaannya. Oleh karena itu, pola dan menggunakan kembali nilai-nilai atau corak pendidikan yang sama dapat prinsip-prinsip umum yang telah diterapkan kepada siapapun dan menjadi pandangan hidup yang kukuh, dimanapun ia berada. Menurutya, kuat pada zaman kuno dan abad setiap manusia memiliki fungsi pertengahan. Peradaban-kuno (Yunani kemanusiaan yang sama, karena Purba) dan abad pertengahan dianggap memang terlahir dari hakikat yang sebagai dasar budaya bangsa-bangsa di sama sebagai makhluk rasional. Aliran dunia dari masa ke masa dan dari abad ini brpendapat, bahwa rasionalitas ke abad. Oleh karena itu, perenialisme adalah hukum pertama yang tetap memandang pendidikan sebagai jalan benar di segala waktu dan tempat. kembali atau proses mengembalikan Dengan prinsip rasionalitas ini pula keadaan manusia sekarang seperti akan memunculkan adanya prinsip dalam kebudayaan ideal yang kesadara dan kebebasan. Aliran ini dimaksud, education as cultural berkeyakinan bahwa dimanapun regression. Perenialisme tidak melihat manusia tetap menunjukkan jalan yang meyakinkan selain kembali kesamaannya. Oleh karena itu pola kepada prinsip-prinsip yang telah pendidikan apapun yang diterapkan, sedemikian membentuk sikap kita sebagai manusia tetap akan kebiasaan, bahkan kepribadian menerima pendidikan itu. Karna kita manusia selain kebudayaan dahulu dan terlahir sebagai makhluk rasional yang kebudayaan abad pertengahan. membedakan dengan makhluk lainnya. Perenialisme tidak memiliki Tentunya dengan rasional yang dimiliki kepercayaan diri bahwa zaman ini tidak manusia akan menggiring manusia itu akan berubah menjadi baik jika tidak untuk dapat menggunakan rasio nya itu kembali pada nilai-nilai budaya lama dengan baik dan terarah. Begitu juga yang dianggapnya ideal dan sudah rasional merupakan hukum yang mapan (Ahmadi, 2014: 100-101). pertama yang dimiliki manusia dan Perenialisme percaya bahwa dapat dimanfaatkan dengan baik dan seseorang harus megajarkan hal-hal terarah. yang dianggap menjadi kemanfaatan abadi bagi semua orang di mana-mana. Mereka percaya bahwa topic yang Pemikiran Perenialisme Tentang paling penting adalah mengembangkan Pendidikan seseorang. Karena detail fakta berubah terus-menerus, ini tidak dapat menjadi Jurnal Al-hikmah Vol. 13, No. 2, Oktober 2016 ISSN 1412-5382 176 yang paling penting. Oleh karena itu, pada materi (contend based, subject- seseorang harus mengajarkan prinsip- centered) dan mengutamakan disiplin prinsip bukan fakta. Karena orang ilmu sastra, matematika, bahasa, adalah manusia, kita harus humaniora, sejarah dan lain-lain mengajarkan pertama tentang manusia, (Assegaf, 2011: 194-195). bukan mesin atau teknik. Jika semuaya Kelompok perenialisme misalnya, demikian, seorang harus mengajarkan menyebebutkan pendidikan itu pada topik liberal, bukan topic-topik dasarnya meningkatkan kualitas vokasiona (Ahmadi, 2014: 100-101). manusia sebagai manusia dalam Tentang pendidikan kaum kerangka nilai-nilai kebenaran yang Perenialisme memandang education as universal, tidak terikat oleh ruang dan cultural regression : pendidikan waktu. Dengan demikian system sebagai jalan kembali, atau proses pendidikan apapun dan di dalam mengembalikan keadaan manusia masyarakat manapun mesti mengacu sekarang seperti dalam kebudayaan masa pada nilai-nilai kebenaran universal. lampau yang dianggap sebagai kebudayaan Sedemikian rupa anak didik dalam ideal. Tugas pendidikan adalah pendidikan dibantu untuk menemukan memberikan pengetahuan tentang dan menjalin nilai-nilai universal ini nilai-nilai kebenaran yang pasti, absolut, dalam kehidupan mereka (Knellr, 1972: dan abadi yang terdapat dalam kebudayaan 43). masa lampau yang dipandang sebagai Perenialisme memandang kebudayaan ideal tersebut.Sejalan pendidikan sebagai jalan kembali atau dengan hal di atas, penganut proses pengembalian keadaan Perenialisme percaya bahwa prinsip- sekarang. Perenialisme memberikan prinsip pendidikan juga bersifat sumbangan yang berpengaruh, baik universal dan abadi. berupa teori maupun praktik bagi Robert M. Hutchins kebudayaan dan pendidikan zaman mengemukakan “Pendidikan sekarang. Maka, dapat dikatakan bahwa mengimplikasikan pengajaran. perenialisme memandang pendidikan Pengajaran mengimplikasikan sebagai jalan kembali, yaitu sebagai pengetahuan. Pengetahuan adalah suatu proses mengembalikan kebenaran. Kebenaran di mana pun dan kebudayaan sekarang (zaman modern kapan pun adalah sama. Karena itu kapan atau modernistik) ini terutama pun dan di mana pun pendidikan pendidikan zaman sekarang ini perlu adalah sama”. Selain itu pendidikan dikembalikan kebudayaan pada masa dipandang sebagai suatu persiapan untuk lampau (Gandhi HW, 2013: 165). hidup, bukan hidup itu sendiri Perenialisme merupakan aliran (Zuhairini, 2008: 27). filsafat yang medasarkan pada Dalam hal pendidikan, kesatuan, bukan mencerai-beraikan; perenialisme memandang bahwa menemukan persamaan-persamaan, tujuan utama pendidikan adalah untuk bukan membanding-bandingkan; serta membantu siswa dalam memperoleh memahami isi, bukan melihat luar atas dan merealisasikan kebenaran abadi. berbagai aliran dan pemikiran. Maka Aliran ini menilai bahwa kebenaran itu dari itu, dapat dikatakan bahwa bersifat universal dan konstan. Maka perenialisme merupakan filsafat yang jalan untuk mencapainya adalah susunannya mempunyai kesatuan. melatih intelek dandisiplin mental. Susunan tersebut merupakan hasil Tujuan pendidikan tersebut terurai pikiran yang memberikan dalam format kurikulum yang berpusat kemungkinan bagi seseorang untuk Jurnal Al-hikmah Vol. 13, No. 2, Oktober 2016 ISSN 1412-5382 177 bersikap tegas dan lurus. Oleh karena kebenaran seperti ini hanya dapat itulah, perenialisme berpendapat diperoleh subjek-subjek didik melalui bahwa mencari dan menemukan arah latihan intelektual yang dapat tujuan yang jelas merupakan tugas menjadikan pikirannya teratur dan yang utama dari filsafat, khususnya tersistematisasi sedemikian rupa. Hal filsafat pendidikan (Gandhi HW, 2013: ini semakin penting terutama jika 165). dikaitkan dengan persoalan Perenialisme sebagai sebuah pengembangan spiritual manusia aliran dalam filsafat pendidikan yang (Muhmidayeli, 2005: 180). mendasari dirinya pada keyakinan Aliran ini meyakini bahwa bahwa pengetahuan sejatinya yang pendidikan adalah transfer ilmu didapat melalui ruang dan waktu pengetahuan tentang kebenaran abadi. mestilalah membentuk dasar-dasar Pengetahuan adalah suatu kebenaran pendidikan seseorang. Oleh karena itu sedangkan kebenaran selamanya tugas pendidikan itu adalah mengajar, memiliki kesamaan. Oleh karena itu termasuk mengajar pengetahuan yang pula maka penyelengaraan pendidikan mana pengetahuan itu termasuk pun di mana-mana mestilah sama. kebenaran. Kebenaran itu sendiri Pendidikan mestilah mencari pola agar dimana-mana sama, sedemikian rupa subjek-subjek didik dapat menjadikan pendidikan itu dimana pun menyesuaikan diri bukan pada dunia mestilah sama, sedangkan anak didik saja, tapi hendaklah pada hakikat- sebagai individu dipandang oleh hakikat kebenaran. Penyesuaian diri kelompok ini adalah sebagai makhluk pada kebenaran merupakan tujuan rasional dan spiritual. Secara implisit belajar itu sendiri. Oleh karena itu, para tentunya juga anak didik adalah Perenialisme memandang, bahwa makhluk moral dan etik (Amril M., tuntutan tertinggi dalam belajar adalah 2005: 26-27). latihan dan disiplin mental. Para Pendidikan menurut aliran ini Perenialis percaya, bahwa pemikiran bukanlah semacam imitasi kehidupan, subek-subjek didik akan menjadi nyata tetapi tidak lain adalah suatu upaya melalui pelatihan-pelatihan intelektual. mempersiapkan kehidupan. Sekolah Cara mudah untuk mengajar subjek- menurut kelompok ini tidak akan subjek didik adalah dengan cara pernah dapat menjadi situasi menumbuhkan keinginan untuk kehidupan yang ril. Anak dalam hal ini belajar. Realisasi diri sangat tergantung menyusun rancangan dimana ia belajar pada disiplin diri, sedangkan disiplin dengan prestasi-prestasi warisan diri itu sendiri dapat diraih melalui budaya masa lalu. Tugasnya kemudian disiplin eksternal. Berdasarkan adalah bagaimana merealisasikan nilai- pemikiran ini, maka Perenialis sampai nilai yang diwariskan kepadanya dan suatu kesimpulan, bahwa belajar jiika memunginkan meningkatkan dan adalah upaya keras untuk memperoleh menambah prestasi-prestasi itu melalui sesuatu ilmu pengetahuan melalui usaha sendiri (Muhmidayeli, 2005: disiplin tinggi dalam latihan 180). pengembangan prinsip-prinsip rasional Prinsip mendasar pendidikan bagi (Muhmidayeli, 2005: 180-181). aliran perennial ini adalah membantu Keinginan untuk menjadi diri subjek-subjek didik menemukan dan sendiri itu ada pada setiap manusia. menginternalisasikan kebenaran abadi, Maka setiap anak yang berada dalam karena memang kebenarannya sifat ikatan pendidikan dengan universal dan tetap. Kebenarann- pendidikannya, adalah mereka yang Jurnal Al-hikmah Vol. 13, No. 2, Oktober 2016 ISSN 1412-5382 178 pada dasarnya ingin menjadi “diri pula. Para subjek didik dalam hal ini sendiri”. Anak ingin menjadi individu mesti meraih subjek-subjek dasar yang bebas, dan untuk itu ia tertentu yang akan mengajarkan mempertahankan dirinya dengan kepadanya hal-hal yang permanen sekelilingnya. Semangat kehidupan itu tentang dunia. Subjek-subjek dasar ada, namun merasa tak mampu bahkan seperti bahasa, sejarah, matematika, pada saat dilahirkan sama sekali tidak pengetahuan alam, filsafat dan seni berdaya (Sadulloh: 2010: 142-143). merupakan hal penting yang sangat Jadi epistemologi dari berguna bagi mereka dalam perenialisme, harus memiliki mengembangkan pemikirannya, pengetahuan tentang pengertian dari sehingga dengan demikian mereka pun kebenaran yang sesuai dengan realita memiliki kemampuan rasional yang hakiki, yang dibuktikan dengan kokoh dalam menghadapi tentangan kebenaran yang ada pada diri sendiri realitas kehidupannya (Muhmidayeli, dengan menggunakan tenaga pada 2005: 181-182). logika melalui hukum berpikir metode deduksi, yang merupakan metode filsafat yang menghasilkan kebenaran TOKOH-TOKOH PERENIALISME hakiki (Syam, 1998: 297). Menurut Plato perenialisme penguasaan pengetahuan Plato dilahirkan di Athena pada mengenai prinsip-prinsip pertama tahun 427 SM. dan meninggal pada adalah modal bagi seseorang untuk tahun 347 SM. dalam usia 80 tahun. Ia mengembangkan pikiran dan dibesarkan dalam keluarga bangsawan kecerdasan. Dengan pengetahuan, Athena yang kaya raya, sebuah bahan penerangan yang cukup, orang keluarga Aristokrasi yang turun akan mampu mengenal faktor-faktor temurun memegang peranan penting dengan pertautannya masing-masing dalam politik Athena (Hata, 1986: 80). memahami problema yang perlu Ayahnya Ariston mengaku keturunan diselesaikan dan berusaha untuk raja Athena, ibu Plato, Periction, adalah menggadakan penyelesaian keturunan keluarga Solon. seorang masalahnya. pembuat undang-undang, penyair, Makna hakiki dari belajar, pemimpin militer dari kaum ningrat menurut aliran ini, adalah belajar untuk dan pendiri demokrasi Athena yang berfikir. Aliran ini meyakini bahwa terkemuka (Smith, 1986: 29). Plato dengan cara latihan berfikir, subjek adalah filsuf idealis, ia memandang didik akan memiliki senjata ampuh dunia ide sebagai dunia kenyataan. dalam menghadapi berbagai rintangan Pokok pikiran plato tentang ilmu yang akan menurunkan martabat pengetahuan dan nilai-nilai adalah kemanusiaannya, seperti kebodohan, manifestasi daripada hukum universal kebingungan, dan keragu-raguan. yang abadi dan sempurna. Yakni idea, Tugas seorang subjek didik menurut sehingga ketertiban sosial hanya akan aliran ini adalah mempelajari berbagai mungkin bila ide itu menjadi ukuran, karya dalam berbagai literatur filsafat, asas normatif dalam tata pemerintahan. sejarah, dan sains, sehingga dengan Maka tujuan pendidikan adalah demikian ia berkenalan dengan ”membina pemimpin yang sadar” dan berbagai prestasi di masa lalu menuju mempraktekkan asas-asas normatif itu pembentukan pemikiran yang akan dalam semua aspek kehidupan. mengisi kehidupannya dalam Prinsip-prinsip Plato dalam membangun prestaasi-prestasinya Pendidikan nampak pada pemikirannya Jurnal Al-hikmah Vol. 13, No. 2, Oktober 2016 ISSN 1412-5382 179 tentang tujuan hidup adalah untuk Plato dikembangkan oleh Aristoteles mencari kebenaran universal. Sehingga dengan lebih mendekatkan pada dunia tujuan pendidikan adalah kenyataan. Aristoteles terutama mengembangkan daya pikiran individu menitikberatkan pembinaan berfikir yang bermuara pada penemuan melaluyi media sciences. Pandangan kebenaran bukan ketrampilan praktis. Aristoteles lebih realis dari pandangan Pemikiran ini muncul karena Plato Plato, hal ini dikarenakan cara belajar tidak sejalan dengan mayoritas kaum kepada ayahnya yang lebih sophis pada waktu yang –menganggap - menekankan pada metode pengamatan. pengajaran pada mahasiswa kurang Aristoteles menganggap tepat (Smith, 1986: 29). pembinaan kebiasaan sebagai dasar. Menurut Plato, manusia secara Terutama dalam pembinaan kesadaran kodrati memilki tiga potensi, yaitu disiplin atau moral, harus melalui nafsu, kemauan dan pikiran. proses permulaan dengan kebiasaan di Pendidikan hendaknya berorientasi waktu muda. Secara ontologis, ia pada tiga potensi itu dan juga kepada menyatakan bahwa sifat atau watak masyarakat. Agar supaya kebutuhan anak lebih banyak potensialitas sedang yang ada pada masyarakat dapat guru lebih banyak mempunyai terpenuhi. Ketiga potensi ini aktualitas. Bagi aristoteles tujuan merupakan dasar kepribadian manusia. pendidikan adalah kebahagiaan. Untuk Karena itu struktur sosial didasarkan mencapai tujuan pendidikan itu, maka atas dasar pandangan kepribadian ini. aspek jasmani, emosi dan intelek harus Dengan pertimbangan ketiga potensi dikembangkan secara seimbang itu tidak sama pada setiap individu, (Hadiwijono, 1986: 104). berikut penjelasannya: (a) Manusia yang besar potensi rasionya, inilah manusia kelas pemimpin kelas sosial Augustino Steuco tertinggi; (b) Manusia yang dominan Augustino Steuco lahir di kota potensi kemauannya, ialah manusia pegunungan Umbrian di daerah Gubbio prajurit, kelas menengah; dan (c) antara tahun 1497 atau awal Manusia yang dominan potensi kelahirannya tahun 1512 atau 1513 nafsunya, ialah rakyat jelata, kaum dan menetap hingga tahun 1517. Pekerja (Syam, 1998: 321). Selanjutnya pada tahun 1518-1552 sebagian waktunya digunakan untuk mengikuti perkuliahan di Universitas Aristoteles Bologna. Di situlah ia mulai tertarik Aristoteles lahir di Stageira ,suatu pada bidang bahasa dengan banyak kota kecil di semenanjung Kalkidike di belajar bahasa Aram, Syiria, Arab dan Trasia (Balka) pada tahun 384 SM dan Etiopia disamping bahasa Yunani. meninggal di Kalkis pada tahun 322 SM. Steuco adalah sarjana al Kitab dan Bapaknya bernama Nichomachus, seorang teolog. Dalam banyak hal ia seorang dokter istana yang merawat mewakili sayap liberal teolog Katolik Amyintas II raja Macedonia (Smith, dan studi skriptual abad XVI. 1986: 35). Sejak kecil ia mendapat Karyakarya seperti Cosmopedia (1545) asuhan dan keilmuan langsung dari dan De Perenni Philosophia jelas ayahnya sendiri sampai berumur 18 menunjukkan pandangan yang liberal, tahun. Setelah ayahnya meninggal ia yang mencoba untuk mensejajarkan pergi ke Athena dan belajar pada Plato antara berbagai tradisi filsafat pagan di Akademia selama 20 tahun. Ide-ide dengan tradisi ortodoks, akan tetapi Jurnal Al-hikmah Vol. 13, No. 2, Oktober 2016 ISSN 1412-5382 180 disisi lain pandangan konservatifnya dari sebuah keluarga bangsawan. Ia juga tetap tampak dengan mempelajari karya-karya besar ketegarannya menolak ajaran Calvin, Aritoteles dan ikut serta dalam terutama Martin Luther. Steuco berbagai perbedaan. Thomas menganggap ajaran tradisi agama- merupakan seorang tokoh yang agama pagan dan non Kristen lebih sebagian ajarannya menjadi penuntun dapat diterima daripada ajaran pada perenialisme (Barnadib, 1997: 63). pembaharu, Lutherianisme. aryanya yang utama adalah Suma Karya paling termasyhur dari Contra Gentiles dan Summa Theologiae Steuco adalah De Perenni Philosophia, (Tafsir, 2005: 98). karya yang mendapat sambutan hangat Seperti halnya Plato dan dikalangan pemikir hingga dua abad Aristoteles tujuan pendidikan yang kemudian. Pada abad XVI buku tersebut diinginkan oleh Thomas Aquinas adalah mendapat penghargaan yang sebagai “usaha mewujudkan kapasitas sedemikian tinggi sehingga Kaspevon yang ada dalam individu agar menjadi Barth (1587-1658) menyebutnya aktualitas” aktif dan nyata. Tingkat aktif sebagai “A Golden Book” dan Daniel dan nyata yang timbul ini bergantung George Marhof (1639-1691) dari kesadaran-kesadaran yang dimiliki merujuknya sebagai “Opus Admirable” oleh tiap-tiap individu. Dalam hal ini namun kemasyhuran itu peranan guru mengajar dan member berangsurangsur mulai dilupakan bantuan pada anak didik untuk hingga kemudian Willman mengembangkan potensi-potensi yang menemukannya kembali pada akhir ada padanya. abad XIX. Aquinas juga mengakui potensi Kunci pemikiran filsafat Steuco martabat manusia sebagai makhluk terlihat pada pandangannya bahwa intelek sekaligus sebagai makhlik terdapat “prinsip tunggal dari segala susila. Manusia dapar melakukan sesuatu” yang satu dan selalu sama reflektif thinking tetapi juga manusia dalam pengetahuan manusia. Menurut tak mungkin menolak dogma sebagai Steuco agama merupakan kemampuan divine truth yang tidak rasional, alamiah manusia untuk mencapai melainkan supernasional. kesejatian. Agama merupakan syarat mutlak bagi manusia untuk menjadi manusia, dan merupakan vera Sayyed Hossein Nasr philosophia (fisafat sejati), yaitu Sayyed Hossein Nasr adalah filasafat yang mengarah kepada seorang filsuf dan mistikus yang kesalehan dan kontemplasi pada dilahirkan pada tahun 1933 di Teheran, Tuhan. Filsafat dan agama yang sejati ia dikenal sebagai salah satu selalu mendorong untuk menjadi cendekiawan muslim yang mempunyai subyek Tuhan melakukan apa yang wawasan sangat kaya tantang khasanah Tuhan inginkan dan meninggalkan apa islam. Karyanya yang sangat terkenal yang dilarang-Nya, hingga menjadi adalah “Science and Civilization in “seperti” Tuhan. islam”, sebuah buku yang diangkat dari disertasinya tentang sejarah sains. Nasr mengatakan bahwa filsafat perenial Thomas Aquinas adalah pengetahuan yang selalu ada Thomas Aquinas atau Tomas dan akan ada yang bersifat universal. dari Aquino (1224-1274 M) lahir di “Ada” yang dimaksud adalah berada Rocca Sicca dekat Napels, Italia. Lahir pada setiap jaman dan setiap jaman dan Jurnal Al-hikmah Vol. 13, No. 2, Oktober 2016 ISSN 1412-5382 181 setiap tempat karena prinsipnya yang corak pemikiran sejalan dengan filsafat universal. Pengetahuan yang diperoleh perenial atau perenialisme. melalui intelektualitas ini terdapat Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam inti semua agama dan tradisi. sebelumnya bahwa Perenialisme bukan Realisasi dan pencapaiannya hanya merupakan suatu aliran baru dalam mungkin dilakukan melalui metode- filsafat, dalam arti perenialisme metode, ritus-ritus, simbol-simbol, bukanlah merupakan suatu bangunan gambar-gambar dan sarana-sarana lain pengetahuan yang menyususn filsafat yang disucikan oleh asal ilahiah atau baru, yang berbeda dengan filsafat yang (divine original) yang menciptakan telah ada. setiap tradisi. Secara maknawi teori Ketertarikannya kepada tradisi perenialisme sudah ada sejak zaman mulai muncul, ketika ia bertemu filosof abad kuno dan pertengahan. sejarawan sains Giogio de Santillana, Seperti halnya dalam bidang yang kemudian memperkenalkannya pendidikan, konsep perenialisme dalam kepada literatur tentang Hinduisme pendidikan dilatar belakangi oleh karya Rene Guenon. Dari Guenon, jalan filsafat-filsafat Plato sebagai bapak ke para tradisionalis lain terbuka: idealisme klasik, filsafat Aristoteles Coomaraswamy, Schuon, dan sebagai bapak realism klasik, dan sebagainya. filsafat Thomas Aquinas yang mencoba Di Taheran ia menjumpai fukaha memadukan antara filsafatAristoteles yang menganggap filsafat sebagai ilmu dengan ajaran (filsafat) Gereja Katolik kafir. Di saat inilah ia memutuskan yang tumbuh pada zamannya (abad untuk belajar ilmu-ilmu tradisional pertengahan). Islam di madrasah. Ia menjalani pendidikan ini selama 10 tahun, di SIMPULAN bawah bimbingan beberapa ulama Esensi aliran ini berupaya terkenal, di antaranya Allamah menerapkan nilai-nilai atau norma- Thabathaba’i. Hingga tahun 1978, norma yang bersifat kekal dan abadi belasan buku ditulisnya. Di antaranya yang selalu seperti itu sepanjang yang telah diterjemahkan ke bahasa sejarah manusia, maka prenialisme Indonesia adalah Sains dan Peradaban dianggap sebagai suatu aliran yang dalam Islam, Tiga Pemikir Islam, dan ingin kembali atau mundur kepada Tasawuf Dulu dan Sekarang. nilai-nilai kebudayaan masa lampau. Dalam masa 20 tahun, karirnya Kembali kepada masa lampau dalam pun menanjak cepat. Buku-buku konteks aliran ini, bukanlah dalam monumental seperti 2 jilid Islamic pengertian bernostalgia dan sekedar Spirituality dan History of Islamic mengingat-ingat kembali pola Philosophy, serta ratusan artikel lain kehidupan masa lalu,tetapi untuk telah ditulisnya. Tak ketinggalan adalah membina kembali keyakinan akan nilai- kaset dan CD pembacaan puisi-puisi nilai asasi masa silam untuk Rumi. Hingga akhirnya, puncak menghadapi problema kehidupan pengakuan akan capaian filsafat manusia saat sekarang dan bahkan Profesor Kajian Islam di Universitas sampai kapan pun dan di mana pun. GeorgeWashington ini diperolehnya Dengan demikian maka prenialisme ini sebagai tokoh dalam The Library of menginginkan bahwa budaya, adat Living Philosophers. istiadat-istiadat yang terbiasa mereka Tokoh-tokoh yang disebut diatas lakukan merupakan suatu yang abadi, adalah tokoh-tokoh yang memiliki kekal tanpa akhir. Jurnal Al-hikmah Vol. 13, No. 2, Oktober 2016 ISSN 1412-5382 182 DAFTAR RUJUKAN ________. 2005. Etika dan Pendidikan. Pekanbaru: LSFK2P. Ahmadi, Rulam. 2014. Pengantar Muhmidayeli. 2005. Filsafat Pendidikan Pendidikan Asas & Filsafat Islam. Pekanbaru: LSFK2P. Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruz Sadulloh, Uyoh. 2010. Pedagogik (Ilmu Media. Mendidik). Bandung: Alfabeta. al-Syaibani, Omar Mohammad al- Smith, Samuel. 1986. Gagasan-Gagasan Toumy. 1979. Falsafah Pendidikan Besar Tokoh-Tokoh Dalam Bidang Islam. Jakarta: Bulan Bintang. Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Assegaf, Abd. Rahman. 2011. Filsafat Syam, Muhammad Nur. 1986. Filsafat pendidikan Islam, Cet. II. Jakarta: Pendidikan dan Dasar Filsafat RajaGrafindo Persada. Pancasila. Surabaya: Usaha Barnadib, Imam. 1997. Filsafat Nasional. Pendidikan Sistem dan Metode. Syam, Mohammad Noor. 1998. Filsafat Yogyakarta: Andi Offset. Kependidikan dan Filsafat Djumransjah. 2006. Filsafat Pendidikan. Kependidikan Pancasila. Surabaya: Malang: Bayu Media. Usaha Nasional. H.W.,Teguh Wangsa Gandhi. 2013. Tafsir, Ahmad. 2005. Filsafat Umum, Filsafat Pendidikan: Mazhab- Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Mazhab Filsafat Pendidikan. Capra. Bandung: Remaja Yogjakarta: Ar-Ruz Media. Rosdakarya. Hadiwijono, Harun. 1989. Sari Sejarah Zainal Abidin Bagir, Philosophia Filsafat Barat . Yogyakarta: Kanisius. Perennis Menurut Hosein Nasr di akses Hata, Mohammad. 1986. Alam Pikiran 9 Juli 2009 Yunani. Jakarta: UI Press. http://ecfunpar.multiply.com/jou Knellr, George F., 1972. Introduction to rnal/item/3 The Philosophy of Education. New Zuhairini. 2008. Filsafat pendidikan York: Jhon Wiley & Sons, Inc. Islam. Jakarta: Bumi Aksara. M., Amril. 2002. Etika Islam Telaah Pemikiran Moral Raghib al- Isfahani. Pekanbaru: LSFK2P.
Jurnal Al-hikmah Vol. 13, No. 2, Oktober 2016 ISSN 1412-5382