Anda di halaman 1dari 174

Enterprise Architecture:

transformasi tata kelola organisasI DIGITAL

Romi Satria Wahono


romi@romisatriawahono.net
http://romisatriawahono.net
http://youtube.com/RomiSatriaWahono
08118228331
Romi Satria Wahono
• SMA Taruna Nusantara Magelang (1993)
• B.Eng, M.Eng and Ph.D in Software Engineering
Saitama University Japan (1994-2004)
Universiti Teknikal Malaysia Melaka (2014)
• Core Competency in Enterprise Architecture,
Software Engineering and Machine Learning
• LIPI Researcher (2004-2007)
• Founder, CoFounder and CEO:
• PT Brainmatics Cipta Informatika (2005) (IT Training & Certification)
• PT Imani Prima (2007) (Internet of Things)
• PT IlmuKomputerCom Braindevs Sistema (2014) (EA & Data Science)
• PT Brainmatics Indonesia Cendekia (2020) (IT Teaching Factory)
• International IT and Research Award Winners from WSIS (United Nations),
Kemdikbud, Ristekdikti, LIPI, etc
• Advisory Board of the UGM (DTETI) and Professional Member of IEEE, ACM
and PMI
• SCOPUS/ISI Indexed Journal Reviewer: Information and Software Technology,
Journal of Systems and Software, Software: Practice and Experience, etc
• Industrial IT Certifications: TOGAF, ITIL, PSM, CCAI, CCNA, etc
• Enterprise Architecture & Digital Transformation Expert: KPK, INSW, BPPT, LIPI,
Kemenkeu, RistekDikti, Pertamina EP, PLN, PJB, PJBI, IP, FIF, Kemlu, ESDM, UT, etc.
2
3
1. Apa dan Mengapa
Enterprise
Architecture?

Enterprise
Architecture
3. Solusi Masalah 2. Masalah pada
Enterprise Enterprise
Architecture Architecture

4
1. Apa dan Mengapa
Enterprise Architecture?

5
Jadi…
EnterpriseArchitecture
Enterprise Architecture?Itu
Makhluk Apa?
Makhluk Apa? 
Gartner
(2005)
TOGAF FEAF
(1999)
Zachman (1995)
(1987)
EAP
(1992)

6
Rumah
Tidak Perlu
• Luas 120 m2 Blueprint
Rumah!
• Total penghuni 5 orang
• 1 istri, 3 anak
• 2 kamar tidur
• 1 ruang keluarga
• 2 kamar mandi

Pengelolaan Mudah dan Sederhana


7
Rumah Tumbuh Membesar
• Luas 1000 m2
• Total penghuni 13 orang Perlu Blueprint
• 1 istri, 7 anak, 3 prt, 1 supir Rumah!
• 1 ruang perpustakaan
• 12 kamar tidur
• 3 ruang keluarga
• 10 kamar mandi
• 1 kolam renang
• 1 kolam ikan

Pengelolaan jadi Sulit dan Tidak Sederhana


8
Arsitektur Rumah (Ruangan, Listrik, Air, Aset)

9
Bagaimana proses Pengelolaan data
menguras kolam renang,
dan dokumen yang
membersihkan taman,
diproduksi seluruh
berangkat ke sekolah?
penghuni?

Pengelolaan tools dan aset


(infrastruktur) yang
dibutuhkan dan yang sudah
dimiliki?

10
Harmonisasi Proses, Data, Infrastruktur

Harmonisasi pengelolaan dokumen, ruangan,


perabotan, aset, dengan kegiatan jadwal harian supaya
Selaras dengan visi, misi dan tujuan keluarga?
11
Organisasi

Rumah

=
12
Arsitektur Rumah vs Arsitektur Organisasi
Technology Application
Architecture Architecture
Business
Architecture

Data
Architecture

13
Masalah di Dell
Tidak adanya konsolidasi antara visi,
misi, tujuan, dengan proses bisnis
dan operasionalisasi perusahaan,
menghambat perubahan yang harus
cepat di perusahaan

Ekspansi Dell ke berbagai negara


Inisiatif dan investasi IT tidak
menyebabkan Dell memiliki banyak
berangkat dari strategi bisnis
sistem manajemen pemesanan dan
dan tujuan perusahaan
proses operasi yang berbeda-beda

(IT Transformation at Dell, Oracle Corporation, 2012)


14
Masalah di Intel
Data dan regulasi tersebar
sehingga tidak komprehensif,
sering tidak lengkap, tidak
akurat, dan sulit diakses

Memiliki kantor di 60 negara Rencana strategis perusahaan


dengan total 80.000 karyawan, dikembangkan tidak
proses bisnis berbeda-beda berdasarkan perencanaan
sehingga pengelolaan bisnis dan tidak terkorelasi
perusahaan menjadi sulit dengan investasi IT
(Enterprise Architecture Management Intel Case Study, Innovation Value Institute, 2010)
15
Masalah di PT Pembangkitan Jawa-Bali
Visi, misi, dan strategi perusahaan
tidak inline dengan proses bisnis

Kepemilikan data dan aplikasi


Perubahan struktur organisasi
dengan proses bisnis tidak
dan rotasi pegawai yang tinggi
terpetakan dengan baik

16
Masalah di PT Pertamina EP
Pengelolaan anggaran dan
investasi IT belum efektif dan
efisien

Aplikasi dan data belum


Perkembangan portofolio IT
terpetakan sepenuhnya
tidak terkendali
dengan proses bisnis

17
Masalah di PT Federal International Finance
Dokumentasi pengembangan
aplikasi tidak sesuai standar
pemodelan analisis dan desain
sistem

Terjadi lonjakan
Retensi staf IT yang
permintaan aplikasi
rendah (200 aplikasi pertahun)
18
Permasalahan Umum Organisasi
Data tersebar sehingga tidak
terpadu, tidak akurat, dan sulit
diakses

Proses bisnis terpecah- ! Redundansi dan tidak


pecah dan tidak selaras standardnya aplikasi
antar divisi menyebabkan tidak
efisiennya investasi IT

Tingkat rotasi pegawai Pengadaan


tinggi, staf baru perlu infrastruktur IT
waktu memahami kondisi tidak terkendali dan
organisasi tidak sesuai kebutuhan

Tumbuhnya COVID19 menyebabkan


organisasi, sehingga pekerjaan offline sulit
pengelolaan organisasi dilakukan (monitor pencapaian
menjadi kompleks pekerjaan (KPI), proses bisnis,
dan risiko)

19
20
Cetak biru organisasi yang menyelaraskan visi dan misi organisasi,
serta proses bisnis (business architecture) dengan teknologi
informasi dalam perspektif data (data architecture), aplikasi
(application architecture) dan teknologi (technology architecture)

Business Architecture
Business Model Value Chain Business Process
Canvas Diagram

Data Architecture Enterprise


Conceptual Logical Data Physical

Architecture
Data Diagram Diagram Data Model

Roadmap
Application Architecture
Application Use Case Application Portfolio
Catalog Diagram Assessment

Technology Architecture Technology Location Network Diagram


Catalog Diagram

21
EA vs Software
1. How to Write a Code
(Coder or Programmer)
• Menguasai Bahasa Pemrograman

2. How to Develop a Software


(Software Engineer)
• Menguasai Metodologi
Pengembangan Software

3. How to Manage Software


(Enterprise Architect)
• Menguasai Manajemen Software

22
EA vs IT Roadmap
• Divisi IT dalam perusahaan dulu banyak
menggunakan terminologi IT Roadmap/
Blueprint/Cetak Biru/Masterplan
• IT Roadmap sering kehilangan ruh dasar,
bahwa solusi IT dibangun:
• Mengautomasi proses bisnis
• Membuat proses bisnis lebih efisien
• Membuat operasional perusahaan
lebih murah
• Meningkatkan ROI dan mempercepat BEP perusahaan dalam kerangka
melaksanakan visi dan misi
• Pengembangan solusi IT, aplikasi, data dan teknologi absurd ketika
tidak berangkat dari:
• Visi dan misi perusahaan
• Proses bisnis apa yang akan diautomasi?
• Satu dekade terakhir, perusahaan-perusahaan memilih menggunakan
terminologi Enterprise Architecture (arsitektur organisasi)
23
EA vs Tata Kelola IT

(Permenristekdikti No. 62 tahun 2017 (Perpres No. 95 tahun 2018 tentang


tentang Tata Kelola Teknologi Informasi) Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik)
24
EA vs Digital Transformation

1. Big Data

Digital
4. Enterprise 2. Internet of
Architecture Transformation Things
Components

3. Business Process
Simulation and
Automation
25
1. Big Data
• Puluhan ribu data mahasiswa di kampus yang
diambil dari sistem informasi akademik
• Apakah pernah kita ubah menjadi pengetahuan
yang lebih bermanfaat? TIDAK!
• Seperti apa pengetahuan itu? Rumus, Pola, Aturan

26
Prediksi Kelulusan Mahasiswa

27
Profiling dan Prediksi Koruptor

Aktivitas Penindakan Prediksi dan klastering


calon tersangka koruptor

Asosiasi atribut
Data tersangka koruptor
Data Data Pengetahuan

Data Prediksi pencucian uang

Estimasi jenis dan


Aktivitas Pencegahan jumlah tahun hukuman

28
Pola Profil Tersangka Koruptor

29
Pola Rekomendasi Hasil Pemeriksaan LHKPN

30
Profiling dan Deteksi Kasus TKI

31
Klasifikasi Bantuan Sosial Pangan (BSP)
untuk Pemenuhan Kuota Penerima BSP

32
2. Internet of Things

33
3. Business Process Simulation & Automation:
Penanganan Pasien Gawat Darurat

Business Process Simulation


Logic Faults and Service Level Agreement Over/Under Utilization
Deadlock Process of Processing Time of Resources

1. Process 2. Time 3. Resource


Validation Analysis Analysis

34
Validasi Proses Bisnis

Menangani 100 Orang Pasien Seperti Menangani 296 Orang Pasien


PROSES BISNIS INI TIDAK EFISIEN!
35
Validasi Proses Bisnis

Perlu Sinkronisasi Pekerjaan,


Sebelum Otorisasi Kedatangan Dilakukan
36
Validasi Proses Bisnis

Proses Bisnis Terbukti Valid dan


100 Pasien Tertangani dengan Efisien dan Efektif!
37
Analisis Waktu
Aktifitas Waktu (Menit)
Menerima Laporan Gawat Darurat 4
Mengklasifikasi Tingkat Gawat Darurat 5
Mengentri Data Pasien 11
Menjemput Pasien dengan Ambulan Lengkap 20
Mendatangi Pasien dengan Ambulan Motor 4 Menit 7
Mendatangi Pasien dengan Ambulan Standard 10
Mengotorisasi Kedatangan Pasien 4

Perlu Waktu 17.73 Menit


untuk Menangani 1 Pasien
38
Analisis Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Kuantitas
Call center 2
Perawat 2
Ambulan Lengkap 4
Ambulan Standar
Ambulan Motor
2 Orang 2
2
Resepsionis 2
2 Orang

Overutilization

Underutilization
39
Rekomendasi Simulasi Proses Bisnis

1. Pemindahan Aktivitas Pekerjaan ke


Resource yang Utilisasinya Rendah

2. Peningkatan dan Pengurangan


Jumlah SDM

3. Peningkatan dan Pengurangan


Target Pekerjaan

4. Business Process Automation


(Pengembangan aplikasi untuk
mempercepat proses bisnis)

40
40
Pemindahan Aktifitas ke Resource dengan
Utilisasi Rendah

41
Peningkatan dan Pengurangan Target
Pekerjaan atau Jumlah SDM

Sumber Daya Kuantitas


Call center 1
Perawat 4
Ambulan Lengkap 1
Ambulan Standar 2
Ambulan Motor 2
Resepsionis 1
42
Business Process Automation

• Mengubah data klasifikasi tingkat gawat darurat yang selama ini


dilakukan perawat, menjadi pola pengetahuan
• Menerapkan pola ke dalam sistem cerdas, sehingga pekerjaan perawat
dalam mengklasifikasi tingkat gawat darurat menjadi lebih efisien

• Pekerjaan “Mengklasifikasi Tingkat Gawat Darurat” yang


sebelumnya perlu waktu 5 menit
• Dengan sistem cerdas menjadi hanya 1 menit
43
Business Process Automation
Aktifitas Waktu (Menit)
Menerima Laporan Gawat Darurat 4
Mengklasifikasi Tingkat Gawat Darurat 5
Mengentri Data Pasien 11
Menjemput Pasien dengan Ambulan Lengkap 20
Mendatangi Pasien dengan Ambulan Motor 7
Mendatangi Pasien dengan Ambulan Standard 10
Mengotorisasi Kedatangan Pasien 5 Menit 4

Perlu Waktu 17.73 Menit


untuk Menangani 1 Pasien
44
Business Process Automation
Aktifitas Waktu (Menit)
Menerima Laporan Gawat Darurat 4
Mengklasifikasi Tingkat Gawat Darurat 1
Mengentri Data Pasien 11
Menjemput Pasien dengan Ambulan Lengkap 20
Mendatangi Pasien dengan Ambulan Motor 7
Mendatangi Pasien dengan Ambulan Standard 10
Mengotorisasi Kedatangan Pasien 1 Menit 4

Hanya Perlu Waktu 8 Menit


untuk Menangani 1 Pasien

45
Business Process Automation:
From Stupid Apps to Smart Apps

Stupid Smart
Applications Applications
• Sistem Informasi • Sistem Prediksi
Akademik Kelulusan Mahasiswa
• Sistem Pencatatan • Sistem Prediksi Hasil
Pemilu Pemilu
• Sistem Laporan • Sistem Prediksi
Kekayaan Pejabat Koruptor
• Sistem Pencatatan • Sistem Penentu
Kredit Kelayakan Kredit

46
Revolusi Industri 4.0

47
Komputer Datang untuk Efisiensi!
• Alan Turing dengan komputer yang dibuat berhasil
mendekripsi pesan enigma dengan cepat
• Dilakukan manusia puluhan atau ratusan tahun,
dengan komputer hanya 3-4 jam
• Menyelesaikan perang yang harusnya bisa terjadi
puluhan tahun, menjadi hanya 3 tahun, dan
menghemat miliaran USD

• Komputer adalah alat untuk efisiensi, untuk


mengurangi cost, mempercepat waktu,
meningkatkan income
• Investasi pengadaan komputer dan software harus bisa
meningkatkan Return on Investment (ROI),
mempercepat Break Event Point (BEP) pada organisasi

49
Software Sistem Kita Berkualitas?

1. KTP Manual 3 Hari

2. KTP Berbasis Komputer 3 Minggu!

3. KTP-EL 1 Tahun!
50
Strategic Plan

Business Architecture

Data Architecture

Application Architecture

Technology Architecture

KPI
51
2. Masalah pada
Enterprise Architecture

52
Meningkatkan interoperabilitas serta
pengelolaan sistem yang lebih mudah

Memastikan Proses Bisnis Memastikan data korporat


inline dengan Strategi terdistribusi secara jelas
Korporat beserta penanggung jawabnya

Pengembangan Mendukung pencapaian


Roadmap Perusahaan Manfaat KPI Management
Enterprise
Architecture
Mendukung pelaksanaan &
Proses redesign, merger monitoring standard sistem
dan akuisisi perusahaan management

Memetakan bisnis proses, Mendukung


risiko, dan analisis beban kerja Pengambilan Keputusan

53
54
55
DODAF
(2003)
FEAF
(1999)
HarusZachman
mulai dari mana?
(1987) Apa yang harus dibuat?

Metode mengembangkan Enterprise Architecture?


TOGAF
(1995) TEAF
(2000)
Gartner
Bagaimana
(2005) standardisasi untuk desainnya?
TISAF
(1997) NIST
Bagaimana
EAPtahapan pembuatannya?
(1980)
(1992)

TOGAF is the Most Popular Enterprise Architecture Framework


56
EA Framework Comparison (Types)

Jenis EA Framework
Consortia-Developed Frameworks ARCON, GERAM, RM-ODP,
IDEAS Group, ISO 19439, TOGAF
Defense Industry Frameworks AGATE, DNDAF, DoDAF, MODAF, NAF
Government Frameworks ESAAF, GEA, FDIC, FEAF, NORA, NIST,
TEAF
Open Source Frameworks LEAD, MEGAF, Praxeme, TRAK, SABSA
Proprietary Frameworks ASSIMPLER, AM, IAF, OBASHI, IFW,
SAM, SAP EAF, Zachman Framework,
SOMF

57
EA Framework Comparison (Criteria)

(Roger Sessions, A Comparison of the Top Four EA Methodologies, 2014)


58
EA Framework Comparison (Criteria)

(Jovita Bankauskaite, Comparative analysis of enterprise architecture frameworks, 2019)


59
EA Framework Comparison (National)

60
TOGAF Framework
a framework (a detailed method and a set of supporting tools)
for developing an enterprise architecture
• (freely used) methods and tools for assisting in the acceptance,
production, use, and maintenance of an enterprise architecture
• iterative process model supported by best practices and a re-
usable set of existing architecture assets

TOGAF Methodology TOGAF Artifacts


61
TOGAF Artifact

62
Meta model

Method Artifact
TOGAF Interaction

Reference model repository

63
Enterprise Architecture Metamodel

64
Architecture Vision Metamodel

65
Enterprise Architecture Metamodel

66
Business Architecture Metamodel

67
68
Permasalahan pada Enterprise Architecture
Enterprise architecture is dead, too much in-breeding and self-
asphyxiation (Jon Mc Leod, 2017)
EA berbentuk statis cetak, sulit EA tidak sesuai dengan berbagai
dipahami dan menggunakan banyak peraturan dan standard: SPBE, BPMN,
tools yang terpisah-pisah APQC, UML, ISO, dsb

EA tidak mendukung integrasi dimensi Framework TOGAF terlalu kompleks,


organisasi (strategi, program, risiko, tidak efisien, tanpa contoh praktis,
kpi, standard, regulation) tidak mendukung berbagai dimensi
organisasi (Kotusev, 2018) (Alm & Wißotzki, 2013)

Proses bisnis sebagi ruh pergerakan


organisasi tidak dimodelkan dan
disimulasikan secara komprehensif

69
3. Solusi masalah
Enterprise Architecture

70
Framework pengembangan Enterprise Architecture:
• Menyelaraskan visi, misi dan strategi organisasi dengan peta proses bisnis
standard yang divalidasi dan disimulasi
• Merelasikan seluruh aspek dimensi organisasi (risiko, KPI, data, aplikasi,
teknologi, standard regulasi)
• Menggunakan satu tool terintegrasi untuk mendukung transformasi digital yang
mudah digunakan tidak hanya untuk pengelola bisnis tapi juga pengelola IT
• Mendukung percepatan pengembangan enterprise architecture yang:
• Agile, sehingga dinamis dan adaptif mengikuti perkembangan organisasi
• Digunakan harian, sebagai tata kelola kelembagaan digital yang mengabstraksikan
helicopter view organisasi
• Sederhana dan mudah digunakan, oleh berbagai level SDM organisasi dalam
menjalankan organisasi dengan efektif dan efisien
71
Framework idEA
6
Roadmap dan
1
Compliance dan
Governance yang
komprehensif, selaras
terintegrasi dengan dengan visi dan misi
berbagai standar organisasi

2 5
Tools dan template yang Terintegrasi dengan
terintegrasi dan mendukung
Digital Transformation
3 4 dimensi organisasi
(program, regulasi, data,
1. Big Data aplikasi, risiko, KPI)
2. Internet of Things
3. Business Process Metode sistematis dan Transfer pengetahuan
Simulation selaras dengan artifact dan Change
4. Enterprise sehingga mudah dipahami Management secara
Architecture iterative

72
1. Integrated Standard Compliance
Business Architecture

Framework Proses Bisnis Pemodelan Proses Bisnis Analisis Proses Bisnis Manajemen Risiko
(APQC) (BPMN) (BABOK) (ISO 31000)

Data Architecture Tata Kelola dan Technology Architecture


Arsitektur Bisnis
Taksonomi Teknologi
Tata Kelola dan
(TRM)
Arsitektur Teknologi
Manajemen Data
(DMBOK)

Architecture Governance
Tata Kelola dan and Implementation
Arsitektur Data
Penentuan Architecture
Manajemen Proyek
Implementation dan Roadmap IT
(PMBOK, SCRUM)
Analisis Data Elemen
(ISO 11179)
Monitoring dan Monitoring
Evaluasi Penerapan IT dan Evaluasi IT
Tata Kelola dan (COBIT)
Arsitektur Aplikasi

Application Architecture
Sistem Pemerintahan
Analisis dan Desain Manajemen Software Manajemen Layanan IT Penilaian Kualitas
Berbasis Elektronik
Software (UML) (SWEBOK) (ITIL) Software (ISO 25010)
(SPBE)

73
2. Integrated Digital Transformation Tools
idEA Integrated Systems
(based on Sparx Systems Platform):

• Gartner Magic Quadrant for EA Tools


• Mendukung UML, BPMN, TOGAF,
APQC, dan standard notasi lain
• Standard defacto di dunia industri
analisis dan desain aplikasi secara
komprehensif (Proses Bisnis,
Software, Database dan UI/UX)
• Proses bisnis dapat divalidasi dan
simulasikan dengan mudah
• Mendukung idEA Architecture
Reference Model (Wahono, 2017) yang
didesain untuk merelasikan berbagai
dimensi organisasi secara
komprehensif
76
idEA Architecture Reference Model (Wahono, 2017)
(based on Sparx Systems Platform)

Architecture
Repository
Artifact’s Enterprise Architecture’s artifacts
Components
77
idEA Integrated System
(Sistem Tata Kelola Organisasi Digital)
Web

Mobile Desktop
78
3. Simplified Systematic Methods

TOGAF Methodology TOGAF Artifacts


79
3. Simplified Systematic Methods (Wahono, 2015)

Simplified Systematic Methods Simplified Systematic Artifacts

80
Simplified Systematic Methods
Project Planning
1. Identifikasi ruang lingkup, tim, dan jadwal pekerjaan Architecture Vision
2. Kickoff meeting 1. Penentuan prinsip dan tujuan enterprise architecture
2. Transfer pengetahuan tentang enterprise architecture
3. Identifikasi visi, misi, strategi, dan program di organisasi
4. Identifikasi struktur organisasi
5. Identifikasi fungsi utama dan pendukung organisasi
Architecture Implementation 6. Identifikasi model bisnis organisasi
1. Penyusunan roadmap arsitektur 7. Identifikasi hubungan bisnis, data, aplikasi, dan teknologi
2. Penyusunan tata kelola enterprise architecture
3. Review dan finalisasi architecture implementation

Business Architecture
1. Penentuan prinsip arsitektur bisnis
2. Transfer pengetahuan tentang proses bisnis
Technology Architecture 3. Pemetaan fungsi utama dan pendukung organisasi
1. Penentuan prinsip arsitektur teknologi 4. Pemodelan interaksi bisnis antar unit kerja
2. Identifikasi kondisi infrastruktur teknologi informasi 5. Identifikasi aktor dalam organisasi
3. Pemodelan matriks teknologi dengan aplikasi 6. Identifikasi proses bisnis organisasi
4. Pemodelan spesifikasi server dan lokasi 7. Identifikasi risiko pada proses bisnis
5. Pemodelan komunikasi jaringan 8. Identifikasi KPI yang ada di organisasi
6. Pembaruan solution concept diagram 9. Identifikasi standar dan regulasi organisasi
7. Review dan finalisasi technology architecture 10. Pembaruan solution concept diagram
11. Review dan finalisasi business architecture

Data Architecture Application Architecture


1. Penentuan prinsip arsitektur data 1. Penentuan prinsip arsitektur aplikasi
2. Transfer pengetahuan pengolahan informasi dan data mining 2. Transfer pengetahuan metodologi analisis dan desain sistem
3. Identifikasi data di organisasi 3. Identifikasi aplikasi di organisasi
4. Identifikasi hubungan entitas data dan fungsi bisnis 4. Survei kualitas aplikasi berdasarkan standar ISO 25010
5. Identifikasi model data conceptual, logical, dan physical 5. Pemodelan aplikasi berdasarkan lokasi pengguna
6. Pemodelan matriks entitas data dengan fungsi bisnis 6. Pemodelan aplikasi dengan use case diagram
7. Pemodelan matriks data dengan aplikasi 7. Pemodelan matriks aplikasi dengan klasifikasinya
8. Pembaruan solution concept diagram 8. Pemodelan matriks aplikasi dengan unit organisasi
9. Review dan finalisasi data architecture 9. Pembaruan solution concept diagram
10. Review dan finalisasi application architecture
81
4. Iterative Knowledge Transfer
• Iterative Knowledge Transfer dilakukan
untuk mengejar Kompetensi Pengelola idEA
• Kompetensi Pengelola idEA:
1. Enterprise Architecture Framework and Tools
2. Business Architecture:
• Business Strategy, Organization Analysis and
Business Model Canvas
• Busines Process Analysis dan Modeling (BPMN)
3. Application Architecture:
• Unified Modeling Language (UML)
• Software Engineering
4. Data Architecture:
• Data Modeling and Data Management (DAMABOK)
• Data Mining
5. Technology Architecture:
• State of the Art Technologies
• Infrastructure and Network Design
82
Metode Knowledge Transfer
• Pengembangan enterprise architecture beorientasi
pada kebutuhan spesifik dari organisasi (User Needs)
• Proses pengembangan enterprise architecture
menggunakan konsep berbasis transfer pengetahuan
secara bertahap dan menyeluruh ke berbagai level
pegawai (Knowledge Transfer)
• Penunjukkan tim khusus di organisasi untuk
pengembangan bersama yang melibatkan seluruh
elemen organisasi (Joint Development)
• Laporan dan diskusi intensif secara periodik dengan
pimpinan organisasi, karena hasil implementasi
enterprise architecture adalah helicopter view dari
organisasi (Deep Discussion)
• Proses change management implementasi enterprise
architecture menggunakan pendekatan bottom-up dan
top-down, dalam perspektif konsep, kognitif dan tools
(Comprehensive Change Management)
83
Success Factors Penerapan idEA
• Dukungan dan komitmen penuh dari
seluruh stakeholder dan pimpinan
organisasi
• Project pengembangan enterprise
architecture bukan hanya kebutuhan
divisi IT, tapi kebutuhan seluruh
elemen organisasi
• Enterprise Architecture akan
menggambarkan bisnis proses dan
aset seluruh unit kerja, sehingga
diperlukan koordinasi dan kolaborasi
dari seluruh elemen organisasi
• Perlu diskusi dan interview secara
intensif dengan pimpinan organisasi
sehingga kebutuhan lebih akurat
tertangkap
84
5. Multidimensional Architectures
Kementerian
Strategi dan Program

Standar dan Regulasi

Aplikasi
Data

Proses
Bisnis

Risiko
KPI 85 85
1534 1168
477

1790
645 2346

588

1254
616
1978
86
Business Process Development Phase

1. Analisis 2. Pemodelan 3. Verifikasi 4. Harmonisasi 5. Simulasi

87
87
1. Business Process Analysis
• Metode Analisis:
1. Evidence-based Discovery
2. Interview-based Discovery
3. Workshop-based Discovery
• Menganalisis SOP, Juklak, Juknis dan
Jobdesc tiap fungsi terkait proses
bisnis yang akan dimodelkan
Organisasi Tugas dan Proses Bisnis Proses Bisnis Proses Bisnis
Fungsi Level 1 Level 2 Level 3

Proses Bisnis Proses Bisnis Proses Bisnis


Level 1 Level 2 Level 3
Fungsi 1
Proses Bisnis
Proses Bisnis Level 3
Visi dan Level 1 Proses Bisnis
Misi Level 2 Proses Bisnis
Level 3
Proses Bisnis Proses Bisnis
Fungsi 2
Level 1 Level 2

88
2. Business Process Modeling
Regulasi
• Melakukan pemodelan proses Aplikasi
bisnis berdasarkan SOP Data
• Mapping Dimensi (Risk,
Regulasi, KPI, Data, Aplikasi)
ke proses bisnis
Proses
• Diskusi dan coaching clinic Bisnis
pemodelan proses bisnis
kepada process owner
• Perlu Domain Expert dan
Process Analyst Risiko
KPI

89
3. Business Process Verification
Melakukan verifikasi dan meminta
persetujuan kepada seluruh Kepala
Bidang dan Unit atas proses bisnis
yang sudah dimodelkan

90
Proses Bisnis Level 0 Universitas Pendidikan Indonesia

91
Proses Bisnis Level 1: Pengelolaan Pendidikan dan Kemahasiswaan

92
Proses Bisnis Level 1: Pengelolaan Pendidikan dan Kemahasiswaan
Proses Bisnis Level 2: Pengelolaan Pendidikan Mahasiswa

93
Proses Bisnis Level 1: Pengelolaan Pendidikan dan Kemahasiswaan
Proses Bisnis Level 2: Pengelolaan Pendidikan Mahasiswa
Proses Bisnis Level 3: Pengelolaan Rekrutmen Mahasiswa Baru

94
Proses Bisnis Level 1: Pengelolaan Pendidikan dan Kemahasiswaan
Proses Bisnis Level 2: Pengelolaan Pendidikan Mahasiswa
Proses Bisnis Level 3: Pengelolaan Rekrutmen Mahasiswa Baru
Proses Bisnis Level 4: Pelaksanaan Rekrutmen Mahasiswa Baru

95
4. Business Process Harmonization
• Kegiatan identifikasi, pemetaan dan sinkronisasi antara
proses bisnis pada setiap level, termasuk didalamnya yang
telah diklaim oleh bidang atau unit kerja terkait
• Pola harmonisasi proses bisnis:
1. Sekuensial
Proses bisnis satu unit kerja dengan unit kerja yang lain
adalah proses yang berurutan (sekuensial)
2. Hierarkis
Proses bisnis unit kerja merupakan sub proses dari
proses bisnis unit kerja yang lain sehingga sifatnya
hierarkis
3. Duplikasi
Proses bisnis beberapa unit kerja yang sepertinya
berbeda, ternyata sama

96
5. Business Process Simulation
Logic Faults Processing Time Resource Capacity
Deadlock Process Cycle Time Over/Under Utilization

1. Process 2. Time 3. Resource


Validation Analysis Analysis

1. Mengevaluasi performance dari proses bisnis


• Proses bisnis sudah valid, efektif dan efisien?

2. Mengurangi kegagalan berjalannya proses bisnis


• Customer tidak tertangani karena kesalahan SLA

3. Mencegah under dan over-utilization dari sumber daya


• Pegawai atau staff bekerja overload?

97
Process Validation: Penanganan Pesanan Bahan Ajar

98
Process Validation: Penanganan Pesanan Bahan Ajar

Masuk 90 Pesanan Keluar 180 Pesanan


Bahan Ajar Bahan Ajar
Proses Bisnis Tidak Valid
99
Process Validation: Penanganan Pesanan Bahan Ajar

Setiap terjadi Update Rencana


Pengiriman langsung dilakukan
Cetak DO & Label Kirim

100
Process Validation: Penanganan Pesanan Bahan Ajar

Perlu dilakukan
Sinkronisasi Proses

101
Process Validation: Penanganan Pesanan Bahan Ajar

Masuk 90 Pesanan Keluar 90 Pesanan


Bahan Ajar Bahan Ajar

Proses Bisnis Terbukti Valid sehingga Efektif dan Efisien!


102
Time Analysis
Waiting
No Activity Token Time
Time
1 Melakukan Update Rencana Pengiriman 10 menit 5 menit
2 Melakukan Cetak DO & Label Kirim 5 menit -
Mengumpulkan Paket BASP di Area “Transit Belanja”
3 30 menit 5 menit
sesuai DO
4 Memeriksa Paket per Box, Tempel Label Kirim & Strapping 30 menit 5 menit
Menata per DO di Area “Transit Kirim” & Menyiapkan
5 30 menit 5 menit
UT03 & SPK Pengiriman
6 Meninjau & Menerbitkan SPK Pengiriman 90 10 menit 5 menit
7 Mengirim Paket BA ke Vendor Pengriman 30 menit 5 menit
Melakukan Pencatatan, Mengirim BA & Notifikasi ke
8 30 menit 5 menit
UPBJJ
9 Melakukan Konfirmasi Penerimaan BA 10 menit 5 menit
10 Melakukan Verifikasi Rekap SPK & Bukti Penerimaan 10 menit 5 menit
11 Melakukan Monitor Status Pesanan & Evaluasi Kinerja 5 menit
103
Time Analysis: Penanganan Pesanan Bahan Ajar

30 Menit 10 Menit

10 Menit

10 Menit

104
Time Analysis: Penanganan Pesanan Bahan Ajar

1 Pesanan Bahan Ajar dapat ditangani


dalam waktu rata-rata 255 menit atau
4 Jam 15 menit

90 Pesanan Bahan Ajar dapat ditangani


dalam waktu rata-rata 10.936 menit
atau 22 hari kerja 6 jam 16 menit

105
Resource Analysis: Penanganan Pesanan Bahan Ajar
No Activity Quantity Resource
Penanggung Jawab Bidang
1 Melakukan Update Rencana Pengiriman 1
Pengiriman
Penanggung Jawab Bidang
2 Melakukan Cetak DO & Label Kirim 2
Sistem Informasi Data
Mengumpulkan Paket BASP di Area “Transit Belanja” sesuai Penanggung Jawab Bidang
3 1
DO Pergudangan
Penanggung Jawab Bidang
4 Memeriksa Paket per Box, Tempel Label Kirim & Strapping 1
Pengiriman
Menata per DO di Area “Transit Kirim” & Menyiapkan UT03 Penanggung Jawab Bidang
5 1
& SPK Pengiriman Pengiriman
Kepala Pusat Pengelola Bahan
6 Meninjau & Menerbitkan SPK Pengiriman 1
Ajar
Penanggung Jawab Bidang
7 Mengirim Paket BA ke Vendor Pengriman 1
Pengiriman

8 Melakukan Pencatatan, Mengirim BA & Notifikasi ke UPBJJ - -

9 Melakukan Konfirmasi Penerimaan BA 1 UPBJJ

Penanggung Jawab Bidang


10 Melakukan Verifikasi Rekap SPK & Bukti Penerimaan 1
Pengiriman

106
Resource Analysis: Penanganan Pesanan Bahan Ajar

1 Orang

2 Orang

1 Orang

107
Resource Analysis: Penanganan Pesanan Bahan Ajar
100 99,88
Top
Manajerial
75
65-75%
50
33,29 Level
25
25,89
20,35 Manajerial
11,1
75-85%
0
Kepala Pusat Penanggung Penanggung Penanggung UPBJJ Level
Pengelola Bahan Jawab Bidang Jawab Bidang Jawab Bidang Officer/Staf
Ajar Pengiriman Pergudangan Sistem Informasi
Data 85-95%
Underutilisation Optimal Overutilisation

108
Pendekatan Pemecahan Masalah
Simulasi Waktu dan Resource

1. Pemindahan Aktivitas Pekerjaan ke


Resource yang Utilisasinya Rendah

2. Business Process Automation


(Pengembangan aplikasi untuk
mempercepat proses bisnis)

3. Peningkatan dan Pengurangan Target


Pekerjaan

4. Peningkatan dan Pengurangan


Jumlah SDM

109
109
1. Pemindahan Aktivitas Pekerjaan ke Resource
yang Utilisasinya Rendah

Penanganan Pesanan Bahan Ajar

110
110
1. Pemindahan Aktivitas Pekerjaan ke Resource
yang Utilisasinya Rendah

Memindahkan sebagian aktivitas


pekerjaan “Memeriksa Paket per
Box, Tempel Label Kirim &
Strapping” dari Penanggung Jawab
Bidang Pengiriman ke Penanggung
Jawab Bidang Sistem Informasi Data

Penanggung Jawab
Bidang Pengiriman
dengan Utilisasi awal
99.88 menjadi 87.28

111
111
2. Business Process Automation
• Melakukan identifikasi aktivitas mana yang dapat
diautomasi oleh sistem, sehingga meningkatkan efisiensi
waktu dan pekerjaan
• Mengajukan request pengembangan aplikasi ke IT

112
112
Business Process Automation
(Before)

Penanganan Pesanan Bahan Ajar

30 Menit 30 Menit 30 Menit

Sebelum ada automasi,


1 Pesanan Bahan Ajar ditangani
dalam waktu rata-rata
4 jam 15 menit

113
Business Process Automation
(After)
Dikembangkan Sistem Cerdas yang membantu Staff
mengautomasi aktifitas:

1. Memeriksa Paket per Box, Tempel Label Kirim & Strapping


2. Menata per DO di Area “Transit Kirim” & Menyiapkan UT03 & SPK
Pengiriman
3. Mengirim Paket BA ke Vendor Pengiriman

Setelah ada automasi,


1 Pesanan Bahan Ajar dapat
ditangani dalam waktu rata-rata Efisiensi waktu 1 jam per
3 jam 15 menit Pesanan Bahan Ajar

115
3. Peningkatan dan Pengurangan Target Pekerjaan

Penanganan Pesanan Bahan Ajar

116
116
3. Peningkatan dan Pengurangan Target Pekerjaan
(Before)

90 Pesanan Bahan Ajar dapat


ditangani dalam waktu rata-rata
10.936 menit atau
22 hari kerja 6 jam 16 menit

90 Order

117
117
3. Peningkatan dan Pengurangan Target Pekerjaan
(After)

100 Pesanan Bahan Ajar


100 Pesanan Bahan Ajar
dapat ditangani dalam waktu
rata-rata 12.153 menit atau
25 hari kerja 2 Jam 33 menit

Target pekerjaan
ditingkatkan menjadi
100 Pesanan Bahan Ajar

118
118
4. Peningkatan dan Pengurangan Jumlah SDM
Analisis Beban Kerja dilakukan pada
proses bisnis penanganan pesanan
dengan existing resource
1 orang Penanggung Jawab Bidang
Pengiriman
Penanggung Jawab
Bidang Pengiriman
Token Waktu Proses Average Utilisasi SDM dalam 1
No Proses Bisnis Utilisasi Existing
Simulasi (menit) Bulan(%)
1.3.2.5.6 Penanganan
1 Pesanan Bahan Ajar - DO 90 99.88% 10 936 98.94%
Otomatis
1.3.2.5.5 Penanganan
Pesanan Bahan Ajar - Wajib
2 90 29.26% 3 442 9.12%
Beli Bahan Ajar (Sistem
Informasi Akademik) 1
1.3.2.5.4 Penanganan
3 Pesanan Bahan Ajar - Toko 90 80.14% 4 561 33.11%
Buku Online
1.3.2.5.7 Penanganan
4 Pesanan Bahan Ajar - 90 97.96% 2 558 22.70%
Permintaan UPBJJ
Beban Kerja dalam Satu Bulan 163.87%

119
119
4. Peningkatan dan Pengurangan Jumlah SDM
160% Resource Bidang Pengiriman
163,87%
140% ditambahkan 1 orang pada
120% masing-masing proses yang
100%
80%
terlibat
60% 73,54%
40%
20% Utilisasi Actor bisa dihitung, ketika
Existing Recommendation
semua proses yang melibatkan
Bid. Pengiriman actor tsb disimulasikan

Token Waktu Proses Average Utilisasi SDM dalam 1


No Proses Bisnis Utilisasi Rekomendasi
Simulasi (menit) Bulan(%)
1.3.2.5.6 Penanganan
1 Pesanan Bahan Ajar - DO 90 87,28% 5164 40.83%
Otomatis
1.3.2.5.5 Penanganan
Pesanan Bahan Ajar - Wajib
2 90 14,63% 3442 4.56%
Beli Bahan Ajar (Sistem
Informasi Akademik) 2
1.3.2.5.4 Penanganan
3 Pesanan Bahan Ajar - Toko 90 63,93% 2852 16.52%
Buku Online
1.3.2.5.7 Penanganan
4 Pesanan Bahan Ajar - 90 94,89% 1354 11.64%
Permintaan UPBJJ
Beban Kerja dalam Satu Bulan 73.54%
120
120
Penerapan Multidimensional Architectures

Web

Mobile Desktop
121
Architecture Vision

Business Architecture Data Architecture Application Architecture Technology Architecture

Architecture Implementation

122
123
Proses Bisnis 8.5.4 Membuat Layanan dan Solusi Teknologi Informasi

124
125
Value Chain Diagram

126
Value Chain Diagram

127
128
129
130
131
Penanganan Pesanan Bahan Ajar

132
133
Business Process Modeling (APQC Framework Modified)
(Wahono, 2018)

134
134
Proses Bisnis Level 1: 10.0 Mengakuisisi, Membangun, dan
Mengelola Aset

135
Proses Bisnis Level 1: 10.0 Mengakuisisi, Membangun, dan Mengelola Aset
Proses Bisnis Level 2: 10.3 Mengelola Aset Produktif

136
Proses Bisnis Level 1: 10.0 Mengakuisisi, Membangun, dan Mengelola Aset
Proses Bisnis Level 2: 10.3 Mengelola Aset Produktif
Proses Bisnis Level 3: 10.3.2 Mengelola Pemeliharaan Aset

137
Proses Bisnis Level 1: 10.0 Mengakuisisi, Membangun, dan Mengelola Aset
Proses Bisnis Level 2: 10.3 Mengelola Aset Produktif
Proses Bisnis Level 3: 10.3.2 Mengelola Pemeliharaan Aset
Proses Bisnis Level 4: 10.3.2.b Mengelola Pemeliharaan Enjiniring Pembangkit

138
Proses Bisnis Level 1: 10.0 Mengakuisisi, Membangun, dan Mengelola Aset
Proses Bisnis Level 2: 10.3 Mengelola Aset Produktif
Proses Bisnis Level 3: 10.3.2 Mengelola Pemeliharaan Aset
Proses Bisnis Level 4: 10.3.2.b Mengelola Pemeliharaan Enjiniring Pembangkit
Proses Bisnis Level 5: 10.3.2.b.a Efficiency Management

139
140
141
Proses Bisnis 10.3.3.a Melaksanakan Preventive Maintenance

Risk Owner

Kontrol Risiko Risiko Mitigasi Risiko

Risiko

142
143
KPI

144
145
146
147
148
Business Process – Risk Matrix

149
Business Process – KPI Matrix

150
Business Process – Data Matrix

151
Business Process – Application Matrix

152
153
Application Architecture

FIFGROUP Digital Application Form (DAF) Web Application

FIFGROUP Digital Application Form (DAF) Web Application


FIFAPPS

154
155
156
157
158
Application Portfolio Assessment

159
ISO 25010 Model – Software Quality

Product Quality Quality in Use


Functional Suitability Effectiveness
Performance Efficiency
Compatibility Efficiency
Usability
Satisfaction
Reliability
Security Freedom from Risk
Maintainability
Portability Context Coverage

160
Application Portfolio Assessment
H
Functional Quality F
High
Replace Maintain
D C B

A G
E
Low

Eliminate Reassess

Low High
Technical Quality
Functional Technical
Verdict Action
Quality Quality
Eliminate Low Low Jangan gunakan lagi sistem ini
Replace High Low Ganti dengan sistem baru yang menjalankan fungsi yang sama
Reassess Low High Tambahkan fitur baru yang lebih bermanfaat
Maintain High High Maintain sistem supaya bisa terus berjalan
161
Rekapitulasi Hasil Application Portfolio Assessment Survey
100,00 Aplikasi IP Audit
Repository
Network
ID
DJPK
WEB
Report
Aplikasi Monitoring SPAN
Aplikasi Pelaksanaan Transfer II
Aplikasi Pelaksanaan Transfer I
90,00 Aplikasi
Situs DJPK Simulasi
INOVASIdan
DAKalokasi Dana
(www.djpk.depkeu.go.id)
SAS SPAN INTAN
SIMDKD Desa
LDT
SIMPEG (Laporan Dana Transfer)
GUESTBOOK
SIMTRADA
ADIK
RKA-KL
Core SIKD
Simpatik
SinergiSIKD
SIKD
80,00

MASBRO Pandita Komandan WBRS


INDIRA ePerformance
70,00 DKD
eProc
eFormasi
TKPKN
SIMARU
SIMAK-BMN
Saiba
SIMAPAN
Aplikasi
LPSE
Persediaan SIMPEL
Aplikasi GPP
SPIDI
BERBUDI Aplikasi Pustaka

60,00

50,00

40,00

30,00

20,00 SIPRIDA

10,00

- RKAKL-BA999
Manajemen
SAS-BA999 Proyek Maestro
Sipoltak Monitoring
DJPK e-Office
Penyluran
SOKLIN Aplikasi
Sintia
Hibah
SimiaDaerah
DBH
e-Proposal
CHT DAK
0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 162 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00
163
Technology Standard Catalog
Technology Standard Catalog

164
165
Technology – Application Matrix

166
6. Comprehensive Roadmap and Governance

167
Metode Penyusunan Architecture Implementation
Planning

168
169
170
Architecture Governance

171
Operator Divisi, Bidang, Unit merupakan pegawai yang berperan sebagai pengelola proses bisnis pada divisi,
bidang, unit masing-masing yang dapat mengakses konten, membuat, dan mengajukan draf proses bisnis

Operator Divisi, Bidang, Unit

Pengelola Arsitektur

Pengelola Arsitektur merupakan pegawai yang berperan sebagai pengelola rencana strategis korporat,
pengembang organisasi, pengelola proses bisnis, pengelola kinerja, pengelola risiko, pengelola regulasi,
penyusun standar kualitas dan prosedur, pengelola data, dan pengelola TI
172
172
Studi Kasus Penerapan idEA

(Romi Satria Wahono, Penerapan Framework idEA, IlmuKomputerCom Braindevs Sistema, 2020)
173
Penghargaan Malcolm Baldrige

Perdir No. 3 Tahun 2019


PJB-IMS 2.0 tentang Implementasi PJB-IMS 2.0

174
Hasil Penerapan idEA di PT PJB
4,00
3,60
3,50 3,50
3,50 3,33 3,33

3,00 3,00
3,00

Administration
2,50
Architecture Planning
Effectiveness

2,00 2,00 Method


2,00
1,67 Deliverables
1,60
1,50 1,50 Integration
1,50 1,33
Agility
Alignment

Peningkatan Efektifitas Kerja dari 1.66 ke 3.32


1,00

0,50 4,00

0,00 3,50 3,32


Sebelum Sesudah
Dimensi 3,00

2,50
Effectiveness

2,00
1,66
1,50

1,00

0,50

0,00
Sebelum Sesudah

175
Terima kasih
Romi Satria Wahono
romi@romisatriawahono.net
http://romisatriawahono.net
http://youtube.com/RomiSatriaWahono
08118228331
Reference
1. Alan Dennis et al, Systems Analysis and Design with UML 5th Edition, John Wiley and Sons,
2016
2. Joseph S. Valacich and Joey F. George, Modern Systems Analysis and Design 8th Edition,
Pearson Education, 2017
3. Kenneth E. Kendall and Julie E Kendall, Systems Analysis and Design 8th Edition, Prentice Hall,
2010
4. Scott Tilley and Harry J. Rosenblatt, Systems Analysis and Design 11th Edition, Cengage
Learning, 2017
5. Albert Endres and Dieter Rombach, A Handbook of Software and Systems Engineering,
Pearson Education, 2003
6. American Productivity & Quality Center (APQC), Cross Industry Process Classification
Framework Version 7.1.0, 2017
7. Bruce Silver, BPMN Method and Style Second Edition, Cody-Cassidy Press, 2011
8. Marlon Dumas et. al., Fundamentals of Business Process Management, Springer, 2013
9. Object Management Group, Business Process Model and Notation (BPMN), OMG Document
Number: formal/2011-01-04, 2011
10. Open Group Standard, TOGAF® Version 9.2, The Open Group, 2018
11. Open Group Standard, TOGAF® Version 9.2 – A Pocket Guide, The Open Group, 2018
12. Daniel Minoli, Enterprise Architecture A to Z: Frameworks, Business Process Modeling, SOA,
and Infrastructure Technology, Taylor & Francis, 2008
13. Jon Holt and Simon Perry, Modelling Enterprise Architectures, The Institution of Engineering
and Technology, 2010
177
Reference
14. Romi Satria Wahono, Panduan Pengembangan Enterprise Architecture, IlmuKomputerCom
Braindevs Sistema, 2020
15. Romi Satria Wahono, Pengantar Framework Integrated Multidimensional Enterprise
Architecture (idEA), IlmuKomputerCom Braindevs Sistema, 2020
16. Romi Satria Wahono, Penerapan Framework Integrated Multidimensional Enterprise
Architecture (idEA), IlmuKomputerCom Braindevs Sistema, 2020
17. Romi Satria Wahono, Mansyur, Suharyanto, Mulyana, Risa Dhani H. P., ICT Master Plan
(Enterprise Architecture) Pertamina EP 2019-2025, PT IlmuKomputerCom Braindevs Sistema,
2019
18. Romi Satria Wahono, Mansyur, Mulyana, Haris Dermawan, Pengembangan EA Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), PT Brainmatics Cipta Informatika, 2015
19. Romi Satria Wahono, Wahyu, Risa, Suharyanto, Aziz Adi Nugroho, Pengembangan EA
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (KemRistekdikti), PT IlmuKomputerCom
Braindevs Sistema, 2016
20. Romi Satria Wahono, Mansyur, Ariyanto Adi Nugroho, Yusup Undara, Pengembangan EA
Kementrian Keuangan Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK), PT Brainmatics
Cipta Informatika, 2017
21. Rebekka Alm and Matthias Wißotzki, TOGAF Adaption for Small and Medium Enterprises,
Lecture Notes in Business Information Processing, 112–123, Springer, 2013
22. Svyatoslav Kotusev, TOGAF-based Enterprise Architecture Practice: An Exploratory Case
Study, Communications of the Association for Information Systems, Volume 43 Article 20,
2018
178

Anda mungkin juga menyukai