A. PENDAHULUAN
Berkembangnya infrastruktur internet mengantarkan manusia pada kemajuan teknologi,
seperti munculnya smartphone atau komputer. Tidak hanya itu saja, perkembangan internet
juga memicu munculnya berbagai teknologi lainnya yang terkoneksi dengan internet, seperti
mesin produksi, mobil, peralatan elektronik, peralatan yang bisa digunakan manusia
(wearables), termasuk benda-benda nyata lainnya yang terkoneksi ke jaringan global dan
lokal memanfaatkan sensor dan aktuator tanam.
Salah satu konsep yang saat ini tengah marak digunakan untuk memperluas manfaat
dari konektivitas internet yang tersambung secara bekesinambungan dan terus menerus
adalah konsep Internet of Things atau yang lebih sering dikenal dengan singkatan IoT.
Internet of Thing telah berkembang sejak beberapa dekade terakhir. Awal perkembangan
Internet of Things ditandai dengan kemunculan mesin Coke yang dibuat sekitar awal tahun
1980-an di Carnegie Melon University.
Menurut Burange dan Misalkar, IoT adalah sebuah konsep di mana suatu objek
memiliki kemampuan untuk mentransfer data melalui jaringan tanpa memerlukan adanya
interaksi dari manusia ke manusia atau dari manusia ke komputer. 1 IoT sudah berkembang
pesat mulai dari penggabungan teknologi nirkabel, MicroElectromechanical Systems
(MEMS) dan juga Internet. IoT menggunakan beberapa teknologi yang secara garis besar
digabungkan menjadi satu kesatuan diantaranya sensor sebagai pembaca data, koneksi
internet dengan bebarapa macam topologi jaringan, Radio Frequency Identification (RFID),
wireless sensor network dan teknologi yang terus akan bertambah sesuai dengan
kebutuhan.2
Dalam kehidupan sehari-hari, sebenarnya ada banyak aktivitas yang dilakukan manusia
dengan melibatkan Internet of Things. Hanya saja manusia tidak terpikir bahwa aktivitas
tersebut merupakan bagian dari Internet of Things atau IoT. Beberapa sektor yang saat ini
memanfaatkan IoT antara lain sektor pembangunan, sektor energi, sektor rumah tangga,
sektor kesehatan, sektor industri, sektor transportasi, sektor perdagangan, sektor keamanan,
dan sektor-sektor lainnya.
B. SUMBER INSPIRASI
Pada sektor rumah tangga, seringkali dijumpai permasalahan kebocoran gas rumah
tangga yang bisa berdampak serius bagi keselamatan anggota keluarga. Permasalahan ini
menjadi inspirasi bagi penulis untuk membuat alat deteksi kebocoran gas rumah tangga
dengan memanfaatkan kemampuan IoT. Pembuatan alat deteksi kebocoran gas rumah
tangga dengan memanfaatkan kemampuan IoT ini dilakukan dalam rangka melaksanakan
salah satu kewajiban dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya sebagai bentuk
pengabdian kepada masyarakat. Penulis akan melakukan pembuatan alat deteksi kebocoran
gas di wilayah Cepu. Pelaksanaan program pembuatan alat deteksi kebocoran gas rumah
tangga ini akan dibuat semenarik mungkin disertai dengan pengenalan alat (dalam bentuk
prototype) dan sesi tanya jawab mengenai alat. Pengenalan alat akan dilakukan diluar
ruangan, dengan tujuan agar ibu-ibu rumah tangga lebih memahami alat dengan maksimal.
C. METODE
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pembuatan alat deteksi kebocoran gas rumah
tangga antara lain:
1. Survey Bahan
Survey bahan presentasi dilaksanakan di daerah sekitar Cepu. Sementara pembelian
bahan presentasi dilakukan di Suravaya. Adapun berkaitan dengan materi presentasi,
penulis melaksanakan survey materi dengan cara mengajukan pertanyaan secara
informal seputar permasalahan kebocoran gas rumah tangga yang sering terjadi kepada
ibu-ibu rumah tangga. Survey materi dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan
secara informal kepada ibu-ibu rumah tangga sebab mengingat bahwa tujuan dari
pelaksanaan program pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan
keterampilan ibu-ibu rumah tangga itu sendiri dalam membuat alat deteksi kebocoran
gas rumah tangga.
2. Persiapan Kegiatan
Setelah dilakukan survey bahan presentasi dan survey materi, selanjutnya dilakukan
persiapan kegiatan, meliputi persiapan alat dan ruangan, persiapan bahan presentasi,
dan lain-lain.
3. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada hari yang telah ditentukan.
4. Laporan
Laporan kegiatan akan disusun setelah kegiatan berakhir.
D. KARYA UTAMA
Rancangan sistem alat deteksi kebocoran gas rumah tangga yang akan dibuat adalah
sebagai berikut:
Adapun perancangan alat deteksi kebocoran gas rumah tangga mengikuti beberapa
langkah berikut:
1. Dilakukan instalasi Driver NodeMCU V3. Board NodeMCU V3 support Win XP,
Vista, Win 7/8/10. Setting Arduino IDE untuk Nodemcu V3. Untuk pemrogramannya
memakai Arduino IDE. Selanjutnya setting Arduino IDE agar dapat dipakai untuk
NodeMCu V3. Apabila sudah berhasil maka akan tampil di Device Manager seperti
yang disajikan pada Gambar 3.
2. Dilakukan perakitan alat dan bahan pada board sebagaimana disajikan pada gambar 4,
gambar 5 dan gambar 6.
Gambar 4. Pemasangan NodeMCU V3 pada board
E. ULASAN KARYA
Presentasi alat deteksi kebocoran gas rumah tangga telah dilakukan sebanyak 2 kali,
yaitu pada bulan Oktober dan November 2019. Lokasi presentasi alat adalah di desa
Karangboyo dan desa Getas, Kecamatan Cepu. Adapun total biaya yang dikeluarkan dalam
kegiatan ini adalah sebesar Rp. 12.300.000. Dokumentasi pelaksanaan kegiatan ini disajikan
pada gambar 9.
(a)
(b)
Gambar 9. (a) Pelaksanaan Pengabdian di Desa Karangboyo; (b) Pelaksanaan Pengabdian di
Desa Getas
F. KESIMPULAN
Berdasarkan kegiatan pembuatan alat deteksi kebocoran gas rumah tangga dapat ditarik
kesimpulan bahwa rangkaian alat deteksi mampu bekerja dengan baik, yang mana sensor
MQ2 bisa membaca adanya kebocoran gas rumah tangga dengan baik yang kemudian
digunakan untuk input data yang masuk ke dalam NodeMCU. Hasilnya kemudian dapat
ditampilkan pada layar smartphone.