Kusnaedi
ffiN
Hflffiff
PENGENDALIAN HAMA'I'ANPA PESTISIDA
Wasalam
Bekasi, 5 Mei 1996
l'R/qliqTA
Penulis
I]AB I. PENDAFIULUAT{ 1
hama dengan bahan kirrri;r <li;rnggap cara yang paling aman dan r,,,rrr11dikenal dengan istilah target pst rcstqlcttttc.' I l'rl irli
baik. Anggapan tersetrtrl trr:rkurang dengan adanya laporan ,1l.,1-t dimengerti karena daya bunuh DDT tttcltt,r'- l1i11rl1it
penelitian dan kasr.r^s-krsrr^s yang terjadi akibat penggunaan DDT
r r urrnatiltan musuh-musuh alami
serangga'
yang berlebihan. Awalnytr pada tahun 1946 peneliti Swedia 'l'irnbulnya hama sekunder. Hal ini dapat terjarli lriln ripc
melaporkan bahwa clalarrr waktr.r 20 tahun terdapat 224 spesies
serangga yang resisten (kebal) terhadap DDT. Kasus serupa :;ics herbivora yang pada mulanya bukan hama lclnlr lr.'r
dilaporkan pula oleh para entomolog dari California. kcrnbang cepat hingga pada tingkat merusak' Le<ltrk'rrr irri
,liakibaftn oleh terbunuhnya musuh alami hama terc.lrtrl.
Dari betreraJxr jurnal penelitian entomologi dan ahli ling-
kungan dilaporkan bahwa DDT dan sejenisnya dapat menim- Kontaminasi lingkungan karena DDT dan sejenisnytr trrc
bulkan beberapa dampak negatif sebagai berikut. rniliki efek residu maka lingkungan dipenuhi dengan bcr
l>agai spesies yang dipenuhi dengan zat racun' Terbukti clari
tralil penelitian di California mengungkapkan bahwa per-
1. Menin5;katnya resistensi (kekebalan) hama terhadap daya sitensi insektisida di Danau clear masih tertinggal 407o sele'
bunuh insektida oleh beberapa hama penting. lah jangka waktu 14 tahun. Bahkan, untuk DDT masih tersisa
2. Timbulnya ledakan hama yang tiba-tiba dengan intensitas :lg% waa waktu 17 tahun setelah penyemprotan (Tabel 1)'
serangan lebih besar dibandingkan sebelum disemprot
TABEL 1. PERSISTENSI INSEKTISIDA DALAM TANAH
6
6. Perkembangan yang liclak dapat dilihat sebelumnya
sebaik_
nya dapat diperkirakan atau dipertimbangkan.
rLn.ungtut
dengan gerak nrundur dan rancanglah deng.n
maju ke depan. Tindakan-yang teipenting adalah
nuli:;ti
tetap
waspada. terhadap kompleksiias ekosistem
sumber daya
dan perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya. --r
7. Bagian yang terlemah dalam daur hidup spesies
hama uta_
ma dicari dan tindakan pengendalian diarahkan Irnnl PERANGKAP
hati-hati pada bagian tersebut sesempit mungkin.d;";;; HAMA SERANGGA
rapan yang meluas dalam ekosistem sumber
pene- lill
daya sebaiknya
dihindari.
B Jika nrungkin metode yang dapat melestarikan,
melengkapi,
dan mendorong faktor-faktor mortaritas fisik dan
mencirikan suatu ekosistem dipertimbangkan
bili-'-il,
dan di[n__
oangKan.
9. Keragaman hayati ekosistem jika mungkin
diusahakan untuk
ditingkatkan.
10 Dibuat anggapan atau teknik survei yang memadai
mantauan) terhadap hama.
(pe_ erangga merupakan hama yang banyak jenisnya dan
paling banyak menyerang tanaman pertanian. Serangga
banyak menyerang tanaman padi, palawija, dan buah-
Dengan demikian semakin jelas bahwa
dalam upaya pengen_ lrrrahan mulai dari benih, bibit, pucuk, akar, bunga, dan buah.
dalian hama terpadu perlu dikembangtur, ,r[fu ( )l<:h karenanya, pengendalian hama
utama umumnya meru-
yang kompatibel selain dengan pnny"n-protan E"n.-"a.1,"" p,rkan pengendalian serangga sehingga obat-obatan kimia yang
pestisida yang
.nv3t1-nvata merugikan bagi kepentinjan iingk,rngan. puau UuU_ 1nling banyak diproduksi adalah irsektisida.
bab berikut akan dibahas tekni[-tet<nik'pe.gnndarLn Perangkap yang akan dijelaskan pada bab ini merupakan
pestisida.
hama tanpa
rrrr:tode pengendalian hama serangga dengan cara mekanik atau
fisik yang dapat dikembangkan sebagai pengganti insektisida.
Metode ini memanfaatkan sifat-sifat serangga yang tertarik
lcrhadap cahaya, warna, aroma makanan, atau bau tertentu.
( laranya adalah dengan merangsang serangga
untuk berkumpul
,lan hinggap pada perangkap. Pada akhirnya serangga yang
lcrperangkap tersebut tidak dapat terbang dan akan mati.
llrngendalian hama dengan metode ini cukup efektif bila digu-
rrrrkon secara meluas dan tepat waktu sebelum terjadi ledakan
Ir.rrna.
b',d|lilF.r
Pada pembuatan dan penggunaan perangkap ini harus 3) Wereng putih (Sqgatella furcifef
memperhatikan faktor-faktor lingkungan, sifat-sifai tanaman, dan 4) Wereng bergaris (Nephotettix apicalisl
sifat hama itu sendiri. I{al yang perlu diperhatikan adalah se- ,l Walang sangit (Leptocorixa acuta)
bagai berikut.
Hama pulih (Nymphula depunctalis)
1. (lkuran atau jenis serangga yang akan diperangkap. I Kupu-kupu ulat tanah (Spdoptem mauritia)
2. Kebiasaan serangga keluar: siang atau malam hari. 1l Kepinding (Scotinophora)
3. Stadium kehidupan serangga: saat menjadi kupu_kupu atau
menjadi kumbang yang dapat terbang.
4. Makanan kesukaannya, termasuk aroma kesukaannya. 11 llama kacang-kacangan
5. Warna kesukaannya. (r. Lalat bibit (Agromyza sp.)
6. Kekuatan atau kemampuan hama untuk berinteraksi ter- lr. Penggerek polong (Etiella zinckenella)
hadap jerat.
(:. Pengisap daun (Lamprosema indica)
7. Cara berjalan atau cara terbang hama, termasuk kemampuan
(1. Ulat tanah (A7rotis sp.)
terbang suatu serangga menjangkau umpan atau jerat.
8. Ketersediaan bahan di lokasi. ll lJama buah-buahan
a. Tlrngau daun atau gurem
Beberapa contoh serangga yang dapat dikendalikan dengan b. Pengisap buah lada (Daymus pipris)
alat perangkap di antaranya sebagai berikut. c. Pengisap buah kakao (Helopeltis antonii)
d. Kepik atau kepinding (ordo Hemiptera)
1. Hama padi e. Kutu daun (Phytopthires)
a. Penggerek batang f. Lalat buah
1) Penggerek batang putih (Scirpphaga innotata)
2) Penggerek batang kuning (Scitpphbga incertulas) Pada umumnya, hama serangga menyerang tanaman pada
3) Penggerek batang bergaris (Chito suppessalis) lnsc ulat atau fase kupu-kupu. Pengendalian dengan perangkap
4) Penggerek batang merah jambu (Sesamia ' ukup efektif dilakukan untuk serangga
pada fase kupu-kupu
'rl.rtr kumbang yang dapat terbang.
b. Ganjur Perangkap serangga yang akan dijelaskan berikut meman-
hchydiplasis orryae l,r,rtkan serangga fase kupu-kupr.r/kumbang yang dapat terbang
, l.,rrslan memanfaatkan sifat-sifat berikut.
c. Wereng padi
L Tertarik dengan cahaya, terutama cahaya kuning.
1) Wereng hijau (Nephotettix impicticep)
'/. Tertarik pada bau atau aroma tertentu, termasuk bau busuk
2) Wereng cokelat (Mlaprwata lugens) dan esens buah.
10 11
3. Dapat terbang atarr nrerayap sendiri menuju sumber cahaya.
4. Umumnya serangga berukuran kecil hingga mudah dijerat
dengan perekat.
5. Tertarik pada warna yang mencolok, terutama warna kuning
atau ungu.
6. Aktif pada siang atau malam hari.
Alat atau bahan yang digunakan untuk perangkap dapat Papan berPerekat
berupa lem buatan atau getah yang lengket (misalnya getah
nangka), air, minyak, aspal, atau alat perangkap khtrsus.
72 13
h. Lem kuning yang diencerkan dengan minyak tanah agar li,rr,lrltrnaan perangkap kurung ini adalah de111;rrr llrt'lrrrllrlrlr'rl-
tidak mudah kering. l,nn sifat serangga yang tertarik terhadap cahaya, will'lrir, tlrrrr
i. Tepung tapioka atau sagu dilarutkan dalam air lalu dipanaskan ,iilrl)rrn serta sifat Serangga yang mempUnyai ket:,'tt,l1'11111rlnrl
sampai mengental. r,,,1,,r1g menuju ke atas atau ke samping, terutama ktl 6r,rlt r7,rtt,1
l,'l ,rlr terang.
Untuk menjaga agar lem tidak cepat kering maka sebaik-
nya perangkap lem ini dipasang sor€ hari pada saat hari sudah sistem perangkap kurung ini sebenarnya sudah ntttl,ri rli
teduh. Sebagai pengganti lem dapat pula digunakan air, minyak, s,.'rk<:nalkan di Eropa pada awal abad ke-20
dan pertgl;ttrr'r
atau oli bekas yang lekat. ,,,,,rr7,, masih mengkhtrsus untuk menangkap lalat' Oleh kan'rtn
l,,r,l,r saat itu terjadi revoh.rsi di bidang
.pertanian, khususrryil
caril
1,,,,,,1,1rr.ur bahan kimia insektisida secara besar-besaran,
,,,, ,iiu.,ggup kurang efektif sehingga nyaris terlupakan. Pada saal
inr, l)enggunaan perangkap kurung bertujuan untuk mengurangi
pun
l,r,n(lqunaan pestisida yang berlebihan. Penggunaannya
tr,l,r[--tnrbatas pada lalat saja, tetapi dapat untuk menangkap
,rr,ilrua serangga. Keefektifan alat ini tergantung pada banyak-
n,/,1 l)erangkap yang dipasang per satuan luas tertentu'
Serangga terperangkap
t4 15
perekat. Papan tersebut diletakkan pada petak-petak sawah, di t, l',r1)i)n perang\ap harr"n selalu dikontrol agar lx'rclq,rl lr,l,rk
ladang-ladang palawija, atau kebun buah-buahan. Penggunaan ',,rrrrpai kering. Bila perekat telah kering maka Ir,rrrr:i ';r'(1.'r.r
perangkap ini sangat efektif diterapkan untuk hama yang aktif ,Ltx:ri perekat baru. Dengan demikian serangga akrrr t,.r"l,rrik
pada siang hari. Cara pembuatan perangkap serangga papan ini ,l,rrr hinggap pada papan kemudian lengket sehirrrlln lrrl,rk
adalah sebagai berikut. ,l,rpat terbang kembali. Jika jumlahnya terbatas rrr,rk,r
1. Papan persegi dibuat dengan ukuran 30 cm x 30 cm. l!,rpan dapat dipindahkan ke lain tempat pada hari berikrrlrrya.
2. Pada papan persegi tersebut diberi tiang untuk menancap-
kan papan dengan panjang 50-100 cm.
ll. Perangkap Lampu Minyak Tanah
3. Papan dicat kuning atau dibungkus dengan plastik atau
kertas kuning.
Mengingat serangga tertarik dengan cahaya, khususnya
,,rlraya kuning, maka untuk menjeratnya dapat menggunakan
4. Pada permukaan papan kuning tersebut dioleskan zat perekat
l,,,r,rrr,tkap lampu minyak tanah (lampu templeVlentera) yang
hingga rata. ,lil,,l,rkkan pada papan yang telah diolesi dengan perekat kemu-
5. Papan tersebut ditancapkan di sawah atau ladang. Jumlah ,li,rrr <lipasang pada lahan-lahan pertanian. Cara pembuatannya
papan yang ditancapkan disesuaikan dengan luas lahan dan a, l,rl,rlr sebagai berikut.
banyaknya serangga yang terlihat. Jumlah papan yang di- I l)apan persegi dibuat dengan ukuran 30 cm x 30 cm beserta
pasang minimum satu buah untuk luas lahan 10 m2.
tiang penancapnya.
.' Setelah papan diberi bahan perekat, lampu lentera dile-
l;rkkan di atasnya. Agar tidak mudah tumpah, lampu lentera
r liletakkan di atas papan dengan cara diikat.
I I'ada musim hujan dibuat atap dari seng atau kaleng bekas
rurtuk pelindung lentera. Akan lebih baik lagi bila diguna-
kan lentera yang tahan angin dan hujan seperti lentera
rrntuk nelayan.
'l l)erangkap diletakkan di sawah atau ladang pada malam
' lrari minimum satu lentera untuk luas lahan 100 m2. Na-
30cm
nrun, jika jumlah serangga yang terlihat semakin banyak
rnaka agar lebih efektif jumlah perangkap yang dipasang
jtrga semakin banyak.
', Sebaiknya p€rangkap dipasang pada saat belum berkem-
trangnya hama. Berikut ini jadwal yang dapat dipakai untuk
l xrmasangan perangkap.
.r) Setelah dilakukan pencangkulan untuk penangkapan
Gambar 6. Cara membuat perangkap serangga papan kuning serangga pertama dan sebelum terjadinya peledakan
atau perkembangbiakan serangga tersebut.
Si.,
16
17
b) Untuk tanattt;rrt kercang-kacangan, perlakuan kedua Perangkap LamPu Listrik
dilakukan 1xt<lir saat benih mulai muncul tunasnya' I'rinsip pembuatan perangkap serangga lanrlltr li,,lrik ",'rr',r
1..!r, l,rr pnrutgkup yang menggunakan lampu minyak
l;rrr;tlr ll't
c) Perlakuan tre'riktrtnya dilakukan pada saat tanaman
akan berbtrttltrtt artau berbuah. ,,.,,r lrcdanya penerangan perangkap ini dibuat <lari "rlr'rt/'r
,,', ,,1,,' li.trii. Srr-bu,. iitttik yang dipakai dapat listrik :""''rlr
6" Lama pemas?uxlan 1>erangkap dapat satu malam atau lebih.
Bila pada rttalattt Jxzrtama serangga yang terperangkap hanya lrt:1, rnisalnya aki atau solar sel dan dapat arus bolirk l"rlik
sedikit rnakr clapal dicoba pemasangan perangkap pada ma- n(.)yangbersumberdariPLNataudisel.Waktupemasilll(1.11|
lam kcrrhrer. I3ila serangga yang terperangkap masih sedikit l,rrr 1x:nerapannya sama seperti pada perangkap lampu mirly'rk'
maka ;xzrnasi)ngan perangkap dapat dihentikan. Sebaliknya, ,r,,' rrtembuat perangkap ini adalah sebagai berikut'
bila ternyata perangkap dipenuhi oleh serangga maka pema- l';rpan dibuat dengan ukuran 30 cm x 30 cm'
sanslar] lnrangkap dapat diterr-rskan sampai beberapa malam. ' I)rrdukan lampu dipasang pada papan tersebut dan dihtr-
l,rrngkan dengan kabel lampu lain secara paralel' Besarnya
,llly. lampu tergantung tegangan yang dipakai' Bila meng-
,1r.r.uk n arus DC cukup menggunakan lampu bohlam tegang-
,,,', 6 volt atau 12 volt dengan daya 3-5 watt"Bila menggu-
rrakan arus dari disel atau arus PLN, lampu listrik yang
rligunakan berdaya 5 watt dengan tegangan 110 volt atau
+3ocm H ?.2O volt.
Lampu
Papan berPerekat
t9
18
ll,rrrgkaian listrik tersebut sebaiknya dil<rrr,1h,r1ri rlr,rrrl,ur
',,'licring untuk menjaga terjadinya hubungan sirr,llt,rl irl,rrr
It,,rrsleting pada lampu listrik, terutama bila nrcrr,l,plrr,rlr,rrr
,rlrr.s tegangan tinggi seperti arurs PLN atau disel.
Ii'r;rngkap tersebut dipasang di lahan-lahan pertaniarr scl,,l,rlr
,lrlxrri perekat pada dudukan lampu (pupan) sehingga s('r..rll
S atta ,1,r clapat terperangkap. Lampu dinyalakan pada malarrr lr,rrr
',,,l,rrna beberapa malam. Pemasangan perangkap dilakrrk,rrr
,,,,lrelum penanaman atau pada saat tanaman rawan terserarrrl
Ir,rrna, yaitu saat akan berbunga atau berbuah. Gamtrar
Sumber listrik b. Sumber listrik solar sel (tenaga surya)
1*,rangkap lampu listrik ini adalah sebagai berikut.
Gambar g. Beberapa sumber listrik untuk perangkap serangga Gambar 10. Perangkap serangga dengan cahaya dan cairan
20
27
atau oli bekas. Air atau cairan dapat ditampung dalam tempat
khusrs, seperti baskonr atatr dengan membuat kolam-kolam yang
di tengahnya diberi cahaya lampu.
Prinsip kerja perangkap ini adalah dengan membuat serang-
ga mendekat kare:na cahaya lampu. Karena silau biasanya serang-
ga di dekat cahaya akan berjatuhan ke cairan dan tidak dapat Gambar 12. l)etrrttt;
ierbang lagi. kap serangga uttlttk
ternak katak
Secara se<lerhana perangkap ini dapat disediakan dengan
membuat kolarrr-kolam kecil yang diberi cahaya atau penerangan
di atasnya. Perangkap ini terutama digunakan untuk menangkap
serangga di lahan yang belum ditanami.
katak dengan cara memberikan lampu-lampu di atas kolam Gambar 13. Perang-
kap serargga dengn
peternakan katak hijau. Dengan adanya lampu-lampu tersebut lidi berumPun
serangga akan tertarik dan akan berjatuhan di sekitar cahaya
sehingga menjadi makanan katak yang dipelihara. Dengan demi-
kian, metode penangkapan serangga dengan cahaya dan cairan
ini dapat dipadukan dengan sistem peternakan katak sehingga
dapat diperoleh dua keuntungan sekaligus.
23
22
kap dapat dipasang kir;r-kira sebuah untuk luas lahan 1 m2. I 60 cm _-____.t
Pemasangan pxura'<1k;r1> lidi diupayakan lebih tinggi sedikit q .:
dari tinggi tananran.
fr
q :
4. Bila diperluktr., <lalxrl dibuat umpan sesuai dengan kesu-
rl
kaan seran5lgar, baik aroma maupun jenisnya. Sebagai con_ r--30 cm--t
toh pada trjrr'gr lrcrzr.gkap lidi dapat dipasang sedikit tape :
untuk sera'(r(ra yar)ll tertarik dengan aroma tape, sebutir nasi - :
untuk serar)q(r.r yarlg menyukai tanaman padi-padian, se- :
butir ker<:..5g kedelai atau kacang lainnya uniuk menjerat :,r{lrakan bahan-bahan berikut Buatlah bentuk seperti gambar
serarlslgil <li kebun kacang-kacangan, atau sekerat buah_ -
btrahan rrntrrk menangkap serangga pada kebun buah.
Aqar s<:ra.gga lebih tertarik dengan umpan tersebut sebaik-
nya urnpan dipasang pada saat tanaman belum berbuah.
Dengan demikian, umpan menjadi perhatian utama serangga
sehingga kenrungkinan tanaman budi daya mengalami ke_
rusakan lebih sedikit. Namun, perlu kehati-hatian agar um-
pan tidak menjadi pemacu pertumbuhan serangga. pasalnya,
bila umpan tidak dimakan dan serangga tidak terjerat I rrlrr;rlah dindingnya dengan kasa/ Beriatap dan pasang lampu
pemasangan umpan tersebut justru berarti menyediakan hdln dan olesi dengan Perekat
makanan serangga. Pada akhirnya, perkembangan serangga
Gambar 14. Cara membuat perangkap kelambu bercahaya
malah akan terpacu. Oleh karenanya, akan lebih aman dan
mudah bila digunakan perangkap lidi yang dicat kuning dan
tanpa pemberian umpan. (;. Perangkap Buah Palsu
l'erangkap buah palsu ini dapat dikembangkan untuk
F, Perangkap Kelambu Bercahaya rr',,',,lr,ndalikan serangga yang biasa memakan buah-buahan, se-
Cara lain membuat perangkap serangga adalah dengan g,,,rli lalat buah dan sejenisnya' Caranya adalah dengan me-
membuat rumah-rumahan yang diberi kelambu atau dinding l,.r,,,li.rkan buah-buah tiruan dari plastik atau kayu yang telah
dari kain, kawat, atau kasa nyamuk yang dilabur dengan bahan ,|i,,1,,.;i lrerekat. Berikut ini cara membuat prerangkap buah palsu.
perekat. Pada bagian tengah dari perangkap terseb,rf dip.r.r,g I I'enyediaan buah tiruan disesuaikan dengan kebun buah-
lampu listrik atau lampu minyak tanah. perangkap tersebui dipa_ l,rrahan yang akan dipasang perangkap. Misalnya kebun
sang di lahan-lahan pertanian dan lampu dinyalakan pada ma- ,,1;el maka buah tiruannya adalah apel atau kebun mangga
lam hari. Dengan demikian, serangga akan tertarik dan menuju burah tiruannya pun mangga.
rumah-rumahan tersebut kemudian akan menemper pada din-
dingnya. i' l'ada buah yang akan dijadikan perangkap diolesi dengan
lrahan perekat yang tidak mudah kering. Perangkap buah
24 25
tiruan tersebut hzr^rs trerwarna mencolok dan menarik 1,1,, lr ,li loko-toko saprotan (sarana produksi ll<'rl,rnr,rrr) l',r<la
perhatian serans4sla. lJntuk lebih merangsang serangga i, r,''r.llr,rllr)Vdr pemakaian senyawa ini dapat diptrrlrrh,rrr ,1,'trr1;rtl
maka
lem atau perekat da'ert dicampur der.,gan *n", UJln_buah_ i',,rr'tl(,rl, perekat atau cairan. Berikut ini cara penerirl,.rtrtrt.,,r
an yang banyak clijLral di toko kimia sesuai dengan jenis t llr,,r,rliakan botol air mineral yang bersih. Bokrl tli1r.1.ttt1
buahnya. hrr,r kira B cm dari bagian mulutnya.
3. Perangkap terseburt dipasang pada pohon buah_buahan, ' M,'lil eugenol sebanyak 1 cc diteteskan pada kaprrs ,7,'rr,1
yaitu di tenrpat-iempat yang mudah terlihat oleh serangga. ,lrikirt pada tali. Selanjutnya tali tersebut dikeluarkatr <l,rri
1,, ,lol lewat sebuah lubang kecil sehingga kapas dalanr kc,r
Waktu lx]rnasangan perangkap ini sebaiknya dilakukan sebe_
lum tanarnan berbuah. Dengan demikian, serangga akan ,l,r,rn tergantung.
lebih tertarik dengan umpan tersebut. I lirlongan botol yang pendek dimasukkan ke dalam potong-
,rrr trotol yang panjang dengan bagian mulut botol di se-
1,,'l;rh dalam. Pertemuan kedua potongan boiol di sebelah
Buah palsu dari kayu
atau plastik yang diberi
lrr,rr dapat diberi isolasi.
perekat .l I)i sebelah dalam dari botol dapat diberi perekat atau cairan,
..r,1rcrti minyak kelapa atau air deterjen. Dengan demikian,
.9^ro il',i I .,(,rangga yang tertarik dengan metil eugenol akan masuk ke
,l,rlam botol dan dapat terperangkap oleh perekat atau cairan.
', li>tol perangkap tersebut dapat digantungkan pada dahan
.rt;ru diikat pada tiang kayu.
Tanaman buah
Bangkai yuyu
Lahan pertanian
28 29
3. Papan yang dilengkapi dengan tiang penancapnya dipasang tJrrtuk mengendalikan serangga tersebut dapat digunakan
di setiap sudut atau tengah-tengah petakan. ;* lkap tangga pohon. Caranya adalah dengan mengolesi 1rchon
,,,rr,
4. Sebelum ditancapkan, papan diolesi terlebih dahulu de- i,'i,1i,rrr bawah dengan ter dan di bagian atasnya dengan perekat.
ngan zat perekat. Selanjutnya bangkai ketam sawah diletak- 1r, 11,1,rn cara ini maka serangga akan terjerat dan menerrrpel
kan di atas papan dengan cara diikat agar tidak mudah jatuh. 1u', l,r lxrhon tersebut hingga mati.
5. Walang sangit pun akan segera mengerumuni bangkai ketam
dan terperangkap oleh zat perekat tersebut.
I Perangkap Kurung Kerucut
l)rinsip kerja perangkap kurung kerucpt ini adalah dengan
K. Perangkap Thngga Pohon ,,,,'rrr,rnfaatkan sifat serangga yang selalu terbang mencari tem-
Beberapa jenis serangga bertelur di bawah tanah kemu- I'it v,rng lebih tinggi. Cara kerja alat ini sama dengan cara me-
dian menetas menjadi ulat atau kumbang dan merayap ke pohon rirr, l,,(rng serangga untuk mendekati cahaya, makanan, atau bau
budi daya melalui batang. Selanjutnya serangga ini akan me- l1;slrqrlrr serangga tersebut dapat terperangkap.
rusak bagian tunas, bunga, daun, atau buah. Serangga yang llahan yang digunakan untuk membuat perangkap kurung
mempunyai perilaku seperti itu biasanya tergolong serangga hr.iu('ut dapat dari plastik yang dirancang khusus atau dari
yang tidak bersayap atau tidak dapat terbang, seperti kumbang l!,r\r/,r1. Bahkan, dapat pula digunakan bahan-bahan yang seder-
kelapa, rayap, dan semut. l,,rrr,r clan mudah didapat, seperti stoples dan corong. Model dari
1"'',,rr<1kap ini adalah sebagai berikut.
Umpan
30
31
a. Perangkap dari 2. Digulung
sloples dan corong
3
F,
Y-1 F,
Kawat atau
kasa digunting ll,\ ll PENGENDALIAN HAMA
lilr
I
l BUDI DAYA
W
3. Dibentuk
seperti corong
32 33
r arjrdan tabel 2.
kembang biak kembali bila tanaman tersebut dijadikan bibit,
Oleh karenanya, sebaiknya bibit diperoleh dari produsen-prodursen Urflitrr Fad
yang berkualitas dan dapat menjamin mutu bibit yang dijualnya.
Peka terhadap wereng batang dan rvercng daun, peka
Bila melakukan pembibitan sendiri diupayakan agar tanam- terhadap tungro dan kerdil rumput, serta cukup tahan
an induk harus diselelsi secara ketat, yaitu benar-benar sehat terhadap busuk bakteri daun.
dan bebas dari hama serta penyakit.
It l,elita l-2 Sama dengan Pelita l-1 .
Dalam melakukan seleksi benih atau bibit juga harus mem- Tahan terhadap penyakit tungro, kurang tahan terhadap
perhatikan jenis yang tahan atau toleran terhadap penyakit. Ma- kerdil rumput, dan peka terhadap bakteri daun bergaris.
sing-masing varietas memiliki daya tahan terhadap jenis hama
l{ r'B 28 (lR 28) Tahan terhadap wereng batang, cokelat biotipe 1 dan 3, dan
tertentu. Oleh karenanya, bila di dalam satu daerah ada gejala wereng daun; peka terhadap wereng cokelat biotipe 2 dan
serangan hama tertentu maka diupayakan untuk menanam ta- baKeri daun bergaris; serta tahan kerdil rumput, tungro, dan
naman yang tahan terhadap hama tersebut. Berikut ini beberapa bakteri busuk daun.
contoh varietas padi dan palawija yang tahan terhadap hama. ln t,B 5 (lR 5) Peka terhadap wereng batang dan rvereng daun,
peka terhadap kerdil rumput, tungro, busuk bakteri daun,
peka terhadap penlrakit Rhizoctonia.
'ABEL2'BEBERAPA::'[3lt"fllrTl?[+iL'"t*DAYArAHANNYA
tn PB I (tR 8) Peka terhadap wereng batang dan wereng daun;
peka terhadap penfakit busuk bakteri, kerdil rumput, dan
tungro; serta cukup tahan terhadap penyakit Rhizoctonia.
1. Bengawan Agak tahan terhadap kresek dan agak peka terhadap Pyricularia. Peka terhadap wereng batang, kurang tahan terhadap busuk
bakteri daun, dan cukup tahan terhadap Pyricularia, tungro,
2. Si Gadis Agak tahan terhadap kresek dan agak peka terhadap Pyricularia.
dan Rhizoctonia.
3. Remaja Agak tahan terhadap kresek dan agak peka terhadap Pyricularia.
4. Jelita Agak tahan terhadap kresek dan agak peka terhadap Pyricularia.
tn I'B 30 (lR 30) Tahan terhadap wereng cokelat biotipe 1 dan 3, wereng daun,
kerdil rumput, dan tungro; serta peka terhadap wereng cokelat
5. Dara Agak tahan terhadap kresek dan agak peka terhadap Pyricularia. biotipe 3 dan bakteri.
6. Syntha Agak tahan terhadap kresek dan agak peka terhadap Pyricularia.
ts PB 34 (lR 34) Tahan terhadap kerdil rumput dan pelo terhadap Rhizoctonia
7. Dewi Ratih Agak tahan terhadap kresek dan agak peka terhadap Pyricularia. serta Cercospora.
8. Seratus Agak peka terhadap Pyricularia dan agak peka terhadap ,'il Adil Peka terhadap hama wereng batang dan wereng daun
malam (gogo) lalat bibit. serta penyakit tungro, cukup tahan terhadap bakteri busuk
9. Cartuna Agak peka terhadap Pyricularia dan agak peka terhadap
(padi gogo) lalat bibit. ,'l Makmur Peka terhadap hama wereng batang dan wereng daun;
34 35
Lanjutan Tabel 2. IABEL /I. VARIETAS UNGGUL KEDELAI DAN KACANG TANAH
peka terhadap penyakit kerdil rumput, tungro, dan l..or;ang tanah Gajah
bakteri busuk daun. Macan
Banteng
22. Gemar Peka terhadap hama wereng batang dan wereng daun, Kidang
peka terhadap penyakit kerdil rumput dan tungro, serta cukup
tahan terhadap bakteri busuk daun. Orba No. 134,3
Clark 63 No. 1293
23. Gati Sama dengan Gemar Otan (16)
No. 27
24. Gala Cukup tahan terhadap lalat bibit dan penyakit busuk bakteri No. 29
daun, peka terhadap wereng batang dan wereng daun. Ringgit No. 317
peka terhadap kerdil rumput, tungro, dan penyakit Pyricularia Sumbing No. 452
Merapi No. 520
2s PB 32 (tR 32) Tahan terhadap werwng coklat biotipe 2, tahan wereng Shakti No. 945
daun, cukup tahan terhadap tungro, kerdil rumput, dan Davros No. 1248
busuk bakteri daun Economin Garden No. 1289
Taichung No. 1290
Sumber: Diolah dari Badan Pengendali Bimas, 1977 TK 5 No. 1291
36 37
mati dan terhambat perkembangannya. Berikut ini gambaran l)i samping dapat menekan populasi hama, ketrttlrtrrtl.rtt lerin
dinamika pbpulasi hama pada penanaman padi yang dirotasikan
,.irII ,lirlapat dari pola tanam secara rotasi ini adalalr kcrrnlrurrl
dengan kedelai. ,i', ,l,rri sisi lingkungan (ekologis) dan keuntungan c:kotit-'tttis.
l,,,rr lr,rsil penelitian terbukti bahwa dengan sistem r()lirsi irii
l.'1"r1 rrreningkatkan kesuburan tanah atau mengefisienktrrr llrr-
1,'rlr ',,,rla dapat mengoptimalkan penggunaan lahan dalartt s;tltt
irlrrttr.
l)alam menyusun program tahunan untuk sistem rotasi lir
Populasi hama ,,,,,,, 1*,rlu diperhatikan beberapa. faktor sebagai berikut.
padi turun
Gambar 22. Dinamika populasi hama padi dan kedelai pada saat sistem rotasi tanam l;rktor tanaman
,r. Sifat biologi tanaman
Curah huian (mm)
lr. Kebutuhan air
( . Kesesuaian terhadaP mr'sim
,1. Keterkaitan dengan tanaman lain
'
l]erikut ini beberapa model pola tanam yang dapat di-
Gambar 23. Contoh rotasi tanam untuk lahan kering beriklim basah h,.rrrlxrngkan di lahan pertanian.
(BlP, Banjarbaru, 1982)
39
38
{ = Penanaman Serempak
f ,w--]
I J.guns | | ecrig bnah | | Kac.nq tu.qqar I
l'enanaman serempak juga merupakan salah sattr ul)aya
eene hn.h rc:ng ucr
I I I I ,,r,trrk rnengendalikan hama tanaman dalam sistem bucli <laya.
li rr, l,,rtian penanaman serempa.k adalah penanaman dalarrr satu
!r,rrrrpirran dengan waktu tanam dan jenis tanaman yang sarn?r.
I'rirr,ur utama penanaman serempak ini adalah agar kerusakan
i',rr,'q <litimbulkan oleh hama tidak sampai pada kerusakan attt-
1,,111, 1 q:konomi karena perbandingan jumlah makanan dan hanur
Gambar 24. Pola tanam tanaman pangan dan curah hujan Batumarta
(Balai Penelitian Tanaman Pangan, 1988) 1,. Diversifikasi Ekosistem
(lara lain untuk mengendalikan hama terpadu adalah me-
Lahan i,rlrrr rliversifikasi ekosistem. Pengertian diversifikasi ekosistem ada-
Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Agt Sept lalr rrrembuat aneka ragam tanam (multiple cropping) atau kondisi
lrrr,llirrngan yang dapat mengatur dinamika populasi hama ta-
rr,un.rn. Fungsi dari sistem ini adalah untuk mendukung peran
Lahan bamh @7
l"r',rrh alami.
ffi
Pengendalian hama cam ini dilakukan dengan menanam sua-
Lahan jagung rc7 rJ"@ trr l.rnaman yang menjadi sumber makanan bagi predator hama.
ffic W ll,.l,.'radaan predator tersebut akan berpengaruh pada
Lahan bareh f"-ffi:ffi'7 //-----jilE*-A,l--l Alternatif ll 1*'rk,'rnbangan populasi hama utama. Hal ini pernah dibuktikan
,,1,'lr entomolog di perkebunan anggur Centml Valley California
Lahan atas rc6:gtrq-'-7
1,;r,l,r tahun 1961. Di perkebunan anggur tersebut ditanam
@7 u,.rrr,rk-semak blackberry yang dapat menjadi makanan dan
Pola tanam ini dapat pula disesuaikan dengan anjuan stempat
lr,rulxrt berlindung bagi belalang (Erythronewa elegantula) seba-
Keterangan: A = Permasalahan (dilakukan pada lahan kering) !r'rr l)redator kutu daun. Dari penelitian tersebut terbukii bahwa
B=Ampakan, C=Lacakan lr,l )ulzrsi kutu daun sebagai hama utama tanaman anggur dapat
ft,r llkan.
Gambar 25. Pola tanam untuk lahan pasang surut (BlP Sumatera Selatan, 1986)
40 41
Pada penelitian lain di perkebunan apel washingion seorang
entomolog menemukan bahwa tanaman penutup tanah, yaitu
tanaman blackberry, merupakan lingkungan yang menguntungkan
selama musim dingin bagi predator yang dapat mengendalikan l:utaman
populasi tungau karat apel (Aculus schlectendalf . Penelitian pada I, r(lun9
a Kapulaga2mx 1m
.AllA
predator dan rantai makanannya.
5. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi, terutama ildim.
:3r13
aAltA :!
al
A KelaPa 8mxBm
42 {r
Kelerangan
$V,iv,'-Y,U Yv
1 - Makanan
alternalif
2. Hutan €9b-od6o
3. Tanaman
Itvl,{##',-
berduri,
misalnya
il \BI PENGENDALIAN HAMA
tVI SECARA BIOLOGIS
nanas alau
salak ffi##{W
4. Lahan
pertanian ffi"_-ffi fi:,:-r-ffivJJi
VsVvV #'
J,Yv,i.irV'i VvvilJ
Gambar 28. Penyediaan makanan alternatif di hutan untuk membelokkan hama babi di
pemukiman transmigrasi atau lahan yang berdekatan dengan hutan
4 6
Di alam, rantai makanan berlangsung dengan seimbang. ! l\edator hama tikus
Namun, karena adanya perubahan ekosistem, seperti matinya I Iama tikus memiliki beberapa predator berupa bintrlang-
musuh alami karena penyemprotan pestisida atau perubahan i.irr,rl,rrrg besar pemakan daging. Beberapa predator hama tiktrs di
I lingkungan, menyebabkan meledaknya populasi hama sebagai ..rrt.rr,rrrVd ular sawah, burung hantu, kucing, elang, dan anjing
mangsa predator. Berikut ini gambaran rantai makanan yang , ,,,,, 1 ';ttdah dilatih.
berlangsung di alam. I'cnerapan penggunaan predator ini adalah dengan nre-
..,,,'l,,rrkannya ke lokasi yang terdapat tikus. Pengendalian hanra
l,.rr,t,rrr cara ini setidaknya dapat membudayakan masyarakat
i,,,t,rrri agar tidak gegabah membunuh binatang-binatang pre-
,iri,'r likus.
Karnivora
i
)
Herbivora
l\
)-)"^"**"
46 47
a. Burung polrsay (white-crested-jay-thrust)
b. Murai batu (shama)
c. Murai daun (golden4rosted-fruit-sucker)
d. Bunting (emberizinae)
Golden breastid bunting (Emberiza flaviventris)
Non pareil bunting (hsserina ciris)
Lazuri bunting (hsserina amoena)
Rainbow bunting (hsserina lechlancharii)
Cordon blue (Uraeginthus bengalus)
Melba finch (Pytilia melba)
Orange cheeked waxbill (Btrilda melopda) Gambar 31. Reptil pemakan serangga
Peking robin
I 49
a. Kumbang Rodolia cardinalis (Coleoptera) adalah musuh l{rrrribang Rhinoceros fuscipes (Coleoptera) adalah predator
alami dari kutu putih yang biasa menyerang tanaman rrrrltrk ulat grayak Prodenia litura (Spdoptera) dan f{eliothis
jeruk. Kutu putih (Icerya purchasi) tergolong Homoptera. ,rrrnigera (Lepidoptera) sebagai hama padi.
b. Kumbang Curinus coeru/eus (Coleoptera) merupakan pre- ('.rpung Chrysoa flaveole (Odonata) adalah predator dari
dator kutu loncai Heteropsyla cubana (Homoptera) yang krrtu daun kelapa ,Aspidiottts rigidtn (Homoptera).
menjadi hama lamtoro gung. l(trmbang Paederus fuscipes (Coleoptera) dan kumban<1
c. Belalang sembah (Creboter sp.) adalah pemakan hama (.ctccinella arcuata (Coleoptera) adalah predator werer)(I
kepik Helopnltis sp. (Hemiptera). ,'r rkelat Mlaprvata lugens (Homoptera)"
50 51
1-..--".
Berdasarkan tempat hidup pada inangnya, parasit Berikut ini beberapa contoh hama yang iialah diteliti lerbuldi
kan menjadi beberapa kelompok sebagai berikut. l,,r,,rl rlikendalikan populasinya secara biologis dengan parasitoid.
a. Endoparasit, yaitu parasit yang hidup atau menumpa
dalam badan inangnya. IAIIIL 5. BEBERAPA CONTOH HAMA DENGAN PARASITOID PENGENDALINYA
b. Ektoparasit, yaitu parasit yang hidup atau menumpang Jenis tlame renallE-n yarg d iFsf i,!t PCfacltbld
Iuar badan inangnya.
{tlitta catoxantha
catox Daun kelapa Tabuhan (Apanteles artonae\
c. Hiperparasit, yaitu parasit yang menyerang parasit primer. il oltdoptera)
ctera) (Hymenoptera)
f'orrggerek
rek batang
bt Batang tebu Leefmansia bicolor
trylnryza
za nivella
nit (Hymenoptera)
t'ht.,tollat xyla
xylostella Kubis Diadegma eucerophaga
1l oplrlepfsl6)
rtera) (Hymenoptera)
tltt'illisma lon$ssima
na lol Treta sti ch us b rontispae
l rk.opterd) (Hymenoptera)
-;4'
Pengendalian Hama dengan Patogen
l)engendalian hama dengan patogen adalah dengan menye-
l,,rrk,rrr organisme yang dapat menjadi penyakit bagi hama. Pato-
!l!'rr vang dapat menyerang serangga berupa bakteri, virus, dan
,,,r', l;rwan. Dengan menyebarkan atau menyemprotkan bakteri,
,.,n' l,rwan, atau virus yang dapat menyebabkan hama sakit maka
ali;rn mampu menekan populasi hama. Masing-masing organisme
rrr,'rrriliki pa.togen tertentu. Contoh-contoh patogen yang sudah
'lil(,lili dan terbukti dapat dimanfaatkan dalam pengendalian
orsh&4*o- l,,rrrr,r adalah sebagai berikut.
52 53
tanaman kedelai (Hetiothis sp.), dan ulat tanaman jagung (
denia litura).
b. Cendawan
Cendawan yang daPat digunakan sebagai patogen
serangga adalah cendawan yang dapat menyebabkan Pe ; lt \ ll
bagi hama tertentu. Contoh yang telah teruji adalah cendawa
\/l
I
c. Virus
Virus yang digunakan sebagai patogen dipilih jenis virtl
yang dapat- mettyebabkan sakit pada serangga hama' Sebaga
tontoh virus yang telah diteliti dan dapat dimanfaatkan untu
pengendalian hama adalah virvs Baculovirus oryctes yang dapt
menyerang kumbang kelapa &yctes rhinocera'
Dalam penggunaannya, di samping penyebaran virus-, ba r n ikus tergolong hama yang cukr.rp merugikan di kalangan pe-
teri, atau cendawan patogen perlu juga diperhatikan faktc tuni, terutama bagi petani yang mengusahakan tanaman
faktor yang mendukung perkembangannya' Faktor{aktor yan
rI padi dan palawija. Tikus menyerang tanaman secara
perl,.r Jipethutikutt terutama faktor iklim, biologi hama, aia l,,,rk,,lompok puluhan, ratusan, bahkan dapat ribuan bila menye-
pada stadium apa patogen itu efektif bagi hama' Misalnya r,rrr,l tanaroan padi. Akibat serangan hama ini dapat menim-
tontoh di atas patogen tersebut efektif untuk serangga l,ulk,rn kerugian yang tidak sedikit.
stadium ulat. Patogen tersebut sebaiknya disemprotkan Tiku yang bersifat sebagai hama ini dapat berupa tikus sa-
kelembapan yang cukup sehingga akan mendukung perke rA,,rlr atau tikus rawa. Kedua jenis iikus tersebut dapat dibedakan
bangannya. l,,,r,lirsarkkan ukurannya. Tikus sawah umumnya berukuran kecil,
,,,,, l,rrrqkan tikus rawa berukuran relaiil besar'
55
v
adalah mulai dari arah tengah kemudian ke pinggir. Di areal (',rra pemasangan perangkap ini harus di tenrpal-lc:nipal
persawahan, tikr-rs berjalan melalui lorong-lorong atau di bagian .,,,, 1 ,lisukai atau biasa dilewati oleh tikus, misalnya lor<>nu-
pinggir sawah-sawah. ,r',1111,
1>arit-parit kecil, dan pinggir-pinggir galangan.
Hama tikus sering menjadi masalah di daerah-daerah yang Mengingat tikus merupakan binatang malam maka IXrrIti)-
baru dibuka dan masih dikelilingi oleh hutan. Di lahan-lahan ==,!,, lirr lrcrangkap sebaiknya dilakukan pada malam hari. Corrlolr
usaha unit pemukiman transmigrasi, timbulnya serangan tikus -l''t ,rl,rl perangkap tiktrs yang umum digunakan adalah selx'rli
umumnya berlangsung pada tahun ketiga. ,'.r',l,,tr 35.
Upuyu pengendalian hama tikus yang umum dilakukan ada-
lah dengan emposan belerang, racun, gropyokan, dan perangkap.
Berikut ini akan diuraikan tentang beberapa cara untuk me-
ngendalikan hama tikus.
A. Perangkap fikus
Banyak alat-alat yang dapat dirancang untuk menangkap
tikus. Secam urnum, perangkap tikus dapat dibedakan menjadi dua.
Gambar 35. Contoh
perangkap tikus yang
1). Perangkap tikus hidup (tidak mematikan) umum digunakan
Contoh perangkap tikus hidup adalah jerat kurung, perang-
kap corong, dan perangkap lem.
2). Alat perangkap tikus mematikan, misalnya jerat jepit dan
umpan racun.
t'arangkap jerat jepit
56 57
i 'i.,1 lxrrlu disediakan untuk membuat perangkap tikus kawat
1 ,,rrlrrrl cara pembuatannya.
I Al.rt dan bahan yang disediakan di antaranya guntinr; scrn51,
l,rrrq, kawat anyaman yang berdiameter 1 mm dan rrkrrrirrr
lrr rlak 2 cm x 2 cm, serta kawat iali beton.
ffi^,
', l.rrrnbaran anyaman kawat yang berukuran 40 cm x 15 cm
,libelah-belah setengah bagian seperti sisir lalu dibuat men-
l,rrli bentuk seperti corong.
ffi, I ffi\
f, [{;rwat yang berbeniuk corong tersebut dipasang di sisi lain
,l;rri silinder dan diikat dengan kawat beton. Perangkap tikus
irri pun sudah jadi.
58 59
bambu yang telah diberi perekat. Dalam penerapannya, harus I Pagar listrik
dipilih perekat yang benar-benar lekat. Dibandingkan perangkap l'ikus dapat dicegah masuk ke suatu lokasi denq;rrr t:erra
kawat, perangkap ini jauh lebih mudah dibuat dan murah har- ,,i..rrl)rrat pelindung dari listrik. Pada prinsipnya, alat ini t>e:nr1xr
ganya. Berikut ini cara pembuatan perangkap tikus dari bambu. pendek berarus listrik yang dapat menyetrum tikus lrila
',,,,1,,r
rrr.lt,w;rtinVd. Untuk pemagaran di gudang dapat digunakan srrrrr-
1. Bahan-bahan dan alat-alat yang disediakan di antaranya
bambu bulat yang berdimeter 9 cm, gergaji kayu, kuas cat, 1,..r listrik dari PLN, sedangkan di lahan dapat menggunakarr
dan bahan prel<al (getah, aspal, atau lem tikts). =,rnl)('r listrik dari disel, solar sel, atau kincir.
2. Bambu dipotong sepanjang 30 cm pa.da ruas-ruasnya.
3. Pada bagian dalam dari potongan bambu tepat di bagian
ruasnya diolesi dengan perekat.
4. Umpan dipasang atau diletakkan di tengahtengah ruas bambu.
5. Perangkap ini dipasang di tempat-tempat yang sering dilalui
tikus.
Umpan Koterangan
.r Sumber arus
b Sakelar
ffi
r; Tiang kayu
(l Kawal
o Kabel
t Lampu lislrik
60 67
Sistem pemasangan pagar ini berupa kawat terbuka yang
Ke sumber listrik i,''rlr<:ntuk pagar dengann tinggi antara 20-30 cm. Kawat pagar
i,.,rrr7a dialiri listrik satu fase, misalnya arus positif (*) saja bila
,,,,., DC. Bentuk pagar ini dapat dikombinasikan dengan peng-
t, irrt,rr lampu listrik.
sr'.?3 s'.',1,rr listrik akan lebih efektif jika dilakukan secara kolektif. Cara
{.'P9 Uiliilv
[g v 1
1v7'u/v/..\
rt(, rt/ztv w vr
rr,r tugd akan menghemat biaya.
62
Keterangan
a. Gudang
b. Pagar listrik
c. Pagar biasa
d. Lampu listrik
e- Sumber arus listrik
ll ll
63
L
C. Sanitasi Lingkungan
cara lain untuk mengendalikan hama tikus
ngan melakukan sanitasi ringkungan. adarah de
cara ini dirakukan denoar
membersihkan semak-se-uk lnluLr
di sekitar hh;;;;g
digunakan untuk sarang tikus. Secara
umum, tikus me
tempat-tempat kotor dan banyak t".,gg,rl
yang.kering. Dengan membersihku' r"rt."i"ra"_o"
hJitat.v. t**ii'u.
menekan perkembangan populasi tikus,
buhkun-Jupui
II \II. ALAT PENGUSIR
dan meniadakannya sama sekali \I i HAMA BURUNG
Pengendalian hala tiku dengan sanitasi
lingkungan ha
dapat diterapkan untuk lahan-lahan"
fang sudah jadi. Dalam
nerapannya di lapang, antara satu petani
dalam. satu hamparun hur*
denian *il", f"i
-el'g"rd.liun
kompak. cara ini tida
uo
akan berfungsi jika diterapkan ai f.fr"._fJu'
OtU",tlingi oleh hutan yang menjadi uu.,g-iur,r'i,Uu
tempat'bno"rungn
;|il.
D. Mencegah fikus Naik ke Gudang atau pohon
Untuk menghalangi tikus atau tupai naik
utl,r.pohon dapat digunakan sistem tudung ke atas gudanl urung pemakan padi merupakan salah satu
,nr,f.-Ciru in hama
sederhana, tetapi efektif untuk rnnnnhulu.,gi usaha pertanian, khususnya di sawah-sawah. dalam pada
naiknya hama umumnya' burung memakan padi yang
atau tupai ke gudang atau pohon k lI;. masih -trdu -utr-
I'un yang sudah menguning. Burung
;uga dapat _.r,judi hu_u
*nat penyebaran benih padi. Di lahan_lJhan
padi huma dengan cara ditugar atau
il;i";;;; mena_
'nrrr diseb-ar-sering kari
l"'rri' padi tersebut dimakan b,r."'.r'g biLlid.k'ali"lrb
,ln,,r;rh Kalimantan dan Sumatera, o,
durung tekukur terutama
ir,iln(I menjadi hama utama di daerah penanaman
padi huma.
Berikut ini beberapa contoh burung yang
menjadi peng_
f lnil(l(Ju tanaman padi.
I Pipit bertudung putih (Lonchum leucogastroides)
,' Pipit haji (Lonchura maja, Leucocephata
mfftes)
I Pipit jawa (Lonchum leucogastroides Orsfield)
Gambar rt2. Arat pengharang naiknya
t@ 4 Pipit pinang (Lonchura punctulata Linnaeus)
**!r !, I)erkutut (Geopti striata Linnaeu)
64
65
6. Manyar bintik (.4ma ndava Horsfield)
7. Manyar (PloceLts manyar Horsfield)
8. Gelatik (Padda oryzivora Linnaeus)
g
" Bondol hljau (Erythrura prasina Sparrman)
10" Gereja (Passer montants Oates)
1i. Baya (Ploceus philippinus Linnaeus)
beterbangan.
ll Batok Ngisang
A. Bebegig yang Digerakkan Manusia Sistem gerakan bebegig sawah dapat dibrnt secara otomatis
rr, l.rn memanfaatkan tenaga air pancuran. Cara ini dikenal di
Cara pemasangan dan pembuatan bebegig ini adalah seba-
l,
I.riv,r Barat, khursusnya pernah populer di Gsikmalaya. Di daerah
gai berikut.
',,' l,anyak terdapa.t pancuran dari empa.ng sehingga alat pengr-rsir
l,rrrrrrig ini dapat dibuat dengan mudah. Cara ini disebut batok
1. Buatlah orang-orangan dari baju bekas atau kain-kain lalu !t';t,,,vtg karena alat penggeraknya dibuai dari batok (tempurung)
ditancapkan di tengah sawah' 1,, |.r;tr yang digantungkan di air pancuran sehingga dapat meng-
66 67
Akibat terkena air pancuran maka batok kelapa tersebut { Kincir.Pengusir Burung
dapat naik turun. Selain dengan ngisang batok, untuk menggerak-gerakkan
4. Tali dari bebegig sawah dihubungkan ke batok atau ujung t','l,".tig sawah dapat digunakan kincir sederhana dari bambu.
bambu. Jarak pancuran dan bebegig diusahakan jangan ter- l'irt,rr;rn kincir akan menarik-narik tali yang dihubungkan dengan
lalu jauh hingga dengan mudah bebegig dapat digerak- !,,'l',,t1ig sehingga dapat menakut-nakuti atau mengusir burung.
gerakkan. Beban bebegig sawah dan gerakan batok harus l',irr, ir ini dibuat dari bambu dan ditempatkan di pancuran.
diatur keseimbangannya. Dengan demikian, secara otomatis tl',irrk lebih jelasnya, berikut ini langkah pembuatannya.
bebegig sawah dapat bergerak-gerak menakut-nakuti burung.
I llambu dipotong di bagian ruas bukunya dengan panjang
kitar 10 cm dan diameter 7 cm sebanyak 8 buah.
M
seu
68 69
l). Bunyi-bunyian Pengusir Burung
Burung yang bersifat hama dapat diusir dengan menggLr
Poros ,,,rkan bunyi-bunyian. Secara sederhana bunyi-bunyian dapat
Penangkap air ,lrlirnbulkan dari kaleng-kaleng bekas yang digantung pada
1,.'1ok sawah dan dihubungkan dengan tali. Dengan cara
Jari-jari kincir c r rnarik-rrdrik dan menggerak-gerakkan tali maka akan menim-
I'rrlkan bunyi yang dapat mengt-rsir burung.
--_-.__----|
H Penggerak lali
e
77
70
3. Baling-baling dipasang pada tiang yang sebelumnya dileng-
kapi dengan tempat dudukan atau poros dari baling-baling
tersebut.
4. Pada bagian belakang baling-baling tersebut dipasang alat-
alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyian, baik yang
berbunyi karena angin, pukulan, atau gerakan langsung.
Bambu
selongsong
Dibenluk baling-baling
Bambu unluk.dudukan
Gambar 48. Baling-baling bambu dengan beberapa contoh sumber bunyinya
Gambar 17. Cara membuat baling-baling bambu ***
72 73
!,l,rrrs pelaksanaannya dapat bekerja sama dengan penggerr)ar-
i,,,il(lemar perburuan dari kota atau pemburu-pemburu lokal
.,111,1 rr€oggunakan tombak dan anjing" Hasil
buruan dapat
lirrr,rrrfaatkan atau dijual ke kebun binatang sebagai makanan
r, rrr,rk piaraan kebun binatang. Perburuan dapat dilakukan
',,,,'r,r berkelompok melalui gropyokan atau perseorangan.
PERANGKAP HAMA
74 75
l-d$
B. Perangkap Kurung t Perangkap ini dipasang di lokasi yang biasa dilewati lxrlri
Perangkap kurung adalah perangkap babi yang diberi um- dengan melihat bekas kaki babi dan terdapat pohon r-rnlrrk
pan atau kunci perangkap sehingga bila terjerat babi akan memasang perangkap.
terperangkap. Perangkap ini dipasang di jalan-jalan yang sering 'l Perangkap dipasang dengan arah kayu kunci memotong
dilewati babi" Salah satu kelebihan pemakaian perangkap kurung jalan sehingga bila babi melewatinya maka akan terkurung.
adalah babi tidak akan jera pada rrmpan. Berikut ini cara pem- ', Perangkap kurung kayu ini diikat dan talinya dikaitkan ke
buatan perangkap kurung. pohon, sedangkan ujung tali diikat pada tongkat kunci
1. Kurungan dari kayu atau bambu dibuat dengan ukuran yang dikaitkan pada patok. Patok ini dapat dibuat langsung
1,5 m x 1,5 m dengan cara diikat atau dipaku. dari tunggul tanaman yang ada kaitnya atau dari ranting kayu
berkait yang ditancapkan di tanah. Tinggi patok dibuat
2. Untuk kunci perangkap, disediakan kayu lurus sepanjang antara 30-40 cm.
2 m dan patok dari kayu.
( l. Perangkap Tumbak
.S
Selain menggunakan perangkap kurung, untuk menjerat
l,.rrna babi dapat pula digunakan perangkap tumbak. Pada prin-
,,rl)r)ya, cara kerja perangkap ini hampir sama dengan perangkap
.: Itrrrung. Kunci yang digunakan untuk perangkap ini akan lebih
.rrrran jika dibuat dalam satu pa.tok dan diatur sedemikian rupa.
ilililil
Ls
llyu atau bambu runcing 'lr'rrgan umpan ubi-ubian. Bila babi hutan memakan umpan
,'r,rka jerat akan jatuh dan mengenainya. Berikut ini cara pem-
l,rratan perangkap tumbak.
I Disediakan dua buah balok kayu yang berdiameter 30-
40 cm dengan panjang masing-masing 1,5 m. Di bagian
tengah masing-masing balok kayu tersebut dibuat lubang
11 7
untuk mengaitkan kedua balok tersebut.
Disediakan kayu atau bambu runcing dengan panjang
Patok kayu sekitar 40 cm sebanyak 14 buah.
Kayu atau bambu runcing tersebut ditancapkan, diikat, atau
dipaku pada balok kayu masing-masing dengan jamk 20 cm.
3---' Kedua balok yang telah dipasangi kayu atau bambu runcing
tersebut disambungkan secara menyilang dan diikat dengan
tali.
Kayu unluk kunci Perangkap tumbak dipasang dan dihubungkan dengan patok
Jalan babi hutan
yang terletak persis di bawahnya. Pemasangan umpan,
Gambar 50. Cara membuat dan memasang perangkap perangkap kurung misalnya ubi-ubian, di sekitar patok diatur sedemikian rupa
76 77
sehingga bila babi memakannya tali akan lepas dan babi
akan terjerat perangkap.
Lubang di lanah
Kunci umpan
I (,
t_..
I
Ir
Gambar 51. Bahan dan cara pembuatan perangkap tumbak Gambar 52. Cara pembuatan perangkap lubang
78 79
]' Lubang dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m dan kedalaman sedemikian rupa sehingga tali kunci dapat lepas saat umpan
2 m. Lubang ini dibuat di lokasi yang sering dilewati babi dimakan babi.
hutan. Perangkap ini dipasang dengan kedudukan seperti Gam-
2. Di bagian atas lubang dibuat pintu kayu otomatis dengan bar 53.
ukuran 60 cm x 90 cm sebanyak 2 buah. Pintu otomatis
di aias lubang'
tersebut ditutupkan Tali ikalan yang dapat
3. Kunci pintu dibuat dengan cara menggantungkan di pohon mengendor dan mengencang
dan ditalikan pada umpan. Dengan posisi ini maka jika um-
pan dimakan, tali akan bergerak dan dapat membuka pintu
sehingga babi hutan terperosok ke dalam lubang.
""?.
E. Perangkap Pegas dan Tali
)rr
Prinsip kerja perangkap ini menggunakan kayu hidup yang
lentur dan tali. Tali dibuat sebanyak dua buah, sebuah sebagai
I'l
in
l-'1
80 81
rrrrrlai aparat kepolisian, ABRI, guru, petugas kesehatan, ppl_,
,l,rrr aparat pemerintah desa. Dengan demikian, dalam kegiatarr
rrri seluruh lapisan masyarakat dapat dilibatkan, mulai orang tua
.,,rmpai anak-anak sekolah. Apabila gropyokan bertujuan untuk
,'rengendalikan hama berukuran besar, seperti burung, tikus,
,rl.ru babi, maka akan lebih baik lagi jika dilakukan kerja sama
,lcflgdn organisasi-organisasi perburuhan atau persatuan pe-
GERAKAN MASSAL lr,rnbak.
PENGENDALIAN HAMA Sistem gropyokan akan lebih efektif bila hasil tangkapannya
,l,rpat dimanfaatkan untuk keperluan lain atau ada upah bagi
r/,rng menangkap hama. Dengan demikian, masyarakat akan
',,rling berlomba dan bersemangat untuk menangkap hama.
( lara ini telah dianjurkan oleh ahli
Entomologi T. W. Harris
( 1841) dalam bukunya Treatise on Some of Insects Injurious to
Pengendalian hama dengan sistem gropyokan melibatkan Gropyokan harus dilakukan dalam suasana yang menarik
seluruh masyarakat dari mulai perencanaan sampai pada pelak' dan menyenangkan, jika mungkin dipadukan dengan pesta
sanaannya. Pelaksanaan pengendalian hama ini harus mulai darl adat atau digunakan alai-alat kesenian tradisional. Sebagai
rapat desa atau kelompok tani. Di bawah bimbingan PPL, dalam contoh ada upacara tolak bala untuk petani di daerah Jawa
rapat tersebut dianalisis dan dibuat rencana gropyokan terha' yang intinya mohon kepada Tuhan agar tanaman yang
dap hama-hama yang potensial di lokasi sekitarnya, baik yang dibudidayakan selamat dari serangan hama. Pada upacara
sudah menjadi masalah ataupun belum. Dalam rapat tersebut inilah gropyokan dapat dilakukan.
harus dibentuk organisasi yang berupa pasukan brigade pem' Pengendalian hama secara gropyokan dapat diorganisasikan
berantasan hama penyakit. Organisasi tersebut melibatkan petu' oleh kelompok tani atau brigade pengendalian hama di ba-
gas lintas sektoral dan petugas sektoral yang ada di desa, darl wah bimbingan petugas.
82 83
Masyarakat yang terlibat dalam kegiatan gropyokan iri
akan lebih bersemangat bila hasil tangkapanya ditampunq
dan diberi upah, baik berupa uang, bibit, pupuk, atau ke-
juaraan. Dalam hal ini petugas harus berupaya mencari
sponsor dana atau dapat menjual hasil tangkapan hama ini
kepada pihak yang memerlukan.
u 85
I
A. Pengendalian Hama Benih dengan Asap
Penyimpanan benih di atas para-para perapian di daprrr
sudah dikenal masyarakat petani, terutama yang tinggal di daerah
pedesaan, sejak dulu. Dengan cara ini, biasanya benih disimpan
utuh dengan kulit buahnya. Beberapa jenis benih yang biasa
disimpan dengan cara ini di antaranya jagung, padi, kacang-
kacangan, labu, dan bebagai benih sayur-sayuran.
PENGENDALIAN HAMA BENIH Secara alamiah, asap dapur tersebut akan mengeringkan
benih yang disimpan dan sekaligus mencegah serangan hamtr
perusak. Benih yang disimpan dengan cara ini biasanya dapal
tahan sampa.i satu tahun.
Biji-bijian
88 B9
buhan organisme, khususnya jamur dan bakteri. Di samping
mempunyai daya bunuh terhadap bakteri dan jamur, bau em-
pon-empon juga tidak disenangi oleh hama serangga. Karena
sifat inilah maka tanaman iersebut dapat dipakai sebagai bahan
pengawet benih. Contoh empon-empon yang dapat digunakan
untuk bahan pengawet benih adalah jahe, kunyit, temu lawak, dan
bengle. Cara penggunaan empon-empon tersebut dapat dila-
kukan dengan diparut atau dipotong-potong lalu dicampurkan
dengan benih dan disimpan di tempat yang tertutup. Berikut ini
DAFTAR PUSTAKA
cara mengendalikan hama benih dengan empon-empon.
1. Dipilih salah satu jenis empon-empon, seperti jahe, kunyit,
bengle, atau temulawak kemudian diparut.
2. Benih yang akan disimpan harus sudah kering dan dicampur
dengan pa.rutan empon-empon tersebut.
3. Benih yangg sudah dicampur parutan empon-empon tersebut
dijemur hingga kering di bawah sinar matahari.
4. Benih yang sudah kering dimasukkan ke dalam kaleng lalu
ditutup rapat. Adkisson, PL., "Use of Cultural Practies in Insect Pest, in Imple-
menting Practical Pest Management Strategies" , Proc-
Parutan empon-empon ceding of a National Extention Insect Pest Manage-
dicampur benih biji-bijian ment Worlcshop at Purdue Univercily, Lafayelte, Indiana,
dan dijemur 1972.
Agrios, G.N., Plant hthology (New York: Academic Press, L969).
Anonim, Lampiran Keputusan Menteri Pertanian No. TP 27OlN7l
KPTS/6/1983.
Badan Pengendali Bimas, Pedoman Bercocok Tanam hdi, hla-
Benih yang sudah wija, dan Sayur-sayuran (Jakarta: Badan Pengendali
kering dimasukkan Bimas, 1977).
ke dalam kaleng
Baker, K.F and R.J., Cook, Biological Control of Plant hthogen
(San Rancisco: W.H. Reemen, 7974).
BIB Banjarbaru, Pola Tanam di Lahan lfuring dan hsang Surul
Empon-empon diparut (Banjarbaru: BIB 1983).
Gambar 58. Pengendalian hama benih dengan parutan empon-empon
BIB Sumatera Selatan, Pemanfaatan Lahan hsang Swut dengan
Sistem Surjan (Sumatera Selatan: BIB 1985)'
***
91
90
L.
Claphan, W.8., Jr., Natuml kosistems (New york: Macmillan, IgTg). Vol. 3, (Washington DC.: National Academy of Scient:rrs,
counsil on Enviromental Qualitv (cEe), Integrated pest Mana- 7969.
gement (Washington DC, USA: Goverment printing Of_ Odum, E.P., Fundamentals of Ecology, 3rd ed., (philadelphia:
fice, 1972). W.B. Saunders, 797I).
David Nochels, Owlas (Toronto: The Budley Head, IgTg). Purwanto Imdad, Heri dan Abdjad Asih Nawangsih, Menyimpn
De Bach, P., Biological Control on Insert pest and Weeds (New Bahan Pangan (Jakarta: Penebar Swadaya, 1995).
York: Reinhold, 1964). Rabb, R.L. and EE. Guthrie (eds.), Concepts of pest Manage-
, Biological Control by Naturar Enemies (Massachusetts: ment (Raleigh, North Carolina: North Carolina State
Cambridge, 1974). University Press, 1970).
Harris, TW., Treatise on some of rhe Insect Injurious to vegeta- Rismunandar, Hama Tanaman Pangan dan pembasmiannya
fbn (New York C.L. Fling Orange Judd, 1gg0)" (Bandung: Sinaa 1986).
Lembaga Biologi Nasional, LlpI, Binatang Hama (Jakarta: Sandergon, E.D., Insect Pest of hrm, Garden and &chard (New
Balai Pustaka, 1980). York: John Wiley & Sons, 1915).
Hassall, K.A., World Crop Protection, peticides, Vol. 2, (London:
Sidik, Moelyono MW. dan Ahmad Muhtadi, Temulawak,
Iliffe Books, 7969). Pengembangan dan Pemanfaatan Obat Bahan Alam,
Hoyt, S.C., and E.C. Burt, Integrated Control of Fruit pest Yayasan Obat Bahan Alam, Phyto Medica, 1994.
Annu Rev. Entomol 19, 1974. Soeseno, Arie, Burung Hias, Aneka Jenis dan perawatannya
(Jakarta: Penebar Swadaya, 1993).
Huffaker c.8, Biolqical control (New york plenum press, 1971).
Kusnaedi, Pedoman Tbknis pengendalian Hama penyakit dan Susanto, Heru, Budi Daya Kodok Unggul (Jakarta: penebar
Swadaya, 7994)"
Gulma Tanaman, proyek Bintek pengelolaan Lingku_
nang, Fak. Pertanian LINpAD-Dit. pGL Dep. Transmi_ Tim Redaksi Trubus, Menangani Benih Thnaman (Jakarta: penebar
grasi, Jakarta, 1992. Swadaya, 1995).
Luckmann, W. and R.L. Metcalf, The pest Management Concept,
in Introduction to Insect pest Managemenl (New york:
John Wiley & Sons, I9TS).
Mary Louse Flint dan Robert Van Den Buh, pengendalian Hama
Tetpdu Suatu Pengantar (yogyakarta: Kanisits, 1990).
Metcalf, R.L. and w. Luckmann (eds.), Inhoduction to Insect pest
management, John Wiley & Sons, New york, 1975.
Natawigena, Hidayat, Entomologi pertanian (Bandung: ORBA
shakti, 1gg0).
National Academy of Sciences, Insect-pest Management and
control, Principles of prant and Animat Fest contror,
92 9tl
i
*llr
Ir. Kusnaedi dilahirkan di Bandung pada
tanggal 5 Mei 1962. Pendidikan SD sampai
Perguruan Tinggi diselesaikan di kota kela-
hirannya" Gelar sarjana berhasil diraihnya dari
Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran,
Bandung pada tahun 1983. Setelah selesai
kuliah, penulis bertugas pada proyek pem-
binaan desa hansmigrasi (Bintek) di Kaliman-
tan dan TimorjTimur. Kegiatan menulis meru-
pakan hobi yang sudah berkembang sejak
penulis masih duduk di bangku sD. Berbagai romba karya tulis
antarsekolah/lokal/daerah sudah sering dijuarainya berkat ho_
binya ini. Pada proyek Bintek, penulis telah banyak menyusun
banyak brosur/leaflet dan buku kecil tentang masalah pertanian,
perikanan, peternakan, pengolahan hasil pertanian, dan masalah
lingkungan hidup. Beberapa tulisannya juga pernah dimuat di
media massa- Buku Pengendalian Hama Tunp pestisida meru-
pakan buku terbarunya yang diterbitkan oleh penebar swadaya.
Beberapa buku yang sudah diterbitkan oleh penerbit yang sama
di antaranya Membangun Desa, Mengolah Air Kotor-dui Gum-
but untuk Air Mnum, dan Kncir Air pembangkit Listrik.
94
I.l
't \,
Muncukrya beberapa danrpak negatif -isu
terakhir adalah mengenai tercemarnya buah-
buahan impor- akibat penggunaan pestisida
dalam dunia pertanian, menimbulkan pemi-
kiran untuk mengendalikan hama dengan
(.ara yang aman, efektif, dan tidak mencemari
lingkungan. Salah satu hasil pemikiran ter-
sebut adalah lahirnya konsep pengendalian
hama terpadu yang menganjurkan penggu-
naan pestisida sebagai alternatif terakhir'
Dalam konsep tersebut pengendalian hama
lebih diarahkan pada penerapan sistem budi
daya, pengendalian cara mekanis, dan biolo-
gis. Dalam buku ini dikenalkan beberapa cara
mengendalikan hama serangga, tikus, bu-
rung, dan babi tanpa menggunakan bahan
kimia. Cara-cara pengendaliannya sangat mu-
dah diterapkan. Apabila menggunakan bahan
atau alat, perlengkapan tersebut sangat
mudah didapatkan di berbagai daerah' Bagi
Anda yang peduli terhadap pertanian yang
berwawas,rn lingkungan, baik petani' penyu-
luh, peneliti, maupun pengambil keputusan'
buku ini dapat digunakan sebagai bahan
informasi Yang cukuP menarik'
rnNGnruffi il$ ru
ffi4tr1F ,t-.8 -187 - t,
q6l$4
1
.l
-::t.i:'-
:i s,:rr
R.,
t Penebar SwadaYa
" ili liliiiliiilifiini ririfir'
S
'"to**Ast
DUNTA PERTANIAN
9 rr789794"894064">
I