Anda di halaman 1dari 52

lr.

Kusnaedi

ffiN
Hflffiff
PENGENDALIAN HAMA'I'ANPA PESTISIDA

Penyusun : Ir. Kusnacrli


Ilustrator : Johannes Sullilo
Penerbit : PT Penebar Sw,rrlayir, Arrrltlola IKApI
Redaksi: Wis.rrr,r I lil,rrr, ,ll i.l.,ya Mekarsari no. 15,
Cimanggis, I)r,1xrk ltrr)li2
T elp. (02 I ) U'/'?.()06e, I :aks. (02 g77 II27 T
E-mail: ps(rrrlrrrIrrrs <>nlinc.com
1 )
Fl.nrclrirt1<,: IrII1r.//www.Irubus_online.com/penebar
per,ttstttrtr..,ll. ( irrrrrrrr;
Sahari III/7, Jakart; 10610
PRAKATA
't'etp. (021) 42O44o2, 4Zt>5354, Faks. (021)
4Z748Zl
Cetakan : I,lnknrlir l()()7
ll ,lirl.rirrl;r l(X)()
lll,ltrkirrl,r l()(X)
lV ,. .ltrkirrlrr 2(X)l
Hak cipla clilinclrrrrlli r.rrr<l;rrrr1 rrn<lrrrr<1

engendalian hama tanaman merupakan salah satu faktor


yang menentukan keberhasilan usaha tani. Belakangan ini
ada anggapan bahwa pengendalian hama yang paling
E Crts96/97 r:fektif adalah dengan penyemprotan pestisida. Namun, setelah
lerasa adanya dampak negatif dari penggunaan pestisida ini pam
Perpustakaan Nasional : Kirl.rkrq Dalam
.rhli hama tidak lagi berkampanye untuk membesar-besarkan
Terbitan (KDT)
l)enggunaan racun pestisida. Dengan lahirnya konsep pengen-
Kusnaedi rlalian hama terpadu (integrated pest managemenfl FAO (Food
Pengendalian hama tanpa pestisida/Kusnaedi. ;tnd Agriculturc Otganization) dan CEQ (Council on Enviromental
Cet. 4. Jakarta : pcncbar S*uauyu, 2OOi Quah@ menganjurkan agar penggunaan pestisida dijadikan
- viii + 94- hlm.; ilus.; 21 cnr ,rlternatif terakhir.
Bibliografi Pengendalian hama tanpa pestisida lebih diarahkan pada
tsBN 979_489_406_0 teknik-teknik budi daya, cara mekanipfisik, dan cara biologi
yang dapat menekan populasi hama. Dengan dernikian, pengen-
1. Hama. Pengendalian L Judul <lalian hama bebas racun pestisida merupakan suatu alternatif
yang perlu disebarluaskan dan dikembangkan.
632.9 Dalam buku ini dibahas teknik-teknik pengendalian hama
rlengan rinci dan bahasan yang sederhana sehingga mudah
dipahami dan diterapkan oleh petani. penulis mengharapkan
agar buku ini dapat diglrrnakan sebagai bahan informasi bagi
petani, penyuluh, penr:liti, p€rencana, dan pembuat keputusan
dalam rangka menyeirrrtrang;kan pemenuhan kebutuhan eko-
nomi (economical dentana) dan kebutuhan lingkungan (ecological
demand).
Penulis merasa brrku ini belum lengkap dan sempuma. oleh
karenanya, saran clan dari pno,bJ.u demi perbaikan buku DAFTAR ISI
ini sangat diharapkan. 'sul
Akhirnya, penulis panjatkan puji syukur
kepada Sang Pencipta atas karunia dan rahmat-Nya.

Wasalam
Bekasi, 5 Mei 1996
l'R/qliqTA

Penulis
I]AB I. PENDAFIULUAT{ 1

llnB IL PERAI{GI{AP HAIT4A SEMNGGA 9


A. Perangkap Papan Kuning 15
B. Perangkap Lampu Minyak Tanah 17
C. Perangkap Lampu Lishik 19
D. Perangkap Cahaya dan Caimn 2t
E. Perangkap Lidi Berumpan. 23
F Pemngkap lGlambu Bercahaya 24
G. Perangkap Buah PaIsu.......... 25
H. Perangkap dengan Metil Eugenol ...................... 26
L Perangkap Pita Kuning 28
J. Perangkap Bangkai Ketam Sawah .................... 29
K. Perangkap Tangga Pohon 30
L. Perangkap Kurung Iterucut 31

I]AB III. PENGENDALTAN HAIVIA DENGA}I TEKNIS


BI.JDI DAYA 33
A. Pemilihan dan Penggunaan Bibit 33
B. Rotasi Tanam 37
C" Penanarnan Scrn:rrrpak.......... .. . 4I
D. Diversifiknsi I:kosistem............ 41

BAB IV PENGENDAI,IAN T IAMA SECABA BIOLOGIS...... 45


A. Pengenclali;rn Ilanra dengan Predator 45
B. Pengyrnrlalian Hama dengan Parasitoid 51
C. Pengenclalian Hama dengan Patogen 53
PENDAHULUAN
BAB V PERAI\GKAP HAMA TIKUS
A. Perangkap Tikus .........
55
56
l"tl
B. Mencegah Masuknya Tiku dari Lokasi Lain.... 60
C. Sanitasi Lingkungan 64
D. Mencegah Tikus Naik ke Gudang atau Pohon. &
BAB VI. ALAT PENGUSIR FI,AMA BURUNG 65
A. Bebegig yang Digerakkan Manuia ................... 66
B. Batok Ngisang 67
C. Kincir Pengusir Burung 69
D. Bunyi-bunyian Penguir Burung 71 ejalan dengan bertambahnya penduduk dan mening-
katnya kebutuhan manrsia akan pangan maka pertanian
BAB VII. PERANGKAP FI,AI\4A BABI HUTAI{ 74 tradisional berkembang menjadi pertanian agribisnis yang
A. Perburuan Babi Hutan 74 rnenerapkan berbagai teknologi. Perkembangan agribisnis ber-
B. Perangkap Kurung 76 nwal dari revolusi pertanian di Eropa yang terjadi pada tahun
C. Perangkap Tumbak 77 1750-1880 M. Dari sinilah pertanian mulai berkembang menjadi
D. Perangkap Lubang 79 pertanian komersial yang menerapkan teknologi dan menekan
E. Perangkap Pegas dan Tali 80 lrcrbagai faktor pembatasnya, termasuk pengendalian hama.
Pada awal abad ke-20 pengendalian hama mulai berkem-
BAB VIII. GERAI{AI{ MASSAL PENGENDALIAN HAMA..... a lrang dengan terbitnya buku Insect Pest of frrm, Garden and
()tchard karya E. Dwigt sanderson (1915). selanjuhrya revolusi
BAB IX. PENGENDALIAN HAMA BENIH 86 lnngendalian hama berkembang dengan penglunaan DDT (diklo-
A. Pengendalian Hama Benih dengan A".p......... 87 ro difenil trikloroethana) dan pestisida organik lainnya. Hampir
B. Pengendalian Hama Benih dengan Abu........... 87 s{rmua kegiatan pertanian di seluruh dunia yang dilakukan secam
C. Pengendalian Hama Benih dengan Gamm...... 88 irrclustri menerapkan pengendalian hama dengan menggunakan
D. Pengendalian Hama Benih dengan I)DT. Bersamaan dengan itu bermunculan pabrik pestisida secarcr
Empon-empon ............... 89 lx'sar-besaran di negara maju. Industri pestisida mengalami
lxx>rning pada awal tahun 1900-an. Pada saat itu, pengendalian
DAFIAR PUSTAKA 91
.!i,l

hama dengan bahan kirrri;r <li;rnggap cara yang paling aman dan r,,,rrr11dikenal dengan istilah target pst rcstqlcttttc.' I l'rl irli
baik. Anggapan tersetrtrl trr:rkurang dengan adanya laporan ,1l.,1-t dimengerti karena daya bunuh DDT tttcltt,r'- l1i11rl1it
penelitian dan kasr.r^s-krsrr^s yang terjadi akibat penggunaan DDT
r r urrnatiltan musuh-musuh alami
serangga'
yang berlebihan. Awalnytr pada tahun 1946 peneliti Swedia 'l'irnbulnya hama sekunder. Hal ini dapat terjarli lriln ripc
melaporkan bahwa clalarrr waktr.r 20 tahun terdapat 224 spesies
serangga yang resisten (kebal) terhadap DDT. Kasus serupa :;ics herbivora yang pada mulanya bukan hama lclnlr lr.'r
dilaporkan pula oleh para entomolog dari California. kcrnbang cepat hingga pada tingkat merusak' Le<ltrk'rrr irri
,liakibaftn oleh terbunuhnya musuh alami hama terc.lrtrl.
Dari betreraJxr jurnal penelitian entomologi dan ahli ling-
kungan dilaporkan bahwa DDT dan sejenisnya dapat menim- Kontaminasi lingkungan karena DDT dan sejenisnytr trrc
bulkan beberapa dampak negatif sebagai berikut. rniliki efek residu maka lingkungan dipenuhi dengan bcr
l>agai spesies yang dipenuhi dengan zat racun' Terbukti clari
tralil penelitian di California mengungkapkan bahwa per-
1. Menin5;katnya resistensi (kekebalan) hama terhadap daya sitensi insektisida di Danau clear masih tertinggal 407o sele'
bunuh insektida oleh beberapa hama penting. lah jangka waktu 14 tahun. Bahkan, untuk DDT masih tersisa
2. Timbulnya ledakan hama yang tiba-tiba dengan intensitas :lg% waa waktu 17 tahun setelah penyemprotan (Tabel 1)'
serangan lebih besar dibandingkan sebelum disemprot
TABEL 1. PERSISTENSI INSEKTISIDA DALAM TANAH

lnsektiSida Lana selelah sl$a ya6g::T.iElttrygal


[J Plot Tanpa Perlakuan
Ferlaksm {tahunl ::::,:, t$ :,
fl Diperlakukan dengan Monokrotofos
O Waktu Perlakuan
14 4
Aldrin
chlordane 14 4
14 41
H.ndrin
14 16
l aklor
leptaklor
't4 23
Dilan
14 15
lsodrin
I 14 10
Eenzena heksaklorida
14 45
Toksafena
14 31
Dieldrin
'14 39
DDT

Sumber: Nash dan Woolson, 1967

pertanian dan petemakan'


-hasilefek residu pada hasil
Terdapat
Dari penelitian dilaporkan bahwa makanan-makanan
,lr SEP
61320 i
SEP SEP
yang disemprot dengan DDT dan sejenisnya ternyata
rnnr[und,r.g bahan tersebut. Bahkan, ikan-ikan yang makan
pl.nfton di Danau Clear yang mengandung 0,02 ppm DDD
Gambar 1. Peledakan hama akibat penggunaan insektisida (Dc Palos, California, 1965)
idikloro difenil dikloroethana, sejenis DDT yang sifat toksiknya
lebih rendah) ternyata mengandung 2.000 ppm DDD pada Arlirrrya dampak negatif dari revoh-si di biclilrrll lxlili:;irl,r itti
jaringan ikan tersebut. Bahkan, DDD tersebut ditemukan para ahli entomologi memikirkal (:4r.1 ('.lrrr l).rrtl
rrr,,rrr,,,,1 r;rbkan
lebih banyak lagi pada burung-burung grebe fienis burung rlrrl;rrrr lxzngendalian hama yang aman dan efektif' 5+'1nk iltr,
pemakan ikan) yang memangsa ikan di danau tersebut ,ltrrrrrl,ril;rh penelitian tentang penggunaan pestisida yarrll :re'l('hlif
()l.'lr
(Gambar 2). ,l,rrr rrrettggunakan metode biologi dalam penerapallllya
[,1(,1i1 nrasyarakat umum sudah merasa puas dengan pel)glltlllil']ll
l)l)'l' ini maka sulit sekali untuk mengubah pola pikirnya. satrtl}1i
Organisme lrirl,r irkhirnya pada tahun 1962 Rachel Carson menyebarknrr
1,rrl ,likasi Silent Spring
sehingga masyarakat segera mengetalrtri
lr.,l,,,radaan racun di berbagai lingkungan dan makhluk hidup,
PlanRon .il.lx,rli penguin-penguin di Antartika, katak yang berada di bawalr
l,,r',rlr, ikutt, b,tah, dan sayur yang dikonsumsi' Bahkan, racul)
lkan kecil
in.,,,ktisida ditemukan pula dalam air susu ibu'
lkan besar Akhirnya, Amerika Serikat berani mengutuk penggunaan
l)l)'l' pada iah,rn 1972 yang diikuti larangan penggunaan DDT,
Burung grebe
pemakan ikan
Al,lrin, Endrin, Heptaklor, DBCB dan Chlordane' Sementara itu'
,li lndonesia saat itu sedang gencar-gencarnya dilalsanakan pro-
6 7 8 (ribuan) ,p,lnr Bimas yang salah satu jurusnya adalah penggunaan bahan-
DDD air (ppm) 1,,,I,;rn tersebut. Baru pada tahun 1986 Presiden mengeluarkan
lrrlrrcrs Nomor 311986 yang melarang 57 macam insektisida or-
Gambar 2. Akumulasi DDD di dalam rantai makanan di Clear Lake, ,1;rrr<>fosfat yang menyebabkan meledaknya hama wereng cokelat'
California (diolah dari Mary Louise Ftint)
Pada akhirnya mulai dipikirkan suatu konsep pengendalian
lr,rrna yang efektif, tetapi aman bagi lingkungan' l-ahirlah -kemu-
,li.rn konsep pengendalian hama terpadu (PHT) yang dikenal
,l,rlnrn istilah intemasional integrated pst managemenL Di Indo-
6. Timbulnya gangguan kesehatan manusia. Bahan-bahan
rrcsia, program PHT ini sudah menjadi program nasional sejak
insektisida dapat menimbulkan masalah kesehatan bagi ma_
l,rlrrrrr 197b. Pelaksanaan PHT dipromosikan di seluruh dunia
nusia, baik secara langsung maupun dalam jangka waktu
,1(l(rr p€nggunaan pestisida sekecil mungkin dapat dihindari atau
yang panjang. Dilaporkan bahwa bahan-bahan insektisida
,likrrrangi.
dapat berakibat pada gangguan saraf, kanker, gangguan
reproduksi, dan keracunan pada umumnya. Baha"-bihan Menurut FAO (1967) yutrg dimalsud dengan pengendalian
insektisida tersebut dapat masuk ke dalam tubuh manrsia Ir,rrrra terpadu adalah sistem pengendalian hama yang berhu-
melalui makanan hasil pertanian dan peternakan yang l,urr(lan de.,ga.t dinamika populasi dan lingkungan yang berkaitan
terkontaminasi insektisida, air yang terkontaminasi, atau ,1,',rirur spe*sies hama ,nrtu -n*anfaatkan perpaduan semua
dari udara yang dihembuskan dari daerah pertanian yang t,,krJk dan metode yang memungkinkan secara kompatibel me-
melakukan penyemprotan hama. rr,rlran populasi hama di bawah tingkat yang menyebabkan
li.'rrr^sakan ekonomi.
The council on Enviromental eualily (rg7z) mendefinisikan lr. Sistem budi daya yang memperhatikan sikhrs lrr,lrrl , lra-
PHT sebagai berikut. ma, seperti rotasi tanaman, tumpang sari, wnklrr l,rtt,tttt,
"suatu pendekatan yang menggunakan kombinasi dari dan penggunaan mulsa.
berbagai teknik untuk mengendalikan berbagai macam hama ('. Pengendalian cara biologis dengan menyeb;rrkltt rllrlrr
potensial yang dapat mengancam hasil tanaman budi daya. Di mempertahankan kehidupan mr.rsuh alami dari Itarrt,r
dalamnya meliputi ketergantungan maksimal pada pengendarian ,1. Pengendalian cara mekanik atau fisik merttp,rk,rtr
populasi hama secara alami bersama dengan serangkailn teknik
pengendalian hama dengan cara ditangkap, dibtrrrrrlr,
yang mendukungnya, yaitu cara-cara berco.ok tan.m, penyakit
diburu, dijerat, gropyokan, dan pemberian urlII)trrr
spesifik, hama, varietas tanaman tahan hama, serangga 'mandul,
beracun.
senyawa-senyawa perangkap, cara menstimulasi pertumbuhan
parasit atau predator, atau penggunaan pestisida kimia jika (1. Penggunaan pestisida sebagai alternatif terakhir darr
diperlukan". penggunaannya harus berdaya bunuh selektif dan
dikategorikan aman bagi lingkungan.
Dari kedua definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bah-
wa PHT mengandung pengertian dan prinsip-prinsip dasar seba_
gai berikut. Pedoman umum pengendalian hama terpadu yang dianjur-
1. Pengendalian hama bukan berupaya untuk membunuh habis k,rrr oleh ahli entomologi Mary Louse Flint dan Robert van Den
populasi hama, melainkan mengendalikan hingga populasi 11,",,:h adalah sebagai berikut.
di bawah ambang ekonomi. I Biologi tanaman budi daya, terutama dalam konteks hu-
2. Tujuan utama dari pengendalian hama adalah mencapai bungan tanaman tersebut dipengaruhi oleh ekosistem di
kualitas dan kuantitas produksi tanpa mengganggu kelesta- sekitarnya, harus diketahui.
rian lingkungan hidup. ? Hama utama yang menyangkut biologis hama, jenis keru-
3. Konsep dasar pengendalian hama dan penyakit tanaman sakan yang ditimbulkan, dan nilai ekonomi kerusakannya
adalah diidentifikasi.
a. mengurangi sumber hama dan penyakit dengan mema_ :1. Faktor-faktor lingkungan utama yang dapat menguntungkan
nipulasi ekosistem, dan merugikan hama dalam ekosistem dipertimbangkan dan
b. mengintegrasikan cara-cara pemberantasan yang kom_ diidentifikasi secepat mungkin.
patibel, dan 4. Konsep, metode, dan bahan-bahan yang secara individual
c. menerapkan analisis ongkos dan keuntungan. atau secara gabungan akan membantu menekan atau meng-
4. Penggunaan bahan kimia pestisida merupakan atternatif te- hambat hama, terutama hama potensial, secam permanen
rakhir bila benar-benar diperlukan. segera dipertimbangkan.
5. Penggunaan teknik-teknik pengendalian hama dengan me_ f , Program pengendalian hama yang flelsibel disusun hrng-
madukan semua teknik pengendalian sebagai berikut. ga dapat diubah dan diatur. Program yang kaku dan tidak
a. Menggunakan varietas yang tahan atau toleran terha_ dapat disesuaikan dengan lahan, daerah, atau waktu yang
berbeda sebailmya dihindari.
dap hama penyakit.

6
6. Perkembangan yang liclak dapat dilihat sebelumnya
sebaik_
nya dapat diperkirakan atau dipertimbangkan.
rLn.ungtut
dengan gerak nrundur dan rancanglah deng.n
maju ke depan. Tindakan-yang teipenting adalah
nuli:;ti
tetap
waspada. terhadap kompleksiias ekosistem
sumber daya
dan perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya. --r
7. Bagian yang terlemah dalam daur hidup spesies
hama uta_
ma dicari dan tindakan pengendalian diarahkan Irnnl PERANGKAP
hati-hati pada bagian tersebut sesempit mungkin.d;";;; HAMA SERANGGA
rapan yang meluas dalam ekosistem sumber
pene- lill
daya sebaiknya
dihindari.
B Jika nrungkin metode yang dapat melestarikan,
melengkapi,
dan mendorong faktor-faktor mortaritas fisik dan
mencirikan suatu ekosistem dipertimbangkan
bili-'-il,
dan di[n__
oangKan.
9. Keragaman hayati ekosistem jika mungkin
diusahakan untuk
ditingkatkan.
10 Dibuat anggapan atau teknik survei yang memadai
mantauan) terhadap hama.
(pe_ erangga merupakan hama yang banyak jenisnya dan
paling banyak menyerang tanaman pertanian. Serangga
banyak menyerang tanaman padi, palawija, dan buah-
Dengan demikian semakin jelas bahwa
dalam upaya pengen_ lrrrahan mulai dari benih, bibit, pucuk, akar, bunga, dan buah.
dalian hama terpadu perlu dikembangtur, ,r[fu ( )l<:h karenanya, pengendalian hama
utama umumnya meru-
yang kompatibel selain dengan pnny"n-protan E"n.-"a.1,"" p,rkan pengendalian serangga sehingga obat-obatan kimia yang
pestisida yang
.nv3t1-nvata merugikan bagi kepentinjan iingk,rngan. puau UuU_ 1nling banyak diproduksi adalah irsektisida.
bab berikut akan dibahas tekni[-tet<nik'pe.gnndarLn Perangkap yang akan dijelaskan pada bab ini merupakan
pestisida.
hama tanpa
rrrr:tode pengendalian hama serangga dengan cara mekanik atau
fisik yang dapat dikembangkan sebagai pengganti insektisida.
Metode ini memanfaatkan sifat-sifat serangga yang tertarik
lcrhadap cahaya, warna, aroma makanan, atau bau tertentu.
( laranya adalah dengan merangsang serangga
untuk berkumpul
,lan hinggap pada perangkap. Pada akhirnya serangga yang
lcrperangkap tersebut tidak dapat terbang dan akan mati.
llrngendalian hama dengan metode ini cukup efektif bila digu-
rrrrkon secara meluas dan tepat waktu sebelum terjadi ledakan
Ir.rrna.

b',d|lilF.r
Pada pembuatan dan penggunaan perangkap ini harus 3) Wereng putih (Sqgatella furcifef
memperhatikan faktor-faktor lingkungan, sifat-sifai tanaman, dan 4) Wereng bergaris (Nephotettix apicalisl
sifat hama itu sendiri. I{al yang perlu diperhatikan adalah se- ,l Walang sangit (Leptocorixa acuta)
bagai berikut.
Hama pulih (Nymphula depunctalis)
1. (lkuran atau jenis serangga yang akan diperangkap. I Kupu-kupu ulat tanah (Spdoptem mauritia)
2. Kebiasaan serangga keluar: siang atau malam hari. 1l Kepinding (Scotinophora)
3. Stadium kehidupan serangga: saat menjadi kupu_kupu atau
menjadi kumbang yang dapat terbang.
4. Makanan kesukaannya, termasuk aroma kesukaannya. 11 llama kacang-kacangan
5. Warna kesukaannya. (r. Lalat bibit (Agromyza sp.)

6. Kekuatan atau kemampuan hama untuk berinteraksi ter- lr. Penggerek polong (Etiella zinckenella)

hadap jerat.
(:. Pengisap daun (Lamprosema indica)
7. Cara berjalan atau cara terbang hama, termasuk kemampuan
(1. Ulat tanah (A7rotis sp.)
terbang suatu serangga menjangkau umpan atau jerat.
8. Ketersediaan bahan di lokasi. ll lJama buah-buahan
a. Tlrngau daun atau gurem
Beberapa contoh serangga yang dapat dikendalikan dengan b. Pengisap buah lada (Daymus pipris)
alat perangkap di antaranya sebagai berikut. c. Pengisap buah kakao (Helopeltis antonii)
d. Kepik atau kepinding (ordo Hemiptera)
1. Hama padi e. Kutu daun (Phytopthires)
a. Penggerek batang f. Lalat buah
1) Penggerek batang putih (Scirpphaga innotata)
2) Penggerek batang kuning (Scitpphbga incertulas) Pada umumnya, hama serangga menyerang tanaman pada
3) Penggerek batang bergaris (Chito suppessalis) lnsc ulat atau fase kupu-kupu. Pengendalian dengan perangkap
4) Penggerek batang merah jambu (Sesamia ' ukup efektif dilakukan untuk serangga
pada fase kupu-kupu
'rl.rtr kumbang yang dapat terbang.
b. Ganjur Perangkap serangga yang akan dijelaskan berikut meman-
hchydiplasis orryae l,r,rtkan serangga fase kupu-kupr.r/kumbang yang dapat terbang
, l.,rrslan memanfaatkan sifat-sifat berikut.
c. Wereng padi
L Tertarik dengan cahaya, terutama cahaya kuning.
1) Wereng hijau (Nephotettix impicticep)
'/. Tertarik pada bau atau aroma tertentu, termasuk bau busuk
2) Wereng cokelat (Mlaprwata lugens) dan esens buah.

10 11
3. Dapat terbang atarr nrerayap sendiri menuju sumber cahaya.
4. Umumnya serangga berukuran kecil hingga mudah dijerat
dengan perekat.
5. Tertarik pada warna yang mencolok, terutama warna kuning
atau ungu.
6. Aktif pada siang atau malam hari.

Alat atau bahan yang digunakan untuk perangkap dapat Papan berPerekat
berupa lem buatan atau getah yang lengket (misalnya getah
nangka), air, minyak, aspal, atau alat perangkap khtrsus.

Berikut ini beberapa jenis perangkap serangga yang dapat


dibuat.
1. Perangkap cahaya Gambar 3. Prinsip keria perangkaP p€rekat
Perangkap cah.aya dapat menggunakan cahaya lampu
minyak tanah atau lampu lishik dari aki, solar sel, dinamo kincir alnrr esens buah-buahan yang banyak dijual di toko kimia.
angin, air, atau disel. Perangkap cahaya ini cocok untuk hama It,r,rngkap umpan ini dapat digunakan untuk menjerat serang-
yang ahif pada malam hari, seperti penggerek batang, ganjur, qn yang aktif pada siang hari maupun pada malam hari. l{e-
dan walang sangit. l..rrrahan penggunaan perangkap ini adalah kesulitan untuk
ur('ngidentifikasi umpan yang sesuai dengan serangga tertentu.
Berbagai macam perekat yang dapat digunakan untuk me-
2. Perangkap warna
rrr,,rangkap serangga adalah sebagai berkut.
Bila terdapat serangga yang aktif pada siang hari dapat ,r Getah nangka atau getah kayu lain yang lengket.
dibuat perangkap dengan menggunakan papan warna kuning.
Warna kuning tersebut menarik untuk dihinggapi serangga hin!- l, Permen karet yang direndam dalam minyak tanah-
ga serangga akan terperangkap dan mati. Itelebihan pemngkap , Karet gelang mentah (wama kuning hansparan) yang diren-
ini bersifat praktis, efisien, dan murah. Namun, perangkap ini dam dalam minyak tanah dengan perbandingan 1:1.
hanya dapat menjerat semngga yang aktif pada siang hari. ,l Aspal yang dipanaskan.
,, Styrofoam bekas kemasan barang-barang elekfoonik png diren-
3. Perangkap umpan dam dalam bensin atau minyak tanah dengan per-bandingan
1:1.
Umpan yang diberikan dapat berupa makanan yang dise-
nangi serangga misalnya lalat buah maka umpannya adalah I Lem tikus yang banyak dijual di toko besi atau toko kimia.
buah atau buah-buahan tiruan yang dilaburi lem dan aroma ,1 Getah karet.

72 13
h. Lem kuning yang diencerkan dengan minyak tanah agar li,rr,lrltrnaan perangkap kurung ini adalah de111;rrr llrt'lrrrllrlrlr'rl-
tidak mudah kering. l,nn sifat serangga yang tertarik terhadap cahaya, will'lrir, tlrrrr
i. Tepung tapioka atau sagu dilarutkan dalam air lalu dipanaskan ,iilrl)rrn serta sifat Serangga yang mempUnyai ket:,'tt,l1'11111rlnrl
sampai mengental. r,,,1,,r1g menuju ke atas atau ke samping, terutama ktl 6r,rlt r7,rtt,1
l,'l ,rlr terang.
Untuk menjaga agar lem tidak cepat kering maka sebaik-
nya perangkap lem ini dipasang sor€ hari pada saat hari sudah sistem perangkap kurung ini sebenarnya sudah ntttl,ri rli
teduh. Sebagai pengganti lem dapat pula digunakan air, minyak, s,.'rk<:nalkan di Eropa pada awal abad ke-20
dan pertgl;ttrr'r
atau oli bekas yang lekat. ,,,,,rr7,, masih mengkhtrsus untuk menangkap lalat' Oleh kan'rtn
l,,r,l,r saat itu terjadi revoh.rsi di bidang
.pertanian, khususrryil
caril
1,,,,,,1,1rr.ur bahan kimia insektisida secara besar-besaran,
,,,, ,iiu.,ggup kurang efektif sehingga nyaris terlupakan. Pada saal
inr, l)enggunaan perangkap kurung bertujuan untuk mengurangi
pun
l,r,n(lqunaan pestisida yang berlebihan. Penggunaannya
tr,l,r[--tnrbatas pada lalat saja, tetapi dapat untuk menangkap
,rr,ilrua serangga. Keefektifan alat ini tergantung pada banyak-
n,/,1 l)erangkap yang dipasang per satuan luas tertentu'

Air atau minyak

Serangga terperangkap

Gambar 4. Perangkap serangga dengan air atau minyak

4. Perangkap bau atau aroma


Umumnya serangga tertarik dengan aroma tertentu, misal-
i:&,r- '* -l_ _--'
nya bau tape, bau busuk, atau bau harum. Sifat ini diman- \
UmPan
faatkan untuk menarik semngga agar berkerumun. Setelah itu
Gambar 5, Perangkap serangga sistem kurung kerucut
serangga dijemt dengan perekat.

5. Perangkap kurung A. Perangkap PaPan Kuning


Selain dengan menggunakan perekat atau cairan, dapat (lara ini mudah dilakukan dan murah, yaitu menggunakan
pula dibmt perangkapserangga yang berupa perangkap kurung. t,.1 l).rr) yang diberi cat
kuning dan diolesi dengan bahan

t4 15
perekat. Papan tersebut diletakkan pada petak-petak sawah, di t, l',r1)i)n perang\ap harr"n selalu dikontrol agar lx'rclq,rl lr,l,rk
ladang-ladang palawija, atau kebun buah-buahan. Penggunaan ',,rrrrpai kering. Bila perekat telah kering maka Ir,rrrr:i ';r'(1.'r.r
perangkap ini sangat efektif diterapkan untuk hama yang aktif ,Ltx:ri perekat baru. Dengan demikian serangga akrrr t,.r"l,rrik
pada siang hari. Cara pembuatan perangkap serangga papan ini ,l,rrr hinggap pada papan kemudian lengket sehirrrlln lrrl,rk
adalah sebagai berikut. ,l,rpat terbang kembali. Jika jumlahnya terbatas rrr,rk,r
1. Papan persegi dibuat dengan ukuran 30 cm x 30 cm. l!,rpan dapat dipindahkan ke lain tempat pada hari berikrrlrrya.
2. Pada papan persegi tersebut diberi tiang untuk menancap-
kan papan dengan panjang 50-100 cm.
ll. Perangkap Lampu Minyak Tanah
3. Papan dicat kuning atau dibungkus dengan plastik atau
kertas kuning.
Mengingat serangga tertarik dengan cahaya, khususnya
,,rlraya kuning, maka untuk menjeratnya dapat menggunakan
4. Pada permukaan papan kuning tersebut dioleskan zat perekat
l,,,r,rrr,tkap lampu minyak tanah (lampu templeVlentera) yang
hingga rata. ,lil,,l,rkkan pada papan yang telah diolesi dengan perekat kemu-
5. Papan tersebut ditancapkan di sawah atau ladang. Jumlah ,li,rrr <lipasang pada lahan-lahan pertanian. Cara pembuatannya
papan yang ditancapkan disesuaikan dengan luas lahan dan a, l,rl,rlr sebagai berikut.
banyaknya serangga yang terlihat. Jumlah papan yang di- I l)apan persegi dibuat dengan ukuran 30 cm x 30 cm beserta
pasang minimum satu buah untuk luas lahan 10 m2.
tiang penancapnya.
.' Setelah papan diberi bahan perekat, lampu lentera dile-
l;rkkan di atasnya. Agar tidak mudah tumpah, lampu lentera
r liletakkan di atas papan dengan cara diikat.

I I'ada musim hujan dibuat atap dari seng atau kaleng bekas
rurtuk pelindung lentera. Akan lebih baik lagi bila diguna-
kan lentera yang tahan angin dan hujan seperti lentera
rrntuk nelayan.
'l l)erangkap diletakkan di sawah atau ladang pada malam
' lrari minimum satu lentera untuk luas lahan 100 m2. Na-
30cm
nrun, jika jumlah serangga yang terlihat semakin banyak
rnaka agar lebih efektif jumlah perangkap yang dipasang
jtrga semakin banyak.
', Sebaiknya p€rangkap dipasang pada saat belum berkem-
trangnya hama. Berikut ini jadwal yang dapat dipakai untuk
l xrmasangan perangkap.
.r) Setelah dilakukan pencangkulan untuk penangkapan
Gambar 6. Cara membuat perangkap serangga papan kuning serangga pertama dan sebelum terjadinya peledakan
atau perkembangbiakan serangga tersebut.
Si.,
16
17
b) Untuk tanattt;rrt kercang-kacangan, perlakuan kedua Perangkap LamPu Listrik
dilakukan 1xt<lir saat benih mulai muncul tunasnya' I'rinsip pembuatan perangkap serangga lanrlltr li,,lrik ",'rr',r
1..!r, l,rr pnrutgkup yang menggunakan lampu minyak
l;rrr;tlr ll't
c) Perlakuan tre'riktrtnya dilakukan pada saat tanaman
akan berbtrttltrtt artau berbuah. ,,.,,r lrcdanya penerangan perangkap ini dibuat <lari "rlr'rt/'r
,,', ,,1,,' li.trii. Srr-bu,. iitttik yang dipakai dapat listrik :""''rlr
6" Lama pemas?uxlan 1>erangkap dapat satu malam atau lebih.
Bila pada rttalattt Jxzrtama serangga yang terperangkap hanya lrt:1, rnisalnya aki atau solar sel dan dapat arus bolirk l"rlik
sedikit rnakr clapal dicoba pemasangan perangkap pada ma- n(.)yangbersumberdariPLNataudisel.Waktupemasilll(1.11|
lam kcrrhrer. I3ila serangga yang terperangkap masih sedikit l,rrr 1x:nerapannya sama seperti pada perangkap lampu mirly'rk'
maka ;xzrnasi)ngan perangkap dapat dihentikan. Sebaliknya, ,r,,' rrtembuat perangkap ini adalah sebagai berikut'
bila ternyata perangkap dipenuhi oleh serangga maka pema- l';rpan dibuat dengan ukuran 30 cm x 30 cm'
sanslar] lnrangkap dapat diterr-rskan sampai beberapa malam. ' I)rrdukan lampu dipasang pada papan tersebut dan dihtr-
l,rrngkan dengan kabel lampu lain secara paralel' Besarnya
,llly. lampu tergantung tegangan yang dipakai' Bila meng-
,1r.r.uk n arus DC cukup menggunakan lampu bohlam tegang-
,,,', 6 volt atau 12 volt dengan daya 3-5 watt"Bila menggu-
rrakan arus dari disel atau arus PLN, lampu listrik yang
rligunakan berdaya 5 watt dengan tegangan 110 volt atau
+3ocm H ?.2O volt.

Lampu

Papan berPerekat

Gambar 8. Perangkap serangga dengan lampu listrik

li,rrninal kabel dihubungkan dengan sumber arus listrik yang


,r,lzr dan disesuaikan dengan tegangan lampu yang terpasang'
t Jntuk memudahkan menghidupkan dan mematikan lisirik,
Perangkap dengan lampu minYak

,lipasang sakelar pada salah satu ujung kabel yang meng-


Gambar 7. Perangkap serangga lampu minyak tanah
lrrrbungkan sumber arr,s dan lishik.

t9
18
ll,rrrgkaian listrik tersebut sebaiknya dil<rrr,1h,r1ri rlr,rrrl,ur
',,'licring untuk menjaga terjadinya hubungan sirr,llt,rl irl,rrr
It,,rrsleting pada lampu listrik, terutama bila nrcrr,l,plrr,rlr,rrr
,rlrr.s tegangan tinggi seperti arurs PLN atau disel.
Ii'r;rngkap tersebut dipasang di lahan-lahan pertaniarr scl,,l,rlr
,lrlxrri perekat pada dudukan lampu (pupan) sehingga s('r..rll
S atta ,1,r clapat terperangkap. Lampu dinyalakan pada malarrr lr,rrr
',,,l,rrna beberapa malam. Pemasangan perangkap dilakrrk,rrr
,,,,lrelum penanaman atau pada saat tanaman rawan terserarrrl
Ir,rrna, yaitu saat akan berbunga atau berbuah. Gamtrar
Sumber listrik b. Sumber listrik solar sel (tenaga surya)
1*,rangkap lampu listrik ini adalah sebagai berikut.

ll Perangkap Cahaya dan Cairan


l)i samping menggunakan perekat, pembuatan perangkap
'.!.r,rn,l(la dapat juga menggunakan cairan berupa air, minyak
l*r.rlr, kerosin, air deterjen, atau oli bekas. Untuk lampu minyak
i,rrr.rlr rtapat dipadukan dengan air, sedangkan untuk lampu lishik
'1,r1'.rt <lipadukan dengan perangkap yang menggunakan minyak

l'.!r dn(Jkap serangga Perangkap serangga dengan minyak


c. Sumber listrik kincir rlrrrg;rrr air dan atau oli bekas dan cahaya lampu listrik
angin d. Sumber listrik kincir air
r Elt.ry,r lampu
rilthy,rk tanah

f. Sumber listrik PLN

e. Sepeda motor sebagai sumber listrik

Gambar g. Beberapa sumber listrik untuk perangkap serangga Gambar 10. Perangkap serangga dengan cahaya dan cairan

20
27
atau oli bekas. Air atau cairan dapat ditampung dalam tempat
khusrs, seperti baskonr atatr dengan membuat kolam-kolam yang
di tengahnya diberi cahaya lampu.
Prinsip kerja perangkap ini adalah dengan membuat serang-
ga mendekat kare:na cahaya lampu. Karena silau biasanya serang-
ga di dekat cahaya akan berjatuhan ke cairan dan tidak dapat Gambar 12. l)etrrttt;
ierbang lagi. kap serangga uttlttk
ternak katak
Secara se<lerhana perangkap ini dapat disediakan dengan
membuat kolarrr-kolam kecil yang diberi cahaya atau penerangan
di atasnya. Perangkap ini terutama digunakan untuk menangkap
serangga di lahan yang belum ditanami.

1,. PerangkaP Lidi BerumPan


,lenis perangkap ini dibuat dari lidi yang diolesi dengan ba-
l',',' 1>erekat yang tidak mudah kering dan diberi umpan atau
.,r,.,rr,rlu yang menarik serangga' Cara membuat perangkap lidi
,,, l,rl;rh sebagai berikut.
I l-idi disediakan sebanyak mungkin lalu dicat dengan cat
warna kuning. Bila akan menggunakan umpan' lidi
tidak
1rcrlu dicat.
i' Setengah lidi bagian atas diolesi dengan pleltel'
t l)erangkap lidi tersebut dipasang sebanyak mungkin
di lahan
serangga' perang-
Lahan pertanian
,u*uli atau ladang. Bila terdapat banyak

Gambar 11. Perangkap kolam bercahaya

Di kalangan peternak katak dikenal suatu model beternak


{::ffi"
| ,- Lidi

katak dengan cara memberikan lampu-lampu di atas kolam Gambar 13. Perang-
kap serargga dengn
peternakan katak hijau. Dengan adanya lampu-lampu tersebut lidi berumPun
serangga akan tertarik dan akan berjatuhan di sekitar cahaya
sehingga menjadi makanan katak yang dipelihara. Dengan demi-
kian, metode penangkapan serangga dengan cahaya dan cairan
ini dapat dipadukan dengan sistem peternakan katak sehingga
dapat diperoleh dua keuntungan sekaligus.
23
22
kap dapat dipasang kir;r-kira sebuah untuk luas lahan 1 m2. I 60 cm _-____.t
Pemasangan pxura'<1k;r1> lidi diupayakan lebih tinggi sedikit q .:
dari tinggi tananran.
fr
q :
4. Bila diperluktr., <lalxrl dibuat umpan sesuai dengan kesu-
rl

kaan seran5lgar, baik aroma maupun jenisnya. Sebagai con_ r--30 cm--t
toh pada trjrr'gr lrcrzr.gkap lidi dapat dipasang sedikit tape :
untuk sera'(r(ra yar)ll tertarik dengan aroma tape, sebutir nasi - :
untuk serar)q(r.r yarlg menyukai tanaman padi-padian, se- :
butir ker<:..5g kedelai atau kacang lainnya uniuk menjerat :,r{lrakan bahan-bahan berikut Buatlah bentuk seperti gambar
serarlslgil <li kebun kacang-kacangan, atau sekerat buah_ -
btrahan rrntrrk menangkap serangga pada kebun buah.
Aqar s<:ra.gga lebih tertarik dengan umpan tersebut sebaik-
nya urnpan dipasang pada saat tanaman belum berbuah.
Dengan demikian, umpan menjadi perhatian utama serangga
sehingga kenrungkinan tanaman budi daya mengalami ke_
rusakan lebih sedikit. Namun, perlu kehati-hatian agar um-
pan tidak menjadi pemacu pertumbuhan serangga. pasalnya,
bila umpan tidak dimakan dan serangga tidak terjerat I rrlrr;rlah dindingnya dengan kasa/ Beriatap dan pasang lampu
pemasangan umpan tersebut justru berarti menyediakan hdln dan olesi dengan Perekat
makanan serangga. Pada akhirnya, perkembangan serangga
Gambar 14. Cara membuat perangkap kelambu bercahaya
malah akan terpacu. Oleh karenanya, akan lebih aman dan
mudah bila digunakan perangkap lidi yang dicat kuning dan
tanpa pemberian umpan. (;. Perangkap Buah Palsu
l'erangkap buah palsu ini dapat dikembangkan untuk
F, Perangkap Kelambu Bercahaya rr',,',,lr,ndalikan serangga yang biasa memakan buah-buahan, se-
Cara lain membuat perangkap serangga adalah dengan g,,,rli lalat buah dan sejenisnya' Caranya adalah dengan me-
membuat rumah-rumahan yang diberi kelambu atau dinding l,.r,,,li.rkan buah-buah tiruan dari plastik atau kayu yang telah
dari kain, kawat, atau kasa nyamuk yang dilabur dengan bahan ,|i,,1,,.;i lrerekat. Berikut ini cara membuat prerangkap buah palsu.
perekat. Pada bagian tengah dari perangkap terseb,rf dip.r.r,g I I'enyediaan buah tiruan disesuaikan dengan kebun buah-
lampu listrik atau lampu minyak tanah. perangkap tersebui dipa_ l,rrahan yang akan dipasang perangkap. Misalnya kebun
sang di lahan-lahan pertanian dan lampu dinyalakan pada ma- ,,1;el maka buah tiruannya adalah apel atau kebun mangga
lam hari. Dengan demikian, serangga akan tertarik dan menuju burah tiruannya pun mangga.
rumah-rumahan tersebut kemudian akan menemper pada din-
dingnya. i' l'ada buah yang akan dijadikan perangkap diolesi dengan
lrahan perekat yang tidak mudah kering. Perangkap buah

24 25
tiruan tersebut hzr^rs trerwarna mencolok dan menarik 1,1,, lr ,li loko-toko saprotan (sarana produksi ll<'rl,rnr,rrr) l',r<la
perhatian serans4sla. lJntuk lebih merangsang serangga i, r,''r.llr,rllr)Vdr pemakaian senyawa ini dapat diptrrlrrh,rrr ,1,'trr1;rtl
maka
lem atau perekat da'ert dicampur der.,gan *n", UJln_buah_ i',,rr'tl(,rl, perekat atau cairan. Berikut ini cara penerirl,.rtrtrt.,,r
an yang banyak clijLral di toko kimia sesuai dengan jenis t llr,,r,rliakan botol air mineral yang bersih. Bokrl tli1r.1.ttt1
buahnya. hrr,r kira B cm dari bagian mulutnya.

3. Perangkap terseburt dipasang pada pohon buah_buahan, ' M,'lil eugenol sebanyak 1 cc diteteskan pada kaprrs ,7,'rr,1
yaitu di tenrpat-iempat yang mudah terlihat oleh serangga. ,lrikirt pada tali. Selanjutnya tali tersebut dikeluarkatr <l,rri
1,, ,lol lewat sebuah lubang kecil sehingga kapas dalanr kc,r
Waktu lx]rnasangan perangkap ini sebaiknya dilakukan sebe_
lum tanarnan berbuah. Dengan demikian, serangga akan ,l,r,rn tergantung.
lebih tertarik dengan umpan tersebut. I lirlongan botol yang pendek dimasukkan ke dalam potong-
,rrr trotol yang panjang dengan bagian mulut botol di se-
1,,'l;rh dalam. Pertemuan kedua potongan boiol di sebelah
Buah palsu dari kayu
atau plastik yang diberi
lrr,rr dapat diberi isolasi.
perekat .l I)i sebelah dalam dari botol dapat diberi perekat atau cairan,
..r,1rcrti minyak kelapa atau air deterjen. Dengan demikian,
.9^ro il',i I .,(,rangga yang tertarik dengan metil eugenol akan masuk ke
,l,rlam botol dan dapat terperangkap oleh perekat atau cairan.
', li>tol perangkap tersebut dapat digantungkan pada dahan
.rt;ru diikat pada tiang kayu.
Tanaman buah

Gambar 15. Cara memasang perangkap buah palsu di kebun


Itotol bekas air mineral
Botol dipotong
F& Kapas ditetesi
metil eugenol
buah_buahan

H. Perangkap dengan Metit Eugenol


Metil eugenol merupakan senyawa atraktan (penarik) se_
rangga. Senyawa ini dapat digunakan untuk memerangkap
se_
rangga' terutama jenis lalat buah. perhakaian jenis senf,awa
ini Potongan botol dimasukkan
sebagai bahan penalik serangga dapat diterapkan di peikebun.n
dengan bagian mulut di dalam
buah-buahan atau lahan p-rta.i.n yang berpotensi diserang
Botol diikat Pada tiang
hama lalat buah. semakin ruas lahan pertanian maka jumlah
perangkap yang dipasang lebih banyak pula. Senyawu Gambar 16. Perangkap dengan metil eugenol
ini dapat
26 27
'. I(,'lxrdatan pita tergantung dari banyaknya harrrir ,l;rn l;rrrirrrr-
I. Perangkap Pita Kuning ,ur yang dilindungi. Untuk tanaman yang diterrr;rur rL,rularr
Untuk mengendalikan hama dapat pula digunakan perang- 1*,la guludan, pita kuning dibentangkan di setiap errhu[;rrr.
kap pita kuning. Perangkap ini dibuat dari benang, pita kain, t, lJila zat perekat pada pita sudah tidak rekat, seqerrir tlila-
pita plastik, atau rafia berwarna kuning yang diolesi dengan zat
krrkan penambahan zat perekat lagi.
perekat yang tidak mudah kering. 7at perekat yang digunakan
sebaiknya memiliki sifat mencair bila terkena panas. Pita yang
telah diolesi zat perekat dibentangkan di lahan-lahan pertanian .l Perangkap Bangkai Ketam Sawah
sehingga serangga dapat hinggap dan terperangkap perekat. llrrangkap bangkai ketam sawah (yuyu atau keuyeulr.
Langkah kerja pembuatan perangkap ini adalah sebagai berikut. !rrrrr,
l,r) dapat diterapkan untuk menjerat walang sangit. Secara
1. Tatperel<at dibuat sesuai dengan bahan yang terdapat di seki- r,,,, ini banyak diterapkan oleh petani di daerah Ja-
lr',ional, cara
tar lokasi. ',',, ll,rrat. Caranya adalah dengan menggantungkan bangkai
2. Gulungan pita dimasukkan ke dalam larutan zat pre.l<at hingga i,.'l,rrrr <li pinggir sawah. Ternyata dari hasil pengamatan penulis,
rala. 1.1.,r1,1kap ini memang dapat menjerat puluhan, bahkan ratusan
3. Pita-pita perangkap tersebut dibentangkan di lahan-lahan ',,,rl.rrr,l sangit dan kepik hijau. Penggunaan perangkap ini akan
pertanian hingga dapat dihinggapi oleh serangga. Akibatnya, l,,l,rlr <'fektif jika dipadukan dengan perangkap perekat. Langkah
serangga akan menempel sampai mati. lrr.ri,r t)errbuatan perangkap bangkai ketam adalah sebagai
I
'.,r rlir rl.
4. Waktu pemasangan pita dilakukan pada awal penanaman,
sebelum tanaman berbunga atau berbuah, atau bila sudah I l).rpan dudukan dibuat seperti pa.da gambar.
terlihat serangga beterbangan di lahan penanaman. -' l{ctam sawah dimatikan dan dibiarkan hingga membr-suk.
K<rtam ini dapat dicari di pematang-pematang sawah.

Bangkai yuyu

Gambar 18. Perangkap


t',rJran berPerekat
walang sangit dengan
bangkai ketam

Lahan pertanian

Gambar 17. Perangkap serangga pita kuning

28 29
3. Papan yang dilengkapi dengan tiang penancapnya dipasang tJrrtuk mengendalikan serangga tersebut dapat digunakan
di setiap sudut atau tengah-tengah petakan. ;* lkap tangga pohon. Caranya adalah dengan mengolesi 1rchon
,,,rr,
4. Sebelum ditancapkan, papan diolesi terlebih dahulu de- i,'i,1i,rrr bawah dengan ter dan di bagian atasnya dengan perekat.
ngan zat perekat. Selanjutnya bangkai ketam sawah diletak- 1r, 11,1,rn cara ini maka serangga akan terjerat dan menerrrpel
kan di atas papan dengan cara diikat agar tidak mudah jatuh. 1u', l,r lxrhon tersebut hingga mati.
5. Walang sangit pun akan segera mengerumuni bangkai ketam
dan terperangkap oleh zat perekat tersebut.
I Perangkap Kurung Kerucut
l)rinsip kerja perangkap kurung kerucpt ini adalah dengan
K. Perangkap Thngga Pohon ,,,,'rrr,rnfaatkan sifat serangga yang selalu terbang mencari tem-
Beberapa jenis serangga bertelur di bawah tanah kemu- I'it v,rng lebih tinggi. Cara kerja alat ini sama dengan cara me-
dian menetas menjadi ulat atau kumbang dan merayap ke pohon rirr, l,,(rng serangga untuk mendekati cahaya, makanan, atau bau
budi daya melalui batang. Selanjutnya serangga ini akan me- l1;slrqrlrr serangga tersebut dapat terperangkap.
rusak bagian tunas, bunga, daun, atau buah. Serangga yang llahan yang digunakan untuk membuat perangkap kurung
mempunyai perilaku seperti itu biasanya tergolong serangga hr.iu('ut dapat dari plastik yang dirancang khusus atau dari
yang tidak bersayap atau tidak dapat terbang, seperti kumbang l!,r\r/,r1. Bahkan, dapat pula digunakan bahan-bahan yang seder-
kelapa, rayap, dan semut. l,,rrr,r clan mudah didapat, seperti stoples dan corong. Model dari
1"'',,rr<1kap ini adalah sebagai berikut.

Bahan yang dibentuk


seperti corong

Umpan

Gambar 19. Lapisan perekat di lingkaran pohon buah-buahan


Gambar 20. Model perangkap serangga kurung kerucut

30
31
a. Perangkap dari 2. Digulung
sloples dan corong

3
F,
Y-1 F,
Kawat atau
kasa digunting ll,\ ll PENGENDALIAN HAMA
lilr
I

l BUDI DAYA
W
3. Dibentuk
seperti corong

b. Perangkap dari kawat atau kasa nyamuk

Gambar 21. Model-model perangkap kerucut sederhana

ntuk mengendalikan hama, terutama di areal pertanian,


tidak selalu hartrs menggunakan umpan atau perangkap.
Pengaturan dalam sistem budi daya tanaman ternyata
nrt,rul)akan salah satu cara yang dapat digunakan untuk me-
i1,1.,rr, lalikan hama. Berikut ini beberapa. cara budi daya yang
rl'11\rl (literapkan untuk tujuan tersebut.

A. Pemilihan dan Penggunaan Bibit


Salah satu upaya untuk mengendalikan hama secara budi
,lnt7,r ;rdalah melalui pemilihan bibit dan benih yang benar-benar
1,,'1,;rr; dari penyakit dan biji gulma serta tahan terhadap hama.
lliln lxrda bibit atau benih terdapat telur serangga atau biji gulma
rr'1h.r secara tidak sengaja telah terjadi penyebaran dan pengem-
l,'rrr,;tri;rkan hama tanaman di suatu lahan yang mungkin pada
.t,irhrva tidak terdapat hama. Selain itu, bibit yang dihasilkan
'l,rrr l.rnaman yang terserang hama juga mempunyai kecende-
rrn,t,ur dapat terinfeksi sumber-sumber hama dan dapat ber-

32 33
r arjrdan tabel 2.
kembang biak kembali bila tanaman tersebut dijadikan bibit,
Oleh karenanya, sebaiknya bibit diperoleh dari produsen-prodursen Urflitrr Fad
yang berkualitas dan dapat menjamin mutu bibit yang dijualnya.
Peka terhadap wereng batang dan rvercng daun, peka
Bila melakukan pembibitan sendiri diupayakan agar tanam- terhadap tungro dan kerdil rumput, serta cukup tahan
an induk harus diselelsi secara ketat, yaitu benar-benar sehat terhadap busuk bakteri daun.
dan bebas dari hama serta penyakit.
It l,elita l-2 Sama dengan Pelita l-1 .

Upaya pemerintah untuk mencegah tersebarnya hama pe-


nyakii tanaman dari satu daerah ke daerah lain adalah dengan l,' 20 (tR 20) Peka terhadap wereng batang, cukup tahan terhadap
''H penpkit tungro, dan peka terhadap penfakit Rhizoctonia.
melakukan karantina. Dalam hal ini pemerintah bertugas menga-
wasi beredarnya benih, bibit, dan hasil bumi yang memungkinkan I I I'B 26 (lR 26) Tahan terhadap wereng batang, cokelat biotipe 1 dan 3,
membawa bibit penyakit atau hama tanaman. wereng daun, serta penggerek padi bergaris.

Dalam melakukan seleksi benih atau bibit juga harus mem- Tahan terhadap penyakit tungro, kurang tahan terhadap
perhatikan jenis yang tahan atau toleran terhadap penyakit. Ma- kerdil rumput, dan peka terhadap bakteri daun bergaris.
sing-masing varietas memiliki daya tahan terhadap jenis hama
l{ r'B 28 (lR 28) Tahan terhadap wereng batang, cokelat biotipe 1 dan 3, dan
tertentu. Oleh karenanya, bila di dalam satu daerah ada gejala wereng daun; peka terhadap wereng cokelat biotipe 2 dan
serangan hama tertentu maka diupayakan untuk menanam ta- baKeri daun bergaris; serta tahan kerdil rumput, tungro, dan
naman yang tahan terhadap hama tersebut. Berikut ini beberapa bakteri busuk daun.

contoh varietas padi dan palawija yang tahan terhadap hama. ln t,B 5 (lR 5) Peka terhadap wereng batang dan rvereng daun,
peka terhadap kerdil rumput, tungro, busuk bakteri daun,
peka terhadap penlrakit Rhizoctonia.
'ABEL2'BEBERAPA::'[3lt"fllrTl?[+iL'"t*DAYArAHANNYA
tn PB I (tR 8) Peka terhadap wereng batang dan wereng daun;
peka terhadap penfakit busuk bakteri, kerdil rumput, dan
tungro; serta cukup tahan terhadap penyakit Rhizoctonia.

1. Bengawan Agak tahan terhadap kresek dan agak peka terhadap Pyricularia. Peka terhadap wereng batang, kurang tahan terhadap busuk
bakteri daun, dan cukup tahan terhadap Pyricularia, tungro,
2. Si Gadis Agak tahan terhadap kresek dan agak peka terhadap Pyricularia.
dan Rhizoctonia.
3. Remaja Agak tahan terhadap kresek dan agak peka terhadap Pyricularia.
4. Jelita Agak tahan terhadap kresek dan agak peka terhadap Pyricularia.
tn I'B 30 (lR 30) Tahan terhadap wereng cokelat biotipe 1 dan 3, wereng daun,
kerdil rumput, dan tungro; serta peka terhadap wereng cokelat
5. Dara Agak tahan terhadap kresek dan agak peka terhadap Pyricularia. biotipe 3 dan bakteri.

6. Syntha Agak tahan terhadap kresek dan agak peka terhadap Pyricularia.
ts PB 34 (lR 34) Tahan terhadap kerdil rumput dan pelo terhadap Rhizoctonia
7. Dewi Ratih Agak tahan terhadap kresek dan agak peka terhadap Pyricularia. serta Cercospora.

8. Seratus Agak peka terhadap Pyricularia dan agak peka terhadap ,'il Adil Peka terhadap hama wereng batang dan wereng daun
malam (gogo) lalat bibit. serta penyakit tungro, cukup tahan terhadap bakteri busuk
9. Cartuna Agak peka terhadap Pyricularia dan agak peka terhadap
(padi gogo) lalat bibit. ,'l Makmur Peka terhadap hama wereng batang dan wereng daun;

34 35
Lanjutan Tabel 2. IABEL /I. VARIETAS UNGGUL KEDELAI DAN KACANG TANAH

lltHrtr3: Fadi il*$C:::TdHtt . l{rlr*l Tenamen Varls-tas Unguul


l

peka terhadap penyakit kerdil rumput, tungro, dan l..or;ang tanah Gajah
bakteri busuk daun. Macan
Banteng
22. Gemar Peka terhadap hama wereng batang dan wereng daun, Kidang
peka terhadap penyakit kerdil rumput dan tungro, serta cukup
tahan terhadap bakteri busuk daun. Orba No. 134,3
Clark 63 No. 1293
23. Gati Sama dengan Gemar Otan (16)
No. 27
24. Gala Cukup tahan terhadap lalat bibit dan penyakit busuk bakteri No. 29
daun, peka terhadap wereng batang dan wereng daun. Ringgit No. 317
peka terhadap kerdil rumput, tungro, dan penyakit Pyricularia Sumbing No. 452
Merapi No. 520
2s PB 32 (tR 32) Tahan terhadap werwng coklat biotipe 2, tahan wereng Shakti No. 945
daun, cukup tahan terhadap tungro, kerdil rumput, dan Davros No. 1248
busuk bakteri daun Economin Garden No. 1289
Taichung No. 1290
Sumber: Diolah dari Badan Pengendali Bimas, 1977 TK 5 No. 1291

TABEL 3. VARIETAS JAGUNG DAN DAYA TAHAN TERHADAP HAMA SERTA


PENYAKIT tl Rotasi Tanam
l&tdllni*::f.{tfiflRb- Itolasi tanam adalah pengaturan jadwal tanam secara
Variet*s JaguHg 1,, r,lrlir Tujuan utama dilakukannya rotasi tanam dalam hu-
9olEflr$pprc r,ret$4ffipa!{ai !,rirrrt,rn)Vd dengan pengendalian hama adalah untuk memutus
1. Harapan Kurang tahan Cukup baik =il,lrr., lri<lup hama atau penyakit tanaman. Dalam pelaksanaan-
2. Metro Cukup baik Kurang tahan il,,;,, lx,r)anaman suatu jenis tanaman jangan dilakukan secara
3. Bogor Composit 2 Sedang Kurang tahan i.,rrr'. nreD€rus, tetapi harus diganti-ganti dengan tanaman lain
4. Permadi Sedang Agak tahan ,.,,,,,, I f,rrnilinya lain pula. Namun, jenis tanaman tersebut harus
5. Bogor Com. 2 Synt. 4 Sedang Kurang tahan
6. DMR 5 Agak tahan Agak tahan !ri{'rrrl )ullyainilai ekonomis.
7. Bogor DMR 4 Agak tahan Kurang tahan
8. Malin Sedang Sedang
I'ola penanaman seperti itu dapat menekan perkembangan
9. Ketek Agak tahan Agak tahan lrr,r,r rl;rn penyakit tanaman. Hal ini dapat tedadi karena hama
10. Ganjah Kertas Agak tahan Agak tahan rr.rl,.nlrr kekurangan makanan bila suatu saat diganti dengan
11. Baster Kuning Sedang
12. Kimia Putih
Sedang i:r.,un,rr) lain. Sebagai contoh adalah penanaman padi yang
Sedang Agak tahan
13. Bima ,lir,,t,rsikan dengan kedelai. Pada saat penanaman kedelai,
14. Pandu ,,r't,rrisrne yang biasa hidup tergantung kepada padi akan
15. Arjuna *n"n Tahan l,t,lrrrr,rrrgan makanan dan mati. Sebaliknya, pada saat lahan
Sumber: Diolah dari Badan Pengendali Bimas, 1977
,lil,rrr,rrrri padi maka hama-hama yang biasa makan kedelai akan

36 37
mati dan terhambat perkembangannya. Berikut ini gambaran l)i samping dapat menekan populasi hama, ketrttlrtrrtl.rtt lerin
dinamika pbpulasi hama pada penanaman padi yang dirotasikan
,.irII ,lirlapat dari pola tanam secara rotasi ini adalalr kcrrnlrurrl
dengan kedelai. ,i', ,l,rri sisi lingkungan (ekologis) dan keuntungan c:kotit-'tttis.
l,,,rr lr,rsil penelitian terbukti bahwa dengan sistem r()lirsi irii
l.'1"r1 rrreningkatkan kesuburan tanah atau mengefisienktrrr llrr-
1,'rlr ',,,rla dapat mengoptimalkan penggunaan lahan dalartt s;tltt
irlrrttr.
l)alam menyusun program tahunan untuk sistem rotasi lir
Populasi hama ,,,,,,, 1*,rlu diperhatikan beberapa. faktor sebagai berikut.
padi turun

Populasi hama l,rktor iklim


kedelai turun ,r. Bulan basaly'bulan kering
lr Temperatur
(.. Kelembapan

Gambar 22. Dinamika populasi hama padi dan kedelai pada saat sistem rotasi tanam l;rktor tanaman
,r. Sifat biologi tanaman
Curah huian (mm)
lr. Kebutuhan air
( . Kesesuaian terhadaP mr'sim
,1. Keterkaitan dengan tanaman lain

lbrkembangan hama dan penyakit tanaman


,1. Jenis hama potensial
lr. Biologi hama
Oes. Jah F6b. Mrt.
('. Waktu tedadinya serangan
I
t
I
I Jagung ll Ial<tor ekonomi
,r. Harga pasar komoditas tertentu
lr. Perkembangan harga dan kebutuhan berdasarkan bulan
('. Tingkat kemudahan sistem pemasaran dan tata niaganya

'
l]erikut ini beberapa model pola tanam yang dapat di-
Gambar 23. Contoh rotasi tanam untuk lahan kering beriklim basah h,.rrrlxrngkan di lahan pertanian.
(BlP, Banjarbaru, 1982)

39
38
{ = Penanaman Serempak
f ,w--]
I J.guns | | ecrig bnah | | Kac.nq tu.qqar I
l'enanaman serempak juga merupakan salah sattr ul)aya
eene hn.h rc:ng ucr
I I I I ,,r,trrk rnengendalikan hama tanaman dalam sistem bucli <laya.
li rr, l,,rtian penanaman serempa.k adalah penanaman dalarrr satu
!r,rrrrpirran dengan waktu tanam dan jenis tanaman yang sarn?r.
I'rirr,ur utama penanaman serempak ini adalah agar kerusakan
i',rr,'q <litimbulkan oleh hama tidak sampai pada kerusakan attt-
1,,111, 1 q:konomi karena perbandingan jumlah makanan dan hanur

rairlr lebih banyak dibandingkan tanaman yang tersedia. Pada


1,,,l,rksanaannya, diperlukan organisasi petani untuk satu ham-
1ou,ur atau kelompok tani dan miha cai (sejenis kelompok tani,
t,,l,r1ri khusus mengatur penggunaan air pa.da kelompoknya) yang
'!r, l,rlr ada. Dalam hal ini peranan petugas penyuluh PPL dan
li,,,,,r,laran petani sangat menentukan keberhasilan upaya pe-
Jumlah hari hujan
9998811 1413
ii,t,'rrrlnlian hama dengan cara ini.
Sep. Okt. Nov Des Jan. Feb. Mrt. Apr Mei Jun. Ags Bulan

Gambar 24. Pola tanam tanaman pangan dan curah hujan Batumarta
(Balai Penelitian Tanaman Pangan, 1988) 1,. Diversifikasi Ekosistem
(lara lain untuk mengendalikan hama terpadu adalah me-
Lahan i,rlrrr rliversifikasi ekosistem. Pengertian diversifikasi ekosistem ada-
Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Agt Sept lalr rrrembuat aneka ragam tanam (multiple cropping) atau kondisi
lrrr,llirrngan yang dapat mengatur dinamika populasi hama ta-
rr,un.rn. Fungsi dari sistem ini adalah untuk mendukung peran
Lahan bamh @7
l"r',rrh alami.
ffi
Pengendalian hama cam ini dilakukan dengan menanam sua-
Lahan jagung rc7 rJ"@ trr l.rnaman yang menjadi sumber makanan bagi predator hama.
ffic W ll,.l,.'radaan predator tersebut akan berpengaruh pada
Lahan bareh f"-ffi:ffi'7 //-----jilE*-A,l--l Alternatif ll 1*'rk,'rnbangan populasi hama utama. Hal ini pernah dibuktikan
,,1,'lr entomolog di perkebunan anggur Centml Valley California
Lahan atas rc6:gtrq-'-7
1,;r,l,r tahun 1961. Di perkebunan anggur tersebut ditanam
@7 u,.rrr,rk-semak blackberry yang dapat menjadi makanan dan
Pola tanam ini dapat pula disesuaikan dengan anjuan stempat
lr,rulxrt berlindung bagi belalang (Erythronewa elegantula) seba-
Keterangan: A = Permasalahan (dilakukan pada lahan kering) !r'rr l)redator kutu daun. Dari penelitian tersebut terbukii bahwa
B=Ampakan, C=Lacakan lr,l )ulzrsi kutu daun sebagai hama utama tanaman anggur dapat
ft,r llkan.
Gambar 25. Pola tanam untuk lahan pasang surut (BlP Sumatera Selatan, 1986)

40 41
Pada penelitian lain di perkebunan apel washingion seorang
entomolog menemukan bahwa tanaman penutup tanah, yaitu
tanaman blackberry, merupakan lingkungan yang menguntungkan
selama musim dingin bagi predator yang dapat mengendalikan l:utaman
populasi tungau karat apel (Aculus schlectendalf . Penelitian pada I, r(lun9

pola tanam tumpang sari beberapa jenis tanaman banyak dikem-


l;[laman
bangkan dan terbukti dapat mengendalikan hama sampai am- kircang
bang ekonomi. lirnah
lirnaman
Pada pengendalian hama dengan cara diversifikasi ekosis- prrdi gogo
tem, diperlukan kehati-hatian dalam mengambil keputusan untuk
A= l;rnaman
menanam tanaman lain sebagai inang predator. Apabila cara ini rrbi kayu
dilakukan kurang hati-haii, pemilihan tanaman tersebut malah
dapat memacu pertumbuhan populasi hama utama sehingga l. Bila pola yang dilanam lumpang sari jagung dengan padi gogo
ll. Bila pola yang dilanam tumpang sari lagung dengan kacang tanah
dapat menimbulkan ledakan hama lebih besar. Oleh karena itu,
dalam melakukan diversifikasi ekosistem perlu diperhatikan faktor- Gambar 26. Contoh pola tanam tumpang sari (BlP, 1983).
faktor berikut ini.
1. Biologi tanaman budi daya.
2. Biologi tanaman pelengkap, selingan, atau tambahan.
3. Biologi hama dan predator.
oArlA
::rr3
.AlaA
llrl
4. Keragaman binatang atau serangga yang ada, terutama :3rr3 :r
ol
Keterangan

a Kapulaga2mx 1m
.AllA
predator dan rantai makanannya.
5. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi, terutama ildim.
:3r13
aAltA :!
al
A KelaPa 8mxBm

6. Nilai ekonomi. ::t13


oAIIA :iol I Jeruksiam 4mx4m

::t t 3 3t r;- $g{s1i2


oAltA
Beberapa sistem diversifikasi ekosistem yang dapat diterapkan
di antaranya adalah sebagai berikut.
:3t
oAttA
r: :i
3!
1. Sistem tanam dengan larikan. :3tr3
oAllA ol
ar
2. Tanaman penutup tanah (cover crop). :3
rAtlA
rr: gl
ol
Gambar 27. Pola tanam aneka
jenis tanaman buah-buahan
ar pada lahan pekarangan pemu-
3. Penanaman secara tumpang sari (multiple ::rr 3
ol
tl kiman tnnsmigrasi (Balai Pene-
4. Penanaman tanaman pagar yang merupakan tanaman inang litian Agroekonomi, 1983)
' dari predator.
5. Penyediaan tanaman alternatif bagi hama di dalam hutan LJ nu'"r,
yang arahnya berlawanan dengan ladang.

42 {r
Kelerangan
$V,iv,'-Y,U Yv
1 - Makanan
alternalif

2. Hutan €9b-od6o
3. Tanaman
Itvl,{##',-
berduri,
misalnya
il \BI PENGENDALIAN HAMA
tVI SECARA BIOLOGIS
nanas alau
salak ffi##{W
4. Lahan
pertanian ffi"_-ffi fi:,:-r-ffivJJi
VsVvV #'
J,Yv,i.irV'i VvvilJ

Gambar 28. Penyediaan makanan alternatif di hutan untuk membelokkan hama babi di
pemukiman transmigrasi atau lahan yang berdekatan dengan hutan

crangga atau hama lainnya memiliki mtrsuh alami berupa


predator, parasit, patogen, dan musuh organisme sejenis.
Musuh alami ini dapat mempengaruhi perkembangan po-
1
rr l;r,;i suatu hama. Mr.rsuh-mtrsuh alami ini dapat dimanfaatkan
r

'rrrlttk mengendalikan hama yang lazim disebut pengendalian


It,.ru,t secara biologis.

A, Pengendalian Hama dengan Predator


Predator adalah suatu binatang yang dapat memangsa
l,trr,rl;rng lain. Predator ini adalah binatang yang termasuk kon-
rrrrr(,rl tingkat dua dan tingkat tiga, yaitu binatang yang tergolong
l,r'rrr,rkan daging (karnivora) dan pemakan segala (omnivora).
lrllrvidu yang memangsa disebut predator, sedangkan individu
s,nrr,1 dimakan disebut mangsa. Mangsa inilah yang merupakan
l,irr,rltrng herbivora sebagai hama pengganggu tanaman budi
r l.tt/il.

4 6
Di alam, rantai makanan berlangsung dengan seimbang. ! l\edator hama tikus
Namun, karena adanya perubahan ekosistem, seperti matinya I Iama tikus memiliki beberapa predator berupa bintrlang-
musuh alami karena penyemprotan pestisida atau perubahan i.irr,rl,rrrg besar pemakan daging. Beberapa predator hama tiktrs di
I lingkungan, menyebabkan meledaknya populasi hama sebagai ..rrt.rr,rrrVd ular sawah, burung hantu, kucing, elang, dan anjing
mangsa predator. Berikut ini gambaran rantai makanan yang , ,,,,, 1 ';ttdah dilatih.
berlangsung di alam. I'cnerapan penggunaan predator ini adalah dengan nre-
..,,,'l,,rrkannya ke lokasi yang terdapat tikus. Pengendalian hanra
l,.rr,t,rrr cara ini setidaknya dapat membudayakan masyarakat
i,,,t,rrri agar tidak gegabah membunuh binatang-binatang pre-
,iri,'r likus.
Karnivora

i
)
Herbivora
l\

)-)"^"**"

Gambar 29. Rantai makanan di alam

Pengendalian hama dengan predator ini dapat dilakukan


dengan dua cara. Cara pertama adalah dengan menyebarkan
predator-predator di lahan yang terdapat hama dan cara kedua Gambar 30, Beberapa predator tikus
adalah dengan memacu perkembangan pusuh alami hama yang
ada dengan manipulasi ekosistem. Oleh karena masing-masing I kedator hama ulat
hama memiliki musuh alami tertentu maka penyebaran predator
Serangga dalam bentuk ulat memiliki muuh alami pema-
tergantung pada jenis hamanya.
harr rrlat, terutama golongan burung-burung pemakan daging
Berikut ini beberapa jenis predator yang dapat digunakan alnrr lrcmakan segala. Berikut ini beberapa contoh burung pe-
dalam upaya pengendalian beberapa jenis hama secara biologis. nialcrn ulat.

46 47
a. Burung polrsay (white-crested-jay-thrust)
b. Murai batu (shama)
c. Murai daun (golden4rosted-fruit-sucker)
d. Bunting (emberizinae)
Golden breastid bunting (Emberiza flaviventris)
Non pareil bunting (hsserina ciris)
Lazuri bunting (hsserina amoena)
Rainbow bunting (hsserina lechlancharii)
Cordon blue (Uraeginthus bengalus)
Melba finch (Pytilia melba)
Orange cheeked waxbill (Btrilda melopda) Gambar 31. Reptil pemakan serangga
Peking robin

Di samping sebagai pemakan ulat, burung-burung pe


daging juga dapat memakan hama belalang, gaang, dan sera
tertentu.
Penerapannya dilakukan dengan menyebarkan burung
burung pemakan ulat di lahan pertanian yang berpotensi di
rang hama ini. Selain itu, dapat dilakukan upaya preventif de
ngan melarang pembunuhan burung-burung pemakan ulat Gambar 32. Laba-laba
Dalam jangka waktu yang pendek, upaya ini mungkin bel memasang perangkap
hama
dapat dirasakan hasilnya. Namun, untuk jangka waktu
penggunaan predator akan memperlihatkan hasilnya, terutama
perkebunan buah-buahan atau tanaman keras.

3. kedator hama serangga


Ada beberapa jenis reptil yang dapat memakan
atau bahkan makanan utamanya adalah serangga. Binata s,.rrr,1 trerfungsi sebagai predator hama serangga adalah katak
binatang tersebut dapat juga dimanfaatkan untuk mengendali Errr,;rlr, katak pohon, cecak, dan kadal.
populasi hama dengan cara menyebarkannya di daerah ya Selain reptil, predator atau musuh alami serangga yang
banyak terdapat hama. Untuk itu, pertumbuhan populasi Er,l,rp<rt di alam ada yang termasuk golongan serangga itu sen-
dator ini perlu dipacu dan dijaga agar jangan sampai bina 'ltri, rrrisalnya laba-laba. Beberapa. contoh predator yang ter-
predator tersebut terbunuh. Beberapa contoh binatang re d*,l"rr(l serangga adalah sebagai berikut.

I 49
a. Kumbang Rodolia cardinalis (Coleoptera) adalah musuh l{rrrribang Rhinoceros fuscipes (Coleoptera) adalah predator
alami dari kutu putih yang biasa menyerang tanaman rrrrltrk ulat grayak Prodenia litura (Spdoptera) dan f{eliothis
jeruk. Kutu putih (Icerya purchasi) tergolong Homoptera. ,rrrnigera (Lepidoptera) sebagai hama padi.
b. Kumbang Curinus coeru/eus (Coleoptera) merupakan pre- ('.rpung Chrysoa flaveole (Odonata) adalah predator dari
dator kutu loncai Heteropsyla cubana (Homoptera) yang krrtu daun kelapa ,Aspidiottts rigidtn (Homoptera).
menjadi hama lamtoro gung. l(trmbang Paederus fuscipes (Coleoptera) dan kumban<1
c. Belalang sembah (Creboter sp.) adalah pemakan hama (.ctccinella arcuata (Coleoptera) adalah predator werer)(I
kepik Helopnltis sp. (Hemiptera). ,'r rkelat Mlaprvata lugens (Homoptera)"

l(c:pik Dindymus rubiginosus (Hemiptera) adalah predator


,,,,rbuk kopi Hypothenemus hampei (Coleoptera) di per-
l<cbunan.

ll. Pengendalian Hama dengan Parasitoid


Ada beberapa serangga yang bersifat parasitoid bagi serang-
'1,r l,rin. Hubungan parasitisme itu merupakan hubungan saling
ni'rrl)engaruhi antara satu serangga dengan serangga lain.
'rr,r;ur(lgd yang satu dirugikan dan serangga yang lain diuntung-
!!,rrr Serangga yang ditumpangi disebut inang, sedangkan se-
rirll, lil yang menumpang disebut parasitoid. Berbeda dengan
l,rr,,l,rlor yang memakan mangsanya, parasitoid adalah organis-
!il{' r/irng hidup dalam habitat inangnya. Pada umumnya para-
eil,,ril tumbuh dan tinggal pada inangnya sehingga biasanya
rilrrrr,rrr tubuhnya lebih kecil dan siklus hidupnya lebih pendek.
I)arasitoid dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam
1,,,r, l,rsarkan stadium inang tempat hidupnya.

a l)arasitoid telur merupakan organisme yang menjadi parasit


irrangnya pada stadium telur.
l, l);rrasitoid larva merupakan organisme yang menjadi parasit
inangnya pada stadium larva.
' I)arasitoid pupa merupakan organisme yang hidup pada
irrangnya saat stadium pupa.
*l l)arasitoid imago merupakan organisme yang menjadi parasit
inangnya pada stadium imago.
Gambar 33. Predator-predator dan mangsa golongan serangga

50 51

1-..--".
Berdasarkan tempat hidup pada inangnya, parasit Berikut ini beberapa contoh hama yang iialah diteliti lerbuldi
kan menjadi beberapa kelompok sebagai berikut. l,,r,,rl rlikendalikan populasinya secara biologis dengan parasitoid.
a. Endoparasit, yaitu parasit yang hidup atau menumpa
dalam badan inangnya. IAIIIL 5. BEBERAPA CONTOH HAMA DENGAN PARASITOID PENGENDALINYA

b. Ektoparasit, yaitu parasit yang hidup atau menumpang Jenis tlame renallE-n yarg d iFsf i,!t PCfacltbld
Iuar badan inangnya.
{tlitta catoxantha
catox Daun kelapa Tabuhan (Apanteles artonae\
c. Hiperparasit, yaitu parasit yang menyerang parasit primer. il oltdoptera)
ctera) (Hymenoptera)

f'orrggerek
rek batang
bt Batang tebu Leefmansia bicolor
trylnryza
za nivella
nit (Hymenoptera)

t'ht.,tollat xyla
xylostella Kubis Diadegma eucerophaga
1l oplrlepfsl6)
rtera) (Hymenoptera)

tltt'illisma lon$ssima
na lol Treta sti ch us b rontispae
l rk.opterd) (Hymenoptera)

-;4'
Pengendalian Hama dengan Patogen
l)engendalian hama dengan patogen adalah dengan menye-
l,,rrk,rrr organisme yang dapat menjadi penyakit bagi hama. Pato-
!l!'rr vang dapat menyerang serangga berupa bakteri, virus, dan
,,,r', l;rwan. Dengan menyebarkan atau menyemprotkan bakteri,
,.,n' l,rwan, atau virus yang dapat menyebabkan hama sakit maka
ali;rn mampu menekan populasi hama. Masing-masing organisme
rrr,'rrriliki pa.togen tertentu. Contoh-contoh patogen yang sudah
'lil(,lili dan terbukti dapat dimanfaatkan dalam pengendalian
orsh&4*o- l,,rrrr,r adalah sebagai berikut.

Gambar 34. Model daur hidup ektoparasit gregaria


a l]akteri
Ilakteri Bacillus thuringiensis merupakan salah satu contoh
Dalam kaitan dengan pengendalian hama tanaman, orga l,alrlr'ri yang dapat menyebabkan penyakit pada serangga secara
nisme inang merupakan hama utama, sedangkan parasit ,rnurn, termasuk di dalamnya serangga dari ordo Lepidoptera,
pakan organisme pengendali populasi hama. Dalam penerapa lll,rrr<'noptera, Diptem, dan Coleoptera. Bakteri ini telah banyak
nya, parasit disebarkan atau dipacu pertumbuhannya di laha l,r,r,'tlar dan dijml di pasaran umum. Bakteri ini telah terbukti
yang terdapat hama sehingga dapat menekan populasi ha cf,,lrlif untuk pengendalian ulat kubis (Plutella xylostellal, ulat
tersebut.

52 53
tanaman kedelai (Hetiothis sp.), dan ulat tanaman jagung (

denia litura).

b. Cendawan
Cendawan yang daPat digunakan sebagai patogen
serangga adalah cendawan yang dapat menyebabkan Pe ; lt \ ll
bagi hama tertentu. Contoh yang telah teruji adalah cendawa
\/l
I

PERANGKAP HAMA TIKUS


Metarrhizi um anuipliae yang merupakan patogen bagi larva kum
bang kelapa Oryctes rhinoceras-

c. Virus
Virus yang digunakan sebagai patogen dipilih jenis virtl
yang dapat- mettyebabkan sakit pada serangga hama' Sebaga
tontoh virus yang telah diteliti dan dapat dimanfaatkan untu
pengendalian hama adalah virvs Baculovirus oryctes yang dapt
menyerang kumbang kelapa &yctes rhinocera'
Dalam penggunaannya, di samping penyebaran virus-, ba r n ikus tergolong hama yang cukr.rp merugikan di kalangan pe-
teri, atau cendawan patogen perlu juga diperhatikan faktc tuni, terutama bagi petani yang mengusahakan tanaman
faktor yang mendukung perkembangannya' Faktor{aktor yan
rI padi dan palawija. Tikus menyerang tanaman secara
perl,.r Jipethutikutt terutama faktor iklim, biologi hama, aia l,,,rk,,lompok puluhan, ratusan, bahkan dapat ribuan bila menye-
pada stadium apa patogen itu efektif bagi hama' Misalnya r,rrr,l tanaroan padi. Akibat serangan hama ini dapat menim-
tontoh di atas patogen tersebut efektif untuk serangga l,ulk,rn kerugian yang tidak sedikit.
stadium ulat. Patogen tersebut sebaiknya disemprotkan Tiku yang bersifat sebagai hama ini dapat berupa tikus sa-
kelembapan yang cukup sehingga akan mendukung perke rA,,rlr atau tikus rawa. Kedua jenis iikus tersebut dapat dibedakan
bangannya. l,,,r,lirsarkkan ukurannya. Tikus sawah umumnya berukuran kecil,
,,,,, l,rrrqkan tikus rawa berukuran relaiil besar'

Habitat tikus dapat berupa sawah, pematang, rawa, semak-


ttr,nr,rk, gudang, dan rumah-rumah. Pada umumnya tikus menyu-
1,,,r lridup di lubang-lubang di bawah tanah' Tikus merupakan
(mencit) lebih suka
1r'rrr.rkan segala (omnivora), tetapi tikus kecil
i,,,',k,rr padi ubi-ubian, dan kacang-kacangan' Tikts termasuk
l,irr,rlzrng malam sehingga aktivitasnya lebih banyak dilakukan
1Br,1,r .r,alam hari. Tak heran
jika serangan hama tiku terjadi pada
,,,,.,1,,,, hari. Cara penyerangan tikus pada areal tanaman padi

55
v
adalah mulai dari arah tengah kemudian ke pinggir. Di areal (',rra pemasangan perangkap ini harus di tenrpal-lc:nipal
persawahan, tikr-rs berjalan melalui lorong-lorong atau di bagian .,,,, 1 ,lisukai atau biasa dilewati oleh tikus, misalnya lor<>nu-
pinggir sawah-sawah. ,r',1111,
1>arit-parit kecil, dan pinggir-pinggir galangan.
Hama tikus sering menjadi masalah di daerah-daerah yang Mengingat tikus merupakan binatang malam maka IXrrIti)-
baru dibuka dan masih dikelilingi oleh hutan. Di lahan-lahan ==,!,, lirr lrcrangkap sebaiknya dilakukan pada malam hari. Corrlolr

usaha unit pemukiman transmigrasi, timbulnya serangan tikus -l''t ,rl,rl perangkap tiktrs yang umum digunakan adalah selx'rli
umumnya berlangsung pada tahun ketiga. ,'.r',l,,tr 35.
Upuyu pengendalian hama tikus yang umum dilakukan ada-
lah dengan emposan belerang, racun, gropyokan, dan perangkap.
Berikut ini akan diuraikan tentang beberapa cara untuk me-
ngendalikan hama tikus.

A. Perangkap fikus
Banyak alat-alat yang dapat dirancang untuk menangkap
tikus. Secam urnum, perangkap tikus dapat dibedakan menjadi dua.
Gambar 35. Contoh
perangkap tikus yang
1). Perangkap tikus hidup (tidak mematikan) umum digunakan
Contoh perangkap tikus hidup adalah jerat kurung, perang-
kap corong, dan perangkap lem.
2). Alat perangkap tikus mematikan, misalnya jerat jepit dan
umpan racun.
t'arangkap jerat jepit

Dalam pemakaian alat perangkap mematikan hal yang


perlu diperhatikan adalah umpan yartg diberikan. Kadang-kadang llerikut ini dua contoh perangkap tikus yang dibuat dari
tikus jeli terhadap umpan-umpan yang dipasang sehingga sering li;rl r,rr r yang berbeda.
terjadi tiktrs jera terhadap suatu umpan atau hapal terhadap
jebakan. Oleh karena itu, diperlukan variasi umpan dan jebakan
yang tidak mudah dihapal tikus. Umpan tikr.rs yang banyak dipa- Perangkap tikus dari kawat
kai misalnya ubi-ubian, kelapa. jagung, dan padi. Umpan yang I)erangkap tikus dari kawat merupakan perangkap sederhana
diberikan harus mencolok bentuknya sehingga menarik dan +'l,rrr<;ga mudah dibuat. Selain itu, untuk membuat perangkap
mudah dilihat oleh tikus. Misalnya jika menggunakan umpan ubi- l.rrr.; ini tidak dibutuhkan biaya banyak. Oleh karenanya,
ubian harus dipasang pada saat tanaman palawija belum 1n'rrrTcdiaan perangkap kawat dalam jumlah banyak relatif mu-
menghasilkan ubi. ,lalr rliusahakan. Berikut ini diuraikan mengenai bahan dan alat

56 57
i 'i.,1 lxrrlu disediakan untuk membuat perangkap tikus kawat
1 ,,rrlrrrl cara pembuatannya.
I Al.rt dan bahan yang disediakan di antaranya guntinr; scrn51,
l,rrrq, kawat anyaman yang berdiameter 1 mm dan rrkrrrirrr
lrr rlak 2 cm x 2 cm, serta kawat iali beton.

' Arryaman kawat digunting masing-masing satu lembar <k,


r(l(rn ukuran 30 cm x 40 cm, 2O cm x 20 cm, dan 40 cnr x
30 cm llr cm.
i l.rrrnbaran kawat yang berukuran 30 cm x 40 cm dibuat
l,,,ntuk silinder dengan tinggi 30 cm. Pada bagian sam-
l,rurgannya diikat dengan kawat tali beton hingga kuat.
.l I)i salah satu corong dari silinder tersebut ditutup dengan
l('nrbaran anyaman kawat berukuran 20 cm x 20 cm dan
,liikat dengan kawat beton hingga kuat.
Kawat anyaman diporong o.ng#;Lr"pa ukuran

ffi^,
', l.rrrnbaran anyaman kawat yang berukuran 40 cm x 15 cm
,libelah-belah setengah bagian seperti sisir lalu dibuat men-
l,rrli bentuk seperti corong.

ffi, I ffi\
f, [{;rwat yang berbeniuk corong tersebut dipasang di sisi lain
,l;rri silinder dan diikat dengan kawat beton. Perangkap tikus
irri pun sudah jadi.

ffi],,/ Kawat anyaman yang rain


/ I)i dalam perangkap ini dipasang umpan dengan cara di-
digunting-gunling seperli sisir ,1;rntung. Perangkap yang berisi umpan ini diletakkan di
dan dibuat corong krmpat-tempat yang sering dilalui tikurs. Pembuatan perang-
krp ini jangan hanya satu, tetapi harus dalam jumlah banyak
.;chingga jumlah tikr-n yang dijerat dapat banyak.

I Perangkap tikus dari bambu


Perangkap tikus dapat dibuat dari bambu gelondongan
Cdrong dimasukkan ke dalam silinder, I diberi bahan perekat. Beberapa bahan perekat yang dapat
,,,,-r,,
umpan dipasang di dalamnya, ,11, 1,rrr;rkan antara lain lem tikus khtrsus, aspal, atau getah ta-
dan perangkap siap dipasang
nrrur,rn yang lengket, seperti getah nangka dan karet. Prinsip kerja
lr!,r,rrq-kap ini hampir sama dengan cara memberikan umpan
Gambar 36. Cara pembuatan perangkap tikus kawat L,an,t rnenarik pada tikus yang dimasukkan ke dalam gelondongan

58 59
bambu yang telah diberi perekat. Dalam penerapannya, harus I Pagar listrik
dipilih perekat yang benar-benar lekat. Dibandingkan perangkap l'ikus dapat dicegah masuk ke suatu lokasi denq;rrr t:erra
kawat, perangkap ini jauh lebih mudah dibuat dan murah har- ,,i..rrl)rrat pelindung dari listrik. Pada prinsipnya, alat ini t>e:nr1xr
ganya. Berikut ini cara pembuatan perangkap tikus dari bambu. pendek berarus listrik yang dapat menyetrum tikus lrila
',,,,1,,r
rrr.lt,w;rtinVd. Untuk pemagaran di gudang dapat digunakan srrrrr-
1. Bahan-bahan dan alat-alat yang disediakan di antaranya
bambu bulat yang berdimeter 9 cm, gergaji kayu, kuas cat, 1,..r listrik dari PLN, sedangkan di lahan dapat menggunakarr
dan bahan prel<al (getah, aspal, atau lem tikts). =,rnl)('r listrik dari disel, solar sel, atau kincir.
2. Bambu dipotong sepanjang 30 cm pa.da ruas-ruasnya.
3. Pada bagian dalam dari potongan bambu tepat di bagian
ruasnya diolesi dengan perekat.
4. Umpan dipasang atau diletakkan di tengahtengah ruas bambu.
5. Perangkap ini dipasang di tempat-tempat yang sering dilalui
tikus.

Umpan Koterangan
.r Sumber arus
b Sakelar

ffi
r; Tiang kayu
(l Kawal
o Kabel
t Lampu lislrik

Gambar 38. Konstruksi pagar listrik untuk tikus

Gambar 37. Cara pembuatan perangkap tikus dari bambu


I)alam pemasangan pagar berlistrik ini diperlukan kehati-
B. Mencegah Masuknya fikus dari Lokasi Lain lrirlr,rrr agar tidak menimbulkan masalah bagi manusia. Hal ini
,l,r1,.rl dilakukan dengan pemasangan pagar yang baik atau di-
Upaya preventif untuk mencegah masuknya hama tiktrs ke l,,.rr landa tertentu pada pagar tersebut. Agar tidak terlalu
suatu lokasi, misalnya lahan atau gudang, dapat dilakukan de- lr,'nrl)ahayakan manusia, sebaiknya digunakan tegangan listrik
ngan pemagaran listrik atau parit berair. Berikut ini akan dilelas- nlrl,rrir 12-24 volt. Tegangan listrik sebesar itu tidak terlalu
kan cara pembuatan dan penempan kedua pagar tersebut dalam ,',,'rrrtrahayakan karena hanya akan mengejutkan saja.
upaya pengendalian tikus.

60 67
Sistem pemasangan pagar ini berupa kawat terbuka yang
Ke sumber listrik i,''rlr<:ntuk pagar dengann tinggi antara 20-30 cm. Kawat pagar
i,.,rrr7a dialiri listrik satu fase, misalnya arus positif (*) saja bila
,,,,., DC. Bentuk pagar ini dapat dikombinasikan dengan peng-
t, irrt,rr lampu listrik.

';{ffi,* Pencegahan tikus masuk ke suatu lokasi pertanian dengan

sr'.?3 s'.',1,rr listrik akan lebih efektif jika dilakukan secara kolektif. Cara

{.'P9 Uiliilv
[g v 1
1v7'u/v/..\
rt(, rt/ztv w vr
rr,r tugd akan menghemat biaya.

? Pagar parit berair


@?t-*-t'X\r;'Ju'.1U"*,)') @ \".U/ {y rur rVr rq, g,
Lahanlahan pertanian yang berbatasan dengan hutan dan
Sawah atau ladang
,,'^,11j6di tempat hidup hama tikus dapat dilindungi dengan cara
',r, rrrbudt parit di sekitar areal tersebut. Namun, cara perlindngan
,',r lranya dapat dilakukan jika di areal tersebut terdapat banyak
! r Oleh karenanya, model ini cocok diterapkan di lahan pasang
Gambar 39. Pemasangan kawat listrik di lahan atau sawah
',rrrl atau lahan basah yang banyak mengandung air tanah.
Parit dibuat pada batas lahan dengan lebar minimum I-2 m
lrr, kedalaman 1 m. IGdalaman air di dalam parit cukup dibuat
,,.i.1;rr 50 cm. Model pengendalian hama tikus ini dapat dipa-
i,rli,rn dengan usaha perikanan, ternak bebek, atau ternak
1,,,,i,rk. Konstruksi parit harus berbentuk U ke arah hutan se-
,,,",t,t

62
Keterangan

a. Gudang
b. Pagar listrik
c. Pagar biasa
d. Lampu listrik
e- Sumber arus listrik

Gambar 40. Pemagaran kawat listrik di gudang


,[*:."."l
)"/

ll ll
63

L
C. Sanitasi Lingkungan
cara lain untuk mengendalikan hama tikus
ngan melakukan sanitasi ringkungan. adarah de
cara ini dirakukan denoar
membersihkan semak-se-uk lnluLr
di sekitar hh;;;;g
digunakan untuk sarang tikus. Secara
umum, tikus me
tempat-tempat kotor dan banyak t".,gg,rl
yang.kering. Dengan membersihku' r"rt."i"ra"_o"
hJitat.v. t**ii'u.
menekan perkembangan populasi tikus,
buhkun-Jupui
II \II. ALAT PENGUSIR
dan meniadakannya sama sekali \I i HAMA BURUNG
Pengendalian hala tiku dengan sanitasi
lingkungan ha
dapat diterapkan untuk lahan-lahan"
fang sudah jadi. Dalam
nerapannya di lapang, antara satu petani
dalam. satu hamparun hur*
denian *il", f"i
-el'g"rd.liun
kompak. cara ini tida
uo
akan berfungsi jika diterapkan ai f.fr"._fJu'
OtU",tlingi oleh hutan yang menjadi uu.,g-iur,r'i,Uu
tempat'bno"rungn
;|il.
D. Mencegah fikus Naik ke Gudang atau pohon
Untuk menghalangi tikus atau tupai naik
utl,r.pohon dapat digunakan sistem tudung ke atas gudanl urung pemakan padi merupakan salah satu
,nr,f.-Ciru in hama
sederhana, tetapi efektif untuk rnnnnhulu.,gi usaha pertanian, khususnya di sawah-sawah. dalam pada
naiknya hama umumnya' burung memakan padi yang
atau tupai ke gudang atau pohon k lI;. masih -trdu -utr-
I'un yang sudah menguning. Burung
;uga dapat _.r,judi hu_u
*nat penyebaran benih padi. Di lahan_lJhan
padi huma dengan cara ditugar atau
il;i";;;; mena_
'nrrr diseb-ar-sering kari
l"'rri' padi tersebut dimakan b,r."'.r'g biLlid.k'ali"lrb
,ln,,r;rh Kalimantan dan Sumatera, o,
durung tekukur terutama
ir,iln(I menjadi hama utama di daerah penanaman
padi huma.
Berikut ini beberapa contoh burung yang
menjadi peng_
f lnil(l(Ju tanaman padi.
I Pipit bertudung putih (Lonchum leucogastroides)
,' Pipit haji (Lonchura maja, Leucocephata
mfftes)
I Pipit jawa (Lonchum leucogastroides Orsfield)
Gambar rt2. Arat pengharang naiknya
t@ 4 Pipit pinang (Lonchura punctulata Linnaeus)
**!r !, I)erkutut (Geopti striata Linnaeu)

64
65
6. Manyar bintik (.4ma ndava Horsfield)
7. Manyar (PloceLts manyar Horsfield)
8. Gelatik (Padda oryzivora Linnaeus)
g
" Bondol hljau (Erythrura prasina Sparrman)
10" Gereja (Passer montants Oates)
1i. Baya (Ploceus philippinus Linnaeus)

Pengendalian hama burung yang paling konvensional dan


mudah penerapannya, tetapi cukup efektif adalah mengusirnya
dengan tunyi-bunyian atau diburu' Metode yang paling terkenal
di Jawa Barat adalah bebegig, yaitu orang-orangan dari baju
ke
bekas yang ditancapkan di iengah sawah dan dihubungkan
ada t'urung yang
saung dnng.n taii. Dengan demikian, setiap
hingJap di tanaman padi bebegig dapat digerakkan dari saung
dengan mengoyang-goyangkan tali sehingga burung pun akan
Gambar 43. Bebegtg pengusir burung di sawah

beterbangan.
ll Batok Ngisang
A. Bebegig yang Digerakkan Manusia Sistem gerakan bebegig sawah dapat dibrnt secara otomatis
rr, l.rn memanfaatkan tenaga air pancuran. Cara ini dikenal di
Cara pemasangan dan pembuatan bebegig ini adalah seba-
l,
I.riv,r Barat, khursusnya pernah populer di Gsikmalaya. Di daerah
gai berikut.
',,' l,anyak terdapa.t pancuran dari empa.ng sehingga alat pengr-rsir
l,rrrrrrig ini dapat dibuat dengan mudah. Cara ini disebut batok
1. Buatlah orang-orangan dari baju bekas atau kain-kain lalu !t';t,,,vtg karena alat penggeraknya dibuai dari batok (tempurung)
ditancapkan di tengah sawah' 1,, |.r;tr yang digantungkan di air pancuran sehingga dapat meng-

2. Bentangkanlah tali bambu atau tali rafia dari orang-orangan


'1,
',rkkan bebegig di sawah. Cara pembvatan batok ngisang ada-
l,l, sebagai berikut.
tersebut ke gubuk tani" Buatlah bebegig beberapa buah I llahan-bahan yang perlu disediakan adalah batok kira-kira
dan dipusatkan talinya ke saung' Thli tersebut juga diberi
seperempat bulatan kelapa, tali, dan bambu.
rumbai kain warna-warni.
' Ilambu yang lentur (bambu yang dibelah dan dihaluskan
3. Agar terdapat bunyi dapat diganiungkan kaleng-kaleng
hingga berdiameter 7-Z cm) dipasang di dekat mulut tem-
bekus. Dengan demikian bila talinya digerak-gerakkan 1nt keluar air dari pancuran (lihat gambar).
akan menakut-nakuti burung sehingga tidak mau hinggap t llatok kelapa digantung pada bambu tersebut dan diatur
di sawah. kedudukannya hingga air pancuran dapat mengenainya.

66 67
Akibat terkena air pancuran maka batok kelapa tersebut { Kincir.Pengusir Burung
dapat naik turun. Selain dengan ngisang batok, untuk menggerak-gerakkan
4. Tali dari bebegig sawah dihubungkan ke batok atau ujung t','l,".tig sawah dapat digunakan kincir sederhana dari bambu.
bambu. Jarak pancuran dan bebegig diusahakan jangan ter- l'irt,rr;rn kincir akan menarik-narik tali yang dihubungkan dengan
lalu jauh hingga dengan mudah bebegig dapat digerak- !,,'l',,t1ig sehingga dapat menakut-nakuti atau mengusir burung.
gerakkan. Beban bebegig sawah dan gerakan batok harus l',irr, ir ini dibuat dari bambu dan ditempatkan di pancuran.
diatur keseimbangannya. Dengan demikian, secara otomatis tl',irrk lebih jelasnya, berikut ini langkah pembuatannya.
bebegig sawah dapat bergerak-gerak menakut-nakuti burung.
I llambu dipotong di bagian ruas bukunya dengan panjang
kitar 10 cm dan diameter 7 cm sebanyak 8 buah.

M
seu

=' l)otongan bambu tersebut dikerat miring di bagian mukanya.


I l)isediakan pula bambu belah yang panjangnya 60 cm
sebanyak 8 buah
Tempurung kebpa 'l llambu untuk porosnya dibuat dengan diameter 5 cm dan
lnnjang 10 cm.
I)ari bambu tersebut dibuat sebuah kincir dengan susunan
" seperti pada gambar.
t' I)udukan kincir dari bambu bulat sebagai porosnya dan
lragian lainnya sebagai tempat dudukan
i Kincir dipasang pada kedudukan yang tepat dan diatur sede-
rnikian rupa sehingga buku bambu dapat terkena air pan-
,:uran dan dapat bergerak-gerak.
'lali penghubung dari bebegig diikat ke bagian penggerak
'i kincir. Pengikatan ini diatur sedemikian rupa sehingga tali
l.,enghubung dengan mudah dapat menggerak-gerakkan
kincir. Tali diikat pada penggerak dengan ikatan longgar.
l)enggerak tali tersebut lalu dimasukkan ke dalam bambu
yang menghubungkan dengan kincir.
't l)engan demikian bila kincir berputar-putar akan menarik-
rrarik tali bebegig dan dapat menggerakkannya sehingga
,lapat menakut-nakuti burung sehingga menjauh dari sawah.

Gambar tl4. Cara pembuatan n$sang batok

68 69
l). Bunyi-bunyian Pengusir Burung
Burung yang bersifat hama dapat diusir dengan menggLr
Poros ,,,rkan bunyi-bunyian. Secara sederhana bunyi-bunyian dapat
Penangkap air ,lrlirnbulkan dari kaleng-kaleng bekas yang digantung pada
1,.'1ok sawah dan dihubungkan dengan tali. Dengan cara
Jari-jari kincir c r rnarik-rrdrik dan menggerak-gerakkan tali maka akan menim-
I'rrlkan bunyi yang dapat mengt-rsir burung.
--_-.__----|
H Penggerak lali
e

- Tiang kayu atau bambu

Gambar 46. Kaleng yang menimbulkan bunyi sebagai pengusir burung


I

Kaleng-kaleng tersebut dapat dihubungkan dengan batok


rttlisdDg atau kincir bambu seperti pada penjelasan terdahulu. Di
l,,kasi yang memiliki angin kencang, untuk menggerakkan peng-
'r,,ir burung dapat memanfaatkan angin dengan cara membuat
l,,rling-baling yang dilengkapi dengan bunyi-bunyian. Cara
rru,rnbuatnya adalah sebagai berikut.
I Untuk baling-baling disediakan dua ruas bambu yang besar
dan tua. Bambu ini dibelah dan diraut sehingga membentuk
baling-baling.
,' Lubangi bagian tengah baling-baling kemudian diberi bam-
Gambar 45. Kincir Pengusir burung bu bulat kecil sebagai poros.

77
70
3. Baling-baling dipasang pada tiang yang sebelumnya dileng-
kapi dengan tempat dudukan atau poros dari baling-baling
tersebut.
4. Pada bagian belakang baling-baling tersebut dipasang alat-
alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyian, baik yang
berbunyi karena angin, pukulan, atau gerakan langsung.

Bambu

Bambu dibelah dua

selongsong

Dibenluk baling-baling
Bambu unluk.dudukan
Gambar 48. Baling-baling bambu dengan beberapa contoh sumber bunyinya
Gambar 17. Cara membuat baling-baling bambu ***

72 73
!,l,rrrs pelaksanaannya dapat bekerja sama dengan penggerr)ar-
i,,,il(lemar perburuan dari kota atau pemburu-pemburu lokal
.,111,1 rr€oggunakan tombak dan anjing" Hasil
buruan dapat
lirrr,rrrfaatkan atau dijual ke kebun binatang sebagai makanan
r, rrr,rk piaraan kebun binatang. Perburuan dapat dilakukan
',,,,'r,r berkelompok melalui gropyokan atau perseorangan.

PERANGKAP HAMA

i daerah-daerah tertentu, babi hutan merupakan hama


yang cukup merugikan, terutama di daerah yang baru
dibuka, seperti unit pemukiman transmigrasi atau per-
kebunan-perkebunan. Kejadian ini disebabkan oleh ada
perubahan ekosistem hutan di sekitar lahan-lahan pertanian,
Dengan banyaknya hutan-hutan yang dibuka dan dibersihkan
maka babi hutan kehilangan makanan alaminya. Sebagai aki
batnya, binatang ini akan mencari makanan di ladang-lada
pertanian yang berbatasan dengan lahan hutan.
Pengendalian hama babi yang umum dilakukan oleh peianl
adalah dengan memberi umpan beracun. Hal ini sering kall
Gambar tf9. Alat untuk berburu
tidak efektif karena babi hutan mempunyai sifat cepat
pada umpan. Cara lain yang dapat diterapkan untuk
dalikan hama ini adalah dengan pemburuan atau pemasa
perangkap. Perburuan hama babi hutan harus dilakukan secara ter-
h,.n,l;rli agar hama ini tidak mr.nnah sama sekali. Populasi babi
lrrrl,rn yang ada harus terpantau sehingga bila hama ini tidak
A. Perburuan Babi Hutan
rrr,'rrjadi masalah lagi bagi petani maka perburuan dapat dilad-
Salah satu alternatif yang perlu dikembangkan dalam upaya ,t,,11 1'l6d3 musim-musim tertentu.
pengendalian babi hutan sebagai hama adalah melalui pembuman,

74 75

l-d$
B. Perangkap Kurung t Perangkap ini dipasang di lokasi yang biasa dilewati lxrlri
Perangkap kurung adalah perangkap babi yang diberi um- dengan melihat bekas kaki babi dan terdapat pohon r-rnlrrk
pan atau kunci perangkap sehingga bila terjerat babi akan memasang perangkap.
terperangkap. Perangkap ini dipasang di jalan-jalan yang sering 'l Perangkap dipasang dengan arah kayu kunci memotong
dilewati babi" Salah satu kelebihan pemakaian perangkap kurung jalan sehingga bila babi melewatinya maka akan terkurung.
adalah babi tidak akan jera pada rrmpan. Berikut ini cara pem- ', Perangkap kurung kayu ini diikat dan talinya dikaitkan ke
buatan perangkap kurung. pohon, sedangkan ujung tali diikat pada tongkat kunci
1. Kurungan dari kayu atau bambu dibuat dengan ukuran yang dikaitkan pada patok. Patok ini dapat dibuat langsung
1,5 m x 1,5 m dengan cara diikat atau dipaku. dari tunggul tanaman yang ada kaitnya atau dari ranting kayu
berkait yang ditancapkan di tanah. Tinggi patok dibuat
2. Untuk kunci perangkap, disediakan kayu lurus sepanjang antara 30-40 cm.
2 m dan patok dari kayu.
( l. Perangkap Tumbak
.S
Selain menggunakan perangkap kurung, untuk menjerat
l,.rrna babi dapat pula digunakan perangkap tumbak. Pada prin-
,,rl)r)ya, cara kerja perangkap ini hampir sama dengan perangkap
.: Itrrrung. Kunci yang digunakan untuk perangkap ini akan lebih
.rrrran jika dibuat dalam satu pa.tok dan diatur sedemikian rupa.
ilililil
Ls

llyu atau bambu runcing 'lr'rrgan umpan ubi-ubian. Bila babi hutan memakan umpan
,'r,rka jerat akan jatuh dan mengenainya. Berikut ini cara pem-
l,rratan perangkap tumbak.
I Disediakan dua buah balok kayu yang berdiameter 30-
40 cm dengan panjang masing-masing 1,5 m. Di bagian
tengah masing-masing balok kayu tersebut dibuat lubang
11 7
untuk mengaitkan kedua balok tersebut.
Disediakan kayu atau bambu runcing dengan panjang
Patok kayu sekitar 40 cm sebanyak 14 buah.
Kayu atau bambu runcing tersebut ditancapkan, diikat, atau
dipaku pada balok kayu masing-masing dengan jamk 20 cm.
3---' Kedua balok yang telah dipasangi kayu atau bambu runcing
tersebut disambungkan secara menyilang dan diikat dengan
tali.
Kayu unluk kunci Perangkap tumbak dipasang dan dihubungkan dengan patok
Jalan babi hutan
yang terletak persis di bawahnya. Pemasangan umpan,
Gambar 50. Cara membuat dan memasang perangkap perangkap kurung misalnya ubi-ubian, di sekitar patok diatur sedemikian rupa

76 77
sehingga bila babi memakannya tali akan lepas dan babi
akan terjerat perangkap.

-:=--::----=+ l). Perangkap Lubang


Untuk menjerat babi hutan dapat pula dibuat perangkap
l,rlrang. Lubang ini dibuat di lokasi yang sering dilewati babi
I'rrtan dengan ukuran 1 m x 1 m dan kedalaman 2 m. Bagian
,rl,rs dari lubang ini dipasang pintu otomatis dari kayu. Pintu ini
,,I<an terbuka bila kunci talinya lepas karena umpan yang di-
lnsang dimakan babi. Langkah pembuatan perangkap babi hutan
,'ri adalah sebagai berikut.

Lubang di lanah

dipaku alau diikat pada kayu balok

Wffi Pifitu kayu

Kunci umpan

I (,
t_..
I
Ir

Perangkap dipasang Babi lerperosok

Gambar 51. Bahan dan cara pembuatan perangkap tumbak Gambar 52. Cara pembuatan perangkap lubang

78 79
]' Lubang dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m dan kedalaman sedemikian rupa sehingga tali kunci dapat lepas saat umpan
2 m. Lubang ini dibuat di lokasi yang sering dilewati babi dimakan babi.
hutan. Perangkap ini dipasang dengan kedudukan seperti Gam-
2. Di bagian atas lubang dibuat pintu kayu otomatis dengan bar 53.
ukuran 60 cm x 90 cm sebanyak 2 buah. Pintu otomatis
di aias lubang'
tersebut ditutupkan Tali ikalan yang dapat
3. Kunci pintu dibuat dengan cara menggantungkan di pohon mengendor dan mengencang

dan ditalikan pada umpan. Dengan posisi ini maka jika um-
pan dimakan, tali akan bergerak dan dapat membuka pintu
sehingga babi hutan terperosok ke dalam lubang.

""?.
E. Perangkap Pegas dan Tali
)rr
Prinsip kerja perangkap ini menggunakan kayu hidup yang
lentur dan tali. Tali dibuat sebanyak dua buah, sebuah sebagai
I'l
in
l-'1

tali kunci untuk mengunci jerai dan sebuah lainnya merupakan //


r/(t
tali perangkap untuk mengikat babi bila tali kunci terbuka. Lang-
kah pembuatannya adalah sebagai berikut.
(
\;,
1. Dicari jalan bekas babi, yaitu tempat babi biasa masuk ke \
ladang.
2. Di sekitar lokasi tersebut dicari pohon hidup yang lentur, )t
tetapi diperkirakan dapat menarik beban antara 50- 100 kg' t\
Pohon yang dipilih tingginya antara 5-7 m dengan dia- rll
meter batang antara 70-20 cm. Selanjutnya ranting dan Eabi hutan terperangkap
daun-daunnya dibersihkan.
Gambar 53. Pembuatan dan pemasangan perangkap pegas dan tali
3. Tali untuk perangkap diikatkan pada ujung pohon tersebut'
Pada bagian ujungnya tali ikatan dibuat sedemikian rupa
sehingga dapat mengendor dan mengencang (seperti gam-
bar). Panjang tali harus ada selisih dari tanah minimum 2 m'
4. Tali kunci dipasang pada pohon sehingga pohon akan me'
lengkung. Tali ini berfungsi juga sebagai pegas yang dapat
menggantung babi hutan yang terjerat. Ujung tali kunci di
bagian bawah diikat pada patok yang telah dipasangl
umpan. Pemasangan umpan pada patok ini disusun

80 81
rrrrrlai aparat kepolisian, ABRI, guru, petugas kesehatan, ppl_,
,l,rrr aparat pemerintah desa. Dengan demikian, dalam kegiatarr
rrri seluruh lapisan masyarakat dapat dilibatkan, mulai orang tua
.,,rmpai anak-anak sekolah. Apabila gropyokan bertujuan untuk
,'rengendalikan hama berukuran besar, seperti burung, tikus,
,rl.ru babi, maka akan lebih baik lagi jika dilakukan kerja sama
,lcflgdn organisasi-organisasi perburuhan atau persatuan pe-
GERAKAN MASSAL lr,rnbak.
PENGENDALIAN HAMA Sistem gropyokan akan lebih efektif bila hasil tangkapannya
,l,rpat dimanfaatkan untuk keperluan lain atau ada upah bagi
r/,rng menangkap hama. Dengan demikian, masyarakat akan
',,rling berlomba dan bersemangat untuk menangkap hama.
( lara ini telah dianjurkan oleh ahli
Entomologi T. W. Harris
( 1841) dalam bukunya Treatise on Some of Insects Injurious to

L4getation. Dalam buku tersebut direkomindasikan bahwa untuk


nrengendalikan hama ulat, anak-anak yang berhasil menangkap
'rlat
diberi upah sesuai dengan hasil tangkapannya.
Prinsip-prinsip pengendalian hama secara gropyokan adalah
erakan massal dalam pengendalian hama sering disebut ',,,bagai berikut.
gropyokan. Sistem gropyokan ini merupakan cara pe-
ngendalian hama melalui penangk p.n secara bersama- Bertindak sedini mungkin sebelum ada serangan hama
sama (massal) dengan cara ditangkap, diburu, dan dibunuh.
yang berat. Dalam hal ini setiap petani harurs sadar dan
berprinsip bahwa membunuh satu ekor hama hari ini sama
Sistem gropyokan yang sudah dikembangkan baru terbatas
dengan membunuh seratr.s hama bulan depan.
pada pengendalian hama tikus saja. Padahal, sistem ini juga perlu
dikembangkan untuk pengendalian hama lainnya, termasult Gropyokan harus dilakukan dengan gerakan massal yang
hama kecil (serangga) dan gulma. melibatkan semuer potensi dan unsur yang terkait.

Pengendalian hama dengan sistem gropyokan melibatkan Gropyokan harus dilakukan dalam suasana yang menarik
seluruh masyarakat dari mulai perencanaan sampai pada pelak' dan menyenangkan, jika mungkin dipadukan dengan pesta
sanaannya. Pelaksanaan pengendalian hama ini harus mulai darl adat atau digunakan alai-alat kesenian tradisional. Sebagai
rapat desa atau kelompok tani. Di bawah bimbingan PPL, dalam contoh ada upacara tolak bala untuk petani di daerah Jawa
rapat tersebut dianalisis dan dibuat rencana gropyokan terha' yang intinya mohon kepada Tuhan agar tanaman yang
dap hama-hama yang potensial di lokasi sekitarnya, baik yang dibudidayakan selamat dari serangan hama. Pada upacara
sudah menjadi masalah ataupun belum. Dalam rapat tersebut inilah gropyokan dapat dilakukan.
harus dibentuk organisasi yang berupa pasukan brigade pem' Pengendalian hama secara gropyokan dapat diorganisasikan
berantasan hama penyakit. Organisasi tersebut melibatkan petu' oleh kelompok tani atau brigade pengendalian hama di ba-
gas lintas sektoral dan petugas sektoral yang ada di desa, darl wah bimbingan petugas.

82 83
Masyarakat yang terlibat dalam kegiatan gropyokan iri
akan lebih bersemangat bila hasil tangkapanya ditampunq
dan diberi upah, baik berupa uang, bibit, pupuk, atau ke-
juaraan. Dalam hal ini petugas harus berupaya mencari
sponsor dana atau dapat menjual hasil tangkapan hama ini
kepada pihak yang memerlukan.

Pemanfaatan hasil tangkapan merupa.kan satu faktor yang


,lapat mendorong semakin semaraknya sistem gropyokan ini.
llama tikus besar yang berhasil ditangkap dapat dijual kulit dan
,lagingnya. Kulitnya dapat disamak menjadi bahan untuk dom-
1et, jam tangan, jaket, dan tas. Dagingnya dapat dimanfaatkan
rrntuk campuran pakan lele, itik, anjing, atau dijual ke kebun
lrinatang.
Serangga dapat dimanfaatkan untuk bahan makanan tam-
lrahan temak unggas atau burung peliharaan. Bahkan, ada be-
lrerapa jenis serangga yang dapat dikembangkan untuk bahan
,rrakanan manusia. Serangga yang sudah dikonsumsi manusia di
'rntaranya jangkrik, ulat bambu, ulat kayu albasia (uter), dan
lrelalang. Pemanfaatan lain adalah untuk umpan mancing atau
rnakanan ikan. Salah satu contoh serangga yang mempunyai
rrilai ekonomi adalah ulat kayu albasia, krotq gaang belalang,
,lan janglnik (Grylotalp africana atau criket).

Gambar 54. Rantai pemanfaatan dan tata niaga tikus atau


senngga lain hasil groPYokan

u 85

I
A. Pengendalian Hama Benih dengan Asap
Penyimpanan benih di atas para-para perapian di daprrr
sudah dikenal masyarakat petani, terutama yang tinggal di daerah
pedesaan, sejak dulu. Dengan cara ini, biasanya benih disimpan
utuh dengan kulit buahnya. Beberapa jenis benih yang biasa
disimpan dengan cara ini di antaranya jagung, padi, kacang-
kacangan, labu, dan bebagai benih sayur-sayuran.
PENGENDALIAN HAMA BENIH Secara alamiah, asap dapur tersebut akan mengeringkan
benih yang disimpan dan sekaligus mencegah serangan hamtr
perusak. Benih yang disimpan dengan cara ini biasanya dapal
tahan sampa.i satu tahun.

enyimpanan benih biji-bijian yang dilakukan dengan tidak


benar akan rnenurunkan kualitasnya sehingga daya tum-
buhnya pun menjadi berkurang. Penurunan kualitas be-
nih ini antara lain disebabkan oleh serangan jamur, bakteri, dan
hama serangga. Jenis hama yang menyerang benih di antaranya
berbagai jenis kumbang penggerek dan ngengat.
Benih yang diproduksi oleh produsen benih biasanya sudah
diberi bahan kimia sebagai bahan pengawet. Bila akan memro- Garnbar 55. Pengendalian hama benih dengan asap
duksi benih sendiri, pengawetan benih dapat dilakukan tanpa zat
kimia. Prinsip pengawetan benih yang baik adalah disimpan
dalam keadaan kering dan dengan kadar air rendah. Secara B. Pengendalian Hama Benih dengan Abu
sederhana, pengendalian benih di tempat penyimpanan agar Pengawetan benih yang dicampur dengan abu dilakukan
tidak terserang hama serangga dapat dilakulan dengan beberapa pula oleh petani untuk mencegah serangga berkembang biak di
cara berikut. dalamnya. Di dalam abu tersebut terdapat silika yang mempunyai
a. Pengendalian hama benih dengan asap di para-para dapur. permukaan kasar. Akibatnya, tubuh serangga akan tergores-gores
b. Pengendalian hama benih dengan abu. oleh permukaan silika tersebut. Lewat goresan-goresan tersebut
c. Pengendalian hama benih dengan garam. akan terjadi penguapan cairan dari dalam tubuh serangga se-
d. Pengendalian hama benih dengap empon-€mpon.
87
86
hingga dapat berakibat kematian pada serangga tersebut. selain 1. Benih yang sudah dipilih dikeringkan di bawah sinar maiahari.
dengan abu, dapat pula digunakan pasir sebagai bahan penga- 2. Diambil garam sebanyak 2-5 sendok kemudian dibungku^s
wetnya. Berikut ini cara mengendalian hama benih dengan abu. dengan kain atau kaos yang tipis.
1. Benih-benih yang akan disimpan dipilih yang berkualitas 3. Benih dan bungkusan garam dimasukkan ke dalam kaleng
baik, seperti bermumur tua, varietas unggul, dan berasal dari dan ditutup rapat lalu disimpan di tempat yang kering.
tanaman yang sehat. Benih tersebut lalu dikeringkan dengan
cara dijemur di bawah matahari.
2. Kaleng bekas biskuit atau blek dengan tutupnya dibersihkan
dan dijemur di bawah matahari.
3. Abu yang sudah dingin dicampur dengan benih. perban-
dingan antara benih dan abu adalah 1:2.
4. Benih yang sudah dicampur abu dimasukkan ke dalam ka- ('q&#s;r".ia,
leng atau blek kemudian ditutup rapat dan disimpan di tem-
pat yang kering.

Biji-bijian

Gambar 56. Pengendalian


benih dengan abu

Gambar 57. Pengendalian hama benih dengan garam

C. Pengendalian Hama Benih,dengan Garam


Penggunaan garam sebagai bahan pengawet benih berfungsi D. Fengendalian Hama Benih dengan Emporrempon
menyerap uap air di sekitar benih yang diawetkan. Cara penga- Empon-empon tergolong tanaman obat-obatan, terutama
wetan ini cukup murah dan mudah dilakukan. Cara mengenda_ sebagai bahan pokok pembuatan jamu. Bahan-bahan tersebut
likan hama benih dengan garam adalah sebagai berikut. mengandung zat kurkumin yang dapat menghambat pertum-

88 B9
buhan organisme, khususnya jamur dan bakteri. Di samping
mempunyai daya bunuh terhadap bakteri dan jamur, bau em-
pon-empon juga tidak disenangi oleh hama serangga. Karena
sifat inilah maka tanaman iersebut dapat dipakai sebagai bahan
pengawet benih. Contoh empon-empon yang dapat digunakan
untuk bahan pengawet benih adalah jahe, kunyit, temu lawak, dan
bengle. Cara penggunaan empon-empon tersebut dapat dila-
kukan dengan diparut atau dipotong-potong lalu dicampurkan
dengan benih dan disimpan di tempat yang tertutup. Berikut ini
DAFTAR PUSTAKA
cara mengendalikan hama benih dengan empon-empon.
1. Dipilih salah satu jenis empon-empon, seperti jahe, kunyit,
bengle, atau temulawak kemudian diparut.
2. Benih yang akan disimpan harus sudah kering dan dicampur
dengan pa.rutan empon-empon tersebut.
3. Benih yangg sudah dicampur parutan empon-empon tersebut
dijemur hingga kering di bawah sinar matahari.
4. Benih yang sudah kering dimasukkan ke dalam kaleng lalu
ditutup rapat. Adkisson, PL., "Use of Cultural Practies in Insect Pest, in Imple-
menting Practical Pest Management Strategies" , Proc-
Parutan empon-empon ceding of a National Extention Insect Pest Manage-
dicampur benih biji-bijian ment Worlcshop at Purdue Univercily, Lafayelte, Indiana,
dan dijemur 1972.
Agrios, G.N., Plant hthology (New York: Academic Press, L969).
Anonim, Lampiran Keputusan Menteri Pertanian No. TP 27OlN7l
KPTS/6/1983.
Badan Pengendali Bimas, Pedoman Bercocok Tanam hdi, hla-
Benih yang sudah wija, dan Sayur-sayuran (Jakarta: Badan Pengendali
kering dimasukkan Bimas, 1977).
ke dalam kaleng
Baker, K.F and R.J., Cook, Biological Control of Plant hthogen
(San Rancisco: W.H. Reemen, 7974).
BIB Banjarbaru, Pola Tanam di Lahan lfuring dan hsang Surul
Empon-empon diparut (Banjarbaru: BIB 1983).
Gambar 58. Pengendalian hama benih dengan parutan empon-empon
BIB Sumatera Selatan, Pemanfaatan Lahan hsang Swut dengan
Sistem Surjan (Sumatera Selatan: BIB 1985)'
***
91
90

L.
Claphan, W.8., Jr., Natuml kosistems (New york: Macmillan, IgTg). Vol. 3, (Washington DC.: National Academy of Scient:rrs,
counsil on Enviromental Qualitv (cEe), Integrated pest Mana- 7969.
gement (Washington DC, USA: Goverment printing Of_ Odum, E.P., Fundamentals of Ecology, 3rd ed., (philadelphia:
fice, 1972). W.B. Saunders, 797I).
David Nochels, Owlas (Toronto: The Budley Head, IgTg). Purwanto Imdad, Heri dan Abdjad Asih Nawangsih, Menyimpn
De Bach, P., Biological Control on Insert pest and Weeds (New Bahan Pangan (Jakarta: Penebar Swadaya, 1995).
York: Reinhold, 1964). Rabb, R.L. and EE. Guthrie (eds.), Concepts of pest Manage-
, Biological Control by Naturar Enemies (Massachusetts: ment (Raleigh, North Carolina: North Carolina State
Cambridge, 1974). University Press, 1970).
Harris, TW., Treatise on some of rhe Insect Injurious to vegeta- Rismunandar, Hama Tanaman Pangan dan pembasmiannya
fbn (New York C.L. Fling Orange Judd, 1gg0)" (Bandung: Sinaa 1986).
Lembaga Biologi Nasional, LlpI, Binatang Hama (Jakarta: Sandergon, E.D., Insect Pest of hrm, Garden and &chard (New
Balai Pustaka, 1980). York: John Wiley & Sons, 1915).
Hassall, K.A., World Crop Protection, peticides, Vol. 2, (London:
Sidik, Moelyono MW. dan Ahmad Muhtadi, Temulawak,
Iliffe Books, 7969). Pengembangan dan Pemanfaatan Obat Bahan Alam,
Hoyt, S.C., and E.C. Burt, Integrated Control of Fruit pest Yayasan Obat Bahan Alam, Phyto Medica, 1994.
Annu Rev. Entomol 19, 1974. Soeseno, Arie, Burung Hias, Aneka Jenis dan perawatannya
(Jakarta: Penebar Swadaya, 1993).
Huffaker c.8, Biolqical control (New york plenum press, 1971).
Kusnaedi, Pedoman Tbknis pengendalian Hama penyakit dan Susanto, Heru, Budi Daya Kodok Unggul (Jakarta: penebar
Swadaya, 7994)"
Gulma Tanaman, proyek Bintek pengelolaan Lingku_
nang, Fak. Pertanian LINpAD-Dit. pGL Dep. Transmi_ Tim Redaksi Trubus, Menangani Benih Thnaman (Jakarta: penebar
grasi, Jakarta, 1992. Swadaya, 1995).
Luckmann, W. and R.L. Metcalf, The pest Management Concept,
in Introduction to Insect pest Managemenl (New york:
John Wiley & Sons, I9TS).
Mary Louse Flint dan Robert Van Den Buh, pengendalian Hama
Tetpdu Suatu Pengantar (yogyakarta: Kanisits, 1990).
Metcalf, R.L. and w. Luckmann (eds.), Inhoduction to Insect pest
management, John Wiley & Sons, New york, 1975.
Natawigena, Hidayat, Entomologi pertanian (Bandung: ORBA
shakti, 1gg0).
National Academy of Sciences, Insect-pest Management and
control, Principles of prant and Animat Fest contror,

92 9tl

i
*llr
Ir. Kusnaedi dilahirkan di Bandung pada
tanggal 5 Mei 1962. Pendidikan SD sampai
Perguruan Tinggi diselesaikan di kota kela-
hirannya" Gelar sarjana berhasil diraihnya dari
Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran,
Bandung pada tahun 1983. Setelah selesai
kuliah, penulis bertugas pada proyek pem-
binaan desa hansmigrasi (Bintek) di Kaliman-
tan dan TimorjTimur. Kegiatan menulis meru-
pakan hobi yang sudah berkembang sejak
penulis masih duduk di bangku sD. Berbagai romba karya tulis
antarsekolah/lokal/daerah sudah sering dijuarainya berkat ho_
binya ini. Pada proyek Bintek, penulis telah banyak menyusun
banyak brosur/leaflet dan buku kecil tentang masalah pertanian,
perikanan, peternakan, pengolahan hasil pertanian, dan masalah
lingkungan hidup. Beberapa tulisannya juga pernah dimuat di
media massa- Buku Pengendalian Hama Tunp pestisida meru-
pakan buku terbarunya yang diterbitkan oleh penebar swadaya.
Beberapa buku yang sudah diterbitkan oleh penerbit yang sama
di antaranya Membangun Desa, Mengolah Air Kotor-dui Gum-
but untuk Air Mnum, dan Kncir Air pembangkit Listrik.

94

I.l
't \,
Muncukrya beberapa danrpak negatif -isu
terakhir adalah mengenai tercemarnya buah-
buahan impor- akibat penggunaan pestisida
dalam dunia pertanian, menimbulkan pemi-
kiran untuk mengendalikan hama dengan
(.ara yang aman, efektif, dan tidak mencemari
lingkungan. Salah satu hasil pemikiran ter-
sebut adalah lahirnya konsep pengendalian
hama terpadu yang menganjurkan penggu-
naan pestisida sebagai alternatif terakhir'
Dalam konsep tersebut pengendalian hama
lebih diarahkan pada penerapan sistem budi
daya, pengendalian cara mekanis, dan biolo-
gis. Dalam buku ini dikenalkan beberapa cara
mengendalikan hama serangga, tikus, bu-
rung, dan babi tanpa menggunakan bahan
kimia. Cara-cara pengendaliannya sangat mu-
dah diterapkan. Apabila menggunakan bahan
atau alat, perlengkapan tersebut sangat
mudah didapatkan di berbagai daerah' Bagi
Anda yang peduli terhadap pertanian yang
berwawas,rn lingkungan, baik petani' penyu-
luh, peneliti, maupun pengambil keputusan'
buku ini dapat digunakan sebagai bahan
informasi Yang cukuP menarik'

rnNGnruffi il$ ru
ffi4tr1F ,t-.8 -187 - t,
q6l$4
1

.l
-::t.i:'-
:i s,:rr

R.,
t Penebar SwadaYa
" ili liliiiliiilifiini ririfir'
S
'"to**Ast
DUNTA PERTANIAN

9 rr789794"894064">
I

Anda mungkin juga menyukai