Anda di halaman 1dari 60

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN

DISMENORE PADA MAHASISWI ASRAMA


JASMINE UNIVERSITAS KLABAT

Skripsi
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan
Untuk Meraih Gelar Sarjana Keperawatan (S.kep)

Disusun Oleh :

Sera Trifosa Tandungan


NIM: 106011710007

UNIVERSITAS KLABAT
FAKULTAS KEPERAWATAN
FEBRUARI, 2021
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:


Nama : Sera Trifosa Tandungan
NIM : 106011710007

Program Studi : Keperawatan, Universitas Klabat


Alamat Kampus : Jln. Arnold Mononutu, Kec. Airmadidi,
Kab. Minahasa Utara, Sulawesi Utara
Alamat Rumah : Krakatau F.367 Sorowako, Sulawesi Selatan

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang telah saya buat dengan judul:
Hubungan Tingkat Stres dengan Kejadian Dismenore pada Mahasiswi Asrama
Jasmine Universitas Klabat, adalah asli hasil penulisan saya sendiri, ataupun
terdapat kutipan yang diambil dari penulisan orang lain sebagai referensi yang
sudah dicantumkan ke dalam daftar pusaka dan skripsi ini belum pernah
dipublikasikan dimanapun dan dalam bentuk apapun.
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya
tanpa ada paksaan dari pihak manapun juga. Apabila dikemudian hari saya
memberikan keterangan palsu dan atau ada pihak lain yang mengklaim skripsi
yang telah saya buat sebagai hasil karya milik seseorang atau badan tertentu, saya
bersedia menerima konsekuensi apapun yang akan diberikan secara akademik dan
secara hukum.

Dibuat di : Sorowako
Pada tanggal : Februari 2021
Yang menyatakan,

Sera Trifosa Tandungan

i
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:


Nama : Sera Trifosa Tandungan
NIM : 106011710007
Program Studi : Keperawatan, Universitas Klabat
Alamat Kampus : Jln. Arnold Mononutu, Kec. Airmadidi, Kabupaten.
Minahasa Utara, Sulawesi Utara
Alamat Rumah : Jl. Krakatau F.367
Dengan ini menyetujui untuk memberikan izin kepada Pembimbing
Skripsi, Hak Bebas RoyaltiNon-Ekslusif (Non-exclusive Royalti Free
Right) atas skripsi saya yang berjudul: “Hubungan Tingkat Stres
Dengan Kejadian Dismenore Pada Mahasiswi Asrama Jasmine Universitas
Klabat”, beserta perangkat yang diperlukan (apabila ada).

Dengan Hak Bebas Royalti Non-Ekslusif ini pihak Pembimbing Skripsi


berhak menyimpan, mengalih mediakan, mengelola dalam pangkalan data
(database), mendistribusikannya dan menampilkan atau mempublikasikan untuk
kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari sayai selama tetap
mencantumkan nama saya.

Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak


Pembimbing , segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak
Cipta dalam skripsi ini.

Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Airmadidi

Pada tanggal :Maret 2020

Sera Trifosa Tandungan

ii
LEMBAR DEDIKASI

“ So do not fear, for am with you; do not be dismayed, for I am strengthen you
and help you; I will uphold you with My righteous right hand”

Isaiah 41:10

“it is the Lord who goes before you. He will be with you; He will not fail you or
forsake you. Do not fear or be dismayed”

Deuteronomy 31:8

Dedicated to my beloved family “Tandungan-Yacob”, all of my friend who


love me and my inspiration Suga

Thankyou Jesus for your blessing and love

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas penyertaannya

dan kasih karunianya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan judul

“Hubungan tingkat stres dengan kejadian dismenore pada mahasiswi asrama

Jasmine Universitas Klabat”.

Dalam penyelesaian skripsi ini melibatkan banyak pihak yang turut

membantu dengan memberikan arahan, dukungan, maupun motivasi. Oleh sebab

itu, peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Lovely G. Sepang, BSN,M.K.M selaku dekan fakultas keperawatan

Universitas Klabat yang telah memberi semangat dan dorongan untuk

menyelesaikan skripsi ini.

2. Ailine Yoan Sanger, BSN,MSN, sebagai ketua program studi fakultas

keperawatan Universitas Klabat, sebagai dosen mata kuliah skripsi, dan

sebagai ketua penguji yang selalu memberi motivasi, arahan, kritik dan

saran dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Ns. Lea Andy Shintya, MSN sebagai dosen pembimbing yang telah

memberi semangat, masukan, waktu, tenaga, dan pikiran untuk membantu

peneliti dalam menyelesaikan skripsi.

4. Priscillia Merylin Saluy, BSN., MSN selaku ketua penguji yang telah

memberikan arahan, rekomendasi, kritik dan saran untuk memperbaiki

skripsi ini.

5. Ns. I Gede Purnawinadi, S.Kep., M.Kes selaku Statistician yang

membantu dalam penentuan rumus yang digunakan

iv
Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penelitian ini.

Oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan masukan untuk skripsi ini, dan

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca sehingga dapat menambah

wawasan pembaca.

Airmadidi, Februari 2021

Peneliti

v
ABSTRAK

Stres merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya


dismenore, yaitu salah satu gangguan saat mengalami menstruasi. Stres dapat
meningkatkan produksi hormon prostaglandin yang dapat merangsang kontraksi
otot uterus sehingga terjadi nyeri. Gejala yang biasanya timbul saat mengalami
dismenore yaitu nyeri pada bagian perut hingga pinggang, mudah marah, mudah
tersinggung, mual, muntah, perut kembung, kenaikan berat badan, timbul jerawat,
bahkan depresi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara tingkat
dengan kejadian dismenore pada mahasiswi asrama Jasmine Universitas Klabat .
Metode penelitian yaitu deskriptif korelatif dengan menggunakan pendekatan
cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik Convience
sampling dengan jumlah sampel yaitu 72 responden. Hasil Penelitian: gambaran
tingkat stres pada remaja terdapat 19 (26.4%) responden mengalami stres ringan,
19 (26.4%) responden mengalami stres sedang. Untuk gambaran dismenore
didapati hasil 35 (48.6%) responden mengalami nyeri sedang. Terdapat hubungan
yang signifikan antara tingkat stres dengan kejadian dismenore pada mahasiswi
asrama Jasmine Universitas klabat dengan p=0.000. Rekomendasi institusi
pendidikan yaitu penelitian ini dapat digunakan untuk mengedukasi masyarakat,
keluarga, maupun mahsiswa yang mengalami permasalahan dengan stres dan
dismenore. Rekomendasi untuk mahasiswi yang mengalami stres berlebihan
untuk membagi waktu agar mahasiswi dapat meluangkan waktu beristirahat atau
melakukan hal yang dapatmengurangi stres. Rekomendasi untuk penelitian
selanjutnya untuk menambah variabel atau faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi dismenore seperti usia menarke dan riwayat keluarga.

Kata kunci: Tingkat Stres, Dismenore, Mahasiswi

vi
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................... i


LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .......................... ii
LEMBAR DEDIKASI .................................................................................. iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iv
ABSTRAK ................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1


Latar Belakang .............................................................................. 1
Rumusan Masalah ......................................................................... 4

Tujuan Penelitian .......................................................................... 4


Manfaat Penelitian ........................................................................ 5
Cakupan Dan Batasan ................................................................... 6
Definisi Operasional .................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 7
Dismenore .................................................................................... 7

Klasifikasi Dismenore ............................................................ 7


Penyebab Dismenore .............................................................. 8
Tanda Dan Gejala Dismenore ................................................. 9
Faktor-Faktor Dismenore ....................................................... 10
Stres.............................................................................................. 11
Penyebab Stres Pada Mahasiswa ............................................ 12

Tingkat Stres .......................................................................... 12


Akibat Stres ........................................................................... 14
Kerangka Konseptual .................................................................... 14
Hipotesis Penelitian ...................................................................... 15

vii
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 17

Desain Penelitian .......................................................................... 17


Analisis Data ................................................................................ 17
Populasi Dan Sampel .................................................................... 18
Instrument Penelitian .................................................................... 20
Proses Pengumpulan Data ............................................................. 23
Lokasi Dan Waktu Penelitian ....................................................... 24

Etika Dalam Penelitian .................................................................. 24


Keterbatasan Penelitian ................................................................. 26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN ........................................................ 26
Gambaran Tingkat Stres ................................................................ 26
Gambaran Dismenore .................................................................... 28
Hubungan Tingkat Stres Dan Dismenore ....................................... 30
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ....................................... 32
Kesimpulan ................................................................................... 32
Rekomendasi ................................................................................. 33
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 34

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Numerical Rating Scale (NRS) .................................................... 11


Gambar 2. Kerangka Konseptual................................................................... 15
Gambar 3. Rumus Slovin .............................................................................. 20

Gambar 4. Numerical Rating Scale (NRS) .................................................... 22

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tabel Korelasi ................................................................................. 18


Tabel 2. Populasi Dan Sampel....................................................................... 21
Tabel 3. Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Stres .................................................... 21

Table 4. Interpretasi Tingkat Stres................................................................. 21


Tabel 5. Kisi-kisi Kuesioner Dismenore ........................................................ 22
Tabel 6. Interpretasi NRS .............................................................................. 22
Tabel 7. Gambaran Tingkat Stres .................................................................. 26
Tabel 8. Gambaran Dismenore ...................................................................... 28
Tabel 9. Hubungan Tingkat Stres dan Dismenore .......................................... 30

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. Kuesioner ................................................................................ 40


Lampiran B. Langkah-langkah Uji Statistik .................................................. 44

xi
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sebagian besar remaja putri akan mengalami menstruasi, yang terjadi

karena adanya perubahan biologis akibat pematangan dari organ reproduksi. Pada

saat menstruasi, gangguan yang mungkin terjadi adalah dismenore. Judul

penelitian dipilih berdasarkan pengalaman pribadi peneliti yang sering mengalami

dismenore pada saat menstruasi.

Menurut Purwani, Herniyatun dan Yuniar (2010) dismenore atau nyeri

haid adalah kram yang hebat di bagian bawah perut pada saat menstruasi.

Dismenore ditandai dengan kekakuan atau kram yang terjadi pada perut bagian

bawah, yang membuat rasa tidak nyaman yang dapat menimbulkan perasaan

mudah marah, mudah tersinggung dan juga beberapa gejala yang menyertainya

seperti mual, muntah, perut kembung, punggung terasa sakit, kenaikan berat

badan, timbul jerawat dan depresi (Larasati & Alatas, 2016).

Khotimah, Kirnantoro dan Cahyawati (2014) menyatakan dismenore lebih

sering terjadi pada remaja putri yang sedang mengalami kecemasan, kegelisahan,

dan ketegangan yang dapat memicu terjadinya nyeri. Nyeri yang timbul dapat

menyebabkan gangguan konsentrasi, yang memiliki dampak negatif pada aktifitas

sehari-hari seperti absen saat sekolah, tertinggal mata kuliah, tidak bisa berangkat

kerja.

1
2

Menurut Fielding, Brown dan Thurmond (2011) dismenore dibagi menjadi

dismenore primer dan dismenore sekunder. Dismenore yang tidak disertai

patologis pelvis dianggap sebagai dismenore primer. Dismenore primer

disebabkan oleh peningkatan prostaglandin yang menyebabkan kontraksi yang

kuat pada myometrium, sedangkan dismenore sekunder disebabkan karena adanya

masalah pada bagian reproduksi (Andrini, Silakarma, & Griadhi, 2014). Lebih

lanjut Trimayasari dan Kuswandi (2014) menyatakan masalah yang biasanya

terjadi yang dapat menyebabkan dismenore sekunder antara lain polip uteri,

stenosis serviks, endometritis, leiomioma, penyakit radang panggung.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Apriyanti, Harmia, dan Andriani

(2018) didapatkan data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2013

didapati bahwa 1.769.425 (90%) wanita yang mengalami dismenore. Di Indonesia

angka kejadian dismenore menurut Kemenkes RI tahun 2016 sekitar 55%

(Susanti, Utami, & Lasri, 2018). Penelitian yang dilakukan oleh Juliana, Rompas,

dan Onibala (2019) di Manado didapati bahwa angka kejadian 80.5% responden

mengalami dismenore.

Menurut Ismail, Kundre dan Lolong (2015) stres memiliki peran terhadap

kejadian dismenore. Faktor psikologi yang merupakan salah satu pencetus dari

kejadian dismenore adalah stres. Lebih lanjut Sari, Nurdin, dan Defrin (2015)

menjelaskan bahwa pada saat seseorang mengalami stres, tubuh akan

memproduksi secara berlebihan hormon esterogen dan prostaglandin. Hormon ini

dapat menyebabkan peningkatan kontraksi uterus yang menyebabkan rasa nyeri

saat menstruasi.
3

Stres dapat dialami oleh berbagai lapisan masyarakat, tidak memandang

usia dan bidang pekerjaan termaksud mahasiswa (Fadillah, 2013). Menurut

Sutjiato, Kandou, dan Tucunan (2015) stressor yang dialami mahasiswa berbeda

setiap individu, faktor penyebabnya terbagi menjadi faktor internal dan faktor

eksternal. Faktor internal antara lain kondisi fisik, motivasi belajar, dan

kepribadian mahasiswa itu sendiri. Faktor eksternal yaitu pekerjaan, lingkungan,

keluarga, fasilitas dan dosen. Lebih lanjut Legiran, Azis, dan Bellinawati (2015)

menyatakan faktor akademik disisi lain juga menyumbangkan potensi stres,

misalnya tentang perubahan gaya belajar dari sekolah menengah kependidikan

tinggi, tugas-tugas perkuliahan, target pencapaian nilai, prestasi akademik dan

problem-problem akademik lainnya.

Stres adalah respon tubuh terhadap tekanan, baik internal maupun

eksternal. Stres dapat memiliki dampak pada aspek psikologis mahasiswa,

dampak positif dapat membuat mahasiswa meningkatkan kreativitas dan dampak

negatif dapat membuat mahasiswa kehilangan konsentrasi (Wahyudi, Bebasari, &

Nazriati, 2015). Lebih lanjut Yuniyanti, Masini, dan Salim (2014) menyatakan

stres dapat memicu pengeluaran hormon dan peptida yang akan memperbanyak

terbentuknya prostaglandin, hal ini dapat merangsang kontraksi otot uterus yang

yang menyebabkan nyeri pada saat menstruasi.

Teori keperawatan menurut Faye Glenn Abdellah dalam Alligod (2014)

menyatakan bahwa terdapat 21 masalah keperawatan, salah satunya menyangkut

tentang kenyamanan. Mahasiswi yang mengalami dismenore biasanya akan

terganggu kenyamanannya dalam melakukan aktifitas sehari-hari dikarenakan


4

nyeri yang dialami. Oleh sebab itu, pentingnya untuk mengontrol stres yang

dialami.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan pada beberapa

mahasiswi yang tinggal di asrama Jasmine, ditemukan bahwa stressor dalam

bidang akademik menjadi faktor pemicu terjadinya stres seperti tugas-tugas

perkuliahan, target pencapaian nilai, problem akademik lainnya. Didapati juga

bahwa, beberapa mahasiswi yang tinggal di asrama Jasmine mengalami nyeri

pada saat menstruasi. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti ”Hubungan

tingkat stres dengan kejadian dismenore pada mahasiswi Universitas Klabat”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan tentang latar belakang masalah, maka perumusan

masalah yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran tingkat stres yang dialami oleh mahasiswi di

Universitas Klabat yang tinggal di asrama Jasmine?

2. Bagaimana gambaran kejadian dismenore pada mahasiswi di Universitas

Klabat yang tinggal di asrama Jasmine?

3. Apakah ada hubungan antara tingkat stres dengan kejadian dismenore pada

mahasiswi di Universitas Klabat yang tinggal di asrama Jasmine?

Tujuan Penelitian

Setelah meninjau latar belakang dan rumusan masalah yang ada, maka

tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat stres

dengan kejadian dismenore pada mahasiswi yang tinggal di asrama Jasmine.


5

Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini kiranya dapat memberikan manfaat dan informasi

yang dapat digunakan, baik untuk memberikan perhatian pada mahasiswi yang

mengalami dismenore.

Manfaat Teoritis

Institusi Keperawatan. Penelitian ini dapat memberikan informasi bagi

pendidik di institusi keperawatan, khususnya pada mata ajar maternitas mengenai

dismenore hingga mahasiswa dapat memberikan perhatian lebih terhadap

gangguan menstruasi pada remaja putri. Dapat menjadi referensi dalam penelitian-

penelitian terutama untuk mahasiswa fakultas keperawatan Universitas Klabat.

Peneliti. Penelitian ini dapat berguna dan dapat menjadi pengalaman yang

sangat berharga, serta dapat menambah pengetahuan baru bagi peneliti pada saat

nanti secara langsung bekerja di rumah sakit atau di komunitas. dapat menambah

wawasan peneliti tentang hubungan tingkat stres dengan kejadian dismenore pada

mahasiswi yang berkuliah di Universitas Klabat dan sebagai salah satu

persyaratan untuk memenuhi tuntutan gelar sarjana keperawatan (S.kep).

Institusi Pendidikan. Dengan hasil penelitian ini dapat menambah

pengetahuan bagi dosen dan mahasiswa fakultas ilmu keperawatan Universitas

Klabat tentang hubungan tingkat stres dengan kerjadian dismenore.

Manfaat Praktikal

Mahasiswi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

dan wawasan mahasiswi terhadap hubungan tingkat stres dengan kejadian


6

dismenore, sehingga mahasiswi dapat mengontrol atau melakukan coping yang

baik terhadap stres yang dialami.

Cakupan dan Batasan

Cakupan dalam penelitian ini adalah mahasiswi Universitas Klabat, dan

yang menjadi batasan dalam penelitian ini adalah mahasiswi Universitas klabat

yang tinggal di asrama Jasmine yang mengalami dismenore dan yang bersedia

menandatangani surat persetujuan (Informed Consent).

Definisi Operasional yang Digunakan Dalam Penelitian

Dismenore

Dismenore merupakan nyeri pada saat menstruasi yang tidak disebabkan

penyakit yang mendasarinya maupun patologis yang terjadi pada remaja putri.

Kategori dismenore dibagi menjadi dismenore dengan skala tidak nyeri, nyeri

ringan, nyeri sedang, nyeri berat, nyeri tidak tertahankan.

Mahasiswi Asrama Jasmine

Asrama Jasmine adalah salah satu asrama yang berada di Universitas

Klabat yang terdiri dari Jasmine satu dan Jasmine dua khusus untuk mahasiswi.

Tingkat Stres

kondisi yang muncul pada saat seseorang merasa tertekan atau tidak siap

pada suatu perubahan. Diukur menggunakan kuesioner DASS 42 dengan

pertanyaan spesifik tentang stres yang memiliki 14 pertanyaan dengan tingkat

stres normal, stres ringan, stres sedang, stres parah, stres sangat parah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini membahas tentang teori dan konsep-konsep yang

berhubungan dengan variabel dalam penelitian, yaitu tentang hubungan tingkat

stres dengan kejadian dismenore, kerangka konseptual dan hipotesis.

Dismenore

Menurut Lentz, Lobo, Gershenson dan Katz (2016) dismenore merupakan

sensasi kram menyakitkan diperut bagian bawah yang sering disertai dengan

gejala biologis. Gejala yang dialami antara lain berkeringat, takikardia, sakit

kepala, mual, muntah, diare, dan gemetaran. Semua gejala biasanya terjadi sesaat

sebelum atau selama menstruasi. Lebih lanjut Smith dan Turek (2011)

mengungkapkan bahwa dismenore adalah nyeri yang dirasakan pada saat

menstruasi. Dismenore diklasifikasikan menjadi dua, yaitu dismenore primer dan

dismenore sekunder. Penyebab dari dismenore primer adalah produksi

prostaglandin yang berlebihan, sedangkan penyebab yang memungkinkan dari

dismenore sekunder dapat secara luas diklasifikasikan sebagai intrauterine dan

ekstrauterin.

Klasifikasi Dimenore

Menurut Kryger, Roth dan Dement (2010) dismenore diklasifikasikan

menjadi dua, yaitu dismenore primer dan dismenore sekunder.

7
8

Dismenore Primer.

Menurut Marcdante dan Kliegman (2014) dismenore primer didefinisikan

sebagai nyeri panggul selama menstruasi tanpa adanya patologi. Dismenore

primer disebabkan oleh pelepasan prostaglandin dan leukotrien dari degenerasi

endometrium setelah penurunan kadar progesteron yang menyebabkan

peningkatan tonus uterus. Dismenore primer mencapai maksimum antara usia 18

sampai 24 tahun dan kemudian berkurang. Pada dismenore primer, sensasi rasa

yang muncul di rahim berhubungan dengan kontraksi otot yang dapat

menimbulkan sensasi menyiksa sebelum dan sesudah menstuasi. Tetapi jarang

bertahan lebih dari 12 jam dan jarang melebihi 48 jam (Deepti, Sangeeta, &

Swaraj, 2014).

Dismenore Sekunder.

Menurut Flanagan dan Cuppet (2017) dismenore sekunder adalah nyeri

haid yang berhubungan dengan patologi pelvis. Dismenore sekunder disebabkan

oleh proses patologis invalving uterus yang dapat memicu endometriosis, PID,

fibroid di rahim atau polip, tumor panggul, kehamilan ektopik, dan aborsi

spontan. Dalam kasus-kasus ini kontraksi rahim yang menyakitkan adalah hasil

dari kondisi yang telah disebutkan.

Penyebab Dismenore

Menurut Hatch, Fisher dan Rugh (2013) etiologi dismenore belum

diketahui dengan jelas, tapi dapat juga disebabkan oleh obstruksi serviks,

hipoplagia, hipokontraktilitas uterus, vasokontriksi dan patologi saraf. Pada

dismenore primer pengamat klinis menunjukkan bahwa faktor emosional dan


9

psikologis memang mempengaruhi gejala dismenore primer. Lebih lanjut

Woodhead (2012) mengungkapkan dismenore disebabkan oleh kontraksi

miometrium sebagai respon terhadap prostaglandin yang diproduksi oleh

endometrium. Periode menstruasi awal sering anovulasi, remaja mungkin tidak

mengeluh dismenore sampai beberapa bulan setelah menarche.

Tanda dan Gejala Dismenore

Lewis, Bucher, Heitkemper dan Dirksen (2010) mengungkapkan

dismenore primer dimulai 12 hingga 24 jam sebelum timbulnya menstruasi. Rasa

sakit yang dialami paling parah pada hari pertama menstruasi dan jarang

berlangsung lebih dari dua hari. Manifestasi karakteristik biasanya adalah nyeri

kram perut bagian bawah yang bersifat kolik, sering menjalar ke punggung bagian

bawah dan paha atas. Dismenore dapat disertai mual, diare, buang air besar,

kelelahan, sakit kepala, dan pusing.

Dismenore dengan nyeri berat biasanya di tandai dengan nyeri yang kuat

pada bagian perut hingga pinggang yang menyebabkan aktivitas terganggu bahkan

memerlukan beberapa hari untuk beristirahat (Dewi & Runiari, 2019). Lebih

lanjut Adrian (2021) mengungkapkan bahwa nyeri yang berat maupun tidak

tertahankan pada saat mengalami dismenore dapat disebabkan oleh pendarahan

yang berlebihan, riwayat menarke sebelum berumur 11 tahun, riwayat keluarga,

berat badan yang berlebih atau kurang.

Menurut Sultan (2012) gejala pada dismenore sekunder sering didapati

nyeri kronis pada perut bagian bawah yang dimulai pada satu atau dua hari

sebelum menstruasi, pola menstruasi sangat tidak teratur dan dispareunia. Gejala

dismenore yang dialami setiap orang berbeda berdasarkan riwayat menstruasi.


10

Lebih lanjut menurut Astuti dan Lela (2018) dismenore dapat membuat mereka

yang mengalaminya absen disekolah karena rasa tidak nyaman, kurangnya

konsentrasi hingga aktifitas yang terganggu.

Faktor-faktor Dismenore

Menurut penelitian yang dilakukan Pundati, Sistriani dan Hariyadi (2016)

ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya dismenore yaitu usia

menarche, tingkat stres, riwayat keluarga.

Usia Menarche. Menarche dini sebelum umur 12 tahun dapat membuat

seseorang mendapatkan paparan prostaglandin lebih lama, yang menyebabkan

kram dan nyeri pada perut bagian bawah. Menarche pada usia dini mengalami

peningkatan konsentrasi hormon estradiol yang berperan dalam pengaturan onset

pubertas (Larasati & Alatas, 2016).

Tingkat Stres. Pada saat seseorang mengalami stres, hormon

corticotropin akan mengambat pelepasan hormon perangsang folikel dan hormon

luteinisasi yang menyebabkan gangguan folikel. Hal tersebut dapat menyebabkan

gangguan pada pelepasan prostaglandin yang dapat meningkatkan kontraksi

uterus pada saat menstruasi (Buttaro, Trybulski, Bailey, & Cook, 2016).

Riwayat Keluarga. Hubungan riwayat keluarga dan genetik berkaitan

dengan dismenore primer yang berat. Peran keluarga dalam memberikan

pembelajaran yang terkait masalah reproduksi dalam hal ini menstruasi, sebagai

upaya preventif terhadap dismenore dapat memperkecil atau mencegah kejadian

dismenore dalam keluarga.

Penelitian yang dilakukan oleh Fitriana (2017) menyatakan bahwa

dismenore dapat dipengaruhi oleh stres, dalam penelitian yang dilakukan didapati
11

bahwa terdapat hubungan antara tingkat stres dengan kejadian dismenore. Lebih

lanjut Hikmah, Antari dan Ulum (2018) menyatakan bahwa terdapat hubungan

yang kuat antara tingkat stres terhadap kejadian dismenore.

Dismenore dalam penelitian ini diukur menggunakan Numeric rating

scare (NRS) dengan skala penilaian yaitu tidak nyeri, nyeri ringan, nyeri sedang,

nyeri berat, nyeri tidak tertahankan.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak Nyeri Ringan Nyeri sedang Nyeri Berat Nyeri tidak
nyeri tertahankan

Gambar 1. Numerical Rating Scale (NRS)

Stres

Menurut Seaward (2011) stres adalah ketidakmampuan untuk mengatasi

ancaman yang dirasakan baik nyata atau khayalan terhadap kesejahteraan mental,

fisik, emosional, dan spiritual seseorang yang menghasilkan serangkaian respon

fisiologis dan adaptasi. Hal-hal yang memicu terjadinya stres berbeda-beda seperti

trauma bedah, luka bakar, gairah emosional, upaya mental atau fisik, kelelahan,

sakit, ketakutan, kebutuhan akan konsentrasi, penghinaan, frustasi, kehilangan

darah, keracunan obat-obatan, polusi lingkungan atau bahkan dengan jenis

kesuksesan tidak terduga yang mengharuskan seseorang untuk mengubah gaya

hidup (Hans, 2013).

Menurut Cotton (2013) kondisi atau keadaan yang dapat memicu

terjadinya respon stres dapat disebut stressor. Stressor dapat dibagi menjadi tiga

yaitu physical, psychological dan psychosocial. Stressor physical disebabkan oleh

polusi lingkungan, perubahan suhu yang ekstream, kecelakaan, trauma, atau


12

penyakit. Psychological disebabkan oleh perasaan, pikiran, atau kekhawatiran

terhadap ancaman. Sedangkan psychosocial dapat disebabkan oleh hubungan

sosial, baik hubungan yang intens maupun hubungan dengan anggota keluarga.

Menurut Yikealo, Tareke dan Karvinen (2018) stres sebagai bagian dari

kehidupan yang tak terhindarkan. Stres umumnya menyentuh berbagai kelompok

populasi tanpa memandang usia, jenis kelamin, status pendidikan, atau status

sosial ekonomi. Stres juga merupakan masalah yang sering kita jumpai dalam

lingkungan mahasiswa. Mahasiswa menghadapi banyak kesulitan dalam

penyesuaian pendidikan, sosial, lingkungan dan psikologis dalam suasana kampus

yang baru, yang dapat mempengaruhi kesejahteraan psikososial dan hasil belajar.

Penyebab Stres pada Mahasiswa

Legiran, Azis, dan Bellnawati (2015) mengungkapkan bahwa stres dapat

dialami oleh siapa saja termaksud mahasiswa. Pada umumnya penyebab stres

yang dialami oleh mahasiswa berasal dari dunia akademik yang dijalani.

Mahasiswa banyak mendapat tuntutan baik dari luar atau tuntutan yang ditujukan

untuk diri sendiri. Stres yang dialami dapat dipengaruhi oleh jauhnya jarak dengan

orang tua, masalah perekonomian, beradaptasi dengan lingkungan baru,

perubahan gaya belajar, tugas dari berbagai mata kuliah dan juga target nilai yang

ingin dicapai.

Tingkat Stres

Menurut Hakim (2018) stres memiliki beberapa tingkatan yaitu stres

normal, stres ringan, stres sedang, stres berat, stres sangat parah.

Stres Normal. Dalam tingkatan ini stres yang dialami masih tergolong

normal dan terjadi hanya sementara, stres ini masih bisa diatasi dengan baik.
13

Stres ringan. Tingkat stres ini menimbulkan gejala secara psikologis dan

fisik. Secara psikologis gejala yang biasanya timbul adalah marah, sedih, putus

asa, atau emosi. Sedangkan gejala pada perubahan fisik misalnya jantung

berdebar, badan lesu, tidak bertenaga, otot menegang yang dapat menimbulkan

nyeri.

Stres sedang. stres yang tidak diatasi dengan baik dapat menyebabkan

emosi negatif yang berlebihan. Pada tingkat stres ini biasanya insomnia, gangguan

pencernaan seperti konstipasi, buang air kecil terganggu dan asam lambung dapat

terjadi.

Stres berat. Tingkatan stres ini mengalami kondisi yang mulai sulit

diatasi yang mempengaruhi fokus terhadap sesuatu. Depresi, panik, ansietas dan

gangguan bipolar dapat tejadi pada tahap ini. Lebih lanjut Noya (2019)

menyatakan bahwa tanda yang biasa muncul saat seseorang mengalami stres berat

yaitu mudah frustasi, wajah terlihat murung, sering merasa sakit kepala, mudah

tersinggung, sering merasa rendah diri, tidak dapat berfikir tenang, daya tahan

tubuh menurun.

Stres sangat parah. Stres pada tingkat ini tidak dapat di atasi dan dapat

memperburuk keadaan. Kehidupan sosial mulai terganggu, aktivtas keseharian

tidak dapat dilakukan dengan baik dan merasakan kesakitan yang bekepanjangan.

Menurut Wold (2013) stres yang sangat tinggi dapat memiliki dampak negatif

baik secara fisik maupun mental. Gejala yang timbul jika seseorang mengalami

stres yang sangat tinggi adalah ketegangan, cemas, selalu memiliki firasat yang

buruk, menganggap harga diri rendah, mudah marah, mengungkapkan adanya

niatan untuk bunuh diri.


14

Akibat Dari Stres

Menurut Gaol (2016) stres memiliki dampak negatif dan dampak positif.

Dampak positif dari stres disebut eustress, dan dampak negatif dari stres adalah

distres. Dampak positif dapat menyebabkan orang yang mengalami stres menjadi

termotivasi untuk mengatasi stres yang dialami. Sedangkan dampak negatif dapat

menyebabkan gangguan dalam kinerja sehari-hari. Lebih lanjut Suparni dan Yuli

(2016) mengungkapkan bahwa distress dapat menyebabkan penurunan

produktivitas dalam pekerjaan, perasaan tidak senang, tidak memiliki tenaga,

harga diri rendah, kurang bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.

Penelitian yang dilakukan oleh Dhewi (2016) menyatakan stres dapat

mempengaruhi terjadinya dismenore dengan hasil penelitian yaitu adanya

hubungan antara tingkat stres dengan kejadian dismenore. Lebih lanjut hasil

penelitian yang dilakukan oleh Sandayanti, Detty, dan Mino (2019) menyatakan

bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan kejadian

dismenore.

Kerangka Konseptual

Dismenore merupakan kram yang dialami saat menstruasi yang terjadi

pada uterus. Dismenore diklasifikasikan menjadi dua yaitu dismenore primer dan

dismenore sekunder. Dismenore primer adalah nyeri yang timbul tanpa penyakit

yang menyertai, sedangkan dismenore sekunder adalah nyeri menstruasi yang

timbul akibat dari penyakit tertentu. Tanda dan gejala dari dismenore bukan hanya

nyeri perut pada bagian bawah, biasanya jika seseorang mengalami dismenore

akan mengalami mual, diare, buang air besar, kelelahan, sakit kepala, dan pusing.
15

Stres adalah masalah yang sudah umum ditemui dalam kehidupan manusia

yang sudah menjadi atribut kehidupan modern. Hal ini disebabkan karena stres

sudah menjadi bagian hidup yang tidak dapat terelakkan yang dapat terjadi pada

semua golongan usia, yang dapat membahayakan kondisi fisik dan mental dari

individu yang mengalaminya. Tingkat stres dibagi menjadi lima yaitu, stres

normal, stres ringan, stres sedang, stres berat dan stres sangat parah.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sari, Nurdin dan Defrin (2015)

serta Rusli, Angelina, Hadiyanto (2019) terdapat hubungan antara stres dengan

kejadian dismenore dimana peningkatan aktifitas saraf simpatis dapat

menyebabkan peningkatan nyeri menstruasi yang disebabkan oleh peningkatan

kontraksi uterus. Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh Noviandri dan

Winarni (2015) serta Rahma, Lanti dan Hidayati (2014) menyatakan ada

hubungan antara tingkat stres dengan kejadian dismenore.

Independen Variable (X) Depeden Variable (Y)

Tingkat Stres Dismenore

Gambar 2. Kerangka konseptual

Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan pernyataan sementara yang akan diuji kebenarannya,

yang belum dibuktikan dengan data atau fakta. Pembuktian dilakukan dengan

pengujian hipotesis melalui uji statistik. Dalam hal ini hipotesis menjadi panduan

dalam menganalisa hasil penelitian sementara, dengan hasil penelitian harus dapat

menjawab tujuan (Masturoh & Anggita, 2018). Hipotesis dalam penelitian ini
16

menggunakan hipotesis alternatif untuk menjawab pernyataan pada rumusan

masalah maka dibuat hipotesa sebagai berikut:

Ha: Ada hubungan antara tingkat stres dengan kejadian dismenore pada

mahasiswi asrama Jasmine Universitas Klabat.


BAB III
METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan mengenai desain penelitian, analisis data, populasi

dan sampel, instrument penelitian, proses pengumpulan data, lokasi dan waktu

penelitian, pertimbangan etika yang digunakan dalam penelitian ini.

Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi yang bertujuan

untuk mengetahui hubungan suatu variabel berkaitan dengan variabel lainnya

berdasarkan koefisien korelasi. Dengan satu dikorelasi penelitian dapat

memperoleh informasi mengenai taraf hubungan yang terjadi, bukan mengenai

ada tidaknya efek variabel satu dengan variabel yang lain (Wagiran, 2014).

Menurut Siyoto dan Sodik (2015) penelitian menggunakan pendekatan Cross

Sectional, yakni suatu penelitian untuk mengetahui dinamika antara faktor-faktor

dengan efek, dengan menggunakan pendekatan observasi atau pengumpulan data

sekaligus pada suatu saat.

Analisis Data

Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yaitu variabel

yang dipengaruhi dependent dan variabel yang yang mempengaruhi independent.

Variabel independent dalam penelitian ini adalah tingkat stres, sedangkan variabel

dependent adalah dismenore.

Untuk menjawab rumusan masalah pertama yaitu bagaimana gambaran

tingkat stres yang dialami oleh mahasiswi, dan rumusan masalah kedua yaitu

17
18

bagaimana gambaran kejadian dismenore pada mahasiswi yaitu dengan

menggunakan persentase dan frekuensi. Untuk menjawab rumusan masalah ketiga

yaitu apakah ada hubungan antara tingkat stres dengan kejadian dismenore dan

menjawab Ha yaitu ada hubungan antara tingkat stres dengan kejadian dismenore

dengan menggunakan rumus Spearman Rho/Rank.

Level of signifikan yang digunakan α = ≤0.05, tolak Ha bila p-value ≤0,05.

fad (2018) memberikan nilai untuk interpretasi mengenai derajat kekuatan

hubungan antara dua variabel yaitu:

Tabel 1.
Tabel Korelasi

Nilai Hubungan Korelasi


0,00 - 1,99 Hubungan sangat rendah
0,20 – 0,399 Hubungan rendah
0,40 – 0,599 Hubungan sedang
0,60 – 0,799 Hubungan kuat
0,80 – 1,000 Hubungan sangat Kuat

Dalam hubungan korelasi terdapat tingkat hubungan antara dua variabel

atau lebih, yaitu hubungan kearah positif atau kearah negatif. Hubungan kearah

positif artinya kedua variabel memiliki hubungan yang searah, sedangkan

hubungan kearah negative artinya kedua variabel memiliki hubungan yang

berlawanan (Narlan & Juniar, 2018).

Populasi dan Sampel

Menurut Yusuf (2014) populasi merupakan salah satu hal yang esensial

dan perlu mendapat perhatian dengan seksama, apabila peneliti ingin

menyimpulkan suatu hasil yang dapat dipercaya dan tepat guna untuk daerah

(area) atau objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi
19

Universitas Klabat yang bertempat tinggal dia asrama Jasmine yang berjumlah

120 orang.

Menurut Siyoto dan Sodik (2015) sampel adalah sebagian dari jumlah dan

karkteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, atau bagian kecil dari anggota

populasi yang dapat mewakili populasinya. Penelitian ini menggunakan

Convenience Sampling yaitu peneliti dapat mengambil sampel berdasarkan faktor

spontanitas, dengan teknik ini peneliti dapat menentukan sampel yang diiginkan

berdasarkan kriteria yang ditentukan (Umrati, 2020). Peneliti memiliki kriteria

tertentu sebagai berikut:

Kriteria Inklusi

1. Mahasiswi yang mengalami dismenore

2. Mahasiswi yang tinggal di asrama Jasmine

Kriteria Eksklusi

1. Mahasiswi yang tidak mengalami dismenore

2. Mahasiswi yang tidak bersedia menandatangani lembar persetujuan untuk

menjadi responden dan tidak ada saat penelitian dilakukan

Sampel ditentukan menggunakan rumus slovin:

𝑁
n=
1+(𝑁𝑥𝑑 2 )

Gambar 3. Rumus slovin

Keterangan:

n = Ukuran sampel
20

N = Ukuran populasi

d = Tingkat kesalahan yang dipilih (0,05)

Jumlah sampel:

n = 120/1+120(0,05) ²

n = 120/1,3

n = 92

Tabel 2.

Populasi dan sampel


Kategori Populasi Sampel

Asrama Jasmine I 120 92

Pada pengambilan data yang dilakukan oleh peneliti terdapat beberapa

sampel yang tidak memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan oleh peneliti, didapati

juga beberapa sampel yang tidak valid karena responden mengisi kuesioner

dengan tidak lengkap sehingga jumlah sampel yang didapatkan oleh peneliti

adalah 72 sampel.

Instrumen Penelitian

Menurut Widi (2018) instrumen penelitian merupakan alat yang biasanya

digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Alat ukur yang

digunakan dalam penelitian ini merupakan kuesioner. Kuesioner adalah alat

pengukuran penelitian untuk mengumpulkan data dengan memberikan beberapa

pertanyaan kepada responden yang tertulis dilembar yang sudah disediakan

(Herlina, 2019). Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua

bagian:
21

1. Kuesioner yang berisi pernyataan tentang tingkat stres yang diadopsi

dari Depresi Anxiety Stress Scale (DASS) yang terdiri dari 14

pertanyaan

Tabel 3.

Kisi-kisi kuesioner tingkat stres


Konten pertanyaan No pertanyaan Halaman
1. Jengkel pada hal yang kecil 1,4,7,9 12, 13
2. Reaksi berlebihan 2 13
3. Sulit rileks 3,8,10 13, 14
4. Energi yang terbuang percuma 5 12, 14
5. Tidak sabaran 6 13
6. Sulit mentolelir gangguan 11,13 13
7. Tegang 12 12, 13
8. Gelisah 14 13

Pada kuesioner tingkat stres penyataan memiliki empat pilihan jawaban

yaitu tidak pernah, kadang-kadang, sering, sangat sering.

Tabel 4.

Interpretasi tingkat stres berdasarkan DASS 42

Skor Interpretasi

0-14 Normal
15-18 Ringan
19-25 Sedang
26-33 Berat
>34 Sangat Parah

2. Kuesioner pada bagian kedua mengenai kejadian dismenore yang

dialami oleh mahasiswi berdasarkan gejala yang muncul pada saat

mengalami dismenore.
22

Tabel 5.

Kisi-kisi kuesioner dismenore


Konten pertanyaan No pertanyaan Halaman
1. Ketidakhadiran sekolah/kuliah/kerja 1 1, 9
2. Aktifitas terganggu 2 1, 9
3. Mengalami ketegangan 3 1
4. Sulit berkonsentrasi 4 9
5. Mual/muntah 5 1, 9
6. Sakit kepala 6 9
7. Kelelahan/letih 7 9
8. Mengalami diare 8 9

Skala yang digunakan untuk mengukur nyeri yang dialami pada saat

menstruasi yaitu menggunakan skala penilaian nyeri numeric rating scale (NRS).

Dengan penilaian nyeri sebagai berikut:

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak Nyeri Ringan Nyeri sedang Nyeri Berat Nyeri tidak
nyeri tertahankan
Gambar 4. Numerical Rating Scale (NRS)

Skala nyeri yang didapatkan oleh responden dapat diukur dengan cara

menjumlahkan nilai dari masing-masing pernyataan yang ada di dalam

kuesioner kemudian hasil dari penjumlahan tersebut dibagi delapan, sesuai

dengan jumlah dari pernyataan kuesioner dismenore.

Tabel 6.

Interpretasi skala nyeri berdasarkan numeric rating scale (NRS)

Skala Interpretasi
0 Tidak Nyeri
1-3 Nyeri ringan
4-6 Nyeri sedang
7-9 Nyeri berat
10 Nyeri tidak tertahankan
23

Uji Validitas dan Realibilitas Instrument

Menurut Rizkiani dan Widyastuti (2012) nilai realibilitas DASS 42 yang

diukur menggunakan penilaian Cronbach’s Alpha sebesar 0,948 dengan nilai

koefisien alfa dari stres 0,933. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Khoerunisya (2015) kuesioner dismenore yang digunakan memiliki hasil uji

validitas 0,30 pada setiap item yang dianggap valid dan uji realibilitas yang

diperoleh sebesar 0,746.

Proses Pengumpulan Data

Proses Pengumpulan data dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

Persiapan Peneliti

1. Persiapan peneliti menyelesaikan persyaratan administrasi untuk

memperoleh surat izin pengumpulan data dengan mengajukan surat

permohonan izin pada dekan fakultas ilmu keperawatan Universitas

Klabat.

2. Setelah memperoleh surat izin penelitian dari dekan fakultas ilmu

keperawatan Universitas Klabat, peneliti meminta izin untuk melakukan

penelitian yang ditunjukan kepada kepala asrama Jasmine.

3. Peneliti memberikan link berisi informed consent dan kuesioner yang

dibagikan melalui grup whatsapp dan menyebarkan kuesioner dengan cara

mengirim pesan pribadi kepada mahasiswi asrama Jasmine.

4. Meminta mahasiswi asrama Jasmine untuk mengisi informed consent dan

Kuesioner berdasarkan arahan yang telah diberikan.


24

Persiapan Subjek penelitian

1. Menyetujui informed consent yang telah dibagikan melalui google form.

2. Mengisi kuesioner yang telah diuji validitas dan realibilitas yang

dibagikan secara online dengan menggunakan google form.

3. Mengisi kuesioner dengan jujur dan sesuai dengan yang dialami.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi yang akan dipilih oleh peneliti untuk melakukan penelitian yaitu di

asrama Jasmine Universitas Klabat, Kecamatan Airmadidi Kabupaten Minahasa

Utara. Pengambilan data akan dilakukan pada bulan januari 2021.

Pertimbangan Etika dalam Penelitian

Dalam melakukan sebuah penelitian harus mempertimbangkan etika-etika

penelitian yang berlaku untuk menghormati harkat kemanusiaan. Privasi dan hak-

hak yang dimiliki oleh responden menurut Sumanti (2015):

Otonomy (autonomy)

Subjek penelitian bebas untuk menentukan pilihan untuk mengikuti penelitian

atau tidak tanpa adanya paksaan dari siapapun.

Bermanfaat (Beneficience)

Penelitian yang dilakukan harus memiliki manfaat yang maksimal bagi subjek

penelitian.

Tidak merugikan (Non maleficience)

Penelitian yang melibatkan subjek sedapat mungkin meminimalisir hal-hal

yang dapat merugikan subjek penelitian.


25

Keadilan (Justice)

Subjek penelitian harus diperlakukan dengan adil dalam melakukan intervensi

yang akan melibatkan subjek penelitian.

Privasi/kerahasiaan (Confidentiality)

Peneliti harus mampu menjaga rahasia atau data-data penelitian yang telah

dikumpulkan.

Kejujuran (Veracity)

Penelitian yang dilakukan harus dijelaskan dengan jujur kepada subjek

penelitian tentang manfaat, efek atau segala sesuatu yang akan melibatkan subjek

penelitian.

Menepati janji (Fidelity)

Peneliti harus mampu bertanggung jawab dan mampu menepati janji atau

kesepakatan yang telah dibuat dengan subjek penelitian.

Hambatan dan Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu peneliti tidak dapat melakukan

pengambilan data secara langsung akibat dari adanya pandemi covid-19.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang hasil dari pengumpulan data. Pengolahan data

dilakukan menggunakan program statistik untuk menjawab pertanyaan masalah.

Gambaran Tingkat Stres Mahasiswi Asrama Jasmine Universitas Klabat

Untuk menjawab pernyataan masalah pertama yaitu bagaimana gambaran

tingkat stres pada mahasiswi yang tinggal diasrama Jasmine mendapatkan hasil

sebagai berikut.

Tabel 7.

Hasil Analisa Gambaran Tingkat Stres Mahasiswi Asrama Jasmine Universitas


Klabat
Kategori Frekuensi Persen (%)
Normal 17 23.6
Ringan 19 26.4
Sedang 19 26.4
Berat 12 16.7
Sangat Parah 5 6.9

Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 72 responden terdapat 19 (26.4%)

responden mengalami stres ringan,19 (26.4%) responden mengalami stres sedang,

17 (23.6%) responden mengalami stres yang normal, 12 (16.7%) responden

mengalami stres berat, dan 5 (6.9%) responden mengalami stres yang sangat parah

dari data tersebut, diapati bahwa gambaran stres paling tinggi yang dialami

mahasiswa asrama Jasmine adalah stres ringan dan sedang.

Legiran, Azis dan Bellinawati (2015) mengungkapkan bahwa stres yang

dialami mahasiswa dapat disebabkan oleh kehidupan akademik, seperti tuntutan

26
27

nilai akhir maupun ekspektasi mahasiswa tentang hasil nilai yang didapatkan.

Faktor lain yang dapat menyebabkan stres pada mahasiswa antara lain jarak yang

jauh dari keluarga, finansial yang kurang mencukupi kebutuhan mahasiswa,

adaptasi dengan lingkungan baru, tuntutan tugas yang diberikan oleh dosen.

Hakim (2018) mengungkapkan bahwa tanda dan gejala yang biasanya

muncul saat seseorang mengalami stres ringan dapat dilihat secara psikologis dan

fisik. Untuk gejala psikologis biasanya marah, sedih, putus asa, mapaun emosi,

sedangkan untuk gejala secara fisik yaitu jantung berdebar, lesu, tidak bertenaga.

Kemudian gejala yang timbul saat seseorang mengalami stres sedang yaitu

munculnya emosi negatif secara berlebihan, insomnia, konstipasi, asam lambung,

buang air kecil terganggu.

Berdasarkan hasil penelitian didapati bahwa terdapat beberapa mahasiswi

yang mengalami stres berat maupun sangat parah. Menurut Noya (2019) stres

berat dapat ditandai dengan terjadinya frustasi, menganggap dirinya tidak

berharga, tidak dapat tenang, mengalami insomnia, mengalami gangguan

pencernaan, tidak memiliki nafsu makan, daya tahan tubuh menurun sehingga

mudah sakit. Lebih lanjut Wold (2013) mengungkapkan bahwa stres yang sangat

parah ditandai dengan selalu memiliki firasat buruk, menganggap dirinya rendah,

hingga mengungkapkan adanya niatan bunuh diri.

Menurut Ambarwati, Pinilih, dan Astuti (2017) stres pada mahasiswa

dapat menyebabkan dampak positif dan negatif. Dampak positif dari stres yang

dialami adalah mahasiswa dapat lebih terpacu dalam mengembangkan diri dan

kemampuan. Sedangkan dampak negatif dari stres yang dialami dapat


28

mempengaruhi indeks prestasi dan kemampuan mahasiswa dalam bidang

akademik.

Berdasarkan hasil analisa peneliti pada 72 responden mayoritas dari

mahasiswa mengalami stres ringan dan sedang, hal ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Pathmanatan dan Husada (2013) pada mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara didapati hasil bahwa mahasiswa lebih

banyak mengalami stres ringan dan stres sedang. Lebih lanjut penelitian yang

dilakukan oleh Yanhi et al. (2015) pada mahasiswa Akademi Keperawatan

Husada mendapatkan hasil bahwa sebagian besar mahasiswa mengalami tingkat

stres sedang.

Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh peneliti, didapati bahwa

mahasiswi asrama Jasmine mengalami gejala stres seperti mudah merasa kesal,

sulit untuk beristirahat, mudah marah, mudah gelisah, maupun menjadi tidak

sabaran. Hasil wawancara yang dilakukan pada responden menyatakan bahwa

penyebab stres yang dialami oleh mahasiswi yang tinggal di asrama Jasmine

adalah tugas-tugas yang menumpuk dari dosen, tuntutan nilai yang didapatkan,

dan kuliah secara online akibat dari pandemi yang sedang terjadi.

Mahasiwi asrama Jasmine mengungkapkan bahwa stres tersebut dapat

diatasi karena mendapatkan dukungan dari orang sekitar, dekat dengan orang tua,

bersyukur dengan segala keadaan yang dialami, melakukan kegiatan yang

digemari seperti mendengarkan musik maupun menonton drama yang mereka

sukai, hal ini yang mendasari stres yang dialami mahasiswi tergolong dalam stres

ringan dan stres sedang.


29

Gambaran Kejadian Dismenore Mahasiswi Asrama Jasmine Universitas

Klabat

Untuk menjawab pernyataan masalah kedua yaitu gambaran kejadian

dismenore pada mahasiswi asrama Jasmine universitas klabat mendapatkan hasil

sebagai berikut.

Tabel 8.

Hasil analisa gambaran kejadian dismenore mahasiswi asrama Jasmine


universitas klabat
Kategori Frekuensi Persen (%)

Ringan 21 29.2
Sedang 35 48.6
Berat 13 18.1
Tidak tertahankan 3 4.2

Tabel 8 menunjukkan bahwa dari 72 responden terdapat 35 (48.6%)

responden mengalami nyeri sedang, 21 (29.2%) responden yang mengalami nyeri

ringan, 13 (18.1%) responden mengalami nyeri berat dan 3 (4.2%) responden

mengalami nyeri tidak tertahankan. Dari data yang tersebut, diapati bahwa

gambaran dismenore paling tinggi yang dialami mahasiswa asrama Jasmine

adalah dismenore dengan nyeri sedang.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sari, Nurdin, dan Defrin (2015)

mengungkapkan bahwa saat seseorang mengalami stres tubuh akan memproduksi

hormon prostaglandin secara berlebihan yang kemudian akan menyebabkan

peningkatan pada kontraksi uterus sehingga pada saat seseorang mengalami

menstruasi akan mendapatkan rasa nyeri pada bagian perut maupun pinggul.

Lebih lanjut Ismail, Kundre dan Lolong (2015) mengungkapkan bahwa stres

merupakan salah faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya dismenore.


30

Berdasarkan hasil dari data yang dikumpulkan beberapa mahasiswi asrama

Jasmine juga mendapatkan nyeri yang berat hingga nyeri tak tertahankan.

Menurut Adrian (2021) terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan nyeri

berat hingg tidak tertahankan pada saat menstruasi, yaitu pendarahan yang

berlebihan, riwayat menarke pada usia 11 atau lebih awal, memiliki riwayat

keluarga dengan nyeri yang tak tertahankan pada saat menstruasi, memiliki berat

badan yang kurang atau berlebihan.

Rustam (2014) mengungkapkan bahwa dismenore ditandai dengan rasa

nyeri dibagian perut dan panggul. Selain itu dismenore dapat ditandai dengan

pegal pada area pinggul, mudah tersinggung, mengalami gangguan tidur, dan area

payudara terasa sakit. Lebih lanjut Lewis, Bucher, Heitkemper dan Dirksen (2010)

mengungkapkan bahwa dismenore juga dapat disertai dengan gejala mual, diare,

kelelahan dan pusing. Dewi dan Runiari (2019) menambahkan bahwa dismenore

dengan nyeri sedang biasanya ditandai dengan nyeri yang kuat yang menyebar

hingga kepunggung dan pinggang dan mulai mengahambat aktifitas sehari-hari.

Sedangkan dismenore dengan nyeri berat dapat menyebabkan nyeri yang begitu

kuat hingga membutuhkan waktu untuk beristirahat.

Menurut Setyowati (2018) dismenore memilliki dampak bagi kehidupan

sehari-hari. Dampak dari dismenore antara lain mempengaruhi konsentrasi

dikelas, tidak dapat berolahraga, menurunnya prestasi dikelas, sosialisasi dengan

orang lain menjadi terganggu, mengalami penurunan nilai, dan dampak yang lebih

signifikan dialami adalah beruhubungan dengan absensi karena saat seseorang

mengalami dismenore akan meminta izin disekolah, kampus, perkejaan.


31

Berdasarkan hasil analisa rata-rata mahasiswi asrama Jasmine mengalami

dismenore dengan nyeri sedang, hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Rusli, Angelina dan Hadiyanto (2019) bahwa sebagian besar

responden yang mengalami stres mendapatkan dismenore dengan nyeri sedang.

hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti diketahui bahwa pada saat

mengalami dismenore mahasiswi asrama Jasmine mengalami nyeri pada bagian

perut hingga pinggang, bahwa ada beberapa yang mengalami sakit kepala dan

mual. Pernyataan tersebut didukung oleh data yang didapatkan oleh peneliti

berdasarkan bahwa gejala yang dialami oleh mahasiswi asrama Jasmine yaitu

pada saat mengalami dismenore aktifitas menjadi terganggu, merasa mual, bahkan

sakit kepala.

Hubungan Antara Tingkat Stres dengan Kejadian Dismenore pada

Mahasiswi Asrama Jasmine Universitas Klabat

Untuk menjawab pernyataan masalah ketiga yaitu hubungan tingkat stres

dengan kejadian dismemore pada mahasiswi asrama Jasmine universitas klabat

maka didapatkan hasil sebagai berikut.

Tabel 9.

Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian Dismenore Pada Mahasiswi Asrama


Jasmine Universitas Klabat

Variabel P Value Koefisien Korelasi


Tingkat stes dengan 0.000 0.449
kejadian dismenore

Berdasarkan hasil uji statistik spearman correlation nilai p = 0.000

≤ 0.05 dengan nilai koefisiel korelasi yang diperoleh yaitu 0.449. hal ini

menunjukkan bahwa Ha: Ada hubungan antara tingkat stres dengan kejadian
32

dismenore pada mahasiswi asrama Jasmine Universitas Klabat, diterima. Dengan

demikian didapati bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres

dengan kejadian dismenore pada mahasiswi asrama Jasmine universitas klabat.

Keeratan hubungan sedang dengan arah hubungan positif (+) yang artinya

semakin tinggi tingkat stres maka semakin tinggi tingkat nyeri saat mengalami

dismenore.

Menurut Rahma, Lanti dan Hidayati (2014) stres merupakan salah satu

pencetus terjadinya dismenore. Hal ini sebabkan karena pada saat seseorang

mengalami stres tubuh akan meningkatkan skresi kortisol adrenal yang dapat

menggngu pelepasan hormon progesteron. Jika pelepasan hormon progesteron

terganggu maka sintesis prostaglandin akan meningkat yang akan mempengaruhi

kontraksi otot uterus, kontraksi uterus yang berlebihan akan menyebabkan nyeri

atau kram pada perut.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Yuniyanti, Masini dan Salim (2014) pada siswi kelas X dan XI SMK Bhakti

Kerya Kota Magelang pada tahun 2013 yang mendapatkan hasil p value 0.000

dengan nilai koefisien yaitu 0.334 yang artinya terdapat hubungan antara tingkat

stres dengan kejadian dismenore. Lebih lanjut penelitian yang dilakukan oleh

Sandayanti, Detty dan Jemino (2019) pada mahasiswi kedokteran di Universitas

Malahayati Bandarlampung mendapatkan hasil uji statistik yaitu p= 0,029 <0,05

dengan nilai koefisien 0,704.Hasil tersebut menunjukka bahwa terdapat hubungan

antara tingkat stres dengan kejadian dismenore dengan keeratan hubungan kuat

dengan hubungan variabel kearah positif yang artinya semakin tinggi tingkat stres

maka resiko terjadinya dismenore juga meningkat.


BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab ini membahas tentang kesimpulan dari penelitian dengan judul

“Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian Dismenore Pada Mahasiswi Asrama

Jasmine Universitas Klabat” serta rekomendasi bagi penelitian selanjutnya.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari data yang telah diolah menggunakan uji statistik,

dengan demikian peneilit dapat menarik kesimpulan sebagai berikut

1. Gambaran tingkat stres dari 72 responden terdapat 19 (26.4%) responden

mengalami stres ringan, 19 (26.4%) responden mengalami stres sedang, 17

(23.6%) responden yang mengalami stres normal, 12 responden

mengalami stres berat (16.7%), dan 5 (6.9%) responden mengalami stres

sangat parah.

2. Gambaran kejadian dismenore dari 72 responden terdapat 35 (48.6%)

responden mengalami nyeri sedang, 21 (29.2%) responden dengan nyeri

ringan, 13 (18.1%) responden mengalami nyeri berat dan 3 (4.2%)

responden mengalami nyeri tidak tertahankan.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan kejadian

dismenore pada mahasiswi asrama Jasmine Universitas klabat dengan p =

0.000 ≤ 0.05 dengan nilai koefisien 0.449 yang menunjukkan bahwa

keeratan hubungan sedang dengan arah positif.

32
33

Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka peneliti dapat

memberikan beberapa saran kepada Institusi pendidikan, Mahasiswi, peneliti

selanjutnya.

Bagi Institusi Pendidikan

Saran atau rekomendasi yang dapat diberikan oleh peneliti yaitu institusi

pendidikan dapat menggunakan penelitian ini untuk mengedukasi masyarakat,

keluarga, mahasiswi maupun orang-orang disekitar yang mengalami

permasalahan dengan tingkat stres maupun dismenore agar mampu mengrontrol

stres yang dialami untuk mencegah kemungkinan terjadinya dismenore

Bagi Mahasiswi

Saran atau rekomendasi bagi mahasiswi yang mengalami dismenore yang

diakibatkan oleh stres yang belebihan, agar dapat membagi waktu untuk

beristirahat atau menyempatkan untuk melakukan beberapa kegiatan yang

membatu mengurangi stres.

Bagi Peneliti Selanjutnya

Saran dan rekomendasi bagi peneiliti selanjutnya kiranya penelitian ini

dapat menjadi salah satu referensi tentang hubungan tingkat stres dengan kejadian

dismenore. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah variabel atau

menggunakan variabel lain yang dapat menjadi faktor terjadinya dismenore

misalnya usia menarke dan riwayat.


Daftar Pustaka

Adrian, K. (2021, Januari 26). Alodokter. Retrieved Februari 27, 2021, from
Penyebab Nyeri Haid yang Tidak Tertahankan dan Cara Mengatasinya:
https://www.alodokter.com/penyebab-nyeri-haid-yang-tidak-tertahankan

Alligod, M. R. (2014). Nursing Theorists and Their Work. United States Of


America: Elsevier.

Ambarwati, P. D., Pinilih, S. S., & Astuti, R. T. (2017). Gambaran tingkat stres
mahasiswa. Jurnal Keperawatan, 5(1), 40-47.

Andrini, D. A., Silakarma, D., & Griadhi, A. (2014). Hubungan antara kebugaran
fisik dengan dismenore primer pada remaja putri di sma negeri 1 denpasar
tahun 2014. Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia, 3 (3), 1-14.

Apriyanti, F., Harmia, E., & Andriani, R. (2018). Hubungan status gizi dan usia
menarche dengan kejadian dismenore pada remaja putri di sman 1
bangkinang kota. Jurnal Maternitas Kebidanan, 3(2), 49-58.

Astuti, I., & Lela. (2018). Pengaruh pemberian aroma terapi lavender terhadap
dismenore pada remaja putri. Pinlitamas, 1(1), 485-489.

Buttaro, T. M., Trybulski, J., Bailey, P. P., & Cook, J. S. (2016). Primary Care .
Canada: Elsevier.

Cotton, D. H. (2013). Stress management : Integrated approach to therapy.


Newyork: Brunner/Mazel, INC.

Deepti, G., Sangeeta, B., & Swaraj, B. (2014). Obstetric and gynecological
emergencies. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publisher.

Dewi, N. Y., & Runiari, N. (2019). Derajat dismenore dengan upaya penanganan
pada remaja putri. Jurnal Gema Keperwatan, 12(2), 114-120.

Dhewi, S. (2016). Hubungan stres dan riwayat keluarga dengan kejadian


dismenore pada mahasiswa di akademi kebidanan bina banua husada
banjarbaru tahun 2016. Jurnal Kesehatan Indonesia, 6(3), 31-33.

Fadillah, A. E. (2013). Stres dan motivasi belajar pada mahasiswa psikologi


universitas mulawarman yang sedang menyusun skripsi. Journal
Psikologi, 1(3), 254-267.

34
35

Fielding, J. R., Brown, D. L., & Thurmond, A. S. (2011). Gynecologic Imaging.


China: Elsevier Health Sciences.

Fitriana, N. W. (2017). Hubungan tingkat stres dengan kejadian dismenore pada


mahasiswa iv kebidanan semester viii universitas aisyiyah yogyakarta.
Program studi kebidanan jenjang diploma iv fakultas ilmu kesehatan, 1-10.

Flanagan, K. W., & Cuppet, M. (2017). Medical conditions in the athlete. Canada:
Human Kinetics.

Gaol, N. T. (2016). Teori stres: stimulus, respons, dan transaksional. Buletin


Psikologi, 1-11.

Hakim, C. (2018, Desember 11). Berbagai ciri fisik yang tanpa sadar
menandakan anda sedang stres. Retrieved from Hellosehat:
https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/gejala-stres-fisik/

Hans, S. (2013). Stress in Health and Disease. America: Butterworth-Heinemann.

Hatch, J. P., Fisher, J. G., & Rugh, J. D. (2013). Biofeedback studies clinical
efficacy. Texas: Spinger Science & Business Media.

Herlina, V. (2019). Panduan praktis mengelolah data kuesioner menggunakan


spss. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Hikmah, A., Antari, I., & Ulum, T. H. (2018). Hubungan antara tingkat stres
terhadap tingkat nyeri dismenore. Jurnal Kesehatan Madani Medika, 9(1),
31-39.

Ismail, F. (2018). Statistika untuk penelitian pendidikan dan ilmu-ilmu sosial.


Jakarta: Prenadamedia Group.

Ismail, I. F., Kundre, R., & Lolong, J. (2015). Hubungan tingkat stres dengan
kejadian dismenore pada mahasiswi semester viii program studi ilmu
keperawatan fakultas kedokteran universitas sam ratulangi manado. Jurnal
Keperawatan, 3(2), 1-9.

Juliana, I., Rompas, S., & Franly, O. (2019). Hubungan dismenore dengan
gangguan siklus haid pada remaja di sma n 1 manado. Jurnal
Keperawatan, 7(1), 1-8.

Khoerunisya, D. A. (2015). Hubungan regulasi emosi dengan rasa nyeri haid


(dismenore) pada remaja. Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang, 1-133.

Khotimah, H., Kirnantoro, & Cahyawati, F. E. (2014). Pengetahuan remaja putri


tentang menstruasi dengan sikap menghadapi dismenore kelas xi di sma
36

muhammadiyah 7, yogyakarta. Journal Ners and Midwifery Indonesia,


2(3), 136-140.

Kryger, M. H., Roth, T., & Dement, W. C. (2010). Principles and practice of
sleep medicine. United States: Elsevier Healt Sciences.

Larasati, & Alatas, F. (2016). Dismenore primer dan faktor resiko dismenore
primer pada remaja. Jurnal Majority, 5(3), 79-84.

Legiran, Azis, M. Z., & Bellinawati, N. (2015). Faktor risiko stres dan
perbedaannya pada mahasiswa berbagai angkatan di fakultas kedokteran
universitas muhammadiyah palembang. Jurnal Kedokteran Dan
Kesehatan, 2(2), 197-202.

Lentz, G. M., Lobo, R. A., Gershenson, D. M., & Katz, V. L. (2016).


Comprehensive gynecology. United States: Elvesier Health Sciences.

Lewis, S. L., Bucher, L., Heitkemper, M. M., & Dirksen, S. R. (2010). Clinical
companion to medical - Surgical nursing. America: Elvesier Health
Sciences.

Marcdante, K. J., & Kliegman, R. M. (2014). Nelson essentials of pediatrics.


United States: Elsevier Health Sciences.

Masturoh, I., & Anggita, N. T. (2018). Metodologi penelitian kesehatan.


Indonesia: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Narlan, A., & Juniar, D. T. (2018). Statistika dalam penjas aplikasi praktis dalam
penelitian pendidikan jasmani. Yogyakarta: Deepublish.

Noviandri, I., & Winarni. (2015). Tingkat stres dan dismenorea pada remaja kelas
xi program akselerasi dan reguler di sman 3 surakarta. Gaster Jurnal
Kesehatan, 12(2), 58-70.

Noya , A. B. (2019, Juni 20). Alodokter. Retrieved Februari 27, 2021, from
Mengenali Ciri-Ciri Stres Berat dan Cara Mengatasinya:
https://www.alodokter.com/mengenali-ciri-ciri-stres-berat-dan-cara-
mengatasinya

Pathmanathan, V. V., & Husada , M. S. (2013). Gambaran Tingkat Stres Pada


Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Semester
Ganjil Tahun Akedemik 2012/2013. E- Journak FK, 1(1), 1-4.

Pundati, T. M., Sistiarani, C., & Hariyadi, B. (2016). Faktor-faktor yang


berhubungan dengan kejadian dismenore pada mahasiswa semester viii
37

universitas jenderal soedirman purwokerto. Kesmas Indonesia, 8(1), 40-


48.

Purwani, S., Herniyatun, & Yuniar, I. (2010). Hubungan tingkat pengetahuan


tentang dismenore dengan sikap penanganan dismenore dengan sikap
penanganan dismenore pada remaja putri kelas x di sman 1 pertahanan.
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, 6(1), 30-35.

Rahma, M. A., Lanti, Y. R., & Hidayati, R. S. (2014). The correlation between
stress level and degree of dysmenorrhea on female students at sma negeri
1 surakarta. Nexus Kedokteran Komunitas, 3(2), 191-199.

Rahma, M. A., Lanti, Y., & Hidayati, R. S. (2014). Hubungan antara tingkat stres
dengan derajat dismenore pada siswi sma negeri surakarta. Nexus
Kedokteran Komunitas, 3(2), 191-199.

Rahmayani, R. D., Liza , R. G., & Syah, N. A. (2019). Gambaran Tingkat Stres
Berdasarkan Stressor pada Mahasiswa Kedokteran Tahun Pertama
Program Studi Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Angkatan 2017. Jurnal Kesehatan Andalas, 8(1), 103-111.

Rizkiani, M., & Widyastuti, R. H. (2012). Hubungan antara stres dengan perilaku
merokok pada pegawai negeri sipil laki-laki. Jurnal Nursing Studies, 1(1),
132-139.

Rusli, Y., Angelina, Y., & Hadiyanto. (2019). Hubungan tingkat stres dan
intensitas dismenore pada mahasiswi disebuah fakultas kedokteran di
jakarta. Journal Kedokteran Indonesia, 7(2), 122-126.

Rustam, E. (2014). Gambaran pengetahuan remaja putri terhadap nyeri haid


(dismenore) dan cara penanggulangannya. Jurnal Kesehatan Andalas,
3(1), 286-290.

Sandayanti, V., Detty, A. U., & Jemino. (2019). Hubungan tingkat stres dengan
kejadian dismenorea pada mahasiswi kedokteran di universitas malahayati
bandar lampung. Jurnal Psikologi Malahayati, 1(1), 35-40.

Sari, D., Nurdin, A. E., & Defrin, D. (2015). Hubungan stres dengan kejadian
dismenore primer pada mahasiswi pendidikan dokter fakultas kedokteran
universitas andalas. Jurnal Kesehatan Andalas, 4(2), 567-570.

Seaward, B. L. (2011). Essentials of Managing Stres. Colorado: Jones & Bartlett


Learning.

Setyowati, H. (2018). Akupresure untuk kesehatan wanita berbasis penelitian.


Magelang: Unimma Press.
38

Siyoto, & Sodik, M. A. (2015). Dasar metodologi penelitian. Yogyakarta: Literasi


Media.

Siyoto, S. M. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media.

Smith, R. P., & Turek, P. J. (2011). The netter collection of medical illustration.
Philadelphia: Elsevier Health Sciences.

Sultan, C. (2012). Pediatric and adolescent gynecology. Switzerland: Karger


Medical and Scientific.

Sumanti, A. (2015). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Kencana.

Suparni, I. E., & Yuli, R. (2016). Menopause masalah dan penanganannya.


Yogyakarta: Deepublish.

Susanti, R. D., Utami, N. W., & Lasri, L. (2018). Hubungan nyeri haid
(dysmenorrhea) dengan aktivitas belajar pada remaja putri mts
muhammadiyah 2 malang. Jurnal Ilmiah Keperawatan, 3(1), 114-152.

Sutjiato, M., Kandou, G. D., & Tucunan, A. A. (2015). Hubungan faktor internal
dan eksternal dengan tingkat stres pada mahasiswa fakultas kedokteran
universitas sam ratulangi manado. Jikmu, 5(1), 30-42.

Trimayasari, D., & Kuswandi, K. (2014). Hubungan usia menarche dan status gizi
siswi smp kelas 2 dengan kejadian dismenore. Jurnal Obstretika Scientia,
2(2), 192-211.

Umrati, H. W. (2020). Analsis data kualitatif teori konsep dalam penelitian


pendidikan. Makassar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray.

Wagiran. (2014). Metodologi penelitian pendidikan. Yogyakarta: Deepublish.

Wahyudi, R., Bebasari, E., & Nazriati, E. (2015). Gambaran tingkat stres pada
mahasiswa fakultas kedokteran universitas riau tahun pertama. Jik, 9(2),
107-113.

Widi, R. K. (2018). Menggelorakan penelitian. Yogyakarta: Deepublish.

Wold, G. H. (2013). Basic geriatric nursing. China: Elvesier.

Woodhead, J. C. (2012). Pediatric clerkship guide. Philadelphia: Elsevier Health


Sciences.

Yanhi, C., Sakdiah, D. N., Fahrunnisa , L., & Rulino, L. (2015). Gambaran tingkat
stres angakatan xviii akademi keperawatan husada karya jaya terhadap
mata kuliah riset keperawatan. Jurnal Akademi Keperawatan Husada
Karya Jaya, 1(1), 37-40.
39

Yikealo, D., Tareke, W., & Karvinen, I. (2018). The level of stress among collage
students: A case in the collage of education, eritrea institute of technology.
Open Science Journal, 3(4), 1-18.

Yuniyanti, B., Masini, & Salim , H. H. (2014). Hubungan tingkat stres dengan
tingkat dysmenorrhoea pada siswi kelas x dan xi smk bhakti karyakota
magelang tahun 2014. Jurnal Kebidanan, 3(7), 24-30.

Yuniyanti, B., Masini, & Salim, H. H. (2014). Hubungan tingkat stres dengan
tingkat dysmenorrhea pada sisiwi kelas x dan xi smk bhakti karyakota
magelang. Jurnal Kebidanan, 3(7), 24-30.

Yusuf, M. (2014). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif & penelitian gabungan.


Jakarta: Kencana.
40

LAMPIRAN A

(KUESIONER)
41

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA


MAHASISWI YANG TINGGAL DI ASRAMA JASMINE UNIVERSITAS
KLABAT

Tanggal wawancara :
Identitas Responden:
1. Nama :
2. Umur :

MENGETAHUI TINGKAT STRES YANG DIALAMI MAHASISWI


Pilihlah salah satu jawaban yang sesui dengan tanda dan gejala yang anda
dapatkan saat mengalami stres dengan cara memberikan tanda checklist (√ ) pada
kolom yang tersedia
0 : Tidak pernah
1 : Kadang – Kadang
2 : Sering
3 : Sangat Sering

No Aspek Penilaian 0 1 2 3
1 Menjadi marah karena hal-hal kecil/sepele
2 Cenderung bereaksi berlebihan pada situasi
3 Kesulitan untuk relaksasi bersantai
4 Mudah merasa kesal
5 Merasa banyak menghabiskan energi karena
cemas
6 Tidak sabaran
7 Mudah tersinggung
8 Sulit untuk beristirahat
9 Mudah marah
10 Kesulitan tenang setelah sesuatu yang
menganggu
11 Sulit mentoleransi gangguan-gangguan
terhadap hal yang sedang dilakukan
12 Berada dalam keadaan tegang
13 Tidakdapat memaklumi hal apapun yang
menghalangi anda untuk menyelesaikan hal
yang sedang anda lakukan
14 Mudah gelisah
DISMENORE
42

Jawablah pertanyaan dan pernyataan di bawah ini yang sesui dengan tanda
dan gejala yang anda dapatkan saat mengalami dismenore/ nyeri haid dengan cara
memberikan tanda checklist (√ ) pada kolom yang tersedia

1. Apakah anda mengalami nyeri pada saat menstruasi?


a. Ya
b. Tidak
Jika anda YA silahkan menjawab pernyataan berikut:

Nyeri Nyeri Tidak


NO Indikator Nyeri Ringan Nyeri Berat
Sedang Tertahankan
Saya tidak hadir
1 di sekolah/kerja
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
saat mengalami
dismenore
Saat mengalami
2 dismenore,
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Aktifitas saya
terganggu
Saya merasa
ketidaknyamanan
3
fisik saat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
mengalami
dismenore
Saat mengalami
4 dismenore saya
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
sulit
berkonsentrasi
Saya mual/
5 muntah saat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
mengalami
dismenore
Saya sakit kepala
6
saat mengalami 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
dismenore
Saya kelelahan
7
saat mengalami 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
dismenore
Saat mengalami
dismenore, saya
8
mengalami diare 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
saat mengalami
dismenore
43

Numeric Rating Scale

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak Nyeri Ringan Nyeri sedang Nyeri Berat Nyeri tidak
nyeri tertahankan
44

LAMPIRAN B
(Langkah-langkah Uji Statistik)
45
46
47

Anda mungkin juga menyukai