Anda di halaman 1dari 26

GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI AKIBAT PATOLOGIS SYSTEM

PENCERNAAN DAN METABOLIK ENDOKRIN : HEMOROID

1. PENGKAJIAN
a. Identitas pasien
b. Keluhan utama
Pasien datang dengan keluhan perdarahan terus menerus saat BAB. Ada benjolan
pada anus atau nyeri pada saat defikasi.
c. Riwayat penyakit
- Riwayat penyakit sekarang
Pasien di temukan pada beberapa minggu hanya ada benjolan yang keluar dan
beberapa hari setelah BAB ada darah yang keluar menetes.
- Riwayat penyakit dahulu
Apakah pernah menderita penyakit hemoroid sebelumnya, sembuh / terulang
kembali. Pada pasien dengan hemoroid bila tidak di lakukan pembedahan akan
kembali RPD, bisa juga di hubungkan dengan penyakit lain seperti sirosis hepatis.
- Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada anggota keluaga yang menderita penyakit tersebut
- Riwayat sosial
Perlu ditanya penyakit yang bersangkutan.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pre Operatif

1. Resiko kekurangan nutrisi (defisiensi zat ) berhubungan dengan pecahnya vena


plexus hemmoroidalis ditandai dengan perdarahan yang terus - menerus waktu BAB.
2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adanya massa anal atau anus, yang
ditandai benjolan didaerah anus, terasa nyeri dan gatal pada daerah anus.
3. Personal hygene pada anus kurang berhubungan dengan massa yang keluar pada
daerah eksternal.
Postoperasi

1. Nyeri berhubungan dengan adanya jahitan pada luka operasi dan terpasangnya
cerobong angin.
2. Resikol terjadinya infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat
3. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi tentang
perawatan dirumah.

3. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Pre Operatif

No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


Keperawatan Kriteria Hasil
1. Nyeri Setelah - Beri posisi tidur - Dapat menurunkan
berhubungan dilakukan yang tegangan abdomen
dengan adanya tindakan menyenangkan dan meningkatkan
jahitan pada luka keperawatan pasien. rasa kontrol.
operasi dan selama 2 x 24 - Ganti balutan - Melindungi pasien
terpasangnya jam, gangguan setiap pagi sesuai dari kontaminasi
cerobong angin. rasa nyaman tehnik aseptik silang selama
terpenuhi. penggantian
balutan. Balutan
KH: - Latihan jalan basah bertindak
- Tidak terdapat sedini mungkin sebagai penyerap
rasa nyeri pada -Observasi kontaminasi
luka operasi,. daerah rektal eksternal dan
- pasien dapat apakah ada menimbulkan rasa
melakukan perdarahan tidak nyaman.
aktivitas ringan. -Menurunkan
- skala nyeri 0-1. Cerobong anus masalah yang terjadi
- klien tampak dilepaskan sesuai karena imobilisasi.
rileks advice dokter -Perdarahan pada
(pesanan) jaringan, imflamasi
Berikan lokal atau terjadinya
penjelasan infeksi dapat
tentang tujuan meningkatkan rasa
pemasangan nyeri.
cerobong anus -Meningkatkan
(guna cerobong fungsi fisiologis
anus untuk anus dan
mengalirkan sisa- memberikan rasa
sisa perdarahan nyaman pada daerah
yang terjadi anus pasien karena
didalam agar bisa tidak ada sumbatan.
keluar). - Pengetahuan
tentang manfaat
cerobong anus dapat
membuat pasien
paham guna
cerobong anus
untuk kesembuhan
lukanya.
2. Defisit personal Setelah - Berikan sit bath - Meningkatkan
hygene pada anus dilakukan dengan larutan kebersihan dan
berhubungan tindakan permagan memudahkan
dengan massa keperawatan 1/1000% pada terjadinya
yang keluar pada selama 2 x 24 pagi dan sore penyembuhan
daerah eksternal jam, terjaganya hari. prolaps.
kebersihan anus. - Lakukan digital - Peradangan pada
(masukan prolaps anus menandakan
KH: dalam tempat adanya suatu infeksi
- tidak ada tanda- semula setelah di pada anus
tanda infeksi. bersihkan) - Pengetahuan
- tidak terasa - Observasi tentang cara
gatal-gatal pada keluhan dan membersihkan anus
daerah anus. adanya tanda- membantu
- rasa gatal pada tanda perdarahan keikutsertaan pasien
anus berkurang anus dalam mempercepat
- Beri penjelasan kesembuhanya.
cara
membersihkan
anus dan menjaga
kebersihanya

Post Operatif

No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


Keperawatan Kriteria Hasil
1. Nyeri Setelah dilakukan - Beri posisi tidur -Dapat menurunkan
berhubungan tindakan yang tegangan abdomen
dengan adanya keperawatan menyenangkan dan meningkatkan
jahitan pada luka selama 2 x 24 pasien. rasa kontrol.
operasi dan jam, gangguan - Ganti balutan - Melindungi
terpasangnya rasa nyaman setiap pagi sesuai pasien dari
cerobong angin. terpenuhi. tehnik aseptik kontaminasi silang
Latihan jalan selama penggantian
KH: sedini mungkin balutan. Balutan
- Tidak terdapat Observasi daerah basah bertindak
rasa nyeri pada rektal apakah ada sebagai penyerap
luka operasi,. perdarahan kontaminasi
- Pasien dapat eksternal dan
melakukan Cerobong anus menimbulkan rasa
aktivitas ringan. dilepaskan sesuai tidak nyaman.
skala nyeri 0-1. advice dokter - Menurunkan
klien tampak (pesanan) masalah yang
rileks. terjadi karena
Berikan imobilisasi.
penjelasan - Perdarahan pada
tentang tujuan jaringan, imflamasi
pemasangan lokal atau
cerobong anus terjadinya infeksi
(guna cerobong dapat
anus untuk meningkatkan rasa
mengalirkan sisa- nyeri.
sisa perdarahan - Meningkatkan
yang terjadi fungsi fisiologis
didalam agar bisa anus dan
keluar). memberikan rasa
nyaman pada
daerah anus pasien
karena tidak ada
sumbatan.
- Pengetahuan
tentang manfaat
cerobong anus
dapat membuat
pasien paham guna
cerobong anus
untuk kesembuhan
lukanya.
2. Resiko terjadinya Setelah dilakukan - Observasi tanda - Respon
infeksi pada luka tindakan vital tiap 4 jam autonomik meliputi
berhubungan keperawatan - Observasi TD, respirasi, nadi
dengan selama 2 x 24 balutan setiap 2 – yang berhubungan
pertahanan primer jam,resiko infeksi 4 jam, periksa denagan keluhan/
tidak adekuat teratasi. terhadap penghilang nyeri.
perdarahan dan - Abnormalitas
KH: tidak bau. tanda vital perlu di
terdapat tanda- - Ganti balutan observasi secara
tanda infeksi dengan teknik lanjut.
(dolor, kalor, aseptik - Deteksi dini
rubor, tumor, - Bersihkan area terjadinya proses
fungsiolesa). perianal setelah infeksi dan /
radang luka setiap depfikasi pengawasan
mengerin - Berikan diet penyembuhan luka
hasil LAB : rendah serat/ sisa oprasi yang ada
- leukosit dan minum yang sebelumnya.
- trombosit cukup - Mencegah meluas
dan membatasi
penyebaran luas
infeksi atau
kontaminasi silang.
mengurangi /
mencegah
kontaminasi daerah
luka.
- Mengurangi
ransangan pada
anus dan mencegah
mengedan pada
waktu defikasi.
3. Kurang Setelah dilakukan -Diskusikan - Pengetahuan
pengetahuan yang tindakan pentingnya tentang diet
berhubungan keperawatan penatalaksanaan berguna untuk
dengan kurang selama 3 x 24 diet rendah sisa. melibatkan pasien
informasi tentang jam,kurangnya - Demontrasikan dalam
perawatan pengetahuan perawatan area merencanakan diet
dirumah. teratas. anal dan minta dirumah yang
pasien sesuai dengan yang
KH: menguilanginya dianjurkan oleh
- Klien tidak - Berikan rendam ahli gizi.
banyak bertanya duduk sesuai - Pemahaman akan
tentang pesanan meningkatkan kerja
penyakitnya. - Bersihkan area sama pasien dalam
- Pasien dapat anus dengan baik program terapi,
menyatakan atau dan keringkan meningkatkan
mengerti tentang seluruhnya penyembuhan dan
perawatan setelah defekasi. proses perbaikan
dirumah. - Berikan balutan terhadap
- Keluarga klien - Diskusikan penyakitnya.
paham tentang gejala infeksi luka - Meningkatkan
proses penyakit. untuk dilaporkan kebersihan dan
-Klien kedokter. kenyaman pada
menunjukkan - Diskusikan daerah anus (luka
wajah tenang mempertahankan atau polaps).
difekasi lunak - Melindungi area
dengan anus terhadap
menggunakan kontaminasi
pelunak feces dan kuman-kuman yang
makanan laksatif berasal dari sisa
alami. defekasi agar tidak
-Jelaskan terjadi infeksi.
pentingnya - Melindungi
menghindari daerah luka dari
mengangkat kontaminasi luar.
benda berat dan - Pengenalan dini
mengejan. dari gejala infeksi
dan intervensi
segera dapat
mencegah progresi
situasi serius.
- Mencegah
mengejan saat
difekasi dan
melunakkan feces.
- Menurunkan
tekanan intra
abdominal yang
tidak perlu dan
tegangan otot.

4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
 Mengkaji eliminasi BAB pasien meliputi frekuensi, warna, bentuk, konsistensi
 Mengkaji gaya hidup pasien, aktivitas dan kebiasaannya
 Melakukan pemeriksaan fisik abdomen, mencatat bila ada kelainan
 Menganjurkan pasien untuk minum sesuai dengan kebutuhan dan makanmakanan
yang berserat
 Menganjurkan pasien untuk menghindar dari mengejan
 Memantau apabila ada nyeri dan pendarahan

 Menghitung intake dan output makanan dan cairan yang masuk

5. EVALUASI KEPERAWATAN
S:
- Klien mengatakan badan terasa lebih sehat
- Klien mengatakan sudah dapat beraktivitas dan tidak lemas
- Klien mengatakan posisinya sudah nyaman
- Klien mengatakan keluhan nyeri saat BAB tidak ada
- BAB darah berkurang

O:
- Tampak sehat dan semangat
- Klien tampak tenang
- Nyeri tekan sudah berkurang

A:
- Ketidak efektipan perpusi jaringan tertasi
- Gangguan rasa nyaman nyeri teratasi

P:

- Pertahankan kondisi pasien, control TTV dan tanda anemis

- Anjurkan klien untuk melakukan relaksasi nyeri dengan mandiri

6. DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN


ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN HEMOROID

PENGKAJIAN: I. IDENTITAS DIRI KLIEN

Nama Klien : Ny. S

Tanggal Masuk RS : 20 mei 2013

Umur : 45 Tahun

Diagnosa Medis : Hemoroid externa, anemia

Jenis Kelamin : Wanita

Sumber Informasi : Perawat Dokter

Alamat : Serpong

Tanggal Pengkajian : 20-06-13

Status Perkawinan : Menikah

Ruang : Mawar

Agama : Islam

Keluarga dekat yang dapat segera dihubungi : Suami

Suku : Sunda

II. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

Alasan Masuk RS : Klien mengeluh jika BAB ada penonjolan masa yang keluar di anus,
kejadian ini sudah 2 minggu yang lalu. Klien diantar oleh keluarga dan masuk ke rumah sakit di
UGD tanggal 19 mei 2013. Keluhan Utama Saat dikaji : mengeluh nyeri di bagian anus

- Riwayat keluhan utama ( dibuat secara naratif dan menggambarkan PQRST dari
keluhan utama):
Klien mengeluh nyeri dibagian anus, disebabkan karena adanya penonjolan masa
dianus. Nyeri datang saat BAB dan juga mendadak, skala nyerinya 7 dari 1-10 dan
nyeri sedang, nyeri seperti ditusuk-tusuk duri, kira-kira lamanya nyeri 5-10 menit,
untuk penjalarannya nyeri dibagian abdomen kuadran bawah.

- Keluhan tambahan ; adanya penonjolan masa di anus, adanya darah saat BAB dan
feces ukurannya kecil serta berwarna hitam.

Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasinya baik oleh sendiri maupun bantuan oleh orang
lain : Jika nyeri klien menyesuaikan posisi senyaman mungkin dengan tidur miring tanpa
menekan daerah yang nyeri.

III. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU

Riwayat Imunisasi : Ada ( polio)

Riwayat Alergi : Tidak ada

Kebiasaan : Menahan BAB dan Mengedan

Penyakit yang pernah diderita: Hematokezia, hemoroid interna

Pernah masuk di RS : RS. pamulang

Obat-obatan yang pernah digunakan : Tidak terkaji

Riwayat Kecelakaan : Tidak ada

Tindakan ( Operasi ) : Tidak ada

IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

Penyakit yang pernah diderita :

Orang Tua : Anemia

Saudara kandung : Anemia

Anggota keluarga lain : -


Penyakit yang sedang diderita

Orang tua :-

Saudara kandung : Anemia

Anggota keluarga lain : Anak anemia

Riwayat penyakit genetic/keturunan/herediter : Anemia

V. PEMERIKASAAN FISIK:

KEPALA MATA
Rambut Warna : hitam Bentuk : simetris
Kualitas /distribusi : merata Ketajaman Penglihatan : baik
Kondisi kulit Kepala : kering Daya akomodasi : -
Bengkak/memar/ : tidak ada Reaksi Pupil : isokor
Bentuk : bulat simetris Konjungtifa ; anemis
Pusing / sakit kepala : tidak ada Sclera : tidak Ikterik
Alopesia : tidak ada Pergerakan bola mata : lambat
Benjolan / masa : tidak ada Edema Palpebra : tidak ada
Penggunaan alat bantu : tidak ada
Adanya lesie : tidak ada
HIDUNG BIBIR / MULUT
Keluaran / sekret : produktif Bentuk : simetris
Lecet /Lesi : tidak ada Lesi / lecet : tidak ada
Concha nasal : tidak ada kelainan Membran mukosa :kering
Septum : tidak ada kelainan Warna bibir : biru sianosis
Edema /polip : tidak ada Kelengkapan gigi / Penggunaan gigi palsu :
Reaksi alergi : tidak ada gigi tidak lengkap
Fungsi penghindu : tidak ada kelainan Caries : ada
Epistaksis : tidak ada Edema pada gusi : tidak ada
Pernafasan cuping hidung : tidak ada Pembesaran tonsil : tidak ada
Stomatitis : tidak ada
Kesulitan menelan : ada
Lidah : ada bintik putih
TELINGA/PENDENGARAN LEHER
Bentuk :simetris Kulit :kering
Lesi /Lecet : tidak ada ROM : 4,3,4,4
Keluaran ( cerumen/cairan) : produktif Kelenjar Getah Bening : tidak ada
Fungsi Pendengaran : pembesaran Kelenjar Tiroid : tidak
- Hasil test weber : negatif membengkak
- Test Rine : negatif Trachea :tidak ada kelainan
- Test Swabach: negatif
- Test bisik :negatif Fungsi Keseimbangan:
baik
SIRKULASI PERNAPASAN
Distensi vena jugularis : tidak ada Suara Paru : vesikuler
Suara jantung : S1, S2 Pola nafas : reguler
Suara jantung tambahan : tidak ada Bentuk dada : simetris
Nyeri dada : tidak ada Sputum : tidak ada
Edema : tidak ada Nyeri dada : tidak ada
Clubbing : tidak ada Batuk /haemaptoe : tidak ada
Rasa pusing : tidak ada Pengembangan dada : optimal
Capileri Refile : < 2 detik Frekuensi : 20 x/menit
Rasa kesemutan : ada di tangan Irama pernapasan : reguler
Perubahan frekuensi/ jumlah urine: tidak ada Hasil Rontgen : tidak terdapat kelainan
Varises : ada di daerah anal kanal / vena Pernapasan cuping hidung: tidak ada
hemoridialis Riwayat merokok : tidak ada
Tanda cianosis : ada / mukosa bibir pucat Dispnea : tidak ada
Tanda anemia : konjungtifa anemis
Tanda plebitis : tidak ada Akral dingin :
dingin
MUSKULOKETEL KULIT
Nyeri : tidak ada Warna : coklat
Pola latihan gerak ( ROM ) : 4,3,4,4 Tugor : elastis
Tonus otot : kuat Texture : kering
Deformitas /kelainan bentuk :tidak ada Lesi luka : tidak ada
Postur : kifosis Letak luka : tidak ada
ABDOMEN / PENCERNAAN NEUROSENSORI
Bentuk : simetris Tingkat kesadaran : compos mentis
Bengkak / acites : tidak ada Nilai GCS : 15 ( E4V5M6)
Gambaran pembuluh vena /spider naepi: tidak Koordinasi /tremor : tidak ada
ada Orientasi thdp wkt, tempat & orang :
Ada massa/tidak : tidak ada disorientasi Pola tingkah laku : baik
Bising usus : tidak ada Refleks : baik
Nyeri tekan : ada di kuadran bawah Kekuatan menggenggam : 5
Pembesaran hati/limpe : tidak ada Pergerakan ekstremitas :optimal
Mual/ muntah : tidak ada Riwayat kejang / epilepsy / perkinson: tidak
Tanda murfhi : tidak ada ada Sakit kepala : tidak ada.
Halitosis : tidak ada Kejang : tidak ada.
Hemoroid : hemoroid externa Fungsi saraf cranial ( 12 ) : negatif
Paralise/ parise : tidak ada.
Tanda peningkatan TIK : tidak ada
IMUNOLOGI ENDOKRIN
Riwayat alergi : tidak ada Rasa haus : tidak berlebih
Jenis alergen : - Rasa lapar : tidak berlebih
Reaksi alergi yang muncul : - Poli uri : tidak ada
Ada riwayat luka sukar sembuh : tidak ada
Riwayat pola diet tinggi gula: tidak ada
Penurunan BB drastis : ada
Riwayat penyakit keluarga ( gula ) :tidak ada
TANDA VITAL PERKEMIHAN
Tekanan darah : 110/60 mmHg Kesulitan BAK : tidak ada
Pernapasan : 20x/menit Histenci : tidak ada
Nadi : 66 x/menit Pembesaran blas : tidak ada
Irama Nadi : reguler Penggunaan diuretik : tidak ada
Kekuatan nadi : lemah Perubahan frequensi/pola BAB : ada
Suhu : 36 oC Retensi urin : tidak ada
Keseimbangan intake output : tidak seimbang,
intake 800 ml dan ouput 1125 ml
NYERI / KETIDAK NYAMANAN
Gejala ( Subjektif ) Nyeri di anal kanal karena
bejolan apalagi saat BAB
Lokasi : Anus
Frekuensi : Saat BAB dan mengedan
Kualitas : seperti ditusuk-tusuk duri
Durasi : 5-10 menit
Penjalaran : ke bagian abdomen bagian bawah
Faktor-faktor pencetus : adanya iritasi dan
dilatasi vena
Cara menghilangkan, factor-faktor yang
berhubungan nyeri : mengatur posisi dan
menghindari peneakan dubur
Tanda ( Objektif ) Mengkerutkan muka: ada
Memegang area yang sakit : ada
Respon emosional : ada
Penyempitan focus : tidak ada

VI. DATA PENUNJANG

LABORATORIUM (cantumkan nilai normal )

- Hemoglobin : 4,1 (N 12-14 g/dl)

- Hematocrit : 16 % (37-43 %)

- Trombosit : 723x103 (150.000-500.000/ml)

- Leukosit : 17.400 (5000-10.000/ml)

- Ureum :47 (10-50 mg/dl)


- Kreatinin : 1,3 ( 0,6-0,9 mg/dl)

- Glukosa sewaktu : 87

- SGOT : 10

- SGPT : 10

Pemeriksaan hemostasis ;

- PT 15,4 (12-18)

- Control PT 15,0 (12-18,9)

- INR 1,03

- aPTT 30,8 (27-43 - control aPTT 34,3 (27-43)

Pemeriksaan laboratorium darah

- Hb 8,6

- Hitung jenis 12.500

- HT 27 %

PENGOBATAN

Obat injeksi

- Katerolax 3x1

- Trans amin 3x500

- Vitamin C 1x400

- Vitamin K 3x1

VII. ANALISA DATA

Analisa Data Interpretasi Data dan Masalah


Kemungkinan Penyebab
DS; Nyeri
- Klien mengeluh nyeri Riwayat Sering mengedan
dibagian anal kanal
- Klien mengeluh merasa
tidak nyaman di anusnya Peningkatan intra lumen vena
karena adanya penonjolan hemoridialis
masa
- Klien merasa nyeri seperti Dilatasi vena hemoridialis
ditusuk-tusuk duri
- Klien mngeluh nyeri Penurunan suplai oxygen
dibagian abdomen kuadran
bawah Kematian jaringan / nekrosis
- Klien mengatakan nyeri
datang saat BAB dan Inflamasi
mengedan.
Peningkatan zat vasoaktif
DO;
- Klien tampak meringis
- Klien tampak tidur miring
menghindari daerah yang
nyeri - Skala nyeri 7 dari 1-10
- Nyeri sedang
- Tampak Nyeri tekan
abdomen kuadran bawah
- TD 110/60 mmHg
- HR 66 x/menit
- RR 20 x/menit
DS; Dilatasi vena hemoridialis Ketidak efektifan perfusi
- Klien mengeluh lemas jaringan perifer
- Klien mengeluh BAB sering Tidak adekuat aliran balik
berdarah vena
- Klien mengatakan
kramkram tangannya Penurunan suplai darah ke
bagian ekstremiats
DO;
- Klien tampak lemas Penurunan hemoglobin dan
- Klien tampak pucat hematokrit
- Klien tampak berbaring di
ranjang
- Kulit klien tampak kering Pendarahan
- Mukosa bibir kering dan
pucat - Adanya pendarahan Dilatasi vena hemoridialis di
saat BAB anal kanal
- Darahnya merah segar,
feces hitam dan sedikit Penyempitan anal kanan
keluarnya
- Konjungtiva anemis
- Hb 4,1
- Ht 16 %
- Trombosit 723 x 103
- TD 110/60
- N 66 x/menit
- RR 20 x/menit
Resiko konstipasi
DS :
- Klien mengeluh BAB nya
tidak teratur dan BAB
keluarnya sedikit
- Klien mengatakan adanya
penonjolan masa di anal
kanal
- Klien mengeluh penonjolan
akan bertambah keluar saat
mengedan dan BAB

VIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri b.d adanya penonjolan masa di anal kanal


2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan kadar Hb
3. Risiko konstipasi b.d hemoroid

IX. PERENCANAAN KEPERAWATAN

Tanggal Diagnosa Kep & Tujuan Rencana Tindakan / Intervensi


Data Penunjang
1. Nyeri b.d adanya Setelah dilakukan  Lakukan pengkajian nyeri yang
penonjolan masa di tindakan komperhensif meliputi
anal kanal keperawatan selama lokasi,kualitas,intensitas,dan
2 x24 jam, faktopr pencetus
diharapkan nyeri  Observasi isarat
berkurang dengan ketidaknyamanan non verbal,
kriteria hasil khususnya pada mereka yang
 Keluhan nyeri tidak mampu
kilen dapat mengkomunikasikannya
berkurang  Berikan informasi tenteng nyeri
 Sekala nyeri seperti penyebab nyeri,seberapa
berkurang atau tidak lama akan berlangsung dan
ada nyeri antisipasi ketidak nyamanan
 Kebiasaan dari prosedur
mengedan dapat  Berikan teknik modalitas
berkurang nyeri:relaksasi ,distraksi,dan
 Klien mnerasa kompres
nyaman dengan  Libatkan pasien dalam
posisinya modalitas nyeri,jika
memungkinkan
 Berikan lingkungan yang
nyaman
 Kolaborasi: Berikan analgetik
pada pasien
Ketidak efektifan Setelah dilakukan  Periksa nadi
perfusi jaringan tindakan perifer,edema,pengisian
perifer keperawatan selama kapiler,warna,dan suhu
1x 24 jam ekstremitas
diharapkan  Kaji tingkat rasa tidak
ketidakefektipan nyaman/nyeri
perfusi jaringan  Pantau status cairan,meliputi
perifer dapat teratasi asupan dan keluaran
dengan kriteria hasil  Lakukan dan ajarkan perawatan
sebagai berikut: mulut sebelum dan sesudah
 Kilen dapat makan serta sebelum dan
beraktifitas tanpa sesudah intervensi/pemeriksaan
bantuan orang peroral
lain/secara mandiri  Fasilitasi pemberian diet TKTP,
 Kadar berikan dalam posisi kecil tepi
hemoglobin dan sering
hematocrit dalam  Kolaborasi dengan ahli gizi
batas normal untuk menetapkan komposisi
 Frekuensi dan jenis diet yang tepat.
tekanan darah dan  Kolaborasi untuk pemeriksaan
nadi dalam batas laboratorium khususnya BUN,
Resiko konstipasi normal protein serum dan albumin
 Trombosit dalam  Kolaborasi untuk pemberian
batas normal multivitamin
 Tidak ada tanda-
tanda anemis
 Tidak ada tanda- - Dapatkan data dasar pada
tanda dehidrasi program defekasi, aktivitas,
 Pendarahan saat kebiasaan, pengobata.
BAB dapat teratasi - Kaji dan dokumentasikan warna
dan konsistensinya, frekuensi,
adanya impaksi, tidak ada bising
Setelah melakukan usus dan distensi abdomen pada
tindakan keempat kuadran
keperawatan 1x24 - Pantau tanda dan gejala
jam, tidak terdapat rupture/peritonitis
indikasi dengan - Identifikasi factor presipitasi
gangguan eliminasi - Ajarkan pasien tentang efek diet
BAB dan mampu (mis; cairan dan serat) pada
untuk membentuk eliminasi
dan mengeluarkan - Tekankan penghindaran
feces secara efektif mengedan selama defekasi untuk
mencegah perubahan tanda vital,
sakit kepala/ pendarahan.

X. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi Keperawatan


Nyeri b.d penonjolan  Mengkaji keluhan nyeri pasien yang meliputi
masa dianal kanal lokasi, durasi, skala, kualitas, intensitas,
karakteristik, dan factor penyebaran
 Memberikan dan mengatur posisi nyaman pasien
 Melakukan tehnik modalitas nyeri
 Memberikan lingkungan yang nyaman dan
menjaga keadaan psikologis pasien
 Kolaborasi pemberian analgetik
Ketidakefektifan perfusi  Mengkaji tanda-tanda vital vital
jaringan perifer b.d  Mengkaji adanya tanda-tanda anemis
penurunan kadar HB  Mengontrol adanya tromboflebitis
 Kolaborasi ;
 Memberikan tranfusi darah 4 kantong WB
dengan Hb 4,1, ditambah 2 kantong dengan Hb
8,7
 Membrikan obat vit K
 Melatih pasien latihan rentang gerak pasif dan
aktif
 Mengontrol intake dan output pasien
 Memantau jika adanya tanda hidrasi kulit
Resiko konstipasi b.d  Mengkaji eliminasi BAB pasien meliputi
hemoroid frekuensi, warna, bentuk, konsistensi
 Mengkaji gaya hidup pasien, aktivitas dan
kebiasaa
 nnya
 Melakukan pemeriksaan fisik abdomen, mencatat
bila ada kelainan
 Menganjurkan pasien untuk minum sesuai
dengan kebutuhan dan makanmakanan yang
berserat
 Menganjurkan pasien untuk menghindar dari
mengejan
 Memantau apabila ada nyeri dan pendarahan
 Menghitung intake dan output makanan dan
cairan yang masuk
XII. EVALUASI KEPERAWATAN

Tanggal Evaluasi Paraf


S ; klien merasa nyeri sudah berkurang Klien mengatakan
posisinya sudah nyaman Klien mengatakan keluhan nyeri saat
BAB tidak ada O; klien tampak tenang Nyeri ttekan sudah
berkurang Skala nyeri 3 dari 1-10 nyeri ringan
A ; gangguan rasa nyaman nyeri teratasi
P ; lakukan pengontrolan lebih lanjut, dan anjurkan klien
untuk melakukan relaksasi nyeri dengan mandiri
S: Klien mengeluh masih lemas Klien mngeluh BAB masih
berdarah O: HB : 4,1 HT: 16%, Konjungtiva Anemis TD:
110/70 N: 76
A: Gangguan perfusi jaringan perifer masih belum teratasi.
P: Lakukan tindakan koloborasi tranfusi darah 4 kantung
(WB) dan awasi jika terjadi lagi edema.

S: Klien mengatatkan BAB sudah 2 kali Klien mengatakan


sudah dapat mengurangi mengedaan saat BAB Klien
mengatakan sudah minum 2 liter air
O: Klien tampak tenang Bising usus 9x /menit Feses cair dan
adanya warna merah
A: Resiko konstipasi teratasi, tapi timbul masalah lain yaitu
resiku kekurangan volume cairan
P: Lakukan pengontrolan lebih lanjut, kaji tanda-tanda
pendarahan.

S: Klien mengatakan nyeri sudah tidak ada


O: Klien tampak nyaman dan tidak menghindar dari daerah
yang nyeri Nyeri tekan sudah tidak ada Bising usus 12x
/menit Obat analgetik dihentikan
A: Nyeri teratasi
P: Hentikan intervensi

S: Klien mengeluh BAB kurang lebih 6x dalam 2 hari ini dan


berdarah Klien mengatakan tidak pusing Klien mengatakan
BAB masih berdarah
O: Klien tampak berbearing di tempat tidur Klien tampak
terpasang infus (WB: 179 ml) di tangan kiri HB: 8.7, HT:
27%, TD :110/70, N: 64 A: Ketidak Efektifan perfusi jaringan
perifer teratasi sebagian.
P: Pantau jika adanya trombosit, pantau TTV, berikan tranfusi
2 kantung (WB), dan berikan latihan ROM

S: Klien mengatakan kelemahan sedikit berkurang Klien


mengatakan senang diajarkan latihan gerak pasif dan aktiv
O: Klien tampak terpasang tranfusi darah Klien tampak dapat
bergerak Klien tampak bersemangat TD: 110/70, N: 78, T:
36.9o
A: Ketidak efektifan perfusi jarangan peripir sebagian
P: Tetap pantau TTV, pantau jika ada tromboflebitis, control
hasil LAB

S: Klien mengatakan badan terasa lebih sehat Klien


mengatakan sudah dapat beraktivitas dan tidak lemas BAB
darah berkurang
O: Tampak sehat dan semangat Tampak terpasang NACL 500
ml/jam TD: 110/70, N: 71, HT: 36%, HB: 11.7
A: Ketidak efektipan perpusi jaringan tertasi
P: Pertahankan kondisi pasien, control TTV dan tanda anemis,
persiapan untuk operasi Hemoroid
7. PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan : inspeksi, palpasi, colok dubur, anuskopi dan
sigmoidoskopi.

Beberapa pemeriksaan fisik yang bisa dilaksanakan, antara lain:

 Inspeksi daerah perianal: dapat dilakukan pada posisi lateral kiri atau litotomi. Pada
pemeriksaan inspeksi dapat dinilai apakah terdapat ruam kulit, hemoroid eksterna
atau skin tag, fisura, fistula, abses, neoplasma, kondilomata, prolaps, papil hipertrofi atau
kombinasi di antaranya.
 Pemeriksaan colok dubur: bersifat subyektif bergantung dengan kemampuan dan
penilaian pemeriksa, namun masih menjadi pemeriksaan awal yang penting. Pemeriksaan
yang dinilai termasuk permukaan mukosa, kekuatan tonus sfingter ani, jika teraba massa
di rektum di deskripsikan dengan letak massa, fluktuasi, nyeri tekan, dan konsistensi.

8. PROSEDUR PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Pemeriksaan dengan teropong yaitu anoskopi atau rectoscopy.


Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol keluar. Anoskop
dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran. Penderita dalam posisi litotomi.
Anoskop dan penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam mungkin, penyumbat
diangkat dan penderita disuruh bernafas panjang. Hemoroid interna terlihat sebagai
struktur vaskuler yang menonjol ke dalam lumen. Apabila penderita diminta mengejan
sedikit maka ukuran hemoroid akan membesar dan penonjolan atau prolaps akan lebih
nyata. Banyaknya benjolan, derajatnya, letak ,besarnya dan keadaan lain dalam anus
seperti polip, fissura ani dan tumor ganas harus diperhatikan.

2. Pemeriksaan Proktosigmoidoskopi
Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan bukan disebabkan oleh
proses radang atau proses keganasan di tingkat tinggi, karena hemoroid merupakan
keadaan fisiologik saja atau tanda yang menyertai. Feses harus diperiksa terhadap adanya
darah samar.
4. Rontgen (colon inloop) atau Kolonoskopi.
5. Pemeriksaan darah, urin, feses sebagai pemeriksaan penunjang

Anda mungkin juga menyukai