Anda di halaman 1dari 19

 Hemoroid adalah pembengkakan atau distensi vena

di daerah anorektal. Sering terjadi namun kurang


diperhatikan kecuali kalai sudah menimbulkan nyeri
dan pendarahan. Istilah hemeroid lebih dikenal
sebagai ambien atau wasir oleh masyrakat.
Penyebab pelebaran pleksus hemoroidalis :

1) Karena bendungan sirkulasi portal akibat kelaian organik yang


menyebabkan gangguan

2) Idiopatik, tidak jelas adanya kelainan organik, hanya


ada faktor - faktor penyebab timbulnya hemoroid.
Faktor faktor yang mungkin berperan :
a. Keturunan
b. Anatomi
c.Hal - hal yang memungkinkan tekanan intra abdomen
meningkat antara lain :
 Orang yang pekerjaannya banyak berdiri
atau duduk dimana gaya gravitasi akan
mempengaruhi timbulnya hemoroid.
 Gangguan defekasi dan miksi (konstipasi).
 Pekerjaan yang mengangkat benda -
benda berat.
 Tonus spingter ani yang kaku atau lemah.
3) Faktor predisposisi yaitu : Anatomi,
Makanan, Pekerjaan, konstipasi dan
kehamilan.

4) Faktor presipitasi adalah faktor


mekanisme (kelainan sirkulasi parsial dan
peningkatan tekanan intraabdominal),
fisiologis dan radang. Umumnya faktor
etiologi tersebut tidak berdiri sendiri
tetapi salling berkaitan
Pada permulaan terjadi varises hemoroidalis, belum timbul
keluhan-keluhan. Akan timbul bila ada penyulit seperti
perdarahan, trombus dan infeksi.

Perdarahan umumnya terjadi akibat trauma oleh feses yang


keras. Darah yang keluar berwarna merah segar meskipun
berasal dari vena karena kaya akan asam. Nyeri yang timbul
akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh trombosis.
Pada dasarnya hemoroid dibagi menjadi dua klasifikasi, yaitu :
1.Hemoroid internal, merupakan varises vena hemoroidalis
superior
dan media.
2.Hemoroid eksternal, merupakan varises vena hemoroidalis
inferior
 a. Derajat I : Timbul pendarahan varises, prolapsi atau
tonjolan mokosa tidak melalui anus.
b. Derajat II : Terdapat trombus di dalam varises sehingga
varises selalu keluar pada saat depikasi, tapi setelah defekasi
selesai, tonjolan tersebut dapat masuk dengan sendirinya.

c. Derajat III : Keadaan dimana varises yang keluar tidak dapat


masuk lagi dengan sendirinya tetapi harus di dorong.

d. Derajat IV : Suatu saat ada timbul keaadan akut dimana


varises yang keluar pada saat defekasi tidak dapat di
masukan lagi.
a. Akut

Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada


pinggir anus dan sebenarnya adalah hematom, walaupun
disebut sebagai trombus eksterna akut.

b. Kronik

Hemoroid eksternal kronik terdiri atas satu lipatan atau


lebih dari kulit anus yang berupa jaringan penyambung
dan sedikit pembuluh darah.
 ▶ Gejala utama berupa :
a. Perdarahan melalui anus yang berupa darah segar tanpa
rasa nyeri.
b. Prolaps yang berasal dari tonjolan hemoroid sesuai
gradasinya.
 ▶ Gejala lain yang mengikuti :
a. Nyeri sebagai akibat adanya infeksi sekunder atau
trombus.
b. Iritasi kronis sekitar anus oleh karena anus selalu basah.
c. Anemia yang menyertai perdarahan kronis yang terjadi.
 Penatalaksanaan Medis terbagi menjadi menja 3 antara lain:
 1. Operasi Herniadectomy
 Pengangkatan hemoroid simtomatik melalui pembedahan.
Metode yang digunakan yaitu memotong hemoroid dengan pisau
elektrik.
 2. Non Operatif
1. Untuk derajat I dan II
a. Diet tinggi serat untuk melancarkan BAB.

b. Obat-obatan untuk membantu pengeluaran BAB


c. Anti biotik bila terjadi infeksi
 2. Untuk derajat III dan IV, dapat dilakukan :
 a. Pembedahan
 b. Dapat dilakukan pengikatan
 3. Terapi Bedah:
 a. Bedah Laser
 Tindakan yang digunakan untuk mengatasi wasir dengan memanfaatkan energi dari lasir
fibe, untuk mengempeskan jaringan wasir sehingga kering sampai kepangkal.
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1. Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan tindakan 1.Beri posisi tidur yang 1.Dapat menurunkan
nyeri pada luka operasai keperawatan selama 2 x 24 menyenangkan pasien. tegangan abdomen
berhubungan dengan jam berkurangnya rasa nyeri 2.Melindungi pasien dari
adanya jahitan pada luka pada daerah pasca operasi. 2.Ganti balutan setiap pagi kontaminasi silang
operasi dan terpasangnya sesuai tehnik aseptik selama penggantian
KH:
cerobong anus. balutan. Balutan basah
3.Latihan jalan sedini bertindak sebagai
a.Tidak terdapat rasa nyeri
mungkin penyerap kontaminasi
pada luka operasi eksternal
4.Observasi
b.Pasien dapat beraktivitas 3.Menurunkan masalah
daerah rektal apakah ada
sesuai yang
kemampuan perdarahan
terjadi karena imobilisasi
c.Skala nyeri 0-3 5.Berikan penjelasan
4.Perdarahan pada
tentang
d.Klien tampak rileks
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
2. Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan 1.Respon autonomik
berhubungan dengan keperawatan selama 2 x 24 1.Observasi tanda vital meliputi TD, respirasi, nadi
pertahanan primer tidak jam infeksi tidak terjadi. 2.Observasi balutan setiap yang berhubungan dengan
adekua keluhan / penghilang
KH: 2 jam, periksa terhadap
. nyeri . Abnormalitas tanda
a.tidak terdapat tanda-tanda
perdarahan dan bau. vital perlu di observasi
infeksi (dolor, kalor, rubor,
secara lanjut
tumor, fungsiolesa) b.TTV 3.Ganti balutan dengan 2.Deteksi dini terjadinya
Normal (TD: 120/80 mmHg, N:
teknik proses infeksi dan /
96 x/menit, S: 36,7
pengawasan penyembuhan
aseptik luka oprasi yang ada
sebelumnya
4.Bersihkan area perianal
setelah setiap defekasi 3.Mencegah meluas

5.Berikan diet rendah serat


dan minum yang cukup
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
2. Kurang pengetahuan Setelah dilakukan Tindakan 1.Pengetahuan tentang
berhubungan dengan keperawatan selama 2 x 24 1.Diskusikan pentingnya diet berguna untuk
kurangnya informasi jam klien dapat melakukan penatalaksanaan diet melibatkan pasien dalam
perawatan dirumah. perawatan area anal merencanakan diet di
rumah. rendah sisa atau serat rumah yang sesuai
dengan yang dianjurkan
oleh ahli gizi.
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KH: 2. Pemahaman akan
2.Demonstrasikan meningkatkan kerja sama
a.Pasien mengerti
tentang keperawatan perawatan area anal dan pasien dalam program terapi,
di rumah menigkatkan penyembuhan
minta pasien dan proses perbaikan
b.Keluarga mengerti
mengulanginya. terhadap penyakitnya.
tentang proses
penyakit dan 3. Menigkatkan kebersihan
perawatannya. 3. Berikan rendam duduk. dan kenyamanan pada daerah
anus (luka atau polaps)
c.Pasien menunjukkan 4. Bersihkan anus dengan
wajah tegang. 4. Melindungi area anus
baik dan keringkan terhadap kontaminasi kuman-
kuman yang berasal dari sisa
selurhnya defekasi. defekasi agar tidak terjadi
infeksi.
1.Setelah dilakukan tindakan keperawatan
konstipasi
 teratasi
2.Setelah dilakukan tindakan keperawatan
nyeri yang
 dirasakan klien berkurang
3.Setelah dilakukan tindakan keperawatan
perdarahan
 waktu BAB berkurang

Anda mungkin juga menyukai