Anda di halaman 1dari 13

KUP

Ketentuan Umum dan


Tata Cara Perpajakan

Pebriana Arimbhi, S.Sos., M.Si.


Pendahuluan
 Undang-undang perpajakan dibuat sebagai pedoman bagi berbagai pihak, terutama bagi
Wajib Pajak dalam memenuhi hak dan melaksanakan kewajiban perpajakan, maupun bagi
petugas pajak untuk menjalankan tugas dalam menghimpun penerimaan negara dari sektor
pajak. Dalam undang-undang perpajakan juga diatur sistem, mekanisme, dan tata cara
perpajakan yang menganut sistem self assessment.
 UU KUP adalah singkatan Undang-Undang (UU) Ketentuan Umum Perpajakan (KUP), yaitu
UU KUP Nomor 6 Tahun 1983 yang telah diubah beberapa kali terakhir dengan UU KUP
Nomor 16 tahun 2009. UU KUP merupakan hukum formal perpajakan. UU ini mengatur
bagaimana hukum materiil perpajakan dijalankan dalam masyarakat. UU KUP ini pertama
kali muncul pada tahun 1983 dan perkembangannya terlihat pada table 1.1 berikut ini.
Perkembangan UU KUP

No Nomor UU Tanggal diundangkan Masa Berlaku

1 UU No.6 Tahun 1983 31 Desember 1983 01 Januari 1984 – 31 Desember 1994

2 UU No.9 Tahun 1994 09 November 1994 01 Januari 1995 – 31 Desember 2000

3 UU No.16 Tahun 2000 02 Agustus 2000 01 Januari 2001 – 31 Desember 2007

4 UU No.28 Tahun 2007 17 Juli 2007 01 Januari 2008 - sekarang

5 UU No.16 Tahun 2009 25 Maret 2009 01 Maret 2009 - sekarang


Alasan Perubahan UU KUP
Pertimbangan utama perubahan UU KUP adalah :
1. Untuk mewujudkan pemungutan pajak yang berkeadilan dan berkepastian
ukum sehingga peran serta masyarakat sebagai pembayar pajak
terdistribusikan tanpa ada pembeda.
2. Mewujudkan administrasi perpajakan yang mudah, efisien, dan cepat.
3. Menyesuaikan administrasi perpajakan dengan perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi.
4. Menurunkan biaya kepatuhan pajak (cost of compliance) dan biaya
pemungutan pajak (cost tax collection).
Perubahan UU KUP tidak sekadar memenuhi aspek kepastian hukum di area tax
policy reform, tetapi perubahan tersebut diharapkan bisa berdampak lebih jauh
lagi yakni bisa menjadi titik tolak peradaban pajak di Indonesia
Sistematika UU KUP
Pokok-pokok Pembahasan UU KUP
5 Fase yang timbul dalam pemenuhan
kewajiban perpajakan menurut UU KUP
Fase Timbulnya
Hak Dan
Kewajiban

1
Fase Self
Assessment 2 3 Fase Pengawasan

Fase
Fase Sengketa 4 5 Penyelesaian
Sengketa
Fase Timbulnya Hak Dan Kewajiban

1. Saat tepeuhinya persyaratan subjektif dan objektif sehubungan perbuatan

keadaan, peristiwa timbulnya pajak terutang dalam suatu masa

2. Diterbitkannya NPWP dan dikukuhkan PKP secara permohonan.

3. Diterbitkannya NPWP dan dikukuhkan PKP secara jabatan


Fase Self Assessment

Self Assessment System : system yang memberikan keleluasaan

penuh kepada WP untuk menghitung, memperhitungkan,

membayar, dan melaporkan kewajiban perpajakan.


Fase Pengawasan

Pengawasan dalam bentuk kewenangan pemeriksaan oleh DJP atas

kebenaran SPT yang disampaikan WP


Fase Sengketa

Fase yang timbul saat WP mengajukan Keberatan atas Surat

Ketetapan Pajak (SKP) yang diterbitkan oleh DJP.


Fase Penyelesaian Sengketa

1. Banding yang diajukan WP atas pengejuan Keberatan yang tidak

dikabulkan DJP ke Pengadilan Pajak.

2. Pengajuan PK (Peninjauan Kembali) ke Mahkamah Agung atas

Putusan Pengadilan Pajak sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

Anda mungkin juga menyukai