Anda di halaman 1dari 112

Perencanaan Kawasan Patung B.

J Habibie

BAB I
SYARAT – SYARAT UMUM TEKNIS
Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor / Pemborong meliputi bagian-bagian pekerjaan
yang dinyatakan dalam Gambar Kerja serta Buku Rencana Kerja dan Syarat- syarat Teknis ini.

1.1. PEKERJAAN PERENCANAAN KAWASAN PATUNG B.J HABIBIE


Pembangunan Meliputi :
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
 Papan Nama Proyek
 Pengukuran / Pasangan Bouwplank
 Alat Bantu / Steling / Perancah
 Penggunaan Listrik + Air Kerja
 Administrasi dan Dokumentasi
 Direksi Keet 6x6 m
 Pembersihan dan Pembentukan Area
B. PEKERJAAN KONSTRUKSI POS JAGA
 PEKERJAAN TANAH
 PEKERJAAN PONDASI
 PEKERJAAN BETON
 PEKERJAAN BESI DAN ALUMINIUM
 PEKERJAAN DINDING PASANGAN
 PEKERJAAN PLESTERAN
 PEKERJAAN PENUTUP LANTAI DAN PENUTUP DINDING
 PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
 PEKERJAAN PENUTUP ATAP
 PEKERJAAN KAYU
 PEKERJAAN ACCESSORIES
 PEKERJAAN PENGECATAN
 PEKERJAAN SANITASI
 PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
C. PEKERJAAN KONSTRUKSI GEDUNG ME
 PEKERJAAN TANAH
 PEKERJAAN PONDASI
 PEKERJAAN BETON
 PEKERJAAN BESI DAN ALUMINIUM
 PEKERJAAN DINDING PASANGAN
 PEKERJAAN PLESTERAN
 PEKERJAAN PENUTUP LANTAI DAN PENUTUP DINDING
 PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
 PEKERJAAN PENUTUP ATAP
 PEKERJAAN KAYU
 PEKERJAAN ACCESSORIES
 PEKERJAAN PENGECATAN
 PEKERJAAN SANITASI

RKS-Teknis Bab I- 1
Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

 PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL


D. PEKERJAAN KONSTRUKSI GEDUNG TOKO SOUVENIR
 PEKERJAAN TANAH
 PEKERJAAN PONDASI
 PEKERJAAN BETON
 PEKERJAAN BESI DAN ALUMINIUM
 PEKERJAAN DINDING PASANGAN
 PEKERJAAN PLESTERAN
 PEKERJAAN PENUTUP LANTAI DAN PENUTUP DINDING
 PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
 PEKERJAAN PENUTUP ATAP
 PEKERJAAN KAYU
 PEKERJAAN ACCESSORIES
 PEKERJAAN PENGECATAN
 PEKERJAAN SANITASI
 PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
E. PEKERJAAN KONSTRUKSI MASJID
 PEKERJAAN TANAH
 PEKERJAAN PONDASI
 PEKERJAAN BETON
 PEKERJAAN BESI DAN ALUMINIUM
 PEKERJAAN DINDING PASANGAN
 PEKERJAAN PLESTERAN
 PEKERJAAN PENUTUP LANTAI DAN PENUTUP DINDING
 PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
 PEKERJAAN PENUTUP ATAP
 PEKERJAAN KAYU
 PEKERJAAN ACCESSORIES
 PEKERJAAN PENGECATAN
 PEKERJAAN SANITASI
 PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
F. EKERJAAN KONSTRUKSI RUMAH ADAT
 PEKERJAAN TANAH
 PEKERJAAN PONDASI
 PEKERJAAN BETON
 PEKERJAAN BESI DAN ALUMINIUM
 PEKERJAAN DINDING PASANGAN
 PEKERJAAN PLESTERAN
 PEKERJAAN PENUTUP LANTAI DAN PENUTUP DINDING
 PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
 PEKERJAAN PENUTUP ATAP
 PEKERJAAN KAYU
 PEKERJAAN ACCESSORIES
 PEKERJAAN PENGECATAN
 PEKERJAAN SANITASI
 PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

RKS-Teknis Bab I- 2
Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

G. PEKERJAAN HARDSCAPE
 PEKERJAAN TANAH
 PEKERJAAN PONDASI
 PEKERJAAN BETON
 PEKERJAAN DINDING PASANGAN
 PEKERJAAN PLESTERAN
 PEKERJAAN PENUTUP LANTAI DAN PENUTUP DINDING
 PEKERJAAN PENGECATAN
H. PEKERJAAN VEGETASI
 TANAM RUMPUT GAJAH MINI
 TANAM VARIGATA / BOGENVILE
 TANAM TATUDI
 TANAM BUNGA PURING
 TANAM LILI PARIS
 TANAM KETAPANG KENCANA
 TANAM PALEM KENARI
 TANAM PANDAN BALI
 TANAM POHON GLODOKAN TIANG
I. PEKERJAAN AKHIR
 Pekerjaan Pembersihan Akhir
 Pekerjaan Pelaporan dan Dokumentasi
 Pekerjaan As-Built Drawing

RKS-Teknis Bab I- 3
Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

1.2. PEKERJAAN SITE DEVELOPMENT.


Termasuk dalam pekerjaan ini perataan / pembersihan dan melaksanakan pekerjaan site
development sesuai Gambar Kerja dan RKS.

1.3. PEKERJAAN PERSIAPAN.


Meliputi : mobilisasi peralatan, pengadaan sarana komunikasi, pengadaan air dan listrik
untuk bekerja dan pembongkaran bangunan existing.

1.4. PEKERJAAN SIPIL, ARSITEKTUR, MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PLUMBING /


SANITASI.
Sesuai dalam Gambar Kerja.

Pasal 2
MEMULAI KERJA

Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal penunjukan dan perintah kerja pelaksanaan
pekerjaan (SPK), pihak Kontraktor / Pemborong harus sudah memulai melaksanakan pembangunan
fisik secara nyata di lapangan.
Apabila setelah 1 (satu) minggu Kontraktor / Pemborong yang ditetapkan belum melaksanakan
pembangunan fisik secara nyata di lapangan, maka akan diberlakukan ketentuan yang telah dibuat
oleh Panitia / Owner.

Pasal 3 :
MOBILISASI
Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal sebagai berikut :
3.1. Transportasi peralatan konstruksi yang berdasarkan daftar alat-alat konstruksi yang diajukan
bersama penawaran, dari tempat pembongkarannya ke lokasi dimana alat itu akan digunakan
untuk pelaksanaan pekerjaan ini.

3.2. Pembuatan kantor Kontraktor / Pemborong, gudang dan lain-lain di lokasi proyek untuk
keperluan pekerjaan ini.

3.3. Dengan selalu disertai ijin Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong dapat membuat
berbagai perubahan, pengurangan dan atau penambahan terhadap alat-alat konstruksi dan
instalasinya.

3.4. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari pemberitahuan memulai kerja, Kontraktor / Pemborong
harus menyerahkan program mobilisasi kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.

Pasal 4
PAPAN NAMA PROYEK

Kontraktor / Pemborong harus memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan ketentuan yang
berlaku atas biaya Kontraktor / Pemborong.

Pasal 5
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN

5.1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor / Pemborong wajib menunjuk seorang Kuasa Kontraktor atau
biasa disebut ‘Site Manajer’ yang cakap dan ahli untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di
lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor / Pemborong, berpendidikan minimal

RKS-Teknis Bab I- 4
Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

Sarjana Muda Teknik Sipil / Arsitektur atau sederajat dengan pengalaman minimum 6 (enam)
tahun.

5.2. Dengan adanya ‘Pelaksana’ tidak berarti bahwa Kontraktor / Pemborong lepas tanggung
jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.

5.3. Kontraktor / Pemborong wajib memberitahu secara tertulis kepada Pemimpin / Ketua Proyek
dan Konsultan Pengawas, nama dan jabatan ‘Pelaksana’ untuk mendapat persetujuan.

5.4. Bila dikemudian hari menurut pendapat Pemimpin / Ketua Proyek dan Konsultan Pengawas
bahwa ‘Pelaksana’ dianggap kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan,
maka akan diberitahukan kepada Kontraktor / Pemborong secara tertulis untuk mengganti
‘Pelaksana’.

5.5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor / Pemborong
harus sudah menunjuk ‘Pelaksana’ yang baru atau Kontraktor / Pemborong sendiri
(Penanggung Jawab / Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan pekerjaan.

Pasal 6
RENCANA KERJA

6.1. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor / Pemborong wajib membuat
Rencana Kerja Pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan berupa bar chart dan S-curve bahan
dan tenaga.

6.2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
Pengawas, paling lambat dalam waktu 8 (delapan) hari kalender setelah Surat Keputusan
Penunjukan (SPK) diterima oleh Kontraktor / Pemborong.

6.3. Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan disahkan oleh Pemberi
Tugas / Pemimpin / Ketua Proyek.

6.4. Kontraktor / Pemborong wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 2 (dua) kepada
Konsultan Pengawas untuk diberikan kepada Pemilik Proyek dan Perencana. 1 (satu) salinan
Rencana Kerja harus ditempel pada dinding bangsal Kontraktor / Pemborong di lapangan
yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan / prestasi kerja.

6.5. Kontraktor / Pemborong harus selalu dalam pelaksanaan penbangunan pekerjaan sesuai
dengan Rencana Kerja tersebut.

6.6. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor / Pemborong


berdasarkan Rencana Kerja tersebut.

Pasal 7
DIREKSI KEET, LOS KERJA DAN
GUDANG BAHAN, PAGAR PROYEK

7.1. Direksi Keet ( Los Pengawas ).

RKS-Teknis Bab I- 5
Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

Kontraktor / Pemborong harus menyediakan Direksi Keet (Los Pengawas) untuk keperluan
Pengawas Lapangan dan Personalia Proyek dengan bahan semi permanen seluas 24 m2
( Ruang Konsultan Pengawas dan Ruang Rapat ), lantai diplester,
dinding tripleks / papan / asbes, diperlengkapi dengan kursi, meja, serta alat-alat kantor
yang diperlukan. Dalam hal ini Kontraktor / Pemborong dapat memanfaatkan sementara
ruangan/lokasi pada area bangunan yang belum/tidak dibongkar yang akan ditentukan oleh
Konsultan Pengawas.

7.2. Kantor Pemborong, Los Kerja Dan Gudang Bahan.


Kontraktor / Pemborong atas biaya sendiri berkewajiban membuat kantor Pemborong di
lapangan, los kerja untuk para pekerja dan gudang bahan yang dapat dikunci untuk menyimpan
barang-barang, yang mana tempatnya / lokasinya akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas /
Personalia Proyek.

7.3. Kontraktor / Pemborong berkewajiban menjaga keamanan dan kebersihan los


Pemborong, los Pengawas beserta inventarisnya.

7.4. Pagar Pengaman Proyek.


Untuk keamanan lapangan kerja, bila dianggap perlu Direksi / Pemilik dapat memerintahkan
kepada Kontraktor / Pemborong untuk memagari sekelilingnya sehingga aman.
Biaya untuk keperluan ini akan dimasukan didalam penawaran Pemborong .
Tinggi Pagar Proyek minimum 1,80 m dari permukaan tanah dengan bahan dari seng
gelombang BJLS 32 dicat, kolom setempat / tiang pagar dari kayu Dolken / kayu Borneo ukuran
5/7, memenuhi persyaratan kekuatan dan atau sesuai dengan peraturan Pemerintah Daerah
setempat.

7.5. Kantor Pemborong, gudang bahan, los-los kerja dan los lainnya yang dibuat dan dibiayai
oleh Kontraktor / Pemborong, setelah selesai pelaksanaan pembangunan / pekerjaan tersebut,
harus segera dibongkar/dibersihkan oleh Kontraktor / Pemborong, dan bahan-bahan bekasnya
menjadi milik Kontraktor / Pemborong.

7.6. Direksi Keet dan Pagar pengaman proyek (butir 7.1. dan 7.4.) yang dibuat oleh
Kontraktor / Pemborong, setelah selesai pelaksanaan pembangunan / pekerjaan tersebut
akan ditentukan pemanfaatannya oleh Proyek, namun apabila dianggap perlu Direksi dapat
memerintahkan kepada Kontraktor / Pemborong untuk segera membongkarnya dan
membersihkannya, dan bahan-bahan bekasnya diserahkan kepada Proyek.

Pasal 8
KEBERSIHAN DAN KESELAMATAN KERJA

8.1. Selama masa pekerjaan, Kontraktor / Pemborong harus senantiasa memelihara kebersihan
lokasi pekerjaan, setiap saat sampah-sampah pekerjaan selalu diangkut dan dikumpulkan di
suati tempat yang telah ditentukan.

8.2. Kontraktor / Pemborong berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dan cukup di
tempat pekerjaan untuk para pekerja dan personil yang terlibat dalam proyek.

8.3. Kontraktor / Pemborong berkewajiban menyediakan kotak PPPK di tempat pekerjaan.

RKS-Teknis Bab I- 6
Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

8.4. Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan, Kontraktor /
Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja, bahan dan peralatan
teknis serta konstruksi yang diserahkan Pemberi Tugas.
Dalam hal terjadinya kerusakan-kerusakan, maka Kontraktor / Pemborong harus bertanggung
jawab untuk memperbaikinya.

8.5. Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor / Pemborong selekas mungkin memberitahukan


kepada Konsultan Pengawas dan mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban
kecelakaan itu.

8.6. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor / Pemborong wajib menyediakan tabung alat
pemadam kebakaran (Fire Extinguisher) lengkap dan siap pakai, dengan jumlah sekurang-
kurangnya 4 (empat) buah tabung. Masing-masing tabung berkapasitas 12 kg.

8.7. Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga
Kerja Nomor 30/KPTS/1984 dan Kep-07/Men/1984 tanggal 27 Januari 1984 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1977 bagi Tenaga Kerja Borongan Harian
Lepas pada Kontraktor Induk maupun Sub Kontraktor yang melaksanakan proyek-proyek
Departemen Pekerjaan Umum, Pihak Kontraktor / Pemborong yang sedang melaksanakan
pembangunan / pekerjaan agar ikut serta dalam program ASTEK dan memberitahukan
secara tertulis kepada Pemimpin Proyek.

Pasal 9
TENAGA DAN SARANA KERJA

Kontraktor / Pemborong harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan berikut
alat bantu lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta mengadakan pengamanan,
pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama
masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna sampai dengan
diserah-terimakannya pekerjaan tersebut kepada Pemberi Tugas.

9.1. TENAGA KERJA / TENAGA AHLI


Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis dan volume
pekerjaan yang akan dilaksanakan.

9.2. PERALATAN BEKERJA


Menyediakan alat-alat bantu seperti mesin las, alat bor, alat-alat pengangkat dan pengangkut
serta peralatan-peralatan lain yang benar-benar diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.

9.3. BAHAN-BAHAN BANGUNAN


Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis pekerjaan
yang akan dilaksanakan serta tepat pada waktunya.

9.4. PENYEDIAAN AIR DAN LISTRIK UNTUK BEKERJA

9.4.1. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor / Pemborong dengan
membuat sumur pompa sementara di lokasi proyek atau di-supply dari luar.

RKS-Teknis Bab I- 7
Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

9.4.2. Air harus bersih, bebas dari : bau, lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya yang
merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari Konsultan
Pengawas / Direksi.

9.4.3. Kontraktor / Pemborong harus membuat bak penampung air untuk bekerja yang
senantiasa terisi penuh dengan kapasitas minimum 3,5 m3.

9.4.4. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor / Pemborong dan diperoleh dari
sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan. Penggunaan Genset
untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan
sementara apabila sambungan sementara PLN tidak memungkinkan dan harus
atas petunjuk Konsultan Pengawas.

Pasal 10 :
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN

9.5. PERSYARATAN PELAKSANAAN.


Untuk menghindari klaim dari ‘User’ / Proyek dikemudian hari, maka Kontraktor / Pemborong
harus betul-betul memperhatikan pelaksanaan pekerjaan struktur dengan
memperhitungkan “ukuran jadi (finished)” sesuai persyaratan ukuran pada gambar kerja dan
penjelasan RKS.
Kontraktor / Pemborong wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk
dan syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang dipergunakan
sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis dan atau petunjuk yang diberikan oleh
Konsultan Pengawas.

Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan, pemborong harus menyediakan :


1. Penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahli dibidangnya selama
pelaksanaan pekerjaan dan selama masa pemeliharaan guna memenuhi
kewajiban menurut kontrak.
2. Buku komunikasi untuk kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan
proyek.
3. Buku Tamu untuk kunjungan tamu-tamu yang tidak ada hubungannya dengan
proyek.
4. Mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail dari
pekerjaan.
5. Alat-alat yang senantiasa tersedia di proyek adalah :
 1 (satu) kamera.
 1 (satu) alat ukur schuifmat.
 2 (dua) alat ukur optik ( theodolit & waterpass).
 1 (satu) mesin tik standar 18” atau 1 (satu) unit komputer dan printer.
 1 (satu) alat ukur panjang 5 m & 50 m.
 1 (satu) mistar waterpass panjang 120 cm.

RKS-Teknis Bab I- 8
Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

9.6. STANDAR YANG DIPERGUNAKAN.


Semua pekerjaan yang akan silaksanakan harus mengikuti Standar Normalisasi Indonesia,
Standar Industri Konstruksi, Peraturan Nasional lainnya yang ada hubungannya dengan
pekerjaan, antara lain :
PUBI-1982 : peraturan Bahan Bangunan di Indonesia.
NI-3 PMI PUBB 1970 : Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia. NI-8
: Peraturan Semen Portland Indonesia.
NI-10 : Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan. PPI-1979
: Pedoman Plumbing Indonesia.
PUIL-1977 : Peraturan Umum Instalasi Listrik.
PPBI-1984 : Peraturan Perencanaan Bangunan Baja di Indonesia. SII
Standar Industri Indonesia.
SK SNI T-15-1991-03 ( PBI-1991 )
: Peraturan Beton Bertulang Indonesia. AVWI
: Peraturan Umum Instalasi Air.
Serta :
• Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1981.
• Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan Tentang Keselamatan Tenaga Kerja
yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.
• Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/KPTS/1985 tentang
penanggulangan bahaya kebakaran.

Jika tidak terdapat di dalam Peraturan / Standar / Normalisasi tersebut di atas, maka berlaku
Peraturan / Standar / Normalisasi Internasional ataupun dari negara asal produsen bahan /
material / komponen yang bersangkutan.

Selain ketentuan-ketentuan yang tersebut, berlaku pula dalam ketentuan ini :


• Dokumen Lelang yang sudah disahkan oleh Pemberi Tugas (Gambar Kerja, RKS, BQ,
BA, Aanwijzing dan Surat Perjanjian /Kontrak ).
• Shop Drawing yang dibuat oleh Kontraktor /Pemborong dan sudah disetujui /disahkan
oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.

Pasal 11 :
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN

11.1. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai segala hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan / pekerjaan, baik bersifat teknis maupun
administratif.
11.2. Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Kontraktor / Pemborong harus
memberikan data-data yang diperlukan menurut data dan keadaan sebenarnya.
11.3. Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan secara rutin dibuat oleh Pengawas Lapangan
dari Konsultan Pengawas.
11.4. Laporan-laporan tersebut di atas setiap minggu dan bulannya, harus diserahkan kepada
Pemimpin Proyek untuk bahan monitoring.

Pasal 12 :
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

RKS-Teknis Bab I- 9
Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

12.1. Bila gambar yang menyangkut spesifikasi teknis tidak sesuai dengan Rencana
Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang mengikat / berlaku adalah RKS.

12.2. Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada alignemen, lokasi seksi (bagian) dan detail gambar
mungkin akan dilakukan didalam waktu pelaksanaan kerja. Kontraktor / Pemborong
harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud gambar dan spesifikasinya, dan tidak
boleh mencari keuntungan dari kesalahan atau kelalaian dalam gambar atau dari ketidak-
sesuaian antara gambar dan spesifikasinya. Setiap deviasi dari karakter yang tidak dijelaskan
dalam gambar dan spesifikasi atau gambar kerja yang mungkin diperlukan oleh keadaan darurat
konstruksi atau lain-lainnya, akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disahkan
secara tertulis.

12.3. Konsultan Pengawas akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran yang semestinya
untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya.

Permukaan-permukaan pekerjaan yang sudah selesai harus sesuai dengan garis, lapisan
bagian dan ukuran yang tercantum dalam gambar, kecuali bila ada ketentuan lain dari
Konsultan Pengawas.

12.4. UKURAN.

12.4.1. Pada dasarnya semua ukuran yang tertera dalam Gambar Kerja dan Gambar Pelengkap
meliputi :
• As - as
• Luar - luar
• Dalam - dalam
• Luar - dalam.

12.4.2. Ukuran - ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam Centi meter
( cm ) untuk pekerjaan Arsitektur dan Sipil, dan ukuran Milimeter ( mm ) untuk
pekerjaan Baja dan Mekanikal / Elektrikal.

12.4.3. Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur, pada dasarnya adalah
ukuran jadi seperti dalam keadaan jadi / selesai ( “finished”).

12.4.4. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor / Pemborong wajib melaporkan
secara tertulis kepada Konsultan Pengawas yang selanjutnya akan memberikan
keputusan ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan.

12.4.5. Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, maka pengukuran
skala tidak boleh dipergunakan kecuali bila sudah disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Setiap deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga akan
ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis. Kontraktor /
Pemborong tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran- ukuran yang tercantum di
dalam Gambar Pelaksanaan tanpa sepengetahuan Konsultan Pengawas / Direksi, dan
segala akibat yang terjadi adalah tanggung jawab Kontraktor / Pemborong baik
dari segi biaya maupun waktu.

RKS-Teknis Bab I- 10
Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

12.5. PERBEDAAN GAMBAR.


12.5.1. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin kerja, maka
gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang mengikat (berlaku).

12.5.2. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sipil / Struktur, maka
Kontraktor / Pemborong wajib melaporkannya kepada Konsultan Pengawas yang akan
memutuskannya setelah berkonsultasi dengan Konsultan Perencana.

12.5.3. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidak-telitian di dalam pelaksanaan satu bagian
pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka didalam hal
terdapat ketidak-jelasan, kesimpang-siuran, perbedaan- perbedaan dan ataupun ketidak-
sesuaian dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja, Kontraktor / Pemborong
diwajibkan melaporkan kepada Konsultan Pengawas secara tertulis dan selanjutnya
diadakan pertemuan dengan Konsultan Pengawas / Direksi dan Konsultan Perencana,
untuk mendapat keputusan gambar mana yang akan dijadikan pegangan.

12.5.4. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor / Pemborong
untuk memperpanjang / meng-“klaim” biaya maupun waktu pelaksanaan.

12.6. ISTILAH.
Istilah yang digunakan berdasarkan pada masing-masing disiplin adalah sebagai berikut :
SD Site Development, mencakup hal-hal yang berhubungan dengan dinding beton, batu
kali penahan tanah, pengerasan di luar bangunan, penanaman rumput, pohon peneduh,
perdu dan lain-lainnya.

SR Struktur, mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perhitungan konstruksi, bahan


konstruksi utama dan spesifikasinya, dimensioning kolom, balok dan tebal lantai.

AR Arsitektur, mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan dan perancangan


bangunan secara menyeluruh dari semua disiplin-disiplin kerja yang ada baik teknis
maupun estetika.

M Mekanikal, yang ada hubungannya dengan sistim air bersih-air kotor- drainase, sistim
pemadam kebakaran, sistim instalasi diesel-generator set dan sistim pengkondisian udara
(AC).

EL Elektrikal, yang ada hubungannya dengan sistim penyediaan daya listrik dan penerangan.

12.7. SHOP DRAWING.

12.7.1. Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan di lapangan yang harus dibuat
oleh Kontraktor / Pemborong berdasarkan gambar Dokumen Kontrak yang telah
disesuaikan dengan keadaan lapangan.

12.7.2. Kontraktor / Pemborong wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam Gambar Kerja / Dokumen Kontrak maupun yang diminta oleh
Konsultan Pengawas.

RKS-Teknis Bab I- 11
Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

12.7.3. Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang
diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan, keterangan produk, cara
pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi
pabrik yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar Kerja / Dokumen
Kontrak maupun di dalam Buku ini.

12.7.4. Kontraktor / Pemborong wajib mengajukan shop drawing tersebut kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas / Direksi.

12.7.5. Semua gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor / Pemborong dan diajukan
kepada Konsultan Pengawas untuk diminta persetujuannya harus sesuain dengan format
standar dari proyek dan harus digambar pada kertas kalkir yang dapat direproduksi.

12.8. PERUBAHAN, PENAMBAHAN, PENGURANGAN PEKERJAAN DAN PEMBUATAN “AS


BUILT DRAWING“.
12.8.1. Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan pengurangan
pekerjaan disesuaikan dengan Dokumen Kontrak.

12.8.2. Setelah pekerjaan selesai dan diserah-terimakan, Kontraktor / Pemborong


berkewajiban membuat gambar-gambar yang memuat seluruh perubahan, dan sesuai
dengan kenyataan yang telah dikerjakan / dibangun oleh Kontraktor / Pemborong (
As Built Drawing ). Biaya untuk penggambaran “As Built Drawing”, sepenuhnya
menjadi tanggungan Kontraktor / Pemborong.

Pasal 13 :
TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR / PEMBORONG

13.1. Kontraktor / Pemborong harus bertanggung-jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai
dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.

13.2. Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat, mengawasi,
menegur atau memberi nasehat tidak mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di atas.

13.3. Kontraktor / Pemborong bertanggung-jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat
pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor / Pemborong berkewajiban memperbaiki kerusakan tersebut
dengan biaya Kontraktor / Pemborong sendiri.

13.4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, maka Kontraktor /
Pemborong berkewajiban memberikan saran-saran perbaikan kepada Pemberi Tugas melalui
Konsultan Pengawas.

13.5. Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas segala
kerusakan yang timbul.

13.6. Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan
dalam pelaksanaan pekerjaan.

13.7. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor / Pemborong dalam
melaksanakan pekerjaan menjadi tanggung jawab Kontraktor / Pemborong.

RKS-Teknis Bab I- 12
Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

13.8. Selama pembangunan belangsung, Kontraktor / Pemborong harus menjaga keamanan


bahan / material, barang milik proyek, milik Konsultan Pengawas dan milik Pihak Ketiga yang
ada di lapangan, maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima.

13.9. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah dipasang
maupun yang belum, adalah tanggung jawab Kontraktor / Pemborong dan tidak akan
diperhitungkan dalam biaya Pekerjaan Tambah.

13.10.Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas akibatnya,


baik yang berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa.

13.11.Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor / Pemborong harus segera mengangkut bahan
bongkaran dan sisa-sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi keluar lokasi
pekerjaan.

13.12.Segala pembiayaannya menjadi tanggung jawab Kontraktor / Pemborong.

Pasal 14 :
KETENTUAN DAN SYARAT BAHAN - BAHAN

14.1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini maupun
dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan yang akan dipergunakan maupun
syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam A.V. 1941
dan Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI Tahun 1982), Standar Industri
Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-bahan
lainnya yang berlaku di Indonesia.

14.2. Seluruh barang material yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti material,
peralatan dan alat lainnya, harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas terbaik untuk tujuan
yang dimaksudkan.

14.3. MERK PEMBUATAN BAHAN / MATERIAL & KOMPONEN JADI.

14.3.1. Kecuali bila ditentukan lain dalam Dokumen Kontrak, semua merk pembuatan
atau merk dagang dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ini dimaksudkan
sebagai dasar perbandingan kualitas / setara dan tidak diartikan sebagai sesuatu yang
mengikat.
Setiap keterangan mengenai peralatan, material barang atau proses, dalam bentuk nama
dagang, buatan atau nomor katalog harus dianggap sebagai penentu standar atau kualitas
dan tidak boleh ditafsirkan sebagai upaya membatasi persaingan, dan Kontraktor /
Pemborong harus dengan sendirinya menggunakan peralatan, material, barang atau
proses, yang atas penilaian Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana, sesuai
dengan keterangan itu. Seluruh material paten itu harus dipergunakan sesuai
dengan instruksi pabrik yang membuatnya.
14.3.2. Bahan / material dan komponen jadi yang dipasang / dipakai, harus sesuai dengan yang
tercantum dalam Gambar Kerja dan RKS, memenuhi standar spesifikasi bahan tersebut,
mengikuti peraturan persyaratan bahan bangunan yang berlaku.

RKS-Teknis Bab I- 13
Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

14.3.3. Apabila dianggap perlu, Konsultan Pengawas berhak untuk menunjuk tenaga ahli
yang diajukan / ditunjuk oleh pabrik dan atau supplier yang bersangkutan tersebut
sebagai Pelaksana.
Dalam hal ini, Kontraktor / Pemborong tidak berhak mengajukan klaim sebagai
pekerjaan tambah.
14.3.4. Disyaratkan dalam satu merk pembuatan atau merk dagang hanya diperkenankan untuk
setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam pekerjaan ini.
14.3.5. Penggunaan bahan produk lain yang setaraf dengan apa yang dipersyaratkan
harus disertai test dari Laboratorium lokal / dalam negeri baik kualitas, ketahan serta
kekuatannya dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas secara tertulis dan diketahui
oleh Konsultan Perencana.
Apabila diperlukan biaya untuk test laboratorium, maka biaya tersebut harus
ditanggung oleh Kontraktor / Pemborong tanpa dapat mengajukan sebagai biaya
pekerjaan tambah.

14.4. Kontraktor / Pemborong terlebih dahulu harus memberikan contoh-contoh semua bahan-bahan
yang diperlukan untuk bangunan tersebut kepada Konsultan Pengawas / Direksi dan Konsultan
Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis sebelum semua bahan-bahan tersebut
didatangkan / dipakai.
Contoh bahan tersebut yang harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas / Direksi dan
Konsultan Perencana adalah sebanyak 4 (empat) buah dari satu bahan yang ditentukan untuk
menetapkan “standard of appearance” dan disimpan di ruang Direksi. Paling lambat waktu
penyerahan contoh bahan adalah 2 (dua) minggu sebelum jadwal pelaksanaan.

14.5. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan di-
informasikan kepada Kontraktor / Pemborong selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender
setelah penyerahan contoh bahan tersebut.

14.6. PENYIMPANAN MATERIAL


Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik yang bersangkutan dan
atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.

14.6.1. Penempatan bahan-bahan material diatur dengan pertimbangan yang matang agar
tidak mengganggu kelancaran pekerjaan serta sirkulasi / akses pekerja.
Bahan material disusun dengan metoda yang baik dengan cara FIFO (first in first out),
sehingga tidak ada bahan material yang tersimpan terlalu lama dalam gudang / stock
material.

14.6.2. 14.5.2. Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas dan kesesuaian
untuk pekerjaan. Material harus diletakkan di atas permukaan yang bersih, keras dan bila
diminta harus ditutupi. Material harus disimpan sedemikian rupa agar memudahkan
pemeriksaan. Benda-benda milik pribadi tidak boleh dipergunakan untuk
penyimpanan tanpa ijin tertulis dari pemiliknya.

14.6.3. Tempat penyimpanan barang harus dibersihkan (clearing) dan diratakan (levelling)
menurut petunjuk Konsultan Pengawas.

14.6.4. Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus ditinggikan dan miring kesamping
sesuai dengan ketentuan, sehingga memberikan drainase / pemasukan dari kandungan air
/ cairan yang berlebihan.

RKS-Teknis Bab I- 14
Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

Material harus disusun sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan pemisahan


bahan (segregation), agar timbunan tidak berbentuk kerucut, dan menjaga gradasi
serta mengatur kadar air.
Penyimpanan agregat kasar harus ditimbun dan diangkat / dibongkar lapis demi
lapis dengan tebal lapisan tidak lebih dari 1 (satu) meter. Tinggi tempat
penyimpanan tidak lebih dari 5 (lima) meter.

Pasal 15 :
PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN
15.1. Bahan-bahan yang didatangkan / dipakai harus sesuai dengan contoh-contoh yang telah disetujui
Konsultan Pengawas seperti yang diatur dalam Pasal 14 di atas.

15.2. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang dinyatakan afkir /
ditolak oleh Konsultan Pengawas, harus segera dikeluarkan dari lokasi bangunan / proyek
selambat-lambatnya dalam tempo 3 x 24 jam dan tidak boleh dipergunakan.

15.3. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Konsultan Pengawas / Konsultan
Perencana dan ternyata masih dipergunakan oleh Pelaksana, maka Konsultan Pengawas /
Konsultan Perencana berhak memerintahkan pembongkaran kembali kepada Kontraktor /
Pemborong, yang mana segala kerugian yang diakibatkan oleh pembongkaran tersebut
menjadi tanggungan Kontraktor / Pemborong sepenuhnya. Disamping itu pihak
Kontraktor / Pemborong tetap dikenakan denda sebesar 1 o/oo (satu per mil) dari harga
borongan.

15.4. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari bahan-
bahan tersebut, maka Kontraktor / Pemborong harus menguji dan memeriksakannya ke
laboratorium Balai Penelitian Bahan pemerintah untuk diuji dan hasil pengujian tersebut
disampaikan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas / Direksi / Konsultan Perencana.
Segala biaya pemeriksaan ditanggung oleh Kontraktor / Pemborong.

15.5. Sebelum ada kepastian dari laboratorium di atas tentang baik atau tidaknya kualitas dari bahan-
bahan tersebut, Pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan pekerjaan- pekerjaan yang
menggunakan bahan-bahan tersebut di atas.

15.6. Bila diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong harus memberikan penjelasan
lengkap tertulis mengenai tempat asal diperolehnya material dan tempat pekerjaan yang akan
dilaksanakan.

Pasal 16 :
SUPPLIER DAN SUB KONTRAKTOR

16.1. Jika Kontraktor / Pemborong menunjuk Supplier dan atau Kontraktor bawahan (Sub Kontraktor)
didalam hal pengadaan material dan pemasangannya, maka Kontraktor/ Pemborong “wajib”
memberi-tahukan terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas / Direksi untuk mendapatkan
persetujuan.

16.2. Kontraktor / Pemborong wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan dengan Sub


Kontraktor dan Supplier bahan atas petunjuk Konsultan Pengawas.

RKS-Teknis Bab I- 15
Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

16.3. Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas di lapangan untuk pekerjaan
khusus dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan khusus sesuai
instruksi pabrik.

Pasal 17 :
PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA

17.1. Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan lapisan tanah permukaan,
dan pembuangan serta pembersihan tumbuh-tumbuhan dan puing-puing didalam daerah kerja,
kecuali benda-benda yang telah ditentukan harus tetap di tempatnya atau yang harus dipindahkan
sesuai dengan ketentuan Pasal-pasal yang lain dari spesifikasi ini.
Pekerjaan ini mencakup pula perlindungan/penjagaan tumbuhan dan benda-benda yang
ditentukan harus tetap berada di tempatnya dari kerusakan atau cacat.

17.2. Konsultan Pengawas akan menetapkan batas-batas pekerjaan, dan menentukan semua
pohon, semak, tumbuhan dan benda-benda lain yang harus tetap berada di tempatnya. Kontraktor
/ Pemborong harus menjaga semua jenis benda yang telah ditentukan harus tetap di tempatnya.

17.3. Segala obyek yang ada di muka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu lapuk, tunggul,
akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan-rintangan lainnya yang muncul, yang
tidak diperuntukan berada disana; harus dibersihkan dan atau dibongkar serta dibuang bila
perlu.
Pada daerah galian, segala tunggul dan akar harus dibuang dari daerah galian
sampai kedalaman sekurang-kurangnya 50 cm. di bawah elevasi lubang galian sesuai Gambar
Kerja.
Lubang-lubang akibat pembongkaran harus di-urug dengan material yang memadai dan
dipadatkan sampai 90% dari kepadatan kering maksimum sesuai AASHTO T 99.

Pasal 18 :
DRAINASE / SALURAN

18.1. Pembuatan drainase / saluran tapak sementara.


Dengan mempertimbangkan keadaan topografi / kontur tanah yang ada di tapak, Kontraktor /
Pemborong wajib membuat saluran air sementara yang berfungsi untuk pembuangan air yang
ada untuk menjaga agar lahan konstruksi tetap kering.
Arah aliran ditujukan ke daerah permukaan yang terendah yang ada di tapak atau ke saluran
yang sudah ada di lingkungan daerah pembangunan. Ketentuan tersebut harus dilaksanakan
tanpa ada pembayaran tambahan.

18.2. Pemeliharaan drainase yang sudah ada.


Kontraktor / Pemborong harus memelihara drainase yang memasuki, melintasi atau
mempengaruhi tempat kerja. Kewajiban ini mencakup, bila diminta oleh Konsultan Pengawas
pembersihan saluran-saluran, parit dan pipa-pipa menuju hulu dan hilir sampai sejauh 100
meter di luar batas daerah konstruksi dan daerah milik jalan (right of way).

Ketentuan tersebut harus dilaksanakan tanpa ada pembayaran tambahan.

18.3. Lokasi dan perlindungan utilitas.


18.3.1. Sebelum memulai pekerjaan konstruksi, Kontraktor / Pemborong harus melakukan
survey untuk mengetahui detail lokasi segala utilitas yang akan terkena pengaruh

RKS-Teknis Bab I- 16
Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

pekerjaan. Hasil survey harus dicatat dalam format rencana sesuai dengan
petunjuk Konsultan Pengawas. Dan patok permukaan /surface pegs pada tempat
kerja yang menunjukkan lokasi seluruh utilitas yang berada di bawah tanah, harus
sudah ditancapkan.
Patok-patok itu harus tetap terpancang selama berlakunya kontrak

18.3.2. Bila Kontraktor / Pemborong akan melaksanakan pekerjaan sementara atau permanen
pada daerah sekitar utilitas itu, Kontraktor / Pemborong harus mempergunakan metoda
konstruksi yang memadai, menyediakan peralatan perlindungan yang semestinya, dalam
rangka mencegah kerusakan pada utilitas itu; tanpa ada pembayaran tembahan.
Segala kerusakan pada utilitas yang disebabkan oleh pekerjaan Kontraktor / Pemborong
baik langsung maupun tidak langsung, dianggap sebagai tanggung jawab dari
Kontraktor / Pemborong.

Pasal 19 :
PENGUKURAN KONDISI TAPAK & PENENTUAN PEIL + 0.00

19.1. PEKERJAAN PENGUKURAN KONDISI TAPAK.


19.1.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan melakukan
pengukuran kondisi “existing” tapak terhadap posisi rencana bangunan. Hasil
pengukuran harus diserahkan kepada Direksi / Konsultan Pengawas dan Konsultan
Perencana.
19.1.2. Ketidak-cocokan yang terjadi antara Gambar Kerja dan keadaan yang sebenarnya di
lapangan, harus segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas dan Konsultan
Perencana.

19.1.3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudutnya dilakukan dengan alat-alat waterpass &
theodolit.
19.1.4. Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga phytagoras
hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas dan Konsultan Perencana.

19.1.5. Sebagai keharusan dari Kontrak ini dan tanpa biaya tambahan, Kontraktor / Pemborong
harus menyediakan khusus untuk digunakan oleh Konsultan Pengawas segala peralatan,
instrumen, personil dan tenaga survey, dan lain- lain material yang mungkin
dibutuhkan dalam memeriksa pemasangan / pematokan (setting out) atau untuk
pekerjaan-pekerjaan lain yang terkait.
Personil dan peralatan survey harus meliputi dan tidak hanya terbatas pada :
a. Personil :
• 1 orang surveyor ahli
• 1 orang pekerja surveyor
b. Peralatan pengukuran (survey) :
• 1 Wild ROS Theodolite (360 derajat)
• 1 Wild T0 Theodolite (360 derajat)
• 1 Wild NAK levels
• 1 pita meteran baja dengan panjang 50 m
• 1 steel measuring rod (4 m)

RKS-Teknis Bab I- 17
Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

• 5 target poles dengan tripod


• Patok-patok survey dan macam-macam alat yang diperlukan dalam
survey.
Semua peralatan pengukuran harus disediakan lengkap termasuk tripod dan lain-lain.
Atas tanggungan biaya sendiri, Kontraktor / Pemborong harus mengadakan survey dan
pengukuran tambahan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor /
Pemborong harus bertanggung jawab atas ketepatan pengukuran dan survey yang
dikerjakan oleh karyawannya.
Setiap tanda yang dibuat oleh Konsultan Pengawas ataupun oleh Kontraktor
harus dijaga baik-baik. Bila terganggu atau rusak, harus segera diperbaiki oleh
Kontraktor atas tanggungan biaya sendiri.
Setiap jenis pekerjaan dari bagian apapun, tidak boleh dikerjakan sebelum
persiapannya (setting out) disetujui oleh Konsultan Pengawas.

19.1.6. Kontraktor / Pemborong harus mengajukan 3 (tiga) salinan / copy penampang


melintang (cross section) kepada Konsultan Pengawas yang akan mengesahkan salah
satu salinan atau merevisinya, kemudian mengembalikannya kepada Kontraktor /
Pemborong.
Bila Konsultan Pengawas perlu mengadakan perubahan / revisi, Kontraktor/ Pemborong
harus mengajukan lagi salinan cross section untuk persetujuan tersebut di atas.
Cross section dari Kontraktor / Pemborong harus digambar di atas kertas kalkir
agar memungkinkan direproduksi. Bila cross section ini akhirnya disetujui, maka
Kontraktor / Pemborong harus menyerahkan gambar kalkir asli dan 3 (tiga) lembar
hasil reproduksinya kepada Pemimpin Proyek. Gambar cross section harus memakai
judul dan ukuran sesuai dengan yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

19.2. PEKERJAAN PENENTUAN PEIL + 0,00


Pekerjaan penentuan peil + 0,00 (finishng Arsitektur) adalah permukaan lantai finishing
ruangan Lantai Satu seperti tertera dalam gambar kerja yaitu sama dengan elevasi Lantai Dasar
bangunan Kios 10 x 20 yang sudah dibangun.
Selanjutnya peil + 0,00 ini ditandai dengan patok ukur yang ditentukan di lapangan dan
disetujui oleh Konsultan Pengawas.

Pasal 20 :
PEMASANGAN PATOK UKUR DAN PAPAN BANGUNAN ( BOUWPLANK )

20.1. PATOK UKUR.


20.1.1. Kontraktor / Pemborong harus membuat patok-patok untuk membentuk garis-garis
sesuai dengan gambar, dan harus memperoleh persetujuan Konsultan Pengawas sebelum
memulai pekerjaan. Bila dianggap perlu, Konsultan Pengawas dapat merevisi garis-garis
/ kemiringan dan meminta Kontraktor / Pemborong untuk membetulkan patok-patok itu.

Kontraktor / Pemborong harus mengajukan pemberitahuan mengenai rencana


pematokan atau penentuan permukaan (level) dari bagian pekerjaan tertentu,
tidak kurang dari 48 (empat puluh delapan) jam, agar susunan patok itu dapat diperiksa.
Kontraktor / Pemborong harus membuat pengukuran atas pekerjaan pematokan dan
Konsultan Pengawas akan memeriksa pengukuran itu.

RKS-Teknis Bab I- 18
Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

20.1.2. Patok ukur dibuat dari kayu secukupnya, berpenampang 5 x 7 cm. tertancap kuat ke
dalam tanah sedalam 100 cm. dengan bagian yang muncul diatas muka tanah cukup
untuk memberikan indikasi peil + 0,00 sesuai Gambar Kerja, dan diatasnya ditambahkan
pipa besi untuk mencantumkan patokan ketinggian diatas peil + 0,00.

20.1.3. Indikasi selanjutnya selain tersebut di atas agar dicantumkan pada patok ukur sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas.

20.1.4. Pada dasarnya, patok ukur ini dibutuhkan sesuai patokan ketinggian atau peil permukaan
yang ada dantercantum dalam Gambar Kerja.

20.1.5. Jumlah patok ukur yang harus dibuat oleh Kontraktor minimal 2 (dua) buah, dan
lokasi penanamannya sesuai petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas sedemikian
rupa sehingga tidak mengganggu atau terganggu selama pelaksanaan pembangunan
berlangsung.

20.1.6. Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi tanda yang jelas, dan
dijaga keutuhannya sampai pelaksanaan pembangunan selesai dan ada instruksi dari
Konsultan Pengawas untuk dibongkar.

20.2. PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK).


20.2.1. Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari kayu Borneo dengan ukuran tebal 3 cm. dan
lebar 15 cm., lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya.

20.2.2. Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 dengan jarak satu sama lain adalah 1,50
m. tertancap di tanah sehingga tidak dapat digerak-gerakkan atau diubah.

20.2.3. Papan bangunan dipasang sejarak 2,00 m. dari as pondasi terluar atau sesuai
dengan keadaan setempat.

20.2.4. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan antara satu dengan lainnya atau
rata waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh Konsultan Pengawas.

20.2.5. Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kontraktor/ Pemborong harus


melaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

20.2.6. Kontraktor / Pemborong harus menjaga dan memelihara keutuhan dan ketepatan letak
papan bangunan ini sampai tidak diperlukan lagi.

Pasal 21 :
PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN

21.1. IJIN MEMASUKI TEMPAT KERJA.


21.1.1. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor / Pemborong, tetapi
karena bahan / material ataupun komponen jadi maupun mutu pekerjaannya sendiri
ditolak oleh Konsultan Pengawas / Direksi, harus segera dihentikan dan selanjutnya
dibongkar atas biaya Kontraktor / Pemborong dalam waktu yang ditetapkan oleh
Konsultan Pengawas / Direksi.

RKS-Teknis Bab I- 19
Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

21.1.2. Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutupi atau menjadi tidak terlihat sebelum
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas, dan Kontraktor/ Pemborong harus
memberikan kesempatan sepenuhnya kepada Petugas / Ahli dari Konsultan Pengawas
untuk memeriksa dan mengukur pekerjaan yang akan ditutup dan tidak terlihat.

21.1.3. Kontraktor / Pemborong harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas kapan setiap
pekerjaan sudah siap atau diperkirakan akan siap diperiksa dan Konsultan Pengawas
tidak boleh menunda waktu pemeriksaan, kecuali apabila Konsultan Pengawas
memberikan petunjuk tertulis kepada Kontraktor/ Pemborong apa yang harus dilakukan.

21.1.4. Bila permohonan pemeriksaan pekerjaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung
dari waktu diterimanya Surat Permohonan Pemeriksaan, tidak terhitung hari libur / hari
raya) tidak dipenuhi/ ditanggapi oleh Konsultan Pengawas, maka Kontraktor /
Pemborong dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa
dianggap telah disetujui oleh Konsultan Pengawas / Direksi.

21.1.5. Bila Kontraktor / Pemborong melalaikan perintah, Konsultan Pengawas / Direksi


berhak menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk
diperbaiki.

21.1.6. Biaya pembongkaran dan pemasangan/ perbaikan kembali menjadi tanggungan


Kontraktor / Pemborong, tidak dapat di-klaim sebagai biaya pekerjaan tambah maupun
alasan untuk perpanjangan waktu pelaksanaan.

21.2. KEMAJUAN PEKERJAAN


21.2.1. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan oleh
Kontraktor / Pemborong demikian pula metode / cara pelaksanaan pekerjaan harus
diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga diterima oleh Konsultan Pengawas.

21.2.2. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu menurut
penilaian Konsultan Pengawas telah terlambat, untuk menjamin penyelesaian pada
waktu yang telah ditentukan atau pada waktu yang diperpanjang, maka Konsultan
Pengawas harus memberikan petunjuk secara tertulis langkah-langkah yang perlu
diambil guna melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada
waktu yang telah ditentukan.

21.3. PERINTAH UNTUK PELAKSANAAN.


Bila Kontraktor / Pemborong atau petugas lapangannya tidak berada di tempat kerja dimana
Konsultan Pengawas bermaksud untu memberikan petunjuk atau perintah, maka petunjuk atau
perintah itu harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh semua petugas pelaksana atau petugas yang
ditunjuk oleh Kontraktor/ Pemborong untuk menangani pekerjaan itu.

21.5. TOLERANSI.
Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam Kontrak ini harus dikerjakan sesuai dengan toleransi
yang diberikan dalam spesifikasi dan toleransi lainnya yang ditetapkan pada bagian lainnya.

RKS-Teknis Bab I- 20
Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

BAB II
SYARAT - SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN ARSITEKTUR
Pasal 1
PEKERJAAN ADUKAN DAN CAMPURAN

1.1. LINGKUP PEKERJAAN.

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :


a. Pekerjaan adukan pasangan batu kali
b. Pekerjaan adukan pasangan batu bata dan batako press
c. Pekerjaan adukan lain seperti tercantum dalam gambar kerja.

1.2. PERSYARATAN BAHAN.

1.2.1. Semen.
Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Buku Rencana Kerja dan
Syarat-syarat Teknis Struktur.

1.2.2. Pasir.
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam, bersih
dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan-bahan organis.

1.2.3. Air.
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, basa, garam, bahan
organik dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.

1.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

1.3.1. Campuran adukan yang dimaksud adalah campuran dalam volume. Cara
pembuatannya menggunakan mixer selama 3 (tiga) menit.

1.3.2. Jenis adukan.


a. Adukan biasa adalah campuran 1pc: 4ps dan 1pc: 5ps.
Adukan ini untuk pasangan batu bata dan batu tempel serta untuk menutup semua
permukaan dinding pasangan bagian dalam bangunan, yang dinyatakan
tidak kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

b. Adukan kedap air adalah campuran 1pc : 3ps.


Aduk plesteran ini untuk :
• Menutup semua permukaan dinding pasangan pada bagian luar / tepi luar
bangunan.
• Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan yang disyaratkan
harus kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja hingga ketinggian
150 cm. dari permukaan lantai.
• Semua pasangan bata di bawah permukaan tanah hingga ketinggian
sampai 20 cm. dari permukaan lantai, kecuali ditentukan lain dalam Gambar
Kerja.

RKS-Teknis Bab IV- 21


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

1.3.3. Semua jenis adukan tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga
selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering pada waktu
pelaksanaan pemasangan.

1.3.4. Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu


pencampuran adukan dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit, terutama untuk
adukan kedap air.

Pasal 2
PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI

2.1. LINGKUP PEKERJAAN.

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :


a. Pekerjaan pondasi pasangan batu kali.
b. Pekerjaan pasangan batu kali lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

2.2. PERSYARATAN BAHAN.

2.2.1. Batu kali.


Batu kali yang digunakan harus batu pecah dari jenis yang keras, bersudut
runcing dan tidak porous.

2.2.2. Semen.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.1.

2.2.3. Pasir.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.2.

2.2.4. Air.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.3.

2.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

2.3.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, harus dibuat profil / bentuk pondasi dari
bambuatau kayu pada setiap ujung yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan
Gambar Kerja dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.

2.3.2. Galian pondasi harus telah disetujui secara tertulis oleh Konsultan Pengawas,
kemudian dasar galian harus diurug dengan pasir urug tebal 10 cm. disiram sampai
jenuh, diratakan dan dipadatkan sampai benar-benar padat.
Di atas lapisan pasir tersebut diberi pasangan batu kali kosong yang dipasang sesuai
dengan Gambar Kerja.

2.3.3. Pasangan batu kali untuk pondasi menggunakan adukan dengan campuran
1pc : 4ps, terkecuali disyaratkan kedap air seperti tercantu dalam Gambar
Kerja. Untuk kepala pondasi digunakan adukan kedap air 1pc : 3ps.

2.3.4. Adukan harus membungkus batu kali sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian
dari pondasi yang berongga atau tidak padat khususnya pada bagian tengah.

RKS-Teknis Bab IV- 22


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

2.3.5. Setiap jarak 50 cm. As-as harus ditanam stek ∅ 10 mm. untuk sloof dan
dinding pasangan yang tercantum dalam Gambar Kerja.
Pada perletakan kolom beton atau kolom praktis beton harus ditanamkan stek- stek
tulangan kolom dengan diameter dan jumlah besi yang sama dengan tulangan pokok
pada kolom beton atau kolom praktis tersebut.
Stek-stek harus tertanam dengan baik dalam pondasi sedalam minimum 40-d
atau sesuai dengan ukuran dalam Gambar Kerja.
Jarak antara stek-stek ini adalah tiap 100 cm. dan atau seperti yang tercantum dalam
Gambar Kerja.

Pasal 3
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA

3.1. LINGKUP PEKERJAAN.

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :


a. Pembuatan dinding batako press.
b. Pekerjaan pasangan batu bata lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

3.2. PERSYARATAN BAHAN.

3.2.1. Batako press.


Batako press yang dipakai adalah dari mutu yang terbaik, setaraf bata F, ukuran
8 x 20 x 30 cm. dengan pengepresan sempurna dan merata.
Batako press yang dipakai harus bebas dari cacat, retak, cat atau adukan, mempunyai
sudut siku dan ukuran yang seragam dan langsung didatangkan dari pabrik atau
penjual.
Sebelum pengadaan bahan ini, Kontraktor diwajibkan mengajukan contoh disertai
data teknis dari batu bata yang akan dipakai kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.

3.2.2. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.

3.2.3. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2.

3.2.4. Air.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.

3.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

3.3.1. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan detail bentuk
profil, sambungan dan hubungan dengan material lain dan melaksanakannya sesuai
dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja.

3.3.2. Sebelum pemasangan, batu bata harus direndam dalam air bersihdulu sehingga jenuh.
Pada saat diletakkan, tidak boleh ada genangan air di atas permukaan batu bata
tersebut.

RKS-Teknis Bab IV- 23


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

3.3.3. Aduk perekat / spesi.


a. Aduk perekat / spesi untuk pasangan batako press kedap air adalah campuran
1pc : 3ps untuk :
• Dinding pasangan batako daerah basah.
• Dinding pasangan batako yang langsung berhubungan dengan luar.
• Saluran.

b. Untuk semua pasangan batako press terhitung dari P +0,20 ke atas, dipakai aduk
perekat / spesi campuran 1pc : 5ps terkecuali yang disyaratkan
kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

c. Persyaratan pembuatan adukan harus sesuai dengan Pasal 1 dalam Bab ini.

3.3.4. Pemasangan harus sedemikian rupa sehingga ketebalan aduk perekat / spesi harus
sama setebal 1 cm.
Semua pertemuan horizontal dan vertikal harus terisi dengan baik dan penuh.

3.3.5. Pemasangan dinding pasangan batako dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri
maksimum 5 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom dan balok praktis.
Persyaratan pelaksanaan kolom dan balok praktis, mengacu pada persyaratan
pelaksanaan pekerjaan beton di Bab lain dalam buku ini.

3.3.6. Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapi, sama tebal, lurus, tegak dan pola
ikatan harus terjaga baik di seluruh pekerjaan.
Pertemuan sudut antara dua dinding harus rapi dan siku seperti tercantum dalam
Gambar Kerja.

3.3.7. Pekerjaan pemasangan batako press harus benar-benar vertikal dan horizontal.
Pengukuran dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur dengan tepat.
Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pencembungan
bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 200 cm. vertikal dan horizontal.
Jika melebihi, Kontraktor harus membongkar / memperbaiki dan biaya untuk perkaan
ini ditanggung oleh Kontraktor, tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.

3.3.8. Semua pasangan bata yang tertanam dalam tanah harus dilapis aduk kasar sampai
setinggi permukaan tanah.

3.3.9. Setelah batako terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok dengan kedalaman 1
cm. dengan rapi dan dibersihkan dengan sapu lidi, kemudian disiram air dan siap
menerima plesteran.

3.3.10. Sebelum diplester, permukaan pasangan bata harus dibasahi dengan air terlebih
dahulu dan siar-siar telah dikerok dan dibersihkan.

3.3.11. Pembuatan lubang pada dinding pasangan bata untuk perancah sama sekali tidak
diperkenankan.

3.3.12. Tidak diperkenankan memasang batako merah yang patah dua melebihi dari
5%. Batu bata yang patah lebih dari 2 (dua) bagian tidak boleh digunakan.

3.3.13. Ketebalan jadi (setelah di-finish dengan plester aci) harus :


• Dinding bata ½ batu, harus setebal 15 cm.

RKS-Teknis Bab IV- 24


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

• Dinding bata 1 batu, harus setebal 25 cm.

3.3.14. Pemeliharaan :
Selama pasangan dinding bata belum di-finish, Kontraktor wajib untuk memelihara
dan menjaga atas kerusakan atau pengotoran oleh bahan lain. Apabila pada saat
di-finish terdapat kerusakan, berlubang dan lain sebagainya, Kontraktor harus
memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas.
Biaya ini ditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan
tambah.

Pasal 4
PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL

4.1. LINGKUP PEKERJAAN.

4.1.1. Pekerjaan Beton Bertulang.

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :

• Pembuatan kolom praktis 13 x 13 cm.

• Pembuatan balok praktis / balok lintel, ring balok ukuran 13 x 13 cm.dan


13 x 20 cm.

• Pekerjaan kolom praktis, balok praktis / lintel dan ring balok lainnya seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.

4.1.2. Pekerjaan Beton Tumbuk.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pembuatan lantai kerja beton tumbuk pada lantai dasar sesuai Gambar Kerja.

4.2. PERSYARATAN BAHAN.

4.2.1. Besi Beton.


a. Besi beton yang dipakai adalah dari mutu U-24 untuk diameter lebih kecil dari ∅
16 mm.

b. Besi harus bersih dari lapisan minyak, lemak dan bebas dari cacat seperti serpih-
serpih.

c. Penampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2.

d. Diameter besi beton yang dipasang harus sesuai dengan Gambar Kerja.

e. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan
kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Konsultan Pengawas.

f. Kawat pengikat besi beton adalah dari baja lunak dan tidak disepuh / dilapis
seng. Diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat
besi beton harus memenuhi syarat-syarat dalam NI-2 (PBI-1971)

RKS-Teknis Bab IV- 25


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

4.2.2. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.

4.2.3. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2. Pasir yang dipakai harus Pasir Beton.

4.2.4. Koral beton / Spleet.


a. Koral beton / spleet harus bersih, bersudut tajam, tidak berpori serta mempunyai
gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat NI-2.
b. Penyimpanan / penimbunan koral beton dengan pasir harus dipisahkan satu
sama lain, hingga kedua bahan tersebut dijamin mendapatkan perbandingan
adukan beton yang disyaratkan.

4.2.5. A i r.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.

4.2.6. Acuan / bekisting dan perancah.


a. Papan acuan / bekisting dibuat dari multiplex tebal 9 mm.
b. Balok-balok pengaku dan pengikat papan acuan dari kaso 5/7.
c. Perancah disyaratkan memakai perancah besi, tidak diperkenankan empergunakan
balok kaso 5/7 atau bambu.

4.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

4.3.1. Beton Bertulang.

a. Campuran dan mutu beton


• Campuran adalah 1pc : 2ps : 3Kr.
• Mutu beton yang disyaratkan dalam pekerjaan beton bertulang non
struktural ini adalah K-175.

b. Pembesian.
• Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan,
sambungan, kait-kait dan sengkang (ring) persyaratannya harus sesuai NI-2
(PBI-1971).
• Pemasangan danpenggunaan tulangan beton harus sesuai dengan Gambar Kerja.
• Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi
tulangan tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran, dan harus bebas
dari papan acuan / bekisting atau lantai kerja dengan memasang selimut beton
dan bantalan beton (beton decking) sesuai dengan NI-2 (PBI-1971).

c. Acuan / bekisting.
 Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan dalam Gambar Kerja.
 Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan, sehingga
cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya selama
pengecoran berlangsung.
 Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas dari kotoran
tahi gergaji, potongan kayu, tanah, lumpur dan sebagainya.

d. Cara pengadukan.
• Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.

RKS-Teknis Bab IV- 26


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

• Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu
oleh Konsultan Pengawas.

• Beton harus dilindungi dari sinar matahari langsung, hingga tidak terjadi
penguapan terlalu cepat.

• Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus


diperhatikan.

e. Pengecoran Beton.
• Sebelum pelaksanaan pengecoran, Kontraktor diwajibkan me- laksanakan
pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan
sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan
penulangan dan penempatan penahan jarak.

• Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Konsultan


Pengawas.

• Pengecoran harus dilakukan dengan menggunakan alat penggetar beton


untuk menjamin beton cukup padat, dan harus dihindarkan terjadinya cacat
pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral / spleet yang dapat
memperlemah konstruksi.

• Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari


berikutnya, maka tempat perhentian tersebut harus disetujui Konsultan
Pengawas.

• Penyambungan beton lama dengan beton baru harus memakai Bonding Agent
NITOBOND PVA merk FOSROC.

• Permukaan beton lama yang akan diteruskan pengecorannya harus dikasarkan,


dilapis dengan Bonding Agent NITOBOND PVA yang pelaksanaannya sesuai
persyaratan pabrik pembuat, Selanjutnya langsung dilakukan pengecoran beton
baru.

f. Pekerjaan pembongkaran acuan / bekisting.


Pekerjaan pembongkaran acuan / bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin
tertulis dari Konsultan Pengawas.
Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada
permukaan beton tanpa persetujuan Konsultan Pengawas.
g. Pekerjaan pembuatan kolom praktis.
Pemasangan kolom praktis untuk :
• Setiap pertemuan dinding pasangan batu bata.
• Dinding pasangan batu bata ½ batu pada bagian dalam bangunan setiap
2
seluas 9 m .
• Dinding pasangan batu bata ½ batu pada bagian luar/ tepi luar bangunan
2
setiap seluas 9 m .
• Ukuran kolom praktis adalah 13 x 13 cm.
• Dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

RKS-Teknis Bab IV- 27


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

h. Pekerjaan pembuatan balok praktis / lintel dan ring balok.


Pemasangan balok praktis / lintel dan ring balok :
 Di tepi atas / akhir dari dinding pasangan batu bata yang bebas sebagai ring
2
balok setiap luas 9 m pasangan dinding bata yang tinggi.
 Ukuran balok pratis adalah 13 x 13 cm, 13 x 20 cm, atau sesuai
Gambar Kerja.
 Dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
i. Penulangan beton kolom dan balok praktis sesuai Gambar Kerja dan atau
seperti terurai dalam pekerjaan beton di Bab lain dalam Buku ini.
j. Pemasangan kolom praktis dan balok praktis /lintel seperti tercantum
dalam Butir 5.3.1.g. dan 5.3.1.h. di atas, terlepas apakah pekerjaan
tersebut tergambar atau tidak dalam Gambar Kerja.
k. Pada setiap pertemuan dinding pasangan batu bata dengan kolom praktis,
ring balok beton maupun beton lainnya seperti tercantum dalam Gambar
Kerja harus diperkuat angker ∅ 8 mm. setiap jarak 50 cm. yang terlebih
dahulu telah ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan kolom dan
balok praktis ini. Bagian yang tertanam dalam pasangan bata minimal
sedalam 30 cm. kecuali ditentukan lain.

4.3.2. Pekerjaan Beton Tumbuk.


Campuran beton tumbuk adalah 1pc : 3ps : 5kr dengan tulangan praktis 1 lapis –
2 arah diameter 6 mm.- 15 cm. atau wiremesh BRC M-6, terkecuali pada daerah
basah (KM / WC dan Pantry) tidak dipasang tulangan.
Lapisan beton tumbuk harus padat, tidak berongga, tidak retak dan rata permukaan /
waterpass dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Tebal lapisan beton tumbuk adalah 6 cm, dan atau sesuai Gambar Kerja.

Pasal 5
PEKERJAAN PLESTERAN

5.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
• Plesteran aci halus untuk dinding pasangan batako press dan permukaan beton.
• Plesteran kedap air.
• Plesteran biasa.
• Pekerjaan plesteran lainnya seperti terurai dalam Gambar Kerja.

5.2. PERSYARATAN BAHAN.

5.2.1. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.

5.2.2. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2.

5.2.3. A i r.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.

RKS-Teknis Bab IV- 28


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

5.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

5.3.1. Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume.


Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan dinding pasangan bata
atau bidang beton telah disetujui secara tertulis oleh Konsultan Pengawas.

5.3.2. Jenis plesteran.


a. Plesteran kasar adalah plesteran dengan permukaan tidak dhaluskan.
Campuan plesteran kasar adalah campuran aduk kedap air,yaitu 1pc : 3ps. Dipakai
untuk :
• Menutup permukaan dinding pasangan yang tertanam di dalam tanah hingga ke
permukaan tanah dan atau lantai.
• Menutup permukaan dinding pagar yang menghadap tetangga.

b. Plesteran biasa adalah campuran 1pc : 5ps.


Aduk plesteran ini untuk pasangan batu bata dan batu tempel serta untuk menutup
semua permukaan dinding pasangan bagian dalam bangunan, yang dinyatakan
tidak kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

c. Plesteran kedap air adalah campuran 1pc : 3ps.


Aduk plesteran ini untuk :

• Menutup semua permukaan dinding pasangan pada bagian luar / tepi luar
bangunan.

• Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan yang


disyaratkan harus kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja hingga
ketinggian 150 cm. dari permukaan lantai.

• Semua pasangan bata di bawah permukaan tanah hingga ketinggian sampai


20 cm. dari permukaan lantai, kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja.

d. Plesteran halus/ aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat
sedemikian rupa sehingga diperoleh campuran yang homogen.
Plesteran halus ini merupakan pekerjaan penyelesaian akhir dari dinding
pasangan. Pekerjaan plesteran halus ini dilaksanakan sesudah aduk plesteran
sebagai lapisan dasar telah berumur 8 (delapan) hari, atau sudah kering benar.

5.3.3. Pelaksanaan.

a. Adukan semua jenis plesteran tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering pada waktu
pelaksanaan pemasangan.

b. Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu pencampuran


aduk plesteran dengan waktu pemasangan tidak melebihi 30 menit, terutama
untuk plesteran kedap air.

c. Kontraktor harus menyediakan Pekerja / Tukang yang ahli untuk


pelaksanaan pekerjaan plesteran ini, khususnya untuk plesteran aci halus.

RKS-Teknis Bab IV- 29


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

d. Terkecuali untuk plesteran kasar, permukaan semua aduk plesteran harus


diratakan. Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus / aci harus rata,
tidak bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga dan berlubang, tidak
mengandung kerikil ataupun benda-benda lain yang membuat cacat.

e. Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum diplester harus dibasahi terlebih


dahulu dan siar-siarnya dikerok sedalam kurang lebih 1 cm.

Sedang untuk permukaan beton yang akan diplester, permukaannya harus


dibersihkan dari sisa-sisa bekisting, kemudian dikasarkan (“scratched”). Semua
lubang - lubang bekas pengikat bekisting atau form tie harus tertutup aduk
plesteran.

f. Untuk semua bidang dinding yang akan dilapis dengan cat / wallpaper dipakai
plesteran aci halus di atas permukaan plesterannya.
Untuk bidang dinding pasangan yang menggunakan bahan / material akhir
lain, permukaan plesterannya harus diberi alur-alur garis horizontal untuk
memberikan ikatan yang lebih baik terhadap bahan / material yang akan
digunakan tersebut.

g. Untuk setiap pertemuan bahan / material yang berbeda jenisnya pada satu bidang
datar, harus diberi naat / celah dengan ukuran lebar 7 mm. dan dalam 5 mm.

h. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau


pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m.

i. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding / kolom


seperti yang dinyatakan dan dicantumkan dalam Gambar Kerja. Tebal plesteran
adalah minimal 1,5 cm. dan maksimal 2,5 cm.
Jika ketebalan melebihi 2,5 cm, maka diharuskan menggunakan kawat
ayam yang diikatkan / dipakukan ke permukaan dinding pasangan yang
bersangkutan, untuk memperkuat daya lekat plesteran.

j. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan


instalasi pipa listrik, pipa plumbing, untuk seluruh bangunan.

5.3.4. Pemeliharaan.

a. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan


wajar. Hal ini dilakukan dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali
terlihat kering dan melindunginya dari sinar matahari langsung dengan bahan
penutup yang dapat mencegah penguapan secara cepat. Pembasahan tersebut
adalah selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai, Kontraktor harus
selalu menyiram dengan air sekurang- kurangnya 2 (dua) kali sehari sampai
jenuh.

b. Selama permukaan plesteran belum dilapis dengan bahan / material akhir,


Kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan- kerusakan dan
pengotoran dengan biaya ditanggung oleh Kontraktor, dan tidak dapat di-klaim
sebagai pekerjaan tambah.

RKS-Teknis Bab IV- 30


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

c. Tidak dibenarkan pekerjaan penyelesaian dengan bahan /material akhir di atas


permukaan plesteran dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua)
minggu, cukup kering, bersih dari retak, noda dan cacat lain seperti yang
disyaratkan tersebut di atas.

d. Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi semua yang disyaratkan oleh Konsultan
Pengawas, maka Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki sampai disetujui
oleh Konsultan Pengawas.

Biaya untuk perbaikan tersebut ditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat
dijadikan sebagai pekerjaan tambah.

Pasal 6
PEKERJAAN KAYU

6.1. LINGKUP PEKERJAAN.

6.1.1. Pekerjaan kayu kasar.


Pekerjaan kayu kasar lain seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

6.1.2. Pekerjaan kayu halus.


• Rangka Multi 9 mm lapis plat untuk penutup atas GRC ditunjukkan pada
Gambar Kerja.

6.2. PERSYARATAN BAHAN.

6.2.1. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan seperti diuraikan pada
butir berikut ini.
Semua kayu yang dipakai harus tua, benar-benar kering, lurus. Tanpa cacat mata
kayu, putih kayu dan retak
Ukuran kayu adalah ukuran jadi seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

6.2.2. Pekerjaan kayu kasar.


Kayu Borneo Super atau sekualitas.
Referensi bahan sesuai dengan SII No. 0458/81, mutu kelas A, kelas
Keawetan II dan kekuatan II.

6.2.3. Pekerjaan kayu halus.

a. Balok untuk kusen, kayu Kamper Samarinda. Referensi bahan sesuai dengan
SII No. 0458/81, mutu kelas A, kelas keawetan II dan kekuatan II.

b. Papan untuk plint kayu Kamper Banjar. Referensi bahan sesuai dengan SII No.
0458/81, mutu kelas A, kelas keawetan II dan kekuatan II.

c. Multiplex:
Panel : Plywood, Megateak.
Tebal : (sesuai yang ditunjukkan pada Gambar Kerja).
Produk : Ex lokal mutu terbaik.

RKS-Teknis Bab IV- 31


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

6.2.4. kelembaban.
• Untuk ketebalan kayu lebih dari 3 cm. disyaratkan kelembaban kayu tidak lebih
dari 14 % terpasang.

• Untuk ketebalan kayu lebih dari 7 cm. diijinkan kelembaban kayu 25 %


maksimum.

• Untuk ketebalan kayu lebih kecil dari 7 - 3 cm. diijinkan kelembaban kayu
18% maksimum.

Kelembaban kayu atau kadar air kayu (moisture content) tersebut di atas diperiksa
dengan alat pemeriksa kelembaban kayu.

6.2.5. Pengawetan kayu.


Semua kayu (terkecuali kayu lembaran) yang dipergunakan harus sudah melalui
proses pengeringan (dry kiln) dan harus sudah diberi bahan anti rayap sebelum
pelaksanaan finishing.
Persyaratan pelaksanaan pekerjaan anti rayap sesuai dengan yang tercantum pada
pekerjaan perlindungan.
Penimbunan kayu di tempat pekerjaan sebelum pelaksanaan pekerjaan ini harus
diletakkan di satu tempat, di dalam ruangan yang kering dengan sirkulasi udara
yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan harus dilindungi dari kerusakan.
Timbunan kayu tersebut harus diberi alas sehingga tidak langsung terhampar di
lantai.

6.2.6. Bahan dan alat bantu.


• Bahan dempul yang dipakai adalah tipe B dengan referensi SII 0282/80.
• Bahan perekat adalah lem putih untuk kayu, produk HENKEL atau yang setaraf.
• Semua pengikat berupa paku, sekrup, baut, dynabolt, kawat dan lain-lain harus
digalvanisasi.

6.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

6.3.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan kayu ini, Kontraktor diwajibkan untuk :

• Mempelajari bentuk, pola penempatan, cara pemasangan dan detail sesuai


Gambar Kerja.
• Pengukuran keadaan lapangan untuk mendapatkan ketepatan pemasangan di
lapangan.
• Khususnya untuk pekerjaan kayu halus, Kontraktor harus membuat shop
drawing untuk detail pemasangan dan sistim perkuatan.

Agar diusahakan pelaksanaan pemasangan instalasi sebelum pelaksanaan pekerjaan


kayu sehingga tidak terjadi pembongkaran.

Pelaksanaan sambungan seperti pemasangan klos, baut, plat penggantung, angker,


dynabolt, sekrup, paku dan lem perekat harus rapi sempurna serta tidak
diperkenankan mengotori bidang-bidang tampak.

Khusus untuk bahan sambungan/ pengikat dari baja seperti angker, sengkang,
plat dan sebagainya sebelum terpasang harus sudah diberi lapisan anti karat yang
memenuhi persyaratan dalam Pasal Pengecatan di Buku ini.

RKS-Teknis Bab IV- 32


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

Khusus pada permukaan bidang tampak / exposed, tidak diperkenankan pemasangan


paku tetapi harus disekrup atau cara lain yang disetujui Konsultan Pengawas.

Bilamana pada sistim perkuatan yang tertera dalam gambar dianggap kurang kuat oleh
Kontraktor, maka menjadi kewajiban dan tanggungan Kontraktor untuk
menambahkannya setelah disetujui Konsultan Pengawas.
Dalam hal ini Kontraktor tidak dapat meng-klaim sebagai pekerjaan tambah.

Semua pekerjaan pendempulan harus rapi, rata dan halus.


Setelah dempul kering kemudian digosok dengan ampelas halus.

Sebelum pemasangan untuk semua logam yang melekat pada kayu, semua logam
tersebut harus sudah diberi lapisan perlindungan atau lapisan cat seperti yang
disyaratkan.

6.3.2. Pelaksanaan Pekerjaan Kayu Kasar.


Semua konstruksi yang tidak ditampakkan (“unexposed”) harus dilapis dengan
menie kayu. Pekerjaan ini dilaksanakan setelah penyerutan dan sebelum dipasang.

6.3.3. Pelaksanaan Pekerjaan Kayu Halus.


Semua pekerjaan kayu halus khususnya permukaan kayu yang akan diperlihatkan
(exposed) dan permukaan kayu yang akan dilapis/ ditempel dengan bahan /
material finishing harus diserut halus dan rata.

Proses pengerjaan semua Kayu untuk pekerjaan kayu halus harus menggunakan
mesin tanpa kecuali dan tidak diperkenankan mengerjakan di tempat pemasangan,
persyaratan ini mencakup pula untuk penyerutan.

Setelah penyerutan mesin, baru kemudian diperkenankan dengan penyerutan tangan.

Sambungan-sambungan harus dikerjakan dengan ketelitian yang tepat dan rapi


terutama untuk bagian yang diperlihatkan (exposed). Sambungan Plint kayu pada
sudut harus berupa sambungan adu manis dan siku. Sambungan antara papan ke arah
memanjang harus berupa sambungan ekor burung.

6.3.4. Perlindungan terhadap pekerjaan kayu yang telah selesai.


Semua kayu yang telah terpasang harus dilindungi dari segala kerusakan baik berupa
benturan, pecah, retak, noda dan cacat-cacat lain. Apabila hal tersebut di atas
ditemui, maka Kontraktor harus membongkar dan mengganti tanpa mengurangi
mutu. Biaya untuk pekerjaan ini adalah tanggung jawab Kontraktor, tidak dapat di-
klaim sebagai pekerjaan tambah.

6.3.5. Pekerjaan penyelesaian (“finishing”) kayu.


Pekerjaan “finishing” kayu lihat Pasal Pekerjaan Pengecatan dalam Buku ini.

Pasal 7
PEKERJAAN KUSEN DAN PINTU BESI

7.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi : Pekerjaan pintu besi dan Rolling Door pada

RKS-Teknis Bab IV- 33


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

Gerbang seperti tercantum pada Gambar Kerja.


7.2. PERSYARATAN BAHAN.
ƒ Pintu Besi

Bahan : Daun pintu memakai Hollow square tube.


Rangka daun pintu memakai hollow scuare tube. Kusen memakai besi kanal.

Ukuran : Sesuai Gambar Kerja.

ƒ Engsel : Sistim kupu-kupu dengan batang poros engsel dapat dikunci.

ƒ Kunci : Sistem selot dengan gembok.

7.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.


Pembuatan pintu besi harus mengikuti Bab Pekerjaan Logam Arsitektur.

Pembuatan kusen dan daun pintu besi lengkap harus dilaksanakan di workshop, tiba di
lapangan siap untuk pemasangan / penyetelan.

Kusen pintu besi harus sudah terpasang pada dinding lubang pintu saat pelaksanaan
pekerjaan dinding termaksud.

Jumlah engsel adalah 3 (tiga) buah tiap daun pintu.

Pasal 8
PEKERJAAN PERLENGKAPAN PINTU DAN JENDELA
( ALAT PENGGANTUNG & PENGUNCI )

8.1. LINGKUP PEKERJAAN.

Pekerjaan ini meliputi :


• Pekerjaan perlengkapan pintu Besi dan Rolling Door seperti tercantum dalam
Gambar Kerja.

8.2. PERSYARATAN BAHAN.

Semua alat penggantung dan pengunci (“hardware”) yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam Buku Spesifikasi ini.

Apabila terjadi perubahan atau penggantian, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu
secara tertulis dari Pemberi Tugas.

Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan dari


Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas.

Dalam pengajuan tersebut harus dengan komponen (anak kunci) lengkap. Pemilihan
“hardware” pintu dan jendela disesuaikan dengan jenis bahan pintu.

8.2.1. Perlengkapan Pintu Ayun. a. Engsel.


1. Mekanisme : Ayun satu arah (“single swing”).
Spesifikasi : Tipe kupu-kupu dengan ring nylon, memenuhi standar
SII-0407-80

RKS-Teknis Bab IV- 34


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

Pemakaian : Pintu tunggal dan pintu ganda, rangka aluminium.


Ukuran : 4 x 3 inchi, tebal 3,2 mm. (standar produk).
Jumlah : 3 (tiga) set per daun pintu.
Produk : SES, CISA atau setara
Warna : Silver.

2. Mekanisme : Ayun dua arah (“double swing”).


Spesifikasi : Khusus untuk pintu kaca tanpa rangka (“frameless”) dipasang
pada sisi bawah / tertanam di lantai dan sisi atas daun pintu, sekaligus berfungsi
o o
sebagai door closer dengan pengaturan kecepatan menutup dari 115 ke 12
o o
dan 12 ke 0 .
Dilengkapi engsel penjepit bagian bawah (bottom pivot patch) dan atas (top
pivot patch).
Pemakaian : Pintu masuk utama lantai dasar.
Jumlah : 2 (dua) set lengkap per daun pintu.
Produk : SES, CISA atau setara.
Warna : Ditentukan kemudian.

b. Kotak Kunci (“Lockcase”).


1. Mekanisme : 2 kali kunci (“double lock”)
Pemakaian : Semua pintu tunggal dan pintu ganda dengan rangka
aluminium.
Spesifikasi : Lockcase yang mempunyai lidah silang (latch bolt) dan
lidah malam (rolling dead bolt).
Produk : SES, CISA atau setara
Warna : Silver.

2. Mekanisme : 1 kali kunci (“single lock”)


Pemakaian : Pintu kaca ganda tanpa rangka (frameless door glass)
Spesifikasi : Lockcase pada bagian bawah dan atas pintu
frameless.
Produk : KEND.
Warna : Silver.

c. Kunci (“Cylinder”).
1. Pemakaian : Semua pintu Rolling Door
Spesifikasi : Mempunyai lubang kunci di kedua ujungnya
(Double Cylinder).
produk : SES, CISA atau setara.
Warna : Ditentukan kemudian.

2. Pemakaian : Pintu tunggal khusus ruang panel dan utilitas.


Spesifikasi : Pada sisi luar mempunyai lubang kunci dan tombol pada
sisi dalam (Knob Cylinder).
Produk : SES, CISA atau setara. Warna : Ditentukan kemudian.

3. Pemakaian : Khusus Kios


Spesifikasi : Pada sisi luar dapat dibuka dengan menggunakan koin
dan tombol pada sisi dalam Produk :
SES, CISA atau setara. Warna : Ditentukan kemudian.

d. Pegangan (“Handle”).

RKS-Teknis Bab IV- 35


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

1. Pemakaian : Untuk semua pintu kecuali pintu frameless.


Spesifikasi : Handle untuk membuka lidah penahan (Latch Bolt)
secara mekanis. Pemasangan menyatu dengan silinder kunci. Dilengkapi dengan
penutup lubang kunci.
Produk : SES, CISA atau setara. Warna : Silver.

2. Pemakaian : Pintu kaca ganda tanpa kaca (frameless) pada pintu masuk
utama lantai dasar.
Spesifikasi : Pegangan (Handle) khusus untuk pintu kaca tanpa
rangka (frameless).
Produk : SES, CISA atau setara.

Warna : Ditentukan kemudian.

e. Penahan Pintu (“Door Stopper”).


Pemakaian : Seluruh pintu. Spesifikasi : Bahan karet. Produk :
KEND.

8.2.2. Perlengkapan Pintu Besi.


Engsel dan kunci dipasang dan dibuat sekaligus dengan kusen dan daun pintu di
Bangunan Kios.

a. Engsel.
Mekanisme : Ayun satu arah (“single swing”).
Spesifikasi : Tipe ball bearing dengan batang poros dapat dikunci,
dengan kemampuan dapat menahan beban daun pintu termaksud ( @ 200 kg ).
Pemakaian : Bangunan Kios.
Jumlah : 3 (tiga) set per daun pintu.
Warna : Sesuai dengan kusen dan daun pintu.

b. Kunci.
Mekanisme : Sistim selot.
Spesifikasi : Batang selot pada daun pintu dilengkapi pegangan
yang dapat dipasang kunci gembok.
Pada kusen dipasang ring untuk tempat mengunci pegangan batang selot dan kunci
gembok.
Pemakaian : Bangunan Kios.
Jumlah : 1 (satu) set per daun pintu.
Warna : Sesuai dengan kusen dan daun pintu.

8.2.3. Kehandalan kerja.


Seluruh perangkat perlengkapan pintu dan jendela ini harus bekerja dengan baik sebelum
dan sesudah pemasangan. Untuk itu, harus dilakukan pengujian secara kasar
dan halus.

8.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

8.3.1. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan
gambar dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di
lapangan.

RKS-Teknis Bab IV- 36


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

Didalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus yang
belum tercakup secara lengkap didalam gambar dokumen kontrak sesuai dengan
standarisasi fabrikasi, dan pemasangannya untuk setiap tipe pintu dan jendela.

Shop drawing harus disetujui dahulu oleh Konsultan Pengawas sebelum


dilaksanakan.

8.3.2. Pemasangan semua perangkat perlengkapan pintu, jendela dan bovenlicht


khususnya lockcase, handle dan backplate harus rapi dan sesuai dengan letak
posisi yang telah ditentukan dalam Gambar Kerja dan atau petunjuk Konsultan
Pengawas.

Apabila hal tersebut tidak tercapai, maka Kontraktor wajib memperbaiki tanpa
tambahan biaya.

8.3.3. Engsel, dipasang + 28 cm. (as) dari permukaan atas dan permukaan bawah pintu
pada pintu-pintu umum biasa.

Engsel pintu toilet / peturasan dan janitor adalah + 32 cm.(as) dari


permukaan bawah pintu.

Khusus pintu frameless mengikuti persyaratan pabrik.

8.3.4. Door stopper untuk pintu toilet / peturasan, dipasang pada dinding dengan minimum
ketinggian 155 cm.dan 6 cm. dari tepi daun pintu. Untuk pintu lain, dipasang
pada lantai.

Letaknya diatur agar daun pintu dan kunci tidak membentur dinding pada saat
pintu terbuka.

Pemasangan door pull 100 cm. (as) dari permukaan lantai. Pelaksanaan harus
sesuai dengan spesifikasi pabrik pembuat.

Pasal 9
PEKERJAAN LOGAM ARSITEKTUR

9.1. LINGKUP PEKERJAAN.

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :


• Pekerjaan dinding partisi GRC 6 mm.
• Pekerjaan penggantung rangka langit-langit angkur, klem dan semua
bentuk pengikat / pengaku hubungan konstruksi yang terbuat dari logam.
• Pekerjaan logam lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

9.2. PERSYARATAN BAHAN.

9.2.1. Semua bahan / material logam yang digunakan dalam pekerjaan ini harus
dalam keadaan baik, lurus, rata permukaan, bebas karat, bebas cacat akibat
benturan ataupun cacat dari pabrik dan bebas dari noda-noda lainnya yang

RKS-Teknis Bab IV- 37


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

dapat mengganggu kualitas maupun penampilan / appearance, serta keluaran


dari pabrik yang disetujui Konsultan Pengawas.
Mutu dan kualitas sesuai dengan persyaratan pemakaian bahan bangunan
yang berlaku.

9.2.2. Baja profil, jenis, ukuran, warna, sesuai dengan yang tercantum dalam
Gambar Kerja.
Sengkang pengikat talang vertikal, dipakai baja galvannized strip 2x30 mm.
Plat stainless steel, bentuk dan ukuran sesuai dgn Gambar Kerja, tebal 3 mm.
Plat baja polos, bentuk dan ukuran sesuai dengan Gambar Kerja, tebal 2 mm.

9.2.3. Kontraktor harus sudah siap dengan semua pengikat / penyambung /


pengaku seperti angker, klem, baut, ramset, dynabolt, baja strip dan
sebagainya.
Semua bentuk dan ukuran sesuai dengan Gambar Kerja dan atau sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas.
Bahan produk jadi seperti baut, ramset, dynabolt adalah produk HILTI. Bahan-
bahan pelengkap seperti baut, sekrup, dynabolt, ramset, pengait dan
logam fitting lainnya yang berhubungan dengan udara luar harus dibuat dari
besi yang digalvanisasi.

Khusus untuk bahan / material stainless steel, semua baut atau sekrup yang
dipakai dan kepalanya keluar dari permukaan bahan / material tersebut harus
ditutup dengan penutup yang di-verchroom.

9.2.4. Elektroda las yang digunakan harus memenuhi persyaratan Normalisasi


Indonesia,dan sebelum digunakan harus mendapatkan persetujuan tertulis
dari Konsultan Pengawas.
Bahan disimpan di tempat terlindung yang menjamin komposisi dan sifat
karakteristik lainnya dari elektroda las tersebut tidak berubah.
Bahan las yang digunakan dari kelas E 6012 AWS dan harus dijaga agar
selalu dalam keadaan baik dan kering.

9.3. PERSYARATAN TEKNIS.

9.3.1. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab atas semua
ukuran yang tercantum dalam Gambar Kerja.
Pada prinsipnya, ukuran pada Gambar Kerja adalah ukuran jadi / finish. Harus
diperhatikan pula sambungan / hubungan dengan material lain harus sesuai
dengan Gambar Kerja.

9.3.2. Sebelum pelaksanaan dan pemasangan, Kontraktor harus melakukan


pengukuran yang cermat di tempat kerja guna mendapatkan ukuran yang
tepat.

9.3.3. Bahan / material berbentuk unit yang akan dipasang harus diberi tanda agar tidak
terjadi kesalahan pemasangan.

9.3.4. Pekerjaan harus bertaraf kelas satu, terutama untukpermukaan logam yang
diperlihatkan (exposed) harus benar-benar rapi dan halus.

RKS-Teknis Bab IV- 38


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

9.3.5. Pemotongan logam harus dengan mesin pemotong mekanik (Mechanical


Cutting Machine) kecuali ditunjukkan lain dalam Gambar Kerja. Pemotongan
dengan pembakaran memakai mesin pembakar standar.

9.3.6. Semua bagian yang dilubangi sesuai dengan Gambar Kerja dan sudah dibersihkan
dari karat, harus diperiksa dan berada dalam keadaan tidak cacat sebelum
pemasangan.

9.3.7. Semua pengelasan menerus dengan las busur listrik.

9.3.8. Tambatan, angker, stek, dynabolt dan ramset untuk beton dan pasangan batu bata
dimana diperlukan harus digunakan walaupun tidak ditunjukkan dalam gambar,
sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.

9.4. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

Semua pekerjaan baut / bolt harus memenuhi syarat AISC Specification for
Structural Joint Bolt.
Semua pekerjaan las harus mengikuti American Welding Society for Arc Welding in
Building Construction Section.

9.4.1. Plat Baja dan Stainless Steel.


Penempatan plat harus rapi dan semua lubang baut harus terletak tepat pada
jarak masing-masing baut.
Pemasangan plat baja tidak boleh bergeser lebih dari 2 mm. dari asnya.
Angker, stek ataupun elemen vertikal lainnya harus tegak lurus terhadap
permukaan bidang tempatnya tertanam.

Semua bagian pekerjaan yang berbentuk unit harus dirakit (assembling)


sebelum pemasangan.

Kontraktor harus mengajukan contoh model (mock-up) yang akan dipasang


kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
Sebaiknya semua pekerjaan ini difabrikasi di workshop.

Kontraktor bertanggung jawab atas semua kesalahan detail, fabrikasi


maupun ketidak-tepatan penyetelan / pemasangan.
Kekurang-tepatan pemasangan karena kesalahan fabrikasi harus dibetulkan,
diperbaiki dan atau diganti dengan yang baru, dan semua ini atas biaya
Kontraktor serta tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.

Semua permukaan logam, terutama yang melekat dengan bahan / material


lain sebelum pemasangan harus sudah diberi lapisan pelindung atau cat
dasar.

Pekerjaan ini tidak berlaku untuk baja stainless steel dan atau seperti
ditunjukkan Konsultan Pengawas.

9.4.2. Pengelasan.

Pengelasan harus dilakukan dengan hati-hati atau cermat.

RKS-Teknis Bab IV- 39


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

Logam yang akan dilas harus bebas dari retak dan cacat lain yang dapat
mengurangi kekuatan sambungan, dan permukaannya harus halus.
Juga permukaan yang dilas harus sama, rata dan kelihatan teratur.

Pekerjaan las sedapat mungkin dilakukan di workshop dan atau dalam


ruangan yang beratap, bebas dari angin dan dalam keadaan kering.
Benda pekerjaan ditempatkan sedemikian rupa sehingga pekerjaan las dapat
dilakukan dengan baik dan teliti.

9.4.3. Las Perapat / Pengendap.

Dalam setiap posisi dimana dua bagian (dari satu benda) saling berdekatan,
harus dilaksanakan las perapat / pengendap guna mencegah masuknya
lengas. Terlepas apakah detailnya diberikan atau tidak dalam Gambar Kerja,
apakah benda / bahan tersebut terkena cuaca luar atau tidak, dan Kontraktor
tidak dapat meng-klaim pekerjaan ini sebagai pekerjaan tambah.

9.4.4. Macam dan Ukuran Las.

Macam las yan dipakai adalah las lumer (las dengan busur listrik).

Ukuran las harus sesuai dengan Gambar Kerja dan atau tebal las untuk
konstruksi minimum ½ V t 2, dimana t adalah tebal bahan terkecil.

Panjang las minimum : 8 kali tebal bahan atau 40 mm. Panjang las
maksimum : 40 kali tebal bahan.

Kekuatan dari bahan las yang dipakai minimum sama dengan kekuatan baja
yang dipakai.

9.4.5. Pengelasan permukaan yang ditampakan (exposed).


Sebelum pengelasan, permukaan dari daerah yang akan dilas harus bersih
dan bebas dari kotoran, noda, cat, minyak dan karat.
Pengelasan harus rapi tanpa menimbulkan kerusakan dan cacat pada bahan
yang dilas.
Pengakhiran dari cairan elektroda harus rata.
Setelah pengelasan, sisa-sisa / kerak las harus dibersihkan dengan baik.
Pemberhentian pengelasan harus pada tempat yang ditentukan dalam
Gambar Kerja dan atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas dan harus
dijamin tidak akan berputar atau membengkok.

9.4.6. Perbaikan Las.


Bila pekerjaan las ternyata memerlukan perbaikan, maka hal ini harus
dilakukan Kontraktor sebagaimana diperintahkan Konsultan Pengawas.
Las yang cacat harus dipotong dan dilas kembali. Biaya pekerjaan ini
ditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan
tambah.
Pekerjaan las harus dilakukan oleh orang yang ahli (mempunyai sertifikat)
dan harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan dalam spesifikasi dan
Gambar Kerja.

9.4.7. Mur dan Baut.

RKS-Teknis Bab IV- 40


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

Baut yang dipergunakan harus mempunyai ukuran yang sesuai dengan yang
tercantum dalam Gambar Kerja.
Pemasangan mur dan baut harus benar-benar kokoh serta mempunyai
kekokohan yang merata antara satu dengan lainnya.

9.4.8. Memotong dan menyelesaikan pinggiran bekas irisan.


Bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih. Sama sekali
tidak diperkenankan ada bekas jalur dan lain sebagainya.
Bila bekas pemotongan / pembakaran dengan mesin menghasilkan pinggiran
bekas irisan, maka bagian tersebut harus dibuang sekurang-kurangnya
selebar 2,5 mm. Kecuali kalau keadaannya sebelum dibuang setebal 2,5 mm
sudah tidak tampak lagi jalur-jalur tersebut di atas.

9.4.9. Meluruskan, mendatarkan dan melengkungkan.


Melengkungkan dalam keadaan dingin hanya boleh dilakukan pada bagian
non struktural.
Untuk melengkungkan harus digunakan gilingan lengkung.

Melengkungkan plat dalam keadaan dingin menurut suatu jari-jari tidak


boleh lebih kecil dari 3 (tiga) kali tebal plat. Hal ini berlaku pula untuk
batang-batang di bidang plat badannya.
Melengkungkan batang menurut jari-jari yang kecil harus dilakukan dalam
keadaan panas segera setelah bahan yang dipanaskan tersebut menjadi
merah tua.
Tidak diperkenankan melengkungkan dan memukul dengan martil bilamana
bahan tersebut tidak dalam kondisi menyala merah tua lagi.

9.4.10. Menembus, mengebor dan meluaskan lubang.


Semua lubang harus dibor.
Pada keadaan akhir, diameter lubang untuk baut dan sebuah baut yang
tepat boleh berbeda masing-masing 1 mm. dari diameter batang baut
tersebut.
Untuk lubang pada bagian konstruksi yang disambung dan yang harus
dijadikan satu dengan alat / komponen penyambung, harus dibor sekaligus
sampai diameter sepenuhnya.
Apabila ternyata tidak sesuai, maka lubang tersebut harus diubah dengan dibor
atau diluaskan, dan penyimpangannya tidak melebihi 0,5 mm.
Semua lubang harus bulat sempurna, berdiri siku pada bidang dan bagian
konstruksi yang akan disambung.
Semua lubang harus dibersihkan sebelum pemasangan. Pembersihan
tersebut tidak diperkenankan memakai besi penggaruk.
Pada beton bertulang, beton tumbuk dan adukan pasangan bata, semua
celah yang terjadi antara lubang dan bagian logam yang tertanam di
dalamnya harus diisi dengan adukan isi kering (grouting) hingga padat
tanpa ada rongga dan rata permukaan.
Setiap bagian dari pekerjaan ini yang buruk, tidak memenuhi persyaratan
seperti yang tertulis dalam Buku ini maupun tidak sesuai dengan Gambar
Kerja,
Ketidak-cocokan, kesalahan maupun kekurangan lain akibat Kontraktor
lalai, tidak teliti dalam Gambar Pelengkap dan atau perbaikan finish yang
tidak memuaskan akan ditolak dan harus diganti hingga disetujui
Konsultan Pengawas.

RKS-Teknis Bab IV- 41


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

Perbaikan, perubahan dan penggantian harus dilaksanakan atas biaya


Kontraktor dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
Perubahan bahan / detail karena alasan tertentu harus diajukan kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.
Semua pekerjaan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa ada biaya
tambahan yang mempengaurhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang
mengakibatkan pekerjaan kurang akan diperhitungkan sebagai pekerjaan
kurang.
Semua pekerjaan yang telah dikerjakan atau telah terpasang harus segera
dilindungi terhadap pengaruh cuaca dengan cara yang memenuhi syarat.

Pasal 10
PEKERJAAN PERLINDUNGAN

10.1. LINGKUP PEKERJAAN.

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :


• Pekerjaan sealant.
• Pekerjaan grouting.
• Pekerjaan floor hardener.
• Pekerjaan waterproofing.

10.1.1. Pekerjaan Sealant.


Semua celah pada sambungan unit saniter dan “accessories”nya terhadap
dinding, lantai maupun antara pipa.
Semua celah pada kaca dengan rangka dan dinding. Semua celah pada kusen
aluminium.

10.1.2. Pekerjaan grouting.


Semua pekerjaan penutup celah yang terjadi pada bahan / material metal
yang tertanam dalam beton maupun pasangan bata.

10.1.3. Pekerjaan Floor Hardener.


Pelapisan dengan bahan / material floor hardener untuk permukaan lantai
beton pada : R. Pompa, R. Gardu, R. ME, dan atau sesuai Gambar Kerja.

10.1.4. Pekerjaan Waterproofing.


Pelapisan dengan bahan / material waterproofing untuk :
• Bahan / material waterproofing lembaran untuk permukaan atas pelat atap
beton.

10.2. PERSYARATAN BAHAN.

10.2.1. Pekerjaan Sealant.


Bahan sealant harus sesuai dengan kegunaan, fungsi dan bahan / material,
tahan cuaca, kedap air, tahan terhadap garam dan alkali, bersifat elastis
untuk menghadapi perubahan temperatur, tahan benturan dan berdaya lekat
tinggi dan bahann dasar dari Poly Urethan.

Produk : FOSROC
Nama bahan : NITOSEAL 118

RKS-Teknis Bab IV- 42


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

10.2.2. Pekerjaan grouting.


Bahan grouting dari jenis non-shrink dan non-metallic dengan pemakaian
dicampur semen.

Produk : FOSROC
Nama bahan : CONBEXTRA GP

Bahan grouting untuk penutup / pengisi keretakan beton dari jenis epoxy
dengan pemakaian diinjeksikan kedalam retakan. Pekerjaan harus
dilaksanakan oleh aplicator dengan garansi.

Produk : FOSROC
Nama bahan : CONBEXTRA EP

10.2.3. Pekerjaan Floor Hardener.


Bahan floor hardener dari jenis non-metallic siap pakai, tahan gesek, tahan
aus, tahan benturan, tahan minyak dan oli, anti slip dan memiliki ketahanan
2
terhadap beban 5 – 10 kg/m .

Produk : FOSROC
Nama bahan : NITOFLOOR HARDTOP Dosis : 5
2
kg/m
Warna : Ditentukan kemudian.

10.2.4. Pekerjaan Waterproofing.


Untuk Waterproofing Atap.
Menggunakan PROOFEX TORHCHEAL 3P merk FOSROC, merupakan
waterproofing berbentuk lembaran (membran) dengan bahan dasar bitumen
dan polyester.

Pemasangan dengan teknik pemanasan (torching) dan ketebalan 3 mm.

10.2.5. Penyerahan bahan / material di tempat pekerjaan harus dalam keadaan masih
utuh, tertutup baik dan tersegel dalam kemasannya serta berlabel seperti
waktu diterima dari Distributor / Pabrik.
Jika dalam keadaan cacat atau rusak, maka bahan / material tersebut tidak
diperkenankan untuk dipakai.

10.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

10.3.1. Sebelum pelaksanaan, permukaan dari semua bahan / material yang


termasuk dalam pekerjaan harus bersih dan bebas dari debu, minyak, air dan
noda maupun kotoran lainnya. Peil atau elevasi permukaan tersebut sudah
disetujui Konsultan Pengawas.

Apabila dari bahan / material yang dipakai ada yang mengandung bahan
dasar yang beracun atau membahayakan kesehatan & keselamatan manusia,
maka Kontraktor harus menyediakan peralatan pelindung misalnya : masker,
sarung tangan dan sebagainya yang harus dipakai pada waktu pelaksanaan
pekerjaan.

RKS-Teknis Bab IV- 43


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

Selama pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus diawasi oleh Tenaga Ahli /


Supervisi dari pabrik pembuat. Biaya untuk hal ini ditanggung oleh
Kontraktor, dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.

Prosedur pelaksanaan harus sesuai dengan spesifikasi pabrik.

10.3.2. Pekerjaan Sealant.


Sepanjang permukaan yang akan diberi sealant harus benar-benar kering,
bersih dan bebas dari debu, minyak, lemak, pecahan atau bubuk adukan,
partikel bahan / material yang terlepas maupun noda dan kotoran lainnya.
Permukaan material harus sudah di-finish.

Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini di dalam ruangan tertutup


karena sealant memerlukan kelembaban atmosfir untuk mengeras.

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan cara


pemasangan dan jenis sealant yang dibedakan berdasarkan macam / jenis
material yaitu :
• Material keramik / kaca.
• Material metal.
• Material kayu.
• Material beton.
• Permukaan aduk plesteran dan lain-lain.

Kontraktor harus mengikuti semua persyaratan / spesifikasi pabrik.

10.3.3. Pekerjaan Grouting.


a. Persiapan Permukaan.
Metal yang tertanam telah diberi cat dasar atau cat anti karat. Terkecuali
untuk baja stainless steel, persyaratan ini tidak berlaku.
Permukaan lubang pada beton maupun pasangan batu bata harus bersih
dan bebas dari debu, minyak, lemak, pecahan atau bubuk adukan/semen,
partikel bahan / material yang terlepas maupun noda dan kotoran
lainnya.
Sebelum pemberian grouting, permukaan lubang harus dibasahkan
terlebih dahulu tetapi tidak diperkenankan ada butiran air di atas
permukaan tersebut pada waktu pelaksanaan grouting.

b. Pelaksanaan.
Aduk grouting diisikan dari satu arah menerus hingga seluruh celah /
lubang tertutup padat, tidak ada rongga, rata permukaan agar tidak
terbentuk rongga udara.

Apabila celah / lubang berukuran kecil, pengisian aduk grouting dapat


mempergunakan corong atau alat lain.

c. Perawatan (curing) dan perbaikan.


Permukaan aduk grouting harus dilindungi dari pengeringan dan
pengerasan yang terlalu cepat yaitu dengan ditutup oleh kain basah.

10.3.4. Pekerjaan Floor Hardener.


a. Persiapan Permukaan.

RKS-Teknis Bab IV- 44


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

Bidang permukaan lantai harus rata, tidak terdapat retak-retak, tidak ada
lubang dan celah-celah.
Jika ada retak, lubang atau celah, harus ditutup dengan adukan kedap air
(trasraam) sampai rata terhadap permukaan sekelilingnya.

b. Pelaksanaan.
Pekerjaan lapisan floor hardener dilaksanakan setelah ada persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas.
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan lapisan floor hardener dengan
mengikuti persyaratan dari pabrik pembuat.

c. Pemeliharaan.
Lapisan floor hardener yang telah selesai terpasang harus dihhindarkan
dari terjadinya kerusakan dan cacat akibat adanya pelaksanaan
pekerjaan-pekerjaan lain.
Kerusakan-kerusakan yang terjadi pada permukaan lapisan floor
hardener harus diperbaiki oleh Kontraktor hingga mencapai mutu
pekerjaan seperti yang disyaratkan dalam spesifikasi ini tanpa adanya
biaya tambahan.

10.3.5. Pekerjaan Waterproofing.


a. Persiapan Permukaan.
Bekisting pada bagian / sisi bawah pelat lantai dan pelat atap beton harus
sudah dilepas agar tidak menghambat butir-butir air dalam beton untuk
keluar.
Perawatan beton minimum telah melewati 7 hari dari yang dipersyaratkan
Pekerjaan beton struktural.
Permukaan harus betul-betul kering sebelum pelaksanaan lapisan
waterproofing.
Seluruh permukaan harus sudah bebas dari minyak, retak atau lubang,
serbuk aduk beton, debu gumpalan aduk beton, bagian-bagian yang
menonjol tajam, permukaan halus dan rata.
Retak, lubang yang tidak berguna dan sebagainya harus ditutup dengan
aduk kedap air 1 Pc : 3 Ps hingga padat dan diratakan permukaannya.

b. Pekerjaan Waterproofing cair.


Perbandingan campuran powder dan cairan disesuaikan dengan dosis
yang ditentukan oleh pabrik.

Pelaksanaan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan menggunakan kuas,


disemprot atau trowel.

c. Aplikasi / Pemasangan pada Pelat Beton.


Plat atap beton harus sudah berumur 28 hari, atau bila memakai bahan
pemadat (densifier) plat beton telah benar-benar mengeras, sesuai
dengan hasil tes laboratorium.
Kemiringan ideal menuju arah roof drain (sesuai yang dicantumkan
dalam Gambar Kerja).
Semua dudukan instalasi / pipa dan lain-lain harus sudah terpasang. Ujung
pemberhentian sepanjang bidang tegak / parapet / dinding dibuat groove
+ 2 cm.

RKS-Teknis Bab IV- 45


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

Pada bidang pertemuan antara plat lantai dan dinding atau parapet serta
semua dudukan beton atau instalasi akan diisi adukan 5 x 5 cm.

d. Lapisan Pelindung.
Apabila diperlukan lapisan pelindung, dibuat dari lapisan (“screed”)
kedap air 1 pc : 3 ps dengan tulangan kawat kasa ayam. Tebal lapisan
minimal 3 cm. dan maksimal 8 cm.

e. Pengujian.
Kontraktor harus melaksanakan pengujian kebocoran setelah selesai
pekerjaan lapisan waterproofing.
Cara pengujian dengan menuangkan air ke permukaan yang telah
tertutup lapisan waterproofing hingga ketinggian + 50 mm. dan
dibiarkan selama 3 x 24 jam.

f. Perbaikan Lapisan Waterproofing.


Apabila terjadi ketidak-sempurnaan dalam pelaksanaannya (terjadi
kebocoran), maka Kontraktor diwajibkan memperbaiki kembali
pekerjaan tersebut hingga sempurna dan disetujui Konsultan Pengawas
dan biaya perbaikan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Metoda pelaksanaan perbaikan waterproofing harus mengikuti petunjuk


/ saran dari pakarnya dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.

g. Jaminan / Garansi
Kontraktor wajib menyerahkan jaminan / garansi tertulis bahwa
pekerjaan, perbaikan dan perawatan dari bagian-bagian pekerjaan
perlindungan ini telah dilaksanakan dengan standar sesuai spesifikasi
teknis dari pabrik pembuat.
Jaminan / garansi untuk pekerjaan perlindungan tersebut tidak kurang
dari 5 tahun setelah masa pemeliharaan.

Pasal 11
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

11.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi
di dalam bangunan, pemasukan arus yang bersumber dari instalasi PLN
(Perusahaan Listrik Negara) atau genset, penyediaan bola lampu, kabel-kabel,
pipa-pipa PVC, tiang listrik dan sebagainya sehingga listrik menyala. Jumlah
titik lampu dan stop kontak yang harus dipasang disesuai dengan jumlah yang
tertera dalam gambar. Titik lampu dan stop kontak mengandung maksud tempat
mata lampu dan stop kontak yang telah dipasang kabel-kabel yang diperlukan
sehingga arus listrik sudah berfungsi pada titik tersebut.

11.2 Bahan-bahan yang digunakan


11.2.1. Kabel NYWGBY Kabel dengan 4 inti
Lapisan isolasi PVC melindungi setiap inti
Lapisan metal yang menyelubungi secara keseluruhan sebagai earting
conductor.

11.2.2. Kabel NYM

RKS-Teknis Bab IV- 46


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

Kabel dengan 3 inti untuk satu pass


Inti copper dibugkus dengan isolasi PVS Isolasi 2 lapis menyelibungi inti

11.2.3. Kabel NYA


Isolasi PVC, luas penampang minimum yang boleh digunakan 2,5 mm2
Kawat BC, kawat tembaga yang telanjang.

11.2.4. Steker stop kontak dan saklar dari kualitas baik

11.2.5. Bola lampu pijar, TL dan armaturnya adalah produksi Nasional atau yang
sekualitas, dengan syarat-syarat berikut :
Lampu TL
• Body dari plat besi, tebal minium 0.9 mm, dicat putih didepan, abu-abu
dibelakang.
• Balast merk Sinar atau sejenisnya
• Stater Merek Philips atau sejenisnya
Fitting
• Bagi TL 20 W/220 V besarnya 2,5 micro F + 10 %
• Pengabelan didalam harus disolder
• Kap merek SUN atau sekualitas
11.2.6. Panel box yang dilengkapi fuse, switch untuk pembagian group
pemasangan instalasi listrik, Produksi dalam Negeri (nasional) atau
sekualitas, dengan arde (pentanahan) dari kabel B.C. Macam-macam
switch/oulet yang digunakan untuk tegangan 220 volt adalah :

• Outlet/stop kontak biasa (General Purpose Outlet)


Pole : Phase + Neutral + Earth
Tegangan : 220 volt, 1 phase, 50 hz
Rating arus : 16 ampere
Type : Pemasangan sistem tanam

• Plug dan socket 1 phase untuk power


Pole : 1 Phase + Neutral + Earth
Tegangan : 220 volt, 1 phase, 50 hz
Rating arus : minimum 25 ampere
Proteksi : soketdengan tutup dan plug locking
Type : Pemasangan di luar diberi landasan kayu

• Sekering BOX
Main Panel terdapat pada panel pertama menerima daya dari gardu induk
PLN ataupun Genset.
Bahan : Rangka profil 30 mm
Cover : Besi plat 2 mm
Module : Minimum (30 x 40 ) tinggi maksimum 175 cm
Potongan : Puc Standing kuat tdak bergetar
Warna : Abu-abu

11.2.7. Apabila jaringan PLN berjarak 200 m dari lokasi Sekolah maka KP-USB
wajib menambah
Tiang listrik.

11.3 Penggunaan

RKS-Teknis Bab IV- 47


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

11.3.1. Kabel NFGBY dipergunakan sebagai penghubung antara main panel di


gardu induk ke distribution panel ditiap-tiap bangunan. Di luar
bangunan dipasang sebagai kabel tanah dengan memperhatika peraturan-
peratuan yang berlaku.

11.3.2. Kabel NYM dipergunakan sebagai kabel instalasi penerangan di dalam


dinding.

11.3.3. Kabel NYA dipergunakan sebagai kabel instalasi penerangan.

11.4 Pedoman Pelaksanaan


11.4.1. Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak serta
jenis armatur lampu yang dipakai harus dikerjakan sesuai dengan gambar
instalasi listrik. Sedangkan sistim pemasangan pipa-pipa listrik pada
dinding maupun beton harus ditanam (sistem inbouw) dan penarikan kabel
(jaringan kabel) diatas plafond diikat dengan isolator khusus dengan
jarak 1,00 atau 1,20 m, atau jaringan kabel diatas plafond tersebut
dimasukkan dalam pipa PVC. Khusus untuk instalasi stop kontak harus
dilengkapi kabel arde (pentanahan) sesuai dengan peraturan yang berlaku
(mencapai dan terendam air tanah).

11.4.2. Pemasangan instalasi listrik berikut penggunaan bahan/komponen-


komponennya harus disesuaikan dengan sistem tegangan lokal 220 Volt.
Daya yang digunakan sebagai berikut:
• Ruang Kantor 6 Ampere
• Ruang Perpustakaan 6 Ampere
• (tiga) RKB 8 Ampere
• KM/WC murid 2 Ampere

11.4.3. Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan Direktorat PSMP, KP-
USB boleh menunjuk pihak ketiga (instalatur) yang telah memiliki izin
usaha instalasi listrik atau izin sebagai instalatur yang masih berlaku dari
Perum Listrik Negara (PLN). KP-USB tetap bertanggung jawab penuh atas
pekerjaan ini sampai listrik tersebut menyala (siap digunakan), termasuk
biaya pengujian dengan pihak PLN.

11.4.4. Pengujian instalasi listrik harus dilakukan KP-USB pada beban penuh
selama 1 x 24 jam secara terus menerus. Semua biaya yang timbul akibat
pengujian ini menjadi tanggung jawab KP-USB.

11.4.5. KP-USB berkewajiban memasukkan arus yang bersumber dari instalasi


PLN. Pemasukan arus ini bila harus menambah tiang maka KP-USB harus
menambah tiang beton pracetak. Biaya penambahan tiang dan kabel listrik
menjadi beban KP-USB.

Pasal 12
PEKERJAAN SRUKTUR DAN DINDING

12.1 Lingkup Pekerjaan

RKS-Teknis Bab IV- 48


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

12.1.1. Rangka Badan menggunakan balok kayu dengan ukuran 8/12 cm, berfungsi
sebagai struktur utama bangunan, dipasanga sesuai dengan gambar kerja.
12.1.2. Dinding papan kayu 3/20 cm dipasang sebagai pembatas ruangan yang
ditentukan dalam gambar.

12.2 Persyaratan Bahan


12.2.1. Rangka Badan menggunakan kayu jenis Belian/Klas kuat I dengan
ukuran 8/12 cm, cukup umur, kering dan lurus.

12.2.2. Tiang-tian pilar dinding menggunakan kayu klas kuat I atau II ukuran 5/10
cm, cukup umur, kering dan lurus.

12.2.3. Untuk dinding memenggunakan papan kayu klas kuat II dengan ukuran
3/20 cm , cukup umur dan kering serta tidak baling .

12.2.4. Alat penyambung menggunakan baut dengan ukuran sesuai gambar, paku,
dan nagel (pantek) kayu keras.

12.3 Pedoman Pelaksanaan


12.3.1. Pekerjaan struktur dan dinding kayu meliputi :
• Struktur badan bangunan, yaitu tiang-tiang pilar utama bangunan,
termasuk sloof dan ringbalk .
• Pasangan pilar untuk dinding, dinding papan dan balok apit.
• Permukaan kayu yang nampak harus diketam/diserut rata dan halus.

12.3.2. Persyaratan Pekerjaan


• Tiang pilar utama digunakan kayu yang benar-benar cukup umur,
kering dan lurus, dipasang secara presisi dan rapi sesuai dengan bambar
kerja.
• Untuk kedudukan papan-papan dinding, dipasang pilar-pilar berjarak
2 m dan balok pembagi sebagai regel/frame sesuai gambar kerja.
Pilar-pilar ini bertumpu pada sloof kayu dan ringbalk dengan
menggunakan sambungan lubang dan pen.
• Papan-papan dinding dipasang bersusun rapi secara horisontal dengan
menggunakan paku. Agar papan-papan dinding tersebut tidak berubah
bentuk akibat perubahan cuaca, maka diberi balok pengapit sebagai
sabuk, ukuran 5/7 cm, dipasang tegak berjarak 2 m.
• Papan dinding dapat pula disusun berjajar secara vertikal
dengan menggunakan sambungan lidah dan alur sehingga susunan
papan-papan tersebut rata/tidak baling dan rapi. Agar kedudukan
papan-papan dinding stabil dan tidak berubah akibat perubahan
cuaca, maka diberi balok pengaoit sebagai sebuk, dipasang horisontal
sesuai gambar kerja.
• Konstruksi sambungan kayu harus rapi dan rapat/tidak longgar, ikatan
perkuatan harus menggunakan baut dan paku serta pen kayu keras yang
sebelumnya bidang sambungan ini harus dilumuri dengan lem kayu,
agar sambungannya dapat melekat dengan baik.

12.3.3. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh KP-USB secara teliti dan sesuai
gambar, dengan syarat semua pasangan struktural maupun non struktural
benar-benar siku, tegak-lurus dan presisi. Pasangan dinding harus rata
(horizontal), baik dilihat dari dalam maupun dari luar bangunan.

RKS-Teknis Bab IV- 49


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

12.3.4. Apabila digunakan dinding pasangan bata merah atau batako, maka dapat
menggunakan pedoman yang yang tertuang dalam “Penjelaksan
Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan Konstruksi Beton”

Pasal 13
PEKERJAAN LANTAI

1. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan lantai dibuat untuk semua bagian lantai ruangan, menggunakan papan-
papan kayu.

2. Bahan yang digunakan


13.2.1. Balok-balok untuk lagur/pemikul utama menggunakan kayu klas kuat I
yang tahan terhadap air dan perubahan cuaca, dengan ukuran 8/12 cm
dengan balok-balok pembagi ukuran 6/12 cm.
13.2.2. Papan-papan untuk lantai menggunakan kayu klas kuat I atau II dengan
ukuran 4/20 cm.
13.2.3. Alat penyambung menggunakan lubang dan pen , baut dan paku dengan
ukuran dan cara penyambungan sesuai gambar kerja

3. Pedoman Pelaksanaan
13.3.1. Balok-balok pemikul utama bertumpu pada sloof dengan menggunakan
sepatu agar kedudukan balok-balok tersebut stabil., dipasang pada jarak 1
m atau sesuai gambar kerja.
13.3.2. Agar kedudukan papan-papan lantai rata/tidak melendut, maka diantara
balok-balok pemikul dipasang balok pembagi berjaran 2 m, dengan cara
penyambungan sesuai gambar kerja.
13.3.3. Agar diperoleh ikatan yang kokoh dan tidak baling akibat muai-susut
kayu atau perubahan
13.3.4. bentuk akibat perubahan cuaca, maka papan-papan lantai tersebut
dirangkai dengan sambungan lubang dan pen atau lidah dan alur.
13.3.5. Agar permukaan lantai rata/datar, maka setelah papan-papan lantai
terpasang, permukaan yang tidak rata, terutama pada pertemuan antar
papan diketam.
13.3.6. Semua permukaan kayu yang nampak harus diketam rata dan halus.
13.3.7. Apabila pekerjaan laintai menggunakan beton rabat atau penutup laintai
keramik, maka dapat menggunakan pedoman yang yang tertuang dalam
“Penjelaksan Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan Konstruksi Beton”.

Pasal 14
PEKERJAAN RANGKA ATAP DAN KUSEN

14.1 Lingkup Pekerjaan


Lingkup Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan alat-alat bantu
yang diperlukan, sehingga konstruksi selesai dilaksanakan. Bagian Pekerjaannya
adalah:
14.1.1. Pekerjaan Kuda-kuda Kayu dan atau Baja Ringan, gording, kasau, reng dan
rangka atap
14.1.2. Pekerjaan rangka badan dan dinding
14.1.3. Daun pintu/jendela dan ventilasi
14.1.4. Lisplank, papan talang dan riuter

RKS-Teknis Bab IV- 50


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

14.2 Persyaratan Bahan


14.2.1. Untuk rangka kuda-kuda kayu termasuk gording mengunakan kayu kelas
kuat II, rangka badan dari kayu belian/kayu kelas kuat I, kusen pintu dan
jendela, lisplank papan talang dari kayu kelas kuat II, daun pintu WC/KM
dari kayu belian, daun pintu dan jendela ruangan dari kayu kelas kuat II.

14.2.2. Ukuran kayu yang tertera dalam gambar merupakan ukuran terpasang.
Kayu harus betul-betul kering, tidak keropos, lurus, tidak cacat/bermata.

14.2.3. Untuk rangka kuda-kuda baja ringan menggunakan bahan zynkalum atau
baja galvanis yang tahan terhadap korosi atau karat dengan ukuran sesuai
spesifikasi teknis yang dikeluarkan oleh produsen baja ringan untuk
konstruksi atap bangunan

14.3 Pedoman Pelaksanaan


14.3.1. Kuda-kuda Kayu
o Semua kayu untuk konstruksi kuda-kuda dan gording diawetkan
dengan residu. Pengecatan dengan residu harus dilakukan 2 x
sehingga menghasilkan warna yang merata pada seluruh permukaan
kayu.
o Konstruksi rangka harus dibuat sesuai gambar detail, untuk ukuran
kayu maupun cara penyambungannya.
o Sambungan kayu harus dibuat dengan rapi/presisi dan penuh
keahlian dengan memperhatikan peraturan yang disyaratkan dalam
Sk-SNI-5-10-1990-F.
o Konstruksi sambungan konstruksi kuda-kuda harus dilengkapi baut dan
besi strip/plat 4 x 0,4 cm.

14.3.2. Rangka Atap


Rangka atap dilaksanakan dengan kayu ukuran 5/7 dan ¾ cm. Dipasang
dengan ukuran yang ditetapkan dalam gambar. Hasil akhir pasangan harus
rata dan tidak bergelombang.

14.3.3. Kuda-kuda Baja Ringan


o Semua bahan untuk kuda-kuda dan rangka atap lainnya menggunakan
bahan baja ringan jenis zynkalum atau baja balvanis tahan korosi dan
karat, dengan ukuran sesuai dengan spesifikasi teknis yang dikeluarkan
oleh produsen.
o Prosedur pelaksanaan konstruksi, perakiran dan pemasangan
(erektion) mengikuti petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh produsen.
o Pengerjaannya dilakukan secara rapid an presisi oleh tenaga terlatih
dan terampil atau tukang yang telah memperoleh pelatihan hingga
terampil.
o Sambungan konstruksi dipakai alat penyambung baut dengan ukuran
sesuai spesifikasi teknis yang dikeluarkan oleh produsen.

14.3.4. Rangka Badan


o Ukuran kayu untuk rangka badan digunakan 8/12 cm Kayu Belian/Klas
I
o Konstruksi sambungan kayu harus rapi, tidak longgar, ikatan
perkuatan harus menggunakan baut, pen kayu keras yang sebelumnya

RKS-Teknis Bab IV- 51


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

bidang sambungan ini harus dilumuri dengan lem kayu, agar


sambungannya dapat melekat dengan baik.

14.3.5. Kusen dan Daun Pintu/Jendela, dan Ventilasi


o Kusen pintu/jendela menggunakan kayu klas kuat II
o Daun pintu panil dibuat dengan kayu klas kuat I atau II dan
disyaratkan agar KP-USB memesan langsung pada tempat khusus
pembuat pintu atau pada toko.
o Khusus untuk pintu KM/WC terbuat dari kayu belian atau kayu tahan
air. Apabila menurut penilaian Konsultan Lapangan pemasangan tidak
rapi, maka Konsultan Lapangan berhak menolak daun pintu tersebut.
o Jendela dibuat model panil, disesuaikan dengan gambar detail.
Kaca untuk jendela dipasang kaca polos tebal 5 mm. Pasangan kaca
harus memperhatikan muai susut baik dari kusen, maupun bahan kaca
tersebut.
o Ventilasi jalusi dibuat dari papan klas kuat I atau II dengan ukuran 1 x
7 cm dan diketam halus serta dipasang dengan rapi.

14.3.6. Lisplank dibuat dari papan lebar sesuai gambar. Pemasangannya dipakukan
langsung pada usuk atau kaso. Pemasangan harus rapi dan lurus. Apabila
dijumpai pemasangan yang tidak lurus, maka bagian tersebut harus
dibongkar dan diperbaiki kembali atas beban KP-USB.

14.3.7. Untuk semua daun pintu dan daun jendela digunakan kayu klas kuat I atau
II kualitas terbaik.

14.3.8. Untuk lisplank kayu digunakan papan klas kuat I atau II kualitas terbaik di
lokasi.

14.3.9. Untuk kayu motif digunakan kayu meranti batu kualitas baik.

Pasal 15
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT (PLAFOND)

15.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan yang dilaksanakan adalah rangka plafond dan menutup plafond pada
Ruang Kantor/Administrasi, Ruang Kelas, Ruang Perpustakaan, Ruang
Laboratorium, KM/WC, Rumah Dinas Kepala Sekolah, Asrama Guru dan emperan
keliling bangunan. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah semua pekerjaan
rangka langit-langit dan lis langit-langit ukuran 1/3 cm.

15.2 Persyaratan Bahan


15.2.1. Rangka langit-langit induk dipakai kayu klas kuat II ukuran balok
gantung 5/10 cm kualitas baik. Rangka pembagi digunakan kayu klas kuat
II kulitas baik ukuran 5/7 dan 4/6 cm.

15.2.2. Untuk langit-langit bagian dalam dan luar ruangan digunakan triplek
dengan ketebalan 0,3 cm atau asbes ukuran 1 x 1 m dengan ketebalan
minimal 4 mm.

15.2.3. Bahan langit-langit yang dipasang adalah renglat dari papan klas kuat II
kualitas baik.

RKS-Teknis Bab IV- 52


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

15.3 Pedoman Pelaksanaan


15.3.1. Balok induk langit-langit ukuran 5/10 cm dipasang dengan urutan
pertama, bertumpu pada dinding rentang kiri dan kanan, kemudian rangka
induk ukuran 5/7 cm dipasang dan diberi penggantung dari papan kualitas
terbaik atau besi beton Ø 10 mm yang dikaitkan pada gording.
Kemudian dilanjutkan pemasangan rangka pembagi dari kayu kelas II
ukuran 4/6 cm.
15.3.2. Pemasangan rangka ini harus rapi dan waterpass. KP-USB bertanggung
jawab atas kerapian pemasangan rangka ini.
15.3.3. Penutup plafond dari bahan tripleks atau asbes dipasang pada rangka ini,
dengan memakukannya menggunakan paku tripleks/asbes. Hasil akhir
harus rata. Apabila terdapat penutup plafond yang cacat, pecah harus
diganti dengan tripleks baru.
15.3.4. Untuk langit-langit renglat dipasang pada rangka kayu seperti diperlihatkan
pada gambar.

Pasal 16
PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG

16.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun pintu dan jendela,
selanjutnya pada jendela dipasang grendel dan hak angin.

16.2 Persyaratan Bahan


16.2.1. Engsel-engsel dari kuningan sekualitas baik ukuran 4 x 3 atau yang setaraf.
16.2.2. Kunci pintu dipasang kunci 2 slaag (dua kali putar) atau yang setaraf.
16.2.3. Grendel (sloot), Tarikan jendela dan hak angin berkualitas baik.
16.2.4. Expanyolet berkualitas baik.

16.3 Pedoman Pelaksanaan


16.3.1. Setiap daun pintu dipasang kunci tanam 2 ( dua ) slaag, yang berkualitas
baik.
16.3.2. Engsel pintu dipasang 4 (empat) buah setiap lembaran daun pintu.
Pemasangan dilakukan dengan mur khusus untuk pintu, tidak dibenarkan
melengketkan engsel ke pintu dan ke kozen dengan menggunakan paku.
Penguncian mur harus dilakukan dengan memutarnya dengan obeng,
sehingga seluruh batang masuk dan menempel kuat ke kayu yang
dipasang.
16.3.3. Untuk alat-alat tersebut di atas sebelum dipasang KP-USB
memperlihatkan contoh terlebih dahulu untuk dimintakan persetujuan
Konsultan Lapangan.
16.3.4. Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai dengan
yang disyaratkan, maka Pimpro berhak untuk menyuruh bongkar kembali
dan diganti dengan alat-alat yang disyaratkan atas biaya KP-USB.
16.3.5. Grendel dan hak angin dipasang 2 (dua) buah untuk setiap daun jendela.
Pasangan harus rapidan dapat bekerja dengan baik. Untuk melengketkan
alat tersebut ke daun jendela harus menggunakan mur seperti tersebut
pada ayat 11.3.2 pasal ini.
16.3.6. Expanyolet dipasang pada daun pintu buka dua (dua lembar daun pintu
pada satu pintu).

RKS-Teknis Bab IV- 53


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

Pasal 17
PEKERJAAN PERPIPAAN DAN PERLENGKAPAN SANITASI

17.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan Perpipaan dan Perlengkapan Sanitasi meliputi pemasangan seluruh
jaringan air bersih, air kotor, pemasangan stop kran, floor drain, pipa hawa,
septicktank, kloset jongkok, bak air fibre glass, instalasi air di dalam bangunan
serta saluran air hujan.

17.2 Bahan-bahan yang digunakan


17.2.1. Pipa PVC diameter ½” dan diameter ¾” untuk keperluan air bersih
digunakan dengan tekanan kerja 7 Kg/cm2. Alat penyambung digunakan
dari jenis bahan yang sama dengan bahan untuk pipa.
17.2.2. Stop kran ¾”
17.2.3. Kran diameter ½”
17.2.4. Saringan air kotor/floor drain dari plat galvanis kualitas baik.
17.2.5. Septick tank/beerput, rangka dan dindingnya dari kayu belian sedangkan
tutup bagian atas terbuat dari beton bertulang.
17.2.6. Kloset jongkok standart
17.2.7. Bak penampungan air dari fiber glass kapasitas 1000 liter dengan rangka
menara kayu belian (sesuai gambar detail).
17.2.8. Untuk saluran air hujan digunakan beton tumbuk campuran 1 pc : 3 ps : 5
kr dan diplester.

17.3 PEDOMAN PELAKSANAAN


17.3.1. Pemasangan pipa-pipa di dalam bangunan dipasang di dalam dinding (in
bouw). Pasangan pipa-pipa tersebut harus horizontal dan vertikal, tidak
boleh dipasang miring.
17.3.2. Air diambil dari sumber air (sumur gali/sumur bor) dengan menggunakan
pompa. Pengambilan air tersebut dihubungkan dari pompa ke toren air
memakai pipa PVC diameter ¾”. Dari toren disalurkan ke dinding terdekat
tempat pemakaian air dengan menggunakan pipa PVC ¾”. Dari sini
digunakan shock ½”- ¾” untuk merubah besaran pipa ke ½”. Pipa ½”
ditanam di dalam dinding, dikeluarkan pada tempat-tempat yang
dibutuhkan dan digunakan kran air diameter ½”. Pipa pengambilan dan
pipa distribusi harus ditanam di dalam tanah.
17.3.3. Menara air dibuat dari konstruksi kayu belian (sesuai gambar). Diatas
Menara dipasang bak air dari fiber glas dengan ukuran isi 1 m3 air.
17.3.4. Setelah selesai pemasangan seluruh jaringan air, harus dilakukan
pengetesan yang disaksikan oleh KP-USB dan Konsultan Lapangan.
Pengujian harus menghasilkan tekanan hidraulik sebesar 10 kg/cm2
selama satu jam tanpa penurunan tekanan. Segala cacat dan kekurangan-
kekurangan yang dijumpai dari hasil pengujian harus diperbaiki dan semua
biaya yang timbul akibat kegagalan pengujian adalah taggungan KP-USB.
17.3.5. Air kotor dari MCK dialirkan dengan pipa beton diameter 1/2 - 20 cm
dan diameter 20 cm kesaluran terdekat.
17.3.6. Pembuangan air limbah/kotoran dari wastafel dialirkan dengan pipa PVC
diameter 4” ke septicktank. Pada tempat-tempat tertentu sebelum pipa
dihubungkan ke septicktank, harus dipasang satu buah bak kontrol.

RKS-Teknis Bab IV- 54


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

17.3.7. Septicktank/beerput dibuat dari kayu belian dan bagian atasnya beton
bertulang 1 PC : 2 PS : 3 KR tebal 4-6 cm serta diberi pipa pembuangan
udara dari pipa galvanis diameter 2”.
17.3.8. Segala sesuatunya mengenai bentuk, ukuran maupun kapasitas
septicktank/beerput harus dilaksanakan sesuai gambar yang bersangkutan.
17.3.9. Didalam KM/WC dilengkapi satu buah bak air dari beton bertulang 1 PC :
2 PS : 3 KR. Bak ini kemudian dilapisi keramik/porselin kualitas baik.
Lubang penguras pada bak air dipasang pipa khusus yang dilengkapi
dengan penutup khusus yang mempunyai ulir kualitas baik.
17.3.10. Untuk lokasi pekerjaan yang sudah mempunyai jaringan PDAM sumber
air untuk kebutuhan sekolah diambil dari Jaringan PDAM tersebut.
Segala biaya yang timbul dari penyambungan air ini dibebankan pada
KP-USB.

Pasal 18
PEKERJAAN ATAP METAL

18.1. LINGKUP PEKERJAAN.

Pekerjaan yang dimaksud meliputi ;

Pekerjaan pemasangan atap metal zincalume / aluzinc, lengkap dengan asesori


penutup bubungan, akhiran bubungan, penutup jurai dan ampig dan atau sesuai
Gambar Kerja.

18.2. PERSYARATAN BAHAN.

18.2.1. Bahan utama : Zincalume / aluzinc.


2
Ketebalan : 0,45 mm. untuk atap ( 4,58 kg/m ) dan
2
0,55 mm. untuk flashing / capping ( 2,53 kg/m ). Ukuran :
Lebar efektif 1020 mm. dan atau sesuai Gambar Kerja.
Produk : UNION DECK / LION DECK. Warna :
Ditentukan kemudian.

18.2.2. Asesori (baut pengikat, plat kait, lengkap dengan ring karet kedap air),
lembar pelindung (flashing), lembar penutup bubungan (capping), sealant
dan lain-lain harus dari bahan dan tipe yang sama dengan penutup atap dan
atau mengikuti spesifikasi yang ditentukan pabrik.

18.2.3. Kontraktor wajib memberikan contoh bahan untuk disetujui dengan disertai
keterangan tertulis mengenai spesifikasi bahan, detail bentuk, ukuran serta
petunjuk cara pemasangan.

18.2.4. Bila Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas menganggap perlu, maka


Pemberi Tugas berhak meminta Kontraktor agar dalam pelaksanaan

RKS-Teknis Bab IV- 55


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

pekerjaan ini harus diawasi oleh tenaga ahli / supervisi khusus dari pabrik
pembuat dengan dan atas biaya tanggungan Kontraktor.

18.2.5. Lembaran penutup atap diangkut ke atas rangka atap hanya apabila akan
dipasang, rusuk atas lembaran penutup atap harus menghadap sisi dimana
pemasangan dimulai.

18.2.6. Kontraktor harus memeriksa dengan teliti serta seksama dan memastikan
bahwa permukaan atas semua gording atau atap sudah satu bidang. Jika
belum satu bidang, dapat menyetel atau mengganjal bagian-bagian ini terhadap
rangka penumbu / gording.
Dalam keadaan apapun juga untuk mengatur kemiringan atap, ganjal tidak
diperkenankan dipasang langsung di bawah plat kait.
Hal ini harus diperhatikan sungguh-sungguh oleh Kontraktor karena
penyetelan dan pengganjalan tidak tepat akan mengakibatkan gangguan
pengikatan, terutama jika jarak penyangga kecil.

18.2.7. Untuk mendapatkan kekuatan pengikatan maksimal apabila dipergunakan


plat kait. Jarak perletakan pertama maupun terakhir dari plat kait terhadap
ujung / tepi lembaran harus memenuhi persyaratan pabrik.

18.2.8. Lakukan pemeriksaan setempat terhadap penyetelan plat kait untuk


mencegah pergeseran. Untuk memperbaiki kelurusan, lembaran dapat
disetel 2 mm. dengan menarik plat kait menjauhi atau menekan ke arah
lembaran pada saat mengikatkan plat kait tersebut.
Untuk mencegah plat kait bergeser ke bawah, harus dipergunakan pengikat
positif yaitu sekrup atau baut pada plat kait tersebut.

18.2.9. Pada lembaran akhir di bagian atas, sisi tepi atas lembaran tersebut harus
ditekuk ke bawah. Penekukan dilakukan dengan alat yang disediakan
pabrik untuk pekerjaan tersebut. Penekukan ini untuk mencegah masuknya
air kedalam bangunan. Penekukan dapat dilaksanakan sebelum ataupun
sesudah lembaran dipasang.

18.2.10. Pada lembaran akhis di bagian bawah, sisi tepi lembaran tersebut harus
ditekuk ke bawah untuk mencegah air mengalir melalui sisi bawah
lembaran kedalam bangunan. Penekukan dilakukan dengan alat yang
disediakan pabrik untuk pekerjaan tersebut.

18.2.11. Arah pemasangan lembaran dari bawah ke atas kemudian dilanjutkan


pemasangan ke samping dengan arah tetap dari bawah ke atas dan
seterusnya. Pada tumpangan akhir, sebaiknya gunakanlah 2 (dua) lembar
atau lebih dengan ukuran yang lebih pendek. Tumpangan / overlap akhir
harus memenuhi persyaratan pabrik.

18.2.12. Khusus untuk penutup bubungan (capping), Kontraktor harus sudah


menyediakan lubang pada ujung atas penutup bubungan (capping) untuk
tiang penangkal petir, lengkap dengan karet. Diameter lubang harus tepat
sama dengan diameter tiang penangkal petir.

18.2.13. Kedua sisi tepi arah memanjang penutup bubungan (capping) harus ditakik
sesuai dengan bentuk dan jarak rusuk lembaran setelah penutup bubungan

RKS-Teknis Bab IV- 56


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

terpasang. Penakikan dilakukan dengan alat yang disediakan oleh pabrik


khusus untuk pekerjaan tersebut.
Setelah ditakik, barulah kedua sisi tepi penutup bubungan (capping)
ditekuk ke bawah dengan alat penekuk yang disediakan pabrik untuk
pekerjaan tersebut hingga menutup sampai lembah antara 2 (dua) rusuk
lembaran. Penutup bubungan (capping) disekrupkan pada setiap rusuk
lembaran.

18.2.14. Pemasangan flashing, capping, fixing strip dan lain-lainnya harus dilakukan
oleh Kontraktor sesuai dengan persyaratan teknis dari pabrik pembuat
walaupun belum ataupun tidak tercantum dalam Gambar Kerja maupun
Gambar Pelengkap sehingga didapat hasil yang baik, terhindar dari
kemungkinan kebocoran.
Dalam kasus ini, Kontraktor tidak dapat menuntut sebagai pekerjaan
tambah.

18.2.15. Kontraktor harus teliti dan rapi sehingga lembaran setelah terpasang rapi
dan lurus, garis-garis rusuk lembaran sejajar, lurus, tidak bergelombang ke
arah horizontal maupun vertikal, menghasilkan penampilan yang baik.

18.2.16. Bagian lembaran setelah terpasang, yang boleh diinjak hanyalah pada rusuk
tepat di atas gording.

Pasal 19
PEKERJAAN TALANG VERTIKAL

19.1. LINGKUP PEKERJAAN.

Pekerjaan yang dimaksud meliputi ;


Pekerjaan talang vertikal pada keseluruhan bangunan dan atau seperti tercantum
dalam Gambar Kerja.

19.2. PERSYARATAN BAHAN.

19.2.1. Talang Vertikal.


Semua pipa dan pipa penyambung/joint/fitting, adalah pipa PVC tipe AW
untuk bagian yang ditampakkan dan bagian yang ditanamkan ke kolom.
Pipa PVC dan fitting harus berasal dari pabrik yang sama kelas Heavy Duty
(AW-1), produk RUCIKA.
Bentuk dan ukuran sesuai dengan Gambar Kerja.

19.2. 2. Pipa “Sparing”.


Pipa sparing dibuat dari pipa GIP.
Ukuran dan diameter sesuai dengan Gambar Kerja.

19.2. 3. Saringan Talang.


Saringan talang dibuat dari stainless steel, produk lokal dengan mutu
terbaik.

19.2. 4. Lem PVC.


Lem PVC harus sesuai dengan lem PVC yang dispesifikasikan pabrik
pembuat pipa PVC yang dipakai.

RKS-Teknis Bab IV- 57


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

19.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

19.3.1. Sebelum melaksanakan pekerjaan ini, Kontraktor harus meneliti dan


mempelajari dengan seksama Gambar Kerja khususnya sanitasi.

19.3.2. Semua pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi bahan yang disyaratkan
pabrik khususnya pada sambungan.

19.3.3. Khusus untuk sambungan antara pipa sparing dengan pipa talang memakai
sistim ulir yaitu pipa talang di-ulir pada bagian / sisi dalam sesuai dengan
ulir pada bagian / sisi luar pipa sparing seperti tercantum dalam Gambar
Kerja.
Seluruh pipa sparing untuk talang vertikal harus dilengkapi dengan
waterstop, dibuat dari plat besi yang dilas ke pipa sparing sehingga
berbentuk piringan dengan titik pusat sama dengan titik pusat pipa sparing,
radius piringan waterstop adalah 3 kali radius pipa sparing.

19.3.4. Pemasangan dan penyetelan talang harus tegak lurus terhadap permukaan
plat beton. Bagian talang yang miring dengan sudut tertentu harus sesuai
dengan Gambar Kerja.

19.3.5. Semua talang pada saat terpasang harus rapi, tidak boleh ada retak, pecah,
goresan, cacat lain, kotor maupun noda.
Apabila terlihat adanya cacat tersebut di atas, maka talang tersebut harus
dibongkar dan diperbaiki / diganti hingga disetujui Konsultan Pengawas.

Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat di-
klaim sebagai pekerjaan tambah.

19.3.6. Saringan talang harus tepat masuk pada lubang sparing sehingga tidak
ada celah. Sebelum pembuatan saringan talang, Kontraktor harus meneliti dan
dianjurkan mengukur diameter pipa sparing yang terpasang.

Pasal 20
PEKERJAAN PENGECATAN

20.1 LINGKUP PEKERJAAN.

Pekerjaan yang dimaksud meliputi ;


• Pekerjaan pengecatan permukaan dinding pasangan batu bata dan beton ,
• Pekerjaan pengecatan permukaan logam seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
• Termasuk pengecatan dasar (plamuur, menie dan lain-lain).

20.1.1. Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Batu Bata dan Beton
Semua permukaan dinding pasangan batu bata dan permukaan beton yang
tampak (exposed) seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

20.1.2. Pekerjaan Pengecatan Logam


Semua pekerjaan logam yang terpasang seperti tercantum dalam Gambar
Kerja dengan ketentuan sebagai berikut :

RKS-Teknis Bab IV- 58


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

a. Semua bagian / permukaan yang tampak (exposed) dicat sampai dengan


cat finish.

b. Semua bagian / permukaan yang tidak ditampakkan (un-exposed) dicat


hanya sampai dengan cat dasar.

20.2. PERSYARATAN BAHAN.

20.2.1. Cat Tembok Exterior.


Bahan dari jenis acrylic emulsion kualitas baik, tahan terhadap udara dan
garam. Tipe exterior matt emulsion.
Produk SUNLEX, ICI atau setara.

20.2.2. Cat Tembok Interior.


Bahan dari jenis acrylic emulsion kualitas baik, tipe interior matt emulsion.
Produk SUNLEX, ICI atau setara.

20.2.3. Cat Logam & Kayu.


Bahan dari jenis synthetic enamel super gloss kualitas utama, tipe interior
& exterior gloss paint. Produk , SEIV atau setara.

20.2.4. Lapisan Primer.


Bahan dari kualitas utama, produk SUNLEX, ICI Atau setara.

20.2.5. Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari produk tersebut di atas
mengenai kemurnian cat yang akan dipergunakan.

Pembuktian berupa :
• Segel kaleng
• Test BD
• Test laboratorium
• Hasil akhir pengecatan

Biaya untuk pembuktian ini dibebankan kepada Kontraktor.


Hasil tes kemurnian ini harus mendapat rekomendasi tertulis dari produsen
dan diserahkan ke Konsultan Pengawas untuk persetujuan pelaksanaan.

20.2.6. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat
pada bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm.

Pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna,


formula cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar sampai dengan
lapisan akhir).

20.2.7. Semua bidang contoh tersebut harus disampaikan kepada Konsultan


Pengawas. Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh
Perencana dan Konsultan Pengawas, barulah Kontraktor melanjutkan
dengan pembuatan “mock-up”.

20.2.8. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas, untuk


kemudian akan diteruskan ke Pemberi Tugas, minimal 5 galon tiap warna
dan jenis cat yang dipakai.

RKS-Teknis Bab IV- 59


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan


jelas identitas cat yang ada di dalamnya.

Cat ini akan dipakai sebagai cadangan oleh Pemberi Tugas untuk perawatan.

20.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

20.3.1. Lakukan dengan cara terbaik yang umum dilakukan kecuali apabila
dispesifikasikan lain.
Tebal minimum dari tiap lapisan jadi (finish) minimum sama dengan syarat
yang dispesifikasikan pabrik.

Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas
yang menunjukkan tanda-tanda sapuan, roller maupun semprotan.

20.3.2. Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun
atau membahayakan kesehatan manusia, maka Kontraktor harus menyediakan
peralatan pelindung, misalnya : masker, sarung tangan dan sebagainya
yang harus dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.

20.3.3. Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan cuaca


yang lembab atau hujan atau dalam keadaan angin berdebu bertiup. Terutama
untuk pelaksanaan di dalam ruangan bagi cat dengan bahan dasar beracun
atau membahayakan manusia, maka ruangan tersebut harus
mempunyai ventilasi yang cukup atau pergantian udara berlangsung lancar.

Di dalam keadaan tertentu misalnya untuk ruangan tertutup, Kontraktor


harus memakai kipas angin ( fan ) untuk memperlancar pergantian / aliran
udara.

20.3.4. Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan
(vacuum cleaner), semprotan dan sebagainya harus tersedia dari kualitas /
mutu terbaik dan jumlahnya cukup untuk pekerjaan ini.

20.3.5. Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas.
Penyemprotan hanya boleh dilakukan bila disetujui Konsultan Pengawas.

20.3.6. Pemakaian ampelas, pencucian dengan air maupun pembersihan dengan


kain kering terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas, terkecuali disyaratkan lain dalam spesifikasi ini.

20.3.7. Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan cat dasar untuk komponen
bahan / material logam, harus dilakukan sebelum komponen tersebut
terpasang.

20.3.8. Standar Pengerjaan (“Mock-Up”).


Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada
satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan.
Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, tekstur,
material dan cara pengerjaan.

RKS-Teknis Bab IV- 60


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai “mock-up” ini akan ditentukan


oleh Konsultan Pengawas.
Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas dan Perencana, maka bidang-bidang ini akan dipakai sebagai
standar minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.

20.3.9. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Konsultan Pengawas harus diulang dan
diganti. Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar
atau cat finish yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunjukkan
oleh Konsultan Pengawas.
Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor, dan tidak dapat di-klaim
sebagai pekerjaan tambah.

20.3.10. Pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan oleh aplikator yang


direkomendasikan oleh pihak pabrik untuk mendapatkan garansi bahan dan
pekerjaan dari pabrik.

20.3.11. Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Bata dan Beton


a. Sebelum Pelaksanaan.
Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, minyak, lemak, kotoran
atau noda lain, bekas-bekas cat yang terkelupas bagi permukaan yang
pernah dicat dan dalam kondisi kering.

b. Pelaksanaan Pekerjaan dengan Roller


Pemakaian kuas hanya untuk permukaan dimana tidak mungkin
menggunakan roller.

c. Permukaan Interior.

f Lapisan Pertama :
• Cat dasar jenis Alkali Penetrating Primer (EASYPRIME).
• Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
2
• Ketebalan lapisan 25–40 micron atau daya sebar per liter 13–15 m .
• Tunggu selama minimum 24 jam sebelum pelaksanaan pelapisan
berikutnya.
• Warna bening ( transparan ).

f Lapisan Kedua dan Ketiga :


• Cat jenis Interior Matt Emulsion Paint (EASYCOAT).
• Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
2
• Ketebalan lapisan 25-40 micron atau daya sebar per liter 11-17 m
per lapis.
• Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam.
• Warna ditentukan kemudian.

d. Permukaan Exterior.

f Lapisan Pertama :
• Cat dasar jenis Alkali Penetrating Primer (EASYPRIME).
• Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
2
• Ketebalan lapisan 25–40 micron atau daya sebar per liter 13–15 m .

RKS-Teknis Bab IV- 61


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

• Tunggu selama minimum 24 jam sebelum pelaksanaan pelapisan


berikutnya.
• Warna bening ( transparan ).

f Lapisan Kedua dan Ketiga :


• Cat jenis Exterior Matt Emulsion Paint (EASYSHIELD).
• Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
2
• Ketebalan lapisan 25-40 micron atau daya sebar per liter 11-17 m
per lapis.
• Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam.
• Warna ditentukan kemudian.

20.3.12. Pekerjaan Pengecatan Logam Yang Ditampakkan.


a. Persiapan Sebelum Pengecatan.
Bersihkan permukaan dari kulit giling (kerak / millscale), karat, minyak,
lemak dan kotoran lain secara teliti, seksama dan menyeluruh sehingga
permukaan yang dimaksud menampilkan tampak logam yang halus dan
mengkilap.

Pekerjaan ini dilaksanakan dengan sikat kawat mekanik (Mechanical


Wire Brush). Akhirnya permukaan dibersihkan dengan vacuum cleaner
atau sikat yang bersih.

Sebelum dilakukan pengecatan, semua permukaan logam harus


mendapat “solvent treatment” untuk menghilangkan lemak dan kotoran.

b. Pelaksanaan pengecatan.

f Lapisan Pertama :
Pekerjaan cat primer / dasar dilaksanakan sebelum komponen bahan
/ material logam terpasang. Cat primer SEIV.
Tunggu selama minimum 6 jam sebelum pelaksanaan pelapisan
berikutnya.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas.

f Lapisan Kedua :
Cat dasar jenis Undercoat.
Tunggu selama minimum 6 jam sebelum pelaksanaan pelapisan
berikutnya.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas.

f Lapisan Ketiga dan Keempat : Cat akhir (“finish”) , SEIV.


Pelaksanaan dengan kuas
Tenggang waktu antara pelapisan minimum 16 jam. Warna ditentukan
kemudian.

20.3.13. Pekerjaan Pengecatan Logam Yang Tidak Ditampakkan.


Semua pengecatan permukaan logam yang tidak ditampakkan hanya cat
dasar SEIV 1 (satu) lapis.
Pelaksanaan dengan kuas.

RKS-Teknis Bab IV- 62


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

Pasal 21
PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PEMBONGKARAN DAN
PENGAMANAN SETELAH PEMBANGUNAN

Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam lingkup
pekerjaan seperti tercantum di Gambar Kerja dan terurai dalam Buku ini dari semua barang
atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi setelah pekerjaan yang
menjadi tanggung jawab Kontraktor bersangkutan selesai.

Semua bekas bongkaran bangunan existing dan sebagainya harus dikeluarkan dari tapak
konstruksi.

Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan bahan / material,


barang maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap Serah Terima Kedua.

RKS-Teknis Bab IV- 63


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

RKS-Teknis Bab IV- 22


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

RKS-Teknis Bab II- 23


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

BAB II
SYARAT – SYARAT TEKNIS PEKERJAAN HARDSCAPE

Pasal 1
UMUM

1.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu dan tidak
terbatas pada :
• Pekerjaan pembongkaran bangunan existing dan
pembersihan
• sebelum pelaksanaan.
• Pekerjaan perlindungan instalasi “existing”.
• Pekerjaan galian, pengurugan, pemadatan dan perataan tanah.
• Pekerjaan perbaikan / urugan kembali

1.2. PERSIAPAN PELAKSANAAN.


Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor / Pemborong harus mempelajari
dengan seksama Gambar Kerja. Kontraktor / Pemborong harus sudah memperhitungkan
segala kondisi di lapangan yang meliputi dan tidak terbatas pada bangunan existing,
trench, saluran drainase, pipa-pipa, instalasi existing lainnya, tiang listrik dan
penangkal petir.

Kontraktor / Pemborong harus mengamankan / melindungi hasil paket pekerjaan


sebelumnya maupun yang sedang berjalan, bahan / komponen / instalasi existing
yang dipertahankan agar tidak rusak atau cacat.

Rencana pengamanan, baik berupa penyangga, penopang atau konstruksi khusus


sebagai penahan atau pelindung bagian yang tidak dibongkar, harus dilaporkan
kepada Konsultan Pengawas terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan.

Pasal 2
PEMBONGKARAN DAN PEMBERSIHAN

2.1. Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan mencakup pembongkaran / pembersihan /


pemindahan konstruksi keluar dari dalam tapak / site terhadap semua hal yang dinyatakan
oleh Konsultan Pengawas / Perencana dan Direksi tidak akan digunakan lagi, maupun yang
dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan diantaranya :
• Pembongkaran dan pembersihan bangunan existing.
• Pembersihan material yang ada di lokasi.

2.2. Setiap pembongkaran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga siap untuk dapat
dilaksanakan pemasangan baru sesuai dengan Gambar Kerja.

2.3. Barang hasil bongkaran dan pembersihan harus dikeluarkan dari tapak / site
konstruksi dan dikumpulkan di tempat / lokasi tertentu yang ditunjukkan oleh Konsultan
Pengawas.
Pada dasarnya, barang-barang bongkaran tersebut tidak dapat dipakai lagi dalam

RKS-Teknis Bab III- 24


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

pekerjaan, kecuali apabila dinyatakan lain oleh Konsultan Pengawas.

Pasal 3
PERLINDUNGAN INSTALASI EXISTING

3.1. Pekerjaan ini adalah perlindungan untuk semua instalasi existing yang berada di dalam
tapak / site konstruksi dan dinyatakan oleh Konsultan Perencana / Konsultan Pengawas
masih berfungsi dan akan digunakan lagi.
Untuk instalasi existing tersebut di atas, Kontraktor / Pemborong harus menjaga dan
memeliharanya dari gangguan / cacat.

3.2. kabel dan pipa existing yang masih berfungsi harus dilindungi memakai buis beton
½ ∅ 30 cm. Khusus pada bagian yang diperkirakan akan mendapat beban, maka
pada dasar atau pipa yang bersangkutan harus diberi alas dasar terbuat dari
pasangan batu bata minimal 1 (satu) lapis, lebar 30 cm. sepanjang pembebanan
tersebut.

3.3. Apabila karena satu dan lain sebab sehingga jalur instalasi existing yang masih
berfungsi harus dipindah, maka Kontraktor / Pemborong harus melakukan
pekerjaan ini sesuai dengan petunjuk dari Konsultan Pengawas.

Pasal 4
PEKERJAAN TANAH

Pekerjaan tanah adalah pekerjaan pembuatan lubang / galian di tanah dan termasuk
pengurugan / pemadatan tanah kembali yang diperlukan untuk :
• Pondasi Bored Pile, Poer dan Sloof
• Perataan (cut / fill )
• Galian lain seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan atau Konsultan
Pengawas.

4.1. MACAM GALIAN.


Penggalian dibagi dalam macam-macam jenis, yaitu :

4.1.1 Galian tanah biasa.


Galian tanah biasa mencakup semua galian yang bukan galian batu, galian
konstruksi atau galian material dan bahan baku lainnya.

4.1.2 Galian batu.


Galian batu terdiri dari pekerjaan menggali / membongkar batu-batuan pada daerah
galian yang menurut pendapat Konsultan Pengawas harus dilakukan
pembongkaran.

4.1.3 Galian konstruksi / obstacle.


Galian konstruksi / obstacle adalah semua galian selain dari galian tanah dan
galian batu dalam batas pekerjaan yang disebut dalam spesifikasi ini atau
tercantum dalam Gambar Rencana.

RKS-Teknis Bab III- 25


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

Semua galian yang disebut sebagai galian konstruksi terdiri dari galian lantai
bangunan, galian pondasi bangunan existing, galian perkerasan jalan /
halaman, galian pipa / kabel listrik / pipa gas, saluran-saluran serta
konstruksi-konstruksi lainnya, selain yang disebutkan pada spesifikasi ini.

Semua pekerjaan galian harus dikerjakan sesuai dengan spesifikasi untuk ketiga
macam galian tersebut di atas. Syarat-syarat kerja yang menyangkut bidang lain,
mengikuti ketentuan-ketentuan letak, peil dan dimensi seperti yang dicantumkan
dalam Gambar Rencana atau petunjuk Konsultan Pengawas.

4.2. Pekerjaan galian ini baru boleh dilaksanakan setelah papan Patok Ukur terpasang lengkap
dengan penandaan sumbu, ketinggian dan bentuk telah diperiksa seta disetujui
Konsultan Pengawas.

4.3. Galian untuk konstruksi harus sesuai dengan Gambar Kerja dan bersih dari tanah urug
bekas serta sisa bahan bangunan.

4.4. Urutan penggalian harus diatur sedemikian rupa dengan mengikuti petunjuk- petunjuk
Konsultan Pengawas sehingga tidak menimbulkan gangguan pada lingkungan
tapak / site atau menyebabkan timbulnya genangan air untuk waktu lebih dari 24 jam.

4.5. Jika pada galian terdapat akar kayu, kotoran dan bagian tanah yang tidak padat atau
longgar, maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya, kemudian lubang yang tejadi
harus ditutup urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap ketebalanN5 cm. lapis
demi lapis sampai penuh sehingga mencapai ketinggian yang diinginkan. Biaya
pekerjaan ini menjadi tanggungan Kontraktor / Pemborong dan tidak dapat di-klaim
sebagai pekerjaan tambah.

4.6. Bila pada galian terdapat instalasi existing, Kontraktor / Pemborong harus
mengikuti prosedur seperti terurai dalam butir 3.1. s/d. 3.3.

4.7. Bila Kontraktor / Pemborong melakukan penggalian yang melebihi kedalaman yang
ditentukan dalam Gambar Kerja, maka Kontraktor / Pemborong wajib untuk
menutupi kelebihan galian tersebut dengan urugan pasir yang dipadatkan dan disirami
air setiap ketebalan 5 cm. lapis demi lapis sampai penuh sehingga mencapai
ketinggian yang diinginkan. Biaya pekerjaan ini menjadi tanggungan Kontraktor /
Pemborong dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.

4.8. Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti, datar / rata sesuai dengan Gambar Kerja dan
harus dibersihkan dari segala macam kotoran.

4.9. Galian pondasi harus dilakukan sesuaidengan lebar lantai kerja pondasi atau seperti
tercantum dalam Gambar Kerja, dengan penampang lereng galian kiri dan kanan
dimiringkan 10o kearah luar pondasi dari As, ketinggian serta bentuk selesai sesuai
Gambar Kerja, diperiksa serta disetujui Konsultan Pengawas.

4.10. Kelebihan tanah galian harus dibuang keluar dari dalam tapak / site konstruksi. Area
antara papan Patok Ukur dengan galian harus bebas dari timbunan tanah.

4.11. Untuk menjaga lereng-lereng lubang galian agar tidak longsor / runtuh, maka apabila
dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong harus memasang

RKS-Teknis Bab III- 26


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

konstruksi penahan (casing) sementara dari bahan seng gelombang BJLS 50 atau setara,
atau dari papan-papan tebal 3 cm. diperkuat dengan kayu-kayu dolken minimal
diameter 8 cm. sehingga konstruksi tersebut dapat menjamin kestabilan lereng galian.

4.12. Apabila dan atau karena permukaan air tanah tinggi, Kontraktor / Pemborong harus
menyediakan pompa air secukupnya untuk menyedot air yang menggenangi galian.
Disyaratkan bahwa seluruh permukaan galian terutama lantai galian, harus kering untuk
pekerjaan-pekerjaan selanjutnya, khususnya untuk pekerjaan :
 Pondasi beton setempat dan Sloof beton
 Pondasi Batu Kali.
 Pengurugan dan pemadatan.

4.13. Biaya untuk lingkup yang terurai pada butir 4.11. dan 4.12. di atas ditanggung oleh
Kontraktor / Pemborong, serta tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.

Pasal 5
GALIAN STRUKTUR

5.1. LINGKUP PEKERJAAN.

5.1.1 Galian struktur merupakan penggalian tanah untuk bangunan struktur, sesuai
dengan batasan pekerjaan sebagaimana dijelaskan disini atau sebagaimana tampak
pada gambar. Pekerjaan galian yang dijelaskan dengan pasal-pasal lain dalam
spesifikasi ini tidaklah digolongkan sebagai galian struktur.

5.1.2 Galian struktur disini tidak dibatasi hanya pada galian / pengeboran struktur
pondasi, tapi termasuk pekerjaan galian untuk poer, sloof dan batu kali.

5.1.3 Pekerjaan galian ini mencakup pengurugan kembali dengan material yang disetujui
oleh Konsultan Pengawas, berikut pembuangan bahan-bahan sisa, dan semua bahan
serta peralatan lainnnya untuk menghindarkan galian dari genangan air tanah dan
air permukaan.

5.1.4 Penyediaan tenaga kerja, bahan, fasilitas pelaksanaan dan kebutuhan-


kebutuhan lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tanah yang
sesuai dengan gambar-gambar dan spesifikasi.

5.2. PERSYARATAN PEKERJAAN.

5.2.1 Tata letak.


Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas tata letak yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan. Sebelum penataan, Kontraktor / Pemborong harus
menyerahkan rencana tata letak untuk mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas. Bench mark yang bersifat tetap maupun sementara harus dijaga dari
kemungkinan gangguan atau pemindahan.

5.2.2 Pengawasan.
Selama pelaksanaan pekerjaan tanah ini, Kontraktor / Pemborong harus diwakili
oleh seorang pengawas ahli yang sudah berpengalaman dalam bidang

RKS-Teknis Bab III- 27


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

pekerjaan penggalian / pengurugan, yang mengetahui semua aspek pekerjaan yang


harus dilaksanakan sesuai kontrak.

5.2.3 Pekerjaan pembersihan dan pembongkaran.


Semua benda di permukaan seperti pohon, akar dan tonjolan, serta
rintangan-rintangan dan lain-lain yang berada di dalam batas daerah pembangunan
yang tercantum dalam gambar, harus dibersihkan dan atau dibongkar, kecuali
untuk hal-hal di bawah ini :
a. Sisa-sisa pohon yang tidak mengganggu dan akar-akar serta benda-
benda yang tidak mudah rusak, yang letaknya minimal 1 (satu) meter di
bawah dasar poer.

b. Pembongkaran tiang-tiang, saluran-saluran dan selokan-selokan


hanya sedalam yang diperlukan dalam penggalian di tempat tersebut.

c. Kecuali pada tempat-tempat yang harus digali, lubang-lubang bekas


pepohonan dan lubang-lubang lain, harus diurug kembali dengan bahan-
bahan yang baik dan dipadatkan.

d. Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab untuk membuang


sendiri tanaman-tanaman dan puing-puing ke tempat yang ditentukan
oleh Konsultan Pengawas.

e. Kontraktor / Pemborong harus melestarikan semua benda-benda


yang ditentukan tetap berada pada tempatnya.

f. Galian konstruksi / obstacle.


Kriteria obstacle adalah berupa konstruksi beton, pasangan batu
kali, pasangan dinding tembok, besi-besi tua dan lain-lain bekas
konstruksi bangunan lama, dimana cara melakukan pembongkarannya
memerlukan metoda khusus dengan menggunakan peralatan yang
lebih khusus pula ( misalnya pemecah beton / concrete breaker,
compressor, mesin potong ) dibandingkan peralatan yang digunakan
pada pekerjaan galian tanah. Semua brangkal dan kotoran dari
bekas pembongkaran konstruksi existing harus segera dikeluarkan dari
site dan dibuang ke tempat yang ditentukan oleh Direksi / Konsultan
Pengawas.

Semua peralatan yang diperlukan pada paket pekerjaan ini, harus


tersedia di lapangan dalam keadaan siap pakai.

Batasan pembongkaran obstacle adalah sebagai berikut :


• Pada daerah titik galian pondasi sampai mencapai kedalaman
yang masih memungkinkan, obstacle tersebut bisa dibongkar /
digali sesuai dengan kondisi dan sifat tanah pada daerah tersebut.

RKS-Teknis Bab III- 28


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

• Pada jalur yang akan dibuat poer dan sloof, mulai dari
permukaan tanah existing sampai dengan di bawah permukaan
dasar urugan pasir dari konstruksi beton poer dan sloof.

g. Pembuangan humus.
Sebelum mulai pekerjaan penggalian, lapisan humus dan rumput harus
dibersihkan, harus bebas dari sisa-sisa tanah bawah (sub soil),
bekas- bekas pohon, akar-akar, batu-batuan, semak-semak atau bahan
lainnya. Humus yang didapat dari pengupasan tersebut harus dibuang ke
tempat yang sudah ditentukan oleh Direksi / Konsultan Pengawas.

5.3. PENGGALIAN.

5.3.1 Sebelum memulai pekerjaan galian, Kontraktor / Pemborong harus :


• Dengan inisiatif sendiri mengambil tindakan untuk mengatur
drainase alamiah dari air yang mengalir pada permukaan tanah, untuk
mencegah galian tergenang air.

• Memeriksa segala pembongkaran dan pembersihan di tempat itu


sudah dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi ini.

• Memberitahu Konsultan Pengawas sebelum memulai suatu


galian apapun, agar elevasi penampang melintang dan
pengukuran dapat diketahui dan dilakukan pada tanah yang belum
terganggu. Tanah yang berdekatan dengan struktur tidak boleh
diganggu tanpa ijin Konsultan Pengawas.

5.3.2 Parit-parit atau galian pondasi untuk struktur atau alas struktur, harus
mempunyai ukuran yang cukup sehingga memungkinkan perletakan atau alas
pondasi sesuai dengan ukurannya. Bagian-bagian dinding / sisi parit harus
selalu ditopang.

Elevasi dasar alas sebagaimana tampak pada gambar merupakan perkiraan,


sehingga secara tertulis Konsultan Pengawas dapat memerintahkan perubahan
ukuran dan elevasi jika diperlukan untuk menjamin pondasi yang kokoh.

5.3.3 Penggunaan mesin untuk penggalian diperbolehkan, kecuali untuk tempat- tempat
dimana penggunaan mesin-mesin itu dapat merusak benda-benda yang berada
didekatnya, bangunan-bangunan ataupun pekerjaan yang telah rampung.

5.3.4 Dalam hal ini metoda pekerjaan secara manual / dengan menggunakan tenaga
buruh yang harus dilakukan.

5.3.5 Bila diperlukan, Kontraktor / Pemborong harus membuat turap sementara yang
cukup kuat untuk menahan lereng-lereng tanah galian supaya tidak ambruk,
dan agar tidak mengganggu pekerjaan.

RKS-Teknis Bab III- 29


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

Turap sementara tersebut harus dapat menjaga bangunan-bangunan yang berada


didekat lereng galian tetap stabil.

5.3.6 Apabila terjadi kerusakan bangunan (roboh) yang diakibatkan oleh


pekerjaan galian, maka Kontraktor / Pemborong harus bertanggung jawab
terhadap kerusakan bangunan tersebut dan harus menggantinya / memperbaikinya
atas biaya Kontraktor / Pemborong.

5.3.7 Kontraktor / Pemborong harus melakukan perlindungan dan perawatan yang cukup
untuk bagian-bagian pekerjaan di atas maupun di bawah tanah, drainase,
saluran-saluran pembuang dan rintangan-rintangan yang dihadapi dalam
pelaksanaan pekerjaan. Semua biaya yang ditimbulkan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

5.3.8 Kemiringan galian harus dibuat maksimal dengan perbandingan 1 (satu)


horizontal dan 1 (satu) vertikal, kecuali diperlihatkan lain dalam gambar.

5.3.9 Batu-batu, kayu-kayu dan bahan-bahan lain dalam lubang galian yang tak berguna
harus dibuang dan tidak boleh digunakan untuk pengurugan.

5.3.10 Setiap kali galian selesai dikerjakan, Kontraktor / Pemborong harus


memberitahu Konsultan Pengawas mengenai hal itu dan pembuatan Lapisan Sirtu,
Lantai Kerja atau penempatan material apapun tidak boleh dilakukan sebelum
Konsultan Pengawas menyetujui kedalaman pondasi dan karakter tanah dasar
pondasi.

5.3.11 Bila tanah dasar pondasi lembek, berlumpur atau tidak memenuhi syarat, maka
bila diperintahkan oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong
harus menggantinya dengan material berbutir atau kerikil sebagaimana disyaratkan
pada RKS ini.

Material penggganti tersebut harus diurugkan dan dipadatkan lapis demi lapis
dengan tebal tiap lapis 15 cm, sampai mencapai elevasi dasar pondasi dengan
kepadatan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

5.3.12 Kepadatan tanah dasar harus mencapai CBR 3%. Bila menurut Konsultan
Pengawas tanah dasar pondasi tidak memenuhi syarat semata-mata karena
kesalahan Kontraktor / Pemborong dalam mengerjakan kewajibannya, maka
Kontraktor / Pemborong harus membuang dan mengganti tanah dasar pondasi
atas tanggungan biaya sendiri, atau menangguhkan pekerjaan galian itu sampai
kondisi tanah dasar pondasi tersebut memenuhi syarat.

5.3.13 Semua material hasil galian bila memenuhi syarat, harus dimanfaatkan sebagai
material urugan atau timbunan, dan bila ternyata berlebihan maka harus dibuang.

5.4. AIR TANAH.

5.4.1 Bila air tanah muncul ketika sedang dilakukan galian struktur, maka
Kontraktor / Pemborong harus segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan
untuk mencegah air menggenangi galian dan alas struktur.

RKS-Teknis Bab III- 30


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

5.4.2 Bila galian terjadi pada tanah yang mengandung air permukaan, maka air ini tidak
dianggap sebagai air tanah dan merupakan kewajiban Kontraktor / Pemborong
untuk menanggulanginya sesuai spesifikasi ini, sehingga tidak akan ada tambahan
pembayaran.
Penilaian apakah air itu merupakan air permukaan atau air tanah adalah mutlak
wewenang Konsultan Pengawas. Jika air dapat dihalangi memasuki galian dengan
menggunakan cofferdam terbuka, maka air ini tidak dinilai sebagai air tanah.

5.4.3 Bila tinggi muka air di atas elevasi dasar galian, maka harus digunakan
cofferdam yang kedap air. Bila diminta, Kontraktor / Pemborong harus
menunjukkan gambar mengenai metoda pembuatan cofferdam yang
dipakainya kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.
Cofferdam atau palung untuk pembuatan pondasi, secara umum harus dibuat di
bawah dasar alas pondasi dan dibuat sedapat mungkin kedap air. Umumnya
dimensi cofferdam itu harus sedemikian rupa sehingga memberikan cukup
kebebasan / keleluasaan untuk pembuatan acuan (form) dan pemeriksaannya serta
memudahkan proses pemompaan air keluar.
Bila menurut Konsultan Pengawas keadaannya tidak memungkinkan untuk
mengeringkan galian sebelum membuat alas pondasi, maka Konsultan Pengawas
dapat memerintahkan pembuatan lapisan beton penutup dengan ukuran tertentu,
dan lapisan tersebut harus diletakkan sebagaimana tampak pada gambar atau
mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas. Lalu galian harus dikeringkan dan alas
pondasi diletakkan.

Bila digunakan palung berbeban, dan beban tersebut dipakai untuk menanggulangi
tekanan hidrostatik yang bekerja terhadap dasar lapisan pondasi penutup, maka
harus digunakan penyemat (jangkar) khusus untuk mentransfer seluruh berat palung
terhadap lapisan pondasi.
Bila lapisan pondasi penutup dibuat di bawah air, maka cofferdam harus dibuat
pada muka air yang rendah. Cofferdam dibuat untuk melindungi beton dari
kerusakan karena naiknya muka air dan erosi.Di dalam cofferdam tidak boleh
ditinggalkan kayu-kayuan dan lain-lain tanpa ijin Konsultan Pengawas.
Bila pekerjaan memompa air diijinkan dilakukan dari bagian galian pondasi, maka
harus dicegah agar jangan ada bahan beton yang ikut terbawa keluar.
Setiap pekerjaan memompa yang dibutuhkan selama perletakan beton, atau selama
waktu sekurang-kurangnya 24 jam sesudahnya harus menggunakan pompa yang
sesuai dan air diletakkan di luar acuan beton.
Pemompaan air untuk mengeringkan ini tidak boleh dikerjakan sebelum
lapisan cukup keras dan kuat untuk melawan tekanan hidrostatik.
Kecuali bila ditentukan lain, cofferdam atau palung dengan segala kelengkapannya,
harus dibongkar oleh Kontraktor / Pemborong segera setelah selesai pekerjaan
sub-struktur. Pemindahannya harus sedemikian rupa sehingga tidak merusak
pekerjaan yang telah diselesaikan.

5.4.4 Pemeliharaan saluran.


Bila tak diijinkan, penggalian tak boleh dikerjakan di luar caisson, palung,
cofferdam atau sheet piling, dan saluran air yang berdekatan dengan pondasi tidak
boleh terganggu tanpa ijin Konsultan Pengawas.
Jika ada pekerjaan galian atau pengerukan yang dilakukan sebelum caisson, palung
dan cofferdam terpasang pada tempatnya, maka setelah selesai pembuatan dasar
pondasi, Kontraktor / Pemborong harus mengurug kembali galian-galian itu sesuai

RKS-Teknis Bab III- 31


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

dengan muka tanah semula, dengan memakai bahan yang telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
Bahan-bahan yang tertinggal pada daerah aliran air akibat dari pembuatan pondasi
atau galian lainnya harus dibuang agar saluran itu bersih dari segala macam
halangan.
Pasal 6
URUGAN DAN PEMADATAN

6.1. PEKERJAAN URUGAN.

Pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah ini untuk :


• Semua galian sampai permukaan yang ditentukan dengan kepadatan CBR
2% atau sesuai Gambar Kerja.

• Semua tanah lantai bangunan sampai permukaan yang ditentukan


dengan kepadatan CBR 3% atau sesuai Gambar Kerja.

• Terkecuali untuk tempat tertentu / khusus, kepadatan tanahnya seperti


tercantum dalam Gambar Kerja atau petunjuk Konsultan Pengawas /
Konsultan Perencana.

6.2. BAHAN URUGAN.


Bahan urugan yang dipakai adalah tanah merah atau pasir urug darat yang
memenuhi persyaratan sebagai bahan urugan.
Tanah bekas galian pada umumnya tidak boleh dipakai lagi untuk bahan urugan,
kecuali apabila tanah tersebut memenuhi persyaratan sebagai bahan urugan dan
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Sumber bahan urugan ini harus mempunyai jumlah yang cukup untuk menjamin
penyediaan bahan urugan yang bisa mencukupi kebutuhan seluruh proyek.
Semua bahan urugan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas, baik
mengenai kualitas bahan maupun sumber bahan itu sendiri sebelum dibawa atau
digunakan di dalam lokasi pekerjaan.
Bahan urugan yang mengandung tanah organis, akar-akaran, sampah dan lain-lain,
tidak boleh dipergunakan untuk urugan. Bahan-bahan seperti ini harus dipindahkan
dan ditempatkan pada daerah pembuangan yang disetujui atau ditunjuk oleh
Konsultan Pengawas.
Daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari humus dengan cara stripping
setebal + 30 cm.

Bahan-bahan urugan yang sudah ditempatkan di lokasi pengurugan tetapi tidak


memenuhi standar, harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor / Pemborong atas
biaya sendiri.

6.3. PENGURUGAN.

RKS-Teknis Bab III- 32


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

6.3.1 Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, seluruh area pembangunan harus sudah bersih
dari humus, akar tanaman, benda-benda organis, sisa-sisa bongkaran dan bahan lain
yang dapat mengurangi kualitas pekerjaan ini.

6.3.2 Urugan harus bebas dari segala macam bahan yang dapat membusuk, sisa
bongkaran, dan atau yang dapat mempengaruhi kepadatan urugan. Tanah urugan
dapat diambil dari bekas galian atau tanah yang didatangkan dari luar yang tidak
mengandung bahan-bahan seperti tersebut di atas dan atau telah disetujui Konsultan
Pengawas.

6.3.3 Penghamparan tanah urugan dilakukan lapis demi lapis dan langsung
dipadatkan sampai mencapai permukaan / peil yang diinginkan. Ketebalan perlapis
setelah dipadatkan tidak boleh melebihi 20 cm. Setiap kali penghamparan harus
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas yang menyatakan bahwa lapisan
di bawahnya telah memenuhi kepadatan yang disyaratkan, dan seluruh prosedur
pemadatan ini harus ditulis dalam Berita Acara yang disetujui Konsultan Pengawas.

a. Lapisan tanah lunak (lumpur) yang ada harus dihilangkan


dengan dikeruk, sebelum pekerjaan pengurugan dimulai. Pada saat
pengerukan dan pengurugan, daerah ini harus dikeringkan.

b. Pemampatan dan pemadatan harus dilakukan sesuai dengan artikel


yang bersangkutan di bawah ini dalam bab ini.

c. Tidak boleh dilakukan pengurugan atau pemadatan selama hujan


deras. Jika permukaan lapisan yang sudah dipadatkan tergenang oleh
air, Kontraktor / Pemborong harus membuat alur-alur pada bagian
teratas untuk mengeringkannya sampai mencapai kadar air yang benar
dan dipadatkan kembali.

d. Ketinggian pengurugan setelah dipadatkan harus mencapai


elevasisesuai yang tercantum dalam Gambar Kerja.

6.3.4 Pengurugan untuk halaman yang tidak dibangun, jalan dan perkerasan, tidak perlu
dipadatkan dengan mesin pemadat, cukup ditimbris dengan tangan.

6.4. PEMADATAN.

6.4.1 Sebelum pelaksanaan pemadatan, seluruh area pembangunan harus dikeringkan


terlebih dahulu.

6.4.2 Kontraktor / Pemborong harus bertanggung jawab atas ketepatan


penempatan dan pemadatan bahan-bahan urugan dan juga memperbaiki
kekurangan-kekurangan akibat pemadatan yang tidak cukup.

6.4.3 Kontraktor / Pemborong harus menetukan jenis ukuran dan berat dari alat yang
paling sesuai untuk pemadatan bahan urugan yang ada. Alat-alat pemadatan ini
harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

RKS-Teknis Bab III- 33


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

6.4.4 Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tiap
lapisan maksimum 30 cm. dan dipadatkan sampai mencapai paling sedikit 90%
(modified proctor) dari kepadatan kering maksimum seperti yang ditentukan
dlam AASHTO T 99.

6.4.5 Pelaksanaan pemadatan harus dilakukan dalam cuaca baik. Apabila hari hujan,
pemadatan harus dihentikan. Selama pekerjaan ini, kadar air harus dijaga agar
tidak lebih besar dari 2 % kadar air optimum.

6.4.6 Kontraktor / Pemborong diwajibkan melakukan tes kepadatan tanah apabila diminta
oleh Direksi / Konsultan Pengawas, sebanyak titik yang ditentukan oleh Konsultan
Pengawas, yang harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas dan dibuatkan laporan
tertulis untuk tiap titik meliputi area 150 m2.

6.5. PEKERJAAN PERATAAN TANAH.


Bila terdapat bagian-bagian yang lebih tinggi dari permukaan tanah
yang direncanakan, perataan pada bagian ini harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga kelebihan tanah tersebut dapat diangkut ke tempat lain yang
ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

Pasal 7
PEKERJAAN STRUKTUR BETON

7.1. PERSYARATAN MUTU.


7.1.1 Mutu Beton.
Beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus
mempunyai mutu karakteristik minimal, sebagai berikut :
a. Pondasi Pelat Beton setempat : K-225
b. Sloof Beton : K-225
c. Kolom dan Balok Baja WF : K-225
d. Pelat Lantai &Atap Dak : K-225
e. Sloof ,Kolom & Ring Balok Praktis : K-175
f. Adukan Beton.
Adukan beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini
harus Beton Readymix, kecuali ada pertimbangan lain pada bagian-
bagian tertentu dapat menggunakan beton konvensional yang sebelumnya
sudah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas / Konsultan Pengawas.
g. Lantai Kerja
Seluruh beton untuk lantai kerja adalah beton rabat dengan campuran 1pc
: 3ps : 5kr.

7.1.2 Mutu Baja Tulangan.

Mutu baja tulangan yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini
adalah sebagai berikut :
a. Mutu baja tulangan s/d. ∅ 12 mm. adalah BJTP 240 ( U-24 ) dengan
kekuatan tarik 2080 Kg/Cm2.

RKS-Teknis Bab III- 34


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

b. Mutu baja tulangan ≥ ∅ 13 mm. (diameter luar) adalah BJTD 320 (U- 32
2
/ besi ulir ) dengan kekuatan tarik 2780 Kg/Cm .
c. Atau bila dalam gambar disyaratkan menggunakan wiremesh, maka
digunakan wiremesh U-50, dengan ukuran / tipe sesuai dengan Gambar
Kerja.

7.2. PERSYARATAN BAHAN BETON.

7.2.1 Semen.

a. Semua semen harus Semen Portland yang disesuaikan dengan persyaratan


dalam Peraturan Portland Cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Type 1
atau standar Inggris BS 12.

b. Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah GRESIK,
TIGA RODA dan HOLCIM serta memenuhi persyaratan NI-8. Pemilihan
salah satu merk semen adalah mengikat dan dipakai untuk seluruh
pekerjaan.

c. Pemeriksaan
Konsultan Pengawas dapat memeriksa semen yang disimpan dalam
gudang pada setiap waktu sebelum dipergunakan. Kontraktor harus
bersedia untuk memberi bantuan yang dibutuhkan oleh Konsultan
Pengawas untuk pengambilan contoh-contoh tersebut. Semen yang tidak dapat
diterima sesuai pemeriksaan oleh Konsultan Pengawas, harus tidak
dipergunakan atau diafkir. Jika semen yang dinyatakan tidak
memuaskan tersebut telah dipergunakan untuk beton, maka Konsultan
Pengawas dapat memerintahkan untuk membongkar beton tersebut dan
diganti dengan memakai semen yang telah disetujui atas beban Kontraktor
Kontraktor harus menyediakan semua semen-semen dan beton yang
dibutuhkan untuk pemeriksaan atas biaya Kontraktor.

d. Tempat Penyimpanan
• Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk
semen, dan setiap saat harus terlindung dengan cermat terhadap
kelembaban udara. Tempat penyimpanan tersebut juga harus
sedemikian rupa agar memudahkan waktu pengambilan.

• Gudang penyimpanan harus berlantai kuat dibuat dengan jarak


minimal 30 cm. dari tanah, harus cukup besar untuk dapat memuat
semen dalam jumlah cukup besar sehingga kelambatan atau kemacetan
dalam pekerjaan dapat dicegah dan harus mempunyai ruang lantai
yang cukup untuk menyimpan tiap muatan truk semen secara terpisah-
pisah dan menyediakan jalan yang mudah untuk mengambil contoh,
menghitung zak-zak dan memindahkannya. Semen dalam zak tidak
boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2 meter.

• Untuk mencegah semen didalam zak disimpan terlalu lama sesudah


penerimaan, Kontraktor hendaknya mempergunakan semen menurut
urutan kronologis yang diterima di tempat pekerjaan. Tiap kiriman

RKS-Teknis Bab III- 35


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

semen harus disimpan sedemikian rupa sehingga mudah dibedakan


dari kiriman lainnya. Semua zak kosong harus disimpan dengan rapih dan
diberi tanda yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.

• Timbangan-timbangan yang baik dan teliti harus diadakan oleh


Kontraktor untuk menimbang semen didalam gudang dan di lokasi
serta harus dilengkapi segala timbangan untuk untuk keperluan
penyelidikan.

• Kontraktor harus menyediakan penjaga yang cakap, untuk mengawasi


gudang-gudang semen dan mengadakan catatan-catatan yang cocok
dari penerimaan dan pemakaian semen seluruhnya.

• Tembusan dari catatan-catatan harus disediakan untuk Konsultan


Pengawas bila dikehendakinya, jumlah dari semen yang digunakan
selama hari itu ditiap bagian pekerjaan.

7.2.2 Pasir dan kerikil

a. Kontraktor harus mengangkut, membongkar, mengerjakan dan menimbun


semua pasir dan kerikil. Segala cara yang dilaksanakan oleh Kontraktor
untuk pembongkaran, pemuatan, pengerjaan dan penimbunan pasir dan
kerikil harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.

b. Tempat dan pengaturan dari semua daerah penimbunan harus mendapat


persetujuan dari Konsultan Pengawas. Kontraktor harus membersihkan
bahkan memperbaiki saluran buangan disemua tempat penimbunan dan
harus mengatur semua pekerjaan penimbunan pasir dan kerikil sedemikian
rupa sehingga timbulnya pemisahan dan pencampuran antara pasir dan
kerikil akan dapat dihindari dan bahan yang ditimbun tidak akan
tercampur tanah atau bahan lain pada waktu ada banjir atau air rembesan.
Kontraktor diminta untuk menanggung sendiri segala biaya untuk
pengolahan kembali pasir dan kerikil yang kotor karena timbunan yang tidak
sempurna dan lalai dalam pencegahan yang cukup. Pasir dan kerikil tidak
boleh dipindah-pindah dari timbunan, kecuali bila diperlukan untuk
meratakan pengiriman berikutnya.

c. Pasir
• Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah pasir
alam yaitu pasir yang dihasilkan dari sungai atau pasir alam lain yang
didapat dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
• Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak dimaksudkan
sebagai persetujuan dasar ( pokok ) untuk semua bahan yang diambil dari
sumber tersebut. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kualitas
tiap jenis dari semua bahan yang dipakai dalam pekerjaan. Kontraktor
harus menyerahkan pada Konsultan Pengawas sebagai bahan
pemeriksaan pendahuluan dan persetujuan, contoh yang cukup, seberat 15
kg. dari pasir alam yang diusulkan untuk dipakai, sedikitnya 14 hari
sebelum diperlukan.
• Timbunan pasir alam harus dibersihkan dari semua tumbuh-tumbuhan dan
dari bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki. Segala macam tanah

RKS-Teknis Bab III- 36


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

pasir dan kerikil yang tidak dapat dipakai, harus disingkirkan. Timbunan
harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak
merugikan kegunaan dari timbunan.

• Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan kecil dan
lunak dari tanah liat, mika dan hal-hal yang merugikan dari substansi yang
merusak, jumlah prosentase dari segala macam subsansi yang
merugikan, beratnya tidak boleh lebih dari 5% berat pasir.

• Pasir harus mempunyai “modulus kehalusan butir“ antara 2 sampai 32,


atau jika diselidiki dengan saringan standar harus sesuai dengan
standar Indonesia untuk beton atau dengan ketentuan sebagai berikut :

Saringan Persentase satuan timbangan


No. tertinggal di saringan
4 0 - 15
8 6 - 15
16 10 - 25
30 10 - 30
50 15 - 35
100 12 - 20
PAN 3
-

Jika persentase satuan tertinggal dalam saringan no. 16 adalah 15%


atau kurang, maka batas maksimum untuk persentase satuan dalam
saringan no. 8 dapat naik sampai 20%.

d. Agregat Kasar ( Kerikil )


• Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui. Ini dapat
berupa kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau
berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu.

• Kebersihan dan mutu


Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus,
mudah pecah, tipis atau yang berukuran panjang, bersih dari alkali,
bahan-bahan organis atau dari substansi yang merusak dalam jumlah yang
merugikan. Besarnya persentase dari semua substansi yang merusak
tidak boleh mencapai 3 (tiga) persen dari beratnya.
Agregat kasar harus berbentuk baik, keras, padat, kekal dan tidak
berpori. Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka agregat kasar
harus dicuci.

• Gradasi
Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara
5 mm. sampai dengan 25 mm. dan harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
- Sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 6 % berat.

RKS-Teknis Bab III- 37


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

- Sisa di atas ayakan 4 mm harus berkisar antara 90% dan 98% berat.
- Selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang
berurutan, adalah maksimum 60% dan minimum 10% berat serta
harus menyesuaikan dengan semua ketentuan-ketentuan yang
terdapat di NI-2 PBI-1971.

Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa
oleh Konsultan Pengawas ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi,
maka Kontraktor harus menyaring kembali atau mengolah kembali
bahannya atas bebannya sendiri, untuk menghasilkan agregat yang dapat
disetujui Konsultan Pengawas.

7.2.3 Air
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi / mortar dan spesi injeksi
harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik basah, garam dan
kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak. Air tersebut harus
diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas
untuk menetap-kan sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di
dalam PBI-1971 untuk bahan campuran beton.

7.2.4 Baja Tulangan


a. Semua baja tulangan beton harus baru, mutu dan ukuran sesuai dengan
standar Indonesia untuk beton NI-2, PBI-1971, atau ASTM Designation
A-15, dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Konsultan Pengawas berhak meminta kepada Kontraktor, surat keterangan
tentang pengujian oleh pabrik dari semua baja tulangan beton yang
disediakan, untuk persetujuan Konsultan Pengawas sesuai dengan persyaratan
mutu untuk setiap bagian konstruksi seperti tercantum di dalam gambar
rencana.

b. Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih,


karat, minyak, gemuk dan zat kimia lainnya yang dapat merusak atau
mengurangi daya lekat antara baja tulangan dengan beton.

c. Khusus untuk plat lantai apabila pada gambar menggunakan wiremesh,


maka wiremesh yang digunakan adalah tipe deform (ulir) produk UNION
METAL atau BRC LYSAGHT.

7.2.5 Cetakan ( bekisting )


a. Bekisting untuk seluruh struktur bangunan ini memakai multiplex dengan
tebal minimum 12 mm. Bekisting dari multiplex tersebut harus diperkuat
dengan rangka kayu Borneo Super ukuran 5/7, 6/10, 6/12 dan sebagainya,
untuk mendapatkan kekuatan dan kekakuan yang sempurna, atau dari
bahan lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas / Konsultan
Perencana.

b. Steiger / penyangga bekisting harus terdiri dari pipa-pipa besi standar


pabrik (schafolding) atau kayu dan tidak diperkenankan memakai bambu.

7.2.6 Water stop

RKS-Teknis Bab III- 38


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

Water stop harus dipasang di setiap penghentian pengecoran untuk bagian-


bagian yang harus kedap air, yaitu antara lain pelat atap, lantai toilet dan
tempat-tempat basah lainnya sesuai dengan Gambar Kerja.
Water stop yang digunakan adalah SUPERCAST SW 10 merk FOSROC, tipe
disesuaikan dengan posisi joint dengan minimum lebar 20 cm.

7.2.7 Bonding Agent


Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang harus disambungkan / dicor
secara terputus, untuk mendapatkan sistem struktur yang kokoh sesuai dengan
design dan perhitungannya.
Bonding agent yang dipergunakan adalah NITOBOND PVA merk FOSROC
berupa material liquid berwarna putih terbuat dari bahan polymer acryl

RKS-Teknis Bab III- 39


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

digunakan pada sambungan pengecoran beton lama dan baru khusus


untuk daerah kering. Cara pemakaiannya harus sesuai petunjuk pabrik.

7.2.8 Admixture
a. Admixture / hardener dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk
mempercepat pengerasan beton. Bahan Admixture yang dipakai adalah
SIKAMENT 520 merk SIKA dengan takaran 0,8% dari berat
semen. Takaran yang lain dapat digunakan untuk mendapatkan
kekuatan maksimal dengan persetujuan dari Konsultan Pengawas /
Perencana.

b. Retarder digunakan untuk memperlambat waktu setting beton (initial


set), dimana bila waktu pengiriman beton dari Batching Plant ke proyek
dan sampai dengan waktu penuangan beton memerlukan waktu
lebih dari
1 (satu) jam. Bahan retarder yang dipergunakan adalah CONPLAST
RP264M2 dengan takaran 0,20 – 0,60 liter per 100 kg. semen.
Pencampuran dilakukan di Batching Plant.

c. Superplasticizer digunakan untuk membuat beton lebih plastis


dan mencapai kekuatan awal yang lebih tinggi (high early strength).
Bahan plasticizer adalah CONPLAST SP 430D dengan takaran 0,60
– 2,00 liter per 100 kg. semen. Pencampuran dilakukan di dalam mixer
sebelum beton dituang ke dalam cetakan.

7.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON


7.3.1 Kelas dan Mutu Pekerjaan Beton

a. Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan Standar Beton
Indonesia NI-2 PBI-1971. Bilamana tidak ditentukan lain, kuat tekan
dari beton adalah selalu kekuatan tekan hancur dari contoh kubus yang
3
bersisi 15 cm. (0,003375 m ) diuji pada umur 7 hari, 14 hari dan 28 hari.

b. Kriteria untuk menentukan mutu beton adalah persyaratan bahwa hasil


pengujian benda-benda uji harus memberikan hasil σ’bk ( kekuatan tekan
beton karakteristik ) yang lebih besar dari yang ditentukan di dalam tabel
4.2.1. PBI-1971.

c. Umur benda uji pada saat pengujian harus dilaksanakan pada umur 7,
14, atau 28 hari sesuai dengan kesepakatan dengan Konsultan Pengawas
yang tertuang dalam risalah rapat.

7.3.2 Komposisi campuran Beton

a. Beton harus dibentuk dari campuran bahan-bahan semen portland, pasir,


kerikil dan air seperti yang ditentukan sebelumnya. Bahan beton dicampur
dalam perbandingan yang tertentu / serasi dan diolah sebaik-baiknya
sampai pada kekentalan yang baik / tepat.

b. Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang ditentukan


dalam spesifikasi ini, harus dipakai “campuran yang direncanakan
(design mix)“. Campuran yang direncanakan ini dihasilkan dari
percobaan-percobaan campuran yang memenuhi kekuatan karakteristik

RKS-Teknis Bab III-40


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

yang disyaratkan dan dilakukan oleh laboratorium dari instansi


pemerintah atau Badan yang sudah terbukti akreditasinya.

c. Ukuran maksimal dari agregat kasar dalam beton untuk bagian-bagian


dari pekerjaan tidak boleh melampaui ukuran yang ditetapkan
dalam persyaratan bahan beton, ukuran mana ditetapkan sepraktis
mungkin sehingga tercapai pengecoran yang tepat dan memuaskan.

d. Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk


berbagai mutu, harus ditetapkan dari waktu ke waktu selama berjalannya
pekerjaan, demikian juga pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang
dihasilkan.

e. Perbandingan campuran dan faktor air semen yang tepat akan ditetapkan
atas dasar beton yang dihasilkan yang mempunyai kepadatan yang tepat,
kekedapan, keawetan dan kekuatan yang dikehendaki.

f. Kekentalan (konsistensi) adukan beton untuk bagian-bagian


konstruksi beton harus disesuaikan dengan jenis konstruksi yang
bersangkutan, cara pengangkutan adukan beton dan cara pemadatannya.
Kekentalan adukan beton antara lain ditentukan oleh faktor air semen.

g. Agar dihasilkan suatu konstruksi beton yang sesuai dengan


yang direncanakan, maka faktor air semen ditentukan sebagai berikut :
• Faktor air semen untuk pondasi, sloof, maksimum 0,60.
• Faktor air semen untuk kolom, balok, plat lantai, tangga, dinding
beton dan listplank / parapet, maksimum 0,60.
• Faktor air semen untuk konstruksi pelat atap dan tempat-tempat
basah lainnnya, maksimum 0,55.

h. Pengujian beton akan dilakukan oleh Konsultan Pengawas atas biaya


Kontraktor. Perbandingan campuran beton harus diubah jika perlu untuk
tujuan penghematan yang dikehendaki, workability, kepadatan,
kekedapan, awet atau kekuatan dan Kontraktor tidak berhak atas klaim
yang disebabkan perubahan yang demikian.

7.3.3 Pengujian Konsistensi Beton dan Benda-Benda Uji Beton

a. Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut keperluan
untuk menjamin beton dengan konsistensi yang baik dan untuk
menyesuaikan variasi kandungan lembab atau gradasi ( perbutiran ) dari
agregat waktu masuk dalam mesin pengaduk ( mixer ). Penambahan air
untuk mencairkan kembali beton padat hasil pengadukan yang terlalu
lama atau yang menjadi kering sebelum dipasang adalah sama sekali tidak
diperkenankan. Keseragaman konsistensi beton untuk setiap kali
pengadukan sangat perlu. Nilai slump dari beton (pengujian kerucut
slump), tidak boleh kurang dari 8 cm. dan tidak melampaui 12 cm. untuk
segala beton yang dipergunakan. Semua pengujian harus sesuai
dengan NI-2 PBI-1971. Konsultan Pengawas berhak untuk menuntut
nilai slump yang lebih kecil bila hal tersebut dapat dilaksanakan dan
akan menghasilkan beton berkualitas lebih tinggi atau alasan
penghematan.

b. Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan oleh Konsultan


Pengawas melalui pengujian biasa dengan kubus 15 x 15 x 15 cm. dibuat

RKS-Teknis Bab III-41


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

dan diuji sesuai dengan NI-2 PBI-1971. Pengujian slump akan diadakan
oleh Konsultan Pengawas sesuai dengan NI-2 PBI-1971, Kontraktor harus
menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk mengerjakan contoh-contoh
pemeriksaan yang representatif.

7.3.4 Pekerjaan Baja Tulangan

a. Baja tulangan beton harus dibengkokkan / dibentuk dengan teliti sesuai


dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang tertera pada gambar-gambar
konstruksi. Baja tulangan beton tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan
kembali dengan cara yang dapat merusak bahannya. Batang dengan
bengkokan yang tidak ditunjukan dalam gambar tidak boleh dipakai.
Semua batang harus dibengkokkan dalam keadaan dingin, pemanasan dari
besi beton hanya dapat diperkenankan bila seluruh cara
pengerjaannya disetujui oleh Konsultan Pengawas atau Perencana.

b. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar rencana.
Untuk menempatkan tulangan-tulangan tetap tepat ditempatnya, maka
tulangan harus diikat kuat dengan kawat beton ( bendraat ) dan memakai
bantalan blok-blok beton cetak ( beton decking ) dan atau kursi-kursi
besi / cakar ayam perenggang. Dalam segala hal untuk besi beton yang
horizontal harus digunakan penunjang yang tepat, sehingga tidak akan
ada batang yang turun.

c. Jarak bersih terkecil antara batang yang paralel apabila tidak ditentukan
dalam gambar rencana, minimal harus 1,2 kali ukuran terbesar dari
agregat kasar dan harus memberikan kesempatan masuknya alat
penggetar beton.

d. Pada dasarnya jumlah luas tulangan harus sesuai dengan gambar dan
perhitungan. Apabila dipakai dimensi tulangan yang berbeda dengan
gambar, maka yang menentukan adalah luas tulangan. Dalam hal ini
Kontraktor diwajibkan meminta persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan Pengawas.

7.3.5 Pekerjaan Selimut Beton

Penempatan besi beton didalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding


atau dasar cetakan sesuai butir 1.3.4.b. tersebut di atas, serta harus mempunyai
jarak tetap dan tertentu untuk setiap bagian-bagian konstruksi sesuai dengan
gambar rencana. Apabila tidak ditentukan di dalam gambar rencana, maka
tebal selimut beton untuk satu sisi pada masing-masing konstruksi adalah
sebagai berikut :

a. Pondasi Pelat, untuk sisi bawah 8 cm, untuk sisi lainnya 4 cm.
b. Balok sloof = 4,0 cm.
c. Kolom = 4,0 cm.
d. Balok = 3,0 cm.
e. Pelat beton = 2,0 cm.

7.3.6 Pekerjaan Sambungan Baja Tulangan

Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat-tempat lain


dari yang ditunjukkan pada gambar-gambar, bentuk dari sambungan

RKS-Teknis Bab III-42


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Overlap pada sambungan-


sambungan tulangan harus minimal 40 kali diameter batang, kecuali jika telah
ditetapkan secara pasti di dalam gambar rencana dan harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas.

7.3.7 Pekerjaan Mengaduk

a. Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang


mempunyai ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi
jumlah dari masing-masing bahan beton. Perlengkapan-perlengkapan
tersebut dan cara pengerjaannya selalu harus mendapatkan persetujuan
dari Konsultan Pengawas.

b. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin


pengaduk beton ( “batch mixer/beton mollen“ ). Konsultan Pengawas
berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika pemasukan
bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan
dengan susunan kekentalan dan warna yang merata / seragam dalam
komposisi atau konsistensi. Air harus dituang lebih dahulu selama
pekerjaan penyempurnaan.

c. Tidak diperkenankan melakukan pengadukan beton yang


berlebihan (lamanya) yang membutuhkan penambahan air untuk
mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki. Mesin pengaduk yang
memproduksi hasil yang tidak memuaskan harus diperbaiki dan atau
diganti. Mesin pengaduk yang disentralisir ( batching mixing plant ) harus
diatur sedemikian rupa, sehingga pekerjaan mengaduk dapat diawasi
dengan mudah dari stasiun operator. Mesin pengaduk tidak boleh dipakai
melebihi dari kapasitas yang telah ditentukan. Setiap mesin pengaduk
harus diperlengkapi dengan alat mekanis untuk mengatur waktu dan
menghitung jumlah adukan.

7.3.8 Suhu
o
Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh lebih dari 32 C dan tidak kurang
o o o
dari 4,5 C. Bila suhu dari beton yang dituang berada antara 27 C - 32 C,
beton harus diaduk di tempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor. Bila
beton dicor pada waktu iklim sedemikian rupa sehingga suhu dari beton
o
melebihi 32 C sebagai yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas, maka
Kontraktor harus mengambil langlah-langkah yang efektif, umpamanya
mendinginkan agregat, mencampur dengan es dan mengecor pada
waktu malam hari bila perlu, untuk mempertahankan suhu beton waktu
o
dicor pada suhu dibawah 32 C.

7.3.9 Pekerjaan Rencana Cetakan

Cetakan (bekisting) harus sesuai dengan bentuk dan ukuran yang ditentukan
dalam gambar rencana. Bahan yang dipakai untuk cetakan harus
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas sebelum pembuatan
cetakan dimulai, tetapi persetujuan yang demikian tidak akan mengurangi
tanggung jawab Kontraktor terhadap keserasian bentuk maupun terhadap
perlunya perbaikan kerusakan-kerusakan yang mungkin dapat timbul pada
waktu pemakaian.

RKS-Teknis Bab III-43


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

Sewaktu-waktu Konsultan Pengawas dapat mengafkir sesuatu bagian dari


bentuk yang tidak dapat diterima dalam segi apapun dan Kontraktor harus
dengan segera menanggulangi bentuk yang diafkir tesebut dan
menggantinya atas bebannya sendiri.

7.3.10 Pekerjaan Konstruksi Cetakan


a. Semua cetakan harus betul-betul teliti, kuat dan aman pada
kedudukannya sehingga dapat dicegah pengembangan atau lain gerakan
selama dan sesudah pengecoran beton.

b. Semua cetakan beton harus kokoh.

c. Sebelum beton dicor, permukaan dari cetakan-cetakan (bekisting) harus


dilaburi / diminyaki dengan minyak bekisting yang biasa
diperdagangkan untuk maksud itu yang dapat mencegah secara efektif
melekatnya beton pada cetakan, dan akan memudahkan melepas
bekisting / cetakan beton. Minyak bekisting tersebut dapat dipakai hanya
setelah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Penggunaan minyak bekisting
ini harus hati-hati untuk mencegah kontak dengan besi beton dan
mengakibatkan kurangnya daya lekat.

d. Alat-alat dan usaha-usaha yang sesuai dan cocok untuk membuka


cetakan-cetakan tanpa merusak permukaan dari beton yang telah selesai,
harus tersedia.

e. Penyangga cetakan ( steiger ) harus bertumpu pada pondasi yang baik


dan kuat sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan
selama pelaksanaan.

7.3.11 Pekerjaan Pengangkutan Beton


Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus
sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang
diinginkan dapat dibawa ke tempat pekerjaan, tanpa adanya pemisahan dan
kehilangan bahan yang menyebabkan perubahan nilai slump.

7.3.12 Pekerjaan Pengecoran


a. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran dan
letak baja tulangan beton sesuai dengan gambar pelaksanaan,
pemasangan sparing-sparing instalasi, penyokong, pengikatan dan lain-
lainnya telah selesai dikerjakan. Sebelum pengecoran dimulai,
permukaan-permukaan yang berhubungan dengan pengecoran harus
sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas.

b. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat


pengecoran beton ( cetakan / bekisting ) harus bersih dari air yang
tergenang, reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan bekisting dengan
bahan-bahan yang menyerap pada tempat-tempat yang akan dicor, harus
dibasahi dengan merata sehingga kelembaban / air dari beton yang baru
dicor - tidak akan diserap.

c. Permukaan-permukaan beton yang telah dicor lebih dahulu dimana akan


dicor beton baru, harus bersih dan lembab / basah ketika dicor dengan
beton baru. Pembersihan harus berupa pembuangan semua kotoran,
pembuangan beton-beton yang mengelupas atau rusak, atau bahan-bahan
asing yang menutupinya. Semua genangan air harus dibuang dari

RKS-Teknis Bab III-44


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

permukaan beton lama tersebut sebelum beton baru dicor. Pada


sambungan pengecoran ini harus dipakai bahan perekat beton yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas.

d. Perlu diperhatikan letak / jarak / sudut untuk setiap penghentian


pengecoran yang masih akan berlanjut, terhadap sistem struktur /
penulangan yang ada.

e. Beton boleh dicor hanya ketika Konsultan Pengawas atau wakilnya yang
ditunjuk serta Staf Kontraktor yang setaraf ada ditempat / lokasi
pekerjaan, dan persiapannya betul-betul telah memadai.

f. Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar
pengangkutan ke tempat posisi terakhir sependek mungkin, sehingga
pada waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil
dan spesinya. Pemisahan yang berlebihan dari agregat kasar dalam beton
yang disebabkan jatuh bebas dari tempat yang cukup tinggi, atau sudut
yang terlalu besar, atau bertumpuk dengan baja-baja tulangan, tidak
diijinkan. Kalau diperkirakan pemisahan yang demikian itu mungkin
akan terjadi, Kontraktor harus mempersiapkan tremie atau alat lain yang
cocok untuk mengontrol jatuhnya beton.

g. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2 meter,


semua penuangan beton harus selalu lapis - perlapis horizontal dan
tebalnya tidak lebih dari 50 cm. Konsultan Pengawas mempunyai hak
untuk mengurangi tebal tersebut apabila pengecoran dengan tebal
lapisan 50 cm. tidak dapat memenuhi spesifikasi ini.

h. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama terjadi hujan deras atau


turun hujan yang lama, sedemikian rupa sehingga spesi / mortar terpisah
dari agregat kasar. Selama hujan, air semen atau spesi tidak boleh
dihamparkan pada construction joint, dan air semen atau spesi yang
hanyut terhampar harus dibuang sebelum pekerjaan dilanjutkan.

i. Ember-ember / gerobak dorong beton yang dipakai harus sanggup


menuang dengan tepat dalam slump yang rendah dan memenuhi syarat-
syarat campuran. Mekanisme penuangan harus dibuat dengan kapasitas
minimal 50 liter. Juga harus tersedia peralatan lainnya untuk mendukung
lancarnya pengecoran dimana diperlukan terutama bagi lokasi-lokasi
yang sulit / terbatas.

j. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin,


sehingga bebas dari kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat
semua permukaan dari cetakan dan material yang diletakan. Dalam
pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat penggetar (vibrator)
harus dapat menembus dan menggetarkan kembali beton pada bagian atas
dari lapisan yang terletak di bawah. Lamanya penggetaran tidak boleh
menyebabkan terpisahnya bahan beton dengan airnya. Semua beton harus
dipadatkan dengan alat penggetar type IMMERSON, beroperasi dengan
kecepatan paling sedikit 3.000 putaran per menit ketika dibenamkan ke
dalam beton.

7.3.13 Waktu dan Cara-Cara Pembukaan Cetakan


a. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus mengikuti
petunjuk Konsultan Pengawas. Pekerjaan ini harus dikerjakan dengan

RKS-Teknis Bab III-45


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

hati-hati untuk menghindarkan kerusakan pada beton. Beton yang masih


muda / lunak tidak diijinkan untuk dibebani. Segera sesudah cetakan-
cetakan dibuka, permukaan beton harus diperiksa dengan teliti dan
permukaan-permukaan yang tidak beraturan harus segera diperbaiki
sampai disetujui Konsultan Pengawas

b. Umumnya diperlukan waktu minimum sebelum cetakan beton boleh


dibuka, yaitu minimum
3 hari untuk cetakan - cetakan samping pada pondasi dan sloof.
7 hari untuk dinding-dinding pemikul dan kolom
21 hari untuk balok-balok, plat lantai, plat atap dan tangga.

7.3.14 Perawatan ( Curing )


a. Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan di
bawah ini atau disemprot dengan Curing Agent CONCURE P yang
berupa bahan cair / liquid material dimana setelah mengering berbentuk
membrane clear dan berfungsi sebagai pelindung (curing compound)
untuk menahan / mencegah penguapan air dari dalam beton, dengan
2
takaran pemakaian untuk 1 liter adalah 5 – 6 m . Konsultan Pengawas
berhak menentukan cara perawatan bagaimana yang harus digunakan
pada bagian-bagian pekerjaan.

b. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari


yang langsung minimal selama 3 hari sesudah pengecoran. Perlindungan
semacam itu dilakukan dengan menutupi permukaan beton dengan deklit
atau karung bekas yang dibasahi dan harus dilaksanakan segera setelah
pengecoran dilaksanakan.

c. Perawatan beton setelah 3 hari, adalah dengan melakukan penggenangan


dengan air pada permukaan beton paling sedikit selama 14 hari terus
menerus. Perawatan semacam ini bisa dilakukan dengan penyiraman
secara mekanis atau dengan pipa yang berlubang-lubang atau dengan
cara lain yang disetujui Konsultan Pengawas sehingga selama masa
tersebut permukaan beton selalu dalam keadaan basah. Air yang
digunakan dalam perawatan ( curing ) harus memenuhi persyaratan
spesifikasi air untuk campuran beton.

7.3.15 Pekerjaan Perlindungan (Protection).


Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan
sebelum penerimaan terakhir oleh Konsultan Pengawas.

7.3.16 Pekerjaan Perbaikan Permukaan Beton

a. Jika sesudah pembukaan cetakan, ada permukaan beton yang tidak


sesuai dengan yang direncanakan, atau tidak tercetak menurut gambar
atau diluar garis permukaan, atau ternyata ada permukaan yang
cacat/rusak, semua hal itu dianggap sebagai tidak sesuai dengan
spesifikasi ini dan harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas
bebannya sendiri. Kecuali bila Konsultan Pengawas memberikan
ijinnya untuk memperbaiki/menambal tempat yang rusak, dalam hal
mana perbaikan harus dikerjakan seperti yang telah tercantum dalam
pasal-pasal berikut.

RKS-Teknis Bab III-46


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang


terdiri dari sarang kerikil, kerusakan-kerusakan karena cetakan-cetakan,
lubang-lubang karena keropos, ketidak-rataan dan bengkak harus
dibuang dengan pemahatan atau dengan batu gerinda. Sarang kerikil dan
beton lainnya harus dipahat, lubang-lubang pahatan harus diberi
pinggiran yang tajam dan dicor sedemikian sehingga pengisian akan
terikat ( terkunci ) di tempatnya. Semua lubang harus terus menerus
dibasahi selama 24 jam sebelum dicor, dan seterusnya disempurnakan.

c. Jika menurut pendapat Konsultan Pengawas hal-hal tidak sempurna


pada bagian bangunan yang akan terlihat jika dengan penambalan saja
akan menghasilkan sebidang dinding yang tidak memuaskan
kelihatannya, Kontraktor diwajibkan untuk menutupi seluruh dinding
( dengan spesi plesteran 1pc : 3ps ) dengan ketebalan yang tidak
melebihi 1 cm, demikian juga pada dinding yang berbatasan (yang
bersambungan) sesuai dengan instruksi dari Konsultan Pengawas. Perlu
diperhatikan untuk permukaan yang datar, batas toleransi
kelurusan ( pencekungan atau Pencembungan ) bidang tidak boleh
melebihi dari L / 1000 untuk semua komponen.

Pasal 8
PENYEKAT-PENYEKAT AIR

8.1. Penyekat-penyekat air (waterstop) dari PVC harus ditempatkan pada sambungan-
sambungan bangunan seperti yang ditunjukkan pada gambar-gambar. Kontraktor
harus menyiapkan semua penyekat-penyekat air termasuk lem PVC, semen, pasak,
mur-mur dan bahan penyambung lainnya.

8.2. Kontraktor harus membuat semua sambungan-sambungan (splices), penyatuan dan


lengkungan-lengkungan (joints and bends), pasak-pasak untuk penyekat air,
pertemuan perpotongan-perpotongan yang dibuat secara khusus sesuai dengan
gambar-gambar atau seperti ditunjukkan oleh Konsultan Perencana.

8.3. Semua penyatuan-penyatuan harus diletakan persis dengan petunjuk-petunjuk pabrik


pembuat dan penggunaan material yang disyahkan oleh pabrik dan harus dibentuk
sedemikian rupa agar menghasilkan sambungan yang kuat dan kedap air. Bahan
waterstop yang dipakai adalah SUPERCAST SW 20, tipe disesuaikan dengan posisi
joint dengan lebar minimum 20 cm.

Pasal 9
PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI

9.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
a. Pekerjaan pondasi pasangan batu kali.
b. Pekerjaan pasangan batu kali lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

9.2. PERSYARATAN BAHAN.

9.2.1 Batu kali.


Batu kali yang digunakan harus batu pecah dari jenis yang keras,
bersudut runcing dan tidak porous.

RKS-Teknis Bab III-47


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

9.2.2 Semen.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.1.

9.2.3 Pasir.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.2.

9.2.4 Air.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.3.

9.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

9.3.1 Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, harus dibuat profil / bentuk pondasi
dari bambuatau kayu pada setiap ujung yang bentuk dan ukurannya sesuai
dengan Gambar Kerja dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.

9.3.2 Galian pondasi harus telah disetujui secara tertulis oleh Konsultan Pengawas,
kemudian dasar galian harus diurug dengan pasir urug tebal 10 cm. disiram
sampai jenuh, diratakan dan dipadatkan sampai benar-benar padat. Di atas
lapisan pasir tersebut diberi pasangan batu kali kosong yang dipasang sesuai
dengan Gambar Kerja.

9.3.3 Pasangan batu kali untuk pondasi menggunakan adukan dengan campuran
1pc : 4ps, terkecuali disyaratkan kedap air seperti tercantum dalam Gambar
Kerja. Untuk kepala pondasi digunakan adukan kedap air 1pc : 3ps.

9.3.4 Adukan harus membungkus batu kali sedemikian rupa sehingga tidak ada
bagian dari pondasi yang berongga atau tidak padat khususnya pada bagian
tengah.

9.3.5 Setiap jarak 50 cm. As-as harus ditanam stek ∅ 10 mm. untuk sloof dan
dinding pasangan yang tercantum dalam Gambar Kerja. Pada perletakan kolom
beton atau kolom praktis beton harus ditanamkan stek- stek tulangan kolom
dengan diameter dan jumlah besi yang sama dengan tulangan pokok pada
kolom beton atau kolom praktis tersebut. Stek-stek harus tertanam dengan baik
dalam pondasi sedalam minimum 40-d atau sesuai dengan ukuran dalam
Gambar Kerja. Jarak antara stek-stek ini adalah tiap 100 cm. dan atau seperti
yang tercantum dalam Gambar Kerja.

Pasal 10
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA

10.1. LINGKUP PEKERJAAN.

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :

a. Pembuatan dinding batako press.


b. Pekerjaan pasangan batu bata lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

10.2. PERSYARATAN BAHAN.

10.2.1 Batako press.

RKS-Teknis Bab III-48


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

Batako press yang dipakai adalah dari mutu yang terbaik, setaraf bata F,
ukuran 8 x 20 x 30 cm. dengan pengepresan sempurna dan merata. Batako
press yang dipakai harus bebas dari cacat, retak, cat atau adukan,
mempunyai sudut siku dan ukuran yang seragam dan langsung didatangkan
dari pabrik atau penjual. Sebelum pengadaan bahan ini, Kontraktor diwajibkan
mengajukan contoh disertai data teknis dari batu bata yang akan dipakai
kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

10.2.2 Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.

10.2.3 Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2.

10.2.4 Air.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.

10.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

10.3.1 Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan detail


bentuk profil, sambungan dan hubungan dengan material lain dan
melaksanakannya sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja.

10.3.2 Sebelum pemasangan, batu bata harus direndam dalam air bersih dulu
sehingga jenuh. Pada saat diletakkan, tidak boleh ada genangan air di atas
permukaan batu bata tersebut.

10.3.3 Aduk perekat / spesi.


a. Aduk perekat / spesi untuk pasangan batako press kedap air adalah
campuran 1pc : 3ps untuk :
• Dinding pasangan batako daerah basah.
• Dinding pasangan batako yang langsung berhubungan dengan luar.
• Saluran.

b. Untuk semua pasangan batako press terhitung dari P +0,20 ke atas, dipakai
aduk perekat / spesi campuran 1pc : 5ps terkecuali yang disyaratkan
kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

c. Persyaratan pembuatan adukan harus sesuai dengan Pasal 1 dalam Bab ini.

10.3.4 Pemasangan harus sedemikian rupa sehingga ketebalan aduk perekat / spesi
harus sama setebal 1 cm. Semua pertemuan horizontal dan vertikal harus terisi
dengan baik dan penuh.

10.3.5 Pemasangan dinding pasangan batako dilakukan bertahap, setiap tahap


terdiri maksimum 5 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom dan balok
praktis. Persyaratan pelaksanaan kolom dan balok praktis, mengacu pada
persyaratan pelaksanaan pekerjaan beton di Bab lain dalam buku ini.

10.3.6 Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapi, sama tebal, lurus, tegak dan pola
ikatan harus terjaga baik di seluruh pekerjaan. Pertemuan sudut antara dua
dinding harus rapi dan siku seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

10.3.7 Pekerjaan pemasangan batako press harus benar-benar vertikal dan


horizontal. Pengukuran dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur dengan

RKS-Teknis Bab III-49


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

tepat. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan


atau pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 200
cm. vertikal dan horizontal. Jika melebihi, Kontraktor harus membongkar /
memperbaiki dan biaya untuk perkaan ini ditanggung oleh Kontraktor, tidak
dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.

10.3.8 Semua pasangan bata yang tertanam dalam tanah harus dilapis aduk kasar
sampai setinggi permukaan tanah.

10.3.9 Setelah batako terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok dengan
kedalaman 1 cm. dengan rapi dan dibersihkan dengan sapu lidi, kemudian
disiram air dan siap menerima plesteran.

10.3.10 Sebelum diplester, permukaan pasangan bata harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok dan dibersihkan.

10.3.11 Pembuatan lubang pada dinding pasangan bata untuk perancah sama sekali
tidak diperkenankan.

10.3.12 Tidak diperkenankan memasang batako merah yang patah dua melebihi dari
5%. Batu bata yang patah lebih dari 2 (dua) bagian tidak boleh digunakan.

10.3.13 Ketebalan jadi (setelah di-finish dengan plester aci) harus :


• Dinding bata ½ batu, harus setebal 15 cm.
• Dinding bata 1 batu, harus setebal 25 cm.

10.3.14 Pemeliharaan :
Selama pasangan dinding bata belum di-finish, Kontraktor wajib untuk
memelihara dan menjaga atas kerusakan atau pengotoran oleh bahan lain.
Apabila pada saat di-finish terdapat kerusakan, berlubang dan lain
sebagainya, Kontraktor harus memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima
oleh Konsultan Pengawas. Biaya ini ditanggung oleh Kontraktor dan
tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.

Pasal 11
PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL

11.1. LINGKUP PEKERJAAN.

11.1.1 Pekerjaan Beton Bertulang.

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :

• Pembuatan kolom praktis 13 x 13 cm.


• Pembuatan balok praktis / balok lintel, ring balok ukuran 13 x 13
cm.dan 13 x 20 cm.
• Pekerjaan kolom praktis, balok praktis / lintel dan ring balok
lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

11.1.2 Pekerjaan Beton Tumbuk.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pembuatan lantai kerja beton tumbuk pada lantai dasar sesuai Gambar Kerja.

11.2. PERSYARATAN BAHAN.

RKS-Teknis Bab III-50


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

11.2.1 Besi Beton.


a. Besi beton yang dipakai adalah dari mutu U-24 untuk diameter lebih kecil
dari ∅ 16 mm.

c. Besi harus bersih dari lapisan minyak, lemak dan bebas dari cacat seperti
serpih-serpih.

d. Penampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2.

e. Diameter besi beton yang dipasang harus sesuai dengan Gambar Kerja.

f. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari
Konsultan Pengawas.

g. Kawat pengikat besi beton adalah dari baja lunak dan tidak disepuh /
dilapis seng. Diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm.
Kawat pengikat besi beton harus memenuhi syarat-syarat dalam NI-2
(PBI-1971)

11.2.2 Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.

11.2.3 Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2. Pasir yang dipakai harus Pasir Beton.

11.2.4 Koral beton / Spleet.


a. Koral beton / spleet harus bersih, bersudut tajam, tidak berpori serta
mempunyai gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat NI-2.
b. Penyimpanan / penimbunan koral beton dengan pasir harus dipisahkan
satu sama lain, hingga kedua bahan tersebut dijamin mendapatkan
perbandingan adukan beton yang disyaratkan.

11.2.5 A i r.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.

11.2.6 Acuan / bekisting dan perancah.


a. Papan acuan / bekisting dibuat dari multiplex tebal 9 mm.
b. Balok-balok pengaku dan pengikat papan acuan dari kaso 5/7.
c. Perancah disyaratkan memakai perancah besi, tidak diperkenankan
mempergunakan balok kaso 5/7 atau bambu.

11.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

11.3.1 Beton Bertulang.

a. Campuran dan mutu beton


• Campuran adalah 1pc : 2ps : 3Kr.
• Mutu beton yang disyaratkan dalam pekerjaan beton bertulang
non struktural ini adalah K-175.

b. Pembesian.

RKS-Teknis Bab III-51


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

• Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang


dibengkokkan, sambungan, kait-kait dan sengkang (ring)
persyaratannya harus sesuai NI-2 (PBI-1971).
• Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus sesuai
dengan Gambar Kerja.
• Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar
besi tulangan tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran,
dan harus bebas dari papan acuan / bekisting atau lantai kerja
dengan memasang selimut beton dan bantalan beton (beton
decking) sesuai dengan NI-2 (PBI-1971).

c. Acuan / bekisting.
• Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran
yang telah ditetapkan dalam Gambar Kerja.
• Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-
perkuatan, sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk
dan kedudukannya selama pengecoran berlangsung.
• Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas
dari kotoran tahi gergaji, potongan kayu, tanah, lumpur dan
sebagainya.

d. Cara pengadukan.
• Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.

• Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui


terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas.

• Beton harus dilindungi dari sinar matahari langsung, hingga


tidak terjadi penguapan terlalu cepat.

• Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan,


harus diperhatikan.

e. Pengecoran Beton.
 Sebelum pelaksanaan pengecoran, Kontraktor diwajibkan me-
laksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan
menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-
ukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan
penahan jarak.

 Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas


persetujuan Konsultan Pengawas.

 Pengecoran harus dilakukan dengan menggunakan alat


penggetar beton untuk menjamin beton cukup padat, dan harus
dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan sarang-
sarang koral / spleet yang dapat memperlemah konstruksi.

• Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada


hari berikutnya, maka tempat perhentian tersebut harus disetujui
Konsultan Pengawas.

• Penyambungan beton lama dengan beton baru harus memakai


Bonding Agent NITOBOND PVA merk FOSROC.

RKS-Teknis Bab III-52


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

• Permukaan beton lama yang akan diteruskan pengecorannya


harus dikasarkan, dilapis dengan Bonding Agent NITOBOND PVA
yang pelaksanaannya sesuai persyaratan pabrik pembuat,
selanjutnya langsung dilakukan pengecoran beton baru.

f. Pekerjaan pembongkaran acuan / bekisting.


Pekerjaan pembongkaran acuan / bekisting hanya boleh dilakukan dengan
ijin tertulis dari Konsultan Pengawas.

Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun


pada permukaan beton tanpa persetujuan Konsultan Pengawas.

g. Pekerjaan pembuatan kolom praktis.

Pemasangan kolom praktis untuk :

• Setiap pertemuan dinding pasangan batu bata.

• Dinding pasangan batu bata ½ batu pada bagian dalam


2
bangunan setiap seluas 9 m .

• Dinding pasangan batu bata ½ batu pada bagian luar / tepi


2
luar bangunan setiap seluas 9 m .

• Ukuran kolom praktis adalah 13 x 13 cm.

• Dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

h. Pekerjaan pembuatan balok praktis / lintel dan ring balok.

i. Pemasangan balok praktis / lintel dan ring balok :

• Di tepi atas / akhir dari dinding pasangan batu bata yang bebas
2
sebagai ring balok setiap luas 9 m pasangan dinding bata yang
tinggi.

• Ukuran balok pratis adalah 13 x 13 cm, 13 x 20 cm, atau


sesuai Gambar Kerja.

• Dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

j. Penulangan beton kolom dan balok praktis sesuai Gambar Kerja dan atau
seperti terurai dalam pekerjaan beton di Bab lain dalam Buku ini.

k. Pemasangan kolom praktis dan balok praktis / lintel seperti tercantum


dalam Butir 5.3.1.g. dan 5.3.1.h. di atas, terlepas apakah pekerjaan
tersebut tergambar atau tidak dalam Gambar Kerja.

l. Pada setiap pertemuan dinding pasangan batu bata dengan kolom praktis,
ring balok beton maupun beton lainnya seperti tercantum dalam Gambar
Kerja harus diperkuat angker ∅ 8 mm. setiap jarak 50 cm. yang terlebih

RKS-Teknis Bab III-53


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

dahulu telah ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan kolom dan
balok praktis ini. Bagian yang tertanam dalam pasangan bata minimal
sedalam 30 cm. kecuali ditentukan lain.

11.3.2 Pekerjaan Beton Tumbuk.


Campuran beton tumbuk adalah 1pc : 3ps : 5kr dengan tulangan praktis 1
lapis – 2 arah diameter 6 mm.- 15 cm. atau wiremesh BRC M-6, terkecuali
pada daerah basah (KM / WC dan Pantry) tidak dipasang tulangan. Lapisan
beton tumbuk harus padat, tidak berongga, tidak retak dan rata permukaan /
waterpass dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja. Tebal lapisan
beton tumbuk adalah 6 cm, dan atau sesuai Gambar Kerja.

Pasal 12
PEKERJAAN PLESTERAN

12.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
• Plesteran aci halus untuk dinding pasangan batako press dan permukaan beton.
• Plesteran kedap air.
• Plesteran biasa.
• Pekerjaan plesteran lainnya seperti terurai dalam Gambar Kerja.

12.2. PERSYARATAN BAHAN.

12.2.1 Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.

12.2.2 Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2.

12.2.3 A i r.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.

12.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

12.3.1 Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume. Pekerjaan
plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan dinding pasangan bata atau
bidang beton telah disetujui secara tertulis oleh Konsultan Pengawas.

12.3.2 Jenis plesteran.


a. Plesteran kasar adalah plesteran dengan permukaan tidak dhaluskan.
Campuan plesteran kasar adalah campuran aduk kedap air,yaitu 1pc : 3ps.
Dipakai untuk :
• Menutup permukaan dinding pasangan yang tertanam di dalam tanah
hingga ke permukaan tanah dan atau lantai.

• Menutup permukaan dinding pagar yang menghadap tetangga.

b. Plesteran biasa adalah campuran 1pc : 5ps.


Aduk plesteran ini untuk pasangan batu bata dan batu tempel serta untuk
menutup semua permukaan dinding pasangan bagian dalam bangunan,
yang dinyatakan tidak kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

c. Plesteran kedap air adalah campuran 1pc : 3ps.


Aduk plesteran ini untuk :

RKS-Teknis Bab III-54


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

• Menutup semua permukaan dinding pasangan pada bagian luar /


tepi luar bangunan.

• Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan


yang disyaratkan harus kedap air seperti tercantum dalam Gambar
Kerja hingga ketinggian 150 cm. dari permukaan lantai.

• Semua pasangan bata di bawah permukaan tanah hingga ketinggian


sampai 20 cm. dari permukaan lantai, kecuali ditentukan lain dalam
Gambar Kerja.

d. Plesteran halus / aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat
sedemikian rupa sehingga diperoleh campuran yang homogen.
Plesteran halus ini merupakan pekerjaan penyelesaian akhir dari dinding
pasangan. Pekerjaan plesteran halus ini dilaksanakan sesudah aduk
plesteran sebagai lapisan dasar telah berumur 8 (delapan) hari, atau
sudah kering benar.

12.3.3 Pelaksanaan.

a. Adukan semua jenis plesteran tersebut di atas harus disiapkan sedemikian


rupa sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering
pada waktu pelaksanaan pemasangan.

b. Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu


pencampuran aduk plesteran dengan waktu pemasangan tidak melebihi
30 menit, terutama untuk plesteran kedap air.

c. Kontraktor harus menyediakan Pekerja / Tukang yang ahli untuk


pelaksanaan pekerjaan plesteran ini, khususnya untuk plesteran aci halus.

d. Terkecuali untuk plesteran kasar, permukaan semua aduk plesteran harus


diratakan. Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus / aci
harus rata, tidak bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga dan
berlubang, tidak mengandung kerikil ataupun benda-benda lain yang
membuat cacat.

e. Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum diplester harus dibasahi


terlebih dahulu dan siar-siarnya dikerok sedalam kurang lebih 1 cm.
Sedang untuk permukaan beton yang akan diplester, permukaannya harus
dibersihkan dari sisa-sisa bekisting, kemudian dikasarkan (“scratched”).
Semua lubang - lubang bekas pengikat bekisting atau form tie harus
tertutup aduk plesteran.

f. Untuk semua bidang dinding yang akan dilapis dengan cat / wallpaper
dipakai plesteran aci halus di atas permukaan plesterannya. Untuk bidang
dinding pasangan yang menggunakan bahan / material akhir lain,
permukaan plesterannya harus diberi alur-alur garis horizontal untuk
memberikan ikatan yang lebih baik terhadap bahan / material yang akan
digunakan tersebut.

g. Untuk setiap pertemuan bahan / material yang berbeda jenisnya pada satu
bidang datar, harus diberi naat / celah dengan ukuran lebar 7 mm. dan
dalam 5 mm.

RKS-Teknis Bab III-55


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

h. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau


pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m.

i. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding /


kolom seperti yang dinyatakan dan dicantumkan dalam Gambar Kerja.
Tebal plesteran adalah minimal 1,5 cm. dan maksimal 2,5 cm. Jika
ketebalan melebihi 2,5 cm, maka diharuskan menggunakan kawat
ayam yang diikatkan / dipakukan ke permukaan dinding pasangan yang
bersangkutan, untuk memperkuat daya lekat plesteran.

j. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai


pemasangan instalasi pipa listrik, pipa plumbing, untuk seluruh
bangunan.

12.3.4 Pemeliharaan.

a. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung


dengan wajar. Hal ini dilakukan dengan membasahi permukaan plesteran
setiap kali terlihat kering dan melindunginya dari sinar matahari langsung
dengan bahan penutup yang dapat mencegah penguapan secara cepat.
Pembasahan tersebut adalah selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian
selesai, Kontraktor harus selalu menyiram dengan air sekurang-
kurangnya 2 (dua) kali sehari sampai jenuh.

b. Selama permukaan plesteran belum dilapis dengan bahan / material akhir,


Kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-
kerusakan dan pengotoran dengan biaya ditanggung oleh Kontraktor, dan
tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.

c. Tidak dibenarkan pekerjaan penyelesaian dengan bahan / material akhir di


atas permukaan plesteran dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2
(dua) minggu, cukup kering, bersih dari retak, noda dan cacat lain seperti
yang disyaratkan tersebut di atas.

d. Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi semua yang disyaratkan oleh


Konsultan Pengawas, maka Kontraktor harus membongkar dan
memperbaiki sampai disetujui oleh Konsultan Pengawas.

e. Biaya untuk perbaikan tersebut ditanggung oleh Kontraktor dan tidak


dapat dijadikan sebagai pekerjaan tambah.

Pasal 13
PEKERJAAN SRUKTUR DAN DINDING

13.1. Lingkup Pekerjaan


13.1.1 Rangka Badan menggunakan balok kayu dengan ukuran 8/12 cm,
berfungsi sebagai struktur utama bangunan, dipasanga sesuai dengan
gambar kerja.
13.1.2 Dinding papan kayu 3/20 cm dipasang sebagai pembatas ruangan yang
ditentukan dalam gambar.

13.2. Persyaratan Bahan


13.2.1 Rangka Badan menggunakan kayu jenis Belian/Klas kuat I dengan
ukuran 8/12 cm, cukup umur, kering dan lurus.

RKS-Teknis Bab III-56


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

13.2.2 Tiang-tian pilar dinding menggunakan kayu klas kuat I atau II ukuran
5/10 cm, cukup umur, kering dan lurus.

13.2.3 Untuk dinding memenggunakan papan kayu klas kuat II dengan ukuran
3/20 cm , cukup umur dan kering serta tidak baling .

13.2.4 Alat penyambung menggunakan baut dengan ukuran sesuai gambar, paku,
dan nagel (pantek) kayu keras.

13.3. Pedoman Pelaksanaan


13.3.1 Pekerjaan struktur dan dinding kayu meliputi :
• Struktur badan bangunan, yaitu tiang-tiang pilar utama bangunan,
termasuk sloof dan ringbalk .
• Pasangan pilar untuk dinding, dinding papan dan balok apit.
• Permukaan kayu yang nampak harus diketam/diserut rata dan halus.

13.3.2 Persyaratan Pekerjaan


• Tiang pilar utama digunakan kayu yang benar-benar cukup umur,
kering dan lurus, dipasang secara presisi dan rapi sesuai dengan
bambar kerja.
• Untuk kedudukan papan-papan dinding, dipasang pilar-pilar berjarak
2 m dan balok pembagi sebagai regel/frame sesuai gambar kerja.
Pilar-pilar ini bertumpu pada sloof kayu dan ringbalk dengan
menggunakan sambungan lubang dan pen.
• Papan-papan dinding dipasang bersusun rapi secara horisontal
dengan menggunakan paku. Agar papan-papan dinding tersebut tidak
berubah bentuk akibat perubahan cuaca, maka diberi balok pengapit
sebagai sabuk, ukuran 5/7 cm, dipasang tegak berjarak 2 m.
• Papan dinding dapat pula disusun berjajar secara vertikal
dengan menggunakan sambungan lidah dan alur sehingga susunan
papan-papan tersebut rata/tidak baling dan rapi. Agar kedudukan
papan-papan dinding stabil dan tidak berubah akibat perubahan
cuaca, maka diberi balok pengaoit sebagai sebuk, dipasang horisontal
sesuai gambar kerja.
• Konstruksi sambungan kayu harus rapi dan rapat/tidak longgar, ikatan
perkuatan harus menggunakan baut dan paku serta pen kayu keras
yang sebelumnya bidang sambungan ini harus dilumuri dengan lem
kayu, agar sambungannya dapat melekat dengan baik.

13.3.3 Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh KP-USB secara teliti dan
sesuai gambar, dengan syarat semua pasangan struktural maupun non
struktural benar-benar siku, tegak-lurus dan presisi. Pasangan dinding
harus rata (horizontal), baik dilihat dari dalam maupun dari luar
bangunan.

13.3.4 Apabila digunakan dinding pasangan bata merah atau batako, maka dapat
menggunakan pedoman yang yang tertuang dalam “Penjelaksan
Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan Konstruksi Beton”

Pasal 14
PEKERJAAN LANTAI

14.1. Lingkup Pekerjaan

RKS-Teknis Bab III-57


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

Pemasangan lantai dibuat untuk semua bagian lantai ruangan, menggunakan papan-
papan kayu.

14.2. Bahan yang digunakan


14.2.1 Balok-balok untuk lagur/pemikul utama menggunakan kayu klas kuat I
yang tahan terhadap air dan perubahan cuaca, dengan ukuran 8/12 cm
dengan balok-balok pembagi ukuran 6/12 cm.
14.2.2 Papan-papan untuk lantai menggunakan kayu klas kuat I atau II dengan
ukuran 4/20 cm.
14.2.3 Alat penyambung menggunakan lubang dan pen , baut dan paku dengan
ukuran dan cara penyambungan sesuai gambar kerja

14.3. Pedoman Pelaksanaan


14.3.1 Balok-balok pemikul utama bertumpu pada sloof dengan
menggunakan sepatu agar kedudukan balok-balok tersebut stabil.,
dipasang pada jarak 1 m atau sesuai gambar kerja.
14.3.2 Agar kedudukan papan-papan lantai rata/tidak melendut, maka diantara
balok-balok pemikul dipasang balok pembagi berjaran 2 m, dengan cara
penyambungan sesuai gambar kerja.
14.3.3 Agar diperoleh ikatan yang kokoh dan tidak baling akibat muai-susut
kayu atau perubahan
14.3.4 bentuk akibat perubahan cuaca, maka papan-papan lantai tersebut
dirangkai dengan sambungan lubang dan pen atau lidah dan alur.
14.3.5 Agar permukaan lantai rata/datar, maka setelah papan-papan lantai
terpasang, permukaan yang tidak rata, terutama pada pertemuan antar
papan diketam.
14.3.6 Semua permukaan kayu yang nampak harus diketam rata dan halus.
14.3.7 Apabila pekerjaan laintai menggunakan beton rabat atau penutup laintai
keramik, maka dapat menggunakan pedoman yang yang tertuang dalam
“Penjelaksan Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan Konstruksi Beton”.

Pasal 15
PEKERJAAN PENGECATAN

15.1. LINGKUP PEKERJAAN.

Pekerjaan yang dimaksud meliputi ;


• Pekerjaan pengecatan permukaan dinding pasangan batu bata dan beton ,
• Pekerjaan pengecatan permukaan logam seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
• Termasuk pengecatan dasar (plamuur, menie dan lain-lain).

15.1.1 Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Batu Bata dan Beton
Semua permukaan dinding pasangan batu bata dan permukaan beton yang
tampak (exposed) seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

15.1.2 Pekerjaan Pengecatan Logam


Semua pekerjaan logam yang terpasang seperti tercantum dalam
Gambar
Kerja dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Semua bagian / permukaan yang tampak (exposed) dicat sampai
dengan cat finish.

b. Semua bagian / permukaan yang tidak ditampakkan (un-


exposed) dicat hanya sampai dengan cat dasar.

RKS-Teknis Bab III-58


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

15.2. PERSYARATAN BAHAN.

15.2.1 Cat Tembok Exterior.


Bahan dari jenis acrylic emulsion kualitas baik, tahan terhadap udara
dan garam. Tipe exterior matt emulsion. Produk SUNLEX, ICI atau
setara.

15.2.2 Cat Tembok Interior.


Bahan dari jenis acrylic emulsion kualitas baik, tipe interior matt
emulsion. Produk SUNLEX, ICI atau setara.

15.2.3 Cat Logam & Kayu.


Bahan dari jenis synthetic enamel super gloss kualitas utama, tipe
interior
& exterior gloss paint. Produk , SEIV atau setara.

15.2.4 Lapisan Primer.


Bahan dari kualitas utama, produk SUNLEX, ICI Atau setara.

15.2.5 Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari produk tersebut di


atas mengenai kemurnian cat yang akan dipergunakan.
Pembuktian berupa :
• Segel kaleng
• Test BD
• Test laboratorium
• Hasil akhir pengecatan
Biaya untuk pembuktian ini dibebankan kepada Kontraktor. Hasil tes
kemurnian ini harus mendapat rekomendasi tertulis dari produsen dan
diserahkan ke Konsultan Pengawas untuk persetujuan pelaksanaan.

15.2.6 Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis
cat pada bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm. Pada bidang-
bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula
cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar sampai dengan lapisan
akhir).

15.2.7 Semua bidang contoh tersebut harus disampaikan kepada


Konsultan Pengawas. Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui
secara tertulis oleh Perencana dan Konsultan Pengawas, barulah
Kontraktor melanjutkan dengan pembuatan “mock-up”.

15.2.8 Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas,


untuk kemudian akan diteruskan ke Pemberi Tugas, minimal 5 galon
tiap warna dan jenis cat yang dipakai.

Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan


jelas identitas cat yang ada di dalamnya.

Cat ini akan dipakai sebagai cadangan oleh Pemberi Tugas untuk
perawatan.

15.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

15.3.1 Lakukan dengan cara terbaik yang umum dilakukan kecuali apabila
dispesifikasikan lain. Tebal minimum dari tiap lapisan jadi (finish)

RKS-Teknis Bab III-59


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

minimum sama dengan syarat yang dispesifikasikan pabrik. Pengecatan


harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas yang
menunjukkan tanda-tanda sapuan, roller maupun semprotan.

15.3.2 Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar
beracun atau membahayakan kesehatan manusia, maka Kontraktor harus
menyediakan peralatan pelindung, misalnya : masker, sarung tangan
dan sebagainya yang harus dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.

15.3.3 Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan cuaca


yang lembab atau hujan atau dalam keadaan angin berdebu bertiup.
Terutama untuk pelaksanaan di dalam ruangan bagi cat dengan bahan dasar
beracun atau membahayakan manusia, maka ruangan tersebut
harus mempunyai ventilasi yang cukup atau pergantian udara berlangsung
lancar. Di dalam keadaan tertentu misalnya untuk ruangan tertutup,
Kontraktor harus memakai kipas angin ( fan ) untuk memperlancar
pergantian / aliran udara.

15.3.4 Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan
(vacuum cleaner), semprotan dan sebagainya harus tersedia dari kualitas /
mutu terbaik dan jumlahnya cukup untuk pekerjaan ini.

15.3.5 Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas.
Penyemprotan hanya boleh dilakukan bila disetujui Konsultan Pengawas.

15.3.6 Pemakaian ampelas, pencucian dengan air maupun pembersihan


dengan kain kering terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas, terkecuali disyaratkan lain dalam
spesifikasi ini.

15.3.7 Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan cat dasar untuk


komponen bahan / material logam, harus dilakukan sebelum komponen
tersebut terpasang.

15.3.8 Standar Pengerjaan (“Mock-Up”).


Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan
pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan.
Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, tekstur,
material dan cara pengerjaan.
Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai “mock-up” ini akan ditentukan
oleh Konsultan Pengawas.
Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas dan Perencana, maka bidang-bidang ini akan dipakai
sebagai standar minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.

15.3.9 Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Konsultan Pengawas harus diulang
dan diganti. Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat
dasar atau cat finish yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana
ditunjukkan oleh Konsultan Pengawas.
Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor, dan tidak dapat di-klaim
sebagai pekerjaan tambah.

15.3.10 Pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan oleh aplikator yang


direkomendasikan oleh pihak pabrik untuk mendapatkan garansi bahan
dan pekerjaan dari pabrik.

RKS-Teknis Bab III-60


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

15.3.11 Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Bata dan Beton


a. Sebelum Pelaksanaan.
Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, minyak, lemak,
kotoran atau noda lain, bekas-bekas cat yang terkelupas bagi
permukaan yang pernah dicat dan dalam kondisi kering.

b. Pelaksanaan Pekerjaan dengan Roller


Pemakaian kuas hanya untuk permukaan dimana tidak mungkin
menggunakan roller.

c. Permukaan Interior.

1) Lapisan Pertama :
• Cat dasar jenis Alkali Penetrating Primer (EASYPRIME).
• Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
• Ketebalan lapisan 25–40 micron atau daya sebar per liter 13–
2
15 m .
• Tunggu selama minimum 24 jam sebelum pelaksanaan
pelapisan berikutnya.
• Warna bening ( transparan ).

2) Lapisan Kedua dan Ketiga :


• Cat jenis Interior Matt Emulsion Paint (EASYCOAT).
• Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
• Ketebalan lapisan 25-40 micron atau daya sebar per liter 11-17
m2 per lapis.
• Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam.
• Warna ditentukan kemudian.

d. Permukaan Exterior.

1) Lapisan Pertama :
• Cat dasar jenis Alkali Penetrating Primer (EASYPRIME).
• Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
• Ketebalan lapisan 25–40 micron atau daya sebar per liter 13–
2
15 m .
• Tunggu selama minimum 24 jam sebelum pelaksanaan
pelapisan berikutnya.
• Warna bening ( transparan ).

2) Lapisan Kedua dan Ketiga :


• Cat jenis Exterior Matt Emulsion Paint (EASYSHIELD).
• Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
• Ketebalan lapisan 25-40 micron atau daya sebar per liter 11-
17 m2 per lapis.
• Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam.
• Warna ditentukan kemudian.

15.3.12 Pekerjaan Pengecatan Logam Yang Ditampakkan.


a. Persiapan Sebelum Pengecatan.
Bersihkan permukaan dari kulit giling (kerak / millscale), karat, minyak,
lemak dan kotoran lain secara teliti, seksama dan menyeluruh sehingga

RKS-Teknis Bab III-61


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

permukaan yang dimaksud menampilkan tampak logam yang halus dan


mengkilap.
Pekerjaan ini dilaksanakan dengan sikat kawat mekanik
(Mechanical Wire Brush). Akhirnya permukaan dibersihkan dengan
vacuum cleaner atau sikat yang bersih.
Sebelum dilakukan pengecatan, semua permukaan logam
harus mendapat “solvent treatment” untuk menghilangkan lemak dan
kotoran.

b. Pelaksanaan pengecatan.

1) Lapisan Pertama :
Pekerjaan cat primer / dasar dilaksanakan sebelum komponen
bahan / material logam terpasang. Cat primer SEIV. Tunggu
selama minimum 6 jam sebelum pelaksanaan pelapisan
berikutnya. Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas.

2) Lapisan Kedua :
Cat dasar jenis Undercoat. Tunggu selama minimum 6 jam
sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya. Pelaksanaan
pekerjaan dengan kuas.

3) Lapisan Ketiga dan Keempat :


Cat akhir (“finish”) , SEIV. Pelaksanaan dengan kuas Tenggang
waktu antara pelapisan minimum 16 jam. Warna ditentukan
kemudian.

15.3.13 Pekerjaan Pengecatan Logam Yang Tidak Ditampakkan.


Semua pengecatan permukaan logam yang tidak ditampakkan hanya
cat dasar SEIV 1 (satu) lapis.Pelaksanaan dengan kuas.

RKS-Teknis Bab III-62


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

BAB III
SYARAT – SYARAT PEKERJAAN VEGETASI
Pasal 1
PEKERJAAN PENATAAN TANAMAN

1.1 Umum

1.1.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan Penataan RTH mencakup pekerjaan :
a. Penataan Taman ( Soft Material )
 Persiapan media Pupuk oganik dan anorganik, Obat hama penyakit
 Pengadaan Air bersih untuk penyiraman
 Pengadaan Bibit tanaman Hias dari mulai jenis rumput s/d
tanaman tinggi.

b. Perangkat Keras ( Hard Material )


 Pengadaan Peralatan dan Alat kerja
 Pengadaan Media Tanam dengan mendatangkan Tanah Humus
 Pengadaan bahan bahan bangunan semen, pasir, batu, bata
 Pengadaan Bahan finising pedestrian, cat Tembok, cat kayu, cat
besi
 Pengadaan peralatan dan listrik unuk Penerangan
 Pengadaan peralatan pemeliharaan

c. Pemeliharaan Tanaman
 Penyiraman
 Pemupukan
 Pemangkasan
 Penyiangan
 Penggemburan
 Pengendalian hama penyakit
 Penyulaman

d. Pemeliharaan Bangunan / Pedestrian dan sarana RTH


 Perbaiakan Retakan Bangunan atau pedestrian
 Penggantian Bahan pedestrian yang rusak / lapuk
 Pelaburan Ulang bekas perbaiakan
 Perbaikan Instalasi listrik dan air yang bermasalah
 Penggantian Ornamen armature lampu yang mati
 Pengurugan ulang bila bekas urugan ada lendutan

1.1.2 Pemeliharaan
Areal yang sudah dibangun/ ditanami harus dipelihara Pemborong selama
6 (enam) bulan atau sampai tumbuh baik setelah pekerjaan penanaman
dianggap selesai.

1.2 Pekerjaan Penanaman


1.1.3 Persiapan Lahan
a. Untuk lubang tanaman pohon (sesuai ukuran) dibiarkan selama 5-7
hari.

RKS-Teknis Bab III-63


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

b. Disiapkan tanah subur dan kompos (pupuk organik) untuk mengurug


pada setiap lubang tanaman.
c. Tanah bekas galian lubang tanaman disingkirkan/dibuang, kalau tidak
memenuhi standar tingkat kesuburan.
d. Untuk lahan perumahan setelah bersih dari kotoran, gulma-gulma dan
berangkal diratakan dan diberi campuran kapur dan pupuk organik
sampai merata.
e. Untuk memperoleh peil/ketinggian yang diinginkan harus diurug
dengan tanah subur.

1.1.4 Persiapan dan Peralatan


a. Pemborong harus memelihara hasil pekerjaan sesuai jadwal kerja yang
sudah dibuat pemberi tugas.
b. Peralatan harus dipersiapkan oleh Pemborong dan disimpan dengan
tertib di gudang.
c. Alat-alat yang perlu disediakan adalah :
 Cangkul
 Skop
 Garpuh
 Golok
 Gunting stek
 Gergaji
 Pacul kecil
 Ember
 Handsprayer
 Masker
 Mesin pompa
 dan lain-lain
 Gunting rumput gendong
 Emrat

1.1.5 Persiapan dan Pengadaan Bibit Tanaman


a. Kontraktor harus menyiapkan lahan penampungan sementara bibit
tanaman dekat lokasi proyek yang aman, terlindung dan mudah
bongkar muat.
b. Tersedianya air yang cukup untuk pemeliharaan penyiraman.
c. Bibit tanaman dalam keadaan sehat, tumbuh subur dalam bungkus
vollibag.
d. Membuat daftar bibit tanaman, jenis tanaman, jumlah, ukuran, dan
asal/sumber tanaman)

1.1.6 Penanaman Pohon


a. Bibit tanaman pohon yang akan ditanam dalam stadia medium siap
tanam (ketinggian 3 m).
b. Bibit tanaman pohon perakarannya dalam keadaan utuh/terbungkus
vollibag/plastik dan tidak boleh terpecah.
c. Bungkus/vollibag/plastik harus dibuang ketika ditanam pada lubang
yang sudah disiapkan.
d. Pengurugan pada tanaman pohon adalah campuran tanaman subur dan
pupuk organik dan disiram air sampai basah dan padat.
e. Pohon yang sudah ditanam perlu diberi bambu penguat.

1.1.7 Penanaman Pohon Pelindung

RKS-Teknis Bab III-64


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

a. Pohon pelindung dipilih yang besar/sedang sehat dan memiliki akar


yang baik.
b. Pada lahan yang akan ditanam pohon lindung dilakukan penggalian
ukuran 80 x 80 cm dengan kedalaman 60 cm atau disesuaikan dengan
akar pohon yang didapat.
c. Isi sepertiga bagian lubang tersebut dengan campuran tanah dan pupuk
kandang atau kompos dengan perbandingan 1 : 1.
d. Tanaman dimasukkan dengan karungnya/polybag.
e. Karung pembungkus yang dimasukkan harus memiliki jarak dengan
batas galian tanah. Untuk sisi kanan kirinya minimal memiliki jarak 10
cm dan jarak 20 cm dari permukaan tanah.
f. Tanaman yang tinggi ketika ditanam pertama kali pada lahan cukup
rapuh sehingga perlu diikat pada tiga tongkat penguat yang saling
menyilang membentuk bentuk segitiga terbuat dari kayu dolken
dengan diameter 4 cm dengan menggunakan pengikat ijuk (fiber
palem).
g. Lalu tutup sisa lubang dengan tanah galian yang gembur dengan
menyisakan ruang 5-10 cm dari permukaan tanah. Ruang ini akan diisi
oleh Mulsa tetapi jangan menempel pada pohon, karena mulsa akan
mengalami proses pemusukan dan mengandung bakteri atau jamur.
Mulsa terbuat dari jerami, rumputrumputan atau dedaunan kering.
Setelah itu padatkan dan siram secukupnya.
Penyiraman baru dapat dikatakan sempurna jika air terisap oleh tanah
sedalam 30 – 40 cm.

1.1.8 Penanaman Pohon Tinggi

a. Pohon perdu tinggi dan rendah dipilih yang besar/sedang sehat dan
memiliki akar yang baik.
b. Pada lahan yang akan ditanam pohon perdu tinggi dilakukan
penggalian ukuran 40 x 40 cm dengan kedalaman 40 cm atau
disesuaikan dengan akar pohon yang didapat.
c. Pada lahan yang akan ditanam pohon perdu rendah dilakukan
penggalian ukuran 20 x 20 cm dengan kedalaman 20 cm atau
disesuaikan dengan akar pohon yang didapat.
d. Bersihkan media sekam dari akar pohon dengan cara mengalirkan air
melalui selang (semprot), baru ditanaman tersebut ditanam dalam
lubang yang sepertiga bagiannya berisi campuran tanah dan pupuk
kandang ( 1 : 1 ).
e. Tanaman perdu ketika ditanam pertama kali pada lahan cukup rapuh
sehingga perlu diikat pada empat tongkat penguat yang membentuk
bentuk segi empat dengan satu kayu diatasnya yang menyilang agar
rigid terbuat dari kayu dolken dengan diameter 4 cm dengan
menggunakan pengikat ijuk (fiber palem).
f. Lalu tutup sisa lubang dengan tanah galian yang gembur dengan
menyisakan ruang 5-10 cm dari permukaan tanah. Ruang ini akan diisi
oleh Mulsa tetapi jangan menempel pada pohon, karena mulsa akan
mengalami proses pembusukan dan mengandung bakteri atau jamur.
Mulsa terbuat dari jerami, rumput-rumputan atau dedaunan kering.
Setelah itu padatkan dan siram secukupnya.
g. Penyiraman baru dapat dikatakan sempurna jika air terisap oleh tanah
sedalam 30 – 40 cm.

1.1.9 Penanaman Perdu Rendah

RKS-Teknis Bab III-65


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

a. Tanaman penutup disini yang dipakai jenis tanaman yang tumbuh


merayap yang berfungsi menutup tanah yang terbuka.
b. Menyiapkan penanaman dengan melakukan pembuatan lubang pada
lahan dengan menggali lubang yang digali memanjang dengan
kedalaman 10 cm dan sepertiga bagiannya diberi campuran tanah dan
pupuk kandang (1 : 1).
c. Tanaman ditanam tiap rumpun dengan jarak yang leluasa, 10-15 cm,
agar tumbuhnya tidak berdesakan. Setelah itu padatkan dan siram
secukupnya.
d. Penyiraman baru dapat dikatakan sempurna jika air terisap oleh tanah
sedalam 30 – 40 cm.

1.1.10 Penanaman Tanaman Dalam Pot

a. Penggunaan pot tanaman ditujukan untuk memberikan aksen yang


menarik. Di seluruh area Plaza memiliki tanaman dalam pot dengan
menggunakan jenis tanaman Bougenvile hasil Varigata, yang
merupakan jenis tanaman tahan cuaca panas, berbunga lama.
b. Ukuran pot yang digunakan diamatere 80 cm dengan tinggi 80 cm
.Jenis bahan rabat beton finishing dengan ornamen cat besi tempa
paduan warna silver/gold dan hitam.
c. Pot harus kedap air dan dilapisi kembali oleh lapisan semen yang
dicairkan dengan sedikit air.
d. Siapkan media tanah humus untuk pot tanaman. Humus yang diambil
berasal dari pengomposan pupuk kandang berupa campuran tanah
taman, pupuk kandang yang agak basah dan pasir dengan
perbandingan 3 : 1 : 1. Aduk dan jemur campuran tersebut selama
sehari lalu rendam dengan air selama satu minggu. Setelah satu
minggu buang airnya lalu dapat digunakan untuk ditanami tanaman
dalam pot.

1.1.11 Penanaman Tanaman Vertikal Dan Merambat


a. Tanaman vertikal diterapkan sebagai dinding pembatas dengan
bangunan samping taman dan pada pergola.
b. Menggunakan jenis tanaman vertikal mempunyai elemen daun yang
rapat, yang dapat mengurangi polusi udara karena taman vertikal dapat
menangkap partikel-partikel kotoran berupa tanaman morning glory,
calatea ungu.
c. menempelkan kawat ram di antara kolom sebagaimana ditampakkan
pada gambar teknis kemudian membelitkan tanaman rambat pada
beberapa bagian pada kawat tersebut, dan dirawat dengan baik maka
tanaman akan menyebar dengan sendirinya.
d. Media tanah humus setinggi 40 cm diisi ke dalam bak bunga antar kaki
kolom, lalu tanam bibit tanaman merambat dengan panjang 80 cm –
100 cm pada media tersebut kemudian belitkan pada kawat ram.
e. Pada bangunan pergola, tanamlah tanaman merambat pada bak bunga
di sekeliling kaki kolom pergola yang telah diberi media tanam humus
sedalam 40 cm, kemudian belitkan tanaman pada kolom pergola.

1.1.12 Penanaman Rumput


a. Bibit rumput harus berupa lempengan yang tumbuh subur, segar dan
terdapat tanah top soilnya.
b. Rumput lempengan harus langsung ditanam setelah didatangkan dan
tempat asainya.

RKS-Teknis Bab III-66


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

c. Penanaman rumput harus disertai kondisi permukaan tanah dalam


keadaan basah.
d. Penanaman rumput lempeng pada lahan miring harus diberi pasak dari
bambo agar tidak longsor
e. Penanaman rumput tandur di atas grass block diambil dari lempengan.
f. Setelah ditanami rumput, perbanyak penyiraman.

1.1.13 Penanaman Rumput Dalam Grass-Blok


a. Persiapan Lahan Tanam
Penanaman elemen taman selain rumput harus ditanam dan dibuat
lebih dahulu agar tidak mengganggu pekerjaan penanaman rumput.
Lahan taman untuk rumput diolah sesuai tahap-tahap berikut :
 Lahan tanah digemburkan yaitu pada ruang tempat lantai carport
yang berasal dari pc batu koral warna sikat dan grass block berada,
dengan menggunakan sekop kecil atau garpu kecil.
 Lahan tanah diberi pupuk organik berupa pupuk kandang atau
kompos secara merata dan didiamkan selama 1 minggu.
 Kupas permukaan tanah setebal 20 cm pada jalur parker yang akan
menggunakan grass block. Kemudian diratakan dengan
menggunakan alat berat Baby Roller 1,5 ton.
 Setelah rata, dilapisi (diurug) pasir setebal 10 cm.
 Grass block lalu dipasang dan diratakan.
 Tanah yang telah dicampur pupuk kandang kompos dengan
perbandingan 1:1 diisikan pada rongga grass block.\

b. Pemilihan Jenis Rumput


Untuk jalur pemisah atau antara carport dan lubang pada grass block
diisi oleh rumput jepang.

c. Penanaman
 Setelah lahan dibiarkan 1 minggu, rumput mulai ditanam di jalur
pemisah lantai batu koral warna sikat maupun jalur grass block.
 Di jalur pemisah lantai batu koral warna sikat dan grass block
ditanam rumput bentuk potongan (suwiran).

d. Perawatan setelah rumput ditanam (masa pemeliharaan pekerjaan)


 Perawatan meliputi penyiraman, pemupukan dan pemangkasan.
 Penyiraman
o Penyiraman dilakukan dua kali sehari sehari, yaitu pada pagi
hari sekitar pukul 7.00-9.00 dan sore pukul 16.00-18.00.
Lamanya penyiraman dan jumlah air yang digunakan
tergantung kepada penampakan rumput dan kelembapan tanah.
 Pemupukan
o Rumput membutuhkan banyak unsur nitrogen untuk
pertumbuhan daunnya.
o Unsur nitrogen diberikan dalam bentuk pupuk urea. Pemberian
pupuk urea dilakukan tiga bulan sekali dengan dosis 10
gram/m2. Pupuk urea ini dilarutkan dalam air sebanyak 8 liter
dan kemudian disiramkan.
 Pemangkasan
o Pemangkasan dilakukan jika rumput tumbuh berlebihan
sehingga merusak bentuk semula. Sebaiknya pemangkasan
dilakukan 10 hari sekali. Pemangkasan rumput pada jalur

RKS-Teknis Bab III-67


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

pemisah lantai batu koral warna sikat dan grass block ditanam
rumput dengan menggunakan gunting pangkas.

1.1.14 Pekerjaan Pemeliharaan Tanaman


Pekerjaan pemeliharaan Taman di laksanakan setelah dilaksanakan setiap
aitem pekerjaan penanaman Tanaman hias. Setiap jenis tanaman akan di
terima direksi bila tanaman dinyatakan tumbuh subur dan sehat dan sesuai
dengan gambar rencana awal atau perubahan yang di setujui dua belah
fihak. Jaminan pemeliharaan taman sesuai ketentuan adalah tiga bualan
dari tanggal berita acara serah terima pekerjaan ke satu dan di buktikan
dengan hasil pekerjaan di lapangan.
Pekerjaan Pemeliharaan yang harus di laksanakan adalah sebagai berikut :

1.1.15 Penyiraman
a. Pemborong harus membuat jadwal penyiraman dam peralatan.
b. Rumput yang baru ditanam dilakukan penyiraman tiap hari (pagi dan
sore).
c. Pohon yang baru ditanam dilakukan 1-2 hari sekali.
d. Air yang dipakai penyiraman sesuai petunjuk/standar air baku.

1.1.16 Pemupukan
a. Pupuk kornpos (organik) diberikan saat/waktu penanaman.
b. Pupuk an-organik diberikan waktu tanaman tumbuh 1-2 bulan,
dosisnya disesuaikan atau sesuai kemasan.
c. Pupuk an-organik diantaranya urea, NPK.

1.1.17 Pemangkasan
a. Tanaman yang baru ditanam dipangkas bila ada ranting/batang yang
mengganggu.
b. Pemangkasan diperlukan bila ingin membentuk tanaman yang
diinginkan.
c. Pemangkasan dilakukan setelah tumbuh 1-2-3 bulan. atau sesuai
kebutuhan
d. Peralatan pemangkasan disiapkan sesuai kebutuhan.

1.1.18 Penyiangan
a. Penyiangan dilakukan setelah tanaman tumbuh 1 bulan.
b. Gulma-gulma harus dibuang.

1.1.19 Penggemburan
a. Penggemburan dilakukan sesudah tumbuh 2-3 bulan.
b. Penggemburan tidak merusak perakaran.
c. Bila kurang media tanah pertu segera ditambah.

1.1.20 Pengendalian hama penyakit


a. Tanaman yang rusak karena terserang hama penyakit dibuang dan
diganti
b. Aplikasi Pengendalian hama penyakit dilakukan sesuai kondisi
Tanaman
c. Pestisida yang digunakan harus sesuai anjuran/petunjuk pemberi tugas.

1.1.21 Penyulaman
a. Tanaman yang hilang/mati segera diganti (disulam) sesuai ukuran yang
sudah tumbuh.

RKS-Teknis Bab III-68


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

b. Tanaman pengganti harus kondisi siap tanam, subur dan sesuai


Spesifikasinya.

1.1.22 Ketentuan Lain-Lain


a. Masa pemeliharaan selama 3 bulan.
b. Pemborong masih diwajibkan untuk memelihara tanaman sampai
tumbuh stabil.
c. Pemborong harus membuat Laporan Pasca Penanaman.
d. Jenis-jenis tanaman harus sesuai dengan usulan desain.
e. Jarak tanaman dan jumlah harus sesuai dengan gambar desain.
f. Setiap ada perubahan jenis dan jarak tanam harus sepengetahuan
pemberi tugas.

RKS-Teknis Bab III-69


Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie

BAB IV
PENUTUP

1. Uraian pekerjaan yang belum termuat dalam ketentuan dan syarat-syarat ini tetapi didalam
pelaksanaannya harus ada, maka pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan setelah ada perintah tertulis dari
Pemimpin Proyek dan akan diperhitungkan dalam pekerjaan tambahan.

2. Apabila terdapat jenis pekerjaan yang semula diestimasi oleh Konsultan Perencana perlu dikerjakan dan
sudah termuat dalam Daftar Rencana Anggaran Biaya, tetapi menurut pertimbangan Pemberi Tugas
yang dapat dipertanggungjawabkan tidak perlu lagi dilaksanakan, maka atas perintah tertulis dari
Pemberi Tugas pekerjaan tersebut tidak dilaksanakan dan akan diperhitungkan sebagai pekerjaan
kurangan.

3. Apabila terdapat perbedaan antara gambar, spesifikasi teknis, dan Rencana Anggaran Biaya, maka
sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan harus diadakan rapat terlebih dahulu untuk mendapatkan
kepastian.

Gorontalo, November 2018


Konsultan Perencana
PT. SISARTI BAKSYA ASASTA

FENDY FAISAL GOBEL, ST., M.Sc.


Team Leader

DIPERIKSA : MENYETUJUI :
Pejabat Pelaksana Teknis KUASA PENGGUNA ANGGARAN
Kegiatan (KPA)
(PPTK)

IRWAN PULUKADANG, ST., MT. Ir.IWAN S.MOKOGINTA, M.Si


NIP. 19740404 200701 1 024 NIP. 19700127 199603 1 002

RKS-Teknis Bab IV-70

Anda mungkin juga menyukai