J Habibie
BAB I
SYARAT – SYARAT UMUM TEKNIS
Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor / Pemborong meliputi bagian-bagian pekerjaan
yang dinyatakan dalam Gambar Kerja serta Buku Rencana Kerja dan Syarat- syarat Teknis ini.
RKS-Teknis Bab I- 1
Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie
RKS-Teknis Bab I- 2
Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie
G. PEKERJAAN HARDSCAPE
PEKERJAAN TANAH
PEKERJAAN PONDASI
PEKERJAAN BETON
PEKERJAAN DINDING PASANGAN
PEKERJAAN PLESTERAN
PEKERJAAN PENUTUP LANTAI DAN PENUTUP DINDING
PEKERJAAN PENGECATAN
H. PEKERJAAN VEGETASI
TANAM RUMPUT GAJAH MINI
TANAM VARIGATA / BOGENVILE
TANAM TATUDI
TANAM BUNGA PURING
TANAM LILI PARIS
TANAM KETAPANG KENCANA
TANAM PALEM KENARI
TANAM PANDAN BALI
TANAM POHON GLODOKAN TIANG
I. PEKERJAAN AKHIR
Pekerjaan Pembersihan Akhir
Pekerjaan Pelaporan dan Dokumentasi
Pekerjaan As-Built Drawing
RKS-Teknis Bab I- 3
Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie
Pasal 2
MEMULAI KERJA
Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal penunjukan dan perintah kerja pelaksanaan
pekerjaan (SPK), pihak Kontraktor / Pemborong harus sudah memulai melaksanakan pembangunan
fisik secara nyata di lapangan.
Apabila setelah 1 (satu) minggu Kontraktor / Pemborong yang ditetapkan belum melaksanakan
pembangunan fisik secara nyata di lapangan, maka akan diberlakukan ketentuan yang telah dibuat
oleh Panitia / Owner.
Pasal 3 :
MOBILISASI
Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal sebagai berikut :
3.1. Transportasi peralatan konstruksi yang berdasarkan daftar alat-alat konstruksi yang diajukan
bersama penawaran, dari tempat pembongkarannya ke lokasi dimana alat itu akan digunakan
untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
3.2. Pembuatan kantor Kontraktor / Pemborong, gudang dan lain-lain di lokasi proyek untuk
keperluan pekerjaan ini.
3.3. Dengan selalu disertai ijin Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong dapat membuat
berbagai perubahan, pengurangan dan atau penambahan terhadap alat-alat konstruksi dan
instalasinya.
3.4. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari pemberitahuan memulai kerja, Kontraktor / Pemborong
harus menyerahkan program mobilisasi kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.
Pasal 4
PAPAN NAMA PROYEK
Kontraktor / Pemborong harus memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan ketentuan yang
berlaku atas biaya Kontraktor / Pemborong.
Pasal 5
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN
5.1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor / Pemborong wajib menunjuk seorang Kuasa Kontraktor atau
biasa disebut ‘Site Manajer’ yang cakap dan ahli untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di
lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor / Pemborong, berpendidikan minimal
RKS-Teknis Bab I- 4
Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie
Sarjana Muda Teknik Sipil / Arsitektur atau sederajat dengan pengalaman minimum 6 (enam)
tahun.
5.2. Dengan adanya ‘Pelaksana’ tidak berarti bahwa Kontraktor / Pemborong lepas tanggung
jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
5.3. Kontraktor / Pemborong wajib memberitahu secara tertulis kepada Pemimpin / Ketua Proyek
dan Konsultan Pengawas, nama dan jabatan ‘Pelaksana’ untuk mendapat persetujuan.
5.4. Bila dikemudian hari menurut pendapat Pemimpin / Ketua Proyek dan Konsultan Pengawas
bahwa ‘Pelaksana’ dianggap kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan,
maka akan diberitahukan kepada Kontraktor / Pemborong secara tertulis untuk mengganti
‘Pelaksana’.
5.5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor / Pemborong
harus sudah menunjuk ‘Pelaksana’ yang baru atau Kontraktor / Pemborong sendiri
(Penanggung Jawab / Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan pekerjaan.
Pasal 6
RENCANA KERJA
6.1. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor / Pemborong wajib membuat
Rencana Kerja Pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan berupa bar chart dan S-curve bahan
dan tenaga.
6.2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
Pengawas, paling lambat dalam waktu 8 (delapan) hari kalender setelah Surat Keputusan
Penunjukan (SPK) diterima oleh Kontraktor / Pemborong.
6.3. Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan disahkan oleh Pemberi
Tugas / Pemimpin / Ketua Proyek.
6.4. Kontraktor / Pemborong wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 2 (dua) kepada
Konsultan Pengawas untuk diberikan kepada Pemilik Proyek dan Perencana. 1 (satu) salinan
Rencana Kerja harus ditempel pada dinding bangsal Kontraktor / Pemborong di lapangan
yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan / prestasi kerja.
6.5. Kontraktor / Pemborong harus selalu dalam pelaksanaan penbangunan pekerjaan sesuai
dengan Rencana Kerja tersebut.
Pasal 7
DIREKSI KEET, LOS KERJA DAN
GUDANG BAHAN, PAGAR PROYEK
RKS-Teknis Bab I- 5
Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie
Kontraktor / Pemborong harus menyediakan Direksi Keet (Los Pengawas) untuk keperluan
Pengawas Lapangan dan Personalia Proyek dengan bahan semi permanen seluas 24 m2
( Ruang Konsultan Pengawas dan Ruang Rapat ), lantai diplester,
dinding tripleks / papan / asbes, diperlengkapi dengan kursi, meja, serta alat-alat kantor
yang diperlukan. Dalam hal ini Kontraktor / Pemborong dapat memanfaatkan sementara
ruangan/lokasi pada area bangunan yang belum/tidak dibongkar yang akan ditentukan oleh
Konsultan Pengawas.
7.5. Kantor Pemborong, gudang bahan, los-los kerja dan los lainnya yang dibuat dan dibiayai
oleh Kontraktor / Pemborong, setelah selesai pelaksanaan pembangunan / pekerjaan tersebut,
harus segera dibongkar/dibersihkan oleh Kontraktor / Pemborong, dan bahan-bahan bekasnya
menjadi milik Kontraktor / Pemborong.
7.6. Direksi Keet dan Pagar pengaman proyek (butir 7.1. dan 7.4.) yang dibuat oleh
Kontraktor / Pemborong, setelah selesai pelaksanaan pembangunan / pekerjaan tersebut
akan ditentukan pemanfaatannya oleh Proyek, namun apabila dianggap perlu Direksi dapat
memerintahkan kepada Kontraktor / Pemborong untuk segera membongkarnya dan
membersihkannya, dan bahan-bahan bekasnya diserahkan kepada Proyek.
Pasal 8
KEBERSIHAN DAN KESELAMATAN KERJA
8.1. Selama masa pekerjaan, Kontraktor / Pemborong harus senantiasa memelihara kebersihan
lokasi pekerjaan, setiap saat sampah-sampah pekerjaan selalu diangkut dan dikumpulkan di
suati tempat yang telah ditentukan.
8.2. Kontraktor / Pemborong berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dan cukup di
tempat pekerjaan untuk para pekerja dan personil yang terlibat dalam proyek.
RKS-Teknis Bab I- 6
Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie
8.4. Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan, Kontraktor /
Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja, bahan dan peralatan
teknis serta konstruksi yang diserahkan Pemberi Tugas.
Dalam hal terjadinya kerusakan-kerusakan, maka Kontraktor / Pemborong harus bertanggung
jawab untuk memperbaikinya.
8.6. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor / Pemborong wajib menyediakan tabung alat
pemadam kebakaran (Fire Extinguisher) lengkap dan siap pakai, dengan jumlah sekurang-
kurangnya 4 (empat) buah tabung. Masing-masing tabung berkapasitas 12 kg.
8.7. Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga
Kerja Nomor 30/KPTS/1984 dan Kep-07/Men/1984 tanggal 27 Januari 1984 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1977 bagi Tenaga Kerja Borongan Harian
Lepas pada Kontraktor Induk maupun Sub Kontraktor yang melaksanakan proyek-proyek
Departemen Pekerjaan Umum, Pihak Kontraktor / Pemborong yang sedang melaksanakan
pembangunan / pekerjaan agar ikut serta dalam program ASTEK dan memberitahukan
secara tertulis kepada Pemimpin Proyek.
Pasal 9
TENAGA DAN SARANA KERJA
Kontraktor / Pemborong harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan berikut
alat bantu lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta mengadakan pengamanan,
pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama
masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna sampai dengan
diserah-terimakannya pekerjaan tersebut kepada Pemberi Tugas.
9.4.1. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor / Pemborong dengan
membuat sumur pompa sementara di lokasi proyek atau di-supply dari luar.
RKS-Teknis Bab I- 7
Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie
9.4.2. Air harus bersih, bebas dari : bau, lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya yang
merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari Konsultan
Pengawas / Direksi.
9.4.3. Kontraktor / Pemborong harus membuat bak penampung air untuk bekerja yang
senantiasa terisi penuh dengan kapasitas minimum 3,5 m3.
9.4.4. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor / Pemborong dan diperoleh dari
sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan. Penggunaan Genset
untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan
sementara apabila sambungan sementara PLN tidak memungkinkan dan harus
atas petunjuk Konsultan Pengawas.
Pasal 10 :
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN
RKS-Teknis Bab I- 8
Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie
Jika tidak terdapat di dalam Peraturan / Standar / Normalisasi tersebut di atas, maka berlaku
Peraturan / Standar / Normalisasi Internasional ataupun dari negara asal produsen bahan /
material / komponen yang bersangkutan.
Pasal 11 :
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN
11.1. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai segala hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan / pekerjaan, baik bersifat teknis maupun
administratif.
11.2. Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Kontraktor / Pemborong harus
memberikan data-data yang diperlukan menurut data dan keadaan sebenarnya.
11.3. Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan secara rutin dibuat oleh Pengawas Lapangan
dari Konsultan Pengawas.
11.4. Laporan-laporan tersebut di atas setiap minggu dan bulannya, harus diserahkan kepada
Pemimpin Proyek untuk bahan monitoring.
Pasal 12 :
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
RKS-Teknis Bab I- 9
Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie
12.1. Bila gambar yang menyangkut spesifikasi teknis tidak sesuai dengan Rencana
Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang mengikat / berlaku adalah RKS.
12.2. Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada alignemen, lokasi seksi (bagian) dan detail gambar
mungkin akan dilakukan didalam waktu pelaksanaan kerja. Kontraktor / Pemborong
harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud gambar dan spesifikasinya, dan tidak
boleh mencari keuntungan dari kesalahan atau kelalaian dalam gambar atau dari ketidak-
sesuaian antara gambar dan spesifikasinya. Setiap deviasi dari karakter yang tidak dijelaskan
dalam gambar dan spesifikasi atau gambar kerja yang mungkin diperlukan oleh keadaan darurat
konstruksi atau lain-lainnya, akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disahkan
secara tertulis.
12.3. Konsultan Pengawas akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran yang semestinya
untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya.
Permukaan-permukaan pekerjaan yang sudah selesai harus sesuai dengan garis, lapisan
bagian dan ukuran yang tercantum dalam gambar, kecuali bila ada ketentuan lain dari
Konsultan Pengawas.
12.4. UKURAN.
12.4.1. Pada dasarnya semua ukuran yang tertera dalam Gambar Kerja dan Gambar Pelengkap
meliputi :
• As - as
• Luar - luar
• Dalam - dalam
• Luar - dalam.
12.4.2. Ukuran - ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam Centi meter
( cm ) untuk pekerjaan Arsitektur dan Sipil, dan ukuran Milimeter ( mm ) untuk
pekerjaan Baja dan Mekanikal / Elektrikal.
12.4.3. Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur, pada dasarnya adalah
ukuran jadi seperti dalam keadaan jadi / selesai ( “finished”).
12.4.4. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor / Pemborong wajib melaporkan
secara tertulis kepada Konsultan Pengawas yang selanjutnya akan memberikan
keputusan ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan.
12.4.5. Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, maka pengukuran
skala tidak boleh dipergunakan kecuali bila sudah disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Setiap deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga akan
ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis. Kontraktor /
Pemborong tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran- ukuran yang tercantum di
dalam Gambar Pelaksanaan tanpa sepengetahuan Konsultan Pengawas / Direksi, dan
segala akibat yang terjadi adalah tanggung jawab Kontraktor / Pemborong baik
dari segi biaya maupun waktu.
RKS-Teknis Bab I- 10
Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie
12.5.2. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sipil / Struktur, maka
Kontraktor / Pemborong wajib melaporkannya kepada Konsultan Pengawas yang akan
memutuskannya setelah berkonsultasi dengan Konsultan Perencana.
12.5.3. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidak-telitian di dalam pelaksanaan satu bagian
pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka didalam hal
terdapat ketidak-jelasan, kesimpang-siuran, perbedaan- perbedaan dan ataupun ketidak-
sesuaian dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja, Kontraktor / Pemborong
diwajibkan melaporkan kepada Konsultan Pengawas secara tertulis dan selanjutnya
diadakan pertemuan dengan Konsultan Pengawas / Direksi dan Konsultan Perencana,
untuk mendapat keputusan gambar mana yang akan dijadikan pegangan.
12.5.4. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor / Pemborong
untuk memperpanjang / meng-“klaim” biaya maupun waktu pelaksanaan.
12.6. ISTILAH.
Istilah yang digunakan berdasarkan pada masing-masing disiplin adalah sebagai berikut :
SD Site Development, mencakup hal-hal yang berhubungan dengan dinding beton, batu
kali penahan tanah, pengerasan di luar bangunan, penanaman rumput, pohon peneduh,
perdu dan lain-lainnya.
M Mekanikal, yang ada hubungannya dengan sistim air bersih-air kotor- drainase, sistim
pemadam kebakaran, sistim instalasi diesel-generator set dan sistim pengkondisian udara
(AC).
EL Elektrikal, yang ada hubungannya dengan sistim penyediaan daya listrik dan penerangan.
12.7.1. Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan di lapangan yang harus dibuat
oleh Kontraktor / Pemborong berdasarkan gambar Dokumen Kontrak yang telah
disesuaikan dengan keadaan lapangan.
12.7.2. Kontraktor / Pemborong wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam Gambar Kerja / Dokumen Kontrak maupun yang diminta oleh
Konsultan Pengawas.
RKS-Teknis Bab I- 11
Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie
12.7.3. Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang
diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan, keterangan produk, cara
pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi
pabrik yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar Kerja / Dokumen
Kontrak maupun di dalam Buku ini.
12.7.4. Kontraktor / Pemborong wajib mengajukan shop drawing tersebut kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas / Direksi.
12.7.5. Semua gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor / Pemborong dan diajukan
kepada Konsultan Pengawas untuk diminta persetujuannya harus sesuain dengan format
standar dari proyek dan harus digambar pada kertas kalkir yang dapat direproduksi.
Pasal 13 :
TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR / PEMBORONG
13.1. Kontraktor / Pemborong harus bertanggung-jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai
dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.
13.2. Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat, mengawasi,
menegur atau memberi nasehat tidak mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di atas.
13.3. Kontraktor / Pemborong bertanggung-jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat
pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor / Pemborong berkewajiban memperbaiki kerusakan tersebut
dengan biaya Kontraktor / Pemborong sendiri.
13.4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, maka Kontraktor /
Pemborong berkewajiban memberikan saran-saran perbaikan kepada Pemberi Tugas melalui
Konsultan Pengawas.
13.5. Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas segala
kerusakan yang timbul.
13.6. Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan
dalam pelaksanaan pekerjaan.
13.7. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor / Pemborong dalam
melaksanakan pekerjaan menjadi tanggung jawab Kontraktor / Pemborong.
RKS-Teknis Bab I- 12
Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie
13.9. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah dipasang
maupun yang belum, adalah tanggung jawab Kontraktor / Pemborong dan tidak akan
diperhitungkan dalam biaya Pekerjaan Tambah.
13.11.Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor / Pemborong harus segera mengangkut bahan
bongkaran dan sisa-sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi keluar lokasi
pekerjaan.
Pasal 14 :
KETENTUAN DAN SYARAT BAHAN - BAHAN
14.1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini maupun
dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan yang akan dipergunakan maupun
syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam A.V. 1941
dan Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI Tahun 1982), Standar Industri
Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-bahan
lainnya yang berlaku di Indonesia.
14.2. Seluruh barang material yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti material,
peralatan dan alat lainnya, harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas terbaik untuk tujuan
yang dimaksudkan.
14.3.1. Kecuali bila ditentukan lain dalam Dokumen Kontrak, semua merk pembuatan
atau merk dagang dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ini dimaksudkan
sebagai dasar perbandingan kualitas / setara dan tidak diartikan sebagai sesuatu yang
mengikat.
Setiap keterangan mengenai peralatan, material barang atau proses, dalam bentuk nama
dagang, buatan atau nomor katalog harus dianggap sebagai penentu standar atau kualitas
dan tidak boleh ditafsirkan sebagai upaya membatasi persaingan, dan Kontraktor /
Pemborong harus dengan sendirinya menggunakan peralatan, material, barang atau
proses, yang atas penilaian Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana, sesuai
dengan keterangan itu. Seluruh material paten itu harus dipergunakan sesuai
dengan instruksi pabrik yang membuatnya.
14.3.2. Bahan / material dan komponen jadi yang dipasang / dipakai, harus sesuai dengan yang
tercantum dalam Gambar Kerja dan RKS, memenuhi standar spesifikasi bahan tersebut,
mengikuti peraturan persyaratan bahan bangunan yang berlaku.
RKS-Teknis Bab I- 13
Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie
14.3.3. Apabila dianggap perlu, Konsultan Pengawas berhak untuk menunjuk tenaga ahli
yang diajukan / ditunjuk oleh pabrik dan atau supplier yang bersangkutan tersebut
sebagai Pelaksana.
Dalam hal ini, Kontraktor / Pemborong tidak berhak mengajukan klaim sebagai
pekerjaan tambah.
14.3.4. Disyaratkan dalam satu merk pembuatan atau merk dagang hanya diperkenankan untuk
setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam pekerjaan ini.
14.3.5. Penggunaan bahan produk lain yang setaraf dengan apa yang dipersyaratkan
harus disertai test dari Laboratorium lokal / dalam negeri baik kualitas, ketahan serta
kekuatannya dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas secara tertulis dan diketahui
oleh Konsultan Perencana.
Apabila diperlukan biaya untuk test laboratorium, maka biaya tersebut harus
ditanggung oleh Kontraktor / Pemborong tanpa dapat mengajukan sebagai biaya
pekerjaan tambah.
14.4. Kontraktor / Pemborong terlebih dahulu harus memberikan contoh-contoh semua bahan-bahan
yang diperlukan untuk bangunan tersebut kepada Konsultan Pengawas / Direksi dan Konsultan
Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis sebelum semua bahan-bahan tersebut
didatangkan / dipakai.
Contoh bahan tersebut yang harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas / Direksi dan
Konsultan Perencana adalah sebanyak 4 (empat) buah dari satu bahan yang ditentukan untuk
menetapkan “standard of appearance” dan disimpan di ruang Direksi. Paling lambat waktu
penyerahan contoh bahan adalah 2 (dua) minggu sebelum jadwal pelaksanaan.
14.5. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan di-
informasikan kepada Kontraktor / Pemborong selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender
setelah penyerahan contoh bahan tersebut.
14.6.1. Penempatan bahan-bahan material diatur dengan pertimbangan yang matang agar
tidak mengganggu kelancaran pekerjaan serta sirkulasi / akses pekerja.
Bahan material disusun dengan metoda yang baik dengan cara FIFO (first in first out),
sehingga tidak ada bahan material yang tersimpan terlalu lama dalam gudang / stock
material.
14.6.2. 14.5.2. Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas dan kesesuaian
untuk pekerjaan. Material harus diletakkan di atas permukaan yang bersih, keras dan bila
diminta harus ditutupi. Material harus disimpan sedemikian rupa agar memudahkan
pemeriksaan. Benda-benda milik pribadi tidak boleh dipergunakan untuk
penyimpanan tanpa ijin tertulis dari pemiliknya.
14.6.3. Tempat penyimpanan barang harus dibersihkan (clearing) dan diratakan (levelling)
menurut petunjuk Konsultan Pengawas.
14.6.4. Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus ditinggikan dan miring kesamping
sesuai dengan ketentuan, sehingga memberikan drainase / pemasukan dari kandungan air
/ cairan yang berlebihan.
RKS-Teknis Bab I- 14
Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie
Pasal 15 :
PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN
15.1. Bahan-bahan yang didatangkan / dipakai harus sesuai dengan contoh-contoh yang telah disetujui
Konsultan Pengawas seperti yang diatur dalam Pasal 14 di atas.
15.2. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang dinyatakan afkir /
ditolak oleh Konsultan Pengawas, harus segera dikeluarkan dari lokasi bangunan / proyek
selambat-lambatnya dalam tempo 3 x 24 jam dan tidak boleh dipergunakan.
15.3. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Konsultan Pengawas / Konsultan
Perencana dan ternyata masih dipergunakan oleh Pelaksana, maka Konsultan Pengawas /
Konsultan Perencana berhak memerintahkan pembongkaran kembali kepada Kontraktor /
Pemborong, yang mana segala kerugian yang diakibatkan oleh pembongkaran tersebut
menjadi tanggungan Kontraktor / Pemborong sepenuhnya. Disamping itu pihak
Kontraktor / Pemborong tetap dikenakan denda sebesar 1 o/oo (satu per mil) dari harga
borongan.
15.4. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari bahan-
bahan tersebut, maka Kontraktor / Pemborong harus menguji dan memeriksakannya ke
laboratorium Balai Penelitian Bahan pemerintah untuk diuji dan hasil pengujian tersebut
disampaikan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas / Direksi / Konsultan Perencana.
Segala biaya pemeriksaan ditanggung oleh Kontraktor / Pemborong.
15.5. Sebelum ada kepastian dari laboratorium di atas tentang baik atau tidaknya kualitas dari bahan-
bahan tersebut, Pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan pekerjaan- pekerjaan yang
menggunakan bahan-bahan tersebut di atas.
15.6. Bila diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong harus memberikan penjelasan
lengkap tertulis mengenai tempat asal diperolehnya material dan tempat pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
Pasal 16 :
SUPPLIER DAN SUB KONTRAKTOR
16.1. Jika Kontraktor / Pemborong menunjuk Supplier dan atau Kontraktor bawahan (Sub Kontraktor)
didalam hal pengadaan material dan pemasangannya, maka Kontraktor/ Pemborong “wajib”
memberi-tahukan terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas / Direksi untuk mendapatkan
persetujuan.
RKS-Teknis Bab I- 15
Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie
16.3. Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas di lapangan untuk pekerjaan
khusus dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan khusus sesuai
instruksi pabrik.
Pasal 17 :
PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA
17.1. Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan lapisan tanah permukaan,
dan pembuangan serta pembersihan tumbuh-tumbuhan dan puing-puing didalam daerah kerja,
kecuali benda-benda yang telah ditentukan harus tetap di tempatnya atau yang harus dipindahkan
sesuai dengan ketentuan Pasal-pasal yang lain dari spesifikasi ini.
Pekerjaan ini mencakup pula perlindungan/penjagaan tumbuhan dan benda-benda yang
ditentukan harus tetap berada di tempatnya dari kerusakan atau cacat.
17.2. Konsultan Pengawas akan menetapkan batas-batas pekerjaan, dan menentukan semua
pohon, semak, tumbuhan dan benda-benda lain yang harus tetap berada di tempatnya. Kontraktor
/ Pemborong harus menjaga semua jenis benda yang telah ditentukan harus tetap di tempatnya.
17.3. Segala obyek yang ada di muka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu lapuk, tunggul,
akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan-rintangan lainnya yang muncul, yang
tidak diperuntukan berada disana; harus dibersihkan dan atau dibongkar serta dibuang bila
perlu.
Pada daerah galian, segala tunggul dan akar harus dibuang dari daerah galian
sampai kedalaman sekurang-kurangnya 50 cm. di bawah elevasi lubang galian sesuai Gambar
Kerja.
Lubang-lubang akibat pembongkaran harus di-urug dengan material yang memadai dan
dipadatkan sampai 90% dari kepadatan kering maksimum sesuai AASHTO T 99.
Pasal 18 :
DRAINASE / SALURAN
RKS-Teknis Bab I- 16
Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie
pekerjaan. Hasil survey harus dicatat dalam format rencana sesuai dengan
petunjuk Konsultan Pengawas. Dan patok permukaan /surface pegs pada tempat
kerja yang menunjukkan lokasi seluruh utilitas yang berada di bawah tanah, harus
sudah ditancapkan.
Patok-patok itu harus tetap terpancang selama berlakunya kontrak
18.3.2. Bila Kontraktor / Pemborong akan melaksanakan pekerjaan sementara atau permanen
pada daerah sekitar utilitas itu, Kontraktor / Pemborong harus mempergunakan metoda
konstruksi yang memadai, menyediakan peralatan perlindungan yang semestinya, dalam
rangka mencegah kerusakan pada utilitas itu; tanpa ada pembayaran tembahan.
Segala kerusakan pada utilitas yang disebabkan oleh pekerjaan Kontraktor / Pemborong
baik langsung maupun tidak langsung, dianggap sebagai tanggung jawab dari
Kontraktor / Pemborong.
Pasal 19 :
PENGUKURAN KONDISI TAPAK & PENENTUAN PEIL + 0.00
19.1.3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudutnya dilakukan dengan alat-alat waterpass &
theodolit.
19.1.4. Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga phytagoras
hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas dan Konsultan Perencana.
19.1.5. Sebagai keharusan dari Kontrak ini dan tanpa biaya tambahan, Kontraktor / Pemborong
harus menyediakan khusus untuk digunakan oleh Konsultan Pengawas segala peralatan,
instrumen, personil dan tenaga survey, dan lain- lain material yang mungkin
dibutuhkan dalam memeriksa pemasangan / pematokan (setting out) atau untuk
pekerjaan-pekerjaan lain yang terkait.
Personil dan peralatan survey harus meliputi dan tidak hanya terbatas pada :
a. Personil :
• 1 orang surveyor ahli
• 1 orang pekerja surveyor
b. Peralatan pengukuran (survey) :
• 1 Wild ROS Theodolite (360 derajat)
• 1 Wild T0 Theodolite (360 derajat)
• 1 Wild NAK levels
• 1 pita meteran baja dengan panjang 50 m
• 1 steel measuring rod (4 m)
RKS-Teknis Bab I- 17
Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie
Pasal 20 :
PEMASANGAN PATOK UKUR DAN PAPAN BANGUNAN ( BOUWPLANK )
RKS-Teknis Bab I- 18
Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie
20.1.2. Patok ukur dibuat dari kayu secukupnya, berpenampang 5 x 7 cm. tertancap kuat ke
dalam tanah sedalam 100 cm. dengan bagian yang muncul diatas muka tanah cukup
untuk memberikan indikasi peil + 0,00 sesuai Gambar Kerja, dan diatasnya ditambahkan
pipa besi untuk mencantumkan patokan ketinggian diatas peil + 0,00.
20.1.3. Indikasi selanjutnya selain tersebut di atas agar dicantumkan pada patok ukur sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas.
20.1.4. Pada dasarnya, patok ukur ini dibutuhkan sesuai patokan ketinggian atau peil permukaan
yang ada dantercantum dalam Gambar Kerja.
20.1.5. Jumlah patok ukur yang harus dibuat oleh Kontraktor minimal 2 (dua) buah, dan
lokasi penanamannya sesuai petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas sedemikian
rupa sehingga tidak mengganggu atau terganggu selama pelaksanaan pembangunan
berlangsung.
20.1.6. Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi tanda yang jelas, dan
dijaga keutuhannya sampai pelaksanaan pembangunan selesai dan ada instruksi dari
Konsultan Pengawas untuk dibongkar.
20.2.2. Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 dengan jarak satu sama lain adalah 1,50
m. tertancap di tanah sehingga tidak dapat digerak-gerakkan atau diubah.
20.2.3. Papan bangunan dipasang sejarak 2,00 m. dari as pondasi terluar atau sesuai
dengan keadaan setempat.
20.2.4. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan antara satu dengan lainnya atau
rata waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh Konsultan Pengawas.
20.2.6. Kontraktor / Pemborong harus menjaga dan memelihara keutuhan dan ketepatan letak
papan bangunan ini sampai tidak diperlukan lagi.
Pasal 21 :
PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN
RKS-Teknis Bab I- 19
Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie
21.1.2. Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutupi atau menjadi tidak terlihat sebelum
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas, dan Kontraktor/ Pemborong harus
memberikan kesempatan sepenuhnya kepada Petugas / Ahli dari Konsultan Pengawas
untuk memeriksa dan mengukur pekerjaan yang akan ditutup dan tidak terlihat.
21.1.3. Kontraktor / Pemborong harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas kapan setiap
pekerjaan sudah siap atau diperkirakan akan siap diperiksa dan Konsultan Pengawas
tidak boleh menunda waktu pemeriksaan, kecuali apabila Konsultan Pengawas
memberikan petunjuk tertulis kepada Kontraktor/ Pemborong apa yang harus dilakukan.
21.1.4. Bila permohonan pemeriksaan pekerjaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung
dari waktu diterimanya Surat Permohonan Pemeriksaan, tidak terhitung hari libur / hari
raya) tidak dipenuhi/ ditanggapi oleh Konsultan Pengawas, maka Kontraktor /
Pemborong dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa
dianggap telah disetujui oleh Konsultan Pengawas / Direksi.
21.2.2. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu menurut
penilaian Konsultan Pengawas telah terlambat, untuk menjamin penyelesaian pada
waktu yang telah ditentukan atau pada waktu yang diperpanjang, maka Konsultan
Pengawas harus memberikan petunjuk secara tertulis langkah-langkah yang perlu
diambil guna melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada
waktu yang telah ditentukan.
21.5. TOLERANSI.
Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam Kontrak ini harus dikerjakan sesuai dengan toleransi
yang diberikan dalam spesifikasi dan toleransi lainnya yang ditetapkan pada bagian lainnya.
RKS-Teknis Bab I- 20
Perencanaan Kawasan Patung B.J Habibie
BAB II
SYARAT - SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN ARSITEKTUR
Pasal 1
PEKERJAAN ADUKAN DAN CAMPURAN
1.2.1. Semen.
Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Buku Rencana Kerja dan
Syarat-syarat Teknis Struktur.
1.2.2. Pasir.
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam, bersih
dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan-bahan organis.
1.2.3. Air.
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, basa, garam, bahan
organik dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
1.3.1. Campuran adukan yang dimaksud adalah campuran dalam volume. Cara
pembuatannya menggunakan mixer selama 3 (tiga) menit.
1.3.3. Semua jenis adukan tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga
selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering pada waktu
pelaksanaan pemasangan.
Pasal 2
PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI
2.2.2. Semen.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.1.
2.2.3. Pasir.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.2.
2.2.4. Air.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.3.
2.3.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, harus dibuat profil / bentuk pondasi dari
bambuatau kayu pada setiap ujung yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan
Gambar Kerja dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
2.3.2. Galian pondasi harus telah disetujui secara tertulis oleh Konsultan Pengawas,
kemudian dasar galian harus diurug dengan pasir urug tebal 10 cm. disiram sampai
jenuh, diratakan dan dipadatkan sampai benar-benar padat.
Di atas lapisan pasir tersebut diberi pasangan batu kali kosong yang dipasang sesuai
dengan Gambar Kerja.
2.3.3. Pasangan batu kali untuk pondasi menggunakan adukan dengan campuran
1pc : 4ps, terkecuali disyaratkan kedap air seperti tercantu dalam Gambar
Kerja. Untuk kepala pondasi digunakan adukan kedap air 1pc : 3ps.
2.3.4. Adukan harus membungkus batu kali sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian
dari pondasi yang berongga atau tidak padat khususnya pada bagian tengah.
2.3.5. Setiap jarak 50 cm. As-as harus ditanam stek ∅ 10 mm. untuk sloof dan
dinding pasangan yang tercantum dalam Gambar Kerja.
Pada perletakan kolom beton atau kolom praktis beton harus ditanamkan stek- stek
tulangan kolom dengan diameter dan jumlah besi yang sama dengan tulangan pokok
pada kolom beton atau kolom praktis tersebut.
Stek-stek harus tertanam dengan baik dalam pondasi sedalam minimum 40-d
atau sesuai dengan ukuran dalam Gambar Kerja.
Jarak antara stek-stek ini adalah tiap 100 cm. dan atau seperti yang tercantum dalam
Gambar Kerja.
Pasal 3
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA
3.2.2. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.
3.2.3. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2.
3.2.4. Air.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.
3.3.1. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan detail bentuk
profil, sambungan dan hubungan dengan material lain dan melaksanakannya sesuai
dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja.
3.3.2. Sebelum pemasangan, batu bata harus direndam dalam air bersihdulu sehingga jenuh.
Pada saat diletakkan, tidak boleh ada genangan air di atas permukaan batu bata
tersebut.
b. Untuk semua pasangan batako press terhitung dari P +0,20 ke atas, dipakai aduk
perekat / spesi campuran 1pc : 5ps terkecuali yang disyaratkan
kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
c. Persyaratan pembuatan adukan harus sesuai dengan Pasal 1 dalam Bab ini.
3.3.4. Pemasangan harus sedemikian rupa sehingga ketebalan aduk perekat / spesi harus
sama setebal 1 cm.
Semua pertemuan horizontal dan vertikal harus terisi dengan baik dan penuh.
3.3.5. Pemasangan dinding pasangan batako dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri
maksimum 5 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom dan balok praktis.
Persyaratan pelaksanaan kolom dan balok praktis, mengacu pada persyaratan
pelaksanaan pekerjaan beton di Bab lain dalam buku ini.
3.3.6. Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapi, sama tebal, lurus, tegak dan pola
ikatan harus terjaga baik di seluruh pekerjaan.
Pertemuan sudut antara dua dinding harus rapi dan siku seperti tercantum dalam
Gambar Kerja.
3.3.7. Pekerjaan pemasangan batako press harus benar-benar vertikal dan horizontal.
Pengukuran dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur dengan tepat.
Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pencembungan
bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 200 cm. vertikal dan horizontal.
Jika melebihi, Kontraktor harus membongkar / memperbaiki dan biaya untuk perkaan
ini ditanggung oleh Kontraktor, tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
3.3.8. Semua pasangan bata yang tertanam dalam tanah harus dilapis aduk kasar sampai
setinggi permukaan tanah.
3.3.9. Setelah batako terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok dengan kedalaman 1
cm. dengan rapi dan dibersihkan dengan sapu lidi, kemudian disiram air dan siap
menerima plesteran.
3.3.10. Sebelum diplester, permukaan pasangan bata harus dibasahi dengan air terlebih
dahulu dan siar-siar telah dikerok dan dibersihkan.
3.3.11. Pembuatan lubang pada dinding pasangan bata untuk perancah sama sekali tidak
diperkenankan.
3.3.12. Tidak diperkenankan memasang batako merah yang patah dua melebihi dari
5%. Batu bata yang patah lebih dari 2 (dua) bagian tidak boleh digunakan.
3.3.14. Pemeliharaan :
Selama pasangan dinding bata belum di-finish, Kontraktor wajib untuk memelihara
dan menjaga atas kerusakan atau pengotoran oleh bahan lain. Apabila pada saat
di-finish terdapat kerusakan, berlubang dan lain sebagainya, Kontraktor harus
memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas.
Biaya ini ditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan
tambah.
Pasal 4
PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL
• Pekerjaan kolom praktis, balok praktis / lintel dan ring balok lainnya seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.
b. Besi harus bersih dari lapisan minyak, lemak dan bebas dari cacat seperti serpih-
serpih.
d. Diameter besi beton yang dipasang harus sesuai dengan Gambar Kerja.
e. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan
kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Konsultan Pengawas.
f. Kawat pengikat besi beton adalah dari baja lunak dan tidak disepuh / dilapis
seng. Diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat
besi beton harus memenuhi syarat-syarat dalam NI-2 (PBI-1971)
4.2.2. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.
4.2.3. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2. Pasir yang dipakai harus Pasir Beton.
4.2.5. A i r.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.
b. Pembesian.
• Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan,
sambungan, kait-kait dan sengkang (ring) persyaratannya harus sesuai NI-2
(PBI-1971).
• Pemasangan danpenggunaan tulangan beton harus sesuai dengan Gambar Kerja.
• Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi
tulangan tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran, dan harus bebas
dari papan acuan / bekisting atau lantai kerja dengan memasang selimut beton
dan bantalan beton (beton decking) sesuai dengan NI-2 (PBI-1971).
c. Acuan / bekisting.
Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan dalam Gambar Kerja.
Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan, sehingga
cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya selama
pengecoran berlangsung.
Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas dari kotoran
tahi gergaji, potongan kayu, tanah, lumpur dan sebagainya.
d. Cara pengadukan.
• Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
• Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu
oleh Konsultan Pengawas.
• Beton harus dilindungi dari sinar matahari langsung, hingga tidak terjadi
penguapan terlalu cepat.
e. Pengecoran Beton.
• Sebelum pelaksanaan pengecoran, Kontraktor diwajibkan me- laksanakan
pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan
sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan
penulangan dan penempatan penahan jarak.
• Penyambungan beton lama dengan beton baru harus memakai Bonding Agent
NITOBOND PVA merk FOSROC.
Pasal 5
PEKERJAAN PLESTERAN
5.2.1. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.
5.2.2. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2.
5.2.3. A i r.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.
• Menutup semua permukaan dinding pasangan pada bagian luar / tepi luar
bangunan.
d. Plesteran halus/ aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat
sedemikian rupa sehingga diperoleh campuran yang homogen.
Plesteran halus ini merupakan pekerjaan penyelesaian akhir dari dinding
pasangan. Pekerjaan plesteran halus ini dilaksanakan sesudah aduk plesteran
sebagai lapisan dasar telah berumur 8 (delapan) hari, atau sudah kering benar.
5.3.3. Pelaksanaan.
a. Adukan semua jenis plesteran tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering pada waktu
pelaksanaan pemasangan.
f. Untuk semua bidang dinding yang akan dilapis dengan cat / wallpaper dipakai
plesteran aci halus di atas permukaan plesterannya.
Untuk bidang dinding pasangan yang menggunakan bahan / material akhir
lain, permukaan plesterannya harus diberi alur-alur garis horizontal untuk
memberikan ikatan yang lebih baik terhadap bahan / material yang akan
digunakan tersebut.
g. Untuk setiap pertemuan bahan / material yang berbeda jenisnya pada satu bidang
datar, harus diberi naat / celah dengan ukuran lebar 7 mm. dan dalam 5 mm.
5.3.4. Pemeliharaan.
d. Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi semua yang disyaratkan oleh Konsultan
Pengawas, maka Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki sampai disetujui
oleh Konsultan Pengawas.
Biaya untuk perbaikan tersebut ditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat
dijadikan sebagai pekerjaan tambah.
Pasal 6
PEKERJAAN KAYU
6.2.1. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan seperti diuraikan pada
butir berikut ini.
Semua kayu yang dipakai harus tua, benar-benar kering, lurus. Tanpa cacat mata
kayu, putih kayu dan retak
Ukuran kayu adalah ukuran jadi seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
a. Balok untuk kusen, kayu Kamper Samarinda. Referensi bahan sesuai dengan
SII No. 0458/81, mutu kelas A, kelas keawetan II dan kekuatan II.
b. Papan untuk plint kayu Kamper Banjar. Referensi bahan sesuai dengan SII No.
0458/81, mutu kelas A, kelas keawetan II dan kekuatan II.
c. Multiplex:
Panel : Plywood, Megateak.
Tebal : (sesuai yang ditunjukkan pada Gambar Kerja).
Produk : Ex lokal mutu terbaik.
6.2.4. kelembaban.
• Untuk ketebalan kayu lebih dari 3 cm. disyaratkan kelembaban kayu tidak lebih
dari 14 % terpasang.
• Untuk ketebalan kayu lebih kecil dari 7 - 3 cm. diijinkan kelembaban kayu
18% maksimum.
Kelembaban kayu atau kadar air kayu (moisture content) tersebut di atas diperiksa
dengan alat pemeriksa kelembaban kayu.
Khusus untuk bahan sambungan/ pengikat dari baja seperti angker, sengkang,
plat dan sebagainya sebelum terpasang harus sudah diberi lapisan anti karat yang
memenuhi persyaratan dalam Pasal Pengecatan di Buku ini.
Bilamana pada sistim perkuatan yang tertera dalam gambar dianggap kurang kuat oleh
Kontraktor, maka menjadi kewajiban dan tanggungan Kontraktor untuk
menambahkannya setelah disetujui Konsultan Pengawas.
Dalam hal ini Kontraktor tidak dapat meng-klaim sebagai pekerjaan tambah.
Sebelum pemasangan untuk semua logam yang melekat pada kayu, semua logam
tersebut harus sudah diberi lapisan perlindungan atau lapisan cat seperti yang
disyaratkan.
Proses pengerjaan semua Kayu untuk pekerjaan kayu halus harus menggunakan
mesin tanpa kecuali dan tidak diperkenankan mengerjakan di tempat pemasangan,
persyaratan ini mencakup pula untuk penyerutan.
Pasal 7
PEKERJAAN KUSEN DAN PINTU BESI
Pembuatan kusen dan daun pintu besi lengkap harus dilaksanakan di workshop, tiba di
lapangan siap untuk pemasangan / penyetelan.
Kusen pintu besi harus sudah terpasang pada dinding lubang pintu saat pelaksanaan
pekerjaan dinding termaksud.
Pasal 8
PEKERJAAN PERLENGKAPAN PINTU DAN JENDELA
( ALAT PENGGANTUNG & PENGUNCI )
Semua alat penggantung dan pengunci (“hardware”) yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam Buku Spesifikasi ini.
Apabila terjadi perubahan atau penggantian, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu
secara tertulis dari Pemberi Tugas.
Dalam pengajuan tersebut harus dengan komponen (anak kunci) lengkap. Pemilihan
“hardware” pintu dan jendela disesuaikan dengan jenis bahan pintu.
c. Kunci (“Cylinder”).
1. Pemakaian : Semua pintu Rolling Door
Spesifikasi : Mempunyai lubang kunci di kedua ujungnya
(Double Cylinder).
produk : SES, CISA atau setara.
Warna : Ditentukan kemudian.
d. Pegangan (“Handle”).
2. Pemakaian : Pintu kaca ganda tanpa kaca (frameless) pada pintu masuk
utama lantai dasar.
Spesifikasi : Pegangan (Handle) khusus untuk pintu kaca tanpa
rangka (frameless).
Produk : SES, CISA atau setara.
a. Engsel.
Mekanisme : Ayun satu arah (“single swing”).
Spesifikasi : Tipe ball bearing dengan batang poros dapat dikunci,
dengan kemampuan dapat menahan beban daun pintu termaksud ( @ 200 kg ).
Pemakaian : Bangunan Kios.
Jumlah : 3 (tiga) set per daun pintu.
Warna : Sesuai dengan kusen dan daun pintu.
b. Kunci.
Mekanisme : Sistim selot.
Spesifikasi : Batang selot pada daun pintu dilengkapi pegangan
yang dapat dipasang kunci gembok.
Pada kusen dipasang ring untuk tempat mengunci pegangan batang selot dan kunci
gembok.
Pemakaian : Bangunan Kios.
Jumlah : 1 (satu) set per daun pintu.
Warna : Sesuai dengan kusen dan daun pintu.
8.3.1. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan
gambar dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di
lapangan.
Didalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus yang
belum tercakup secara lengkap didalam gambar dokumen kontrak sesuai dengan
standarisasi fabrikasi, dan pemasangannya untuk setiap tipe pintu dan jendela.
Apabila hal tersebut tidak tercapai, maka Kontraktor wajib memperbaiki tanpa
tambahan biaya.
8.3.3. Engsel, dipasang + 28 cm. (as) dari permukaan atas dan permukaan bawah pintu
pada pintu-pintu umum biasa.
8.3.4. Door stopper untuk pintu toilet / peturasan, dipasang pada dinding dengan minimum
ketinggian 155 cm.dan 6 cm. dari tepi daun pintu. Untuk pintu lain, dipasang
pada lantai.
Letaknya diatur agar daun pintu dan kunci tidak membentur dinding pada saat
pintu terbuka.
Pemasangan door pull 100 cm. (as) dari permukaan lantai. Pelaksanaan harus
sesuai dengan spesifikasi pabrik pembuat.
Pasal 9
PEKERJAAN LOGAM ARSITEKTUR
9.2.1. Semua bahan / material logam yang digunakan dalam pekerjaan ini harus
dalam keadaan baik, lurus, rata permukaan, bebas karat, bebas cacat akibat
benturan ataupun cacat dari pabrik dan bebas dari noda-noda lainnya yang
9.2.2. Baja profil, jenis, ukuran, warna, sesuai dengan yang tercantum dalam
Gambar Kerja.
Sengkang pengikat talang vertikal, dipakai baja galvannized strip 2x30 mm.
Plat stainless steel, bentuk dan ukuran sesuai dgn Gambar Kerja, tebal 3 mm.
Plat baja polos, bentuk dan ukuran sesuai dengan Gambar Kerja, tebal 2 mm.
Khusus untuk bahan / material stainless steel, semua baut atau sekrup yang
dipakai dan kepalanya keluar dari permukaan bahan / material tersebut harus
ditutup dengan penutup yang di-verchroom.
9.3.1. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab atas semua
ukuran yang tercantum dalam Gambar Kerja.
Pada prinsipnya, ukuran pada Gambar Kerja adalah ukuran jadi / finish. Harus
diperhatikan pula sambungan / hubungan dengan material lain harus sesuai
dengan Gambar Kerja.
9.3.3. Bahan / material berbentuk unit yang akan dipasang harus diberi tanda agar tidak
terjadi kesalahan pemasangan.
9.3.4. Pekerjaan harus bertaraf kelas satu, terutama untukpermukaan logam yang
diperlihatkan (exposed) harus benar-benar rapi dan halus.
9.3.6. Semua bagian yang dilubangi sesuai dengan Gambar Kerja dan sudah dibersihkan
dari karat, harus diperiksa dan berada dalam keadaan tidak cacat sebelum
pemasangan.
9.3.8. Tambatan, angker, stek, dynabolt dan ramset untuk beton dan pasangan batu bata
dimana diperlukan harus digunakan walaupun tidak ditunjukkan dalam gambar,
sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
Semua pekerjaan baut / bolt harus memenuhi syarat AISC Specification for
Structural Joint Bolt.
Semua pekerjaan las harus mengikuti American Welding Society for Arc Welding in
Building Construction Section.
Pekerjaan ini tidak berlaku untuk baja stainless steel dan atau seperti
ditunjukkan Konsultan Pengawas.
9.4.2. Pengelasan.
Logam yang akan dilas harus bebas dari retak dan cacat lain yang dapat
mengurangi kekuatan sambungan, dan permukaannya harus halus.
Juga permukaan yang dilas harus sama, rata dan kelihatan teratur.
Dalam setiap posisi dimana dua bagian (dari satu benda) saling berdekatan,
harus dilaksanakan las perapat / pengendap guna mencegah masuknya
lengas. Terlepas apakah detailnya diberikan atau tidak dalam Gambar Kerja,
apakah benda / bahan tersebut terkena cuaca luar atau tidak, dan Kontraktor
tidak dapat meng-klaim pekerjaan ini sebagai pekerjaan tambah.
Macam las yan dipakai adalah las lumer (las dengan busur listrik).
Ukuran las harus sesuai dengan Gambar Kerja dan atau tebal las untuk
konstruksi minimum ½ V t 2, dimana t adalah tebal bahan terkecil.
Panjang las minimum : 8 kali tebal bahan atau 40 mm. Panjang las
maksimum : 40 kali tebal bahan.
Kekuatan dari bahan las yang dipakai minimum sama dengan kekuatan baja
yang dipakai.
Baut yang dipergunakan harus mempunyai ukuran yang sesuai dengan yang
tercantum dalam Gambar Kerja.
Pemasangan mur dan baut harus benar-benar kokoh serta mempunyai
kekokohan yang merata antara satu dengan lainnya.
Pasal 10
PEKERJAAN PERLINDUNGAN
Produk : FOSROC
Nama bahan : NITOSEAL 118
Produk : FOSROC
Nama bahan : CONBEXTRA GP
Bahan grouting untuk penutup / pengisi keretakan beton dari jenis epoxy
dengan pemakaian diinjeksikan kedalam retakan. Pekerjaan harus
dilaksanakan oleh aplicator dengan garansi.
Produk : FOSROC
Nama bahan : CONBEXTRA EP
Produk : FOSROC
Nama bahan : NITOFLOOR HARDTOP Dosis : 5
2
kg/m
Warna : Ditentukan kemudian.
10.2.5. Penyerahan bahan / material di tempat pekerjaan harus dalam keadaan masih
utuh, tertutup baik dan tersegel dalam kemasannya serta berlabel seperti
waktu diterima dari Distributor / Pabrik.
Jika dalam keadaan cacat atau rusak, maka bahan / material tersebut tidak
diperkenankan untuk dipakai.
Apabila dari bahan / material yang dipakai ada yang mengandung bahan
dasar yang beracun atau membahayakan kesehatan & keselamatan manusia,
maka Kontraktor harus menyediakan peralatan pelindung misalnya : masker,
sarung tangan dan sebagainya yang harus dipakai pada waktu pelaksanaan
pekerjaan.
b. Pelaksanaan.
Aduk grouting diisikan dari satu arah menerus hingga seluruh celah /
lubang tertutup padat, tidak ada rongga, rata permukaan agar tidak
terbentuk rongga udara.
Bidang permukaan lantai harus rata, tidak terdapat retak-retak, tidak ada
lubang dan celah-celah.
Jika ada retak, lubang atau celah, harus ditutup dengan adukan kedap air
(trasraam) sampai rata terhadap permukaan sekelilingnya.
b. Pelaksanaan.
Pekerjaan lapisan floor hardener dilaksanakan setelah ada persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas.
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan lapisan floor hardener dengan
mengikuti persyaratan dari pabrik pembuat.
c. Pemeliharaan.
Lapisan floor hardener yang telah selesai terpasang harus dihhindarkan
dari terjadinya kerusakan dan cacat akibat adanya pelaksanaan
pekerjaan-pekerjaan lain.
Kerusakan-kerusakan yang terjadi pada permukaan lapisan floor
hardener harus diperbaiki oleh Kontraktor hingga mencapai mutu
pekerjaan seperti yang disyaratkan dalam spesifikasi ini tanpa adanya
biaya tambahan.
Pada bidang pertemuan antara plat lantai dan dinding atau parapet serta
semua dudukan beton atau instalasi akan diisi adukan 5 x 5 cm.
d. Lapisan Pelindung.
Apabila diperlukan lapisan pelindung, dibuat dari lapisan (“screed”)
kedap air 1 pc : 3 ps dengan tulangan kawat kasa ayam. Tebal lapisan
minimal 3 cm. dan maksimal 8 cm.
e. Pengujian.
Kontraktor harus melaksanakan pengujian kebocoran setelah selesai
pekerjaan lapisan waterproofing.
Cara pengujian dengan menuangkan air ke permukaan yang telah
tertutup lapisan waterproofing hingga ketinggian + 50 mm. dan
dibiarkan selama 3 x 24 jam.
g. Jaminan / Garansi
Kontraktor wajib menyerahkan jaminan / garansi tertulis bahwa
pekerjaan, perbaikan dan perawatan dari bagian-bagian pekerjaan
perlindungan ini telah dilaksanakan dengan standar sesuai spesifikasi
teknis dari pabrik pembuat.
Jaminan / garansi untuk pekerjaan perlindungan tersebut tidak kurang
dari 5 tahun setelah masa pemeliharaan.
Pasal 11
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
11.2.5. Bola lampu pijar, TL dan armaturnya adalah produksi Nasional atau yang
sekualitas, dengan syarat-syarat berikut :
Lampu TL
• Body dari plat besi, tebal minium 0.9 mm, dicat putih didepan, abu-abu
dibelakang.
• Balast merk Sinar atau sejenisnya
• Stater Merek Philips atau sejenisnya
Fitting
• Bagi TL 20 W/220 V besarnya 2,5 micro F + 10 %
• Pengabelan didalam harus disolder
• Kap merek SUN atau sekualitas
11.2.6. Panel box yang dilengkapi fuse, switch untuk pembagian group
pemasangan instalasi listrik, Produksi dalam Negeri (nasional) atau
sekualitas, dengan arde (pentanahan) dari kabel B.C. Macam-macam
switch/oulet yang digunakan untuk tegangan 220 volt adalah :
• Sekering BOX
Main Panel terdapat pada panel pertama menerima daya dari gardu induk
PLN ataupun Genset.
Bahan : Rangka profil 30 mm
Cover : Besi plat 2 mm
Module : Minimum (30 x 40 ) tinggi maksimum 175 cm
Potongan : Puc Standing kuat tdak bergetar
Warna : Abu-abu
11.2.7. Apabila jaringan PLN berjarak 200 m dari lokasi Sekolah maka KP-USB
wajib menambah
Tiang listrik.
11.3 Penggunaan
11.4.3. Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan Direktorat PSMP, KP-
USB boleh menunjuk pihak ketiga (instalatur) yang telah memiliki izin
usaha instalasi listrik atau izin sebagai instalatur yang masih berlaku dari
Perum Listrik Negara (PLN). KP-USB tetap bertanggung jawab penuh atas
pekerjaan ini sampai listrik tersebut menyala (siap digunakan), termasuk
biaya pengujian dengan pihak PLN.
11.4.4. Pengujian instalasi listrik harus dilakukan KP-USB pada beban penuh
selama 1 x 24 jam secara terus menerus. Semua biaya yang timbul akibat
pengujian ini menjadi tanggung jawab KP-USB.
Pasal 12
PEKERJAAN SRUKTUR DAN DINDING
12.1.1. Rangka Badan menggunakan balok kayu dengan ukuran 8/12 cm, berfungsi
sebagai struktur utama bangunan, dipasanga sesuai dengan gambar kerja.
12.1.2. Dinding papan kayu 3/20 cm dipasang sebagai pembatas ruangan yang
ditentukan dalam gambar.
12.2.2. Tiang-tian pilar dinding menggunakan kayu klas kuat I atau II ukuran 5/10
cm, cukup umur, kering dan lurus.
12.2.3. Untuk dinding memenggunakan papan kayu klas kuat II dengan ukuran
3/20 cm , cukup umur dan kering serta tidak baling .
12.2.4. Alat penyambung menggunakan baut dengan ukuran sesuai gambar, paku,
dan nagel (pantek) kayu keras.
12.3.3. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh KP-USB secara teliti dan sesuai
gambar, dengan syarat semua pasangan struktural maupun non struktural
benar-benar siku, tegak-lurus dan presisi. Pasangan dinding harus rata
(horizontal), baik dilihat dari dalam maupun dari luar bangunan.
12.3.4. Apabila digunakan dinding pasangan bata merah atau batako, maka dapat
menggunakan pedoman yang yang tertuang dalam “Penjelaksan
Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan Konstruksi Beton”
Pasal 13
PEKERJAAN LANTAI
1. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan lantai dibuat untuk semua bagian lantai ruangan, menggunakan papan-
papan kayu.
3. Pedoman Pelaksanaan
13.3.1. Balok-balok pemikul utama bertumpu pada sloof dengan menggunakan
sepatu agar kedudukan balok-balok tersebut stabil., dipasang pada jarak 1
m atau sesuai gambar kerja.
13.3.2. Agar kedudukan papan-papan lantai rata/tidak melendut, maka diantara
balok-balok pemikul dipasang balok pembagi berjaran 2 m, dengan cara
penyambungan sesuai gambar kerja.
13.3.3. Agar diperoleh ikatan yang kokoh dan tidak baling akibat muai-susut
kayu atau perubahan
13.3.4. bentuk akibat perubahan cuaca, maka papan-papan lantai tersebut
dirangkai dengan sambungan lubang dan pen atau lidah dan alur.
13.3.5. Agar permukaan lantai rata/datar, maka setelah papan-papan lantai
terpasang, permukaan yang tidak rata, terutama pada pertemuan antar
papan diketam.
13.3.6. Semua permukaan kayu yang nampak harus diketam rata dan halus.
13.3.7. Apabila pekerjaan laintai menggunakan beton rabat atau penutup laintai
keramik, maka dapat menggunakan pedoman yang yang tertuang dalam
“Penjelaksan Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan Konstruksi Beton”.
Pasal 14
PEKERJAAN RANGKA ATAP DAN KUSEN
14.2.2. Ukuran kayu yang tertera dalam gambar merupakan ukuran terpasang.
Kayu harus betul-betul kering, tidak keropos, lurus, tidak cacat/bermata.
14.2.3. Untuk rangka kuda-kuda baja ringan menggunakan bahan zynkalum atau
baja galvanis yang tahan terhadap korosi atau karat dengan ukuran sesuai
spesifikasi teknis yang dikeluarkan oleh produsen baja ringan untuk
konstruksi atap bangunan
14.3.6. Lisplank dibuat dari papan lebar sesuai gambar. Pemasangannya dipakukan
langsung pada usuk atau kaso. Pemasangan harus rapi dan lurus. Apabila
dijumpai pemasangan yang tidak lurus, maka bagian tersebut harus
dibongkar dan diperbaiki kembali atas beban KP-USB.
14.3.7. Untuk semua daun pintu dan daun jendela digunakan kayu klas kuat I atau
II kualitas terbaik.
14.3.8. Untuk lisplank kayu digunakan papan klas kuat I atau II kualitas terbaik di
lokasi.
14.3.9. Untuk kayu motif digunakan kayu meranti batu kualitas baik.
Pasal 15
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT (PLAFOND)
15.2.2. Untuk langit-langit bagian dalam dan luar ruangan digunakan triplek
dengan ketebalan 0,3 cm atau asbes ukuran 1 x 1 m dengan ketebalan
minimal 4 mm.
15.2.3. Bahan langit-langit yang dipasang adalah renglat dari papan klas kuat II
kualitas baik.
Pasal 16
PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG
Pasal 17
PEKERJAAN PERPIPAAN DAN PERLENGKAPAN SANITASI
17.3.7. Septicktank/beerput dibuat dari kayu belian dan bagian atasnya beton
bertulang 1 PC : 2 PS : 3 KR tebal 4-6 cm serta diberi pipa pembuangan
udara dari pipa galvanis diameter 2”.
17.3.8. Segala sesuatunya mengenai bentuk, ukuran maupun kapasitas
septicktank/beerput harus dilaksanakan sesuai gambar yang bersangkutan.
17.3.9. Didalam KM/WC dilengkapi satu buah bak air dari beton bertulang 1 PC :
2 PS : 3 KR. Bak ini kemudian dilapisi keramik/porselin kualitas baik.
Lubang penguras pada bak air dipasang pipa khusus yang dilengkapi
dengan penutup khusus yang mempunyai ulir kualitas baik.
17.3.10. Untuk lokasi pekerjaan yang sudah mempunyai jaringan PDAM sumber
air untuk kebutuhan sekolah diambil dari Jaringan PDAM tersebut.
Segala biaya yang timbul dari penyambungan air ini dibebankan pada
KP-USB.
Pasal 18
PEKERJAAN ATAP METAL
18.2.2. Asesori (baut pengikat, plat kait, lengkap dengan ring karet kedap air),
lembar pelindung (flashing), lembar penutup bubungan (capping), sealant
dan lain-lain harus dari bahan dan tipe yang sama dengan penutup atap dan
atau mengikuti spesifikasi yang ditentukan pabrik.
18.2.3. Kontraktor wajib memberikan contoh bahan untuk disetujui dengan disertai
keterangan tertulis mengenai spesifikasi bahan, detail bentuk, ukuran serta
petunjuk cara pemasangan.
pekerjaan ini harus diawasi oleh tenaga ahli / supervisi khusus dari pabrik
pembuat dengan dan atas biaya tanggungan Kontraktor.
18.2.5. Lembaran penutup atap diangkut ke atas rangka atap hanya apabila akan
dipasang, rusuk atas lembaran penutup atap harus menghadap sisi dimana
pemasangan dimulai.
18.2.6. Kontraktor harus memeriksa dengan teliti serta seksama dan memastikan
bahwa permukaan atas semua gording atau atap sudah satu bidang. Jika
belum satu bidang, dapat menyetel atau mengganjal bagian-bagian ini terhadap
rangka penumbu / gording.
Dalam keadaan apapun juga untuk mengatur kemiringan atap, ganjal tidak
diperkenankan dipasang langsung di bawah plat kait.
Hal ini harus diperhatikan sungguh-sungguh oleh Kontraktor karena
penyetelan dan pengganjalan tidak tepat akan mengakibatkan gangguan
pengikatan, terutama jika jarak penyangga kecil.
18.2.9. Pada lembaran akhir di bagian atas, sisi tepi atas lembaran tersebut harus
ditekuk ke bawah. Penekukan dilakukan dengan alat yang disediakan
pabrik untuk pekerjaan tersebut. Penekukan ini untuk mencegah masuknya
air kedalam bangunan. Penekukan dapat dilaksanakan sebelum ataupun
sesudah lembaran dipasang.
18.2.10. Pada lembaran akhis di bagian bawah, sisi tepi lembaran tersebut harus
ditekuk ke bawah untuk mencegah air mengalir melalui sisi bawah
lembaran kedalam bangunan. Penekukan dilakukan dengan alat yang
disediakan pabrik untuk pekerjaan tersebut.
18.2.13. Kedua sisi tepi arah memanjang penutup bubungan (capping) harus ditakik
sesuai dengan bentuk dan jarak rusuk lembaran setelah penutup bubungan
18.2.14. Pemasangan flashing, capping, fixing strip dan lain-lainnya harus dilakukan
oleh Kontraktor sesuai dengan persyaratan teknis dari pabrik pembuat
walaupun belum ataupun tidak tercantum dalam Gambar Kerja maupun
Gambar Pelengkap sehingga didapat hasil yang baik, terhindar dari
kemungkinan kebocoran.
Dalam kasus ini, Kontraktor tidak dapat menuntut sebagai pekerjaan
tambah.
18.2.15. Kontraktor harus teliti dan rapi sehingga lembaran setelah terpasang rapi
dan lurus, garis-garis rusuk lembaran sejajar, lurus, tidak bergelombang ke
arah horizontal maupun vertikal, menghasilkan penampilan yang baik.
18.2.16. Bagian lembaran setelah terpasang, yang boleh diinjak hanyalah pada rusuk
tepat di atas gording.
Pasal 19
PEKERJAAN TALANG VERTIKAL
19.3.2. Semua pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi bahan yang disyaratkan
pabrik khususnya pada sambungan.
19.3.3. Khusus untuk sambungan antara pipa sparing dengan pipa talang memakai
sistim ulir yaitu pipa talang di-ulir pada bagian / sisi dalam sesuai dengan
ulir pada bagian / sisi luar pipa sparing seperti tercantum dalam Gambar
Kerja.
Seluruh pipa sparing untuk talang vertikal harus dilengkapi dengan
waterstop, dibuat dari plat besi yang dilas ke pipa sparing sehingga
berbentuk piringan dengan titik pusat sama dengan titik pusat pipa sparing,
radius piringan waterstop adalah 3 kali radius pipa sparing.
19.3.4. Pemasangan dan penyetelan talang harus tegak lurus terhadap permukaan
plat beton. Bagian talang yang miring dengan sudut tertentu harus sesuai
dengan Gambar Kerja.
19.3.5. Semua talang pada saat terpasang harus rapi, tidak boleh ada retak, pecah,
goresan, cacat lain, kotor maupun noda.
Apabila terlihat adanya cacat tersebut di atas, maka talang tersebut harus
dibongkar dan diperbaiki / diganti hingga disetujui Konsultan Pengawas.
Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat di-
klaim sebagai pekerjaan tambah.
19.3.6. Saringan talang harus tepat masuk pada lubang sparing sehingga tidak
ada celah. Sebelum pembuatan saringan talang, Kontraktor harus meneliti dan
dianjurkan mengukur diameter pipa sparing yang terpasang.
Pasal 20
PEKERJAAN PENGECATAN
20.1.1. Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Batu Bata dan Beton
Semua permukaan dinding pasangan batu bata dan permukaan beton yang
tampak (exposed) seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
20.2.5. Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari produk tersebut di atas
mengenai kemurnian cat yang akan dipergunakan.
Pembuktian berupa :
• Segel kaleng
• Test BD
• Test laboratorium
• Hasil akhir pengecatan
20.2.6. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat
pada bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm.
Cat ini akan dipakai sebagai cadangan oleh Pemberi Tugas untuk perawatan.
20.3.1. Lakukan dengan cara terbaik yang umum dilakukan kecuali apabila
dispesifikasikan lain.
Tebal minimum dari tiap lapisan jadi (finish) minimum sama dengan syarat
yang dispesifikasikan pabrik.
Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas
yang menunjukkan tanda-tanda sapuan, roller maupun semprotan.
20.3.2. Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun
atau membahayakan kesehatan manusia, maka Kontraktor harus menyediakan
peralatan pelindung, misalnya : masker, sarung tangan dan sebagainya
yang harus dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
20.3.4. Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan
(vacuum cleaner), semprotan dan sebagainya harus tersedia dari kualitas /
mutu terbaik dan jumlahnya cukup untuk pekerjaan ini.
20.3.5. Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas.
Penyemprotan hanya boleh dilakukan bila disetujui Konsultan Pengawas.
20.3.7. Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan cat dasar untuk komponen
bahan / material logam, harus dilakukan sebelum komponen tersebut
terpasang.
20.3.9. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Konsultan Pengawas harus diulang dan
diganti. Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar
atau cat finish yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunjukkan
oleh Konsultan Pengawas.
Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor, dan tidak dapat di-klaim
sebagai pekerjaan tambah.
c. Permukaan Interior.
f Lapisan Pertama :
• Cat dasar jenis Alkali Penetrating Primer (EASYPRIME).
• Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
2
• Ketebalan lapisan 25–40 micron atau daya sebar per liter 13–15 m .
• Tunggu selama minimum 24 jam sebelum pelaksanaan pelapisan
berikutnya.
• Warna bening ( transparan ).
d. Permukaan Exterior.
f Lapisan Pertama :
• Cat dasar jenis Alkali Penetrating Primer (EASYPRIME).
• Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
2
• Ketebalan lapisan 25–40 micron atau daya sebar per liter 13–15 m .
b. Pelaksanaan pengecatan.
f Lapisan Pertama :
Pekerjaan cat primer / dasar dilaksanakan sebelum komponen bahan
/ material logam terpasang. Cat primer SEIV.
Tunggu selama minimum 6 jam sebelum pelaksanaan pelapisan
berikutnya.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas.
f Lapisan Kedua :
Cat dasar jenis Undercoat.
Tunggu selama minimum 6 jam sebelum pelaksanaan pelapisan
berikutnya.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas.
Pasal 21
PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PEMBONGKARAN DAN
PENGAMANAN SETELAH PEMBANGUNAN
Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam lingkup
pekerjaan seperti tercantum di Gambar Kerja dan terurai dalam Buku ini dari semua barang
atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi setelah pekerjaan yang
menjadi tanggung jawab Kontraktor bersangkutan selesai.
Semua bekas bongkaran bangunan existing dan sebagainya harus dikeluarkan dari tapak
konstruksi.
BAB II
SYARAT – SYARAT TEKNIS PEKERJAAN HARDSCAPE
Pasal 1
UMUM
Pasal 2
PEMBONGKARAN DAN PEMBERSIHAN
2.2. Setiap pembongkaran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga siap untuk dapat
dilaksanakan pemasangan baru sesuai dengan Gambar Kerja.
2.3. Barang hasil bongkaran dan pembersihan harus dikeluarkan dari tapak / site
konstruksi dan dikumpulkan di tempat / lokasi tertentu yang ditunjukkan oleh Konsultan
Pengawas.
Pada dasarnya, barang-barang bongkaran tersebut tidak dapat dipakai lagi dalam
Pasal 3
PERLINDUNGAN INSTALASI EXISTING
3.1. Pekerjaan ini adalah perlindungan untuk semua instalasi existing yang berada di dalam
tapak / site konstruksi dan dinyatakan oleh Konsultan Perencana / Konsultan Pengawas
masih berfungsi dan akan digunakan lagi.
Untuk instalasi existing tersebut di atas, Kontraktor / Pemborong harus menjaga dan
memeliharanya dari gangguan / cacat.
3.2. kabel dan pipa existing yang masih berfungsi harus dilindungi memakai buis beton
½ ∅ 30 cm. Khusus pada bagian yang diperkirakan akan mendapat beban, maka
pada dasar atau pipa yang bersangkutan harus diberi alas dasar terbuat dari
pasangan batu bata minimal 1 (satu) lapis, lebar 30 cm. sepanjang pembebanan
tersebut.
3.3. Apabila karena satu dan lain sebab sehingga jalur instalasi existing yang masih
berfungsi harus dipindah, maka Kontraktor / Pemborong harus melakukan
pekerjaan ini sesuai dengan petunjuk dari Konsultan Pengawas.
Pasal 4
PEKERJAAN TANAH
Pekerjaan tanah adalah pekerjaan pembuatan lubang / galian di tanah dan termasuk
pengurugan / pemadatan tanah kembali yang diperlukan untuk :
• Pondasi Bored Pile, Poer dan Sloof
• Perataan (cut / fill )
• Galian lain seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan atau Konsultan
Pengawas.
Semua galian yang disebut sebagai galian konstruksi terdiri dari galian lantai
bangunan, galian pondasi bangunan existing, galian perkerasan jalan /
halaman, galian pipa / kabel listrik / pipa gas, saluran-saluran serta
konstruksi-konstruksi lainnya, selain yang disebutkan pada spesifikasi ini.
Semua pekerjaan galian harus dikerjakan sesuai dengan spesifikasi untuk ketiga
macam galian tersebut di atas. Syarat-syarat kerja yang menyangkut bidang lain,
mengikuti ketentuan-ketentuan letak, peil dan dimensi seperti yang dicantumkan
dalam Gambar Rencana atau petunjuk Konsultan Pengawas.
4.2. Pekerjaan galian ini baru boleh dilaksanakan setelah papan Patok Ukur terpasang lengkap
dengan penandaan sumbu, ketinggian dan bentuk telah diperiksa seta disetujui
Konsultan Pengawas.
4.3. Galian untuk konstruksi harus sesuai dengan Gambar Kerja dan bersih dari tanah urug
bekas serta sisa bahan bangunan.
4.4. Urutan penggalian harus diatur sedemikian rupa dengan mengikuti petunjuk- petunjuk
Konsultan Pengawas sehingga tidak menimbulkan gangguan pada lingkungan
tapak / site atau menyebabkan timbulnya genangan air untuk waktu lebih dari 24 jam.
4.5. Jika pada galian terdapat akar kayu, kotoran dan bagian tanah yang tidak padat atau
longgar, maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya, kemudian lubang yang tejadi
harus ditutup urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap ketebalanN5 cm. lapis
demi lapis sampai penuh sehingga mencapai ketinggian yang diinginkan. Biaya
pekerjaan ini menjadi tanggungan Kontraktor / Pemborong dan tidak dapat di-klaim
sebagai pekerjaan tambah.
4.6. Bila pada galian terdapat instalasi existing, Kontraktor / Pemborong harus
mengikuti prosedur seperti terurai dalam butir 3.1. s/d. 3.3.
4.7. Bila Kontraktor / Pemborong melakukan penggalian yang melebihi kedalaman yang
ditentukan dalam Gambar Kerja, maka Kontraktor / Pemborong wajib untuk
menutupi kelebihan galian tersebut dengan urugan pasir yang dipadatkan dan disirami
air setiap ketebalan 5 cm. lapis demi lapis sampai penuh sehingga mencapai
ketinggian yang diinginkan. Biaya pekerjaan ini menjadi tanggungan Kontraktor /
Pemborong dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
4.8. Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti, datar / rata sesuai dengan Gambar Kerja dan
harus dibersihkan dari segala macam kotoran.
4.9. Galian pondasi harus dilakukan sesuaidengan lebar lantai kerja pondasi atau seperti
tercantum dalam Gambar Kerja, dengan penampang lereng galian kiri dan kanan
dimiringkan 10o kearah luar pondasi dari As, ketinggian serta bentuk selesai sesuai
Gambar Kerja, diperiksa serta disetujui Konsultan Pengawas.
4.10. Kelebihan tanah galian harus dibuang keluar dari dalam tapak / site konstruksi. Area
antara papan Patok Ukur dengan galian harus bebas dari timbunan tanah.
4.11. Untuk menjaga lereng-lereng lubang galian agar tidak longsor / runtuh, maka apabila
dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong harus memasang
konstruksi penahan (casing) sementara dari bahan seng gelombang BJLS 50 atau setara,
atau dari papan-papan tebal 3 cm. diperkuat dengan kayu-kayu dolken minimal
diameter 8 cm. sehingga konstruksi tersebut dapat menjamin kestabilan lereng galian.
4.12. Apabila dan atau karena permukaan air tanah tinggi, Kontraktor / Pemborong harus
menyediakan pompa air secukupnya untuk menyedot air yang menggenangi galian.
Disyaratkan bahwa seluruh permukaan galian terutama lantai galian, harus kering untuk
pekerjaan-pekerjaan selanjutnya, khususnya untuk pekerjaan :
Pondasi beton setempat dan Sloof beton
Pondasi Batu Kali.
Pengurugan dan pemadatan.
4.13. Biaya untuk lingkup yang terurai pada butir 4.11. dan 4.12. di atas ditanggung oleh
Kontraktor / Pemborong, serta tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
Pasal 5
GALIAN STRUKTUR
5.1.1 Galian struktur merupakan penggalian tanah untuk bangunan struktur, sesuai
dengan batasan pekerjaan sebagaimana dijelaskan disini atau sebagaimana tampak
pada gambar. Pekerjaan galian yang dijelaskan dengan pasal-pasal lain dalam
spesifikasi ini tidaklah digolongkan sebagai galian struktur.
5.1.2 Galian struktur disini tidak dibatasi hanya pada galian / pengeboran struktur
pondasi, tapi termasuk pekerjaan galian untuk poer, sloof dan batu kali.
5.1.3 Pekerjaan galian ini mencakup pengurugan kembali dengan material yang disetujui
oleh Konsultan Pengawas, berikut pembuangan bahan-bahan sisa, dan semua bahan
serta peralatan lainnnya untuk menghindarkan galian dari genangan air tanah dan
air permukaan.
5.2.2 Pengawasan.
Selama pelaksanaan pekerjaan tanah ini, Kontraktor / Pemborong harus diwakili
oleh seorang pengawas ahli yang sudah berpengalaman dalam bidang
• Pada jalur yang akan dibuat poer dan sloof, mulai dari
permukaan tanah existing sampai dengan di bawah permukaan
dasar urugan pasir dari konstruksi beton poer dan sloof.
g. Pembuangan humus.
Sebelum mulai pekerjaan penggalian, lapisan humus dan rumput harus
dibersihkan, harus bebas dari sisa-sisa tanah bawah (sub soil),
bekas- bekas pohon, akar-akar, batu-batuan, semak-semak atau bahan
lainnya. Humus yang didapat dari pengupasan tersebut harus dibuang ke
tempat yang sudah ditentukan oleh Direksi / Konsultan Pengawas.
5.3. PENGGALIAN.
5.3.2 Parit-parit atau galian pondasi untuk struktur atau alas struktur, harus
mempunyai ukuran yang cukup sehingga memungkinkan perletakan atau alas
pondasi sesuai dengan ukurannya. Bagian-bagian dinding / sisi parit harus
selalu ditopang.
5.3.3 Penggunaan mesin untuk penggalian diperbolehkan, kecuali untuk tempat- tempat
dimana penggunaan mesin-mesin itu dapat merusak benda-benda yang berada
didekatnya, bangunan-bangunan ataupun pekerjaan yang telah rampung.
5.3.4 Dalam hal ini metoda pekerjaan secara manual / dengan menggunakan tenaga
buruh yang harus dilakukan.
5.3.5 Bila diperlukan, Kontraktor / Pemborong harus membuat turap sementara yang
cukup kuat untuk menahan lereng-lereng tanah galian supaya tidak ambruk,
dan agar tidak mengganggu pekerjaan.
5.3.7 Kontraktor / Pemborong harus melakukan perlindungan dan perawatan yang cukup
untuk bagian-bagian pekerjaan di atas maupun di bawah tanah, drainase,
saluran-saluran pembuang dan rintangan-rintangan yang dihadapi dalam
pelaksanaan pekerjaan. Semua biaya yang ditimbulkan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
5.3.9 Batu-batu, kayu-kayu dan bahan-bahan lain dalam lubang galian yang tak berguna
harus dibuang dan tidak boleh digunakan untuk pengurugan.
5.3.11 Bila tanah dasar pondasi lembek, berlumpur atau tidak memenuhi syarat, maka
bila diperintahkan oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong
harus menggantinya dengan material berbutir atau kerikil sebagaimana disyaratkan
pada RKS ini.
Material penggganti tersebut harus diurugkan dan dipadatkan lapis demi lapis
dengan tebal tiap lapis 15 cm, sampai mencapai elevasi dasar pondasi dengan
kepadatan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
5.3.12 Kepadatan tanah dasar harus mencapai CBR 3%. Bila menurut Konsultan
Pengawas tanah dasar pondasi tidak memenuhi syarat semata-mata karena
kesalahan Kontraktor / Pemborong dalam mengerjakan kewajibannya, maka
Kontraktor / Pemborong harus membuang dan mengganti tanah dasar pondasi
atas tanggungan biaya sendiri, atau menangguhkan pekerjaan galian itu sampai
kondisi tanah dasar pondasi tersebut memenuhi syarat.
5.3.13 Semua material hasil galian bila memenuhi syarat, harus dimanfaatkan sebagai
material urugan atau timbunan, dan bila ternyata berlebihan maka harus dibuang.
5.4.1 Bila air tanah muncul ketika sedang dilakukan galian struktur, maka
Kontraktor / Pemborong harus segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan
untuk mencegah air menggenangi galian dan alas struktur.
5.4.2 Bila galian terjadi pada tanah yang mengandung air permukaan, maka air ini tidak
dianggap sebagai air tanah dan merupakan kewajiban Kontraktor / Pemborong
untuk menanggulanginya sesuai spesifikasi ini, sehingga tidak akan ada tambahan
pembayaran.
Penilaian apakah air itu merupakan air permukaan atau air tanah adalah mutlak
wewenang Konsultan Pengawas. Jika air dapat dihalangi memasuki galian dengan
menggunakan cofferdam terbuka, maka air ini tidak dinilai sebagai air tanah.
5.4.3 Bila tinggi muka air di atas elevasi dasar galian, maka harus digunakan
cofferdam yang kedap air. Bila diminta, Kontraktor / Pemborong harus
menunjukkan gambar mengenai metoda pembuatan cofferdam yang
dipakainya kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.
Cofferdam atau palung untuk pembuatan pondasi, secara umum harus dibuat di
bawah dasar alas pondasi dan dibuat sedapat mungkin kedap air. Umumnya
dimensi cofferdam itu harus sedemikian rupa sehingga memberikan cukup
kebebasan / keleluasaan untuk pembuatan acuan (form) dan pemeriksaannya serta
memudahkan proses pemompaan air keluar.
Bila menurut Konsultan Pengawas keadaannya tidak memungkinkan untuk
mengeringkan galian sebelum membuat alas pondasi, maka Konsultan Pengawas
dapat memerintahkan pembuatan lapisan beton penutup dengan ukuran tertentu,
dan lapisan tersebut harus diletakkan sebagaimana tampak pada gambar atau
mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas. Lalu galian harus dikeringkan dan alas
pondasi diletakkan.
Bila digunakan palung berbeban, dan beban tersebut dipakai untuk menanggulangi
tekanan hidrostatik yang bekerja terhadap dasar lapisan pondasi penutup, maka
harus digunakan penyemat (jangkar) khusus untuk mentransfer seluruh berat palung
terhadap lapisan pondasi.
Bila lapisan pondasi penutup dibuat di bawah air, maka cofferdam harus dibuat
pada muka air yang rendah. Cofferdam dibuat untuk melindungi beton dari
kerusakan karena naiknya muka air dan erosi.Di dalam cofferdam tidak boleh
ditinggalkan kayu-kayuan dan lain-lain tanpa ijin Konsultan Pengawas.
Bila pekerjaan memompa air diijinkan dilakukan dari bagian galian pondasi, maka
harus dicegah agar jangan ada bahan beton yang ikut terbawa keluar.
Setiap pekerjaan memompa yang dibutuhkan selama perletakan beton, atau selama
waktu sekurang-kurangnya 24 jam sesudahnya harus menggunakan pompa yang
sesuai dan air diletakkan di luar acuan beton.
Pemompaan air untuk mengeringkan ini tidak boleh dikerjakan sebelum
lapisan cukup keras dan kuat untuk melawan tekanan hidrostatik.
Kecuali bila ditentukan lain, cofferdam atau palung dengan segala kelengkapannya,
harus dibongkar oleh Kontraktor / Pemborong segera setelah selesai pekerjaan
sub-struktur. Pemindahannya harus sedemikian rupa sehingga tidak merusak
pekerjaan yang telah diselesaikan.
dengan muka tanah semula, dengan memakai bahan yang telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
Bahan-bahan yang tertinggal pada daerah aliran air akibat dari pembuatan pondasi
atau galian lainnya harus dibuang agar saluran itu bersih dari segala macam
halangan.
Pasal 6
URUGAN DAN PEMADATAN
6.3. PENGURUGAN.
6.3.1 Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, seluruh area pembangunan harus sudah bersih
dari humus, akar tanaman, benda-benda organis, sisa-sisa bongkaran dan bahan lain
yang dapat mengurangi kualitas pekerjaan ini.
6.3.2 Urugan harus bebas dari segala macam bahan yang dapat membusuk, sisa
bongkaran, dan atau yang dapat mempengaruhi kepadatan urugan. Tanah urugan
dapat diambil dari bekas galian atau tanah yang didatangkan dari luar yang tidak
mengandung bahan-bahan seperti tersebut di atas dan atau telah disetujui Konsultan
Pengawas.
6.3.3 Penghamparan tanah urugan dilakukan lapis demi lapis dan langsung
dipadatkan sampai mencapai permukaan / peil yang diinginkan. Ketebalan perlapis
setelah dipadatkan tidak boleh melebihi 20 cm. Setiap kali penghamparan harus
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas yang menyatakan bahwa lapisan
di bawahnya telah memenuhi kepadatan yang disyaratkan, dan seluruh prosedur
pemadatan ini harus ditulis dalam Berita Acara yang disetujui Konsultan Pengawas.
6.3.4 Pengurugan untuk halaman yang tidak dibangun, jalan dan perkerasan, tidak perlu
dipadatkan dengan mesin pemadat, cukup ditimbris dengan tangan.
6.4. PEMADATAN.
6.4.3 Kontraktor / Pemborong harus menetukan jenis ukuran dan berat dari alat yang
paling sesuai untuk pemadatan bahan urugan yang ada. Alat-alat pemadatan ini
harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
6.4.4 Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tiap
lapisan maksimum 30 cm. dan dipadatkan sampai mencapai paling sedikit 90%
(modified proctor) dari kepadatan kering maksimum seperti yang ditentukan
dlam AASHTO T 99.
6.4.5 Pelaksanaan pemadatan harus dilakukan dalam cuaca baik. Apabila hari hujan,
pemadatan harus dihentikan. Selama pekerjaan ini, kadar air harus dijaga agar
tidak lebih besar dari 2 % kadar air optimum.
6.4.6 Kontraktor / Pemborong diwajibkan melakukan tes kepadatan tanah apabila diminta
oleh Direksi / Konsultan Pengawas, sebanyak titik yang ditentukan oleh Konsultan
Pengawas, yang harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas dan dibuatkan laporan
tertulis untuk tiap titik meliputi area 150 m2.
Pasal 7
PEKERJAAN STRUKTUR BETON
Mutu baja tulangan yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini
adalah sebagai berikut :
a. Mutu baja tulangan s/d. ∅ 12 mm. adalah BJTP 240 ( U-24 ) dengan
kekuatan tarik 2080 Kg/Cm2.
b. Mutu baja tulangan ≥ ∅ 13 mm. (diameter luar) adalah BJTD 320 (U- 32
2
/ besi ulir ) dengan kekuatan tarik 2780 Kg/Cm .
c. Atau bila dalam gambar disyaratkan menggunakan wiremesh, maka
digunakan wiremesh U-50, dengan ukuran / tipe sesuai dengan Gambar
Kerja.
7.2.1 Semen.
b. Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah GRESIK,
TIGA RODA dan HOLCIM serta memenuhi persyaratan NI-8. Pemilihan
salah satu merk semen adalah mengikat dan dipakai untuk seluruh
pekerjaan.
c. Pemeriksaan
Konsultan Pengawas dapat memeriksa semen yang disimpan dalam
gudang pada setiap waktu sebelum dipergunakan. Kontraktor harus
bersedia untuk memberi bantuan yang dibutuhkan oleh Konsultan
Pengawas untuk pengambilan contoh-contoh tersebut. Semen yang tidak dapat
diterima sesuai pemeriksaan oleh Konsultan Pengawas, harus tidak
dipergunakan atau diafkir. Jika semen yang dinyatakan tidak
memuaskan tersebut telah dipergunakan untuk beton, maka Konsultan
Pengawas dapat memerintahkan untuk membongkar beton tersebut dan
diganti dengan memakai semen yang telah disetujui atas beban Kontraktor
Kontraktor harus menyediakan semua semen-semen dan beton yang
dibutuhkan untuk pemeriksaan atas biaya Kontraktor.
d. Tempat Penyimpanan
• Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk
semen, dan setiap saat harus terlindung dengan cermat terhadap
kelembaban udara. Tempat penyimpanan tersebut juga harus
sedemikian rupa agar memudahkan waktu pengambilan.
c. Pasir
• Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah pasir
alam yaitu pasir yang dihasilkan dari sungai atau pasir alam lain yang
didapat dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
• Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak dimaksudkan
sebagai persetujuan dasar ( pokok ) untuk semua bahan yang diambil dari
sumber tersebut. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kualitas
tiap jenis dari semua bahan yang dipakai dalam pekerjaan. Kontraktor
harus menyerahkan pada Konsultan Pengawas sebagai bahan
pemeriksaan pendahuluan dan persetujuan, contoh yang cukup, seberat 15
kg. dari pasir alam yang diusulkan untuk dipakai, sedikitnya 14 hari
sebelum diperlukan.
• Timbunan pasir alam harus dibersihkan dari semua tumbuh-tumbuhan dan
dari bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki. Segala macam tanah
pasir dan kerikil yang tidak dapat dipakai, harus disingkirkan. Timbunan
harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak
merugikan kegunaan dari timbunan.
• Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan kecil dan
lunak dari tanah liat, mika dan hal-hal yang merugikan dari substansi yang
merusak, jumlah prosentase dari segala macam subsansi yang
merugikan, beratnya tidak boleh lebih dari 5% berat pasir.
• Gradasi
Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara
5 mm. sampai dengan 25 mm. dan harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
- Sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 6 % berat.
- Sisa di atas ayakan 4 mm harus berkisar antara 90% dan 98% berat.
- Selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang
berurutan, adalah maksimum 60% dan minimum 10% berat serta
harus menyesuaikan dengan semua ketentuan-ketentuan yang
terdapat di NI-2 PBI-1971.
Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa
oleh Konsultan Pengawas ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi,
maka Kontraktor harus menyaring kembali atau mengolah kembali
bahannya atas bebannya sendiri, untuk menghasilkan agregat yang dapat
disetujui Konsultan Pengawas.
7.2.3 Air
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi / mortar dan spesi injeksi
harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik basah, garam dan
kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak. Air tersebut harus
diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas
untuk menetap-kan sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di
dalam PBI-1971 untuk bahan campuran beton.
7.2.8 Admixture
a. Admixture / hardener dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk
mempercepat pengerasan beton. Bahan Admixture yang dipakai adalah
SIKAMENT 520 merk SIKA dengan takaran 0,8% dari berat
semen. Takaran yang lain dapat digunakan untuk mendapatkan
kekuatan maksimal dengan persetujuan dari Konsultan Pengawas /
Perencana.
a. Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan Standar Beton
Indonesia NI-2 PBI-1971. Bilamana tidak ditentukan lain, kuat tekan
dari beton adalah selalu kekuatan tekan hancur dari contoh kubus yang
3
bersisi 15 cm. (0,003375 m ) diuji pada umur 7 hari, 14 hari dan 28 hari.
c. Umur benda uji pada saat pengujian harus dilaksanakan pada umur 7,
14, atau 28 hari sesuai dengan kesepakatan dengan Konsultan Pengawas
yang tertuang dalam risalah rapat.
e. Perbandingan campuran dan faktor air semen yang tepat akan ditetapkan
atas dasar beton yang dihasilkan yang mempunyai kepadatan yang tepat,
kekedapan, keawetan dan kekuatan yang dikehendaki.
a. Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut keperluan
untuk menjamin beton dengan konsistensi yang baik dan untuk
menyesuaikan variasi kandungan lembab atau gradasi ( perbutiran ) dari
agregat waktu masuk dalam mesin pengaduk ( mixer ). Penambahan air
untuk mencairkan kembali beton padat hasil pengadukan yang terlalu
lama atau yang menjadi kering sebelum dipasang adalah sama sekali tidak
diperkenankan. Keseragaman konsistensi beton untuk setiap kali
pengadukan sangat perlu. Nilai slump dari beton (pengujian kerucut
slump), tidak boleh kurang dari 8 cm. dan tidak melampaui 12 cm. untuk
segala beton yang dipergunakan. Semua pengujian harus sesuai
dengan NI-2 PBI-1971. Konsultan Pengawas berhak untuk menuntut
nilai slump yang lebih kecil bila hal tersebut dapat dilaksanakan dan
akan menghasilkan beton berkualitas lebih tinggi atau alasan
penghematan.
dan diuji sesuai dengan NI-2 PBI-1971. Pengujian slump akan diadakan
oleh Konsultan Pengawas sesuai dengan NI-2 PBI-1971, Kontraktor harus
menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk mengerjakan contoh-contoh
pemeriksaan yang representatif.
b. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar rencana.
Untuk menempatkan tulangan-tulangan tetap tepat ditempatnya, maka
tulangan harus diikat kuat dengan kawat beton ( bendraat ) dan memakai
bantalan blok-blok beton cetak ( beton decking ) dan atau kursi-kursi
besi / cakar ayam perenggang. Dalam segala hal untuk besi beton yang
horizontal harus digunakan penunjang yang tepat, sehingga tidak akan
ada batang yang turun.
c. Jarak bersih terkecil antara batang yang paralel apabila tidak ditentukan
dalam gambar rencana, minimal harus 1,2 kali ukuran terbesar dari
agregat kasar dan harus memberikan kesempatan masuknya alat
penggetar beton.
d. Pada dasarnya jumlah luas tulangan harus sesuai dengan gambar dan
perhitungan. Apabila dipakai dimensi tulangan yang berbeda dengan
gambar, maka yang menentukan adalah luas tulangan. Dalam hal ini
Kontraktor diwajibkan meminta persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan Pengawas.
a. Pondasi Pelat, untuk sisi bawah 8 cm, untuk sisi lainnya 4 cm.
b. Balok sloof = 4,0 cm.
c. Kolom = 4,0 cm.
d. Balok = 3,0 cm.
e. Pelat beton = 2,0 cm.
7.3.8 Suhu
o
Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh lebih dari 32 C dan tidak kurang
o o o
dari 4,5 C. Bila suhu dari beton yang dituang berada antara 27 C - 32 C,
beton harus diaduk di tempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor. Bila
beton dicor pada waktu iklim sedemikian rupa sehingga suhu dari beton
o
melebihi 32 C sebagai yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas, maka
Kontraktor harus mengambil langlah-langkah yang efektif, umpamanya
mendinginkan agregat, mencampur dengan es dan mengecor pada
waktu malam hari bila perlu, untuk mempertahankan suhu beton waktu
o
dicor pada suhu dibawah 32 C.
Cetakan (bekisting) harus sesuai dengan bentuk dan ukuran yang ditentukan
dalam gambar rencana. Bahan yang dipakai untuk cetakan harus
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas sebelum pembuatan
cetakan dimulai, tetapi persetujuan yang demikian tidak akan mengurangi
tanggung jawab Kontraktor terhadap keserasian bentuk maupun terhadap
perlunya perbaikan kerusakan-kerusakan yang mungkin dapat timbul pada
waktu pemakaian.
e. Beton boleh dicor hanya ketika Konsultan Pengawas atau wakilnya yang
ditunjuk serta Staf Kontraktor yang setaraf ada ditempat / lokasi
pekerjaan, dan persiapannya betul-betul telah memadai.
f. Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar
pengangkutan ke tempat posisi terakhir sependek mungkin, sehingga
pada waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil
dan spesinya. Pemisahan yang berlebihan dari agregat kasar dalam beton
yang disebabkan jatuh bebas dari tempat yang cukup tinggi, atau sudut
yang terlalu besar, atau bertumpuk dengan baja-baja tulangan, tidak
diijinkan. Kalau diperkirakan pemisahan yang demikian itu mungkin
akan terjadi, Kontraktor harus mempersiapkan tremie atau alat lain yang
cocok untuk mengontrol jatuhnya beton.
Pasal 8
PENYEKAT-PENYEKAT AIR
8.1. Penyekat-penyekat air (waterstop) dari PVC harus ditempatkan pada sambungan-
sambungan bangunan seperti yang ditunjukkan pada gambar-gambar. Kontraktor
harus menyiapkan semua penyekat-penyekat air termasuk lem PVC, semen, pasak,
mur-mur dan bahan penyambung lainnya.
Pasal 9
PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI
9.2.2 Semen.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.1.
9.2.3 Pasir.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.2.
9.2.4 Air.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.3.
9.3.1 Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, harus dibuat profil / bentuk pondasi
dari bambuatau kayu pada setiap ujung yang bentuk dan ukurannya sesuai
dengan Gambar Kerja dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
9.3.2 Galian pondasi harus telah disetujui secara tertulis oleh Konsultan Pengawas,
kemudian dasar galian harus diurug dengan pasir urug tebal 10 cm. disiram
sampai jenuh, diratakan dan dipadatkan sampai benar-benar padat. Di atas
lapisan pasir tersebut diberi pasangan batu kali kosong yang dipasang sesuai
dengan Gambar Kerja.
9.3.3 Pasangan batu kali untuk pondasi menggunakan adukan dengan campuran
1pc : 4ps, terkecuali disyaratkan kedap air seperti tercantum dalam Gambar
Kerja. Untuk kepala pondasi digunakan adukan kedap air 1pc : 3ps.
9.3.4 Adukan harus membungkus batu kali sedemikian rupa sehingga tidak ada
bagian dari pondasi yang berongga atau tidak padat khususnya pada bagian
tengah.
9.3.5 Setiap jarak 50 cm. As-as harus ditanam stek ∅ 10 mm. untuk sloof dan
dinding pasangan yang tercantum dalam Gambar Kerja. Pada perletakan kolom
beton atau kolom praktis beton harus ditanamkan stek- stek tulangan kolom
dengan diameter dan jumlah besi yang sama dengan tulangan pokok pada
kolom beton atau kolom praktis tersebut. Stek-stek harus tertanam dengan baik
dalam pondasi sedalam minimum 40-d atau sesuai dengan ukuran dalam
Gambar Kerja. Jarak antara stek-stek ini adalah tiap 100 cm. dan atau seperti
yang tercantum dalam Gambar Kerja.
Pasal 10
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA
Batako press yang dipakai adalah dari mutu yang terbaik, setaraf bata F,
ukuran 8 x 20 x 30 cm. dengan pengepresan sempurna dan merata. Batako
press yang dipakai harus bebas dari cacat, retak, cat atau adukan,
mempunyai sudut siku dan ukuran yang seragam dan langsung didatangkan
dari pabrik atau penjual. Sebelum pengadaan bahan ini, Kontraktor diwajibkan
mengajukan contoh disertai data teknis dari batu bata yang akan dipakai
kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
10.2.2 Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.
10.2.3 Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2.
10.2.4 Air.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.
10.3.2 Sebelum pemasangan, batu bata harus direndam dalam air bersih dulu
sehingga jenuh. Pada saat diletakkan, tidak boleh ada genangan air di atas
permukaan batu bata tersebut.
b. Untuk semua pasangan batako press terhitung dari P +0,20 ke atas, dipakai
aduk perekat / spesi campuran 1pc : 5ps terkecuali yang disyaratkan
kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
c. Persyaratan pembuatan adukan harus sesuai dengan Pasal 1 dalam Bab ini.
10.3.4 Pemasangan harus sedemikian rupa sehingga ketebalan aduk perekat / spesi
harus sama setebal 1 cm. Semua pertemuan horizontal dan vertikal harus terisi
dengan baik dan penuh.
10.3.6 Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapi, sama tebal, lurus, tegak dan pola
ikatan harus terjaga baik di seluruh pekerjaan. Pertemuan sudut antara dua
dinding harus rapi dan siku seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
10.3.8 Semua pasangan bata yang tertanam dalam tanah harus dilapis aduk kasar
sampai setinggi permukaan tanah.
10.3.9 Setelah batako terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok dengan
kedalaman 1 cm. dengan rapi dan dibersihkan dengan sapu lidi, kemudian
disiram air dan siap menerima plesteran.
10.3.10 Sebelum diplester, permukaan pasangan bata harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok dan dibersihkan.
10.3.11 Pembuatan lubang pada dinding pasangan bata untuk perancah sama sekali
tidak diperkenankan.
10.3.12 Tidak diperkenankan memasang batako merah yang patah dua melebihi dari
5%. Batu bata yang patah lebih dari 2 (dua) bagian tidak boleh digunakan.
10.3.14 Pemeliharaan :
Selama pasangan dinding bata belum di-finish, Kontraktor wajib untuk
memelihara dan menjaga atas kerusakan atau pengotoran oleh bahan lain.
Apabila pada saat di-finish terdapat kerusakan, berlubang dan lain
sebagainya, Kontraktor harus memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima
oleh Konsultan Pengawas. Biaya ini ditanggung oleh Kontraktor dan
tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
Pasal 11
PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL
c. Besi harus bersih dari lapisan minyak, lemak dan bebas dari cacat seperti
serpih-serpih.
e. Diameter besi beton yang dipasang harus sesuai dengan Gambar Kerja.
f. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari
Konsultan Pengawas.
g. Kawat pengikat besi beton adalah dari baja lunak dan tidak disepuh /
dilapis seng. Diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm.
Kawat pengikat besi beton harus memenuhi syarat-syarat dalam NI-2
(PBI-1971)
11.2.2 Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.
11.2.3 Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2. Pasir yang dipakai harus Pasir Beton.
11.2.5 A i r.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.
b. Pembesian.
c. Acuan / bekisting.
• Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran
yang telah ditetapkan dalam Gambar Kerja.
• Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-
perkuatan, sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk
dan kedudukannya selama pengecoran berlangsung.
• Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas
dari kotoran tahi gergaji, potongan kayu, tanah, lumpur dan
sebagainya.
d. Cara pengadukan.
• Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
e. Pengecoran Beton.
Sebelum pelaksanaan pengecoran, Kontraktor diwajibkan me-
laksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan
menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-
ukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan
penahan jarak.
• Di tepi atas / akhir dari dinding pasangan batu bata yang bebas
2
sebagai ring balok setiap luas 9 m pasangan dinding bata yang
tinggi.
j. Penulangan beton kolom dan balok praktis sesuai Gambar Kerja dan atau
seperti terurai dalam pekerjaan beton di Bab lain dalam Buku ini.
l. Pada setiap pertemuan dinding pasangan batu bata dengan kolom praktis,
ring balok beton maupun beton lainnya seperti tercantum dalam Gambar
Kerja harus diperkuat angker ∅ 8 mm. setiap jarak 50 cm. yang terlebih
dahulu telah ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan kolom dan
balok praktis ini. Bagian yang tertanam dalam pasangan bata minimal
sedalam 30 cm. kecuali ditentukan lain.
Pasal 12
PEKERJAAN PLESTERAN
12.2.1 Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.
12.2.2 Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2.
12.2.3 A i r.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.
12.3.1 Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume. Pekerjaan
plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan dinding pasangan bata atau
bidang beton telah disetujui secara tertulis oleh Konsultan Pengawas.
d. Plesteran halus / aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat
sedemikian rupa sehingga diperoleh campuran yang homogen.
Plesteran halus ini merupakan pekerjaan penyelesaian akhir dari dinding
pasangan. Pekerjaan plesteran halus ini dilaksanakan sesudah aduk
plesteran sebagai lapisan dasar telah berumur 8 (delapan) hari, atau
sudah kering benar.
12.3.3 Pelaksanaan.
f. Untuk semua bidang dinding yang akan dilapis dengan cat / wallpaper
dipakai plesteran aci halus di atas permukaan plesterannya. Untuk bidang
dinding pasangan yang menggunakan bahan / material akhir lain,
permukaan plesterannya harus diberi alur-alur garis horizontal untuk
memberikan ikatan yang lebih baik terhadap bahan / material yang akan
digunakan tersebut.
g. Untuk setiap pertemuan bahan / material yang berbeda jenisnya pada satu
bidang datar, harus diberi naat / celah dengan ukuran lebar 7 mm. dan
dalam 5 mm.
12.3.4 Pemeliharaan.
Pasal 13
PEKERJAAN SRUKTUR DAN DINDING
13.2.2 Tiang-tian pilar dinding menggunakan kayu klas kuat I atau II ukuran
5/10 cm, cukup umur, kering dan lurus.
13.2.3 Untuk dinding memenggunakan papan kayu klas kuat II dengan ukuran
3/20 cm , cukup umur dan kering serta tidak baling .
13.2.4 Alat penyambung menggunakan baut dengan ukuran sesuai gambar, paku,
dan nagel (pantek) kayu keras.
13.3.3 Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh KP-USB secara teliti dan
sesuai gambar, dengan syarat semua pasangan struktural maupun non
struktural benar-benar siku, tegak-lurus dan presisi. Pasangan dinding
harus rata (horizontal), baik dilihat dari dalam maupun dari luar
bangunan.
13.3.4 Apabila digunakan dinding pasangan bata merah atau batako, maka dapat
menggunakan pedoman yang yang tertuang dalam “Penjelaksan
Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan Konstruksi Beton”
Pasal 14
PEKERJAAN LANTAI
Pemasangan lantai dibuat untuk semua bagian lantai ruangan, menggunakan papan-
papan kayu.
Pasal 15
PEKERJAAN PENGECATAN
15.1.1 Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Batu Bata dan Beton
Semua permukaan dinding pasangan batu bata dan permukaan beton yang
tampak (exposed) seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
15.2.6 Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis
cat pada bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm. Pada bidang-
bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula
cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar sampai dengan lapisan
akhir).
Cat ini akan dipakai sebagai cadangan oleh Pemberi Tugas untuk
perawatan.
15.3.1 Lakukan dengan cara terbaik yang umum dilakukan kecuali apabila
dispesifikasikan lain. Tebal minimum dari tiap lapisan jadi (finish)
15.3.2 Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar
beracun atau membahayakan kesehatan manusia, maka Kontraktor harus
menyediakan peralatan pelindung, misalnya : masker, sarung tangan
dan sebagainya yang harus dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
15.3.4 Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan
(vacuum cleaner), semprotan dan sebagainya harus tersedia dari kualitas /
mutu terbaik dan jumlahnya cukup untuk pekerjaan ini.
15.3.5 Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas.
Penyemprotan hanya boleh dilakukan bila disetujui Konsultan Pengawas.
15.3.9 Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Konsultan Pengawas harus diulang
dan diganti. Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat
dasar atau cat finish yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana
ditunjukkan oleh Konsultan Pengawas.
Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor, dan tidak dapat di-klaim
sebagai pekerjaan tambah.
c. Permukaan Interior.
1) Lapisan Pertama :
• Cat dasar jenis Alkali Penetrating Primer (EASYPRIME).
• Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
• Ketebalan lapisan 25–40 micron atau daya sebar per liter 13–
2
15 m .
• Tunggu selama minimum 24 jam sebelum pelaksanaan
pelapisan berikutnya.
• Warna bening ( transparan ).
d. Permukaan Exterior.
1) Lapisan Pertama :
• Cat dasar jenis Alkali Penetrating Primer (EASYPRIME).
• Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
• Ketebalan lapisan 25–40 micron atau daya sebar per liter 13–
2
15 m .
• Tunggu selama minimum 24 jam sebelum pelaksanaan
pelapisan berikutnya.
• Warna bening ( transparan ).
b. Pelaksanaan pengecatan.
1) Lapisan Pertama :
Pekerjaan cat primer / dasar dilaksanakan sebelum komponen
bahan / material logam terpasang. Cat primer SEIV. Tunggu
selama minimum 6 jam sebelum pelaksanaan pelapisan
berikutnya. Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas.
2) Lapisan Kedua :
Cat dasar jenis Undercoat. Tunggu selama minimum 6 jam
sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya. Pelaksanaan
pekerjaan dengan kuas.
BAB III
SYARAT – SYARAT PEKERJAAN VEGETASI
Pasal 1
PEKERJAAN PENATAAN TANAMAN
1.1 Umum
c. Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman
Pemupukan
Pemangkasan
Penyiangan
Penggemburan
Pengendalian hama penyakit
Penyulaman
1.1.2 Pemeliharaan
Areal yang sudah dibangun/ ditanami harus dipelihara Pemborong selama
6 (enam) bulan atau sampai tumbuh baik setelah pekerjaan penanaman
dianggap selesai.
a. Pohon perdu tinggi dan rendah dipilih yang besar/sedang sehat dan
memiliki akar yang baik.
b. Pada lahan yang akan ditanam pohon perdu tinggi dilakukan
penggalian ukuran 40 x 40 cm dengan kedalaman 40 cm atau
disesuaikan dengan akar pohon yang didapat.
c. Pada lahan yang akan ditanam pohon perdu rendah dilakukan
penggalian ukuran 20 x 20 cm dengan kedalaman 20 cm atau
disesuaikan dengan akar pohon yang didapat.
d. Bersihkan media sekam dari akar pohon dengan cara mengalirkan air
melalui selang (semprot), baru ditanaman tersebut ditanam dalam
lubang yang sepertiga bagiannya berisi campuran tanah dan pupuk
kandang ( 1 : 1 ).
e. Tanaman perdu ketika ditanam pertama kali pada lahan cukup rapuh
sehingga perlu diikat pada empat tongkat penguat yang membentuk
bentuk segi empat dengan satu kayu diatasnya yang menyilang agar
rigid terbuat dari kayu dolken dengan diameter 4 cm dengan
menggunakan pengikat ijuk (fiber palem).
f. Lalu tutup sisa lubang dengan tanah galian yang gembur dengan
menyisakan ruang 5-10 cm dari permukaan tanah. Ruang ini akan diisi
oleh Mulsa tetapi jangan menempel pada pohon, karena mulsa akan
mengalami proses pembusukan dan mengandung bakteri atau jamur.
Mulsa terbuat dari jerami, rumput-rumputan atau dedaunan kering.
Setelah itu padatkan dan siram secukupnya.
g. Penyiraman baru dapat dikatakan sempurna jika air terisap oleh tanah
sedalam 30 – 40 cm.
c. Penanaman
Setelah lahan dibiarkan 1 minggu, rumput mulai ditanam di jalur
pemisah lantai batu koral warna sikat maupun jalur grass block.
Di jalur pemisah lantai batu koral warna sikat dan grass block
ditanam rumput bentuk potongan (suwiran).
pemisah lantai batu koral warna sikat dan grass block ditanam
rumput dengan menggunakan gunting pangkas.
1.1.15 Penyiraman
a. Pemborong harus membuat jadwal penyiraman dam peralatan.
b. Rumput yang baru ditanam dilakukan penyiraman tiap hari (pagi dan
sore).
c. Pohon yang baru ditanam dilakukan 1-2 hari sekali.
d. Air yang dipakai penyiraman sesuai petunjuk/standar air baku.
1.1.16 Pemupukan
a. Pupuk kornpos (organik) diberikan saat/waktu penanaman.
b. Pupuk an-organik diberikan waktu tanaman tumbuh 1-2 bulan,
dosisnya disesuaikan atau sesuai kemasan.
c. Pupuk an-organik diantaranya urea, NPK.
1.1.17 Pemangkasan
a. Tanaman yang baru ditanam dipangkas bila ada ranting/batang yang
mengganggu.
b. Pemangkasan diperlukan bila ingin membentuk tanaman yang
diinginkan.
c. Pemangkasan dilakukan setelah tumbuh 1-2-3 bulan. atau sesuai
kebutuhan
d. Peralatan pemangkasan disiapkan sesuai kebutuhan.
1.1.18 Penyiangan
a. Penyiangan dilakukan setelah tanaman tumbuh 1 bulan.
b. Gulma-gulma harus dibuang.
1.1.19 Penggemburan
a. Penggemburan dilakukan sesudah tumbuh 2-3 bulan.
b. Penggemburan tidak merusak perakaran.
c. Bila kurang media tanah pertu segera ditambah.
1.1.21 Penyulaman
a. Tanaman yang hilang/mati segera diganti (disulam) sesuai ukuran yang
sudah tumbuh.
BAB IV
PENUTUP
1. Uraian pekerjaan yang belum termuat dalam ketentuan dan syarat-syarat ini tetapi didalam
pelaksanaannya harus ada, maka pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan setelah ada perintah tertulis dari
Pemimpin Proyek dan akan diperhitungkan dalam pekerjaan tambahan.
2. Apabila terdapat jenis pekerjaan yang semula diestimasi oleh Konsultan Perencana perlu dikerjakan dan
sudah termuat dalam Daftar Rencana Anggaran Biaya, tetapi menurut pertimbangan Pemberi Tugas
yang dapat dipertanggungjawabkan tidak perlu lagi dilaksanakan, maka atas perintah tertulis dari
Pemberi Tugas pekerjaan tersebut tidak dilaksanakan dan akan diperhitungkan sebagai pekerjaan
kurangan.
3. Apabila terdapat perbedaan antara gambar, spesifikasi teknis, dan Rencana Anggaran Biaya, maka
sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan harus diadakan rapat terlebih dahulu untuk mendapatkan
kepastian.
DIPERIKSA : MENYETUJUI :
Pejabat Pelaksana Teknis KUASA PENGGUNA ANGGARAN
Kegiatan (KPA)
(PPTK)