Anda di halaman 1dari 17

I.

TUJUAN

Tujuan pembuatan galvanometer sedehana adalah sebagai berikut:


1. Mengetahui cara pembuatan galvanometer sederhana.
2. Mengetahui komponen-komponen pada galvanometer sederhana
3. Mengetahui fungsi dari komponen-komponen pada galvanometer sederhana
4. Mengetahui prinsip kerja galvanometer
5. Mengetahui cara penggunaan galvanometer untuk mengukur tegangan yang
relative kecil.

II. KAJIAN PUSTAKA

Mengukur besarnya sebuah komponen resistor dapat dilakukan dengan


berbagai cara dan hasil yang didapatkan dari pengukuran tersebut tergantung dari
tingkat ketelitian alat ukur yang dipakai. Salah satu pengukuran resitor yang sudah
dikenal sejak lama yaitu memakai alat ukur jembatan wheatstone baik pabrikasi
maupun nonpabrikasi. Pada alat ukur ini tersedia satu fasilitas utama yang
berfungsi sebagai detektor dengan sensitifitas yang tinggi yang disebut
galvanometer. Dalam hal ini penggunaan jembatan wheatstone atau alat ukur lain
seperti jembatan potensiometer, hasil pengukuran besaran komponen resistor
yaitu dengan cara membandingkan pada kondisi keseimbangan titik nol
galvanometer. Karena titik nol galvanometer berada ditengah, maka cepat atau
lambatnya pergerakan jarum kekiri dan kekanan atau sebaliknya akan
menunjukkan seberapa jauh rentang nilai yang sudah dicapai. Semakin lambat
gerakan jarum baik kekiri atau kekanan, memberikan indikasi bahwa nilai resistor
yang diukur mendekati hasil yang diinginkan.

Apabila pengukuran dengan jembatan wheatstone dimana jarum berhenti pada


titik nol yang berarti titik seimbang telah tercapai, maka operator akan melihat
semua angka-angka yang ditunjukkan dial-dial tersebut. Meskipun membutuhkan
waktu yang lama untuk mendapatkan hasil pengukuran resistansi sebuah resistor,
akan tetapi hasil pengukuran yang dicapai mempunyai ketelitian yang tinggi.
Dalam prakteknya seringkali terjadi salah prosedur pengukuran yang
menyebabkan galvanometer menjadi rusak dikarenakan beralih fungsi bukan
sebagai instrumen detektor akan tetapi menjadi instrumen ukur. Kesalahan
prosedur ini diantaranya dikarenakan pengamat mengalami kelelahan melakukan
pengukuran secara berulang (Herlan, 2014 : 1-2).

Galvanometer adalah alat untuk mengukur arus elektrik yang lemah


(kecil), yang bekerja berdasarkan gerak jarum penunjuk yang dipengaruhi kakas
(gaya) elektromagnetik yang dihasilkan oleh arus tersebut. Gavanometer balistrik,
galvanometer yang periode ayunnya besar, sehingga simpangan yang terjadi dapat
dipakai untuk mengukur muatan elektrik dalam denyut (pulsa) arus atau
menghitung intergral waktu dari denyut tegangan. Galvanometer d’Arsonval
adalah galvanometer yang intinya berupa kumparan kawat rngan yag
digantungkan dari pita emas atau tembaga tipis, dan berputar dalam medan
magnet dalam (permanen) bila arus dialirkan kepadanya melalui pita-pita itu,
kedudukan kumparan ditunjukkan oleh cermin yang dipasang padanya, yang
memantulkan berkas cahaya ke skala tetap, juga disebut galvanometer berkas-
cahaya (Alwi, 1999 : 245).

Galvanometer adalah alat untuk menunjukkan adanya arus kecil atau unutk
mengukur arus kecil, atau untuk membandingkan arus kecil. Galvanometer
kumparan juga disebut galvanometer yang pergerakannya berupa kumparan yang
digantungkan atau dapat berputar pada suatu poros pada kumparan itu. Pada
proses ini dipasang jarum penunjuk. Kumparan berada didalam medan magnet
diantara kutub-kutub sebuah magnet tetap. Bila arus listrik mengalir melalui
kumparan itu, kumparan berputar bersama-sama poros dan jarum penunjuk. Gerak
berputar kumparan dihambat oleh suatu pegas spiral pengendali, sedemikian
sehingga jarum sebanding dengan kuat arus (Hadiat, 2004 : 129).

Sebuah kumparan berporos dari kawat halus ditempatkan dalam medan


magnetik sebuah magnet permanen. Yang diikatkan ke kumparan itu adalah
sebuah pegas, yang serupa dengan pegas rambut pada roda neraca sebuah jam.
Dalam posisi setimbang, dengan tidak ada arus dalam kumparan itu, penunjuk
berada di nol. Bila ada arus dalam kumparan, medan magnetik itu mengerahkan
sebuah terka pada subuah kumparan yang sebanding dengan arus tersebut.
Sewaktu kumparan itu berputar, pegas itu mengerahkan sebuah torka pemilihan
yang sebanding dengan pergeseran sudut.

Jadi penyimpangan sudut kumparan dan penunjuk berbanding langsung dengan


arus kumparan, dan alat itu dapat dikalibrasi untuk mengukur arus. Simpangan
maksimum kurang lebih 90°, dinamakan simpangan skala penuh (full-scate-
deflection) (Young , 2003 : 267).

Menurut Cooper (1989 : 50-62), pengukuran-pengukuran arus searah sebelumnya


menggunakan galvanometer dengan sistem gantungan (suspensi galvanometer).
Instrumen ini merupakan pelopor instrumen kumparan putar, dasar bagi
kebanyakan alat-alat penunjuk arus searah yang dipakai secara umum.

Sebuah kumparan (coil) kawat halus yang digantung di dalam medan maknit yang
dihasilkan oleh sebuah maknit permanen. Menurut hukum dasar gaya
elektromagnetik kumparan tersebut akan berputar di dalam medan magnet bila
dialiri oleh arus listrik. Gantungan kumparan yang terbuat dari serabut halus
berfungsi sebagai pembawa arus dari dan ke kumparan. Kumparan akan terus
berdefleksi sampai gaya elektromagnetiknya mengimbangi torsi mekanis lawan
dari gantungan. Dengan demikian penyimpangan kumparan merupakan ukuran
bagi arus yang dibawa oleh kumparan tersebut. Sebuah cermin yang dipasang
pada kumparan menyimpangkan seberkas cahaya dan menyebabkan sebuah bintik
cahaya yang telah diperkuat bergerak diatas skala pada suatu jarak dari instrumen.
Efek optiknya adalah sebuah jarum penunjuk yang panjang tetapi massa nya nol.

Walaupun galvanometer suspensi bukan instrumen yang praktis ataupun portebel


(mudah dipindahkan), prinsip-prinsip yang mengatur cara kerjanya diterapkan
secara sama terhadap jenis yang lebih baru yakni mekanisme kumparan putar
maknit permanen (PMMC, Permanent Magnet Moving-Coil Mechanism) disini
terdapat sebuah kumparan digantung didalam medan maknit sebuah maknit
permanin berbentuk sepatu kuda. Kumparan digantung sedemikian sehingga ia
dapat berputar bebas didalam medan maknit. Bila arus mengalir didalam
kumparan torsi elektromagnetik yang dibangkitkannya akan menyebabkan
perputaran kumparan tersebut. Torsi ini diimbangi oleh torsi mekanis pegas-pegas
pengatur yang diikat pada kumparan. Keseimbanagn torsi-torsi dan juga sudut
kumparan putar, dinyatakan oleh jarum penunjuk terhadap referensi tertentu yang
disebut skala.

Galvanometer dianggap sebagai alat penunjuk sederhana dimana defleksi jarum


berbanding langsung dengan besarnya arus yang dialirkan ke kumparan. Sifat
dinamik galvanometer (seperti kecepatan tanggap, redaman, oversoot) bisa
menjadi penting. Sebagai contoh, bila arus bolak balik dihubungkan ke sebuah
galvanometer pencatat, pencatatan yang dihasilkan oleh gerakan putar mencakup
karakteristik tanggapan (respons) dari elemen yang berputar itu sendiri dan
dengan demikian adalah penting untuk mempertimbangkan sifat dinamiknya.
Didalam praktek biasanya galvanometer sedikit kurang teredam yang
menyebabkan jarum sedikit melonjak sebelum berhenti. Cara ini mungkin akan
lebih lambat dari redaman kritis, tetapi dia menjamin pemakaian bahwa gerakan
tidak rusak karena penanganan yang kasar, dan dia mengkompensir setiap gerakan
tambahan yang dapat dihasilkan oleh debu dan keausan.

Redaman galvanometer terjadi dalam dua mekanisme yaitu mekanis dan


elektromagnetik. Redaman mekanis terutama disebabkan oleh perputaran
kumparan terhadap udara disekelilingnya ; dia tidak bergantung pada arus listrik
melalui kumparan. Redaman elektromagnetik disebabkan oleh efek induksi
didalam kumparan putar bila dia berputar didalam medan magnet, dengan syarat
bahwa kumparan tersebut merupakan kumparan bagian dari sebuah kumparan
listrik tertutup. Alat-alat PMMC umumnya dibuat agar menghasilkan redaman
fiskos yang sekecil mungkin dan derajat redaman yang diinginkan diperbesar.

Gerakan dasar kumparan putar maknit permanin (PMMC) sering disebut gerak
d’Arsonval. Gerakan dasar PPMC bukannya memiliki sifat bawaan yang tidak
sensitif terhadap temperatur, tetapi temperaturnya bisa dikompensir dengan
meggunakan tahanan shunt dan tahanan seri yang sesuai dari bahan tembaga dan
manganin. Untuk menyatakan sensitivitas sebuah galvanometer, umumnya
digunakan tiga definisi, yaitu : sensitivitas arus (current sensitivity), sensitivitas
tegangan (voltage sensitivity), dan sensitivitas mega-ohm (megaohm sensitivity)

Dalam alat ukur kumpara putar, pada umumnya kumparan putarnya


dibuatkan dengan kerangka dari aluminium. Secara listrik kerangka tersebut
merupakan jaringan hubungan pendek, dan memberikan pada kumparan momen
peredam. Bila kumparan berputar, yang disebabkan oleh arus I yang mengalir
melaluinya, maka dalam kerangkanya akan timbul arus induksi. Ini disebabkan
karena putaran kerangka aluminium ini terjadi dalam medan magnit pada celah
udara, sehingga tegangan yang berbanding lurus pada kecepatan perputaran akan
diinduksikan dalam kerangka tersebut. Arah dari tegangan dapat ditentukan
melalui hukum tangan kanan dari flenning. Tegangan ini yang menyebabkan arus
induksi Id ini, akan memotong fluksi magnit dalam celah udara bila kumparan
berputar, dan akan dibangkitkan momen yang berbanding lurus dengan kecepatan
putar. Akan tetapi arah dari momen ini adalah berlawanan dengan arah perputara,
sehingga berakibat menghambat perputaran (sapiie,soedjana, 1974 : 5-6).

Menurut Soedojo (1998:109-110), Alat-alat ukur listrik jenis kumparan


putar, juga berdasarkan gaya Lorentz. Kita perhatikan gambar XI.11.
Pada alat ini suatu kumparan sepanjang mana arus listrik yang akan diukur
dilewatkan, digantung didalam medan magnet dengan menempatkan di antara
kutub-kutub magnet tetap. Apabila arus listrik dilirkan lewat kumparan ini,
kumparan kan terputar oleh adanya gaya Lorentz dengan Impuls gaya sebesar

Tm = N i b a µ H = N i B A (XI.22)

Bila n ialah banyaknya lilitan, dan A = b x a adalah luas kumparan. Persamaan


(XI.22) sebenarnya dapat juga diperoleh dari rumus impuls putar lingkaran arus
listrik di dalam medan magnet yakni dari rumus

τᵢ = µ i A x H = i A x B

Efek yang terjadi bila terdapat dua material yang berbeda dihubungkan
dalam suatu rangkaian tertutup dan pada kedua sambungannya (junction)
dipertahankan pada temperatur yang berbeda maka arus listrik akan mengalir
dalam rangkaian tersebut dan ketika salah satu kawatnya diputuskan lalu
disambung dengan sebuah galvanometer, maka akan terlihat perbedaan tegangan
dari kedua ujung etrsebut. Sehingga dengan demikian dapat dikatakan bahwa
perbedaan temperatur dapat mengakibatkan terjadinya perbedaan tegangan yang
menghasilkan gaya gerak listrik dengan kata lain bahwa arus listrik yang
dihasilkan oleh termoelektrik, jika terjadi perbedaan suhu antara kedua sisi
tersebut (Dejafar, 2010 : 33).

III. ALAT DAN BAHAN


1. Magnet U
2. Kawat tembaga halus

3. Jepit buaya

4. Probe

5. Jarum penunjuk
6. Inti besi lunak (besi mainan mobil)

7. Kartu perdana bekas

8. Busur Derajat

9. Baterai
10. Sterofoam

11. Lem super

12. Lem tembak


13. Kaleng minuman (pegas)

14. Kardus/kotak

IV. PROSEDUR KERJA


Prosedur kerja pembuatan galvanometer sederhana, yaitu :
 Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk membuat galvanometer
sederhana.
 Potong kartu perdana serta buat bentuk kotak, Setelah itu tusuk bagian tengah
kumparan secara vertikal dengan inti besi lunak. (Potongan kartu perdana
disesuaikan dengan ukuran magnet).
 lalu buat kumparan pada kartu perdana tersebut secara rapi dengan
menggulungkan kawat tembaga. Sisakan kawat di awal dan di akhir lilitan.
 Sisa tiap ujung dihubungkan ke kabel penghubung merah dan hitam yang
dihubungkan ke baterai pada kutub positip dan negative (untuk membuktikan
bahwa jarum galvanometer dapat bergerak)
 masukkan inti besi lunak yang sudah terdapat lilitan kedalam kerangka ban
tamia yang tidak terlalu kencang agar kumparan dapat bergerak dengan baik
 Tes dengan magnet, dimana lilitan kumparan berada di tengah kutub magnet
U yang telah teralirkan listrik DC.
 Jika lilitan bergerak maka terbukti bahwa kumparan dan batrai telah
terhubung dan membentuk gaya elektromagnetik
 Bengkokkan gelang menyerupai huruf U sebagai pemegangnya (ganggang)
 Lalu bentuk gelang sedemikian rupa agar busur sebagai skala dalam
galvanometer dapat ditempelkan.
 Gunakanakan lempengan alumunium sebagai skala penunjuk.
 Buat alas galvanometer sederhana menggunakan sterofom.
 Maka galvanometer telah selesai
 Buktikan bahwa galvanometer berkerja baik, yang ditandai dengan
bergeraknya skala penunjuk saat di hubungkan ke baterai dan kembali
keposisi semula saat sambungan dilepas.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil
Tegangan Baterai Skala yang Ditunjuk Hasil

1. 1,5 volt (1,58 volt) 10 1,7 V

2. 3 volt (3,16 volt) 20 3,46 V

3. 9 volt (7,8 volt) 45 7,78 V

5.2 Pembahasan

Pada pembuatan alat kali ini yaiutu alat ukur galvanometer sederhan.
Alat-alat yang kami gunakan dalam pembuatan galvanometer sederhana ini adalah
baterai, kabel, kawat (kumparan), magnet, lem tembak, lem setan, busur, kartu
perdana bekas, kaleng bekas, penjepit buaya, probe, dan ban mobil. Kemudian
langkah selanjutnya yaitu kami merangkai alat. Kami membuat sesuai dengan
prosedur kerja dimana setelah merangkai alat kami membuat kumparan dengan
melilit kawat dengan rapi pada kubus yang di bentuk dari kartu perdana bekas.
Pada kumparan kami menyisahkan lilitan untuk dihubungkan ke probe lalu probe
dihubungkan dengan penjepit buaya.

Kemudian tusukan besi panjang di tengah-tengah kotak yang sudah dililitkan


kumparan setelah itu ujung bawah besi lunak yang sudah tertancap di pasangkan
pada roda mobil agar kumparan dapat bergerak sedangkan ujung lainnya
dipasangkan jarum penunjuk. Untuk meletakkan ban tempel sterofoam di dasar
galvanometer. Lalu letakkan kumparan diantara magnet U. Setelah itu penjepit
buaya di jepitkan pada ujung negarif dan positif beterai. Hal ini dilakukan untuk
membuktikan jarum penunjuk dapat bergerak atau tidak. Dengan bigitu
galvanometer sederhana dapat digunakan dengan baik.
Pada pembuatan pertama, kami membuat susuna kumparan terlalu besar maka aru
listriknya terhambat, lalu kami mencoba membuat lilitan kumparan yang lebih
kecil dan tidak tumpang tindih dan jumlah kumparan yang digunakan sama rata
antara sebelah kiri dan kanan inti besi yang sudah di tancapkan. Baterai berfungsi
untuk mengalirkan arus listrik ke kumparan dan kemudian magnet disini berperan
untuk menarik arus yang mengalir pada kumparan sehingga kumparan dapat
bergerak.

Pada pembuktian prinsip galvanometer terbukti bahwa galvanometer merupakan


alat ukur kumparan putar magnet, dikarenakan pada pembuktian terlihat bahwa
ada gaya Lorenz yang bekerja. Cara kerja galvanometer yaitu berputarnya
kumparan karena munculnya dua gaya Lorentz sama besar tetapi berlawanan arah.
Makanya skala penunjuk bergerak yang bekerja pada dua sisi kumparan yang
saling berhadapan. Kawat tembaga dililitkan hingga menjadi kumparan dan
diletakkan diantara kutub-kutub sebuah magnet permanen. Arus listrik yang
berasal dari batrai memasuki dan meninggalkan kumparan melalui pegas spiral
yang terpasang diatas dan kutub selatan mengalami gaya Lorentz yang sama tetapi
berlawanan arah, yang akan menyebabkan kumparan jarum untuk menunjukkan
pada skala tertententu. Angka yang ditunjukkan oleh skala menyatakan besar arus
listrik yang diukur. Jika probe positif dihubungkan ke kutub positif baterai dan
probe negative dihubungkan ke kutub negative baterai maka jarum penunjuk akan
menyimpang ke sebelah kanan. Sebaliknya jika probe tidak disubungkan dgan
kutub baterai sesamanya maka jarum penunjuk akan menyimpang kesebelah kiri.
Besar penyimpangan oleh jarum galvanometer baik kekanan maupun kekiri akan
menunjukkan angka yang sama besar. Hal ini dikarenakan prinsip pada pada
galvanometer tidak mengenal nilai positif dan negative. Semakin besar tegangan
yang digunakan, maka semakin besar skala yang di tunjukan galvanometer.
Dengan demikian sebaliknya, jika hanya 1 baterai yang digunakan maka jarum
hanya menunjukkan skala yang kecil.

VI. KESIMPULAN
Galvanometer adalah alat ukur listrik yang dapat di gunakan untuk mengukur
arus dan tegangan yang relarive kecil. Galvanometer dapat bekerja dengan
menggunakan prinsip induksi elektromagnetik yang akan menghasilkan gaya
lorenz. Arah gaya Lorentz pada muatan yang bergerak dapat juga ditentukan
dengan kaidah tangan kanan dari gaya Lorentz (F) akibat dari arus listrik, I dalam
suatu medan magnet B. Ibu jari, menunjukan arah gaya Lorentz . Jari telunjuk,
menunjukkan arah medan magnet (B). Jari tengah, menunjukkan arah arus listrik
(I). Untuk muatan positif arah gerak searah dengan arah arus, sedang untuk
muatan negatif arah gerak berlawaan dengan arah arus. Kumparan yang
diletakkan di antara kutub-kutub magnet tersebut dialiri arus listrik dalam daerah
medan magnetik yang menyebabkan kumparan tersebut berputar. Kumparan
hanya berputar sedikit karena ditahan oleh adanya pegas spiral. Putaran kumparan
tersebut menyebabkan jarum penunjuk berada pada skala tertentu. Pembacaan
skalanya dapat kita lihat pada busur derajat, dengan menguji menggunakan jumlah
baterai yang bervariasi.

Pembuatan galvanometer sederhana menggunakan beberapa alat, salah


satunya kumparan. Dalam membuat kumparan, harus dililitkan kawat tembaga
dengan rapi dan secukupnya. Selain itu baterai juga sangat diperlukan untuk
menggerakan jarum galvanometer. Semakin besar tegangan maka semakin besar
skala yang ditunjukkan oleh galvanometer.

VII. Saran

Pada alat ukur galvanometer yang telah kami buat memiliki kelemahan yaitu
didalam mengkalibrasi alat. Dimana alat yang kami buat memiliki tingkat
kesensitivan yang cukup tinggi saat diberi gerakan perputaran posisi jarum setelah
dialiri baterai (selesai melakukan pengukuran) tidak berada tepat pada angka nol
hal ini dikarenakan pemasangan pegas pada besi kumparan kurang baik.
Diharapkan kedepannya dapat dilakukan pemasangan pegas yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. 1999. Kamus Fisika. Jakarta : Balai pustaka.


Cooper, william D. 1994. Instrumentasi Elektonik dan Teknik Pengukuran Edisi
ke-2. jakarta : Erlangga.
Djafar, Zuryati. Dkk. 2010. Pengaruh Variasi Temperatur Fluida Panas terhadap
Karakteristik Modul Termoelektrik Generator. Jurnal Teknik Mesin.
Volome 11. Nomor 1. Jakarta : Universitas Indonesia.
Hadiat. Dkk. 2004. Kamus Sains. Jakarta : Balai pustaka.
Herlan, Dedeng. 2014. Studi Pengaruh Pengaman Galvanometer Terhadap
Keakuratan Hasil Pengukuran Resistor Pada Jembatan Wheatsone
Sederhana. ISSN : 2407-1846. Jurnal Teknik Elektro. Jakarta : Universitas
Muhammadiyah.
Sappie, Soedjana. 1974. Pengukuran dan Alat-alat Ukur Listrik. Jakarta :
Erlangga.
Soedojo, Peter. 1998. Azas-azas Ilmu Fisika Listrik Magnet Jilid 2. Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press.
Young, Hugh D. Dkk. 2003. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh jilid 2. Jakarta :
Erlangga.

VIII. LAMPIRAN
a. Lampiran gambar
LAPORAN ALAT-ALAT UKUR
“PEMBUATAN GALVANOMETR SEDERHANA”

Dosen pengampu :
Wawan Kurniawan M.Sc.

Disusun oleh :
1. Lugy Rivaldo (A1C317011)
2. Rachel Risda Sitanggang (A1C317067)
3. Puspa Cantika Riana (A1C317069)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018

Anda mungkin juga menyukai