Valentine F. W. Lasut1, Ir. S. Supardjo, M.Si² , & Amanda Sembel, ST, MT, M.Sc 3
1
Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Sam Ratulanggi Manado
2&3
Staf Pengajar Jurusan Arsitektur, Universitas Sam Ratulangi Manado
Abstrak. Peningkatan penduduk yang pesat di kecamatan Pineleng akan berdampak pada
peningkatan kebutuhan masyarakat oleh karenanya infrastruktur jalan dibutuhkan dalam menunjang
kebutuhan masyrakat untuk itu perlu di lakuakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
kondisi serta distribusi, dan kebutuhan infrstruktur jalan di kecamatan Pineleng. Metode yang
digunakan yaitu dengan melakukan teknik survey, wawancara, observasi, dan kuesioner yang
berkaitan dengan Infrastruktur jalan. Data yang digunakan yaitu data penduduk, data penggunaan
lahan, dan data jaringan jalan. Anlisis yang diterapkan dalam penelitian ini yaitu analisis distribusi
frekuensi, dan analisis spasial yang menggunakan Sistem Informasi Geografi. Hasil akhir dari
penelitian ini yaitu mengetahui kondisi fisik serta distribusi infrastruktur jalan dan kebutuhan jalan.
Kondisi fisik infrastruktur jalan dikecamatan Pineleng belum sepenuhnya memadai baik kurangnya
distribusi jalan, rusaknya jalan, dan buruknya material jalan. Distribusi penyediaan infrastruktur
jalan menunjukan panjang jalan keseluruhan di kecamatan Pineleng yang mencapai 78.978 meter
yang diklasifikasikan sebagai jalan arteri 5.015 meter, jalan kolektor 15.111 meter, jalan lokal
1.834 meter dan jalan lingkungan 20.640 meter. Material jalan aspal 61.485 meter, jalan paving
7.728 meter, jalan beton 4.648 meter, dan jalan tanah 5.117 meter. Menurut hasil kebutuhan
infrastruktur jalan dengan melalui pembagian zona A,B,C,D di kecamatan Pineleng yang di
klasifikasi sebagai kebutuhan pembuatan jalan baru, pengaspalan/paving, perbaikan jalan, dan
pemeliharaan jalan. Untuk itu diketahui total menurut kebutuhan pada zona A mencapai 26.689
meter, zona B mencapai 7.666 meter, zona C mencapai 6.761 meter, zona D mencapai 8.469 meter.
Jadi jumlah kebutuhan jalan keseluruhan di kecamatan Pineleng mencapai 49.585 meter.
Kata Kunci : Infrastruktur,Distribusi, Jalan, Kebutuhan.
80
HASIL PENELITIAN
inilah yang menjadi penyebab kurang masyarakat harus bekerja bercocok tanam diladang
berkembangnya berbagai sektor penunjang perkebunan yang bisa mencapai jarak termpuh sekitar
dalam pembangunan. Ketidak selarasan 5-6 km dari rumah tinggal dengan berjalan kaki
penyediaan infrastruktur dari beberapa instansi karena kondisi jalan masih rusak dan hanya bisa
dilewati oleh pejalan kaki, infrastruktur jalan yang
pemerintah mengakibatkan “terkurasnya” dana
belum memadai juga berpengaruh pada pasokan
pembangunan yang di anggarkan. Salah satu bahan baku pertanian penduduk seperti; jagung,
faktaialah mengenai infrastruktur jalan. Pihak- umbi-umbian, pisang, cengkeh, pala, sayur-sayuran
pihak yang terkait terkadang tidak memiliki dll, yang akan dijual ke pasar tradisional maupun
koordinasi yang jelas dalam waktu tempat penjualan lokal. Kerusakan jalan bukan hanya
pembangunan. Terkadang jalan yang masih dirasakan masyarakat yang berprofesi petani tapi juga
dalam kondisi baik dirusak lagi untuk dampaknya dapat di rasakan oleh mereka yang
penyediaan jaringan air, drainase ataupun berprofesi sebagai buruh maupun pegawai negeri
telekomunikasi. Setelah semuanya selesai di sipil yang dalam aktifitas harianya menggunakan
laksanakan terkadang tidak disertai dengan transportasi darat namun karena kondisi infrastruktur
jalan kurang baik “rusak” sehingga menghambat
pembersihan lokasi dan menimbulkan kesan
pekerjaan masyarakat. Kecamatan Pineleng memiliki
tidak rapi serta mengganggu keindahan wilayah obyek-obyek wisata, seperti Wisata Rekreasi Air
atau perkotaan. terjun “Tapahan Telu” di Desa Kali dan wisata religi
“Makam Tuanku Imam Bonjol” di Desa Lotta, Selain
Jalan hakikatnya di bangun untuk
objek wisata adapun kawasan pertambangan di Desa
memenuhi kebutuhan manusia, mulai di bangun Warembungan dan Desa Sea. Sehingga kebutuhan
seiring dengan keberadaan manusia itu sendiri. Jalan akan infrastruktur jalan yang dapat berperan penting
pada awalnya hanya berupa jejak manusia yang dalam menciptakan kesan yang baik dari wisatawan
berkeliling ke daerah sekitar untuk mencari asing maupun lokal, juga dapat meningkatkan tingkat
kebutuhan hidup. Jejak ini berfungsi sebagai
perekonomian penduduk di Kecamatan Pineleng.
penuntun arah bagi manusia seiring dengan
bertambahnya jumlah manusia,manusia melakukan Dalam dokumen rencana struktur ruang
aktifitas untuk mempertahankan keberlangsungan
RTRW Kabupaten Minahasa 2014-2034 tentang
hidupnya secara berkelompok. Perpindahan secara
berkelompok ini kemudian menghsilkan jejak dengan rencana sistem jaringan prasarana jalan
jumlah yang lebih banyak.selain itu, jalan yang juga dikecamatan Pineleng untuk mendukung
berfungsi sebagai petunjuk arah membuat jejak-jejak terwujudnya struktur ruang yang kompak dan
kaki ini kemudian berubah menjadi jalan setapak, berfungsi sebagai penghubung antara pusat-
yang belum rata. Seiring dengan perkembangan pusat permukiman dan kawasan yang
sarana transportasi sederhana, seperti kuda, ,mulai di mempunyai fungsi primer, sekunder hingga ke
buat jalan yang lebih rata.(Malik, 2012) kawasan permukiman. Rencana pengembangan
Kabupaten Minahasa adalah salah satu sistem transportasi di wilayah Kecamatan
Kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara, yang terletak Pineleng yaitu : Jaringan jalan lokal primer; ruas
di ujung pulau Sulawesi. Ibukota Kabupaten
jalan Sea-Warembungan (6,60 km), ruas jalan
Minahasa adalah Tondano, berjarak sekitar 35 km
dari Kota Manado.Kabupaten Minahasa dapat Pineleng – Lota – Kali (3,80 km), Ruas jalan
menjadi daya tarik karena memiliki keterkaitan Tinoor-Warembungan (2,00 km) , ruas jalan
sistem kota-kota yakni kota Manado dan Kota Kinilow – Kali (3,20 km) , Ruas jalan Sea –
Tomohon. Kecamatan Pineleng merupakan salah satu Wen Win (3,00 km). Jaringan jalan sekunder;
kecamatan yang terdapat di Kabupaten Minahasa Ruas jalan dalam kota Pineleng (2,00 km).
yang perlu di tinjau mengenai kebutuhan
infrastruktur perkotaan terutama pada inftastruktur Selain itu juga berdasarkan konsep
jalan karena Kecamatan Pineleng berperan penting penetapan sistem jaringan jalan primer dan
dalam meningkatkan kegiatan sosial ekonomi di sekunder dalam undang-undang dan peraturan
Kabupaten Minahasa. pemerintah serta merujuk kepada Kepmen
Penduduk di Kecamatan Pineleng umumnya Kimpraswil No. 375 tahun 2004, RTRWN dan
bekerja sebagai buruh, petani dan pegawai negeri. RTRWP Sulawesi Utara, rencana penetapan dan
Untuk memenuhi kebutuhan hidup masyasrakat maka pengembangan sistem jaringan jalan di wilayah
infrastruktur jalan berperan penting dalam menunjang Kabupaten Minahasa yang berupa jalan Arteri
profesi masyarakat misalnya dibidang pertanian, Primer ruas jalan yang menghubungkan PKN
81
dan PKW di wilayah antara lain ruas jalan yang
menghubungkan PKN dan PKW, yaitu ruas Klasifikasi Jalan Menurut Peranannya
jalan Amurang – Kawangkoan – Tomohon– Jalan arteri meliputi jalan arteri primer
Pineleng – Manado (Trans Sulawesi Lintas dan arteri sekunder. Jalan arteri primer
Tengah) yang melalui wilayah Kabupaten merupakan jalan arteri dalam skala wilayah
Minahasa. Dengan demikian pertumbuhan tingkat nasional, sedangkan arteri sekunder
ekonomi di wilayah kecamatan pineleng akan merupakan jalan arteri dalam skala perkotaan.
meningkat. Jalan kolektor primer merupakan jalan kolektor
Oleh karena itu dengan isu-isu tersebut dalam skala wilayah. Sedangkan jalan kolektor
dapat disimpulkan bahwa kebutuhan infrstruktur sekunder dalam skala perkotaan; angkutan
jaringan jalan di Kecamatan Pineleng sangatlah pengumpul adalah angkutan antara yang bersifat
penting karena dapat meningkatkan mengumpulkan angkutan setempat untuk
kesejahteraan rakyat dan memajukan wilayah. diteruskan ke angkutan utama dan sebaiknya
Untuk itu melalui analisis mengenai kebutuhan yang bersifat membagi dari angkutan utama
infrastruktur dan di padukan dengan data untuk di teruskan ke angkutan setempat.
statistik (tabulasi) dan analisis spasial (Sistem Jalan lokal meliputi jalan lokal primer dan jalan
Informasi Geografi) dapat menjawab masalah lokal sekunder. Jalan lokal primer merupakan
yang terjadi dalam lingkup wilayah Kecamatan jalan lokal dalam skala wilayah tingkat lokal
Pineleng. sedangkan jalan lokal sekunder dalam skala
perkotaan; angkutan setempat adalah angkutan
Pengertian Infrastruktur yang melayani kebutuhan masyarakat setempat
Pengertian Infrastruktur, menurut Grigg dengan ciri perjalanan jarak dekat kecepatan
(1988) dalam Susantono (2012). infrastruktur rendah, dan frekuensi ulang-alik yang tinggi.
merupakan sistem fisik yang menyediakan Jalan lingkungan meliputi jalan lingkungan
transportasi, pengairan, drainase, bangunan primer dan jalan lingkungan sekunder. Jalan
gedung dan fasilitas publik lainnya, yang lingkungan primer merupakan jalan lingkungan
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar dalam skala wilayah tingkat lingkungan seperti
manusia baik kebutuhan sosial maupun di kawasan perdesaan di wilayah kabupaten,
kebutuhan ekonomi. Pengertian ini merujuk sedangkan jalan lingkungan sekunder
pada infrastruktur sebagai suatu sistem. Dimana merupakan jalan lingkungan dalam skala
infrastruktur dalam sebuah sistem adalah bagian- perkotaan seperti di lingkungan perumahan,
bagian berupa sarana dan prasarana (jaringan) perdagangan, dan pariwisata di kawasan
yang tidak terpisahkan satu sama lain. perkotaan.
Pengertian Jalan
Menurut Undang-Undang Indonesia
Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan.
Jalan sebagai bagian sistem transportasi nasional
mempunyai peranan penting terutama dalam
mendukung bidang ekonomi, sosial, dan budaya
serta lingkungan dan dikembangkan melalui
pendekatan pengembangan wilayah agar
tercapai keseimbangan dan pemerataan
pembangunan antar daerah, membentuk dan
memperkukuh kesatuan nasional untuk
Gambar 1.1 Model Jaringan Jalan
memantapkan pertahanan dan keamanan
nasional, serta membentuk struktur ruang dalam
rangka mewujudkan sasaran pembangunan Standar Perencanaan Jalan
nasional. Menurut, Mirsa (2011). Dalam
82
HASIL PENELITIAN
perencanaan jaringan jalan, sebagai bagian dari tujuannya untuk menghilangkan kesalahan -
Rencana Struktur Ruang Wilayah Kecamatan, kesalahan yang terdapat pada pencatatan
perlu diperhatikan fungsi jalan yang akan di dilapangan dan bersifat koreksi.
rencanakan. Sistem perencanaan jaringan jalan 2. Tabulasi
yang terdapat di kawasan perencanaan mengacu Tabulasi adalah pembuatan tabel - tabel
kepada hierarki jalan. Untuk hierarki jaringan yang berisi data yang telah diberi kode sesuai
jalan dapat kita klasifikasikan berdasarkan dengan analisis yang dibutuhkan. Dalam
kepada kecepatan kendaraan, lebar badan jalan melakukan tabulasi diperlukan ketelitian agar
dan garis sempadan jalan yang dapat dilihat pada tidak terjadi kesalahan.
tabel berikut ini. 3.Interpretasi Data
Pada interpretasi data peneliti
memberikan penjabaran dari hasil perhitungan
(tabel) dan kemudian menghubungkan dengan
data – data lapangan sehingga terjadi keterkaitan
antara hasil dan olahan data yang didapat di
lapangan.
83
Proses digitasi akan merubah objek titik, garis, Dalam penenelitian ini dilakukan
atau poligon analog dari sebuah hard copy pemetaan pada wilayah pineleng yang dibagi
menjadi bentuk data vektor digital, Budiyanto menjadi 4 zona yaitu zona A,B,C, dan D
(2009) diantaranya meliputi pedesaan yaitu:
84
HASIL PENELITIAN
85
memikul hasil pertanian yang diperoleh dari saluran drainase ataupun terjadi pembongkaran
perkebunan, melainkan petani dapat secara jalan untuk kepentingan telekomunikasi dan air
langsung menggunakan moda transportasi untuk bersih. Hal tersebutlah yang seringkali membuat
mengangkut berbagai jenis hasil dari perkebunan jalan yang baik menjadi rusak. Kondisi fisik
untuk di jual ke pasar. jalan yang rusak di kecamatan Pineleng dapat
berdampak negatif bagi pengguna jalan. Ketika
Kebutuhan Pembuatan Jalan Aspal/Paving jalan berlubang, terjadi genangan ketika hujan,
sampai mengakibatkan kecelakaan bagi
pengguna jalan hal tersebut dapat menggagu
kenyamanan dan keslamatan bagi masyarakat
yang melintasi jalan tersebut.
Gambar 1.8
Kondisi Eksisting Kebutuhan Pembuatan Jalan Aspal/Paving di
Kecamatan Pineleng. Sumber Penulis
KESIMPULAN
86
HASIL PENELITIAN
pertanian,swasta,pegawai negeri dan pekerjaan jalan keseluruhan pada zona D mencapai 8.469
lainya, dampaknya akan memperlambat meter. Jadi jumlah keseluruhan dari zona
pertumbuhan ekonomi dan pergerakan A,B,C,dan D memiliki kebutuhan jalan sekitar
penduduk. Berdasarkan hasil analisis diketahui 49.585 meter.
distribusi penyediaan infrastruktur jaringan jalan
menunjukan panjang jalan secara keseluruhan di DAFTAR PUSTAKA
kecamatan Pineleng mencapai 78,978 meter, Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian
yang diklasifikasikan sesuai statusnya yaitu jalan Suatu Pendekatan Praktik. Penerbit
arteri 5.015 meter, jalan kolektor 15.111 meter, Rineka Cipta, Yogyakarta.
jalan lokal 1.834 meter, dan jalan lingkungan Anonius. 2004. Undang-undang Nomor 38
20.640 meter. jalan tersebut dibagi menjadi Tahun 2004 Tentang Jalan. Jakarta.
empat kategori jalan sesuai dengan materialnya Kabupaten Minahasa. 2010-2030. Rencana
yaitu jalan aspal 61.485 meter, jalan paving, Tataruang Wilayah Kabupaten Minahasa.
7.728 meter, jalan beton 4.648 meter, dan jalan Minahasa
tanah 5.117 meter. Malik, Andy, 2012. Perencanaan Infrastruktur
Perkotaan dan Wilayah, Manado. Penerbit
B. Kebutuhan Infrastruktur jalan PT.Waja Utama.
Melalui objek penelitian yang dilakukan Mirsa, Rinald, 2011. Elemen Tata Ruang Kota.
pada jalan dikecamatan Pineleng diketahui telah Yogyakarta, Penerbit Graha Ilmu. Penerbit
dibagai menjadi empat zona yaitu zona Graha Ilmu, Yogyakarta.
A,B,C,dan D. Zona-zona ini membantu untuk Retno, 2007. “Analisis Ketersediaan dan
memperjelas objek penelitian dan tingkat Kapasitas Pemenuhan Infrastruktur di
kebutuhan jalan dikecamatan Pineleng. Berikut Kawasan Bisnis Beteng Surakarta”,
merupakan hasil analisis kebutuhan infrastruktur Program Studi Magister Teknik Sipil,
jalan terhadap zona A,B,C,dan D di kecamatan Program Pascasarjana, Universitas
Pineleng (1). Zona A diketahui membutuhkan Diponegoro Semarang.
pembuatan jalan baru dengan panjang 1.858 Susantono, Bambang. 2012. Menajemen
meter, pengaspalan/paving dengan panjang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah.
2.776 meter, perbaikan jalan dengan panjang Jakarta. Penerbit Universitas Indonesia
22.055 meter dan pemeliharaan jalan dengan
panjang 9.689 meter, total kebutuhan jalan
keseluruhan pada zona A mencapai 26.689
meter. (2) Zona B diketahui membutuhkan
pembuatan jalan baru dengan panjang 493
meter, pengaspalan/paving dengan panjang 620
meter, perbaikan jalan dengan panjang 6.553
meter dan pemeliharaan jalan dengan panjang
3.354 meter, total kebutuhan jalan keseluruhan
pada zona B ,mencapai 7,666 meter. (3) Zona C
diketahui membutuhkan pembuatan jalan baru
dengan panjang 128 meter, pengaspalan/paving
dengan panjang 95 meter, perbaikan jalan
dengan panjang 6.538 meter dan pemeliharaan
jalan dengan panjang 5.665 meter, total
kebutuhan jalan keseluruhan pada zona C
mencapai 6.761 meter. (4) Zona D diketahui
membutuhkan pembuatan jalan baru dengan
panjang 391 meter, pengaspalan/paving dengan
panjang 221 meter, perbaikan jalan dengan
panjang 7.857 meter dan pemeliharaan jalan
dengan panjang 10.685 meter, total kebutuhan
87