Anda di halaman 1dari 28

TINJAUAN UMUM

“SISTEM POMPA ANGGUK & RPC”


( Training Manual 2 )
Daftar Isi

Pengenalan dan Tinjauan Umum ........................................................................ 2

Instalasi Sucker Rod Pump ................................................................................. 2

Sistem Kerja Pompa Sucker Rod ..................................................................... 3

Terisi Sebagian (Partial Fillage) pada Pompa Sucker Rod .............................. 6


Aplikasi Rod Pump Control (PRC)................................................... 8
Konfigurasi Titik Penentu (Setting Point Configuration) ..................... 11

Keuntungan menggunakan Rod Pump Control (RPC) .................................... 12


Hemat listrik .............................................................................. 13
Menaikan Produksi ..................................................................... 13
Mengurangi Biaya ...................................................................... 13
Pemanfaatan Sumber Daya Manusia ............................................ 14

Keberhasilan Aplikasi Sistem RPC di Balam ................................................... 15

Daftar Tabel
Tabel 1: Ciri ciri sumur yang mengalami Fluid Pounding (gb. 5)......... 9
Tabel 2: Pesan Kegagalan (FAULT) dan Kemungkinan Penyebabnya .. 14

Daftar Gambar

Gambar 1: Komponen Utama dari Rod Pump ................................. 2


Gambar 2: Sucker Rod Pump Intake (Up) Stroke............................ 4
Gambar 3: Sucker Rod Pump Discharge (Down) Stroke .................. 5
Gambar 4: Sucker Rod Pump terisi sebahagian ............................. 6
Gambar 5: Kartu Dinamometer yg menunjukkan “Pump-Off” .......... 8
Gambar 6: Kartu Dinamometer yg menunjukkan “Fluid Pound” ....... 9
Gambar 7: Pump Off dgn Full Pump Fillage (terarsir) ...................... 10
Gambar 8: Penentuan titik Pump-Off ............................................ 11


 
Pengenalan Dan Tinjauan Umum
Pumping Unit adalah merupakan salah satu pengangkat buatan yang paling banyak
digunakan di dunia, lihat gambar 1. Pumping Unit mensuplai energi dan mengirim
energi ini ke pompa bawah permukaan dan menggerakkan pompa bawah
permukaan untuk mengangkat cairan yang mengandung minyak bumi ke
permukaan.

Gambar 1: Komponen Umum dari Sucker Rod Pump

Aplikasi sistem Sucker Rod Pumping untuk perminyakan di lingkup dalam Praktek
Rekomendasi API ( APIRP11L ) untuk “Perhitungan Rancang Bangun”.

Instalasi Sucker Rod Pump


Setelah pipa produksi (production tubing) dimasukkan kedalam sumur dengan
dudukan pompa (seating nipple) pada ujungnya, pompa dimasukkan kedalam


 
sumur menggunakan batang hisap ( sucker rod ). Setelah pompa
duduk/menyentuh kedudukan pompa bawah tanah, wajib dilakukan “menjajak
dasar” ( tag bottom ) dengan ujung Plunger dan melakukan penjarakan (spacing)
agar pompa pada saat beroperasi tidak menyentuh puncak bagian Standing Valve
(Katup berdiri). Pony rod biasanya digunakan untuk proses ini.

Setelah pompa di beri jarak tertentu maka Polished Rod dipasang di ujung paling
atas batang hisap ( sucker rod ), menggunakan Polished Rod Clamp, polished rod
digantung pada batang pengangkat (carrier bar). Untuk selanjutnya pompa dapat
diaktifasi untuk melakukan gerak naik dan turun.

Sistem Kerja Pompa Sucker Rod


Ketika pumping unit mengangkat rangkaian sucker rod seperti yang terlihat pada
Gambar 2, plunger/timba pompa terangkat kearah atas oleh rangkaian sucker rod
didalam barel pompa. Cairan dalam sumur diatas katup berjalan ( Travelling Valve)
menekan katup tersebut hingga tetap tertutup. Ketika tekanan didalam barel lebih
rendah dari tekanan hisap dari pompa (pump intake pressure)/PIP, katup berdiri
(Standing Valve) terbuka dan cairan dalam sumur masuk kedalam barel pompa.


 
Ketika unit pompa mencapai puncak gerakan teratas (Top Of Stroke = TOS),
timba/plunger pompa juga mencapai posisi teratas.

Gambar 2: Sucker Rod Pump Intake (Up) Stroke


 
Ketika unit pompa mulai gerakan kebawahnya, seperti yang terlihat pada gambar
3, rangkaian batang hisap juga bergerak kebawah begitu juga timba/plunger
pompa.

Gambar 3: Sucker Rod Pump Discharge (Down) Stroke

Apabila barel pompa terisi sempurna oleh cairan pada gerakan keatas (Upstroke),
timba/plunger akan serta merta/segera menyentuh permukaan fluida didalam barel
pada saat mulai melakukan gerakan turun (Down Stoke). Disebabkan karena
plunger segera melakukan gerakan turun, gerakannya relatif lambat ketika ia
menyentuh permukaan fluida. Tekanan dalam barel pompa (antara Katup
Berdiri/standing valve dan Katup Berjalan/Travellng Valve akan meningkat selama


 
plunger terus melakukan perjalanannya kearah bawah hingga tekanan dalam barel
melebihi tekanan diatas katup berjalan/travelling valve. Katup Berdiri/Travelling
Valve kemudian terbuka. Cairan sumur di dalam barel pompa kemudian mengalir
melalui katup berdiri/TV dan melalui ruang antara batang hisap bagian luar dan
tubing bagian dalam. Ketiga gerak pompa ini berlanjut, timba/plunger mencapai
bagian terbawah dari gerakannya, berhenti sesaat, dan mulai melakukan gerak
keatas ketika unit pompa mulai mengangkat batang hisap/sucker rod. Ketika
plunger/timba mulai bergerak keatas, katup berdiri/SV sekali lagi terbuka dan
cairan sumur memasuki barel pompa.

Terisi Sebagian (Partial Fillage pada Pompa Sucker Rod


Kondisi sumur yang beragam bisa jadi menyebabkan barel pompa tidak terisi
secara sempurna oleh cairan pada saat melakukan gerak keatas (Up Stroke).
Apabila hal ini terjadi, seperti yang diperlihatkan dalam Gambar-4, ini yang disebut
pompa mengalami kondisi “Terisi Tidak Sempurna/Terisi Sebahagian”

Gambar- 4: Sucker Rod Pump dengan Partial Pump Fillage


 
Pompa yang terisi sebagaian ini dapat menyebabkan kondisi berikut :

1. Sumur pada kondisi “Terkuras Habis”/Pump Off yang berarti tidak cukup
tersedianya cairan sumur dibawah permukaan untuk mengisi barel pompa
pada saat gerakan keatas (Up Stroke). Ini biasanya disebabkan oleh karena
kemampuan memindahkan cairan dari sistem pompa lebih besar daripada
sumur untuk mensuplai cairan. Hal inilah yang pada umumnya menjadi
penyebab utama terjadinya pompa terisi sebagian/tidak penuh.
2. Pompa mengalami asupan/aliran cairan yang tidak stabil/Slug yang
disebabkan oleh gas. Hingga pompa dapat menghilangkan gas dari barel
pompa, barel tidak akan terisi sempurna dan akan mengalami jumlah fluida
yang tidak menentu yang masuk dalam barel. Penembakan aras cairan/Fluid
Level dengan menggunakan sonik akan memperlihatkan adanya cairan
antara pipa alir/tubing dan pipa selubung/casing pada kondisi ini. Kondisi ini
juga dapap menyebabkan kotoran (sampah/kerak) menyumbat lubang hisap
pompa (pump intake). Tanpa melihat alasan apapun yang menyebabkan
pengisian pompa yang tidak lengkap ini, ia menjadi masalah operasional
yang amat serius dan diambil langkah perbaikan sesegera mungkin.
Ketiadaan cairan yang cukup pada waktu melakukan gerakan kebawah/Down
Stroke dapat menyebabkan suatu kondisi yang disebut “Tabrakan
Fluida”/Fluid Pound. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan bagi seluruh
sistem pompa. Kerusakan yang mungkin terjadi antara lain :

a. Katup Berjalan/TV dan Berdiri/SV – bola bola katup ini akan terbanting
pada dudukan bola/Ball Seat dengan kekuatan yang sedemikian besar
yang dapat menyebabkan kedua komponen ini rusak. Ini bisa terjadi di
kedua komponen TV dan SV.
b. Barel pompa yang terbelah – gaya hidrolik yang diciptakan dari
timba/plunger yang menabrak permukaan cairan dalam barel pompa
dapat menyebabkan untuk membelah barel ini.
c. Batang hisap/Sucker Rod putus – beban ulang alik yang terjadi di
batang hisap/sucker rod dan terjadinya peningkatan beban yang
disebabkan oleh tabrakan cairan ini menyebabkan longgarnya
penyambung/coupling batang hisap/sucker rod, juga dapat
menyebabkan batang hisap ini mengalamai kelelahan/fatique yang
dapat menyebabkan batang hisap ini putus.
d. Kebocoran pipa alir/Tubing – kejutan kejutan hidrolik yang disebabkan
tabrakan fluida ini juga dapat menyebabkan kekenduran sambungan
pipa dan dapat menyebabkan kebocoran.
e. Struktur pompa angguk dan gigi penggerak mengalami kegagalan –
kejutan beban ini di alirkan melalui batang hisap pada tingkat yang
lebih besar lagi dibandingkan pada kondisi normal. Ini menyebabkan
kerusakan gigi gigi dan bantalan/bearing.

Masalah masalah diatas adalah yang disebabkan oleh ketidak lengkapan pengisian
barel pompa yang menyebabkan kerusakan yang diakibatkan oleh “Tabrakan
Fluida/Fluid Pound”. Apabila ketinggian aras cairan/fluid level tidak bertambah
maka pompa bawah permukaan tetap mengalami Fluid Pound secara berkelanjutan.


 
Fluid level di bawah permukaan tidak akan meningkat kecuali dilakukan penurunan
kapasitas angkat dari sistem pompa atau memberhentikan pompa untuk kurun
waktu yang telah ditentukan. Usaha ini memberi peluang kepada cairan dari
reservoir untuk masuk kedalam sumur dan menaikkan aras cairan/fluid level
sehingga menyediakan cukup cairan diatas mulut pompa dan memperbaiki
pengisian pompa.

Bentuk kartu dynamometer permukaan (Beban polished rod vs posisi) dapat


memberikan gambaran secara grafis dari kondisi “Pump Off” ini.

Dua kejadian yang tipikal pada operasi sumur, pump off/terkuras habis dan fluid
pound/tabrakan fluida, menghasilkan karakteristik berbeda pada bentuk kartu
dinamometer permukaan. Gambar-5 menampilkan kartu dinamometer pada kondisi
Pump Off/Terkuras habis.

Gambar-5: Kartu dinamometer permukaan menunjukkan kondisi Pump-Off Condition

Berikut adalah spesifikasi dari sumur yang mengalami fluid pounding yang
tergambar pada Gambar-5 diatas.


 
Tabel-1: Spesifikasi untuk sumur dengan kondisi fluid pound (Referensi Gambar-5)

Description / Component Specification

Gambar-6 menampilkan kartu dinamometer permukaan yang menunjukkan


fenomena Fluid Pound.

Gambar-6: Kartu Dinamometer Permukaan yang menunjukkan kondisi “Fluid Pound”


 
Pada gambar-6, polished rod berjalan dari titik A ke B sebelum TV terbuka. Ini
artinya bahwa sebagian barel pompa mengalami pengisian yang tidak lengkap.
Tekanan dibawah TV harus lebih besar dari tekanan yang diakibatkan oleh berat
cairan diatas TV sebelum TV dalam terbuka.

Dalam kasus ini, pada kedalaman pompa 3500 feet, tekanan yang terjadi
diperkirakan sebesar 1400 PSI. Pada titik B, tekanan dibawah TV harus lebih besari
dari 1400 psi. Ketika TV terbuka, beban cairan secara tiba tiba di alihkan dari
sucker rod ke tubing. Beban fluida kini di tanggung oleh SV dan bukan TV. Pada
kasus ini, pengurangan beban yang terjadi secara tiba tiba sebesar 8,950 pound
terjadi.

Ketika TV terbuka pada titik B, sucker rod terhentak secara tiba tiba dalam kurun
waktu yang amat singkat. Kondisi ini dikenal dengan istilah “Beban Kejut”/Shock
Loading.

Aplikasi Rod Pump Controller (RPC)


Kini kita telah mengenal apa yang disebut Pump Off dan Fluid Pound seperti yang
ditampilkan di Gambar-5 dan 6 diatas, dapat dilihat bahwa kedua kejadian ini
menghasilkan bentuk karakteristik yang berbeda yang ditunjukkan oleh kartu
dinamomater permukaan. Bila karakter bentuk ini bisa digunakan untuk mendeteksi
dan mengendalikan Pump Off secara konsisten, maka sumur akan dapat dengan
efesien dan aman pada kondisi pump off, sehingga produksi yang maksimal dan
meminimalkan waktu dari sumur untuk berproduksi secara tidak efisien dan aman.

Dengan menggunakan contoh kasus Fluid Pound pada Gambar-6, dapat


diperlihatkan bagaimana Rod Pump Controller dapat mendeteksi dan
mengendalikan Pump Off. Gambar-7 memperlihatkan kartu yang sama dengan
pompa penuh ( full pump fillage) ( A ke C ) yang ditunjukkan dengan area yang
terarsir.

Gambar-7: “Pump Off” dengan “Full Pump Fillage” terlihat pada bidang yang diarsir

10 
 
Proses yang bergeser dari operasi “full pump operation”, seperti yang ditunjukkan
oleh garis A ke C menuju ke kondisi yang tidak diharapkan yaitu kondisi “Fuid
pound condition”, diperlihatkan oleh garis A-ke-B dan ke C. Bila pergerakan ini atau
perubahan ini terjadi maka dapat segera di monitor dan disikapi. Pump Off ini dapat
dikontrol dengan mematikan pumping unit.

Titik ini dalam waktu, berbasis pada “pergeseran” garis pada waktu gerak turun
yang terlihat pada kartu dinamometer, digunakan untuk mematikan unit pompa
dan ini juga disebut dengan titik penentu (setting point) pump off. Istilah ini
digunakan karena “titik” (point) ini di “tentukan” (set) oleh operator dan dapat di
sesuaikan atau diubah untuk kondisi kondisi pemompaan yang berbeda.

Setelah jeda waktu diam ( idle time ) terlampaui, pengendali (controller) secara
otomatis menghidupkan unit pompa untuk memindahkan cairan fluida dibawah
sumur yang masuk selama waktu tunggu (idle time) berlangsung.

“Set Point” biasanya dimasukkan dalam pengendali (Controller) sebagai prosentasi


dari total panjang langkah (Stroke Length) (x) pada Parameter 21 dan prosentasi
dari maksimum Polished Rod Load (Y) pada Paramater 23. Gambar 8 menunjukkan
kartu dinamometer yang sama dengan titik penentu (set point) yang telah di
tentukan. Ketika garis kartu dinamometer permukaan A ke B ke C melanggar titik
ini, pengendali/controller akan mematikan unit pompa dalam kurun waktu yang
telah ditentukan oleh operator.

Gambar 8: “Pump-Off” dengan “Setpoint”

Ketika pengendali/controller mendeteksi Pump Off kembali, unit pompa di matikan.


Periode pemompaan ditambah interval waktu diam/idle disebut siklus penuh
pemompaan.

11 
 
Konfigurasi titik penentu (Setpoint Configuration)
Posisi/letak dari titik penentu/set point pada kartu dinamometer permukaan
ditentukan oleh derajat yang diperbolehkan dari operator. Metode menentukan titik
penentu (set point) termasuk diantaranya :

1. Perhatikan kartu dinamometer plot ketika pompa sedang aktif dan posisikan
titik penentu pada suatu besaran nilai titik yang dapat diterima.
2. Pergunakan cara yang lain, walaupun sedikit tidak berarti, gerak dari
penggantung batang hisap (bridle) sewaktu melakukan gerak turun
(downstroke), ataupun teknik yang lain.

Keuntungan Menggunakan Rod Pump Control (RPC)


Pada situasi ekonomi saat ini pada bidang perminyakan, dilakukan penekanan extra
bagi operator untuk melihat dengan cara yang berbeda dalam memperbaiki kinerja
produksi dan mengurangi biaya operasi. Cara yang dituju untuk itu bagi pompa
angguk telah tersedia dalam kurun waktu lebih dari 10 tahun, namun hanya
sebahagian kecil operator/pengelola memanfaatkan teknologi tersebut. Dia adalah
Rod Pump Controller ( RPC ). Dengan teknology keping prosesor yang baru, fungsi
dan kinerja yang baru juga, kehandalan RPC secara dramatis jauh lebih baik.

Sebagai tambahan, fungsi yang perangkat lunak yang meningkat pada sistem yang
diletakkan di sumur dan ruang kontrol menyediakan fitur fitur analisa tingkat
lanjutan. Program program ini memanfaatkan informasi beban dan posisi untuk
menciptakan dan menganalisa kartu dinamometer permukaan dan bawah
permukaan. RPC baru ini menyajikan hasil yang amat menakjubkan bagi
pengurangan penggunaan daya listrik, menjaga tingkat produksi atau memperbaiki
sedikit produksi serta mengurangi biaya biaya operasi.

Mikroprosesor dari RPC dapat di program untuk memonitor secar berkelanjutan dari
penyimpangan sistem pompa seperti batang hisap yang putus, kegagalan sensor
beban dan posisi, batas beban atau pelanggaran area beban kerja (load span).
Apabila operator menentukan batas batas beban dan itu terlanggar, pengontrol
dapat di program untuk menentukan aksi berikut :

1. Menyalakan alarm dalam bentuk Lampu saja (Lamp Only)


2. Mengalihkan kontrol ke pengatur waktu internal/perangkat lunak (pengatur
waktu ini juga digunakan untuk menghitung waktu aktif/run time hingga 11
siklus pemompaan, atau bisa dipilih oleh operator)
3. Mengalihakan kontrol ke panel kontrol yang ada di pompa angguk yang
memiliki pengatur waktu.
4. Mematikan pompa angguk hingga di hidupkan kembali oleh operator.
5. Tidak melakukan apa apa (No action)

Manakala membahas laporan mengenai keuntungan yang didapat dengan


pemasangan RPC ini, ditemukan penghematan dan perbaikan pada operasional
pompa angguk telah dijumpai.

12 
 
Hemat Biaya Listrik
Penghematana daya listrik dihasilkan dari pengurangan waktu kerja/run time
namun tetap menjaga produksi yang optimum. Jumlah penghematan listrik ini
adalah merupakan fungsi operasional setelah pemasangan RPC yang sebelumnya
mengalami kondisi :

1. Pengatur waktu berdasarkan prosentasi (Mekanis).


2. Pengoperasian 24 jam perhari tanpa kontrol apapun.
3. Dikontrol oleh operator dengan metode Hidup/Mati (ON/OFF)

Kemampuan untuk menentukan titik mematikan unit pompa angguk ketika


keadaan “fluid pounding” di jumpai pada siklus pemompaan pada kali yang
pertama, memastikan bahwa sumur telah terkuras habis (pump off) sebelum
dimatikan dan aras cairan/fluid level sudah mencapai minimum terjadi.

Jumlah enerji yang di hemat selanjutnya bergantung dari penyetelan RPC sesuai
dengan kondisi sumur tersebut, dan diharapkan agar pemompaan maximum dan
waktu tunggu yang optimum dapat diperoleh tanpa kehilangan produksi.

Peningkatan Produksi
Pada umumnya, setiap kenaikan produksi sumur adalah akibat daripada RPC
menyediakan secara segera informasi operasional yang penting secara dini dan
mengindentifikasikan masalah masalah yang potensial. Hal ini memungkinkan
operator untuk menekan downtime yang disebabkan oleh kegagalan fungsi sistem
yang menyebabkan kehilangan produksi.

Juga, RPC secara otomatis meningkatkan siklus pemompaan untuk


mengkonpensasi menurunnya efisiensi pompa yang disebabkan oleh kehausan
bagian pompa atau disebabkan olehkebocoran pipa/tubing. Dengan memonitor
Daily Runtime pada sumur yang stabil, operator dapat secara cepat menjadi
tanggap terhadap adanya potensi masalah ketika “daily run time” berubah secara
nyata. Operator dapat merencanakan jadwal kerja ulang dengan memonitor
perubahan “Daily Run Time”.

Mengurangi Biaya
Ada dua keuntungan yang dihasilkan dari pengawasan sumur dengan
menggunakan RPC. Perrtama, RPC dirancang untuk mendeteksi fluid pound ketika
“Pump Off” terjadi yang ditujukan untuk membatasi kejadian fluid pound yang
diperbolehkan. Aksi yang dilakukan oleh operator membantu menghindari ke ausan
komponen pompa angguk dan juga kehancuran sehingga memperpanjang umur
peralatan. Kedua, RPC memonitor beban maksimum dan minimu serta lebar beban
(load span). Bila sistem pompa angguk mengalami kegagalan sistem ( misalnya,
pumpa macet/pump stuck, kepasiran, batang hisap putus, pipa/tubing bocor,
SV/TV bocor), RPC akan mematikan pomp angguk.

13 
 
Pemanfaatan Sumber Daya Manusia
RPC dapat menyediakan pesan pesan kegagalan yang berhubungan dengan
masalah yang terindentifikasi, maka usaha perbaikan dapat dengan mudah
ditentukan. Beberapa contoh berikut ini dapat di pelajari :

Tabel 2: Fault Messages and Possible Causes

Apabila RPC di hubungkan dengan perangkat lunak di sebuah pengontrol pusat


yang memiliki kemampuan penganalisaan data, informasi dapat disebar ke kantor
lapangan lainnya dimana perangkat lunak ini tersedia di komputer mereka atau
siapapun yang diizinkan. Perangkat lunak tersebut menampilkan alarm pada saat ia
terjadi dan menyediakan laporan atas alarm ini. Hal ini memberikan operator untuk
beroperasi pada sistem Operasi dengan Pengecualian ( Operate by Exception ).

14 
 
Keberhasilan Aplikasi Sistem RPC di BALAM (contoh)
Beberapa tulisan mengenai keberhasilan aplikasi RPC ini telah beredar, salah satu
nya adalah aplikasi di PT Chevron Pacific Indonesia ( terlampir ), dengan beberapa
kesimpulan :

15 
 
16 
 
17 
 
18 
 
19 
 
 

20 
 
SESI OPERATOR
ePIC RPC di desain lebih ringkas dan dengan menu yang lebih mudah di akses.
Desain pemasangan ePIC RPC dilakukan didalam area yang aman disebabkan telah
memenuhi persyaratan Class I, Group C dan D untuk lokasi lokasi berbahaya.
Pembatas keselamatan dapat dipasang pada sistem untuk mengisolasi peralatan
lapangan dengan jaringan sistem yang lebih luas. Pada lazim nya ePIC di kemas
dalam tempat yang tahan cuaca NEMA 4, Class 1 Div 4 yang tertera pada Gambar-
1 yang berfungsi untuk melindungi sistem namun layar lebar yang menyertainya
mempermudah akses ke peralatan tersebut untuk keperluan pemeriksaan dan
penyetelan.
 

Gambar‐1 ePIC NEMA 4 Penutup Muka 

21 
 
Layar Tampil ePIC EGD dan Tombol
Komponen Komponen Tampilan Layar EGD :

1. Layar EGD
2. Tombol Tampilan Kontrol ( Bagian Kiri ). Tombol ini dikhususkan untuk
menampilkan dan fiturnya.
3. Tombol kontrol ( Kanan ). Tombol ini berhubungan dengan RPC untuk
memonitor status, mengubah parameter dan mengkontrol Pompa Angguk.
 

Gambar‐2 Menunjukkan ePIC RPC Bagian Dalam 

Komponen sistem ePIC


Gambar-3 menunjukkan komponen dari sistem pada posisi pintu bagian luar dan
dalam terbuka, komponen bagian dalam terlihat.

1. Pada sisi kiri (pintu luar) dari enclosure adalah daftar singkat dari Parameter
untuk pemrograman dan diagram sistem pengkabelan MCI.
2. Terletak dibagian sudut kanan atas dibagian tengahnya adalah CPU (Central
Processing Unit). Catu daya ( Power Supply ) ada pada bagian kiri dari CPI

22 
 
diatas MCI. MCI ditutupi oleh penutup dengan tanda bahaya ditempelkan
pada penutup tersebut.
3. Pada bagian sisi kanan, pada pintu panel, adalah Layar EGD. Penyambung
dibagian bawah digunakan untuk menghubungkan modem atau radio.

Gambar‐3 Bagian dalam ePIC RPC 

23 
 
 

24 
 
 

25 
 
FITUR TAMBAHAN YANG MEMBEDAKAN ePIC DENGAN CAC 8800 

26 
 
 

 
Valve Check Analysis Workbench pada csBEAM Software 

27 
 
 

28 
 

Anda mungkin juga menyukai