Cara Tachimetry
Untuk menggambarkan jarak suatu titik, maka jarak
yang digambarkan adalah jarak mendatar. Oleh karena itu
dalam pengukuran di lapangan yang diukur tentulah jarak
mendatar pula. Berikut ini disajikan cara mengukur beda tinggi
dan jarak mendatar pada Gambar 4.1.
Rumus Tachimetry :
Dm = A x h x cos
D = A x h x cos2
t = ½ x A x h x sin 2
52
di mana :
Dm = jarak miring
D = jarak mendatar
h = ba – bb
A = 100
= sudut elevasi (=900-z)
t = beda tinggi
Rumus beda tinggi (t) tersebut di atas berlaku bila tinggi
pesawat sama dengan pembacaan benang tengah (ta = bt). Bila
tinggi pesawat tidak sama dengan pembacaan benang tengah
(ta bt), maka rumus mencari beda tinggi menjadi :
t = ½ x A x h x sin 2 + ta - bt
dimana :
ta = tinggi alat
bt = benang tengah
53
Contoh 2. Bila ta bt
Diperoleh data pengukuran sebagai berikut :
ta = 1335, ba = 1885, bb = 1115, bt = 1500, dan = 02 53 00.
Hitung jarak mendatar (D) dan beda tinggi (t) dengan cara
Tachimetry.
Perhitungan :
D = A x h x cos2
= 100 x (1,885 – 1115) x cos2 02 53 00
= 76,81 m
t = ½ x A x h x sin 2 + ta - bt
= ½ 100 x (1,885 – 1,115) x sin (2 x 02 53 00)
+ 1,335 – 1,500
= + 3,703 m
54