Anda di halaman 1dari 3

PERTEMUAN IV

PENGUKURAN JARAK DAN BEDA TINGGI


CARA TACHIMETRY

Cara Tachimetry
Untuk menggambarkan jarak suatu titik, maka jarak
yang digambarkan adalah jarak mendatar. Oleh karena itu
dalam pengukuran di lapangan yang diukur tentulah jarak
mendatar pula. Berikut ini disajikan cara mengukur beda tinggi
dan jarak mendatar pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Cara untuk Mengukur Beda Tinggi dan Jarak


Mendatar

Rumus Tachimetry :

Dm = A x h x cos 
D = A x h x cos2 
t = ½ x A x h x sin 2 

52
di mana :
Dm = jarak miring
D = jarak mendatar
h = ba – bb
A = 100
 = sudut elevasi (=900-z)
t = beda tinggi
Rumus beda tinggi (t) tersebut di atas berlaku bila tinggi
pesawat sama dengan pembacaan benang tengah (ta = bt). Bila
tinggi pesawat tidak sama dengan pembacaan benang tengah
(ta  bt), maka rumus mencari beda tinggi menjadi :

t = ½ x A x h x sin 2  + ta - bt

dimana :
ta = tinggi alat
bt = benang tengah

Cara Penggunaan Rumus


Contoh 1. Bila ta = bt
Diperoleh data pengukuran sebagai berikut :
ta = 1500, ba = 1885, bb = 1115, bt = 1500, dan z = 87 07 00.
Hitung jarak mendatar (D) dan beda tinggi (t) dengan cara
Tachimetry.
Perhitungan :
 = 90 - z = 90 - 87 07 00 = + 02 53 00
D = A x h x cos2 
= 100 x (1,885 – 1,115) x cos2 02 53 00
= 76,81 m
t = ½ x A x h x sin 2 
= ½ 100 x (1,885 – 1115) x sin (2 x 02 53 00)
= + 3,868 m

53
Contoh 2. Bila ta  bt
Diperoleh data pengukuran sebagai berikut :
ta = 1335, ba = 1885, bb = 1115, bt = 1500, dan  = 02 53 00.
Hitung jarak mendatar (D) dan beda tinggi (t) dengan cara
Tachimetry.
Perhitungan :
D = A x h x cos2 
= 100 x (1,885 – 1115) x cos2 02 53 00
= 76,81 m
t = ½ x A x h x sin 2  + ta - bt
= ½ 100 x (1,885 – 1,115) x sin (2 x 02 53 00)
+ 1,335 – 1,500
= + 3,703 m

54

Anda mungkin juga menyukai