Anda di halaman 1dari 11

Hubungan antara Body Image dengan Self Esteem pada Mahasiswi

Pengguna Skincare di Program Studi Psikologi angkatan 2016 Universitas


X di Jakarta Selatan

Nadifah
Psikologi, Fakultas Psikologi dan Pendidikan, Universitas Al-Azhar Indonesia, Jl.
Sisingamangaraja, Selong, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta,
12110

E-mail : nadifah8@gmail.com

ABSTRAK mahasiswi Psikologi angkatan 2016


Universitas X. Teknik pengambilan
Penampilan dianggap penting dan utama
sampel yang digunakan dalam penelitian
bagi seorang wanita. Oleh sebab itu,
ini adalah purposive sampling. Analisis
wanita sering membandingkan penampilan
data dilakukan dengan korelasi Kendall’s
fisiknya dengan tubuh wanita lain yang
Tau Correlations yang dibantu dengan
dianggap lebih menarik. Hal tersebut
SPSS 26. Berdasarkan hasil perhitungan
menyebabkan munculnya pikiran negatif
diperoleh hasil koefisien korelasi (r hitung)
wanita dalam menilai dirinya sendiri.
sebesar 0.351 dan r tabel (df= N-2= 28)
Penilaian negatif menjadi kebiasaan
sebesar 0.3061 yang artinya r hitung > r
sehingga dapat menurunkan self esteem.
tabel sehingga H1 diterima dan H0 ditolak.
Ada beberapa faktor yang dapat
Dengan demikian hipotesis yang diajukan
mempengaruhi self esteem, salah satunya
terbukti. Hasil penelitian juga
adalah body image (citra tubuh). Tujuan
menunjukkan adanya hubungan yang
penelitian ini adalah untuk mengetahui
signifikan antara Self-Esteem dan Body
hubungan antara body image dengan self
Image. sumbangan dari variabel bebas
esteem pada wanita yang berada dalam
(body image) untuk variable terikat (self
rentan usia dewasa awal, dalam penelitian
esteem) sebesar 3,8% ditunjukkan oleh
ini subjek yang digunakan adalah 30
koefisien determinasi sebesar 0,038.
mahasiswi psikologi angkatan 2016
Tingkat self esteem dan body image pada
Universitas X yang menggunakan produk-
mahasiswi psikologi angkatan 2016 yang
produk skincare. Hipotesis penelitian
menggunakan produk skincare tergolong
menunjukkan adanya hubungan positif
sedang.
antara Self-Esteem dan Body Image pada
that r count> r table so that H1 accepted
and H0 rejected. Thus the proposed
Kata kunci : Self Esteem, Body Image,
hypothesis is proven. The results also
Skincare.
showed a significant relationship between
ABSTRACT Self-Esteem and Body Image. the

Appearance is important and the main contribution of the independent variable

thing for a woman. Therefore, women (body image) to the dependent variable

often compare their physical appearance (self-esteem) of 3.8% is indicated by the

with other women’s bodies who are coefficient of determination of 0.038. The

considered more attractive. This causes the level of self-esteem and body image in

emergence of negative thoughts of women psychology students class 2016 who use

in assessing themselves. Negative skincare products is classified as moderate.

assessment becomes a habit so that it can Keyword : Self Esteem, Body Image,
reduce self esteem. There are several Skincare.
factors that can affect self-esteem, one of
PENDAHULUAN
the factors is body image. The purpose of
this study was to determine the Wanita lebih memperhatikan hal-
relationship between body image and self- hal yang berkaitan dengan keindahan
esteem in women who are vulnerable to fisiknya. Perhatian terhadap penampilan
early adulthood, in this study the subjects fisik biasanya dilakukan oleh wanita dalam
used were 30 psychology students class of rentang usia dewasa awal karena tuntutan
2016 at X University who used skincare tugas masa perkembangannya (Lubkin &
products. The research hypothesis shows Larsen, 2009). Salah satu tugas masa
that there is a positive relationship between perkembangannya yaitu mencari pasangan
Self-Esteem and Body Image in hidup, hal tersebut menyebabkan mulai
Psychology students class 2016, X munculnya keinginan wanita untuk tampil
University. The sampling technique used lebih cantik dan menarik. Menurut
in this study was purposive sampling. Data Sunartio (2012) penampilan dianggap
analysis was performed with Kendall's Tau penting dan utama bagi seorang wanita.
Correlations, assisted by SPSS 26. Based Oleh sebab itu, wanita sering
on the calculation results, the correlation membandingkan penampilan fisiknya
coefficient (r count) was 0.351 and r table dengan tubuh wanita lain yang dianggap
(df = N-2 = 28) was 0.3061, which means lebih menarik. Hal tersebut menyebabkan
munculnya pikiran negatif wanita dalam aturan-aturan, reward dan punishment, dan
menilai dirinya sendiri. Verplanken dalam lain-lain. Faktor ketiga yaitu lingkungan,
Herabadi (2007) melakukan penelitian lingkungan memberikan dampak besar
mengenai kebiasaan seseorang untuk kepada seorang individu melalui hubungan
berpikiran negatif dalam menilai dirinya yang baik antar orangtua, teman sebaya,
sendiri. Penilaian negatif menjadi dan lingkungan sekitar. Faktor keempat
kebiasaan serta terus menerus muncul yaitu sosial ekonomi yang mendasari
secara otomatis, sering dan menetap dalam perbuatan seseorang untuk memenuhi
benak seseorang sehingga dapat dorongan sosial yang memerlukan
menurunkan self esteem. dukungan finansial yang berpengaruh pada
kehidupan sehari-hari, dan faktor yang
Self esteem adalah sikap yang
kelima adalah body image. Menurut
dimiliki tentang diri individu itu sendiri,
Schilder dalam Bell & Rushforth (2008),
baik positif maupun negatif (Rosenberg,
body image adalah gambaran tubuh
1965). Self esteem menurut Byron &
individu menurut individu itu sendiri.
Byrne (Aditomo & Retnowati, 2004),
Berbagai gambaran bentuk tubuh tersebut
merupakan aspek yang sangat penting
membuat seorang wanita merasa tidak
dalam kehidupan manusia, sebagian besar
puas dengan keadaan fisiknya. Seorang
individu ada yang memandang dirinya
wanita sering merasa memiliki kulit yang
positif dan ada pula yang memandang
kurang cerah, tumbuhnya jerawat pada
dirinya negative, begitupun dengan cara
wajah, dan lain sebagainya, hal tersebut
mereka menampilkan image pada orang
menimbulkan perasaan puas dan tidak
lain.
puas terhadap bentuk tubuh yang
Burn (1993) menyebutkan bahwa membuat seorang wanita memiliki body
terdapat lima faktor yang mempengaruhi image yang positif dan negatif.
self-esteem, Faktor pertama yaitu Ketidakpuasan terhadap body
pengalaman, pengalaman merupakan suatu image tidak terkecuali terjadi pada
bentuk emosi, perasaan, tindakan, dan mahasiswi Universitas X Program Studi
kejadian yang pernah dialami individu Psikologi dan Pendidikan. Berbagai usaha
yang dirasakan bermakna dan mereka lakukan dalam upaya memperbaiki
meninggalkan kesan dalam hidup individu. diri tersebut pasti tidak terlepas dari faktor
Faktor kedua yaitu pola asuh, bagaimana yang ada di lingkungannya.. Hal ini sejalan
sikap orangtua dalam berinteraksi dengan dengan yang diungkapkan oleh Nemeroff
anaknya, bagaimana orangtua memberikan dalam Bell & Rushforth (2008) bahwa
faktor yang dapat mempengaruhi body Subjek yang diambil dalam
image salah satunya adalah media massa penelitian ini adalah 30 Mahasiswi
seperti majalah fashion, iklan televisi, dan Psikologi angkatan 2016 yang
pertunjukkan yang saat ini banyak menggunakan produk-produk skincare.
menghadirkan perempuan berkulit putih Dengan menggunakan teknik pengambilan
sebagai sosok yang ideal. sampel purposive sampling. Metode
Berdasarkan hasil wawancara awal pengumpulan data menggunakan skala
penulis dengan lima mahasiswi program body image dan skala self esteem. Teknik
studi Psikologi yang berusia 20 sampai 22 analisis data menggunakan korelasi
tahun, didapatkan informasi bahwa mereka Kendall’s Tau Correlations yang dibantu
merasa kurang puas dan kurang percaya dengan SPSS 26.
diri dengan kondisi kulit wajah mereka HASIL DAN PEMBAHASAN
yang kusam ataupun berjerawat. Hasil penelitian menunjukkan
Menurut Nazilaturrohmah (2015), adanya hubungan yang sangat
salah satu usaha wanita untuk signifikan antara body image dengan
mendapatkan kulit bersih, cerah dan mulus self esteem. Adanya hubungan antara
adalah dengan melakukan perawatan kulit. kedua variable ditunjukkan oleh nilai
Salah satu tempat perawatan kulit yang signifikansi sebesar 0.010 yang artinya
sekarang sedang marak-maraknya Sig < 0.05 dan diketahui nilai koefisien
dikunjungi wanita adalah klinik korelasi (r hitung) sebesar 0.351 dan r
dermatologis atau klinik kecantikan. tabel (df= N-2= 28) sebesar 0.3061
Klinik kecantikan adalah klinik yang yang artinya r hitung > r table sehingga
menawarkan perawatan kulit bagi H1 diterima dan H0 ditolak. Dengan
konsumen yang memiliki permasalahan demikian hipotesis yang diajukan
dengan kulit terutama kulit wajahnya. terbukti. Hasil penelitian juga
Berdasarkan pemaparan di atas, menunjukkan adanya hubungan yang
penulis ingin mengadakan penelitian signifikan antara Self-Esteem dan Body
mengenai hubungan antara body image Image. Hal ini berati semakin tinggi
dengan self esteem pada mahasiswi body image mahasiswi Psikologi
pengguna skincare di program studi angkatan 2016 akan semakin tinggi
psikologi angkatan 2016 universitas x di pula self esteem. Sebaliknya semakin
jakarta selatan. rendah body image mahasiswi

METODE
Psikologi angkatan 2016 akan semakin mengalami penuaan dini, membantu
rendah pula self esteemnya. melindungi kulir wajah dari paparan
Setelah dilakukan analisis dengan matahari, dan juga mengangkat sel
bantuan komputer program SPSS 26 kulit mati pada kulit agar wajah tidak
tentang hubungan body image (X) kusam.
dengan self esteem (Y) diketahui hasil Perhatian terhadap penampilan
uji korelasi dimana hipotesis penelitian fisik dominan dilakukan oleh wanita
diterima karena koefisien korelasi (r dalam rentang usia dewasa awal karena
hitung) sebesar 0.351 dan r tabel (df= tuntutan tugas masa perkembangannya,
N-2= 28) sebesar 0.3061 yang artinya r yang dimana salah satu tugas
hitung > r table sehingga kedua perkembangannya mencari teman
variabel tersebut memiliki hubungan hidup atau pasangan dan menikah.
yang signifikan. Mencari pasangan hidup
Diterimanya hipotesis dalam menyebabkan munculnya keinginan
penelitian ini, menunjukkan bahwa individu khususnya wanita untuk
body image mempunyai peranan tampil lebih menarik. Wanita
dalam self esteem pada Mahasiswi menganggap penting penampilan. Oleh
Psikologi Angkatan 2016. Semakin sebab itu, wanita sering
tinggi body image seseorang, maka membandingkan penampilan fisik,
semakin tinggi juga self esteemnya, khususnya bentuk tubuhnya dengan
begitupun sebaliknya. Hal tersebut tubuh wanita lain yang dianggap lebih
dapat dilihat dari hasil wawancara menarik sehingga munculnya
peneliti dengan kelima mahasiswi pandangan negatif wanita pada dirinya
yang merasa kurang puas dan kurang dikarenakan banyaknya wanita yang
percaya diri dengan kondisi kulit merasa tidak puas dengan tubuhnya.
wajahnya yang kusam ataupun Penilaian negatif menjadi kebiasaan
berjerawat. Sehingga akhirnya mereka serta terus menerus muncul secara
memutuskan untuk melakukan otomatis, sering dan menetap dalam
treatment pada wajah dengan produk- benak seseorang sehingga dapat
produk skincare yang terdapat menurunkan self esteem. Self esteem
dipasaran. Skincare berfungsi untuk merupakan hasil evaluasi individu
melindungi kulit wajah dari kotoran, terhadap dirinya sendiri yang
debu, dan polusi. Selain itu, skincare diekspresikan dalam sikap terhadap
dapat mencegah kulit wajah kita diri sendiri (Coopersmith, 1967).
Terdapat lima faktor yang kurang puas, kurang percaya diri
mempengaruhi self-esteem, yaitu dengan keadaan fisiknya dan tidak bisa
pengalaman, pola asuh, lingkungan, menerima keadaan fisiknya. Demikian
sosial ekonomi, dan body image (Burn, dapat dikatakan bahwa orang-orang
1993). Body image berhubungan yang memiliki self esteem yang tinggi
dengan kepribadian. Cara individu cenderung lebih bisa menerima diri
memandang diri sendiri mempunyai sendiri termasuk bagaimana bentuk
dampak yang penting pada aspek keseluruhan tubuh dan mampu
psikologisnya. Pandangannya yang membawa diri dengan baik.
realistic terhadap diri, menerima dan Dalam pandangan islam terdapat
mengukur bagian tubuh akan memberi nilai-nilai fitriyah yang abadi dan
rasa aman, sehingga terhindar dari rasa bertumpu pada nilai-nilai yang solid
cemas dan meningkatkan harga diri tidak akan berubah dan tidak akan
(Keliat, 1992). diubah yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah
Seseorang dikatakan mempunyai (Ahmad, 2006). Disitulah peran agama
body image yang tinggi apabila ia diperlukan sebagai suatu sistem nilai
merasa puas, percaya diri, dan dapat yang dapat menjadi pegangan yang
menerima keadaan fisiknya. benar terhadap persepsi, pikiran serta
Sedangkan seseorang dikatakan sikap yang salah dalam memandang
memiliki body image yang rendah bila kecantikan, karena kecantikan didalam
ia merasa tidak puas dengan kondisi agama tidak semata-mata masalah
fisiknya. Seorang individu yang fisik, namun berkaitan dengan hati dan
melihat keadaan fisiknya secara positif akhlak.
akan memberikan kepuasan pada Didalam Al-Qur’an sudah banyak
dirinya (Hurlock, 2009). Body image memberitahu tentang kedudukan
merupakan evaluasi dan persepsi diri wanita. Bahkan satu surat dalam Al-
terhadap keadaan fisik. Jika seorang Qur’an mengandung nama perempuan
individu mempunyai body image yang yakni “Annisa”. Islam memandang
tinggi makan individu tersebut akan wanita bukan hanya dari kecantikan
merasa puas, percaya diri dan dapat luar, tapi juga dari hati dan akhlaqnya.
melakukan hal-hal yang baik karena Syafi’ie (2005) mengatakan bahwa
tidak ada hambatan dalam diri individu wanita adalah makhluk yang istimewa
tersebut. Seseorang yang memiliki dan keistimewaannya terletak pada
body image yang rendah merasa keshalihannya. Seperti hadist Rasullah
SAW yang mengatakan bahwa wanita tinggi body image seseorang, maka
shalehah adalah sebaik-baiknya semakin tinggi juga self esteemnya,
perhiasan dunia. begitupun sebaliknya. Hal tersebut
dapat dilihat dari hasil wawancara
peneliti dengan kelima mahasiswi yang
KESIMPULAN DAN SARAN merasa kurang puas dan kurang percaya
a. Kesimpulan diri dengan kondisi kulit wajah mereka
Berdasarkan analisis data dalam yang kusam ataupun berjerawat.
penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan, Rendahnya body image menyebabkan
bahwa ada hubungan positif yang self esteem yang rendah juga. Selain itu,
sangat signifikan antara body image berdasarkan hasil pengolahan data
dengan self esteem mahasiswi diketahui bahwa dari 30 responden,
Universitas X jurusan Psikologi terdapat 6 responden dengan tingkat
angkatan 2016. Diketahui nilai persentase 20% memiliki tingkat body
signifikansi sebesar 0.010 yang artinya image dalam kategori rendah, lalu 20
Sig < 0.05 dan diketahui nilai koefisien responden yang merupakan jumlah
korelasi (r hitung) sebesar 0.351 dan r terbanyak dengan persentase sebesar
tabel (df= N-2= 28) sebesar 0.3061 66.7% masuk dalam kategori sedang,
yang artinya r hitung > r tabel sehingga dan 4 orang responden dengan tingkat
H1 diterima dan H0 ditolak. Dengan persentase sebesar 13.3% memilki
demikian hipotesis yang diajukan tingkat body image yang masuk dalam
terbukti. Hal ini berarti bahwa semakin kategori tinggi. Oleh karena itu, dapat
positif body image mahasiswi dilihat bahwa besarnya sumbangan
Universitas X jurusan Psikologi body image untuk kepercayaan diri
angkatan 2016, maka akan semakin sebesar 3,8%, sisanya berasal dari
tinggi tingkat self esteemya. Sebaliknya, faktor-faktor lain yang tidak diteliti
semakin negatif body image mahasiswi dalam penelitian ini.
Universitas Al-Azhar Indonesia jurusan
b. Saran
Psikologi angkatan 2016 maka, akan
Berdasarkan kesimpulan yang sudah
semakin rendah tingkat self esteemnya.
dikemukakan sebelumnya, dapat
Body image mempunyai peranan disampaikan beberapa saran diantaranya:
dalam self esteem pada Mahasiswi 1. Saran Teoritis
Psikologi Angkatan 2016. Semakin
a. Bagi penelitian selanjutnya kepercayaan diri dengan mencoba
diharapkan melibatkan variabel- untuk bersikap positif seperti
variabel yang belum diungkap menghargai, mengapresiasi, dan
antara lain: lingkungan sekitar, pola menyukai diri sendiri.
asuh, sosial ekonomi, pengalaman. b. Bagi Peneliti Selanjutnya
Melakukan berbagai uji validitas Seperti yang telah dipaparkan
untuk alat ukur yang digunakan dalam pembahasan, bahwa peneliti
sehingga mendapatkan nilai masih memiliki beberapa
validitas dan reliabilitas yang baik, keterbatasan. Oleh karena itu, bagi
dan memperbaiki skala self esteem peneliti selanjutnya yang tertarik
dan body image pada wanita yang melakukan penelitian dengan topik
melakukan perawatan di skincare. yang sama disarankan untuk
b. Wilayah pengambilan responden memperluas ruang lingkup
penelitian ini hanya terbatas pada penelitian lebih lanjut sehingga
lokasi tertentu, sehingga untuk diharapkan dapat meningkatkan
penelitian selanjutnya diharapkan kualitas penelitian. Misalnya
dapat memperluas wilayah dengan memperluas populasi atau
penelitian. menambah variabel-variabel yang
c. Ada baiknya untuk penelitian yang lain yang belum disertakan dalam
sejenis selanjutnya mengambil penelitian ini.
subjek penelitian dari fase-fase
perkembangan yang lain. Hal ini DAFTAR PUSTAKA
penting supaya dapat diketahui
Aditomo, A., & Retnowati, S. (2004).
adanya suatu perbedaan di setiap
Perfeksionisme, Harga Diri, Dan
fase perkembangan lainnya.
Kecenderungan Depresi Pada Remaja
2. Saran Praktis
Akhir. Journal Psikologi, 1(1), 1–14.
a. Bagi Mahasiswa/I Universitas X
Andarini, S., Susandari, & Rosiana, D.
Para mahasiswa/i Universitas X
(2012). Hubungan antara “Self-
yang memiliki rasa kepercayaan
Esteem” dengan derajat stres pada
diri yang rendah diharapkan
siswa akselerasi SDN Banjarsari 1
mampu mengenal dan menerima
Bandung. 217–224.
kelebihan maupun kekurangan
Anggraeni, A. (2010). Gambaran Self-
yang dimilikinya, serta berlatih
Esteem Pada Pelaki Residivisme:
untuk meningkatkan rasa
Studi Pada Residivis di Lembaga Sosial. Erlangga.
Pemasyarakatan Klas I Cipinang. Keliat, B. A. (1992). Gangguan Konsep
Arikunto, S. (2005). Manajemen Diri. Jurnal Ilmiah Keperawatan.
Penelitian. Rineke Cipta. Lestrari, R., & Koentjoro. (2002).
Azwar, S. (1988). Sikap manusia : Teori Pelatihan Berpikir Optimis untuk
dan Pengukurannya. Liberty. Meningkatkan Harga Diri Pelacur
Baron, R. A., & Bryne, D. (2012). yang Tinggal di Panti dan Luar Panti
Psikologi Sosial. Erlangga. Sosial. Jurnal Ilmiah Berkala
Bell, L., & Rushforth, J. (2008). Psikologi.
Overcoming Body Image Lubkin, I., & Larsen, P. (2009). Chronic
Distrubance: A Program for People illness. In Clinical Pediatrics. Jones
with Eating Disorder. Routledge. & Barlett Learning.
Burn, R. B. (1993). Konsep Diri: Teori, Maclachlan, M., & Gallagher, P. (2004).
Pengukuran, Perkembangan dan Enabling Technologies: Body Image
Perilaku. Arcan. and Body Function. Elsevier Science.
Cash, T., & Pruzinsky, T. (1990). Body Nazilaturrohmah. (2015). Hubungan
Images: Development, Deviance, and antara Citra Tubuh dengan Self
Change. The Guildford Press. Esteem pada Wanita melakukan
Cast, A. D., & Burke, P. J. (2002). A perawatan Skincare.
Theory of Self-Esteem. Social Noor, J. (2011). Metodologi Penelitian.
Forces, 80(3), 1041–1068. Kencana Prenadamedia Group.
Chaplin, J. P. (2006). Kamus Lengkap Orth, U., Robins, R. W., & Roberts, B. W.
Psikologi. Raja Grafindo. (2008). Low Self-Esteem
Cobb, N. (2007). Adolescence : Continuity Prospectively Predicts Depression in
, Change , and Diversity By. Adolescence and Young Adulthood.
McGrow-Hill. Journal of Personality and Social
Herabadi, A. G. (2007). Tentang Tubuh Psychology.
Dengan Body Esteem Dan Harga Panuju, P. (2005). Psikologi Remaja. Tiara
Diri. 11(1), 18–23. Wacana.
Hurlock, E. B. (2009). Psikologi Rahmania, & Yuniar, I. (2012). Hubungan
perkembangan: suatu pendekatan antara Harga diri dengan
sepanjang rentang kehidupan. Kecenderungan Body Dysmorphic
Erlangga. Disorder pada Remaja Putri. Jurnal
Idrus, M. (2009). Metode Penelitian Ilmu Psikologi Klinis Dan Kesehatan
Mental, 1(02), 110–117. Jurnal Psikologi.
Rosenberg, M. (1965). Society and the Susandi, D. (2014). Hubungan antara
adolescent self-image. In Citation Harga Diri dengan Presentasi Diri
Classic. Princeton University Press. pada pengguna jejaring sosial
Rosenberg, M., Schooler, C., Schoenbach, Facebook. Implementation Science,
C., & Rosenberg, F. (1995). Global 39(1), 1–24.
Self-Esteem and Specific Self- Syafi’ie, E. (2005). Bidadari dunia: Potret
Esteem: Different Concepts, Different wanita ideal wanita Muslim. Depok:
Outcomes. American Sociological Qultummedia.
Review, 60(1), 141. Thompson, J., & Smolak, L. (2000). Body
Santrock, J. W. (2012). Life Span image, Eating disorders, and obesity
Development. McGraw-Hill. in youth: Assessment, Prevention,
Sari, R., Andayani, T., & Masykur, A. and Treatment. American
(2006). Pengungkapan Diri Psychological Association.
Mahasiswa Tahun Pertama Vebriana, A. F. (2012). Hubungan
Universitas Diponegoro Ditinjau Dari Penerimaan Body Image Dengan
Jenis Kelamin Dan Harga Diri. Kepercayaan Diri Pada Siswa kelas
Jurnal Psikologi, 3(2), 11–25. X dan XI SMK Negeri 4 Yogyakarta.
Sarwono, S. W., & Meinarno, E. A. Verkuyten, M. (2003). Positive and
(2011). Psikologi sosial : individu Negative Self-Esteem among Ethnic
dan teori-teori psikologi sosial. Balai Minority Early Adolescents: Social
Pustaka. and Cultural Sources and Threats.
Sekaran, U. (2009). Metodologi Penelitian Journal of Youth and Adolescence,
untuk Bisnis. Salemba Empat. 32(4), 267–277.
Self-Esteem, O. M. O. T. F. I. and. (1997).
On My Own Two Feet: Identity and
Self Esteem.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. CV.
Alfabeta.
Sunartio, L., Sukamto, M., & Dianovinina,
K. (n.d.). SOCIAL COMPARISON
DAN BODY DISSATISFACTION
PADA WANITA DEWASA AWAL.

Anda mungkin juga menyukai