Anda di halaman 1dari 69

KOMPLIKASI

TRANSFUSI DARAH
Jessica JP

1
WB : Whole Blood
PRC: Packed Red Cell
FFP : Fresh Frozen Plasma
TC : Trombocyte Concentrate
Cryo –AHF: Cryoprecipitate
Anti Hemophilic Factor

2
KOMPLIKASI/REAKSI TRANSFUSI
■ Reaksi / kejadian yang merugikan akibat
transfusi darah dan atau komponen darah
■ Reaksi transfusi ringan dapat terjadi
setelah transfusi 10-15 ml darah
inkompatibel

3
TUJUAN TRANSFUSI
■ Meningkatkan oksigenasi jaringan
■ Koreksi syok hipovolemik (jantung tidak mampu
memasok darah cukup ke seluruh tubuh e.c
volume darah <<)
■ Menghentikan perdarahan

4
TRANSFUSI DARAH

■ Darah yang tepat


■ Untuk pasien yang tepat
■ Pada waktu yang tepat

5
< 24 jam > 24 jam

6
KOMPLIKASI TRANSFUSI
( KLASIFIKASI YANG LEBIH DISUKAI)
■ Imunologik
■ Non Imunologik

7
IMUNOLOGIK
■ Timbul akibat adanya rangsangan alloantigen
yang terdapat pada eritrosit, leukosit, trombosit
dan protein plasma darah donor yang
ditransfusikan.
• Sel Darah Merah
- Reaksi transfusi hemolitik
• Akut
• Lambat
• Sel Darah Putih - Febrile reaction
- TRALI
- TA-GvHD

8
• Trombosit
- Platelet refractoriness
- Post transfusion purpura
• Antigen lain
- Plasma proteins: Ig A ,IgE
Urticaria ! Anaphylactic shock

9
NON IMUNOLOGIK

■ Substansi Vasoactive
- Bradikinin, Prekallikrein
! Hypotensi, vasodilasi,
■ Pyrogen
- Kontaminasi Bakteri

■ Cold blood
- Cardiac arrest

10
■ Keracunan Citrate
- Tremor otot
- Penurunan Cardiac output
- Hipotensi
■ Keracunan kalium
■ Emboli udara
■ Micro emboli
- aggregate sel
■ Septic thrombophlebitis
■ Overload
■ Haemosiderosis

11
IMLTD
• Virus : - ditularkan lewat plasma :
Hepatitis B,C, HIV 1, HIV 2
- ditularkan lewat sel : CMV
• Bakteria : - Treponema Pallidum

• Parasit : Plasmodium

12
KOMPLIKASI TRANSFUSI
AKUT

IMUNOLOGIK

13
KOMPLIKASI TRANSFUSI
HEMOLITIK AKUT

■ Trigger: Antigen ABO yang ditransfusikan


■ Reactor: anti-A/anti-B (IgM)
■ Terjadi akibat adanya ketidak cocokan
golongan ABO
■ Terjadi setelah transfusi darah inkompatibel
sekurang-kurangnya 10-15 ml

14
■ Hemolisis sel darah merah dalam sirkulasi
darah ! mengakibatkan ikterik dan
hemoglobinaemia
■ Reaksi ini terutama disebabkan oleh antibodi
IgM ( yang paling berbahaya anti-A dan anti-B
gol ABO )
■ Dapat berakibat fatal karena ada perdarahan
yang tidak teratasi atau gagal ginjal

15
GEJALA REAKSI
■ Gejala reaksi Transfusi Hemolitik akut lebih parah
dibandingkan reaksi transfusi Hemolitik lambat, dapat
berakibat fatal
■ Panas, menggigil, nyeri sepanjang infus, dan low
back pain
■ Hemoglobinemia , hemoglobinuria ( kadang-kadang
terjadi gagal ginjal ! oliguria)
■ DIC ( Disseminated Intravascular Coagulation)
■ DCT +
■ Hemolisis intravaskuler

16
Hemolisis Intravaskuler
Karakteristik Tanda-tanda
■ Terjadi dalam beberapa ■ Nyeri sepanjang infus
menit . ■ Shock
■ IgM dan atau IgG ■ Perdarahan Abnormal/
DIC/
■ Aktivasi Complement Hemoglobinemia/uria
■ Melepaskan histamin ■ Melepaskan cytokine!
dan serotonin demam, hypotensi
■ Gagal ginjal / Oliguria, !
anuria

17
Inkompatibilitas ABO biasanya
terjadi karena
■ Kesalahan permintaan darah
■ Kesalahan pengambilan sampel darah pasien
■ Kesalahan pemberian label identitas pasien
dalam wadah sampel darah
■ Ketidaktelitian dalam memeriksa identitas
pasien sebelum memberikan transfusi

18
PENCEGAHAN
■ Hindari kesalahan teknik selama
pengambilan contoh darah.
■ pemeriksaan pretransfusi atau
monitor selama transfusi darah sesuai
prosedur

19
Intensive care post-
transfusion of ABO
incompatible blood.

JSD 20
REAKSI TRANSFUSI FEBRILE NON
HEMOLYTIC ( FNHTR)
■ Trigger : Antigen leukosit pada transfusi
darah
■ Reactor : antibodi leukosit dalam pasien
akibat transfusi sebelumnya
■ Terjadi biasanya sesudah transfusi trombosit,
multi transfusi .
■ Juga dapat disebabkan akibat diproduksinya
cytokine selama penyimpanan komponen
darah ( IL-1, IL-6, TNF) ,

21
GEJALA /TANDA

■ Demam yang terjadi dalam 2 -5 jam sesudah


transfusi
■ Kenaikan suhu 1-2°C diatas suhu
normal ,disertai menggigil
(Penting dilakukan Kultur di bank darah untuk
membedakan dengan sepsis )
■ Terapi simtomatik: antipiretik

22
PENCEGAHAN
■ Pengurangan leukosit sebelum
penyimpanan ( < 5 X 108 )
■ Dengan leukoreduction mencegah transmisi
CMV
■ Pengurangan jumlah leukosit dengan filter
dibawah nilai ambang batas
■ Washed Erythrocyte

23
REAKSI TRANSFUSI ALERGI
■ Trigger : Protein plasma dalam darah transfusi
■ Reactor: Antibodi-IgE pasien
■ Lebih banyak terjadi dibanding FNHTR
■ Gejala: pruritus dan urticaria
■ Terapi: antihistamin ( bila sering transfusi dan selalu
urticaria diberikan 1 jam sebelum transfusi )
■ Kadang-kadang terjadi reaksi anafilaktis , reaksi lebih
parah , terjadi bronchospasme. Hal ini mungkin akibat
terjadi defisiensi IgA pada pasien.
■ Pencegahan : WE

24
TRANSFUSION RELATED ACUTE LUNG
INJURY ( TRALI ) (Cedera paru akut yang
berkaitan dengan transfusi)
►Trigger : Anti-leukosit dalam kantong darah
Reactor : leukosit pasien
! mengaktifkan komplemen dalam paru-paru akan
menimbulkan anaphylatoxin C3a dan C5a
Teori lain : Neutrophil diaktifkan komponen lipid !agregasi
granulosit ! leukoemboli yang akan menyumbat
mikrovaskuler paru-paru
►Keduanya berakibat menaikkan permeabilitas
mikrosirkulasi paru-paru ! cairan masuk ke ruang alveoli
►Adanya cytokin akibat penyimpanan komponen darah
dapat meningkatkan reaksi yang terjadi

25
GEJALA /TANDA
■ Seperti Acute Respiratory Distress
Syndrome ( ARDS) , terjadi edema paru-
paru (noncardiogenic pulmonary edema )
■ Nampak adanya infiltrat pulmo bilateral
dalam waktu 1-4 jam setelah transfusi
■ Gejala reda dalam 48-96 jam
■ Diagnosis : adanya antileukosit antibodi
■ Terapi : steroid dan respiratory support

26
27
REAKSI TRANSFUSI AKUT

NON IMUNOLOGIK

28
KONTAMINASI BAKTERI
■ Kontaminasi bakteri dalam darah dapat
terjadi beberapa cara :
■ Selama penyadapan darah , baik berasal
dari desinfeksi kulit yang tidak adekuat atau
berasal dari donor sehat yang mengandung
bakteri transit selama masa inkubasi atau
recovery dari infeksi bakteri atau selama
pemrosesan darah

29
Sumber paling umum
Kontaminasi : dari kulit donor

■ Selama penyimpanan :Sel fagosit rusak dalam


penyimpanan darah ! bakteri dapat tumbuh
ekstraselluler
■ Bakteri tumbuh lambat pada suhu dingin, tetapi
pertumbuhan bertambah cepat bila darah diletakkan di
luar refrigerator dan dibiarkan pada suhu kamar / suhu
panas untuk beberapa lama
■ Penyebab yang terbanyak pada transfusi trombosit

30
Trombosit SEL DARAH MERAH (
( Gram Positip) Gram negatip)
Staphylocoocus aureus Yersinia enterocolitica
Klebsiella E. Coli
Seratia Serratia species
Staphylococcus epidermidis Pseudomonas species
Streptococcus viridans
Salmonella
Pseudomonas
Enterobacter
Proteus mirabilis

Macam Organisme lain :


- Malaria
- Spirocheta ( tidak ditularkan bila darah
disimpan > 80 jam )

31
Gejala :
■ Biasanya terjadi dalam 2 jam selama transfusi ,
rasa panas , merah pada kulit.
■ demam, menggigil, takikardia, hypotensi ,
brochospasme, vomiting
■ Terjadi kenaikan temperatur yang khas sampai
42oC, gangguan sirkulasi perifer, hypotensi dan
nadi cepat

32
Pencegahan :
■ Desinfeksi kulit , persiapan darah yang berkualitas
■ Teknik sterilitas pada penyediaan komponen
untuk mengurangi kontaminasi bakteri
■ Pada pencairan FFP , bungkus FFP dengan
kantong plastik (jangan langsung dimasukkan ke
waterbath)
■ Darah jangan dibiarkan dalam suhu kamar
■ Periksa warna darah sebelum darah dikeluarkan
apakah ada perubahan warna keunguan /
kehitaman , bekuan darah , hemolisis dalam
kantong

33
DARAH TERKONTAMINASI

34
KELEBIHAN CAIRAN (MUATAN
SIRKULASI BERLEBIH )
■ Reaksi ini terjadi karena muatan sirkulasi yang
berlebih, setelah pemberian transfusi cepat dan
banyak ! congestive heart failure dan edema
paru-paru
■ Terjadi terutama pada penderita Anemia, penderita
kelainan jantung,atau degenerasi pembuluh darah
■ Bahaya muatan sirkulasi yang berlebih selalu ada
pada setiap transfusi
■ Tanda-tanda : demam, dispneu, batuk tak berdahak,
hipotensi, ronchi basal
■ Terapi: Oksigen, diuretik
35
HEMOLISIS KARENA
PENGARUH FISIK DAN KIMIA
Hemolisis fisik
Penyebab
■ suhu tidak tepat : tinggi/rendah
■ Microwave , blood warmer tidak berfungsi
dengan baik

36
Hemolisis Mekanik
Penyebab
■ Sel darah merah sangat pekat (Ht > 80%)
■ Disebabkan gulungan pompa darah
■ Jarum diameter kecil, filter ukuran tidak
standar
■ Pencegahan : SOP pemrosesan dan
pemberian darah transfusi

37
Hemolisis kimia
■ Penyimpanan sel darah merah :
kantong darah bahan di-ethhyl hexyl phtalate
(DEHP) akan menurunkan hemolisis , waktu :
sampai akhir penyimpanan < 1% hemolisis
■ Cairan Hypertonik/hypotonik tidak diperbolehkan
Yang diperbolehkan Cairan isotonik NaCl 0,9 %
■ Infeksi

38

Hypothermia


■ Penyebab : suhu tubuh turun dikarenakan


infus darah dingin yang cepat dari jumlah
yang banyak.
■ Gejala : Penurunan suhu tubuh dan aritmia
ventrikuler.
■ Terlihat pada bayi atau pada transfusi
massive
■ Pencegahan: kecepatan infus dikurangi
atau Blood warmer
39

INTOKSIKASI SITRAT


■ Terjadi pada massive transfusi ( 10 -20 kantong dalam


12-24 jam) , adanya sitrat dalam jumlah banyak dalam
darah akan menimbulkan pengurangan ion kalsium
( Hipokalsemia) , karena sitrat mengikat ion kalsium darah
■ Pada pasien gagal hati dan ginjal akan terjadi
penumpukan / akumulasi sitrat dalam darah . (Pada
keadaan normal sitrat diekskresikan oleh ginjal dan
dimetabolisir di hati)
■ Gejala : kesemutan didaerah muka, tremor otot ,
gangguan jantung (penurunan Cardiac Output) , hipotensi
■ Terapi : Calsium chloride IV

40
REAKSI TRANSFUSI LAMBAT

IMUNOLOGIK

41
REAKSI TRANSFUSI HEMOLITIK
LAMBAT
> 24 jam :
■ Terjadi akibat reaksi antigen yang
masuk (transfusi / kehamilan )
! sensitisasi / Imun .
■ Apabila rangsangan antigen
berulang maka terjadi
peningkatan antibodi !
hemolisis (antibodi-Rh (-E,-c),
Kell,Duffy, Kidd
■ Biasanya gejala klinis timbul 3-7
hari sesudah transfusi , terjadi
penurunan Hb/Ht

42
■ Reaksi Hemolitik Ekstra vaskuler
■ Trigger : Antigen Rh
■ Reactor: antibodi –Rh (IgG)

■ Reaksi fatal jarang terjadi


■ Reaksi jenis ini disebabkan karena antibodi IgG ,
sel-sel darah merah akan diambil oleh makrofag

43
Macrophage and
sensitised red cell

Macrophage
engulfing red cell

Red cell
phagocytosed
JSD 44
Extravascular Hemolysis
Karakteristik Tanda-tanda
■ Reaksi dalam ■ Tidak melepaskan
beberapa hari
Hb dalam sirkulasi
■ Antibodi melekat pada
sdm ! Sdm dirusak ■ Tidak ada
dalam limpa / liver Bilirubinemia atau
■ IgG bilirubinuria
■ Mungkin dapat / tidak
mengaktifkan
komplemen
45
TRANSFUSION ASSOCIATED GRAFT
VERSUS HOST DISEASE (TA-GVHD)
■ Timbul 3-30 hari setelah transfusi komponen
darah (sel darah merah, trombosit, granulosit)
(Pada cangkok sumsum tulang :35-70 hari)
■ Terjadi pada individu immunocompromised /
immunosupressed atau pada immunocompetent
yang mendapat transfusi darah dari saudara dekat
yang mempunyai HLA haplotype homozygous
dimana limfosit yang ditransfusikan tak hanya
hidup dan berproliferasi pada resipien , tetapi juga
dapat menyerang jaringan host/pasien
46
TANDA / GEJALA
■ Demam, nausea, vomiting ,
erythematous ,maculopapular, skin rash
khususnya pada telapak tangan dan kaki
merupakan gejala pertama , bullae,
pancytopenia, diare berat (3-4 liter/hari) ,
kerusakan hati
■ Prognosis : jelek, berakibat fatal

47
Staging of Acute Graft Versus Host Disease
Staging By Organ
SKIN I < 25% BSA
II 25-50% BSA
III Generalized erythroderma
IV Bullae & desquamation

LIVER I Total bilirubin 2.0 - 3.5


II Total bilirubin 3.5 - 8.0
III Total bilirubin 8.0 - 15.0
IV Total bilirubin > 15.0

500 - 1000 ml diarrhea volume


GUT I
daily
1000 - 1500 ml diarrhea
II
volume daily
1500 - 2000 ml diarrhea
III
volume daily
> 2000 ml diarrhea volume
IV
daily

48
BSA=Body surface Area
MEKANISME GVHD
Pada GVHD , limfosit donor menyerang
dan merusak jaringan dan organ pasien
( liver, sumsum tulang dan GI tract)
Terjadi bila donor HLA homozygous
TRANSFUSION
ditransfusikan ke pasien HLA
heterozygous
FEVER
RASH
LIVER DYSFUNCTION INFECTION
DIARRHEA HEMORRHAGE DEATH
RENAL FAILURE
a/a
a/b a/a
a/a a/a
a/b a/b

After surgery the patient’s Pancytopenia Multiple organ failure


condition is stable Erythroderma
Donor T-lymphocyte
proliferate

0 10 20 (days)
Surgery 49
Post surgical days
EFEK PADA KULIT (GVHD)

Kelainan kulit desquamasi Kelainan pada mucosa mulut

Kelainan kulit
derajat III pada
acute GVHD
Generalized
erythroderma
50
Kelainan kulit derajat IV pada GVHD
Bullae & desquamation

51
EFEK PADA LIVER
( GVHD)

• Kerusakan sel hati


akibat limfosit donor

52
PELUANG TERJADI GVHD
DONOR RELATIVE RISK OF
RELATIONSHIP TA-GVHD
Parent/ Child 7,2
Mother
B6/B8
Second Degree 4,1
Relative
Sibling 3,9

First Cousin 2,6

Second Cousin 1,4

Unrelated 1.0

53
PENCEGAHAN GVHD
■ Gamma irradiasi pada komponen
darah seluler (25Gy)
■ Hindari transfusi antar saudara dekat

54
POST TRANSFUSION PURPURA
■ Penyebab : antibodi
trombosit ! destruksi
trombosit. Alloantibodi
melekat pada permukaan
trombosit ! diambil oleh
RES
■ Terjadi trombocytopenia
■ Timbul : 1-2 minggu
sesudah transfusi. Jarang
terjadi.
55
■ Sering terjadi pada wanita multipara / individu
yang berulang mendapat transfusi trombosit
dan tidak sama golongan ABOnya
■ Gejala: hematuria , feces berwarna hitam,
■ Pencegahan :
- Transfusi trombosit perlu adanya
kecocokan HLA
- Plateletpheresis

56
Reaksi trombosit
donor satu dengan
donor lainnya

Thr-1 Thr-2 Thr-3 Thr-4 Thr-5

Reaksi trombosit donor


dengan trombosit
penerima

T0-T1-T2-T3-T4-T5

trombosit pasien

57
REAKSI TRANSFUSI LAMBAT

NON IMUNOLOGIK

58
KELEBIHAN ZAT BESI
■ Terjadi pada pemberian transfusi
jangka lama ! akumulasi zat besi
pada jaringan tubuh akan
berpengaruh pada fungsi jantung ,
liver dan kelenjar endokrin
■ Disebut hemosiderosis
■ Gejala :kelemahan otot , fatigue,
penurunan BB, jaundice, cardiac
aritmia

59
■ Terapi :
- Desferal ( deferoxamine ) 40 mg /kg BB/hari
sekurang kurangnya 5 X per minggu
- Exjade ( deferasirox ) 20 mg / kg BB sekali
sehari
- Deferiprone (FERRIPROX) , peroral
(Cardioprotective dibanding Deferoxamine )

60
INFEKSI CMV
■ Masa inkubasi : 1-3 bulan
■ 40 % donor sehat dapat menularkan CMV
■ Infeksi primer CMV pada anak dan dewasa
dapat berakibat asimptomatik atau simptomatik
■ Tanda /Gejala: panas, pembesaran kelenjar,
interstitial pneumonitis, retinitis dan
gastroenteritis , dapat berakibat fatal
■ Pencegahan : Leukoreduction

61
APA YANG HARUS DILAKUKAN BILA
TERJADI REAKSI TRANSFUSI?
■ Ikuti protokol reaksi transfusi di institusi

■ Hentikan transfusi
■ Periksa nama pasien dan nomor registrasi pada
label darah apakah sudah sesuai dengan
identifikasi pasien
■ Unit darah digunakan untuk investigasi reaksi
transfusi
62
■ Kirimkan unit darah dengan set transfusi ,
dan sampel darah baru yang diambil dari
pembuluh vena yang berlawanan dengan
tempat infus bersama formulir permintaan
darah untuk pemeriksaan laboratorium

63
Contoh darah yang diperiksa di
laboratorium ( UTD) :
- Contoh darah pasien sebelum transfusi
- Contoh darah pasien setelah transfusi
( beri antikoagulan )
- Sisa darah donor dari kantung darah
yang ditransfusikan

64
PROSEDUR PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
1. Mutlak yang harus dicatat:
- jenis reaksi transfusi yg dialami pasien
- lama waktu antara transfusi dimulai
dengan reaksi yang terjadi
- jumlah darah yang ditransfusikan
2. Ulangi pemeriksaan golongan darah ABO
dan Rh pada contoh darah pasien dan donor
3. Ulangi Crossmatch Mayor dan Minor

65
4. Pemeriksaan DCT pada contoh darah
pasien sebelum dan setelah transfusi
5. Bila mungkin periksa skrining / identifikasi
antibodi

66
SUMBER KESALAHAN

Sampel Salah Teknik

Penyimpanan
Darah salah salah

Identifikasi Penulisan
Pasien salah Salah

67
PENCEGAHAN REAKSI
TRANSFUSI
■ Pemeriksaan pretransfusi sesuai SOP
■ Penyimpanan darah sesuai prosedur
■ Ceking sebelum transfusi

68
Thank you

69

Anda mungkin juga menyukai