PENCIPTAAN ALLAH
[1258]
Yang dimaksud dengan ulama dalam ayat Ini ialah orang-orang yang
mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah.
ALAM BINATANG
Dalam Qur-an persoalan-persoalan yang ada hubungannya dengan alam binatang
menjadi sasaran pengkritik yang memerlukan kita berhadapan dengan Sains
mengenai hal-hal tertentu. Tetapi jika kita tidak menyebutkan ayat yang
menyebutkan unsur-unsur alam binatang dengan maksud supaya manusia
memikirkan nikmat besar yang diberikan Allah kepadanya maka rasanya kita
belum memberikan gambaran yang sempurna tentang isi Qur-an. Ayat di bawah
ini kita sebutkan untuk member gambaran bagaimana Qur-an menyebutkan
penyesuaian yang harmonis antara penciptaan alam dan hajat-hajat manusia,
yakni manusia di desa-desa . Surat 16 ( An-Nahl ) ayat 5 s/d 8:
Artinya: "Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu, padanya ada
(bulu) yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan kamu makan (apa
yang dapat dimakan) daripadanya (5). Dan kamu memperoleh pandangan yang
indah padanya ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu
melepaskannya ke tempat penggembalaan (6). Dan ia memikul beban-bebanmu
ke suatu negeri yang kamu tak sanggup sampai kepadanya melainkan dengan
kesukaran-kesukaran yang memayahkan diri. Sesungguhnya Tuhanmu adalah
Maha Pengasih dan Penyayang (7). Dan Dia telah menciptakan kuda, bigal dan
keledai agar kamu menungganginya dan menjadikannya perhiasan; dan Allah
menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya (8)."
Di samping pemikiran-pemikiran secara umum, Qur-an menyebutkan
beberapa permasalahan tentang hal-hal yang bermacam-macam:
Hal ini secara sangat singkat disebutkan dalam ayat 45 dan 46 daripada surat 53:
2. TENTANG ADANYA MASYARAKAT BINATANG
Surat 6 (Al-An’am) ayat 38:
Beberapa hal dalam ayat tersebut harus kita beri komentar. Pertama-tarna: nasib
binatang-binatang sesudah mati perlu disebutkan. Dalam hal ini nampaknya Qur
an tidak mengandung sesuatu doktrin. Kemudian soal taqdir secara umum,
yang kelihatannya menjadi persoalan di sini, dapat difahami sebagai taqdir
mutlak atau taqdir relatif, terbatas pada struktur atau organisasi fungsional
yang mengkondisikan tindakan (behaviour). Binatang bereaksi kepada fakta
luar yang bermacam-macam sesuai dengan kondisi-kondisi tertentu.
Menurut Blachere, seorang ahli tafsir kuno seperti Al Razi berpendapat bahwa
ayat ini hanya menunjukkan tindakan-tindakan instinktif yang dilakukan
oleh binatang untuk memuji Tuhan.
Syekh si Baubekeur "Hamzah" (Sayid Abubakar Hamzah, seorang ulama
Maroko) dalam tafsirnya menulis: "Naluri yang mendorong makhluk-
makhluk untuk berkelompok dan berreproduksi, untuk hidup bermasyarakat
yang menghendaki agar pekerjaan tiap-tiap anggauta dapat berfaedah untuk
seluruh kelompok."
Cara hidup binatang-binatang itu pada beberapa puluh tahun terakhir telah
dipelajari secara teliti dan kita menjadi yakin akan adanya masyarakat-
masyarakat binatang. Sudah terang bahwa hasil pekerjaan kolektif telah dapat
meyakinkan orang tentang perlunya organisasi kemasyarakatan. Tetapi
penemuan tentang mekanisme organisasi beberapa macam binatang baru
terjadi dalam waktu yang akhir-akhir ini. Kasus yang paling banyak
diselidiki dan diketahui adalah kasus lebah. Nama Von Frisch dikaitkan orang
dengan penyelidikan tersebut. Pada tahun 1973 Von Frisch, Lorenz dan
Tinbergenmendapat hadiah Nobel karena penyelidikan mereka.
Jika para ahli sistem syaraf ingin memberi contoh tentang organisasi
yang mengatur kelakuan binatang, maka binatang yang paling sering disebut
adalah lebah, laba-laba dan burung; khususnya burung-burung yang berpindah-
pindah. Kita dapat menguatkan bahwa tiga macam binatang tersebut member
contoh yang sangat baik tentang organisasi yang tinggi.
Bahwa Qur-an menyebutkan tiga macam binatang tersebut adalah sesuai dengan
ciri-ciri yang sangat menarik perhatian dari segi ilmiah mengenai binatang-
binatang tersebut.
LEBAH
Lebah ini dalam Qur-an menjadi sasaran komentar yang paling panjang.
Adalah sukar untuk mengetahui apa yang dimaksudkan dengan mengikuti jalan
Tuhan dengan rasa tunduk, kecuali jika kita memahaminya secara umum. Apa
yang dapat kita katakan, sesuai dengan pengetahuan kita tentang kelakuan
binatang-binatang itu adalah bahwa di sini sebagai juga dalam tiap-tiap kasus
daripada tiga macam binatang yang disebutkan sebagai contoh dalam Qur-an,
suatu penyusunan syaraf yang sangat istimewa merupakan pendorong atau
dasar kelakuannya. Kita mengetahui umpamanya bahwa dengan menari, lebah
dapat mengadakan perhubungan antara mereka. Dengan perantaraan tarian
tersebut lebah dapat memberi pengarahan kepada lebah lain atau memberi
tahu di mana terdapat bunga yang harus mereka isap. Pengalaman Von Frisch
yang masyhur menunjukkan arti gerakan lebah ini yang dimaksudkan
untuk pertukaran informasi antara lebah-lebah pekerja.
LABA-LABA
Laba-laba disebutkan dalam Qur-an untuk menekankan keremehan rumahnya,
rumah yang paling tidak tahan apa-apa. Adalah suatu tempat perlindungan
yang sangat lemah, mereka yang mencari Tuhan selain Allah, begitulah kata
kata Qur-an.
Ahli-ahli alam (natur) mempertanyakan pola pekerjaan yang luar biasa daripada
sel-sel syaraf laba-laba yang memungkinkannya untuk membikin suatu rajut
yang ukurannva sangat sempurna' Qur-an tidak membicarakan soal ini.
BURUNG-BURUNG
Burung-burung sering disebut dalam Qur-an. Kita dapatkan dalam hikayat
Ibrahim, Yusuf, Dawud, Sulaiman dan Nabi Isa. Tetapi disebutkannya burung
dalam hikayat-hikayat tersebut tak ada hubungannya dengan pembicaraan kita
sekarang ini.
Surat 16 ayat 7.
Terjemahan suatu kata dalam dua ayat tersebut di atas adalah sulit. Terjemahan
yang kita muat di sini menunjukkan bahwa Tuhan itu menguasai burung-burung.
Kata kerja bahasa Arab adalah "amsaka" yang arti dasarnya, memegang.
Soal "asal" zat-zat SUSU diterangkan dengan huruf "min" (dari) dan soal
"hubungan" diterjemahkan dengan huruf "baina" (antara) sebagai yang terdapat
dalam dua terjemahan lain, tetapi "baina" juga dipakai untuk menunjukkan
antara benda-benda atau antara orang-orang.
Dari segi ilmiah, kita harus ingat kepada pemikiran psikologis agar dapat
mengerti arti ayat tersebut.
Zat-zat yang pokok yang menjamin makanan sesuatu organism datang dari
transformasi kimia yang terjadi sepanjang anggauta-anggauta pencernakan,
zat-zat itu timbul dari unsur-unsur yang terdapat dalam usus. Jika unsur-unsur
dalam usus itu sudah sampai waktunya untuk bertransformasi, unsur-unsur itu
menembus kulit-kulit usus dan mengarah ke alat-alat sirkulasi. Perpindahan
ini terjadi dengan duacara: cara langsung dengan yang dinamakan "saluran-
saluran Lymphatique" atau cara tidak langsung dengan melalui pintu sirkulasi
yang akan menyampaikan kepada lever (hati) tempat unsur-unsur itu mengalami
perubahan. Dari hati, unsur-unsur itu menuju ke sirkulasi umum. Dengan cara
ini, semua zat diedarkan dengan peredaran darah.
Unsur-unsur susu itu keluar dari kelenjar-kelenjar penyusuan yang mendapat
bahan dari kunyahan makanan-makanan yang dibawa oleh darah yang
beredar. Jadi darah itu bertindak sebagai pengumpul dan pembawa bahan-bahan
yang berasal dari makanan untuk dijadikan bahan bagi kelenjar-kelenjar
penyusuan yang menghasilkan susu atau dibawa ke anggauta-anggauta
lain.
Dalam hal ini semuanya bermula dari adanya isi usus dan dinding usus.
Pemikiran yang jitu ini sesuai dengan hasil-hasil penyelidikan kimia dan
psikologi pencernakan. Hal ini tak diketahui orang pada zaman Nabi
Muhammad, dan hanya baru diketahui pada zaman modern. Adapun peredaran
darah, baru saja diketemukan oleh Halvey, yakni 10 abad sesudah Qur-an
diwahyukan.
Saya berpendapat bahwa adanya ayat-ayat dalam Qur-an yang mengisyaratkan
kepada ide-ide itu tak dapat diberi penjelasan manusiawi mengingat bahwa
ide-ide itu terbentuk pada zaman modern.
Salah satu fenomena alam yang merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah SWT
adalah perkembangbiakan makhluk hidup. Reproduksi hewan merupakan bagian
dari fenomena alam yang disebutkan dalam Al-Qur’an sebagai tanda-tanda
eksistensi Tuhan yang menciptakannya. Tanda-tanda adanya pencipta dibalik
penciptaan tersebut hanya dapat dipahami oleh orang yang memikirkan serta
menerima dan mengikuti kebenaran tersebut jika telah datang kepadanya
(beriman).
Artinya : “Hai kaumku, inilah unta betina dari Allah, sebagai mukjizat (yang
menunjukkan kebenaran) untukmu, sebab itu biarkanlah dia makan di bumi
Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun yang akan
menyebabkan kamu ditimpa azab yang dekat".
(QS. An-Nahl[16]:8).
Artinya : “dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal dan keledai, agar
kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. Dan Allah menciptakan
apa yang kamu tidak mengetahuinya”
Artinya : “Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka
sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian
berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat
kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu.”
MANFAAT MEMPELAJARI PERKEMBANGAN HEWAN BAGI
AHLI BIOLOGI