A. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, penulis mengambil permasalahan yang dibatasi
dalam 3 (tiga) pokok bahasan, yaitu:
1. Apa definisi pendidikan jasmani?
2. Bagaimana implementasi dari pendidikan jasmani?
3. Apa tujuan pendidikan jasmani?
1
BAB II
PEMBAHASAN
“Menuntut ilmu itu diwajibkan atas tiap orang Islam”. (HR. Ibnu Barri)
1
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, (Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2006).
2
Aip Syarifudin, Belajar Aktif Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, (Jakarta: Gratisindo,
1990).
2
Pendidikan jasmani bukan hanya sekadar dalam bentuk olahraga yang
bertujuan menyehatkan tubuh, melainkan juga tercakup juga didalamnya
tujuan pembentukan watak. Melalui pendidikan jasmani diharapkan dapat
tumbuh dan berkembang dalam diri peserta didik sifat dan tabiat yang baik
seperti sportif, disiplin, kerjasama dan sebagainya. Pendidikan jasmani pada
hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas fisik untuk
menghasilkan perubahan holistic dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik,
mental serta emosional.
3
4
“Mu’min yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada
Mu’min yang lemah. Dalam segalanya ia lebih baik. (HR. Muslim)
Pengertian “kuat” dalam ayat dan hadits di atas adalah dalam segala
hal positif, baik dalam bidang duniawiyah maupun ukhrowiyah, termasuk
juga kuat dalam hal jasmaniyah. Dengan berolahraga jasmani kita bisa kuat.
Ada banyak jenis olahraga yang dianjurkan oleh Rasulullah Saw misalnya
berenang, memanah dan naik kuda. Tentu saja olahraga apapun boleh,
asalkan bermanfaat, sesuai kemampuan dan syariat Islam.
Olahraga adalah suatu bentuk bermain yang terorganisir dan bersifat
kompetetif. Beberapa ahli memandang bahwa olahraga semata-mata suatu
bentuk permainan yang terorganisasi, yang menempatkannya lebih dekat
kepada istilah pendidikan jasmani. Akan tetapi, pengujian yang lebih cermat
menunjukkan bahwa secara tradisional olahraga melibatkan aktivitas
kompetetif.5
Bermain, olahraga dan pendidikan jasmani melibatkan bentuk-bentuk
gerakan dan ketiganya dapat melumat secara pas dalam konteks pendidikan,
jika digunakan untuk tujuan-tujuan kependidikan. Bermain dapat membuat
rileks dan menghibur tanpa adanya tujuan pendidikan, seperti juga olahraga
tetap eksis tanpa ada tujuan kependidikan.6
Konteks pendidikan jasmani, seperti dijelaskan dalam ayat berikut:
5
ICT FOR SPORTS EDUCATION, Hakikat Pendidikan Jasmani, (Online) 2007.
(http://pojokpenjas.wordpress.com/2007/11/12/hakikat-pendidikan-jasmani/., diakses pada tanggal
16 Mei 2010)
5
Tubuh yang perkasa atau kekuatan fisik adalah anugerah dari Allah
Swt yang dilimpahkan kepada manusia untuk menunjang aktivitas fisik
manusia setiap saat. Aktivitas fisik ini mengembangkan seluruh aspek dari
tubuh, yaitu jiwa, tubuh dan spirit.
Pendidikan jasmani ini harus menyebabkan perbaikan dalam pikiran
dan tubuh yang mempengaruhi seluruh aspek kehidupan harian seseorang.
Pendekatan holistic tubuh-jiwa ini termasuk pula penekanan pada ketiga
domain kependidikan, yakni psikomotor, kognitif dan afektif. Robert
Gensemer mengungkapkan bahwa penjas diistilahkan sebagai proses
menciptakan “tubuh yang baik bagi tempat pikiran atau jiwa”, artinya dalam
tubuh yang baik diharapkan pula terdapat jiwa yang sehat, sejalan dengan
pepatah kuno “men sana in corporesano”.
6
Drs. Agus Mahendra, MA., Falsafat Pendidikan Jasmani : Hakikat Pendidikan Jasmani,
(Online) 2007. (http://www.pbprimaciptautama.blogspot.com/2007/06/falsafah-pendidikan-
jasmani.html., diakses pada tanggal 16 Mei 2010)
6
1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup
sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.
2. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih
baik.
3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.
4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-
nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan.
5. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab,
kerjasama, percaya diri dan demokratis.
6. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri,
orang lain, dan lingkungan.
7. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang
bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang
sempurna. Pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap
yang positif.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan seseorang
sebagai perseorangan maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara
sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka
memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan
kecerdasan dan pembentukan watak. Tujuan dari materi ini adalah agar peserta
didik memiliki jasmani yang sehat dan kuat serta memiliki keterampilan dasar
seperti berlari, lompat dan renang.
B. Saran
Pendidikan jasmani sangat diperlukan anak didik, karena hal ini
merupakan usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
latihan. Oleh karena itu pembelajaran dari usia dini harus diaktualisasikan agar
dapat tumbuh dan berkembang dalam diri peserta didik sifat dan tabiat yang
baik seperti sportif, disiplin, kerjasama dan sebagainya.
8
DAFTAR PUSTAKA
Syarifudin, Aip., Belajar Aktif Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, (Jakarta: Gratisindo,
1990).
Muchtar, Heri Jauhari., Fikih Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset,
2005)