Anda di halaman 1dari 9

Pada awalnya teori pendidikan Jasmani menggunakan istilah

“pengetahuan umum Pendidikan Jasmani”, karena pendidikan jasmani


dianggap tidak memenuhi syarat sebagai ilmu yang dapat berdiri sendiri oleh
karena proses dan isi pendidikan jasmani yang tidak jelas atau belum
dirumuskan, serta pada umumnya terdiri dari kondisi fisik dan merupakan
bagian dari profesi medical and health.
Sepanjang abad XX pendidikan jasmani mulai memasukkan
pembelajaran olahraga dan permainan. Kemudian unsur sosial atau emosional
dimasukkan dengan tujuan seperti hanya status tujuan fisik. Pendidikan
jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan total yang mencoba
mencapai tujuan untuk mengembangkan kebugaran jasmani, mental, sosial,
serta emosional bagi masyarakat dengan wahana aktivitas jasmani.
Dengan melakukan pendidikan jasmani, anak didik akan
mengaktualisasi gerak, sikap, serta perilakunya. Secara spontan dan alami.
Obyek dan teori ini ialah gerak manusia sedang tujuannya membentuk
manusia seutuhnya (tujuan pendidikan nasional).

A. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, penulis mengambil permasalahan yang dibatasi
dalam 3 (tiga) pokok bahasan, yaitu:
1. Apa definisi pendidikan jasmani?
2. Bagaimana implementasi dari pendidikan jasmani?
3. Apa tujuan pendidikan jasmani?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI PENDIDIKAN JASMANI


Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, mengendalikan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.1
Pendidikan dapat mengubah manusia dari tidak tahu menjadi tahu. Dari
tidak baik menjadi baik. Pendidikan mengubah semuanya. Begitu penting
pendidikan dalam Islam sehingga merupakan suatu kewajiban perorangan.
Rasulullan bersabda:

“Menuntut ilmu itu diwajibkan atas tiap orang Islam”. (HR. Ibnu Barri)

Pendidikan jasmani terdiri dari kata pendidikan dan jasmani.


Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku
seseorang/kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan latihan. Jasmani adalah tubuh atau badan (fisik), namun yang
dimaksud di sini bukan hanya badan saja, tetapi secara keseluruhan (manusia
seutuhnya), karena antara jasmani dan rohani tidak dapat dipisahkan, dan
merupakan satu kesatuan yang utuh yang selalu berhubungan dan selalu saling
berpengaruh.
Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai
perseorangan maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan
sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh
peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan
dan pembentukan watak.2

1
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, (Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2006).
2
Aip Syarifudin, Belajar Aktif Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, (Jakarta: Gratisindo,
1990).

2
Pendidikan jasmani bukan hanya sekadar dalam bentuk olahraga yang
bertujuan menyehatkan tubuh, melainkan juga tercakup juga didalamnya
tujuan pembentukan watak. Melalui pendidikan jasmani diharapkan dapat
tumbuh dan berkembang dalam diri peserta didik sifat dan tabiat yang baik
seperti sportif, disiplin, kerjasama dan sebagainya. Pendidikan jasmani pada
hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas fisik untuk
menghasilkan perubahan holistic dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik,
mental serta emosional.

B. IMPLEMENTASI PENDIDIKAN JASMANI


Implementansi dari tarbiyah al-jisimiyah (pendidikan jasmani) ini
dapat dimulai sejak balita dengan melatih anak tertawa, memegang,
merangkak, berjalan dan gerakan-gerakan motorik yang lain. Rasulullah Saw
bersabda:

“Ajarilah anak-anakmu berenang, memanah dan menunggang kuda”


(HR. Thabrani)

Ini merupakan perintah kepada kita agar mengajarkan pendidikan


jasmani kepada anak-anak (peserta didik). Tujuan dari materi ini adalah agar
peserta didik memiliki jasmani yang sehat dan kuat, serta memiliki
keterampilan dasar seperti berlari, lompat dan renang.3
Bermain adalah dunia anak, sambil bermain mereka belajar. Segala
macam dipelajarinya, dan menggerakan anggota tubuhnya hingga mengenali
berbagai benda di lingkungan sekitarnya. Bila guru masuk ke dalam dunia itu,
ia dapat membantu anak-anak untuk mengembangkan pengetahuannya,
mengasah kepekaan rasa hatinya serta memperkaya keterampilan anak.4
Pendidikan jasmani lebih menekankan pada kesehatan dan kekuatan
fisik. Al-Qur’an mensinyalir dalam surat al-Anfal: 60.
        
        
3
Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2005)
4
Pendidikan Jasmani, (Online) 2009. (http://www.the-az.com/pendidikan-jasmani/., diakses
pada tanggal 16 Mei 2010)

3
         
      

Artinya: “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja


yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk
berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggetarkan musuh
Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak
mengetahuinya… (QS. Al-Anfal: 60)

Ayat di atas menegaskan urgensi kesehatan dan kekuatan jasmani


dimiliki oleh setiap muslim. Agar dapat mengaktualisasikan peran dan
fungsinya sebagai khalifah. Pendidikan jasmani merupakan hak jasmani,
siapapun yang tidak mendidik (melatih) jasmaninya, berarti merampas hak
jasmaninya. Kekuatan jasmani akan sangat membantu untuk menjalankan
aktivitas manusia setiap saat.
Islam juga mengajarkan agar manusia tidak menyakiti jasmaninya,
seperti minum minuman keras, berpuasa secara berlebihan, makan harta yang
tidak halal, termasuk dalam bersedekah tidak dibenarkan mensedekahkan
seluruh harta sehingga melupakan kebutuhan diri sendiri dan keluarga. Nabi
Saw bersabda yang artinya:
“Hai Abdullah, bukankah telah dikabarkan kepadaku bahwasanya
engkau berpuasa sepanjang hari dan bershalat sepanjang malam,
apakah yang demikian itu betul? Maka saya menjawab “betul ya
Rasulullah”. Kemudian Nabi berkata, “Jangan berbuat demikian,
berpuasa dan berbukalah, tidur dan bangunlah, sesungguhnya bagi
jasmanimu ada hak dan bagi matamu juga ada hak”. (HR. Bukhari)
Berdasarkan informasi al-Qur’an dan al-Hadits di atas, semakin jelas
urgensi dan posisi pendidikan jasmani bagi peserta didik sesuai dengan
porsinya karena jasmani merupakan bagian yang tidak terpisahkan (koheren)
dari eksistensi makhluk yang bernama manusia. Dengan demikian, kesehatan
dan kekuatan fisik sangat dibutuhkan untuk mengoptimalkan dalam segala
aktivitas atau kegiatan manusia.
Hal ini diperjelas dalam firman Allah Swt.

4
      
       
  

Artinya : “Dan (Dia berkata): “Hai kaumku, mohonlah ampun kepada


Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan
hujan yang sangat deras atasmu, dan dia akan menambahkan
kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling
dengan berbuat dosa”. (QS. Hud : 52)

Surat Hud ayat 52 tersebut memiliki keterkaitan dengan hadits berikut:

“Mu’min yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada
Mu’min yang lemah. Dalam segalanya ia lebih baik. (HR. Muslim)

Pengertian “kuat” dalam ayat dan hadits di atas adalah dalam segala
hal positif, baik dalam bidang duniawiyah maupun ukhrowiyah, termasuk
juga kuat dalam hal jasmaniyah. Dengan berolahraga jasmani kita bisa kuat.
Ada banyak jenis olahraga yang dianjurkan oleh Rasulullah Saw misalnya
berenang, memanah dan naik kuda. Tentu saja olahraga apapun boleh,
asalkan bermanfaat, sesuai kemampuan dan syariat Islam.
Olahraga adalah suatu bentuk bermain yang terorganisir dan bersifat
kompetetif. Beberapa ahli memandang bahwa olahraga semata-mata suatu
bentuk permainan yang terorganisasi, yang menempatkannya lebih dekat
kepada istilah pendidikan jasmani. Akan tetapi, pengujian yang lebih cermat
menunjukkan bahwa secara tradisional olahraga melibatkan aktivitas
kompetetif.5
Bermain, olahraga dan pendidikan jasmani melibatkan bentuk-bentuk
gerakan dan ketiganya dapat melumat secara pas dalam konteks pendidikan,
jika digunakan untuk tujuan-tujuan kependidikan. Bermain dapat membuat
rileks dan menghibur tanpa adanya tujuan pendidikan, seperti juga olahraga
tetap eksis tanpa ada tujuan kependidikan.6
Konteks pendidikan jasmani, seperti dijelaskan dalam ayat berikut:
5
ICT FOR SPORTS EDUCATION, Hakikat Pendidikan Jasmani, (Online) 2007.
(http://pojokpenjas.wordpress.com/2007/11/12/hakikat-pendidikan-jasmani/., diakses pada tanggal
16 Mei 2010)

5
          
       
          
       
         

Artinya : “Nabi mereka mengatakan kepada mereka: “Sesungguhnya Allah


telah mengangkat Thalut menjadi rajamu”. Mereka menjawab:
“Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami berhak
mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak
diberi kekayaan yang banyak?” (Nabi mereka) berkata :
“Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi rajamu dan
menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa.” Allah
memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya.
Dan Allah Maha Luas Pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui.”
(QS. al-Baqarah:247)

Tubuh yang perkasa atau kekuatan fisik adalah anugerah dari Allah
Swt yang dilimpahkan kepada manusia untuk menunjang aktivitas fisik
manusia setiap saat. Aktivitas fisik ini mengembangkan seluruh aspek dari
tubuh, yaitu jiwa, tubuh dan spirit.
Pendidikan jasmani ini harus menyebabkan perbaikan dalam pikiran
dan tubuh yang mempengaruhi seluruh aspek kehidupan harian seseorang.
Pendekatan holistic tubuh-jiwa ini termasuk pula penekanan pada ketiga
domain kependidikan, yakni psikomotor, kognitif dan afektif. Robert
Gensemer mengungkapkan bahwa penjas diistilahkan sebagai proses
menciptakan “tubuh yang baik bagi tempat pikiran atau jiwa”, artinya dalam
tubuh yang baik diharapkan pula terdapat jiwa yang sehat, sejalan dengan
pepatah kuno “men sana in corporesano”.

C. TUJUAN PENDIDIKAN JASMANI


Tujuan dari pendidikan jasmani ini antara lain:

6
Drs. Agus Mahendra, MA., Falsafat Pendidikan Jasmani : Hakikat Pendidikan Jasmani,
(Online) 2007. (http://www.pbprimaciptautama.blogspot.com/2007/06/falsafah-pendidikan-
jasmani.html., diakses pada tanggal 16 Mei 2010)

6
1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup
sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.
2. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih
baik.
3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.
4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-
nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan.
5. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab,
kerjasama, percaya diri dan demokratis.
6. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri,
orang lain, dan lingkungan.
7. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang
bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang
sempurna. Pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap
yang positif.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan seseorang
sebagai perseorangan maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara
sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka
memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan
kecerdasan dan pembentukan watak. Tujuan dari materi ini adalah agar peserta
didik memiliki jasmani yang sehat dan kuat serta memiliki keterampilan dasar
seperti berlari, lompat dan renang.

B. Saran
Pendidikan jasmani sangat diperlukan anak didik, karena hal ini
merupakan usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
latihan. Oleh karena itu pembelajaran dari usia dini harus diaktualisasikan agar
dapat tumbuh dan berkembang dalam diri peserta didik sifat dan tabiat yang
baik seperti sportif, disiplin, kerjasama dan sebagainya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, (Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2006).

Syarifudin, Aip., Belajar Aktif Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, (Jakarta: Gratisindo,
1990).

Muchtar, Heri Jauhari., Fikih Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset,
2005)

Pendidikan Jasmani, (Online) 2009. (http://www.the-az.com/pendidikan-jasmani/.,


diakses pada tanggal 16 Mei 2010)

ICT FOR SPORTS EDUCATION, Hakikat Pendidikan Jasmani, (Online) 2007.


(http://pojokpenjas.wordpress.com/2007/11/12/hakikat-pendidikan-jasmani/.,
diakses pada tanggal 16 Mei 2010)

Mahendra, Agus., Falsafat Pendidikan Jasmani : Hakikat Pendidikan Jasmani, (Online)


2007. (http://www.pbprimaciptautama.blogspot.com/2007/06/falsafah-
pendidikan-jasmani.html., diakses pada tanggal 16 Mei 2010)

Anda mungkin juga menyukai