ABSTRACT
Indonesian Government announced to the cigarette industrial to showed pictorical
warning on cigarette packs. The goal was to reduce amount of Indonesian smoker. This research
was conducted at Yogyakarta among of smoker adolescents (200 samples). Hypothesis test was
formed by using software PLS (Partial Least Square) and t-test with software SPSS. Their
behavior was on action stage of behavior steps was to reduce smoking frequently.. Based on
research we got conclusion that there are significant influence between knowledge and risk
perception with attitude and behavior as intervening variable. Although, cognitive dissonance
theory couldn’t enough explain with altogether.
112
Sherly Hindra Negoro, Pembentukan Sikap Oleh Perokok Remaja Melalui Peringatan Bahaya Merokok
merokok pada bagian depan dan belakang. dalam menyikapi peringatan bahaya merokok
Visualisasi yang terlalu kecil tidak efektif tersebut.
menurunkan jumlah perokok. Sedangkan,
visualisasi yang besar mampu menurunkan Tujuan Penelitian
jumlah perokok (Voa Indonesia, 2013). Yang menjadi tujuan di dalam penelitian ini
Alasan pemerintah membuat peraturan adalah:
tetntang kemasan rokok merupakan salah satu a. Untuk menganalisis dan mengetahui
upaya untuk menekan jumlah perokok di pengaruh pengetahuan atas pesan dan
Indonesia. Jumlah perokok di Indonesia persepsi resiko terhadap sikap merokok di
meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan kalangan perokok remaja Yogyakarta.
Riset Kesehatan Dasar 2013 yang dilakukan b. Untuk mendapatkan model penelitian
oleh Kementerian Kesehatan RI, “pengetahuan atas pesan dan persepsi
menunjukkan bahwa jumlah perokok yang resiko terhadap sikap merokok di
berusia diatas 15 tahun mengalami kalangan perokok remaja Yogyakarta”
peningkatan dari 34,2% pada 2007 menjadi yang fit (sesuai).
36,2% pada 2013 (Puput, lifestyle bisnis,
2014). Kerangka Teoritis
Dari sisi komunikasi, pesan bahaya Penelitian ini menggunakan
merokok merupakan salah satu bagian strategi paradigma positivistik dengan teori disonansi
komunikasi yang dimaksudkan untuk tujuan kognitif sebagai kerangka berpikir.
tertentu dengan penyajian visualisasi pesan Paradigma positivistik menurut Solomon
secara verbal. Penyampaian pesan sebagai (2006:26) berisi tentang alasan manusia yang
peringatan bahaya merokok dengan tulisan tertinggi dan tunggal, kebenaran diperoleh
tidak cukup efektif mengendalikan jumlah dengan cara objektif yang dapat ditemukan
perokok di Indonesia. Harapannya, dengan dengan cara penelitian. Ditinjau dari sisi
adanya penggunaan visualisasi pesan secara ontologi, penelitian ini merupakan bagian dari
verbal terutama penggunaan gambar “seram”, realitas yang dapat dijabarkan pada
mampu mengurangi jumlah perokok di objektivitas yang bersumber dari uji validitas
Indonesia. dan realibilitas dari instrumen penelitian, yaitu
Komunikasi menurut (Engel dalam kuesioner.
Blythe, 2001: 2) merupakan bentuk proses Ditinjau dari aspek epistemologi,
transaksional diantara dua atau lebih temuan data di lapangan didasarkan pada hasil
partisipan dengan makna yang dipertukarkan pengujian secara perhitungan yang nyata
menggunakan simbol. Komponen yang ada di dengan mengedepankan objektivitas dan
dalamnya meliputi, tulisan, gambar, musik, bebas nilai. Hasilnya tidak dipengaruhi oleh
atau aspek lainnya. Dalam penelitian ini akan sisi subjektivitas. Metodologi, dapat
diteliti lebih lanjut mengenai penggunaan diverifikasi pengujian hipotesis dengan
simbol dalam bentuk gambar yang terdapat menggunakan metode kuantitatif.
pada kemasan rokok sebagai bagian dari Pesan memiliki peran yang dominan
peringatan bahaya merokok. Yang menjadi untuk menyampaikan maksud tertentu. Baik
tujuan akhirnya adalah bagaimana selanjutnya pesan verbal dan non verbal, di dalam konteks
sikap yang terbentuk pada perokok remaja di komunikasi berperan di dalam
mendeskripsikan suatu produk. Dalam hal ini
113
JURNAL INTERAKSI, Vol 5 No. 2, Juli 2016 : 112-122
ada beberapa pertimbangan yang ditujukan diperoleh dari sekitar. Teori disonansi kognitif
kepada penerima pesan yang dapat biasa digunakan di dalam komunikasi
menentukan perubahan sikap. Pertimbangan persuasif misalnya digunakan pada kegiatan
tersebut, meliputi: pertimbangan pesan, kampanye untuk tujuan mengubah perilaku
humor, dan pertimbangan emosional (Khan, tertentu. Dalam teori ini, kognisi merupakan
2006: 296). Pertama, Pertimbangan pesan cara untuk memahami, kepercayaan,
merupakan strategi kreatif dalam konteks ini penilaian, dan pemikiran mengenai sebuah
akan membuat iklan menjadi efektif. Ada dua pesan (West and Turner, 2007:131).
tipe pertimbangan pesan, yaitu pertimbangan Pada awalnya sikap seseorang bisa
orientasi produk dan pertimbangan orientasi berubah karena adanya ketidaksesuaian atau
konsumen. Pertimbangan orientasi produk rasa tidak nyaman yang timbul dari dalam diri
mengarah pada keistimewaan, fungsi, dan seseorang itu sendiri. Adanya ketegangan rasa
merek. Sedangkan, pertimbangan orientasi tidak nyaman ini memotivasi kita untuk
konsumen sikap, kepercayaan, gaya hidup, mengubah perilaku kita atau sikap kita dalam
citra sosial, dan status. Kedua, Pesan humor upaya menghindari perasaan menyusahkan
dapat menarik perhatian konsumen. Pesan (Griffin, 2003: 209).
humor dapat memberikan edukasi dan Teori ini akan membantu peneliti
pembelajaran bagi konsumen. Salah satunya untuk melihat proses disonansi yang dialami
memberikan pertimbangan seks pada oleh perokok dengan adanya pesan bahaya
penggunaan iklan. Ketiga, Pertimbangan merokok pada kemasan rokok. Disonansi
emosional beberapa pesan dibuat untuk yang terjadi merupakan bentuk konsistensi
menggugah emosi tertentu bagi konsumennya. atau keyakinan yang dimiliki oleh perokok
Misalnya, marah, kasihan, berfantasi, yang dihadapkan pada situasi yang baru
keajaiban, dan emosi yang lainnya. dengan melihat perubahan pesan bahaya
Pesan yang berupa peringatan bahaya merokok yang berbeda dari yang sebelumnya.
merokok apabila dikaitkan dengan model Selain itu, perubahan konsistensi ini nantinya
komunikasi yang diungkapkan oleh Berlo akan membentuk sebuah perilaku tertentu
(1960) adalah cara untuk membentuk sebelum dan sesudah adanya pemaknaan
pengetahuan penerima pesan melalui isi pesan pesan bahaya merokok.
yang mencakup persepsi mengenai gambar Perubahan suatu perilaku tidak
“seram” pada kemasan rokok. Saluran yang langsung mengarah pada tujuan yang
digunakan yang akan dikaji lebih dalam diharapkan, tetapi dilakukan secara bertahap.
adalah yang dapat dilihat oleh indera mata. Tahapan tersebut terjadi dengan lima tahap,
Dalam hal ini berfokus pada gambar “seram” yaitu sebelum memikirkan, memikirkan,
pada kemasan rokok. Tujuannya adalah keputusan atau penentuan, tindakan, dan
mengubah sikap dan perilaku perokok pemeliharaan (Thomas, 2006: 66). Adapun
mengurangi bahkan berhenti merokok sesuai yang menjadi fokus peneliti adalah melihat
dengan harapan pemerintah. sampai pada tahap manakah perubahan
Teori Disonansi Kognitif digunakan perilaku yang dilakukan oleh perokok di
di dalam melihat fenomena ini. Teori ini dalam memaknai pesan bahaya merokok pada
merupakan bagian dari bidang psikologi yang kemasan rokok. Selanjutnya perilaku inilah
hasilnya berasal dari observasi yang dibangun yang mendasari perokok pada akhirnya akan
dari beberapa teori tertentu dan kritik yang
114
Sherly Hindra Negoro, Pembentukan Sikap Oleh Perokok Remaja Melalui Peringatan Bahaya Merokok
115
JURNAL INTERAKSI, Vol 5 No. 2, Juli 2016 : 112-122
Ditinjau dari konsumsi rata-rata batang Dari gambar tersebut, terlihat jelas
rokok per hari yang dihisap sebelum adanya bahwa ada perbedaan konsumsi merokok
gambar seram pada kemasan rokok adalah 6- sebelum dan sesudah terdapat gambar seram
10 batang sebesar 44%. Lebih dari 10 batang pada kemasan rokok. Jumlah rata-rata batang
per hari sebesar 5%. Sedangkan, <5 batang rokok per hari yang dikonsumsi berkurang.
sebesar 18,5%. Dari hasil tersebut dapat Rata-rata >10 batang berkurang dan rata-rata
disimpulkan bahwa rata-rata batang rokok konsumsi 5-6 batang dan <5 batang
yang dihisap didominasi oleh perokok yang meningkat. Artinya bahwa adanya gambar
menghisap 6-10 batang per hari. Sedangkan, seram pada kemasan rokok mampu
ditinjau dari konsumsi rata-rata batang rokok menurunkan konsumsi rokok rata-rata per
per hari yang dihisap setelah adanya gambar hari.
seram pada kemasan rokok adalah 6-10 Diketahui bahwa dari 200 responden,
batang sebesar 41%. Lebih dari 10 batang per sebesar 51,5% yang mendorong aktivitas
hari sebesar 31%. Sedangkan, <5 batang merokok adalah ajakan teman. Sebesar 28,5%
sebesar 28%. Beradasarkan hasil tersebut, yang mendorong aktivitas merokok adalah
maka diagramnya dapat digambarkan sebagai rasa penasaran dan akhirnya mencoba untuk
berikut: merokok. 15% yang mendorong aktivitas
Gambar 3 merokok adalah faktor anggota keluarga ada
Perbandingan Rata-rata konsumsi sebelum yang merokok. 1,5% yang mendorong
dan sesudah ada gambar seram aktivitas merokok adalah melihat adegan
televisi atau film. Sedangkan, sebesar 3,5%
menyatakan ada faktor pendorong lain
aktivitas merokok, yaitu memiliki uang lebih,
hobi pengganti, mencari perhatian, dan teman
hidup. Dapat disimpulkan bahwa yang
menjadi faktor dominan remaja untuk
merokok adalah ajakan teman. Berdasarkan
hasil tersebut, maka diagramnya dapat
ditunjukkan sebagai berikut:
Gambar 4
Faktor pendorong aktivitas merokok
116
Sherly Hindra Negoro, Pembentukan Sikap Oleh Perokok Remaja Melalui Peringatan Bahaya Merokok
117
JURNAL INTERAKSI, Vol 5 No. 2, Juli 2016 : 112-122
Tabel 3
Hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku
Variabel Levene’s sig
test
Jenis kelamin vs sadar bahaya merokok 0,407 0,099
Jenis kelamin vs sadar hidup sehat 0,084 0,139
Jenis kelamin vs menghindari melihat kemasan 0,289 0,214
Jenis kelamin vs berpikir berhenti merokok 0,173 0,000
Jenis kelamin vs mengurangi aktivitas merokok 0,351 0,000
Jenis kelamin vs merokok berjauhan dengan bayi 0,083 0,485
atau anak kecil
Jenis kelamin vs merokok berjauhan dengan ibu 0,027 0,951
hamil
Sumber: Olahan SPSS
Responden dengan jenis kelamin yang perilaku. Namun, hubungan kedua variabel
berbeda dalam penelitian ini secara signifikan tersebut lemah, yaitu masing-masing berkisar
menjadikan berpikir untuk berhenti merokok 0,062 dan 0,061 (hasil perhitungan eta
dan mengurangi aktivitas merokok sebagai squared).
pertimbangan mereka untuk mengubah
Tabel 4
Hubungan antara Rata-rata setelah gambar seram dengan perilaku
Variabel Brown Forsythe Anova
Rata setelah gambar seram vs sadar bahaya merokok 0,007 0,006
Rata setelah gambar seram vs sadar hidup sehat 0,003 0,003
Rata setelah gambar seram vs menghindari melihat 0,004 0,004
kemasan
Rata setelah gambar seram vs berpikir berhenti 0,000 0,000
merokok
Rata setelah gambar seram vs mengurangi aktivitas 0,000 0,000
merokok
Rata setelah gambar seram vs merokok berjauhan 0,720 0,715
dengan bayi atau anak kecil
Rata setelah gambar seram vs merokok berjauhan 0,404 0,403
dengan ibu hamil
Sumber: Olahan SPSS
118
Sherly Hindra Negoro, Pembentukan Sikap Oleh Perokok Remaja Melalui Peringatan Bahaya Merokok
menengah (0,06), menghindari untuk melihat memiliki efek yang besar (0,10), dan
kemasan rokok memiliki efek menengah mengurangi aktivitas merokok memiliki efek
(0,05), berpikir untuk berhenti merokok yang besar (0,12).
Tabel 5
Hubungan antara usia dengan perilaku
Variabel Brown Forsythe Anova
Usia vs sadar bahaya merokok 0,207 0,097
Usia vs sadar hidup sehat 0,442 0,029
Usia vs menghindari melihat kemasan 0,885 0,669
Usia vs berpikir berhenti merokok 0,190 0,011
Usia vs mengurangi aktivitas merokok 0,042 0,000
Usia vs merokok berjauhan dengan bayi 0,744 0,553
atau anak kecil
Usia vs merokok berjauhan dengan ibu 0,762 0,591
hamil
Sumber: Olahan SPSS
119
JURNAL INTERAKSI, Vol 5 No. 2, Juli 2016 : 112-122
yaitu sebesar 67%, diikuti kinerja, sosial, Seperti yang diungkapkan oleh Fishbein
waktu, psikologi, dan finansial. Dari hasil (1980) yang mengatakan bahwa kepercayaan
tersebut, dapat dilihat bahwa sebenarnya seseorang mengenai perilaku tertentu
perokok memiliki kesadaran mengenai merupakan kunci di dalam menentukan
keamanan mengkonsumsi produk bagi diri perilaku (Miller, 2011:182).
sendiri dan lingkungan yang ada di sekitarnya. Dengan adanya perubahan peringatan
Penelitan ini juga melihat data bahaya merokok, terutama mencantumkan
demografi (frekuensi merokok setelah gambar seram, menggugah perokok untuk
terdapat gambar seram, jenis kelamin, dan semakin sadar akan bahaya merokok dan
usia) sebagai pembentuk perilaku. menghindari untuk merokok yang berdekatan
Berdasarkan uji beda dan anova antara ketiga dengan bayi atau anak kecil dan ibu hamil.
data demografi sebagai pembentuk perilaku, Teori disonansi kognitif yang
ternyata responden berada pada tahap dikemukakan oleh Festinger mengungkapkan
mengurangi aktivitas merokok pada indikator bahwa kognisi merupakan cara untuk
perilaku. memahami kepercayaan, penilaian, dan
Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan pemikiran mengenai sebuah pesan (West and
bahwa pesan tersebut dapat menggerakkan Turner, 2007:131). Pesan bahaya merokok
perubahan perilaku secara bertahap. Seperti berupa gambar seram ini dalam kognisi
yang diungkapkan oleh Thomas (2006) yang perokok akan menimbulkan konsistensi pesan
memaparkan bahwa terdapat lima tahapan yang semula dimiliki dengan pesan baru yang
yang melandasi seseorang melakukan suatu masuk.
perubahan. Tahapan tersebut meliputi, Pesan yang tidak sesuai dengan
precontemplation, contemplation, keyakinan perokok dapat membuat perasaan
decision/determination, Action, Maintenance yang tidak nyaman. Akan tetapi, seseorang
(Thomas, Richard K, 2006: 66). Berdasarkan memiliki pandangan yang berbeda mengenai
temuan di lapangan, ditinjau dari sudut pesan yang masuk yang kemudian diolah pada
perubahan perilaku, perubahan yang ranah kognisinya. Pesan yang masuk tersebut
dilakukan oleh perokok lakukan masih ada akan menimbulkan inkonsistensi atau
pada tahap action walaupun intensitas ketidaksesuaian dengan keyakinan yang
merokoknya sudah mulai berkurang. Artinya sebelumnya dimiliki. Tekanan psikologis
masih dibutuhkan cara lain dan usaha secara yang dilakukan secara terus menerus akan
terus-menerus untuk mengurangi jumlah mendorong seseorang merubah perilaku atau
perokok. sikapnya sesuai dengan kondisi yang dirasa
Pengetahuan dan persepsi resiko pada cukup nyaman.
penelitian ini, menentukan perilaku seseorang. Kim Witte dan Mike Allen (2000)
Perubahan perilaku ke arah yang lebih baik menyatakan bahwa dengan menggunakan
atau diharapkan pemerintah tidak serta merta simbol ketakutan yang kuat yang berupa
mengubah perilaku secara drastis, akan pesan tertentu merupakan bentuk cara yang
dilakukan secara bertahap. Yang paling digunakan supaya perubahan perilaku yang
terlihat adalah dengan adanya menurunnya diharapkan menjadi efektif (Larson, 1986:
intensitas merokok yang dilakukan oleh 103). Cara ini nampaknya menjadi suatu cara
perokok. Selain itu, faktor lainnya dapat untuk mengubah kebiasaan merokok para
dilihat pada pembentuk perilaku lainnya. perokok di Indonesia. Tidak hanya di
120
Sherly Hindra Negoro, Pembentukan Sikap Oleh Perokok Remaja Melalui Peringatan Bahaya Merokok
Indonesia, namun seluruh dunia peduli dengan perubahan perilaku, terlihat bahwa perokok
fenomena ini. Dalam penelitian inipun muncul berada pada tahapan action.
berdasarkan evaluasi yang dilakukan dengan Berdasarkan penggunaan teori
melihat sikap perokok di dalam melihat pesan disonansi kognitif pada penelitian ini,
yang berupa gambar seram pada kemasan diperoleh bahwa teori disonansi kognitif pada
rokok. penggunaan teori untuk penelitian ini,
Hasil penelitian menyebutkan bahwa memunculkan ambiguitas adanya disonansi.
sikap memiliki skor rata-rata 4,9. Yang Sehingga solusi dari disonansi ini
menarik bahwa penggunaan gambar seram memunculkan hasil yang kurang begitu jelas.
pada kemasan rokok ternyata tidak cukup Teori disonansi kognitif tidak cukup kuat
membuat perokok memiliki perasaan yang menjelaskan persoalan ini. Oleh sebab itu,
buruk ketika merokok. Adapan dimungkinkan pada penelitian selanjutnya dapat
ada faktor lain yang menyebabkan nilai ini menambahkan teori pendukung untuk dapat
tidak cukup baik. Dimungkinkan, solusi memperkuat hasil penelitian. Selain itu,
selective attention ikut berpengaruh. Misalnya penelitian selanjutnya dapat menggunakan
saja dengan cuek atau tidak peduli dengan metode kualitatif untuk memperkaya dan
gambar seram dan menghindari untuk melihat mendukung hasil penelitian.
kemasan.
Pada akhirnya, dari keseluruhan proses Saran
ini memunculkan suatu evaluasi dari objek, Penelitian ini realistis untuk terus
produk, personal bahkan suka dan tidak suka dilakukan secara berkala, untuk menjadi
yang dikenal dengan sikap. Temuan ini sesuai monitoring kebijakan gambar seram ini dari
dengan teori yang dibangun oleh Festinger waktu ke waktu. Variabel pengetahuan dan
yang mengatakan bahwa Perilaku seseorang variabel persepsi resiko lebih baik diperkaya
memengaruhi sikap (Behaviour -> Attitude) dengan indikator dari pendapat lain sehingga
(Griffin, 2003: 212). Pendapat Festinger ini mampu memperkaya jawaban. Selain itu,
didukung oleh temuan dari hasil penelitian akan lebih baik lagi jika dilakukan penelitian
dengan path coefficient 11,787718. Artinya secara kualitatif sehingga mendapatkan
hipotesa yang dipaparkan terbukti dengan informasi yang sifatnya lebih komprehensif
benar. secara personal perokok untuk memperkaya
informasi lain yang mungkin sangat terbatas
Penutup dilakukan pada penelitian kuantitatif.
Kesimpulan Penggunaan teori lainnya juga dapat
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, terlebih pada teori yang ada pada
telah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat ranah psikologis serta penerapan pada
pengaruh antara pengetahuan atas pesan dan komunikasi secara persuasif.
persepsi terhadap perilaku. Kesadaran akan Dengan adanya penelitian ini
bahaya merokok, menghindari merokok yang diharapkan pemerintah mampu membuat
berdekatan dengan bayi atau anak kecil dan kebijakan dari berbagai aspek sesuai dengan
ibu hamil dikatakan tinggi. Sebaliknya, tujuannya, yaitu mengurangi jumlah perokok
kesadaran untuk hidup sehat, berhenti di Indonesia terutama remaja. Gambar seram
merokok, dan kesadaran mengurangi aktivitas pada kemasan rokok dinilai baik, terbukti
merokok masih dalam kurang. Pada tahapan
121
JURNAL INTERAKSI, Vol 5 No. 2, Juli 2016 : 112-122
dalam penelitian ini bahwa ada penurunan Edition. England: Pearson Education
konsumsi rokok. Limited.
Thomas, Richard K. 2006. Health
DAFTAR RUJUKAN Communication. USA: Springer
Buku Science.
Blythe, Jim. 2001. Essentials of Marketing West, Richard and Turner, Lynn H.
Communication. England: Pearson Introducing Communication Theory.
Education Limited. Analysis and Application. 2007.
Emory dan Cooper. 1999. Metode Penelitian Singapore: McGraw Hill.
Bisnis edisi kelima (diterjemahkan
Widyono, Uka). Jakarta: Erlangga. Jurnal
Ghozali, Imam dan Latan. 2015. Partial Least McCool, Judith,et al. Graphic warning labels
Square: Konsep, Teknik, dan Aplikasi on plain cigarette packs: Will they make
Menggunakan Program SmartPLS 3.0 a difference to adolescents? Journal
Edisi 2 (untuk Penelitian Empiris). Social Science & Medicine 72 (2012)
Semarang: Badan Penerbit Undip. 1269-1273.
Griffin, Em. A first Look at Communication Miller, Caroline L, et al. The Impact
Theory. 2003. Singapore: McGraw Hill Australia’s new graphic cigarette
Higher Education. packet warnings on smokers’ belief and
Khan, A. Matin. 2006. Consumer Behaviour attitudes. Australian Marketing Journal
and Advertising Management. New 19 (2011) 181-188.
Delhi: New Age International.
Larson, Charles U. 1986. Persuasion Website
Reception and Responsibility. ______. 2013. Produsen Rokok Perangi
California: Wadsworth Publishing Aturan Baru di Thailand. Voa Indonesia.
Company. Puput. 2014. Jumlah Perokok Terus
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2008. Meningkat, Indonesia Tertinggi Kedua
Metode Penelitian Survai. Jakarta: di Dunia. Lifestyle Bisnis.
LP3S.
Solomon, Bamossy, et al. 2006. Consumer
Behaviour: A European Perspective 3rd
122