Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL

Efektivitas Pesan Bahaya Merokok Pada Bungkus Rokok Terhadap Perilaku Pekerja

(Studi Di Negeri Waai Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah)

OLEH:

VINA MARIA FADIRUBUN


NPM: 12170201190031

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KRISTEN INDONEISA MALUKU

AMBON

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Masalah

Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain
memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat dan perilaku. Dalam ilmu komunikasi,
ada dikenal dengan komunikasi persuasif, yaitu komunikasi yang bersifat mempengaruhi
sikap atau perilaku. Komunikasi persuasif adalah komunikasi yang dilakukan sebagai ajakan
atau bujukan agar mau bertindak sesuai dengan keinginan komunikator. Tahap-tahap dalam
mencapai keberhasilan, disertai tujuan untuk mengajak komunikan agar bertindak sesuai
dengan isi pesan komunikator.

Setiap perilaku konsumen, akan melakukan empat tindakan: membentuk, menyampaikan,


menerima, dan mengokah pesan yang berlangsung berurutan. Membentuk pesan, artinya
menciptakan sesuatu ide atau gagasan dalam benak kepada seseorang melalui proses kerja
sistem syaraf. Pesan yang telah terbentuk inj kemudian disampaikan kepada orang lain, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Selain membentuk dan mengirim pesan, seseorang
akan menerima pesan yang disampaikan oleh orang lain. Pesan yang diterimanya ini
kemudian akan diolah melalui sistem syaraf dan diinterpretasikan. Setelah itu, pesan itu
dapat menimbulkan tanggapan atau reaksi dari orang tersebut. Apabila ini terjadi, maka
orang tersebut kembali akan menbentuk dan menyampaikan pesan baru, tindakan ini akan
terus-menerus terjadi secara berulang-ulang sehingga tujuan penyampaian pesan dapat
tercapai.

Kebiasaan merokok pada seseorang adalah salah satu perilaku yang dianggap tidak menjaga
kesehatan yang saat ini sudah menjadi gaya hidup dikalangan kaum muda sampai kaum.
Bagaimana cara pemerintah mrngkomunikasikan isi pesan tentang bahaya merokok pada
masyarakat dengan menggunakan media gambar dan tulisan pada bungkus rokok dapat
mempengaruhi perilaku masyarakat untuk atau berhenti merokok. Dengan kata lain upaya
pemerintah terhadap konsumsi rokok oleh mayoritas masyarakat menjadi fenomena
tersendiri yang sulit dihentikan. Perilaku merokok sendiri tidak terlepas dari sejarah. Sejak
4.000 tahun didaerah Amerika Selatan, mengunyah tembakau ke daratan Eropa. Dalam
perkembangannya tembakau semakin berkembang dengan cara tembakau diletakan dalam
sebuah kertas khusus yang dilinting dengan menggunakan tangan dan sangat digemari oleh
pelaut dan tentara, akhirnya rokok pun ditemukan serta berkembang menjadi gaya hidup
atau life style masyarakat dunia.

Di Indonesia, masalah rokok telah menjadi perbincangan banyak orang bahkan muncul pro
dan kontra terhadap keberadaan rokok. Hal utama yang dibahas sudah tentu mengenai
masalah yang disebabkan oleh rokok, baik bagi kesehatan ataupun kualotas hidup
pecandunya. Ironisnya karena perkembangan konsumsi rokok di Indonesia sudah bukan lagi
pada kalangan orang dewasa saja, tetapi sudah merambah kepada anak-anak remaja dan
bahkan anak kecil di Indonesia.

Seiring dengan perkembangannya penyampaian isi pesan kesehatan tentang bahaya


merokok pada bungkus rokok pun selalu mengalami perubahan, evaluasi dilakukan
tergantung dari peraturan pemerintah disetiap negara. Sebagai contoh di Malaysia tidak
terdapat spanduk, iklan, promosi, dan sponsor-sponsor rokok, bahkan dinegri tersebut sudah
sejak lama pemerintah mengeluarkan peraturan agar industri rokok menggunkan gambar
kemasan dari efek negatif yang disebabkan karen merokok, bahkan pemerintah
menyediakan tempat khusus bagi perokok. Selain Malaysia, negara lain seperti Singapura,
Brunei Darussalam, dan Thailand juga memberikan peringatan hampir 100% pada proporsi
gambar kemasan rokok diperjual belikan.

Dalam setiap kemasan rokok sudah jelas tertulis peringatan “Merokok dapat menyebabkan
kanker, serangan jantung, impoten, gangguan kehamilan pada janin”, akan tetapi peringatan
tersebut seakan tidak pernah dihiraukan oleh pecandu rokok. Bahkan sekarang ini ada
peringatan baru yaitu “merokok membunuh mu” tetap tidak dihiraukan juga akan bahaya
mengerikan tersebut oleh para pecandu rokok. Terhitung sejak 24 juni 2014 dalam setiap
kemasan rokok wajib menampilkan gambar peringatan bahaya merokok atau Pictorial
Health Warning (PHW). Hal ini dilakukandengan harapan dapat meningkatkan kesadaran
perokok dan bukan perokok akan bahaya merokok bagi kesehatan.

Melalui gambar (Visualisasi) yang mudah dilihat relevan dan mudah diingat diharapkan
mampu memberikan resiko bahaya ditimbulakn bila tetap nekat memberi rokok dan
mengonsumsinya. Meskipun saat ini luas gambar baru mencapai 40% dari bungkus rokok.
Percantuman gambar peringatan bahaya merokok merupakan tindak lanjut PP No 109
Tahun 2012 dan Implementasi dari Peraturan Mentri Kesehatan (Permenkes) No 28 Tahun
2013 tentang Pencantuman Peringatan Kesehatan dan Informasi Kesehatan pada Kemasan
Produk tembakau.

Peringatan kesehatan berbentuk gambar seram pada bungkus rokok diharapkan dapat
mengubah perilaku merokok seseorang. Gambar dampak merokok pada kemasan rokok
dijadikan stimlus yang tangkap oleh inra penglihtan (mata) saat seorang perokok melihat
gambar tersebut. Selanjutnya stimulus yang berupa gambar penglihatan kesehatan pada
kemasan rokok diinterpretasikan oleh perokok sehingga dapat mengubah perilaku merokok
mampu menurunkan perilaku merokok.

Perilaku merokok yang tidak mengenal usia, gender, dan profesi. Baik tua maupun muda,
baik laki-laki maupun perempuan. Apapun profesinya baik sebagai PNS, pegawai swasta,
petani, nelayan, ukang ojek, guru dan profesi lainnya ataupun memiliki jabatan, perilaku
merokok juga terjadi. Hal demikian juga terdapat dalam kehidupan masyarakat di Negri
waai kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah. Rokok merupakan permasalahan
yang kerap menjadi momok bagi kita semua. Apalagi permasaahan ini dinilai belum cukup
penanganan dari para ahli. Sehingga kalimat pesan bahaya dan gambar seram perlu
pengkajian lebih lanjut. Karena menyangkut kesehatan terutama pada kalangan masyarakat,
maka peneliatan ini sangat penting sehingga perlu cepat dilakukan dan diselesaikan. Perlu
diketahui apakah pesan bahaya dan gambar seram pada bungkus rokok ini sudah efektif atau
belum, dan bisa segera ditindak-lanjuti atau diperhatikan oleh badan kesehatan untuk
mempertimbangkan tindakan selanjutnya mengenai rokok dan perilaku adiktif terutama
pada kalangan perokok. Pada observasi awal dapat diketahui alasan para perokok untuk
merokok seperti coba-coba, ikut-ikutan sekedar ingin merasakan, gaya hidup, agar tidak
bosan, penghilang lelah sehabis bekerja. Rata-rata mereka mulai mengenal rokok ketika
masih duduk dibangku sekolah (SMP-SMA). Alasan umum para pelaku adiktif mengatakan
bahwa terlanjur kecanduan dan sulit untuk menghentikan kebiasaan merokok tersebut.
Sementara itu peringatan tentang bahaya rokok sebagaimana yang tampak pada bungkus
rokok, dari 20 responden yang diambil pada tahap observasi awal bak para perokok aktif,
perokok yang sudah berhenti merokok ataupun yang tidak merokok diketahui bahwa
semuanya mengakui bahwa mereka memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik
tentang bahaya merokok pada kesehatan mereka maupun orang lain yang berada disekitar
mereka. Melihat gambar seram dan tulisan peringatan mereka mengerti makna komunikasi
penyampaian isi pesan tapi ironisnya mereka telah memilii penghasilan sendiri dan lebih
banyak membeli rokok secara bungkus, dengan membeli rokok perbungkus mereka dapat
melihat gambar seram dan tulisan peringatan bahaya merokok pada kesehatan.

Dengan fakta tersebut, maka jelas tejadi kesenjangan antara harapan (dassein) dan
kenyataan yang terjadi (dassollen). Pesan dikatakan efektif jika pesan isi gambar dan tulisan
bahaya merokok tersampaikan dan dapat merubah perilaku untuk mengurangi ataupun
berhenti merokok , dan pesan dikatakan tidak evektif jika pesan tersebut tersampaikan tetapi
diabaikan dan tidak terjadi perubahan perilaku yang signifikan. Untuk menjawab pertanyaan
ini, penulis akan melakukan penelitian mengenai Efektifitas Pesan Bahaya Merokok Pada
Bungkus Rokok Terhadap Perilaku Pekerja ( Studi Negeri Waai Kecamatan Salahutu
Kabupaten Maluku Tengah)

1.2 Perumusan masalah


Berdasarkan uraian sebagaimana dikemukakan pada latar belakang masalah dia maka
dapat dirumuskan masalah sebagai:
 Bagaimana efektivitas pesan bahaya merokok pada bungkus rokok terhadap
perilaku pekerja di Negeri Waai?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui efektivitas pesan bahaya merokok pada bungkus rokok
2. Untuk mengetahui mengapa para perokok cenderung mengabaikan pesan Bahaya
merokok berupa gambar seram dan tulisan bahaya merokok.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori
A. S-O-R (Stimulus Organism Respons)
Teori S-O-R (Stimulus Organism Respons) yang dikemukakan oleh Houland, et.
Al pada tahun 1953. Teori klasik ini lahir karena adanya pengaruh dari ilmu
psikologi dalam ilmu komunikasi. Hal ini bisa terjadi karena psikologi dan
komunikasi memiliki objek kajian yang sama, yaitu jiwa manusia.
Menurut Hosland, et al (1953) dalam McQuail, (2010) mengatakan bahwa
proses perubahan perilaku paa hakekatnya sama dengan proses belajar. Proses
perubahan perilaku tersebut mengambarkan proses belajar pada masyarakat
yang terdiri dari: 1. Stimulus (rangsangan) yang diberikan kepada organisme
dapat diterima atau ditolak berarti stimulus itu tidak efektif. Mempengaruhi
perhatian masyarakat dan berhenti disini. Tetapi bila stimulus diterima oleh
organisme berarti ada perhatian dari masyarkat dan stimulus tersebut efektif. 2.
Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisasi (diterima) maka ia
mengerti stimulus ini dilnjutkan kepada proses berikutnya. 3. Setelah itu
organism mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak
demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap). 4. Akhirnya dengan dukungan
fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulu tersebut mempunyai efek
tindakan dari masyarakat tersebut (perubahan perilaku).

Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima


atau mungkin ditolak. Komukasi akan berlangsung jika perhatian komunikan.
Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang
melanjutkan proses berikutnya. Setelah mengolah dan menerimanya, Maka
terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.

Teori S-O-R dapat dirumuskan sebagai berikut:

Organisme:
Respons:
Stimulus Pesan Pengetahuan
Perubahan sikap
Pemahaman
Perilaku
B. Pengertian Efektivitas
Menurut Rivianto (2014) pengertian efektivitas ialah seberapa baik
pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana orang menghasilakan keluaran
sesusai dengan yang diharapkan. Artinya, apabila suatu perkerjaan dapat
diselesaikan sesuai dengan perencanaan, baik dalam waktu, biaya, maupun
mulutnya maka dapat dikatakan efektiv.
Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target
(Kualitas, Kuantitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin bear
persentase target yang dicapa, maka tinggi efektifitasnya (Suemirat
soleh,2004)
Efektivitas merupakan kata sifat yang berasal dari kata efektiv yang
mengandung arti berhasil atau tepat guna, efektiv merupakan kata dasar,
semetara umum menunjukan sampai seberapa jauh tercapainya tujuan yang
terlebih dahulu ditentukan. Menurut Ruslan dalam bukunya Manajemen
Public Relation dan Media Komunikasi. (2005). Efektif berarti berhasil
mencapai tujuan seraya untuk memuaskan pihak terkait.

C. Efektivitas Komunikasi
Efektivitas merupakan suatu keadaan yang menunjukan tingkat keberhasilan
atau kegagalan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan. Sedangkan
komunikasi adalah sebagai proses penyampaian pesan oleh komunikator
kepada kepada komunikan melalui media yang menimbulkan aktibat
tertentu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Efektivitas Komunikasi adalah
suatu proses penyampaian pesan yang mampu mencapai tujuan dari isi pesan
tersebut dan memberikan umpan balik (feed back) atau reaksi sehingga
pesanpu berhasil tersampaikan dan menimbulkan sebuah komunikasi yang
efektiv

D. Pesan
Pesan dalam bahasa Prancis ditulis message (baca: mesaz), berasal dari
bahasa latin “missus” artinya mngirim. Kata message digunakan sejak akhir
abad ke XI oleh para penutur atau parisispan komunikasi untk mengatakan
“sesuatu yang kita kirimkan” (ce que I’on transment, baca: Dictionare de
Petit Robert).

Menurut Alo Liliwei (2011) pesan merupakan gagasan, perasaan atau


pemikiran yang akan di-endcode oleh pengirim dan diterima
olehkomunikan. Pesan yang baik seharusnya memiliki inti pesan (tema)
sebagai pengarah dalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah laku
komunikan.

E. Pesan Bahaya Merokok Pada Bungkus Rokok


Upaya dalam penekanan angka perokok di Indonesia dilakukan pemerintah
dengan cara memberi peringatan kesehatan berbentuk gambar dibungkus
rokok berdasarkan dalam Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009
pada pasal 114:”setiap orang yang memproduksi dan memasukan rokokke
wilayah Indonesia wajib mencantumkan peringatan kesehatan”. Hal ini
menunjukan pemenuhan hak masyarakat atas informasi yang efektif dengan
cara mensyaratkan peringatan kesehatan yang bertulisan dengan jelas dan
mudah untuk dibaca dan dapat disertai gambar dan bentuk lainnya.
Peringatan ksehatan berbentuk gambar dibungkus rokok selain bertujuan
memberikan informasi untuk konsumen tentang bhaya merokok juga
merupakan upaya pendidikan kesehatan dianggap efektif dan murah serta
dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan dampak merokok terhadap
dampak kesehatan. Kebijakan peringatan kesehatan bergambar pada
kemasan rokok sangat penting, terutama dinegara dimana masih terdapat
buta huruf atau perokok yang tidak peduli akan peringatan kesehatan.

F. Rokok
Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang apabila digunakan dapat
mengakibatkan bahaya bagi kesehatan. Berdasarkanpada PP No.19 tahun
2003, rokok adalah hasil olahan tembakau yang dibungkus dan merupakan
hasil dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan lainnya, atau
sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa adanya
bahan tambahan. Rokok adalah silinder dari kertas yang panjangnta
berukuran sekitar 70-120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan
diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah.
Rokok dibakar pada slah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar
asapnya dapat dihirup melalui mulut pada ujung lainnya (Aula, 2010:11-12)

G. Bahaya dan Dampak Rokok


Menurut Anandita, 2008 berikut adalah zat kimia yang terdapat dalam
rokok: Zat kimia berbahaya dalam rokok. Asap rokok yang dibakar
mengandung lebih dari 4.000 zat kimia. Ada yang berupa partikel padat,
adapula yang berupa gas. Walaupun 35 kandungannya kecil, banyak yang
berbahaya. Sekitar 200 diantaranya ialah zat beracun dan sekitar 43 bersifat
karsinogenik. Berikut beberapa bahan kimia yang terkandung dalam satu
batang rokok:
a. Amoniak (pembersih lantai)
b. Arsenik (racun tikus)
c. Aseton (peluntur cat kuku)
d. Asam sulfurik (bahan pupuk/peledak)
e. Butana (bahan bakar korek api)
f. Metanol(bahan bakar roket)
g. Naptalen (kapur barus)
h. Toluna (pelarut industri karet)
i. Polonium (unsur radioaktif)
j. DDT (insektisida terlarang)
k. Formalin (bahan pengawet mayat)

H. Perilaku Merokok Bagi Pekerja


Menurut Wismanto dan Sarwo (2007:1) menyatakan merokok adalah
perilaku manusia yang sudah berusia ratusan tahun bahkan ribuan tahun.
Perilaku merokok adalah perilaku yang merugikan bukan hanya pada diri si
perokok namun juga merugikan orang lain yang ada disekitarnya.
Menurut Santrock (2007: 245) merokok (dimana obat aktifnya adalah
nikotin) adalah salah satu sumber utama timbulnya masalahkesehatan
meskipun sebetulnya dapat dicegah.
2.2 Penelitian Sebelumya

N Peneliti/ Nama
o Jurnal/ Tahun Judul Penelitian Resume Hasil Penelitian
Publikasi
1 Rujai/2009 Efektivitas Pesan Kelompok keluarga miskin
Bahaya Rokok mempunyai prevalensi merokok
Pada Bungkus lebih tinggi daripada kelompok
Rokok pendapatan keluarga kaya.
Terhadap Perilaku
Merokok
Masyarakat
Miskin
2 Jilly Bernadette Promosi, secara simultan promosi, distribusi,
Mandey/2013 Distribusi, Harga dan harga berpengaruh signifikan
Pengaruhnya terhadap keputusan pembelian.
Terhadap Secara parsial promosi dan
Keputusan distribusi berpengaruh signifikan
Pembelian Rokok terhadap keputusan pembelian,
Surya Promild harga tidak berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian.
Mengingat pangsa pasar yang ada,
perusahaan sebaiknya meningkatkan
keputusan pembelian dengan
memperhatikan dan menarik minat
konsumen dalam pembelian produk
melalui penerapan harga yang
menarik.
3 Immanuel Van Pengaruh Paparan Asap rokok mengandung tiga
Donn Asap Rokok komponen toksik utama, yaitu
Batubara/2013 Kretek Terhadap karbonmonoksida, nikotin, dan tar
Kualitas yang dapat menyebabkan gangguan
Spermatozoa pada spermatogenesis
Mencit Jantan
(Mus Musculus)
4 Amei Aji/2015 Isolasi Nikotin Limbah puntung rokok yang
Dari Puntung jumlahnya sangat melimpah dan
Rokok Sebagai masih mengandung nikotin dibuang
Insektis begitu saja, hal ini sangat berbahaya
terhadap lingkungan.
5 Elok Nuradita/2013 Pengaruh ada pengaruh Pendidikan Kesehatan
Pendidikan Terhadap Pengetahuan Tentang
Kesehatan Bahaya Rokok Pada Remaja Di
Terhadap SMP Negeri 3 Kendal dengan nilai
Pengetahuan p value = 0,000.
Tentang Bahaya
Rokok
Pada Remaja Di
Smp Negeri 3
Kendal
6 Yoshef Arieka Implementasi Perilaku merokok sudah meluas
Marchel/2019 Kawasan Tanpa pada seluruh kelompok masyarakat
Rokok Sebagai baik secara global maupun nasional,
Pencegahan termasuk pada remaja. Sekolah
Merokok Pada Menengah Pertama (SMP) dan
Remaja Awal sederajat merupakan pendidikan
utama untuk remaja awal, sehingga
perlu mewujudkan kawasan tanpa
rokok di lingkungan sekolah.
7 Diah Penyuluhan Kegiatan pengadian masyarakat di
Prihatiningsih/202 Bahaya Rokok SMP Tawakkal ini bertujuan untuk
Untuk meningkatkan kesadaran siswa
Meningkatkan mengenai dampak buruk rokok bagi
Kesadaran Remaja kesehatan.
Mengenai
Dampak Buruk
Rokok Bagi
Kesehatan Di Smp
Tawwakal
Denpasar
8 Firmanda Zia Hubungan Kurang maksimalnya penerapan
Azmi/2016 Penerapan Kawasan Tanpa Rokok
Kawasan Tanpa menyebabkan masih ditemukannya
Rokok (Ktr) perokok yang merokok
Dengan Perilaku dilingkungan Kawasan Tanpa
Merokok Rokok.
Mahasiswa
Kesehatan
Masyarakat Di
Kota Semarang
9 Lina Analisis Pengaruh tidak ada pengaruh paparan asap
Nurwidayanti/2013 Paparan Asap rokok di
Rokok Di Rumah rumah pada wanita terhadap
Pada kejadian hipertensi, namun pada
Wanita Terhadap penelitian lain telah dibuktikan
Kejadian bahwa merokok pasif adalah
Hipertensi faktor risiko kejadian hipertensi.
10 Rudika Analisis Fungsi Kemasan yang baik adalah kemasan
Harminingtyas/201 Kemasan Produk yang dapat menyesuaikan kemasan
3 Melalui Model dengan fungsinya karena kemasan
View Dan adalah salah satu cara untuk
Pengaruhnya mempromosikan
Terhadap produk, menarik minat konsumen
Keputusan untuk membeli suatu produk. Agar
Pembelian kemasan dapat
Konsumen Pada menjalankan fungsinya dengan baik
Produk Rokok
Kretek Merek Dji
Sam Soe Di Kota
Semarang
11 Abid Pengaruh Kualitas Perusahaan yang memiliki image
Muhtarom/2018 Produk Dan Harga yang baik dimata konsumen
Terhadap umumnya akan lebih menarik calon
Keputusan konsumen karena mereka yakin
Pembelian Rokok bahwa perusahaan tersebut memiliki
Surya (Studi kualitas yang baik dan dapat
Kasus Pada dipercaya. Sebab dimata konsumen,
Konsumen Rokok perusahaan yang terpercaya adalah
Surya Di Unisla) jaminan atas konsistensi kinerja
suatu produk dan penyediaan
manfaat apapun yang dicari
konsumen ketika membeli produk
dari perusahaan tersebut.
12 Isnanto Bidja/2021 Pelaksanaan Dalam hal pelaksanaannya masih
Peraturan Daerah terdapat beberapa kendala, di
tentang Kawasan antaranya dukungan pendanaan
Tanpa Rokok pembuatan fasilitas yang
diperbolehkan untuk merokok dan
dukungan budaya/kultur
masyarakat.
13 Rahmadi/2013 Hubungan Tidak terdapat hubungan yang
Pengetahuan dan bermakna antara pengetahuan
Sikap Terhadap (p=0,155) dengan sikap terhadap
Rokok Dengan rokok pada siswa SMP di Kota
Kebiasaan Padang.
Merokok Siswa
SMP di Kota
Padang.
14 Cecep Eli Pengaruh Edukasi Bahaya rokok merupakan ancaman
Kosasih/2018 Kesehatan Bahaya bagi kehidupan manusia termasuk
Rokok Terhadap anak sekolah dasar. Mereka dapat
Pengetahuan dan terpapar dari lingkungan, terutama
Sikap keluarganya yang merokok.
Siswa Sekolah
Dasar
15 Intan Tri Jati Pengaruh Event sejauh mana pengaruh event dan
Ningrum/2016 Dan Brand Image brand image yang diselenggarakan
Terhadap Minat mempunyai pengaruh terhadap
Beli Produk minat beli produk.
Rokok Sampoerna
A Mild Pada Pt
Hm Sampoerna
Area Marketing
Surabaya
2.3 Kerangka Berpikir

PESAN GAMBAR PEROKOK RESPON:


SERAM & TULISAN PEKERJA DI - PENGETAHUAN
TERDAPAT PADA NEGERI - PEMAHAMAN
BUNGKUS
BAB III ROKOK WAAI - PERILAKU

EFEKTIV : PESAN TERSAMPAIKAN TIDAK EFEKTIV : PESAN


DAN TERJADI PERUBAHAN TERSAMPAIKAN TAPI DIABAIKAN,
PERILAKU TIDAK TERJADI PERUBAHAN
PERILAKU.

Gambar 3.1. Kerangka berpikir

Berdasarkan judul Efektivitas Pesan Bahaya Merokok Pada Bungkus Rokok


terhadap Perilaku Pekerja Di Negeri Waai Kecamatan Nusaniwe, Kabupaten Maluku
Tengah, maka penulis memiliki kerangka berpikir sebagai berikut:

 Komunikator dalam hal pemerintah dengan penggunaan meria bungkus rokok


menyampaikan isi pesan gambar seram dan tulisan peringatan bahaya merokok
 Pesan tersampaikan kepada komunikan perokok di Negeri Waai
 Perokok memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang bahaya rokok dengan
baik
 Efektiv jika berdasarkan pengetahuan dan pemahaman bahwa rokok berbahaya
bagi kesehatan dan memutuskan untuk berhenti merokok
 Tidak efektiv jika berdasarkan pengetahuan dan pemahaman bahwa rokok
berbahaya bagi kesehatan tapi mengabaikan pesan tersebut dan memutuskan
untuk tetap merokok. Maka tiak terjadi perubahan perilaku.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dimana menggambarkan,


meringkas, berbagai kondisi berbagai situasi, atau berbagai jenis fenomena realitas
sosial yang ada dimasyarakat yang menjadi objek penelitian dan berupaya, menarik
realitas itu ke permukaan sebagai suatau ciri, karakter, sifat, model, tanda atau
gambaran tentang kondisi, situasi atau fenomena tertentu (Bungin,2007). Metode ini
merupakan suatu metode dalam meneliti kelompok manusia, atau objek, suatu
kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatau kelas peristiwa (Sugityono, 2005).
Deskriptif kualitatif dapat juga diartikan sebagai pendekatan yang hanya
memberikan gambaran deskriptif tentang variable dari sebuah fenomena yang
diteliti. (Elvinaro Ardianto:2014).

3.2 Lokasi Penelitian

a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Negeri Waai Kecamatan Salahutu, Kabupaten
Maluku Tengah.
b. Waktu Penelitian
Waktu penelitian akan berlangsung selama 3 bulan

3.3. Sumber Data

Adapun yang menjadi informan penelitian

 Para perokok aktif, para perokok yang sudah berhenti merokok dan tidak
perokok
 Kaum pekerja ( mereka yang sudah bekerja)
 Berjenis kelamin laki-laki
 Berdomisili di Negeri Waai Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah
3.4 Teknik Pengumpulan data

Untuk mendapatan data penelitian ini dari penulis menggunakan 3 pendekatan:

a. Obsevasi / pengamatan : Observasi/pengamatan sebagai salah satu teknik


pengumpulan data dalam penelitian kulalitas merupakan cara mendapatkan data
yang bersifat alamiah di lapangan, karena kejadian yang diamati ada dalam latar
yang alamiah melalui observasi/pengamatan berperan serta, penulis dapat
berpartisipasi dalam rutinitas subjek penelitian baik pengamatan yang mereka
lakukan, mendengar apa yang mereka katakan, dan menyatakan orang lainnya
disekitar mereka dalam jangka waktu tertentu (Mulyana 2003).

b. Wawancara : Salah satu teknik penulis pakai dalam penelitian ini adalah untuk
memperoleh data penulis mengunakan teknik wawancara, wawancara ini
merupakan wawancara terstruktur dengan menggunakan daftar pernyataan yang
telah disiapkan sebelumnya (Sulistyo-Basuki, 2006). Penulis mewawancarai
semua informan secara langsung dan mencatatnya secara tertulis. Penelitian
kualitatif wawancara dapat digunakan antara lain dengan memverifikasi,
mengubah dan memperluas informasi yang diperoleh melalui orang lain. Penulis
akan menanyakan apakah efektiv dengan menaruh gambar dan tulisan bahaya
merokok pada bungkus rokok dapat mengubah perilaku merokok pada
mahasiswa perokok.

c. Tinjauan pustaka : Merupakan teknik pengumpulan dta dengan mengadakan


studi penelaan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan
laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan dasar-dasar dan pendapat secara
tertulis yang dilakukan dengan cara mempelajari berbagai literature-literature
yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. (Nasir : 2013)

3.5 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yaituinstrumen yang digunakan untuk mengukur nilai


variable yang diteliti. Dengan demikian jumlah instrumen yang digunakan berupa
pedoman wawancara yang bertujuan mencari informasi terkait dengan pemanfaatan
media massa (Sugiyono. 2012 : 133).
3.6 Analisi Data

Analisis data dapat dipahami sebagai upaya menganalisa atau memeriksa secara teliti
terhadap sesuatu. Dalam konteks penelitian, analisis dapat dimaknai sebagai kegiatan
membahas dan memahami data guna menemukan makna tafsiran dan kesimpulan
tertentu dari keseluruhan data dalam penelitian. Sebelum sampai pada tahap analisa
data, penulis memproses data yang telah dikumpulkan, setelah itu penulis
menganalisa dan mengimpretasikannya.

Pengumpulan data tersebut di proses dengan pengelolaan data dengan jalan


mengelompkannya sesuai dengan bidang pokok bahan masing-masing. Setelah
bahan dikelompokan selanjtnya disusun. Sehingga pembahasan yang akan dikaji
dapat tersusun secara sistematis untuk selanjutnya digunakan dalam proses analisa
data.

Analisis dalam penelitian ini bersifat deskriptif. Analisis deskriptif pada dasarnya
dapat dibedakan menjadi dua cara analisis induktif (sintetik) dan analisis deduktif
(analitik). Penelitian ini bersifat analisis deduktif. Cara berpikir deduktif adalah
menarik kesimpulan dimuali dari pernyataan umum menuju pernyataan khusus
dengan menggunakan penalaran atau rasio (berpikir rasional).
DAFTAR PUSTAKA

1. Aditama. Rokok dan Kesehatan. (Jakarta: UI-PRESS, 1997)


2. Adibin, Yusuf Sainal Metode Penelitian Komunikasi. Bandung CV pustaka setia.
2015
3. Bajari, Atwar Metode Penelitian Komunikasi Prosedur,Trend Dan Etika.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2015
4. Cangara , Hafies. Pengantar Ilmu Komunikasi. (Jakarta: Raja Gafindo Persada.
2009)
5. Cahyana Yan Yan & Bagong Suyanto., Kajian Komunikasi dan Seluk beluknya :
Airlangga University press.1996
6. Deddy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung PT Remaja Rosdakarya,
2003
7. Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. PT Remaja Rosdakarya,
bandung, 2009
8. Komalasari, D. Dan Helmi, A.F Faktor-faktor Penyebab Perilaku Merokok Pada
Remaja, Jurnal Psikologi Universitas Gadjah Mada, no 1, 37-47. ISSN:
082158884.2006
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 109 Tahun 2012 Tentang
Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau
Bagi Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai